Professional Documents
Culture Documents
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
nikmatNya yang telah diberikan kepada kita semua. Dengan
adanya tugas kliping tentang ”HAM” ini.
Kliping tentang HAM ini di ambil dari beberapa sumber pokok
pembahasan, dan disusun oleh Anak Tehknologi Komputer
Jaringan kelas x.
Kami Selaku siswa siswi smk sandikta sangat berterima kasih
kepada bapak atau ibu guru yang telah banyak memberikan ilmu
kepada kami, kami juga berterima kasih kepada teman teman
semua yang telah membantu kelancaran kliping ”HAM” ini,
semoga kliping tentang ”HAM” ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya, dan kami juga sangat mengharapkan atas
partisipasi kepada pembaca agar mau memberikan kritik dan
saran yang bagi yang sudah membaca kliping kami ini, di dalam
ini ter dapat beberapa hal tentang Hak Asasi Manusia, dan bagi
yang sudah membacanya diharapkan tidak melanggar Hak Asasi
Manusia yang telah tercantumkan di dalam kliping ini, kami
menyadari bahwa kemampuan kami sangat kecil, jadi kami
hanya bisa mencari dari beberapa sumber tentang Hak Asasi
Manusia, Kami harap kliping yang kami buat dapat menjadi
ilmu kepada kami atau kepada pembaca yang lainnya.
Semoga kliping ini bisa dipahami oleh pembaca dan mudah
dimengerti dalam hal penulisannya.
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………....1
Daftar isi…………………...……………………………………………………......2
UU. No. 39 tahun 1999 tepatnya pada bagian “Ketentuan Umum” point ………...7
2
Pengertian HAM :
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak
awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
3
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terdiri dari:
Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara
pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik, mengeluarkan
pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak boleh diperbudak,
memilih kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas bergerak, berpindah dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia.
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak
melanggar hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan, berhak atas
pekerjaan.
Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung atau
perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam setiap
jabatan pemerintahan.
9. Hak wanita.
Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi dan
pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan. berhak
mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya
4
terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya.
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara
serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diri dan tidak
dirampas kebebasannya secara melawan hukum.
Masalah hak asasi manusia menurut para sarjana yang melakukan penelitian
pemikiran Barat tentag negara dan hukum, berpendapat bahwa secara berurut
tonggak-tonggak pemikiran dan pengaturan hak assasi manusia mulai dari Magna
Charta (Piagam Agung 1215), yaitu dokumen yang mencatat beberapa hak yang
diberikan raja John dari Inggris kepada bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka.
Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan raja tersebut. Kedua adalah Bill of Right
(Undang-Undang Hak 1689) suatu undang-undang yang diterima oleh parlemen
Inggris, setelah dalam tahun 1688 melakukan rrevolusi tak berdarah (the glorius
revolution) dan berhasil melakukan perlawanan terhadap raja James II. Menyusul
kemudian The American eclaration of Indepencence of 1776, dibarengi dengan
Virginia Declaration of Right of 1776. seterusnya Declaration des droits de I’homme
et du citoyen (pernyataan hak-hak manusai dan warga negara, 1789) naskah yang
dicetuskan pada awal revolusi Perancis sebagai perlawanan terhadap kesewenang-
wenangan raja dengan kekuasaan absolut. Selanjutnya Bill of Right (UU Hak),
disusun oleh rakyat Amerika Serikatr pada tahun 1789, bersamaan waktunya dengan
revolusi Perancis, kemudain naskah tersebut dimasukkan atau doitambahkan sebagai
bagian dari Undang-Undang Dasar Amerika Serikat pada tahun 1791. Beberapa
pemikiran tentang hak asasi manusia pada abad ke 17 dan 18 di atas hanya terbatas
pada hak-hak yang bersifat politis saja, misalnya persamaan hak, kebebasan, hak
memilih dan sebagainya. Sedangkan pada abad ke 20, ruang lingkup hak asasi
manusia diperlebar ke wilayah ekonomi, sosial, dan budaya. Berdasar naskah-naskah
di atas, Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika ke-32) meringkaskan paling
tidak terdapat Empat Kebebasan (The Four Freedoms) yang harus diakui, yakni (1)
freedom of speech (kebebasan untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, (2)
freedom of religion (kebebasan beragama), (3) freedom from want (kebebasan dari
kemiskinan), dan (4) freedom from fear (kebebasan dari rasa takut). Jika dilihat lebih
seksama, semua yang termasuk isi utama dari naskah-naskah politik di atas, yang
berkaitan dengan hak asasi manusia, terdapat dalam al-Qur’an, sedangkan Empat
Kebebsan terdapat dalam Konstitusi Madinah, baik tersirat maupun tersurat. Kendati
demikian, Konstitusi Madinah yang sudah tersurat pada tahun 622 (abad ke-7 M) dan
al-Qur’an sudah selesai dikumpulkan dan ditulis sebagai kitab pada tahun 25 H (tahun
647 M) tetapi ternyata dalam studi tentang hak-hak asasi manusia oleh kebanyakan
para sarjana tidak disinggung sama sekali. Padahal kalau dibandingkan dengan
naskah-naskah di atas, semuanya tertinggal tujuh sampai tiga belas abad di belakang
Konstitusi Madinah dan al-Qur’an.
Secara historis, berbicara tentang konsep HAM menurut Islam dapat dilihat dari isi
Piagam Madinah. Pada alenia awal yang merupakan “Pembukaan” tertulis sebagai
berikut:
Terdapat sedikitnya lima makna pokok kandungan alenia tersebut, yaitu pertama,
penempatan nama Allah SWT pada posisi terata, kedua, perjanjian masyarakat (social
contract) tertulis, ketiga, kemajemukan peserta, keempat, keanggotaan terbuka
(openmembership), dan kelima, persatuan dalam ke-bhineka-an (unity in
diversity).Hak asasi manusia yang terkandung dalam Piagam Madinah dapat
5
diklasifikasi menjadi tiga, yaitu hak untuk hidup, kebebasan, dan hak mencari
kebahagiaan.
2. Kebebasan
Dalam konteks ini, kebebasan dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
Musyawarah merupakan salah satu media yang diatur dalam Islam dalam
menyelesaikan perkara yang sekaligus merupakan bentuk penghargaan terhadap
kebebasan mengeluarkan pendapat.
b. Kebebasan beragama
Kebebasan memeluk agama masing-masing bagi kaum Yahudi dan kaum Muslim
tertera di dalam pasal 25.
Kebebasan ini harus diatasi secara bersama, tolong menolong serta saling berbuat
kebaikan terutama terhadap kaum yang lemah. Di dalam Konstitusi Madinah upaya
untuk hal ini adalah upaya kolektif bukan usaha individual seperti dalam pandanagn
Barat.
Dalam Piagam Madinah, seperti diulas sebelumnya, meletakkan nama Allah SWT
pada posisi paling atas, maka makna kebahagiaan itu bukan hanya semata-mata
karena kecukupan materi akan tetapi juga harus berbarengan dengan ketenangan
batin.
Walaupun tidak sampai pada tingkatan studi kritis dan dengan mencoba melakukan
komparasi secara sederhana antara konsep hak asasi manusia yang tertuang dalam UU
No. 39 tahun 1999 dengan konsep HAM dalam Islam melalui pendekatan
relevansional maka studi ini bermaksud menjawab pertanyaan sejauh mana relevansi
antar kedua konsep tersebut.
Untuk melakukan kajian ini penulis membagi ke dalam beberapa domain, antara lain
Ketuhanan Yang Maha Esa, keadilan, kesejahteraan bersama, Piagam Madinah
dimulai dengan kalimat basmalah. Dalam pasal 22 ditegaskan bahwa orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir tidak akan menolong pelaku kejahatan dan juga
6
tidak akan membelanya. Bilamana terjadi peristiwa ataun perselisihan di antara
pendukung Piagam Madinah yang dikhawatirkaan akan menimbulkan bahaya dan
kerusakan, penyelesaiannya menurut ketentuan Allah, demikian ditetpakan dalam
pasal 42.
UU. No. 39 tahun 1999 tepatnya pada bagian “Ketentuan Umum” point
1 disebutkan bahwa hak asasi manusia merupakan sebuah hak yang melekat pada
manusia dalam eksistensinya sebagai ciptaan Tuhan dan merupakan anugerah-Nya.
Artinya persoalan penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja menempatkan
manusia pada posisi sentral (antropoSentris) akan tetapi terdapat dimensi
transendental yang juga harus diperhatikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep penegakan Ketuhanan Yang
Maha Esa, yang dalam terminologi Islam disebut tauhid tertera baik dalam Piagam
Madinah maupun UU tentang HAM.
2.Keadilan tercantum secara tegas baik di dalam Islam yang tertera dalam al-Qur’an
maupun dalam Piagam Madinah maupun di dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia dan konstitusi mana saja di dunia ini. Bahkan kata keadilan ini
bergema pada setiap ada persekutuan sosial, tidak terkecuali dalam suatu keluarga.
Keadilan, menurut Daniel Webster, adalah kebutuhan manusia yang paling luhur.Pasal
17, 18, dan 19 UU No. 39 tahun 1999 secara umum menetapkan bahwa bahwa setiap
warga negara mempunyai hak untuk memperoleh keadilan. Tentu saja cara
mmeperolehnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melalui mekanisme yang
telah diatur. Semua perkara, kasus, dan sengketa yang terjadi dalam masyarakat harus
diselesaikan melalui jalur hukum.Menurut SM. Amin, hukum adalah kumpulan
peraturan yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan
mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keadilan, keamanan dan
ketertiban terpelihara. Sedangkan dalam konsepsi Islam, berbuat adil merupakan
aktivitas yang dekat dengan takwa.
7
Pasal pasal yang ada di indonesia
Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.
Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam
semangat persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di
dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan
atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh
perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.
Pasal 6
Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia
berada.
Pasal 7
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama
tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap
bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala
hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam itu.
Pasal 8
Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang
kompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh
undang-undang dasar atau hukum.
Pasal 9
Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang.
8
Pasal 10
Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas pengadilan yang adil dan
terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak dan
kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan
kepadanya.
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
1. Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas
setiap negara.
2. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri,
dan berhak kembali ke negerinya.
Pasal 14
1. Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk
melindungi diri dari pengejaran.
2. Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena
kejahatan-kejahatan yang tak berhubungan dengan politik, atau karena
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Pasal 15
Pasal 16
9
1. Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarga-negaraan atau agama, berhak untuk nikah dan untuk membentuk
keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam
masa perkawinan dan pada saat perceraian.
2. Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan
persetujuan penuh oleh kedua mempelai.
3. Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari masyarakat dan
berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan Negara.
Pasal 17
Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk
menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya,
mempraktekkannya, melaksanakan ibadahnya dan mentaatinya, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.
Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam
hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari,
menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan
dengan tidak memandang batas-batas (wilayah).
Pasal 20
1. Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara
damai.
2. Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan.
Pasal 21
Pasal 22
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak
melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama internasional,
dan sesuai dengan organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap Negara, hak-
hak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan untuk martabat dan
pertumbuhan bebas pribadinya.
10
Pasal 23
1. Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan,
berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik, dan berhak atas
perlindungan dari pengangguran.
2. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk
pekerjaan yang sama.
3. Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan
baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang
pantas untuk manusia yang bermartabat, dan jika perlu ditambah dengan
perlindungan sosial lainnya.
4. Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk
melindungi kepentingannya.
Pasal 24
Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam
kerja yang layak dan hari libur berkala, dengan menerima upah.
Pasal 25
1. Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan
kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatannya serta pelayanan sosial yang
diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit,
cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata
pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya.
2. Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa.
Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus
mendapat perlindungan sosial yang sama.
Pasal 26
Pasal 27
1. Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan
kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan manfaatnya.
2. Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas kepentingan-
kepentingan moril dan material yang diperoleh sebagai hasil dari sesuatu
produksi ilmiah, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakannya.
11
Pasal 28
Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat dilaksanakan
sepenuhnya.
Pasal 29
Pasal 30
Tidak satu pun di dalam Pernyataan ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu Negara,
kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa pun atau
melakukan perbuatan yang bertujuan untuk merusak hak-hak dan kebebasan-
kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Pernyataan ini dan manusia yang
ingin hak asasinya diakui juga tidak boleh mengabaikan kewajiban asasi yang timbul
bersamaan dengan hak tersebut.karena kedua hal tersebut selalu beriringan
Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling
fundamental, ialah hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah
lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya
sulit akan ditegakkan.Umumnya para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM
dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta
antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut (raja
yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi
dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawaban di muka umum.
Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi dan mulai bertanggungjawab
kepada hukum. Sejak itu mulai dipraktekkan kalau raja melanggar hukum harus
diadili dan harus mempertanggungjawabkan kebijakasanaannya kepada parlemen.
Jadi, sudah mulai dinyatakan dalam bahwa raja terikat kepada hukum dan
bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang
pada masa itu lebih banyak berada di tangan raja. Dengan demikian, kekuasaan raja
mulai dibatasi sebagai embrio lahirnya monarkhi konstitusional yang berintikan
kekuasaan raja sebagai simbol belaka. Lahirnya , ini kemudian diikuti oleh
perkembangan yang lebih konkret, dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada
12
tahun 1689. Pada masa itu mulai timbul adagium yang intinya adalah bahwa manusia
sama di muka hukum (equality before the law). Adagium ini memperkuat dorongan
timbulnya negara hukum dan demokrasi. Bill of rights melahirkan asas persamaan.
Para pejuang HAM dahulu sudah berketatapan bahwa hak persamaan harus
diwujudkan betapapun beratnya resiko yang dihadapi karena hak kebebasan baru
dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Untuk mewujudkan semua itu, maka
lahirlah teori Roesseau (tentang contract social/perjanjian masyarakat), Motesquieu
dengan Trias Politikanya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna mencegah
tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak dasar
kebebasan dan persamaan yang dicanangkannya.Perkembangan HAM selanjutnya
ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir
dari paham Roesseau dan Montesqueu. Jadi, walaupun di Perancis sendiri belum
dirinci apa HAM itu, tetapi di Amerika Serikat lebih dahulu mencanangkan secara
lebih rinci. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut
ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu.
Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration, dimana hak-hak yang
lebih rinci lagi melahirkan dasar The Rule of Law. Antara lain dinyatakah tidak boleh
ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena, termasuk ditangkap tanpa alasan
yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah.
Dinyatakan pula presumption of innocence, artinya orang-orang yang ditangkap
kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah sampai ada
keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
Dipertegas juga dengan freedom of expression (bebas mengelaurkan pendapat),
freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama yang dikehendaki), the right
of property (perlindungan terhadap hak milik) dan hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam
French Declaration sudah tercakup semua hak, meliputi hak-hak yang menjamin
tumbuhnya demokrasi maupun negara hukum yang asas-asasnya sudah dicanangkan
sebelumnya.Semua hak-hak ini setelah Perang Dunia II (sesudah Hitler memusnahkan
berjuta-juta manusia) dijadikan dasar pemikiran untuk melahirkan rumusan HAM
yang bersifat universal, yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of
Human Rights yang diciptakan oleh PBB pada tahun 1948.
1. Universal
2. Saling terkait
3. Tidak terpisahkan
4. Kesetaraan dan non-diskriminasi
5. Hak Serta Kewajiban Negara
6. Tidak dapat diambil oleh siapapun
7. Hak Untuk Hidup: hak untuk hidup dan meningkatkan taraf hidup, hidup
tentram, aman dan damai dan lingkungan hidup
8. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan: Hak untuk membentuk suatu
keluarga melalui perkawinan yang sah
9. Hak Mengembangkan kebutuhan dasar: hak untuk pemenuhan diri, hak
pengembangan pribadi, hak atas manfaat iptek, dan hak atas komunikasi
10. Hak memperoleh keadilan: hak perlindungan hukum, hak keadilan dalam
proses hukum, dan hak atas hukum yang adil
11. Hak atas kebebasan dari perbudakan: hak untuk bebas dari perbudakan
pribadi, hak atas keutuhan pribadi, kebebasan memeluk agama dan keyakinan
politik, kebebasan untuk berserikat dan berkumpul, kebebasan untuk
menyampaikan pendapat, kebebasan untuk menyampaikan pendapat, dan
status kewarganegaraan
12. Hak atas rasa aman: hak mencari suaka dan perlindungan diri pribadi
13. Hak atas kesejahteraan: hak milik, hak atas pekerjaan, hak untuk bertempat
tinggal layak, jaminan sosial, dan perlindungan bagi kelompok rentan
13
14. Turut serta dalam pemerintahan: hak pilih dalam pemilihan umum dan hak
untuk berpendapat
15. Hak perempuan: hak pengembangan pribadi dan persamaan dalam hukum dan
hak perlindungan reproduksi
16. Hak anak: hak hidup untuk anak, status warga negara, hak anak yang rentan,
hak pengembangan pribadi dan perlindungan hukum, dan hak jaminan sosial
anak.
a. Pembunuhan;
b. Pemusnahan;
c. Perbudakan;
d. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
e. Perampasan kemerdekaan atau perampasankebebasanfisiklainsecarasewenang-
wenang yang melanggar(asas-asas) ketentuan pokok hokum internasional;
f. Penyiksaan;
g. Perkosaan,perbudakanseksual,pelacuransecarapaksa,pemaksaankehamilan,
1. Militer (TNI)
2. Pemerintah.
3. Pengusaha.
4. Masyarakat (termasuk pemberontak )
5. Majikan
14
Sebab – sebab terjadinya Pelanggaran Hak Asasi manusia
15