You are on page 1of 126

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISWA KELAS VIII SMP BHAKTI PRAJA GEBOG KUDUS TAHUN PELAJARAN

2006/2007 PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Nama NIM Prodi Jurusan : : : : Rumijati 4101906147 Pendidikan Matematika Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

PENGESAHAN SKRIPSI
Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa Kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal Panitia Ujian Ketua, Sekretaris, : Senin : 13 Agustus 2007

Drs Kasmadi Imam S, M.S NIP. 130781011 Pembimbing Utama,

Drs Supriyono, M.Si NIP. 130815345 Ketua Penguji,

Drs Zaenuri M, SE, M.Si, Akt NIP. 131785185 Pembimbing Pendamping,

Dra Emi Pujiastuti, M.Pd NIP. 131862201 Anggota Penguji,

Drs Kartono, M.Si NIP. 130815346

Drs Zaenuri M, SE, M.Si, Akt NIP. 131785185 Anggota Penguji

Drs Kartono, M.Si NIP. 130815346

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Semarang, Agustus 2007

Nama : Rumijati NIM : 4101906147

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Jika Allah menghendaki sesuatu, maka tak kan ada sesuatupun yang akan tertunda Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan Dibalik satu kejadian pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya Pengalaman adalah guru yang paling baik

Karya ini kupersembahkan untuk : Suami tercinta yang selalu memberiku semangat dan motivasi. Orang tuaku yang telah memberikan curahan kasih sayang, doa, serta

dukungannya selama ini. Kakak, adik, dan keponakan-keponakanku yang senantiasa memberi semangat di setiap langkahku. Dosen-dosenku yang telah membimbing dan mendidikku selama ini. Teman-teman seperjuangan Pendidikan

Matematika S-1 2006 yang selalu kompak dalam suasana suka dan duka. Keluarga besar SMP Bhakti Praja Gebog yang selalu membuatku tersenyum.

iv

ABSTRAK Model pembelajaran sangat mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada suatu materi pokok tertentu. Di SMP Bhakti Praja Gebog Kudus masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami matematika, sehingga nilai rata-rata ulangan harian masih dibawah 6,00, termasuk dalam menyelesaikan soal cerita pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Adapun data tentang nilai rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel untuk tahun 2003, 2004, dan 2005 berturut-turut adalah 5,26 ; 5,54 ; dan 5,65. Di samping itu materi pokok yang berhubungan dengan masalah sehari-hari ini terasa sulit dipahami oleh siswa, untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita yang salah satunya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dapat ditingkatkan melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan, dan evaluasirefleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi : hasil belajar siswa yang diambil dari pemberian soal tes pada akhir siklus, kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diambil dari lembar observasi, dan data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diambil dari setiap akhir pertemuan. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa telah tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan hariannya minimal 6,00 serta minimal 75% siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.. Hasil penelitian siklus 1 menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa 5,81 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 51,9%, persentase aktivitas siswa 70%, persentase kemampuan guru 85,95%, serta tanggapan siswa secara umum merasa senang. Hasil penelitian siklus 2 diperoleh rata-rata hasil belajar 7,65 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 77,8%, persentase aktivitas siswa 78,9%, persentase kemampuan guru 90,6%, serta tanggapan siswa secara umum merasa senang. Dari penelitian ini diperoleh simpulan bahwa melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII A SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Saran yang dapat diajukan adalah model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Siswa Kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Penyusunan Skripsi ini dapat terwujud karena adanya bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Kasmadi Imam S., M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang. 4. Dra. Nurkaromah Dwidayati, M.Si, Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Zaenuri Mastur, SE, M.Si, Akt, Pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs Kartono, M.Si, Pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Segenap sivitas akademika di Jurusan Matematika FMIPA Unnes.

vi

8. Kartono R., BA, Kepala Sekolah SMP Bhakti Praja Gebog yang telah memberikan ijin penelitian. 9. Hadi Saptana, guru matematika yang telah memberikan bantuan dalam penelitian. 10. Seluruh anggota keluarga atas curahan kasih sayang, dukungan dan doanya. 11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika S-1 Trans 2006 atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. 12. Keluarga besar SMP Bhakti Praja Gebog yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 13. Dan orang-orang yang telah memberikan inspirasi baik disengaja maupun tidak, serta pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik langsung maupun tidak langsung, materiil maupun spirituil hingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar. Penulis menyadari apa yang telah disusun dan disampaikan masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima segala kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan kami semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberi sumbangan informasi bagi para pembaca.

Semarang,

Agustus 2007

Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... HALAMAN PERNYATAAN.................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. ABSTRAK ................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1 B. Permasalahan ..........................................................................................4 C. Tujuan Penelitian......................................................................................5 D. Manfaat Penelitian....................................................................................5 E. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................................6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pembelajaran Aktif-Efektif.......................................................................8 B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah....................................................9 C. Materi Pembelajaran...............................................................................14 D. Kerangka Berpikir...................................................................................29 E. Hipotesis Tindakan..................................................................................30 i ii iii iv v vi vii viii

viii

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ....................................................................................31 B. Subjek Penelitian.....................................................................................31 C. Prosedur Penelitian..................................................................................31 D. Rincian Prosedur Penelitian ...................................................................31 E. Jenis dan Metode Pengumpulan Data.....................................................45 F. Indikator Kinerja.....................................................................................46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus 1..............................................48 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus 2..............................................58 BAB V PENUTUP A. Simpulan..................................................................................................70 B. Saran...................................................................... .................................70 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................71 LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................72

ix

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas VIII A..............................................................72 Lampiran 2 Daftar Kelompok Siklus 1.........................................................................73 Lampiran 3 Daftar Kelompok Siklus 2.........................................................................74 Lampiran 4 Lembar Pengamatan untuk guru ...............................................................75 Lampiran 5 Lembar Observasi untuk Siswa.................................................................76 Lampiran 6 Rencana Pembelajaran Siklus 1.................................................................77 Lampiran 7 L K S 1 1...............................................................................................82 Lampiran 8 Kunci Jawaban L K S 1 1......................................................................83 Lampiran 9 L K S 1 2...............................................................................................84 Lampiran 10 Kunci Jawaban L K S 1 2......................................................................85 Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Evaluasi Akhir Siklus 1.......................................................86 Lampiran 12 Soal Evaluasi Akhir Siklus 1.....................................................................88 Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir Siklus 1............................................89 Lampiran 14 Hasil Observasi Siswa Siklus 1 pertemuan 1.............................................90 Lampiran 15 Hasil Observasi Siswa Siklus 1 pertemuan 2.............................................91 Lampiran 16 Hasil Pengamatan Guru Siklus 1 pertemuan 1...........................................92 Lampiran 17 Hasil Pengamatan Guru Siklus 1 pertemuan 2...........................................93 Lampiran 18 Analisis Hasil Evaluasi Akhir Siklus 1......................................................94 Lampiran 19 Rencana Pembelajaran Siklus 2.................................................................95 Lampiran 20 L K S 2 1.............................................................................................100 Lampiran 21 Kunci Jawaban L K S 2 1....................................................................101 Lampiran 22 L K S 2 2.............................................................................................103

Lampiran 23 Kunci Jawaban L K S 2 2....................................................................104 Lampiran 24 Kisi-kisi Soal Evaluasi Akhir Siklus 2.....................................................105 Lampiran 25 Soal Evaluasi Akhir Siklus 2...................................................................106 Lampiran 26 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir Siklus 2..........................................107 Lampiran 27 Hasil Observasi Siswa Siklus 2 pertemuan 1...........................................108 Lampiran 28 Hasil Observasi Siswa Siklus 2 pertemuan 2...........................................109 Lampiran 29 Hasil Pengamatan Guru Siklus 2 pertemuan 1.........................................110 Lampiran 30 Hasil Pengamatan Guru Siklus 2 pertemuan 2.........................................111 Lampiran 31 Analisis Hasil Evaluasi Akhir Siklus 2....................................................112 Lampiran 32 Dokumentasi Penelitian Siklus 1.............................................................113 Lampiran 33 Dokumentasi Penelitian Siklus 2.............................................................114

xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Bhakti Praja bukanlah pilihan pertama dari lulusan SD/MI di sekitar Gebog, walau merupakan satu-satunya SMP swasta di kecamatan Gebog. Setelah hasil seleksi SMP negeri diumumkan, siswa yang tidak diterima baru mendaftar di SMP Bhakti Praja Gebog. Dengan demikian input SMP Bhakti Praja Gebog adalah saringan atau sisa dari anak-anak terpilih, dengan motivasi orangtua yang kurang mendukung, latar belakang ekonomi orangtua kebanyakan buruh pabrik, sehingga proses belajar mengajar di SMP Bhakti Praja Gebog, terutama pada mata pelajaran matematika yang bagi sebagian siswa adalah pelajaran yang kurang menarik terasa berat. Masalah menonjol yang dihadapi oleh pendidikan matematika adalah pada umumnya hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, hal ini dikarenakan kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika sehingga tidak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa matematika adalah ilmu yang sulit dan tidak menarik. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian khusus dari guru selaku pendidik untuk menemukan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi dan bahan yang diberikan kepada siswa, karena suatu pembelajaran akan efektif jika metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Di samping menguasai metode pembelajarannya seorang guru juga harus menguasai teknik menerangkan, mengajarkan konsep matematika, cara membangkitkan motivasi siswa, cara

menggunakan alat bantu dan teknik mengevaluasi seberapa jauh proses belajar mengajar dalam kelas telah tercapai. Oleh karena itu para pendidik matematika perlu memahami dan mengembangkan berbagai metode, keterampilan dan strategi dalam

mengajarkan matematika. Tujuannya antara lain agar dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa agar mereka belajar dengan antusias. Lebih daripada itu agar siswa merasa benar-benar ikut ambil bagian dan berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-mengajar, mengingat metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru matematika yang kebanyakan didominasi oleh guru itu sendiri. Sistem persamaan linear dua variabel adalah salah satu materi pokok matematika di kelas VIII. Materi pokok yang berkaitan dengan masalah sehari-hari ini terasa sulit dipahami siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog. Indikatornya siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal tentang sistem persamaan linear dua variabel apalagi bila disajikan dalam soal cerita, akibatnya lebih dari 75% siswa belum tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan harian kurang dari 6,00 serta kurang dari 75% siswa yang terlibat aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Adapun data tentang nilai rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel untuk 3 tahun terakhir disajikan pada tabel 1.

Tabel 1 . Nilai rata-rata hasil belajar No 1. 2. 3. Tahun Pelajaran 2003/2004 2004/2005 2005/2006 Nilai rata-rata 5,26 5,54 5,65

Sumber : SMP Bhakti Praja Gebog, 2006 Dari data tersebut jelas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel khususnya dalam sub materi menyelesaikan soal cerita masih tergolong rendah. Adapun penyebabnya antara lain : 1. Siswa : dari segi siswa masih malas belajar, kurangnya motivasi dari orangtua, lemah dalam berhitung, kesadaran belajar rendah. 2. Guru : dari segi guru kurang memberi motivasi, kurang menerapkan pembelajaran aktif-efektif dan minimnya bimbingan guru dalam mengatasi kesulitan siswa. 3. Sarana : dari segi sarana masih minim media pembelajaran matematika, terbatasnya prasarana yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika. 4. PBM : pelaksanaan PBM masih monoton dan membosankan. Untuk itu guru harus mampu menemukan metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasinya adalah model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah dipilih sebagai salah satu alternatif karena model ini merupakan pendekatan pengajaran yang

menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep dasar. Ciri-ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Guru dalam model pembelajaran berbasis masalah, berperan sebagai penyaji masalah, fasilitator, membantu siswa memecahkan masalah dan menjadi salah satu sumber belajar siswa. Selain itu, guru memberikan dukungan, motivasi dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Dalam hal ini guru berperan sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar mereka. Di samping itu, kegiatan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel amatlah strategis, seiring dengan implementasi KBK, sehingga kreativitas guru dapat ditingkatkan, serta ketersediaan berbagai fasilitas yang dimiliki secara terbatas dapat ditingkatkan. B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. Apakah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua

variabel dapat ditingkatkan melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. b. Melatih siswa aktif dalam belajar, berdiskusi dengan kelompok dan menghargai pendapat orang lain. c. Menambah rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dan terlatih dalam pengelolaan kelompok. d. Meningkatkan sikap positif siswa untuk berpikir kritis dan tanggap dalam pemecahan masalah. 2. Bagi Guru a. Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja

Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. b. Memperbaiki kinerja guru dalam pelaksanaan KBK. c. Mendidik siswa untuk lebih berkonsentrasi dalam menerima materi pelajaran d. Lebih terampil dalam menggunakan metode mengajar yang bervariatif. 3. Bagi Sekolah a. Sebagai pertimbangan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas siswa-siswanya. b. Sebagai masukan dalam meningkatkan prestasi siswa dan mutu sekolah. E. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar skripsi ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Adapun sistematika penulisan skripsi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Bagian awal terdiri dari halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. 2. Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan hipotesis tindakan, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.

Bab I berisi pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II berisi landasan teori dan hipotesis tindakan yang merupakan kajian teori untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam hipotesis tindakan yang akan diuji pada penelitian ini. Uraian dimulai dengan pembelajaran aktif-efektif, model pembelajaran berbasis masalah, materi pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan Bab III berisi metode penelitian yang membahas tentang lokasi penelitian, subjek penelitian. prosedur penelitian, rincian prosedur penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, serta indikator kinerja. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang hasil penelitian siklus I dan II serta pembahasannya. Bab V berisi penutup yang berupa simpulan dan saran. 3. Bagian akhir skripsi berupa daftar pustaka yaitu daftar buku-buku sumber yang digunakan dalam penelitian ini dan lampiran-lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Pembelajaran Aktif-Efektif Menyadari pentingnya matematika bagi perkembangan IPTEK dan budaya manusia, para pakar matematika, para ahli pendidikan matematika, para praktisi pendidikan di lapangan dan masyarakat yang peduli akan pendidikan, bahu membahu memikirkan dan merancang perkembangan pendidikan. Rancangan yang telah dihasilkan dari kolaborasi para pakar tersebut antara lain : tersusunnya kurikulum pendidikan matematika, bukubuku referensi/penunjang untuk melaksanakan pendidikan di kelas, desain media pendukung, dan lain sebagainya, yang kesemuanya merupakan perangkat rencana tertulis untuk diterapkan di dalam proses belajar mengajar dengan harapan dapat mengoptimalkan pembelajaran. Namun perlu disadari pula bahwa pembelajaran yang optimal sangat tergantung pada pelaksanaan real atau hidup di dalam proses belajar mengajar sehari-hari di kelas atau sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas. Dalam hal ini peran guru sangatlah vital untuk mensukseskan pengelolaan pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran aktif-efektif tercapai. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran dimana siswa lebih berpartisipasi aktif sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan daripada kegitan guru dalam mengajar. Yang dimaksud keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar adalah keaktifan fisik dan mental yang

berbentuk pemusatan-pemusatan perhatian terhadap apa yang diajarkan oleh guru disertai perenungan dan penerapan dalam bentuk penyelesaian soal. Banyak peneliti berpendapat bahwa pembelajaran aktif merupakan syarat bagi pembelajaran efektif. Oleh karena itu kebanyakan penelitian belakangan ini meneliti tentang pembelajaran efektif untuk matematika berpusat pada pengajaran yang meningkatkan keaktifan siswa. Pada prinsipnya, agar efektif, pembelajaran perlu dilakukan tanpa atau sedikit saja waktu yang digunakan untuk ceramah, sehingga sebagian besar waktu digunakan untuk kegiatan intelektual dan emosional siswa, untuk pemantauan kesiapan siswa dan untuk pemeriksaan pemahaman siswa. Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang memudahkan atau yang dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif, salah satunya adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah. B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah-masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep dasar (Depdiknas, 2004:27) Ciri-ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan (Depdiknas, 2004:21). Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.

10

Pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk (a) membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah, (b) belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan (c) menjadi pebelajar yang mandiri. Pada model pembelajaran berbasis masalah terdapat lima tahap utama dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja sama. Selanjutnya kelima langkah dari model pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 : Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Fase keIndikator Orientasi siswa kepada masalah Aktifitas/Kegiatan Guru

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, 1. memotivasi siswa terlibat pada aktifitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan Mengorganisasikan dan mengorganisasikan tugas belajar 2. siswa untuk belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Guru mendorong siswa untuk Membimbing mengumpulkan informasi yang sesuai, 3. penyelidikan individual melaksanakan eksperimen, untuk maupun kelompok mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya Mengembangkan dan 4. yang sesuai seperti laporan, video, dan menyajikan hasil karya model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk Menganalisis dan melakukan refleksi atau evaluasi 5. mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka dan pemecahan masalah proses-proses yang mereka gunakan. Sumber : Ibrahim dan Nur (Depdiknas, 2004:22)

11

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 1.Tugas-tugas perencanaan Karena hakekat interaktifnya, pembelajaran seperti berbasis halnya masalah

membutuhkan

banyak

perencanaan,

model-model

pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya. a. Penetapan tujuan Pertama kali adalah mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berbasis masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti ketrampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri. b. Merancang situasi masalah Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka siswa suatu keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan

kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum. c. Organisasi sumber daya dan rencana logistik Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan

12

pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas, dapat juga di perpustakaan atau laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. 2. Tugas interaktif a. Orientasi siswa pada masalah Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang menimbulkan misteri dan suatu keinginan untuk memecahkan masalah. b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada model pembelajaran berbasis masalah dibutuhkan pengembangan ketrampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.

13

Pembentukan kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang dipilih langsung oleh guru dengan memperhatikan heterogenitas siswanya, dari siswa yang kurang, siswa yang sedang, dan siswa dengan kemampuan yang tinggi atau bisa juga pembentukan kematangan, kelompok ketrampilan didasarkan siswa, pada tingkat pengalaman, kekompakan

(kohesivitas), intensitas minat dan latar belakang. c. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok 1) Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya. Selain itu diajarkan etika

penyelidikan yang benar. 2) Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide itu merupakan hal penting sekali dalam tahap penyelidikan pembelajaran berbasis masalah. Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.

14

3) Puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan videotape. d. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan. Pada pembelajaran berbasis masalah perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif. Oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan kertas dan pensil (paper and pencils test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. Tugas (asesmen) dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berbasis masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa. Misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Adapun prosedur-prosedur yang telah disebutkan tersebut dinamakan asesmen kinerja, asesmen autentik, dan portofolio. C. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel a. Persamaan adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan sama dengan (=).

15

b.

Persamaan

linear

adalah

persamaan

dimana

pangkat

dari

variabel/peubahnya paling tinggi satu. c. Persamaan linear dua variabel adalah persamaan linear dengan dua

variabel yang berbeda dimana masing-masing pangkatnya paling tinggi satu. Contoh 1 Adit bermaksud membeli buah jeruk dan buah apel. Dia merencanakan membeli sebanyak 10 buah. Berapa banyaknya masing-masing buah apel dan buah jeruk yang mungkin dibeli oleh Adit? Jawab : Lengkapilah tabel berikut yang menunjukkan kemungkinan jawabannya. Jeruk Apel 1 9 2 3 4 5 4 3 8 9

Persamaan yang menggambarkan berapa buah jeruk dan apel masingmasing yang dibeli Adit adalah :
x

10

x mewakili banyaknya jeruk

y mewakili banyaknya apel

banyaknya buah yang dibeli

Jika Adit mengubah banyaknya jeruk yang dibeli, maka banyaknya apel juga berubah. Demikian juga sebaliknya. Banyaknya kedua buah tersebut bervariasi. Oleh karena itu, persamaan tersebut memuat dua variabel yaitu

16

x dan y . Hal ini menunjukkan jika nilai x berubah maka nilai y juga

berubah dan sebaliknya. Bentuk persamaan x + y = 10 dinamakan persamaan linear dua variabel. Disebut linear karena variabel-variabelnya berpangkat paling tinggi satu dan grafik himpunan penyelesaiannya pada himpunan bilangan real berupa garis lurus. Disebut dua variabel karena persamaan tersebut mengandung dua variabel, yaitu x dan y . Dari persamaan linear dua variabel x + y = 10, variabel x dapat dinyatakan dalam variabel

y , yaitu x = 10 y , dan variabel y pun dapat y = 10


x . Atau bisa juga

dinyatakan dalam variabel x , yaitu

dinyatakan dalam bentuk x + y 10 = 0. Perlu ditekankan di sini bahwa variabel tidak harus x dan y . Beberapa contoh persamaan linear dua variabel antara lain : a. 5m + 7n = 35 b. p = 3q 6 c. 2a 5b = 10 2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sistem persamaan linear adalah dua persamaan atau lebih yang variabel-variabelnya sama. Penyelesaian sistem persamaan linear adalah pasangan berurutan bilangan yang memenuhi semua persamaan dalam sistem tersebut. Penyelesaian sistem persamaan linear disebut juga dengan akar-akar sistem persamaan linear. Perhatikan dua persamaan linear dua variabel berikut ini.

17

x + y =5

dan

2 x y = 4 dengan x , y R. Usaha untuk mencari dan

pengganti-pengganti x

yang memenuhi kedua persamaan itu

dinamakan mencari penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel. Contoh 2 Nyatakan apakah pasangan berurutan (3,2) adalah penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan 2 x y = 4. Jawab : Pasangan berurutan (3,2) artinya x = 3 dan disubstitusikan ke kedua persamaan tersebut.
x + y = 5 3 + 2 = 5 (benar)

y = 2, kedua angka ini

dan 2 x y = 4 2(3) 2 = 6 2 = 4 (benar) Ternyata (3,2) memenuhi kedua persamaan tersebut, maka (3,2) adalah penyelesaian sistem persamaan linear tersebut. Artinya penyelesaian untuk sistem persamaan linear di atas adalah x = 3 dan y = 2. Kedua nilai untuk x dan

y tersebut harus disubstitusikan bersama-sama sehingga

memenuhi kedua persamaan tersebut. Pada sistem persamaan linear 2 x + 3 y = 8 dan 4 x 5 y = 6,


x dan

y disebut variabel, angka di depan

x yaitu 2 dan 4 disebut

koefisien x , dan angka di depan y yaitu 3 dan 5 disebut koefisien y , sedangkan 8 dan 6 disebut konstanta.

18

Dalam mencari himpunan penyelesaian suatu sistem persamaan linear ada 4 metode yang dapat dilakukan (dalam hal ini yang dibicarakan adalah sistem persamaan linear dua variabel) yaitu : a. Metode Grafik, b. Metode Eliminasi, c. Metode Substitusi, atau d. Metode campuran ( Eliminasi dan Substitusi) Penjelasan : a. Metode Grafik Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

menggunakan metode grafik dapat dilaksanakan sebagai berikut. 1) Gambarlah grafik dari masing-masing kedua persamaan pada satu bidang koordinat Cartesius. 2) Tentukan titik potong kedua grafik tersebut (jika ada). 3) Titik potong kedua grafik inilah yang merupakan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel tersebut. Contoh 3 Tentukan himpunan penyelesaian dari
x + y = 5 dan 2 x y = 4 dimana x , y R dengan metode

grafik. Jawab : 1) Menggambar grafik (i) x + y = 5 dan (ii) 2 x y = 4 pada bidang koordinat. Oleh karena x dan y adalah variabel

19

pada himpunan bilangan real, maka grafik persamaan (i) dan (ii) merupakan garis lurus. dalam menggambar grafik pada bidang koordinat ada beberapa cara. Cara yang dipakai disini adalah dengan mencari titik potong dengan kedua sumbu. (i) x + y = 5
x

0 5 (0,5)

5 0 (5,0)

y
Koordinat titik potong

(ii) 2 x y = 4

0 4 (0, 4)

2 0 (2,0)

y
Koordinat titik potong

Dengan bantuan tabel yang sudah dibuat, digambar garis lurus yang melalui titik (0,5) dan (5,0) untuk persamaan (i) dan garis lurus yang melalui (0, 4) dan (2,0) untuk persamaan (ii) pada satu bidang koordinat seperti berikut ini. (satu petak mewakili satu satuan).

20

Y 5 2x y = 4 (3,2) 2

5
x + y =5

2) Menentukan koordinat titik potong antara garis (i) dan garis (ii). Dari gambar di atas terlihat koordinat titik potongnya yaitu titik (3,2). 3) Himpunan penyelesaian dari x + y = 5 dan 2 x y = 4 adalah {(3,2)}. Kelemahan dari metode grafik adalah apabila titik potong kedua garisnya bukan bilangan bulat, sehingga akan kesulitan menentukan titik potongnya atau mungkin berpotongan tapi tidak terjangkau dalam bidang koordinat, maka metode grafik ini jarang digunakan.

21

b. Metode Eliminasi Eliminasi atau eliminer artinya menghilangkan, dengan cara eliminasi pada penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (misal variabelnya
x

dan

y ) dapat dilakukan dengan mengeliminer x y


dan dengan mengeliminer

untuk mendapatkan mendapatkan x .

untuk

Untuk mengeliminer x guna mendapatkan y dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. 1) Samakan terlebih dahulu koefisien x dari kedua persamaan linear dalam sistem persamaan linear dua variabel (bila koefisiennya belum sama), dengan cara dikalikan dengan koefisien pasangan yang akan disamakan. 2) Setelah koefisien x dari kedua persamaan linear itu sama, maka langkah selanjutnya : a) bila tanda koefisien x itu sama, maka kedua persamaan linear tersebut dikurangkan guna mengeliminer x . b) bila tanda koefisien x itu berbeda, maka kedua persamaan linear tersebut dijumlahkan guna mengeliminer x . 3) Hasil pengurangan atau penjumlahan dari langkah 2) di atas akan diperoleh nilai y . 4) Demikian juga untuk memperoleh nilai x yang diperoleh dengan cara mengeliminer y , menggunakan langkah-langkah seperti pada menghilangkan x seperti di atas.

22

Contoh 4 Tentukan himpunan penyelesaian dari x + y = 5 dan 2 x y = 4 dimana x , y R dengan metode eliminasi. Jawab : Langkah 1 : Menghilangkan x Persamaan (i)
x + y = 5

Persamaan (ii) 2 x y = 4 Karena koefisien x belum sama maka harus disamakan dulu dengan cara persamaan (i) dikalikan dengan 2 dan persamaan (ii) dikalikan dengan 1, sehingga menjadi berikut ini. (i) x + y = 5 (ii) 2 x y = 4

2 2 x + 2 y = 10 1 2x y = 4

Langkah 2 : Karena tanda koefisien x sama maka operasinya dikurangkan, sehingga menjadi : (i) x + y = 5 (ii) 2 x y = 4 2 2 x + 2 y = 10 1 2x y = 3 y = 4 6 _

y = 2

23

Menghilangkan y Persamaan (i)


x + y = 5

Persamaan (ii) 2 x y = 4 Karena koefisien

y sudah sama (abaikan tanda) maka tidak perlu y , jadi langsung dioperasikan, dan karena

menyamakan koefisien

tanda dari koefisien y berbeda maka operasinya dijumlahkan. (i)


x + y = 5

(ii) 2 x y = 4 3x
x

=9 =3

Jadi HP dari x + y = 5 dan 2 x y = 4 adalah {(3,2)}. c. Metode Substitusi Substitusi artinya mengganti atau memasukkan ke tempatnya. Jadi menyelesaikan suatu sistem persamaan dengan metode substitusi artinya menyelesaikan suatu persamaan dengan cara mengganti salah satu variabel dari persamaan (i) ke persamaan (ii) atau sebaliknya. Cara ini mudah digunakan jika salah satu dari koefisien x atau adalah 1 (jika variabelnya x dan y ). Contoh 5 Tentukan himpunan penyelesaian dari x + y = 5 dan 2 x y = 4 dimana x , y R dengan metode substitusi.

24

Jawab : Persamaan (i)


x + y = 5

Persamaan (ii) 2 x y = 4 Langkah 1 : Pilihlah salah satu dari dua persamaan yang paling sederhana, artinya dari dua persamaan tersebut dipilih koefisien
x

atau

yang

paling kecil, atau salah satu dari dua persamaan tersebut yang koefisien
x atau y adalah 1 (jika ada).

dari contoh di atas, misalnya diambil persamaan (i) yaitu x + y = 5 karena koefisien x atau y adalah 1. Langkah 2 : Tentukan besarnya x dalam y atau y dalam x . Misalnya yang ditentukan nilai x dalam y , maka (i) x + y = 5
x = y + 5 (iii)

Langkah 3 : Perhatikan persamaan (ii) 2 x y = 4 Gantilah x pada persamaan (ii) dengan y + 5 dari persamaan (i), sehingga menjadi : 2x y = 4

2( y + 5) y = 4 2 y + 10 y = 4

25

3y 3y Langkah 4 : Substitusikan

= 4 10 = 6 = 2

y = 2 ke persamaan (iii) sehingga menjadi

x = y + 5

x = 2

+ 5

x = 3

Langkah 5 : Setelah ditemukan nilai


x

dan

y , baru ditentukan himpunan

penyelesaiannya. Jadi Himpunan Penyelesaiannya adalah {(3,2)}. d. Metode Campuran Metode campuran di sini maksudnya campuran/gabungan antara eliminasi dan substitusi. Penyelesaian suatu sistem persamaan dengan cara campuran/gabungan biasanya dieliminasi terlebih dahulu salah satu variabel yang ada sehingga diperoleh nilai pengganti dari salah satu satu variabel. Nilai pengganti tersebut baru disubstitusikan ke salah satu persamaan (biasanya dipilih persamaan yang koefisiennya kecil atau sederhana) untuk mendapatkan nilai pengganti variabel yang lain. Atau sebaliknya, artinya disubstitusi dulu baru dieliminasi. Contoh 6 Tentukan himpunan penyelesaian dari x + y = 5 dan 2 x y = 4 dimana x , y R dengan metode campuran.

26

Jawab : Langkah 1 : Sebelumnya gunakan cara eliminasi Menghilangkan y (i)


x + y = 5

(ii) 2 x y = 4 3x
x

=9 =3

Langkah 2 : Untuk menentukan pengganti variabel

y , maka nilai

x = 3

disubstitusikan ke salah satu persamaan, misal disubstitusikan ke persamaan (i), sehingga diperoleh :
x + y

= 5 = 5 = 2

3 + y

Langkah 3 : Menentukan HP dari x + y = 5 dan 2 x y = 4

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {(3,2)}. 3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear Untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dapat ditempuh langkah-langkah berikut ini. a. Memisalkan apa yang ditanyakan pada soal.

27

b. Menganalisis soal dan menerjemahkan bahasa soal ke dalam bahasa matematika dengan cara memasukkan variabel-variabel yang telah dimisalkan. c. Menyusun model matematika dalam bentuk sistem persaman linear dua variabel. d. Menyelesaikan sistem persamaan tersebut. e. Dari penyelesaian sistem persamaan ditransfer ke permasalahan yang sebenarnya. Contoh 7 Suatu persegipanjang, kelilingnya 80 cm dan lebarnya 10 cm kurang dari panjangnya. Tentukan panjang dan lebarnya. Jawab : Langkah 1 : Memisalkan yang ditanyakan yaitu panjang = x cm dan lebar = y cm. (catatan : variabel pemisalan tidak harus x dan y ). Langkah 2 : Menerjemahkan kalimat soal menjadi kalimat matematika dengan memasukkan variabel-variabel yang dimisalkan. Kalimat soal Kelilingnya 80 cm Kalimat matematika K = 2 (panjang +lebar) 80 = 2 ( x + y ) Lebarnya 10 cm kurang dari panjangnya

lebar = panjang 10

= x 10

28

Langkah 3 : Sistem persamaannya adalah : Persamaan (i) 2 ( x + y ) = 80 Persamaan (ii) y Langkah 4 : Menyelesaikan sistem persamaan. Persamaan (ii) disubstitusikan ke persamaan (i), maka diperoleh : 2( x + y ) = 80 = x 10

2 [ x + ( x 10)] = 80 2 ( x + x 10) 2 (2 x 10) 4 x 20 4x 4x


x

= 80 = 80 = 80 = 80 + 20 = 100 = 100 : 4 = 25

Untuk x = 25 disubstitusikan ke persamaan (ii), menjadi :

= x 10 = 25 10 = 15

y y

Langkah 5 : Mengembalikan ke kalimat soal. Jadi panjangnya adalah 25 cm dan lebarnya 10 cm.

29

D. Kerangka Berpikir Pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini tidak banyak memberikan hasil yang memuaskan dalam hal peningkatan prestasi belajar, hal ini dikarenakan sebagian besar kegiatan pembelajaran berpusat pada guru dan komunikasi yang terjadi adalah satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Di sini guru hampir mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran sedang siswa hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya, sehingga aktivitas siswa tidak begitu diperhatikan. Kepasifan siswa dalam kegitan pembelajaran cenderung membuat siswa jenuh dan bosan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Istilah model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berbasis masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pengajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam ketrampilan, prosedur pemecahan masalah, dan berpikir kritis. Pada model pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswi. Dalam model pengajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

30

Dengan demikian, melalui model pembelajaran dengan berbasis masalah diharapkan siswa akan lebih termotivasi, giat belajar dan tidak beranggapan soal-soal pada materi pokok sistem persamaan linear dua varibael khususnya soal cerita sulit, dan juga komunikasi siswa yang diperoleh dari kerja kelompok dapat menghapus perbedaan antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai sehingga keengganan untuk saling bertanya dapat berkurang yang pada akhirnya siswa akan selalu ingat apa yang dipelajarinya dan bisa mengerjakan soal dengan baik dan benar, sehingga hasil belajar akan meningkat. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel dapat ditingkatkan melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah.

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMP Bhakti Praja Gebog Kudus yang beralamat di jalan PR Sukun Gebog Kudus 59354. B. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah semua siswa kelas VIII A SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa putra dan 12 siswa putri dengan latar belakang ekonomi orang tua menengah ke bawah serta kemampuan dan kemauan anak untuk belajar yang rendah, serta dua orang guru yaitu seorang guru mata pelajaran matematika di kelas itu (mahasiswa peneliti) dan seorang guru pengamat. C. Prosedur penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Prosedur penelitian tindakan yang ditempuh ini merupakan suatu siklus yang mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi refleksi. D. Rincian prosedur penelitian Siklus 1 1. Perencanaan a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan

31

32

dengan sistem persamaan linear dua variabel sesuai model pembelajaran berbasis masalah ( lampiran 6 ). b. Mengelompokkan siswa sejumlah 27 anak dalam 6 kelompok berdasarkan pilihan guru yang masing-masing kelompok

beranggotakan campuran siswa laki-laki dan perempuan dimana setiap kelompok dipimpin oleh satu ketua kelompok ( lampiran 2 ). c. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran. d. Membuat alat evaluasi 1) Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan materi membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel ( lampiran 7 s.d lampiran 10 ) . 2) Soal evaluasi lengkap dengan kisi-kisi dan pedoman penilaiannya ( lampiran 11 s.d lampiran 13). e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi untuk guru ( lampiran 4 ) . f. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi untuk siswa (lampiran 5 ). g. Meminta siswa membuat tanggapan tentang pelajaran pada hari itu di setiap pertemuan. 2. Pelaksanaan tindakan Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Desember 2006 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pada pertemuan ini, guru menyampaikan materi mengenai membuat model

33

matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, yang diawali dengan penyampaian materi dilanjutkan dengan pemberian LKS yang harus diselesaikan oleh siswa secara berkelompok yang diakhiri dengan pemberian soal-soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman bagi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa 2) Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan b. Kegiatan inti 1) Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian seharihari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab 2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok 3) Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut

34

4) Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari masalah tersebut. 5) Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya 6) Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa 7) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya 8) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat 9) Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari 2) Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi 3) Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

35

Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 Desember 2006 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pada pertemuan ini, guru menyampaikan kelanjutan materi mengenai membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, yang diawali dengan penyampaian materi dilanjutkan dengan pemberian kartu soal yang harus diselesaikan oleh siswa secara berkelompok yang diakhiri dengan pemberian soal-soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman bagi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa 2) Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan b. Kegiatan inti 1) Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian seharihari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab 2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan kartu soal kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok

36

3) Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut 4) Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari masalah tersebut 5) Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya 6) Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing

kelompok diwakili oleh satu orang siswa 7) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya 8) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat 9) Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari 2) Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi 3) Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah

37

3. Observasi Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer, aspek yang diamati antara lain: a. Pengamatan terhadap siswa yang meliputi aspek keaktifan, keberanian menyajikan temuannya, kekompakan kerja kelompok ( lampiran 14 dan lampiran 15 ). b. Pengamatan terhadap guru yang meliputi kemampuan guru dalam mengajukan masalah, memotivasi siswa, mengorganisir siswa, membantu siswa memecahkan masalah (lampiran 16 dan lampiran 17) 4. Evaluasi Refleksi Refleksi pada siklus 1 dilakukan setelah tahap implementasi dan observasi selesai. Refleksi pada siklus 1 meliputi hasil observasi dan hasil tes evaluasi akhir siklus 1 (lampiran 18) yang digunakan untuk menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Refleksi ini dilakukan dengan kerjasama antara guru dan mahasiswa peneliti, yang kemudian hasilnya digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya dalam siklus 2. Berikut ini adalah hasil evaluasi refleksi yang ditinjau dari : a. Siswa Pada siklus 1 ini siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah, sehingga keaktifan siswa dalam berdiskusi dan mengajukan pendapat masih kurang, sedangkan keberanian siswa dalam menyajikan temuannya bernilai rendah karena memang satu

38

kelompok hanya diwakili satu orang saja. Tetapi tanggapan secara umum siswa senang dengan model pembelajaran ini. b. Guru Pada siklus 1 guru belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, akibatnya yang terjadi guru masih kurang mengena dalam menyampaikan motivasi pada saat diskusi berlangsung sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Bimbingan guru dalam berdiskusi kurang merata/maksimal sehingga ada beberapa siswa yang tidak terlibat aktif dalam berdiskusi, bahkan cenderung bermain dan berbicara dengan temannya. Siklus 2 1. Perencanaan a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya sesuai model pembelajaran berbasis masalah ( lampiran 19 ). b. Mengelompokkan siswa sejumlah 27 anak dalam 6 kelompok berdasarkan permintaan siswa yaitu kelompok berdasarkan jenis kelamin yang masing-masing dipimpin oleh satu ketua kelompok ( lampiran 3 ). c. Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran.

39

d. Membuat alat evaluasi 1) Lembar Kerja Siswa (LKS) materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya ( lampiran 20 s.d lampiran 23 ). 2) Soal evaluasi lengkap dengan kisi-kisi dan pedoman penilaiannya (lampiran 24 s.d lampiran 26 ). e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi untuk guru ( lampiran 4 ). f. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi untuk siswa (lampiran 5). g. Meminta siswa membuat tanggapan tentang pelajaran pada hari itu di setiap pertemuan. 2. Pelaksanaan tindakan Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Desember 2006 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pada pertemuan ini, guru menyampaikan materi mengenai menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, yang diawali dengan penyampaian materi dilanjutkan dengan pemberian LKS yang harus diselesaikan oleh siswa secara berkelompok yang diakhiri dengan pemberian soal-soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman bagi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa

40

2) Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang cara-cara menyelesaikan SPLDV (grafik, eliminasi, substitusi, dan campuran) serta cara membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan b. Kegiatan inti 1) Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian seharihari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab 2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok 3) Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut 4) Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari masalah tersebut 5) Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya 6) Guru memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa lebih aktif

41

7) Guru membimbing semua kelompok secara merata/maksimal sehingga semua kesulitan kelompok dalam menyelesaikan soal dapat terbantu 8) Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk

mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa 9) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya 10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat 11) Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari 2) Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi 3) Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Desember 2006 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Pada

42

pertemuan ini, guru menyampaikan materi mengenai menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel, yang diawali dengan penyampaian materi dilanjutkan dengan pemberian LKS yang harus diselesaikan oleh siswa secara berkelompok yang diakhiri dengan pemberian soal-soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman bagi siswa. Semuanya dilaksanakan melalui model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. a. Pendahuluan 1) Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa 2) Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang cara-cara menyelesaikan SPLDV (grafik, eliminasi, substitusi, dan campuran) serta cara membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan b. Kegiatan inti 1) Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian seharihari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab 2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok

43

3) Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut 4) Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari masalah tersebut 5) Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya 6) Guru memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa lebih aktif 7) Guru membimbing semua kelompok secara merata/maksimal sehingga semua kesulitan kelompok dalam menyelesaikan soal dapat terbantu 8) Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa 9) Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya 10) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat 11) Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi c. Penutup 1) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

44

2) Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi 3) Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah 3. Observasi Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer, aspek yang diamati antara lain: a. Pengamatan terhadap siswa yang meliputi aspek keaktifan, keberanian menyajikan temuannya, kekompakan kerja kelompok (lampiran 27 dan lampiran 28). b. Pengamatan terhadap guru yang meliputi kemampuan guru dalam mengajukan masalah, memotivasi siswa, mengorganisir siswa, membantu siswa memecahkan masalah (lampiran 29 dan lampiran 30). 4. Evaluasi Refleksi Refleksi pada siklus 2 dilakukan setelah tahap implementasi dan observasi selesai. Refleksi pada siklus 2 meliputi hasil observasi dan hasil tes evaluasi akhir siklus 2 (lampiran 31) yang digunakan untuk menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditetapkan. Berikut ini adalah hasil evaluasi refleksi yang ditinjau dari : a. Siswa Pada siklus 2 ini siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran berbasis masalah, sehingga keaktifan siswa dalam berdiskusi dan

45

mengajukan pendapat sudah baik, apalagi kelompok ini kelompok berdasar jenis kelamin, walaupun begitu tetap ada kelompok yang masih belum maksimal terutama kelompok lali-laki, sedangkan keberanian siswa dalam menyajikan temuannya masih tetap bernilai rendah karena memang satu kelompok hanya diwakili satu orang saja. Tanggapan secara umum siswa senang dengan model pembelajaran ini. b. Guru Pada siklus 2 guru sudah terbiasa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah, akibatnya guru sudah mengena dalam menyampaikan motivasi pada saat diskusi berlangsung sehingga siswa banyak yang aktif dalam pembelajaran. Bimbingan guru dalam berdiskusi sudah merata/maksimal sehingga beberapa siswa yang

tadinya tidak terlibat aktif dalam berdiskusi bahkan cenderung bermain dan berbicara dengan temannya sudah berkurang, walaupun begitu tetap ada yang masih bergurau sendiri apalagi kelompok ini kelompok berdasar jenis kelamin terutama kelompok laki-laki. Dari hasil observasi terhadap siswa dan dari hasil evaluasi akhir siklus 2 ternyata sudah mencapai indikator yang ditetapkan, jadi penelitian ini cukup sampai siklus 2 saja E. Jenis dan Metode Pengumpulan data 1. Jenis data Data yang akan diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari :

46

a. Data hasil belajar siswa dalam kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. b. Data tentang tanggapan/kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah. c. Data tentang kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran. d. Data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran. 2. Alat Pengumpul Data a. Tes evaluasi. b. Tanggapan/ kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran. c. Lembar Pengamatan (observasi) untuk guru. d. Lembar Pengamatan (observasi) untuk siswa. 3. Metode Pengumpulan Data a. Data tentang hasil belajar siswa diambil dengan cara memberikan tes evaluasi di setiap akhir siklus. b. Data tentang tanggapan (kesan-kesan) siswa terhadap pembelajaran dengan model berbasis masalah yang diambil di setiap akhir pertemuan. c. Data tentang kemampuan guru dalam pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk guru. d. Data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi untuk siswa. F. Indikator Kinerja Sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat jika :

47

Kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII A SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah, ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa telah tuntas belajar dan rata-rata nilai ulangan hariannya minimal 6,00 serta minimal 75% siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus 1 1. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Hasil evaluasi siswa pada akhir siklus 1 diperoleh rata-rata 5,81 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 51,9% sebanyak 14 siswa yang tuntas belajar dan 13 siswa yang tidak tuntas belajar. Pada saat tes akhir semua anak masuk, seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 3. Rata-rata nilai evaluasi akhir dan % ketuntasan belajar siswa. Siklus Siklus 1 Rata-rata 5,81 % ketuntasan Belajar 51,9

b. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1 diperoleh persentase aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 64,4% ( 2 anak tidak masuk) dan pada pertemuan 2 sebesar 75,6% (2 anak tidak masuk), sehingga kalau dirata-rata persentase aktivitas siswa 70%. c. Berdasarkan lembar observasi untuk guru diperoleh kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 84,4% dan pada pertemuan 2 sebesar 87,5%. Hasil dari persentase aktivitas siswa dan kemampuan guru siklus 1 disajikan pada tabel 4 berikut.

48

49

Tabel 4 : Persentase aktivitas siswa dan kemampuan guru siklus 1. No 1. 2. Waktu Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aktivitas siswa 64,4 % 75,6 % Kemampuan guru 84,4 % 87,5 % Keterangan 2 anak absen 2 anak absen

d. Berdasarkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model berbasis masalah pada pertemuan 1 adalah 22 anak merasa senang, 2 anak merasa tidak senang, dan 1 anak merasa biasa-biasa saja ( 2 anak tidak masuk) dan pada pertemuan 2 adalah 20 anak merasa senang, 3 anak merasa tidak senang, serta 2 anak merasa biasa-biasa saja (2 anak tidak masuk), terlihat seperti tabel 5 berikut. Tabel 5. Tanggapan umum siswa terhadap pembelajaran pada siklus 1. No 1. 2. 3. Senang Tidak senang Biasa-biasa saja Tidak hadir Jumlah Perasaan Pertemuan 1 22 anak 2 anak 1 anak 2 anak 27 anak Pertemuan 2 20 anak 3 anak 2 anak 2 anak 27 anak

2. Pembahasan Siklus 1 Siklus 1 merupakan pembelajaran dengan materi membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

50

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus 1 diperoleh bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru termasuk dalam kriteria baik yaitu 84,4% pada pertemuan 1 dan 87,5% pada pertemuan 2. Secara umum beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh guru yaitu guru kurang mengena dalam menyampaikan motivasi, diharapkan pada pertemuan selanjutnya guru lebih mendorong siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Penguatan yang berupa penghargaan atas prestasi siswa dapat memotivasi siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar, hal ini dikarenakan siswa akan lebih termotivasi karena mereka merasa prestasi mereka dihargai, untuk itu diharapkan pada pertemuan berikutnya guru lebih sering memberikan penghargaan atas prestasi siswa. Guru kurang memberikan motivasi pada saat diskusi berlangsung, ini terlihat dari anggota kelompok yang saling melempar untuk mengajukan ke depan, para siswa justru berlomba untuk tidak maju, diharapkan pada pertemuan berikutnya guru lebih memotivasi siswa sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Di samping itu guru hendaknya memberikan bimbingan dan informasi bagaimana cara presentasi di depan kelas sehingga siswa akan lebih baik dalam menyajikan hasil diskusinya dengan baik. Bimbingan yang diberikan guru pada saat diskusi kurang merata sehingga kalau ada kelompok yang anggotanya kurang berani bertanya maka kelompok ini akan ketinggalan dalam menyelesaikan soal LKS dengan baik. Bimbingan individu juga kurang sehingga ada siswa yang tidak aktif dalam

51

diskusi karena merasa tidak mendapat perhatian dari guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 64,4% pada pertemuan 1 dan 75,6% pada pertemuan 2. Kegiatan diskusi kelompok pada siklus 1 ini belum seperti yang diharapkan karena belum semua anggota kelompok ikut aktif dalam menyelesaikan soal LKS dan masih adanya dominasi siswa yang lebih pandai (ketua kelompok). Pada siklus 1 ini pembagian kelompok dibuat merata oleh guru dengan anggota kelompok campuran jenis kelamin, akibatnya ada beberapa kelompok yang kurang begitu baik dalam hal kerjasama. Pada umumnya siswa belum terbiasa untuk bekerja sama dengan lawan jenis. Dari tanggapan yang masuk ada beberapa anak yang menggantungkan jawabannya pada siswa putri, ada juga yang masih bersifat egois, juga ada yang malu-malu untuk berdiskusi dengan lawan jenis, akibatnya jawaban soal tidak terselesaikan dengan baik. Secara umum siswa menghendaki adanya perubahan kelompok yaitu kelompok yang sejenis kelamin. Dari sini nanti pada saat siklus 2 akan ada perubahan anggota kelompok, yaitu perjenis kelamin dengan tidak mengesampingkan aturan yang ada. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa beradaptasi dengan model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan, di samping itu siswa merasa belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya walaupun mereka telah diberi kesempatan. Ada angapan dari siswa kalau menjawab salah akan kena sanksi dan juga takut atau malu kalau diolokolok sama teman. Hal ini perlu mendapat perhatian dari guru, salah satu

52

caranya guru dapat lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus 1 kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal belum begitu baik, ada beberapa kelompok yang masih belum dapat menyelesaikan soal dengan benar. Hasil pekerjaan LKS kelompok belum begitu sempurna. Berikut contoh kesalahan yang terjadi dalam penyelesaian LKS kelompok 2. Soal Ahmad hidup di desa Rahtawu (salah satu desa terpencil di Kudus) dengan keluarganya. Keluarga Ahmad memerlukan jagung, maka ia akan memasarkannya dengan 2 ekor kambing dan 1 biri-biri yang dimilikinya untuk ditukar dengan beberapa karung jagung. Mula-mula ia ketemu harun yang mengatakan Saya hanya menukar sekarung garam untuk beberapa ekor ayam. Saya akan memberimu 1 karung garam untuk setiap 2 ekor ayam. Saya tidak punya ayam, pikir Ahmad. Jadi saya tidak dapat menukarnya dengan Harun. Kemudian ia menjumpai Haris dan bercerita kepadanya. Saya akan memberikan kamu 2 kantung jagung untuk setiap 3 karung garam. Ternyata Itu juga tidak dapat membantu saya, pikir Ahmad. Kemudian ia menjumpai Rani. Ia akan menukarkan 3 ekor ayam untuk setiap ekor biri-biri, dan ia mengatakan Saudaraku mau memberimu 6 karung garam untuk setiap 1 ekor kambing yang kamu miliki. Ahmad

53

semakin bingung. Apa yang dapat ia kerjakan? Bantulah Ahmad, perlihatkan apa yang dapat Ahmad kerjakan! Jawaban Kelompok 2 Ahmad 2 kambing + 1 biri-biri = .. karung jagung. 3 ekor ayam = 1 biri-biri 6 karung garam = 1 ekor kambing Ahmad menukarkan 2 ekor kambing : 6 x 2 = 12 karung garam Jadi Ahmad punya 12 karung garam Ahmad menukarkan 1 biri-biri : 3 x 1 = 3 ekor ayam Jadi Ahmad punya 3 ekor ayam Ahmad menukarkan 12 karung garam : 12 = 4 x 2 = 8 karung jagung Jadi Ahmad punya 8 karung jagung Ahmad menukarkan 3 ekor ayam : 1 karung garam Jadi Ahmad punya 1 karung garam Jadi jumlahnya 8 karung jagung Jawaban yang benar adalah Dibuat dulu persamaannya berikut ini. 1 karung garam = 2 ekor ayam 2 karung jagung = 3 karung garam 3 ekor ayam = 1 biri-biri 6 karung garam = 1 ekor kambing Ahmad memiliki 2 ekor kambing dan 1 biri-biri, maka :

54

2 ekor kambing = 12 karung garam 1 biri-biri = 3 ekor ayam = 1,5 karung garam 12 + 1,5 = 13,5 karung garam = 9 karung jagung Jadi dari 2 ekor kambing dan 1 biri-biri milik Ahmad dapat ditukar dengan 9 karung jagung. Hal ini dikarenakan kemampuan siswa yang belum begitu baik, proses diskusi yang kurang aktif, dan kurangnya motivasi serta bimbingan yang diberikan oleh guru. Pada siklus 1 ini, perwakilan kelompok yang ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya masih terlihat canggung dan kurang percaya diri, hal ini dikarenakan mereka belum terbiasa untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. Di samping itu, pada saat kelompok yang ditunjuk melakukan presentasi tidak banyak kelompok yang mau menanggapi hasil diskusinya, hal ini kemungkinan dikarenakan siswa merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya walaupun telah diberi kesempatan. Tapi begitu guru mengkaji ulang jawabannya para siswa mau berkomentar walaupun dengan koor. Proses diskusi pada siklus 1 ini dapat dikatakan belum sepenuhnya berhasil, hal ini terlihat dari kurang aktifnya semua anggota kelompok dalam menyelesaikan soal LKS dan masih adanya dominasi siswa yang lebih pandai (ketua kelompok) dan juga karena masih canggung dengan kelompok yang anggotanya campur dengan lawan jenis . Ini dapat dilihat sebagian besar kelompok mengandalkan siswa yang lebih pandai (pada umumnya

55

anak putri) untuk menyelesaikan soal. Dalam hal ini guru harus lebih aktif membimbing dan mengarahkan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk aktif dalam pembelajaran. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes akhir siklus 1 ini, belum begitu sempurna. Hal ini terlihat dari tidak ada satupun siswa yang mampu mengerjakan semua soal dengan benar. Sebagian besar siswa melakukan kesalahan pengerjaan soal pada nomor 5. Hal ini dikarenakan siswa kurang memahami kalimat pada soal dan kurang menguasai rumusrumus pada bangun datar. Berikut adalah contoh kesalahan pengerjaan soal tes akhir siklus 1 pada nomor 5 yang dilakukan oleh siswa yang bernama Irene Nova Damayanti. Soal Halaman sekolahku berbentuk persegipanjang. Kelilingnya 84 meter dan panjang halamannya 8 meter lebihnya dari lebar. Buatlah model matematikanya. Jawaban siswa Misal panjang = x lebar =

Keliling = s x s x s Maka
x + y = 84 x + y =8

56

Jawaban yang benar Misal panjang = x lebar = y

Keliling = K Maka K = 2(p + l) 84 = 2( x + y ).(i)


x = 8 + y .. (ii)

Dari tanggapan secara umum siswa yang merasa senang pada pertemuan 2 menurun dibandingkan pada pertemuan 1 karena ada anak-anak yang tadinya senang menjadi tidak senang atau merasa biasa-biasa saja karena tidak terjadi kekompakan pada kelompoknya atau bahkan merasa ada anggota kelompoknya yang egois. Berikut ini beberapa tanggapan/kesan-kesan dari siswa yang menarik : a. Hari Senin tanggal 4 Desember 2006 aku pergi sekolah, ketika jam ke-5 dan ke-6 aku sangat senang karena aku mengerjakan soal matematika dengan cara berdiskusi. Aku sangat merasa senang sekali dengan pelajaran matematika, meskipun teman aku ada yang tidak mau mengerjakan. Mungkin dan memang dulu aku paling sebel kalau pelajaran matematika, tapi sejak mulai sekarang aku ingin sekali setiap hari ada pelajaran matematika dan aku ingin belajar matematika dengan teratur dan setiap hari, supaya nilai matematikaku naik.

57

b. Kesan yang paling menarik ialah dengan adanya kerja kelompok ini kami sangat bahagia karena bisa saling bertukar pikiran, kalau bisa setiap pelajaran matematika tolong diadakan kerja kelompok seperti ini. Di pelajaran ini juga ada guru lain, saya kira ingin memeriksa siswa yang rambutnya panjang, lalu dibawa ke kantor untuk dipotong rambutnya, sudah sekian ya. c. Hari ini ada pelajaran matematika pada jam ke-5, kami disuruh membuat kelompok. Kelompok saya terdiri 4 orang, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Kami mengerjakan soal yang diberikan guru kami tapi tim kami tidak kompak, kelompok kami sangat ribut kami tidak mengerjakan kelompok, kami mengerjakan sendiri-sendiri dan isinya beda-beda. d. Pengalamanku hari ini sama aja atau biasa-biasa aja sama seperti biasanya, tidak menyenangkan/menyedihkan. Tapi pelajaran matematika hari ini aku bisa cukup santai karena banyak, yang bergantian mengerjakan soal tidak seperti biasanya mengerjakan sendiri dan kalau ada yang tidak bisa selalu tidak aku kerjakan tapi setelah berkelompok yang aku tidak bisa dikerjakan bersama-sama. Berdasarkan tes akhir siklus 1 diperoleh rata-rata nilai sebesar 5,81 dengan persentase ketuntasan belajar baru mencapai 51,9% dan keaktifan siswa 70% . Karena indikator keberhasilan belum tercapai, maka siklus 2 perlu dilaksanakan dengan perubahan-perubahan sesuai evaluasi-refleksi agar kemampuan siswa dan aktivitas siswa dapat lebih baik sesuai dengan indikator yang diharapkan.

58

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus 2 1. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Hasil evaluasi siswa pada akhir siklus 2 diperoleh rata-rata 7,65 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 77,8% sebanyak 21 siswa yang tuntas belajar dan 6 siswa yang tidak tuntas belajar, seperti terlihat dalam tabel 6 berikut. Tabel 6. Rata-rata nilai evaluasi akhir dan % ketuntasan belajar siswa. Siklus Siklus 2 Rata-rata 7,65 % ketuntasan Belajar 77,8

b. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 2 diperoleh persentase aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 77,8% (2 anak tidak masuk) dan pada pertemuan 2 sebesar 80% (2 anak tidak masuk), atau kalau dirata-rata persentase aktivitas siswa 78,9%. c. Berdasarkan lembar observasi untuk guru diperoleh kemampuan guru dalam pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 90,6% dan pada pertemuan 2 juga sebesar 90,6%. Hasil dari persentase aktivitas siswa dan kemampuan guru siklus 2 disajikan pada tabel 7 berikut. Tabel 7 : Persentase aktivitas siswa dan kemampuan guru siklus 2. Waktu Pertemuan 1 Pertemuan 2 Aktivitas siswa 77,8 % 80 % Kemampuan guru 90,6 % 90,6 % Keterangan 2 anak absen 2 anak absen

59

d. Berdasarkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model berbasis masalah pada pertemuan 1 adalah 20 anak merasa senang, 3 anak merasa tidak senang dan 2 anak merasa biasa-biasa saja (2 anak tidak masuk) dan pertemuan 2 adalah 20 anak merasa senang, 2 anak merasa tidak senang dan 3 anak merasa biasa-biasa saja (2 anak tidak masuk), terlihat seperti tabel 8 berikut. Tabel 8. Tanggapan umum siswa terhadap pembelajaran pada siklus 2. No 1. 2. 3. Senang Tidak senang Biasa-biasa saja Tidak hadir Jumlah Perasaan Pertemuan 1 20 anak 3 anak 2 anak 2 anak 27 anak Pertemuan 2 20 anak 2 anak 3 anak 2 anak 27 anak

2. Pembahasan Siklus 2 Siklus 2 merupakan pembelajaran dengan materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. Dari hasil evaluasi akhir siklus 2 diperoleh rata-rata nilai sebesar 7,65 dan persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 77,8% sebanyak 21 siswa dari 27 siswa (semua anak masuk). Dengan melihat hasil ini berarti ada peningkatan kemampuan dari siklus 1 ke siklus 2 sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sekurang-kurangnya 75 % siswa telah tuntas belajar dengan rata-rata nilai ulangan hariannya minimal 6,00, yang terlihat seperti diagram berikut.

60

Grafik Rata-Rata Nilai Evaluasi Akhir Siswa


8 6 4 2 0 Siklus 1 Siklus 2 Rata-Rata Nilai

Grafik Ketuntasan Belajar Siswa

25 20 5 Tuntas 0 5 0 Siklus 1 Siklus 2 Belum Tuntas

Selanjutnya

dari

hasil

refleksi

pada

pengamatan

selama

berlangsungnya siklus 2 diperoleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 90,6% pada pertemuan 1 dan pada pertemuan 2 juga 90,6%, meskipun demikian masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki guru yaitu pemberian motivasi untuk menyelesaikan sendiri masalahnya dengan kelompok terutama pada kelompok laki-laki, dengan adanya kelompok sejenis

61

kelamin, kelompok putri lebih unggul karena lebih tekun, sehingga siswa akan merasa tertarik dan terdorong untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Pengamatan terhadap siswa pada pembelajaran siklus 2 ini menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 sebesar 77,8% dan pada pertemuan 2 sebesar 80%, atau kalau dirata-rata 78,9%. Dengan demikian ada peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 75 % siswa terlibat secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung, yang terlihat seperti diagram berikut. Grafik Persentase Aktivitas Siswa
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus 1 Siklus 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

Grafik Persentase Kemampuan Guru


92 90 88 86 84 82 80 Siklus 1 Siklus 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

62

Kegiatan diskusi pada pada siklus 2 sudah berjalan dengan baik karena sesuai dengan harapan anak untuk mengelompok perjenis kelamin, sehingga tidak ada rasa canggung lagi untuk berdiskusi, sebagian besar anggota kelompok aktif dalam kegiatan diskusi walau ada beberapa siswa yang tidak ikut melibatkan dirinya dalam diskusi. Dominasi siswa yang lebih pandai yang terjadi pada siklus 1 mulai berkurang pada siklus 2 ini, jadi anggota kelompok tidak hanya mengandalkan ketua kelompok saja tapi yang lainya ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan soal dan

mengemukakan pendapat. Proses diskusi dalam siklus 2 ini mulai berjalan dengan baik, hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas dalam kelompok yang secara tidak langsung mengurangi dominasi ketua kelompok. Jadi semua anggota kelompok turut berperan aktif dalam menyelesaikan soal dalam LKS tanpa menggantungkan pada ketua kelompok. Demikian halnya pada saat presentasi kelompok, perwakilan siswa yang presentasi sudah tidak terlihat canggung dan sudah lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusinya, walaupun masih ada yang malu-malu. Sebagian kelompok lain mulai menanggapi kelompok yang presentasi jika terdapat perbedaan pendapat, meskipun masih dengan koor. Pada siklus 2 ini, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal LKS belum begitu sempurna, ada beberapa kelompok yang masih belum betul dalam pengerjaan soal LKS. Sebagian besar kelompok sudah

63

memahami materi dan tugas yang diberikan tapi kebanyakan masih kurang teliti dalam menghitung. Berikut contoh kesalahan yang terjadi dalam penyelesaian LKS kelompok 6. Soal nomor 2 Harga tiket masuk pertandingan sepak bola kelas I adalah Rp 5.000 dan kelas II adalah Rp 3.000. Jika tiket yang terjual sebanyak 2000 lembar dan hasil penjualan tiket Rp 7.600.000. Tentukan masing-masing banyak tiket kelas I dan kelas II yang terjual! Jawaban kelompok 6 Misal banyak tiket kelas I yang terjual = x Banyak tiket kelas II yang terjual = y Maka (i) x + y = 2000 (ii) 5000 x + 3000 y = 7600000 Menghilangkan x
x + y = 2000

x 5000 5000 x + 5000 y = 10000000 5000 x + 3000 y = 7600000 8000 y = 2400000

5000 x + 3000 y = 7600000 x 1

y = 2400000 : 10000 y = 240

x + y

= 2000

x + 240 y = 2000 x = 2000 240 x = 1760

64

Jawaban yang benar adalah Misal banyak tiket kelas I yang terjual = x Banyak tiket kelas II yang terjual = y Maka (i) x + y = 2000 (ii) 5000 x + 3000 y = 7600000 Menghilangkan x
x + y = 2000

x 5000 5000 x + 5000 y = 10000000 x 1 5000 x + 3000 y = 7600000 2000 y = 2400000 y = 2400000 : 2000 y = 1200

5000 x + 3000 y = 7600000

x + y = 2000

x + 1200 = 2000 x = 2000 1200 x = 800 Jadi banyak tiket kelas I yang terjual adalah 800 lembar dan banyak tiket kelas II yang terjual adalah 1200 lembar. Dari hasil pekerjaan siswa, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya siswa sudah dapat memahami materi, tapi masih kurang teliti dalam menghitung. Untuk itu guru harus lebih sering mengingatkan dan membimbing siswa agar lebih teliti dan hati-hati.

65

Pada pengerjaan soal tes akhir siklus 2, kemampuan siswa sudah baik hal ini terlihat dari sebagian besar siswa mengerjakan soal dengan baik dan benar, walaupun masih ada beberapa siswa yang salah dalam penghitungan dan analisa soal tapi kemampuan siswa pada pembelajaran siklus 2 ini jauh lebih baik dari pembelajaran siklus 1. Berikut contoh kesalahan yang terjadi dalam pengerjaan soal tes akhir siklus 2 yang dilakukan oleh Diwanda Okky Pangesta pada soal nomor 1. Soal Perhatikan gambar berikut! Rp 110.000

Rp 90.000

Tentukan harga masing-masing satu kaleng roti dan satu cermin oval! Jawaban siswa Misal harga 1 kaleng roti = x harga 1 cermin oval = y Maka (i) 3 x + 1 y = 110000 (ii) 1 x + 3 y = 90000

66

Menghilangkan x 3 x + 1 y = 110000 x 1 3 x + 1 y = 110000 1 x + 3 y = 90000 x 3 3 x + 9 y = 270000 8 y = 83000 3 x 3x 3x +1y = 110000

y = 83000 : 8 y y = 13750

+ 1(1375) = 110000 + 83000 3x 3x


x

= 110000 = 110000 83000 = 37000 : 5 = 61400

Jadi harga 1 buah kaleng roti = 13750 harga 1 buah cermin oval = 61400 Jawaban yang benar adalah Misal harga 1 kaleng roti = x

harga 1 cermin oval oval = y Maka (i) 3 x + 1 y = 110000 (ii) 1 x + 3 y = 90000

67

Menghilangkan x 3 x + 1 y = 110000 x 1 3 x + 1 y = 110000 1 x + 3 y = 90000 x 3 3 x + 9 y = 270000 8 y = 160000 y 3 x +1 y = 110000 = 160000 : 8 = 20000

3 x + 1(20000) = 110000 3 x + 20000 3x 3x


x
x

= 110000 = 110000 20000 = 90000 = 90000 : 3 = 30000

Jadi harga 1 buah kaleng roti = Rp 30.000 harga 1 buah cermin oval = Rp 20.000 Dari tanggapan secara umum siswa yang merasa tidak senang pada pertemuan 2 menurun dibandingkan pada pertemuan 1 karena ada anak-anak yang tadinya tidak senang menjadi senang atau tetap merasa biasa-biasa saja karena merasa dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya, apalagi kelompok ini homogen sesuai keinginan siswa, tetapi ada siswa yang justru merasa tidak senang dengan kelompok ini karena tidak kompak.

68

Berikut tanggapan/kesan-kesan yang menarik dari siswa : a. Pelajaran hari ini sangat menyenangkan karena diganti dengan kelompok baru yaitu laki-laki dan laki-laki, kalau kelompok dulu tidak enak karena kalau sama perempuan saya diejek. b. Hari ini aku merasa senang karena kelompokku sejenis, aku senang dengan kelompokku yang sekarang daripada yang kemarin. Kemarin itu sudah campuran dan nggak mau kerjasama paling kerjasama cuma sebagian yang sebagian diam dan kelompok sekarang lucu. c. Hari ini dibuat kelompok baru. Kelompok ini sangat tidak menyenangkan karena saya harus menulis dan memikirkan pelajaran matematika. Dari hasil evaluasi akhir siklus 2 diperoleh rata-rata nilai sebesar 7,65 dan persentase siswa yang tuntas belajar sebesar 77,8% sebanyak 21 siswa dari 27 siswa (semua anak masuk) sedangkan aktivitas siswa 78,9 % , hasil ini sudah memenuhi indikator yang ditetapkan . Sesuai dengan ciri-ciri utama dan tujuan pembelajaran berbasis masalah ternyata peserta didik dapat belajar berpikir kritis dan terampil memecahkan masalah serta mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep dasar sehingga indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai pada akhir siklus 2. Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes akhir pada siklus 2 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 77,8% dengan rata-rata 7,65 serta lebih dari 75% siswa aktif

69

mengikuti

pembelajaran

maka

dapat

disimpulkan

dengan

melalui

implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel .

BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh simpulan bahwa melalui implementasi model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII A SMP Bhakti Praja Gebog Kudus tahun pelajaran 2006/2007 dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Pada akhir siklus 2 diperoleh rata-rata hasil belajar 7,65 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 77,8 %, serta persentase aktivitas siswa 78,9 %.

B. Saran 1. Model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya dilaksanakan oleh guru matematika kelas VIII SMP Bhakti Praja Gebog Kudus untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita siswa kelas VIII dan aktivitas siswa pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. 2. Model pembelajaran berbasis masalah sebaiknya dilaksanakan oleh semua guru SMP Bhakti Praja Gebog Kudus untuk meningkatkan prestasi siswa dan mutu sekolah.

70

71

DAFTAR PUSTAKA Agustiningsih Tri Lestari, 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Variabel Di Kelas VIII D SMP N 1 Jepara Tahun Pelajaran 2005/2006 Melalui Model Cooperative Learning Tipe STAD. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004. Pelajaran Matematika Kelas VIII. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Buku 3. Haditjahjono, Erry. 1999. Pembelajaran Matematika Aktif-Efektif. Makalah Seminar. Disajikan dalam Pelatihan Guru Sekolah Jauh Mata Pelajaran Matematika, BPG Semarang, Semarang, 22 Desember. Mulyadi. 2001. Sistem Persamaan Linear dengan 2 Peubah. Makalah Seminar. Disajikan dalam Penataran Guru SLTP Swasta Mata Pelajaran Matematika Provinsi Jawa Tengah, BPG Semarang, Semarang, 5 September. Suherman, Erman., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suyitno, Amin. 2006. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi Bahan Perkuliahan Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

72

Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII A SMP BHAKTI PRAJA GEBOG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. NAMA Adi Faishol Khabib Aditia Nugroho Ahmad Harnowo Andi Arifin Ari Yohan Puja Kusuma Bagus Noor Rokhman Debbi Susanti Didik Siswanto Diwanda Okky Pangesta Dyah Permatasari Eko Budi Santoso Firman Ardyanto Fatkhul Huda Irene Nova Damayanti Isna Noviana Jannatun Munawaroh Kasriati Miftakhul Khabibi Muhammad Lutfi Sutanto Muhammad Rizal Qirotul Insyaroh Resti Arisanti Indah Pertiwi Sri Harini Wani Sofa Yulia Arisanti Zahrotus Saadah Bayu Prasetyo L/P L L L L L L P L L P L L L P P P P L L L P P P P P P L Jumlah siswa 27 orang dengan rincian 15 lakilaki dan 12 perempuan KETERANGAN

73

Lampiran 2 DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I ( kelompok campuran ) Kelompok I 1. Dyah Permatasari 2. Sri Harini 3. Ari Yohan Puja Kusuma 4. Bagus Noor Rokhman 5. Miftakhul Khabibi Kelompok III 1. Isna Noviana 2. Resti Arisanti Indah Pertiwi 3. Ahmad Harnowo 4. Didik Siswanto 5. Bayu Prasetyo Kelompok V 1. Wani Sofa 2. Irene Nova Damayanti 3. Diwanda Okky Pangesta 4. Muhammad Lutfi Sutanto Kelompok VI 1. Debbi Susanti 2. Kasriati 3. Eko Budi santoso 4. Firman Ardyanto Kelompok II 1. Yulia Arisanti 2. Zahrotus Saadah 3. Adi Faishol Khabib 4. Aditia Nugroho 5. Fatkhul Huda Kelompok IV 1. Qirotul Insyaroh 2. Jannatun Munawaroh 3. Andi Arifin 4. Muhammad Rizal

Keterangan : Pembagian kelompok berdasarkan pilihan guru

74

Lampiran 3 DAFTAR KELOMPOK SIKLUS 2 ( kelompok perjenis kelamin ) Kelompok I 1. Adhi faishol Khabib 2. Andi Arifin 3. Ari Yohan Puja Kusuma 4. Ahmad Harnowo 5. Bayu Prastyo Kelompok III 1. Dyah Permatasari 2. Qirotul Insyaroh 3. Sri Harini 4. Jannatun Munawaroh Kelompok V 1. Muh. Lutfi Sutanto 2. Fatkhul Huda 3. Muh. Rizal 4. Miftakhul Khabibi 5. Aditia Nugroho Keterangan : Pembagian kelompok berdasarkan tanggapan siswa di siklus 1 dengan tidak mengabaikan aturan yang ada Kelompok IV 1. Irene Nova D 2. Wani Sofa 3. Debbi Susanti 4. Kasriati Kelompok VI 1. Eko Budi santoso 2. Firman Ardyanto 3. Diwanda Okky P 4. Didik Siswanto 5. Bagus Noor R Kelompok II 1. Yulia Arisanti 2. Zahrotus Saadah 3. Isna Noviana 4. Resti Arisanti IP

75

Lampiran 4 LEMBAR PENGAMATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU Hari, tanggal : Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala nilai Tahap Aktivitas A B C D Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 1 1. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Fase 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan 4 5 siswa/kelompok 2.Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Membantu siswa memecahkan masalah 1.Guru membimbing / mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah 1. Guru membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai fase 4 D = nilai 1

Fase 3

Fase 4

Fase 5

Ket : A = nilai 4

B = nilai 3 C = nilai 2 perolehan nilai x 100% Kemampuan guru = nilai maks

Kudus, Desember 2006 Observer Hadi saptana

76

Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI SISWA DALAM KELOMPOK Hari, tanggal sesuai! NO. Aspek yang diamati Skala Penilaian A B C D E :

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa mengamati penjelasan guru Keaktifan siswa dalam berdiskusi Keberanian siswa dalam menyajikan temuannya Kekompakan kerja kekompok Keaktifan siswa dalam belajar kelompok Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat Respon siswa terhadap pelajaran secara umum Keterangan : A = 1 6 siswa bernilai 1 B = 7 12 siswa bernilai 2 C = 13 18 siswa bernilai 3 D = 19 24 siswa bernilai 4 E = 25 27 siswa bernilai 5 Keaktifan siswa =

skor perolehan skor maksimal

x 100% Kudus, Desember 2006 Observer Hadi Saptana

77

Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu A. 1. Kompetensi Dasar Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel 2. Indikator Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel B. Kelengkapan 1. Buku Siswa / LKS 2. Benda nyata C. Kegiatan Belajar Mengajar Model Metode : Pembelajaran berdasarkan masalah : Ceramah, diskusi, penemuan terbimbing dan pemberian tugas : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 4 X 40 menit (2 pertemuan)

Pendekatan : Pendekatan kontekstual Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi

78

Guru mengingatkan kembali tentang kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan pembelajaran yang akan dilakukan 2. Kegiatan inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah a. Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab Fase 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok c. Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Fase 3 : Membantu siswa memecahkan masalah d. Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari fase 1 e. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah f. Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa g. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya model

79

h. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah i. Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi 3. Penutup a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi c. Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari itu sebagai refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Pertemuan kedua 1. Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan 2. Kegiatan inti Fase 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah a. Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab

80

Fase 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan kartu soal kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok c. Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Fase 3 : Membantu siswa memecahkan masalah d. Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari fase 1 e. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah f. Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa g. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya h. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah i. Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi 3. Penutup a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

81

b. Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi c. Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini sebagai refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah D. Penilaian Tehnik : Tes Bentuk instrumen : Tertulis Contoh Instrumen : Buatlah model matematika dari soal cerita berikut. 1. Harga 2 buah baju dan 3 kaos adalah Rp 175.000 sedangkan harga 5 buah baju dan kaos yang sama adalah Rp 275.000 2. Jumlah dua bilangan cacah adalah 30 dan selisih kedua bilangan itu adalah 6.

Kudus, Desember 2006 Mengetahui Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Kartono R., BA

Rumijati

82

Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu Kompetensi Dasar : Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Indikator : Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Petunjuk pengerjaan soal : Diskusikan permasalahan berikut dengan kelompokmu, kemudian sajikan hasil diskusimu di papan tulis! Soal : Ahmad hidup di desa Rahtawu (salah satu desa terpencil di Kudus) dengan keluarganya. Keluarga Ahmad memerlukan jagung, maka ia akan memasarkannya dengan 2 ekor kambing dan 1 biri-biri yang dimilikinya untuk ditukar dengan beberapa karung jagung. Mula-mula ia ketemu Harun yang mengatakan Saya hanya menukar sekarung garam untuk beberapa ekor ayam. Saya akan memberimu 1 karung garam untuk setiap 2 ekor ayam. Saya tidak punya ayam, pikir Ahmad. Jadi saya tidak dapat menukarnya dengan Harun. Kemudian ia menjumpai Haris dan bercerita kepadanya. Saya akan memberikan kamu 2 kantung jagung untuk setiap 3 karung garam. Ternyata Itu juga tidak dapat membantu saya, pikir Ahmad. Kemudian ia menjumpai Rani. Ia akan menukarkan 3 ekor ayam untuk setiap ekor biri-biri, dan ia mengatakan Saudaraku mau memberimu 6 karung garam untuk setiap 1 ekor kambing yang kamu miliki. Ahmad semakin bingung. Apa yang dapat ia kerjakan? Bantulah Ahmad, perlihatkan apa yang dapat Ahmad kerjakan! : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 15 menit

83

Lampiran 8 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Jawab : Dibuat dulu persamaannya berikut ini. 1 karung garam = 2 ekor ayam 2 karung jagung = 3 karung garam 3 ekor ayam = 1 biri-biri 6 karung garam = 1 ekor kambing Ahmad memiliki 2 ekor kambing dan 1 biri-biri, maka : 2 ekor kambing = 12 karung garam 1 biri-biri = 3 ekor ayam = 1,5 karung garam 12 + 1,5 = 13,5 karung garam = 9 karung jagung Jadi dari 2 ekor kambing dan 1 biri-biri milik Ahmad dapat ditukar dengan 9 karung jagung.

84

Lampiran 9 LEMBAR KERJA SISWA 1 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu Kompetensi Dasar : Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Indikator : Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel Petunjuk : Ada 3 kartu soal dimana setiap kartu masing-masing banyaknya 2 buah , setiap kelompok memilih secara acak satu dari enam kartu soal. Diskusikan permasalahan yang ada pada kartu soal yang kamu dapatkan dengan kelompokmu, kemudian sajikan hasilnya di papan tulis! Kartu Soal 1 : Kakekku memelihara kambing dan ayam. Jumlah kepala kambing dan ayam ada 22 buah, sedangkan jumlah kakinya ada 60 buah. Buatlah model matematikanya! Kartu Soal 2 : Bilangan 279 akan dinyatakan sebagai penjumlahan dua bilangan A dan B. Jika A dibagi 4 dan B dibagi 7 maka jumlahnya menjadi 57. Buat model matematikanya! Kartu Soal 3 : Suatu pertandingan tenis lapangan dihadiri oleh 620 orang. Harga karcis per lembar untuk kelas A adalah Rp 50.000 dan untuk kelas B adalah Rp 35.000 Hasil penjualan karcis pada pertandingan tersebut sebesar Rp 25.750.000. Buatlah model matematikanya! : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 15 menit

85

Lampiran 10 \ KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 1 2 Kartu soal 1 : Misal banyaknya kambing = x banyaknya ayam = y Maka
x + y = 22 4 x + 2 y = 60

Kartu Soal 2 : Misal bilangan I = A bilangan II = B Maka A + B = 279


A B + = 57 4 7 Kartu Soal 3 : Misal banyak tiket kelas A yang terjual = m Banyak tiket kelas B yang terjual = n Maka A + B = 620 50000 A + 35000 B = 25750000

86

Lampiran 11 KISI-KISI SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Jumlah/bentuk soal KOMPETENSI DASAR Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel INDIKATOR KD Membuat model matematika dari masalah seharihari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel 2 Uraian : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 5 / uraian NO SOAL 1 BENTUK SOAL Uraian INDIKATOR SOAL Diberikan penjumlahan dua bilangan cacah dan selisihnya. Diminta membuat model matematikanya Diberikan harga tiket pertandingan sepak bola pada 2 kelas yang berbeda dan banyaknya tiket yang terjual serta uang yang didapat. Diminta membuat model matematikanya Diberikan 2 paket buah-buahan lengkap dengan harga masingmasing paket. Diminta membuat model matematikanya Diberikan jenis tunggakan dari 2 siswa dan jumlanya masing-masing tunggakan. Diminta membuat

SOAL 5 buah

Uraian

Uraian

87

model matematikanya 5 Uraian Diberikan ukuran halaman sekolah yang berbentuk persegipanjang yang diketahui keliling dan panjang yang dinyatakan dalam lebar. Diminta membuat model matematikanya

88

Lampiran 12 SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS 1 Petunjuk : Kerjakan soal berikut dengan jelas dan benar ! 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 23 dan selisihnya adalah 7. Buatlah model matematikanya! 2. Harga tiket masuk pertandingan sepak bola kelas I Rp 7.000 dan harga tiket masuk kelas II Rp 5.000. Jika banyaknya tiket yang terjual 2000 lembar dan hasil penjualan tiket Rp 11.500.000. Buatlah model matematikanya! 3. Di sebuah toko buah harga paket A yang terdiri dari 5 buah jeruk dan 5 buah apel adalah Rp 14.000 dan paket B yang terdiri dari 3 buah jeruk dan 4 buah apel adalah Rp 10.000. Buatlah model matematikanya! 4. Tunggakan uang sekolahku yang terdiri dari 3 bulan uang komite dan biaya ulangan semesteran Rp 110.000 sedangkan tunggakan teman sebangkuku yang terdiri dari 2 bulan uang komite dan biaya ulangan semesteran adalah Rp 80.000. Buatlah model matematikanya! 5. Halaman sekolahku berbentuk persegipanjang. Kelilingnya 84 meter dan panjang halamannya 8 meter lebihnya dari lebar. Buatlah model matematikanya!

89

Lampiran 13 KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS I 1. Misal bilangan pertama = x bilangan kedua = y dengan x > y (5) Maka x + y = 23
x y

= 7

(5)

2. Misal banyak tiket yang terjual kelas I = x banyak tiket yang terjual kelas II = y ..... (5) Maka
x + y

= 2000 = 11500000 (5)

7000 x + 5000 y

3. Misal harga 1 buah jeruk = x harga 1 buah apel = y . (5) Maka 5 x + 5 y 3 x +4y = 14000 = 10000 (5)

4. Misal uang komite/bulan

= x

uang ulangan semesteran = y .....(5) Maka 3 x + y = 110000 2 x + y = 80000 .. ...(5)

5. Misal panjang persegipanjang = x lebar persegipanjang Maka 2 x + 2 y


x

= y ...... (5)

= 84 = y + 8 ....... (5)

catatan : variabel tidak harus x dan y Nilai akhir =

perolehan skor
5

90

Lampiran 14 HASIL OBSERVASI SISWA DALAM KELOMPOK SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 Hari, tanggal : Senin, 4 Desember 2006

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala Penilaian NO. Aspek yang diamati A B C D E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa mengamati penjelasan guru Keaktifan siswa dalam berdiskusi Keberanian siswa dalam menyajikan temuannya Kekompakan kerja kekompok Keaktifan siswa dalam belajar kelompok Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat Respon siswa terhadap pelajaran secara umum Jumlah skor perolehan = 29 Jumlah skor maksimal = 45 Keterangan : A = 1 6 siswa bernilai 1 B = 7 12 siswa bernilai 2 C = 13 18 siswa bernilai 3 D = 19 24 siswa bernilai 4 E = 25 27 siswa bernilai 5 29 x 100% = 64,4% Keaktifan siswa = 45 Kudus, 4 Desember 2006 Observer Hadi Saptana

91

Lampiran 15 HASIL OBSERVASI SISWA DALAM KELOMPOK SIKLUS 1 PERTEMUAN 2 Hari, tanggal : Selasa, 5 Desember 2006

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala Penilaian NO. Aspek yang diamati A B C D E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa mengamati penjelasan guru Keaktifan siswa dalam berdiskusi Keberanian siswa dalam menyajikan temuannya Kekompakan kerja kekompok Keaktifan siswa dalam belajar kelompok Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat Respon siswa terhadap pelajaran secara umum Jumlah skor perolehan = 34 Jumlah skor maksimal = 45 Keterangan : A = 1 6 siswa bernilai 1 B = 7 12 siswa bernilai 2 C = 13 18 siswa bernilai 3 D = 19 24 siswa bernilai 4 E = 25 27 siswa bernilai 5 34 x 100% = 75,6% Keaktifan siswa = 45 Kudus, 5 Desember 2006 Observer Hadi Saptana

92

Lampiran 16 HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 Hari, tanggal : Senin, 4 Desember 2006 Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala nilai Tahap Aktivitas A B C D Fase 1 Mengorientasikan siswa pada masalah 1. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Fase 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan 4 5 siswa/kelompok 2.Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Membantu siswa memecahkan masalah 1.Guru membimbing / mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah 1. Guru membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan

Fase 3

Fase 4

Fase 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai fase 4 Ket : A = nilai 4 B = nilai 3 C = nilai 2 D = nilai 1 Kemampuan guru =

27 x 100% = 84,4% 32 Kudus, 4 Desember 2006 Observer Hadi saptana

93

Lampiran 17 HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU SIKLUS 1 PERTEMUAN 2 Hari, tanggal : Selasa, 5 Desember 2006 Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala nilai Tahap Aktivitas A B C D Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 1 1. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Fase 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan 4 5 siswa/kelompok 2.Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Membantu siswa memecahkan masalah 1.Guru membimbing / mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah 1. Guru membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan

Fase 3

Fase 4

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai fase 4 Ket : A = nilai 4 B = nilai 3 C = nilai 2 D = nilai 1 Fase 5 Kemampuan guru = 28 x 100% = 87,5% 32 Kudus, 5 Desember 2006 Observer Hadi saptana

94

Lampiran 18 ANALISIS HASIL EVALUASI AKHIR SIKLUS I Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kelas/semester Jumlah/bentuk soal Banyak peserta Waktu no soal skor maks : : : : : : Matematika 2.2 Membuat model matematika VIII/Satu 5/Uraian 27 siswa 40 menit

No

Perolehan skor 2 3 4

5 10 4 4 2 4 4 2 5 4 4 6 4 4 4 5 6 5 4 2 6 4 6 6 6 4 5 5 4

skor 33 32 42 23 37 18 35 18 19 46 21 21 32 30 30 32 26 20 35 26 39 29 36 26 32 26 21

Nilai 6,6 6,4 8,4 4,6 7,4 3,6 7,0 3,6 3,8 9,2 4,2 4,2 6,4 6,0 6,0 6,4 5,2 4,0 7,0 5,2 7,8 5,8 7,2 5,2 6,4 5,2 4,2

Tuntas Belajar ya tdk

10 10 10 10 Nama 01. Adi Faishol Khabib 10 4 7 8 02. Aditia Nugroho 10 2 6 10 03. Ahmad Harnowo 10 10 10 10 04. Andi Arifin 3 2 6 8 05. Ari Yohan Puja K 10 6 7 10 06. Bagus Noor R 4 2 2 8 07. Debbi Susanti 10 8 4 8 08. Didik Siswanto 3 2 1 8 09. Diwanda Okky P 4 2 3 6 10. Dyah Permatasari 10 10 10 10 11. Eko Budi Santoso 4 2 5 6 12. Firman Ardyanto 4 2 3 8 13. Fatkhul Huda 10 6 6 8 14. Irene Nova D 4 5 10 6 15. Isna Noviana 5 6 3 10 16. Janatun Munawaroh 4 6 9 8 17. Kasriati 4 6 2 10 18. Miftakhul Khabibi 4 2 4 8 19. Muh. Lutfi Sutanto 9 4 8 8 20. Muh. Rizal 4 2 8 8 21. Qirotul Insyaroh 10 6 7 10 22. Resti Arisanti IP 6 6 1 10 23. Sri Harini 10 8 4 8 24. Wani Sofa 4 6 4 8 25. Yulia Arisanti 10 4 7 6 26. Zahrotussaadah 4 6 3 8 27. Bayu Prasetyo 4 2 3 8 Siswa tuntas belajar apabila nilainya minimal 6,0 Persentase tuntas belajar = Rata rata = 5,81 14 x 100% = 51,9% 27

95

Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu A. 1. Kompetensi Dasar Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. 2. Indikator Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya B. Kelengkapan 1. Buku Siswa / LKS 2. Benda nyata C. Kegiatan Belajar Mengajar Model Metode : Pembelajaran berdasarkan masalah : Ceramah, diskusi, penemuan terbimbing dan pemberian tugas : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 4 X 40 menit (2 pertemuan)

Pendekatan : Pendekatan kontekstual Pertemuan pertama 1. Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang cara-cara menyelesaikan SPLDV (grafik, eliminasi, substitusi, dan campuran) serta cara membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

96

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan 2. Kegiatan inti Fase 1 a. Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab Fase 2 b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok c. Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Fase 3 d. Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari fase 1 e. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya f. Guru memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa lebih aktif g. Guru membimbing semua kelompok secara merata sehingga semua kesulitan kelompok dalam menyelesaikan soal dapat terbantu Fase 4 h. Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa

97

i. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya j. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat Fase 5 k. Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi 3. Penutup a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi c. Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini sebagai refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah Pertemuan kedua 1. Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa b. Guru memberikan apersepsi Guru mengingatkan kembali tentang cara-cara menyelesaikan SPLDV (grafik, eliminasi, substitusi, dan campuran) serta cara membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan

98

2. Kegiatan inti Fase 1 a. Guru mengajukan masalah yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari dan membahasnya bersama-sama siswa melalui tanya jawab Fase 2 b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang sudah dibentuk dan membagikan LKS kepada tiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota kelompok c. Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya sendiri tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Fase 3 d. Guru membimbing/mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dan pemecahan masalah dari fase 1 e. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya f. Guru memberikan motivasi kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa lebih aktif g. Guru membimbing semua kelompok secara merata sehingga semua kesulitan kelompok dalam menyelesaikan soal dapat terbantu Fase 4 h. Guru memilih secara acak kelompok I VI untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu orang siswa i. Guru membimbing dan mengamati siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya

99

j. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi bila terjadi perbedaan pendapat Fase 5 k. Guru bersama siswa membahas kembali hasil diskusi kelompok yang presentasi 3. Penutup a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari b. Guru memberikan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai bahan pendalaman materi c. Guru meminta siswa untuk menuliskan kesan pelajaran pada hari ini sebagai refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah D. Penilaian Tehnik : Tes Bentuk instrumen : Tertulis Contoh Instrumen : Ibu membeli 3 kg rambutan dan 5 buah durian adalah Rp 34.000 sedangkan kakak membeli 5 kg rambutan dan 3 buah durian yang sama seharga Rp 30.000. Berapa harga 1 kg rambutan dan 1 buah durian masing-masing ?

Kudus, Desember 2006 Mengetahui Kepala sekolah Guru mata pelajaran

Kartono R., BA

Rumijati

100

Lampiran 20 LEMBAR KERJA SISWA 2 1 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Indikator : Menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Petunjuk : Kerjakan soal berikut dengan cara yang kalian suka secara berkelompok! 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 23 sedangkan selisihnya adalah 7. Tentukan hasil kali kedua bilangan tersebut! 2. Harga tiket masuk pertandingan sepak bola kelas I adalah Rp 5.000 sedangkan harga tiket masuk kelas II adalah Rp 3.000. Jika banyaknya tiket yang terjual 2000 lembar dan hasil penjualan tiket seluruhnya adalah Rp 7.600.000. Tentukan banyaknya tiket yang terjual dari masing-masing kelas! : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 20 menit

101

Lampiran 21 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 2 1 1. Jumlah dua bilangan cacah adalah 23 sedangkan selisihnya adalah 7. Tentukan hasil kali kedua bilangan tersebut! Jawab : Misal bilangan I = a bilangan II = b Maka ( i ) a + b = 23 ( ii ) a b = 7 Menghilangkan a a + b = 23 a b = 7 2a a = 30 = 15 + Menghilangkan b a + b = 23 a b = 7 2 b = 16 b = 8 = 15 x 8 = 120 2. Harga tiket masuk pertandingan sepak bola kelas I adalah Rp 5.000 sedangkan harga tiket masuk kelas II adalah Rp 3.000. Jika banyaknya tiket yang terjual 2000 lembar dan hasil penjualan tiket seluruhnya adalah Rp 7.600.000. Tentukan banyaknya tiket yang terjual dari masing-masing kelas! Jawab : Misal banyak tiket kelas I yang terjual = a banyak tiket kelas II yang terjual = b Maka ( i ) a + b = 2000 ( ii ) 5000 a + 3000 b = 7600000 ( i ) a + b = 2000
a

Jadi hasil kali kedua bilangan tersebut adalah = a x b

= 2000 b (iii)

102

(iii) masuk (ii) 5000 a + 3000 b = 7600000


5000 (2000 b) + 3000 b = 7600000 10000000 5000 b + 3000 b = 7600000 10000000 2000 b 2000 b 2000 b

= 7600000 = 10000000 7600000 = 2400000 = 2400000 : 2000 = 1200 .. (iv)

b b a + b = 2000 = 2000 1200 = 800

(iv) masuk (i)


a + 1200 = 2000 a a

Jadi banyak tiket kelas I yang terjual 800 lembar dan banyak tiket kelas II yang terjual 1200 lembar.

103

Lampiran 22 LEMBAR KERJA SISWA 2 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Alokasi waktu Kompetensi Dasar : Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Indikator : Menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya Soal : Perhatikan gambar berikut! : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 20 menit

Tentukan masing-masing harga batu baterai kecil dan batu baterai besar!

104

Lampiran 23 KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA 2 2 Soal :

Tentukan masing-masing harga batu baterai kecil dan batu baterai besar! Jawab : Misal harga satu baterai kecil = x harga satu baterai besar = y maka 3 x + 3 y = 10500 5 x + 6 y = 20000 (Penyelesaian terserah siswa mau dengan cara apa) Jadi harga satu baterai kecil = Rp 1.000 harga satu baterai besar = Rp 2.500

105

Lampiran 24 KISI-KISI SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS 2 Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Aspek Jumlah/bentuk soal KOMPETENSI DASAR Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya INDIKATOR KD Menyelesaikan model matematika dari masalah seharihari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya 2 Uraian : SMP : Matematika : VIII/Satu : Aljabar : 3 / uraian NO SOAL 1 BENTUK SOAL Uraian INDIKATOR SOAL Diberikan 2 gambar (paket) yang tiap paketnya terdiri dari beberapa buku dan pen yang dilengkapi dengan harga masingmasing paket. Diminta harga masing-masing buku dan pen Diberikan 2 gambar (paket) yang masingmasing paket terdiri dari beberapa kaleng dan cermin oval lengkap dengan harga masing-masing paket. Diminta harga masing-masing kaleng dan cermin oval Diberikan 2 gambar (paket) yang masingmasing terdiri dari beberapa kalkulator dan kado lengkap dengan harga masingmasing paket Diminta harga masing-masing kalkulator dan kado

SOAL 3 buah

Uraian

106

Lampiran 25 SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS 2 Kerjakan soal berikut dengan jelas dan benar ! 1. Perhatikan gambar berikut! Tentukan masing-masing harga 1 kaleng dan 1 cermin oval!

2. Perhatikan gambar berikut! Tentukan masing-masing harga 1 kalkulator dan 1 kado!

3. Perhatikan gambar berikut! Tentukan masing-masing harga 1 buku dan 1 pen!

107

Lampiran 26 KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS 2 1. Misal harga 1 kaleng = x harga 1 cermin = y .(5) maka 3 x + y
x +3y

= 110000 = 90000.... (5)

Cara penyelesaian bebas ..(15) Jadi harga 1 kaleng Rp 30.000 harga 1 cermin Rp 20.000..(5) Jumlah....(30) 2. Misal harga 1 kalkulator = x harga 1 kado maka 2 x + 3 y 4 x + y = y .. (5) = 300000 = 400000..(5)

Cara penyelesaian bebas ..(15) Jadi harga 1 kalkulator Rp 90.000 harga 1 kado Rp 40.000....... (5) Jumlah....(30) 3.Misal harga 1 buku = x harga 1 pen = y maka 3 x + 5 y 2 x +4y .. (5)

= 135000 = 100000..(5)

Cara penyelesaian bebas ..(15) Jadi harga 1 buku Rp 20.000 harga 1 pen Rp 15.000 ....... (5) Jumlah....(30) Nilai akhir = jumlah perolehan skor : 9

108

Lampiran 27 HASIL OBSERVASI SISWA DALAM KELOMPOK SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 Hari, tanggal : Senin, 11 Desember 2006

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala Penilaian NO. Aspek yang diamati A B C D E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa mengamati penjelasan guru Keaktifan siswa dalam berdiskusi Keberanian siswa dalam menyajikan temuannya Kekompakan kerja kekompok Keaktifan siswa dalam belajar kelompok Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat Respon siswa terhadap pelajaran secara umum Jumlah skor perolehan = 35 Jumlah skor maksimal = 45 Keterangan : A = 1 6 siswa bernilai 1 B = 7 12 siswa bernilai 2 C = 13 18 siswa bernilai 3 D = 19 24 siswa bernilai 4 E = 25 27 siswa bernilai 5 35 Keaktifan siswa = x 100% = 77,8% 45 Kudus, 11 Desember 2006 Observer Hadi Saptana

109

Lampiran 28 HASIL OBSERVASI SISWA DALAM KELOMPOK SIKLUS 2 PERTEMUAN 2 Hari, tanggal : Selasa, 12 Desember 2006

Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala Penilaian NO. Aspek yang diamati A B C D E 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa mengamati penjelasan guru Keaktifan siswa dalam berdiskusi Keberanian siswa dalam menyajikan temuannya Kekompakan kerja kekompok Keaktifan siswa dalam belajar kelompok Keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat Respon siswa terhadap pelajaran secara umum Jumlah skor perolehan = 36 Jumlah skor maksimal = 45 Keterangan : A = 1 6 siswa bernilai 1 B = 7 12 siswa bernilai 2 C = 13 18 siswa bernilai 3 D = 19 24 siswa bernilai 4 E = 25 27 siswa bernilai 5 36 Keaktifan siswa = x 100% = 80% 45 Kudus, 12 Desember 2006 Observer Hadi Saptana

110

Lampiran 29 HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU SIKLUS 2 PERTEMUAN 1 Hari, tanggal : Senin, 11 Desember 2006 Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala nilai Tahap Aktivitas A B C D Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 1 1. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Fase 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan 4 5 siswa/kelompok 2.Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Membantu siswa memecahkan masalah 1.Guru membimbing / mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah 1. Guru membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan

Fase 3

Fase 4

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai fase 4 Ket : A = nilai 4 B = nilai 3 C = nilai 2 D = nilai 1 Fase 5 Kemampuan guru = 29 x 100% = 90,6% 32 Kudus, 11 Desember 2006 Observer Hadi saptana

111

Lampiran 30 HASIL PENGAMATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU SIKLUS 2 PERTEMUAN 2 Hari, tanggal : Selasa, 12 Desember 2006 Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai! Skala nilai Tahap Aktivitas A B C D Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 1 1. Guru mengajukan masalah yang ada di LKS dan meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Fase 2 Mengorganisir siswa untuk belajar 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok dengan 4 5 siswa/kelompok 2.Guru meminta siswa mengemukakan ide kelompoknya tentang cara menyelesaikan masalah tersebut Membantu siswa memecahkan masalah 1.Guru membimbing / mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,menemukan penjelasan dan pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompoknya Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah 1. Guru membimbing/mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang diberikan pada fase 1 2. Guru mendorong siswa menyajikan hasil pemecahan masalah dan membimbing bila menemui kesulitan

Fase 3

Fase 4

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 1. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah pada fase 1 sampai fase 4 Ket : A = nilai 4 B = nilai 3 C = nilai 2 D = nilai 1 Fase 5 Kemampuan guru = 29 x 100% = 90,6% 32 Kudus, 12 Desember 2006 Observer Hadi saptana

112

Lampiran 31 ANALISIS HASIL EVALUASI AKHIR SIKLUS 2 Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kelas/semester Jumlah/bentuk soal Banyak peserta Waktu : : : : : : Matematika 2.3 Menyelesaikan model matematika VIII/Satu 3/Uraian 27 siswa 40 menit Tuntas Belajar Ya 80 80 80 60 80 50 70 50 50 90 60 50 80 75 70 70 55 50 80 65 80 80 90 60 90 60 50 8,9 8,9 8,9 6,7 8,9 5,6 7,8 5,6 5,6 10,0 6,7 5,6 8,9 8,3 7,8 7,8 6,1 5,6 8,9 7,2 8,9 8,9 10,0 6,7 10,0 6,7 5,6 Tdk

No Nama

no soal skor maks

Perolehan skor 1 2 3

skor

Nilai

30 30 30 1. Adi Faishol Khabib 30 30 20 2. Aditia Nugroho 30 30 20 3. Ahmad Harnowo 30 30 20 4. Andi Arifin 10 30 20 5. Ari Yohan Puja K 30 30 20 6. Bagus Noor R 10 30 10 7. Debbi Susanti 30 30 10 8. Didik Siswanto 10 30 10 9. Diwanda Okky P 10 30 10 10. Dyah Permatasari 30 30 30 11. Eko Budi Santoso 15 30 15 12. Firman Ardyanto 10 30 10 13. Fatkhul Huda 30 30 20 14. Irene Nova D 15 30 30 15. Isna Noviana 15 30 25 16. Janatun Munawaroh 15 30 25 17. Kasriati 15 30 10 18. Miftakhul Khabibi 10 30 10 19. Muh. Lutfi Sutanto 25 30 25 20. Muh. Rizal 10 30 25 21. Qirotul Insyaroh 30 30 20 22. Resti Arisanti IP 30 30 20 23. Sri Harini 30 30 30 24. Wani Sofa 15 30 15 25. Yulia Arisanti 30 30 30 26. Zahrotussaadah 15 30 15 27. Bayu Prasetyo 10 30 10 Siswa tuntas belajar apabila nilainya minimal 6,0 21 Persentase tuntas belajar = x 100% = 77,8 % 27 Rata rata = 7,65

113

Lampiran 32
Dokumentasi Penelitian Siklus 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang akan dilakukan

Siswa sedang berdiskusi sesuai dengan kelompoknya (kelompok campuran)

Guru membimbing siswa dalam berdiskusi dengan kelompoknya

Salah satu perwakilan kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

114

Lampiran 33
Dokumentasi Penelitian Siklus 2

Siswa sedang asyik berdiskusi kelompok sesuai pilihan anak (berjenis kelamin sama)

Dengan kelompok yang berjenis kelamin sama, siswa lebih percaya diri dalam berdiskusi

Guru sedang membimbing dan mendorong siswa dalam berdiskusi kelompok

Salah satu perwakilan kelompok sedang menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

You might also like