You are on page 1of 13

pengaruh naungan terhadapa tanaman tomat

HALAMAN PENGESAHAN JUDUL : PENGARUH BERBAGAI PEMBERIAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) NAMA : ERWIN DWIANTO NIM : 0802406016 PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI FAKULTAS : PERTANIAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO LAPORAN PRAKTEK INI DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN MATA KULIAH PENGELOLAAN HARA TERPADU DOSEN MARHANI.SP

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan yang berkaitan dengan Ekologi Tanaman dapat kami selesaikan tepat pada waktunya meski dalam bentuk yang jauh dari kesempurnaan. Kami menyadari bahwa, penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bisa membangun sangat kami harapkan dalam penyempurnaan penulisan laporan dimasa yang akan datang. Selain itu pula, penulisan laporan ini tidak akan mungkin selesai tepat pada waktunya apabila penulis tidak mendapat dukungan dari semua pihak. Kami berharap laporan ini dapat diterima oleh semua pihak, utamanya oleh dosen bidang studi Ekologi Tanaman sebagai salah satu bukti penyelesaian tugas yang diberikan kepada kami. Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas laporan ini dan semoga dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.amin. Palopo, Januari 2012 Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan masalah 1.3. Hipotesis 1.4. Tujuan dan Kegunaan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) 2.2. Respon tanaman terhadap cahaya matahari BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu 3.2. Metode Percobaan 3.3. Pelaksanaan Percobaan 3.4. Parameter Pengamatan BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.2. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSATAKA LAMPIRAN DOKUMENTASI BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani, selain itu tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam. Sentral produksi tanaman tomat di Indonesia adalah pulau Jawa, akan tetapi juga dikembangkan di luar pulau Jawa hampir di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan potensi lahan untuk tanaman tomat cukup baik. Sasaran pengembangannya diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan lahan berdasarkan potensi yang dimiliki dan kesesuaian agroekologi. Seiring dengan maraknya masyarakat untuk menanam tanaman tomat, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk tanaman hias, pada akhirnya akan menuntut teknik budidaya. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pemberian naungan yang berguna untuk melindungi tanaman tomat dari sinar terik matahari langsung. Pemberian naungan dapat dilakukan dengan cara membuat green house ataupun dengan menggunakan plastik mulsa atau kain. 1.2. Perumusan masalah Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman tomat yang diletakkan dalam ruangan (kurang cahaya) dan tanaman tomat yang diletakkan di luar ruangan (yang mendapatkan banyak cahaya)?

1.3. Hipotesis Hipotesa penelitian ini adalah, jika tanaman tomat diletakkan di luar ruangan maka pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau tampak segar dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan jika tanaman tomat diletakkan di dalam ruangan maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau. 1.4. Tujuan dan manfaat 1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat. 2. Manfaat Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman tomat Sistematika tanaman tomat dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini : A. Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae (suku terung-terungan) Genus : Solanum Spesies : Solanum lycopersicum L. B. Morfologi tanaman tomat 1. Akar Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous. 2. Batang Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna hijau, pada ruas ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar akar

pendek. Selain itu, batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara merata. 3. Daun Daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 7. Ukuran daun sekitar (15 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh berselang seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. 4. Bunga Bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berukuran kecil, berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat (Solanum lycopersicum L.). Mahkota bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda. 5. Buah Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat (Solanum lycopersicum L.) juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah. C. Tehnik Budidaya Tanaman Tomat 1. Syarat Tumbuh Tanaman tomat dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0 - 1.250 m dpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23C pada siang hari dan 17C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal untuknya adalah netral, yaitu sekitar 6 - 7. 2. Penyiapan Lahan Bercocok Tanam Tomat Untuk bercocok tanam tomat dipilih lahan gembur, subur dan sebaiknya sebelumnya tidak ditanami tomat atau tanaman satu famili, seperti : cabai, terong, tembakau dan kentang. Bila pH tanah rendah diberi kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam. Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Untuk drainase dibuat parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. Berikan pupuk kandang sebanyak 10 - 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata. Bila menggunakan mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari. Lubang tanam dibuat dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Sterilisasi tanah media dilakukan dengan memberikan bahan kimia Besamid 3 G dengan dosis 70 gram untuk media tanam sebanyak 1m3

atau menggunakan formalin 4%. 3. Pengadaan Benih Tomat Pengadaan benih tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan membeli benih yang siap semai atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih tomat dilakukan dengan cara membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih yang bermutu dan bersertifikat. Pengadaan benih yang dilakukan dengan membuat sendiri adalah sebagai berikut: a) Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya yang bermutu baik. Buah yang dipilih adalah buah tomat yang telah masak dan tua dan masak di pohon. Buah sehat dan tidak terserang hama ataupun penyakit. b) Buah setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari). c) Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih, kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%. Biji-biji tomat yang telah dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah, misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan. 4. Pembibitan Tomat Tanaman tomat berkembang biak secara generatif atau melalui biji, maka perbanyakan bibit tomat dilakukan dengan bijinya. Sebelum ditanam di kebun, biji-biji tomat sebaiknya disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Pemindahan bibit ke lapang dilakukan sewaktu bibit berumur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Gondol, Intan, Ratna dan Berlian. Kebutuhan benih 200 300 gram/ha. 5. Penanaman Bibit siap tanam berumur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6. Sehari sebelum penanaman sebaiknya bedengan diairi dahulu. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), namun tidak berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Ajir dipasang sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat. 6. Pemupukan Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha adalah urea 150 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg. Pemupukan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam dan urea diberikan 14 hari setelah tanam sebanyak 75 kg dan sisanya 35 hari setelah tanam. 7. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau alat penyiang lainnya. 8. Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat Hama ulat yang menyerang tanaman muda dengan memotong batang dan tangkai adalah Agrotis ipsilon dapat disemprot dengan Hostathion 40 EC dan Dursban 20 ES. Hama Heliothis armigera yang menyerang buah menjadi bolong dapat diberantas dengan menggunakan Diasenon 60 EC. Rhizoktonia sp dan Pythium sp yang menyerang pesemaian dapat diberantas dengan Dhitane M45. Penyakit busuk daun (Phytopthorasp) dapat diberantas dengan bubur bordeux. Penyakit layu dan virus keriting dikendalikan dengan mencabut tanaman yang terserang penyakit lalu dibakar. 9. Panen Tomat Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai di tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi

tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan buah yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit. 2.2. Respon tanaman terhadap cahaya matahari 1. Intensitas Cahaya. Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Pengertian intensitas disini sudah termasuk didalamnya lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan waktunya menggunakan hari. Besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tidak sama utuk setiap tempat dan waktu, karena tergantung : a. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari intensitasnya lebih rendah dari pada siang hari karena jarak matahari lebih jauh. Juga di daerah sub tropis, intensitasnya lebih rendah dibanding daerah tropis. Demikian pula di puncak gunung intensitasnya (1,75 g.kal/cm2/menit) lebih tinggi dari pada di dataran rendah (di atas permukaan laut = 1,50 g.kal /cm2/menit). b. Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih rendah karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan pada musim kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih tinggi. c. Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan berbeda dengan lereng sebelah timur/barat. Pada daerah tanaman menerima sinar matahari lebih sedikit dari pada sebelah utara/selatan karena lama penyinarannya lebih pendek disebabkan terhalang oleh gunung. Bahkan lereng sebelah barat dan timur itu sendiri juga sering terdapat perbedaan terutama pada musim hujan. Hal ini disebabkan karena musim hujan biasanya banyak sore hari sehingga lebih banyak awan dibanding pagi hari, akibatnya lereng sebelah barat yang baru meneroma sinar matahari sore hari akan mendapatkan radiasi dengan intensitas yang sangat rendah. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejauh mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air untuk membentuk karbohidrat. Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis sampai dengan optimum (maksimum). Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Namun demikian intensitas cahaya yang sampai pada permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu sebab potensi produksi tanaman aktual belum diketahui. Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhan tanaman tomat di waktu muda (tingkat anakan) berkisar antara 50 85 % dari cahaya total. Untuk jenis-jenis semitoleran naungan untuk anakan diperlukan sampai umur 1-2 bulan atau sampai tanaman mencapai tinggi 1 2 meter. Sedangkan

untuk jenis-jenis toleran lebih lama lagi yaitu 3 4 bulan. Suhardi (1995) mengemukakan tanaman tomat yang ditaruh, pada tempat penuh memberikan pertumbuhan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat cahaya masuk sebahagian. Dibandingkan dengan lama penyinaran dan jenis cahaya, intensitas cahaya merupakan faktor yang paling berperan terhadap kecepatan berjalannya fotosintesis. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000 lux, grafik kecepatan fotosintesis bergerak linear positif. Data penelitian tersebut adalah untuk tanaman dewasa, sedangkan untuk tanaman muda (tingkat semai-sapihan) belum diperoleh data. Pengurangan intensitas sinar sampai 60% berpengaruh positif nyata terhadap pertumbuhan awal tinggi dan jumlah daun, serta diameter batang tanaman tomat.

BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan waktu Praktek ini dilaksanakan di green house Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo Jln. Sungai Rongkong pada bulan November 2011. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih tomat, tanah, pasir, pupuk bokashi, polybag ukuran 20 x 30 cm, kain kasa. Alat yang dipakai adalah paku, martil, kayu, linggis, gembor, mistar, kain dan alat tulis menulis. 3.3. Metode Percobaan Praktek ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3 perlakuan yang diulang sebanyak 12 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Dengan naungan sebagai berikut : Po = tanpa naungan P1 = 1 lapis naungan P2 = 2 lapis naungan P3 = 3 lapis naungan 3.4. Pelaksanaan Percobaan Pelaksanaan percobaan ini meliputi pembuatan naungan, persiapan media tanam, penyemaian, penanaman, pemeliharaan dan pengamatan. Pembuatan naungan dilakukan dengan cara menyiapkan kayu sepanjang 1 meter kemudian buat lubang dengan menggunakan linggis, setelah lubang selesai dibuat tancapkan kayu lalu buat para-para berbentuk segi empat kemudian berikan naungan kain kasa jangan lupa dipaku supaya kain kasa tidak jatuh. Kemudian persiapan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan tanah, pasir, pupuk bokashi dengan perbandingan 1:1:1. Pencampuran ini dilakukan dengan menggunakan tangan, setelah semua bahan sudah tercampur dengan merata, kemudian masukkan kedalam polybag, selanjutnya media tanam tersebut disiram air sampai jenuh dan biarkan selama satu minggu tujuannya agar supaya mikroorganisme yang merugikan bagi tanah dan tanaman tomat akan mati, dan juga untuk memperlancar sistem aerasi didalam tanah. Penyemaian dilakukan dengan cara merendam terlebih dahulu benih tomat selama 15 menit dan pilih benih yang tenggelam kemudian letakkan diatas pot secara merata setelah itu tutup dengan tanah. Penanaman dilakukan pada saat bibit tomat sudah tumbuh pada tempat penyemaian, umur bibit tomat yang akan dipindahkan pada media tanam berkisar antara 3 minggu. Pemindahan bibit tomat dari tempat penyemaian ke tempat media tanam dilakukan dengan cara mencabut satu per satu bibit tomat dengan hati-hati, jaga agar akar pada bibit tomat tidak

terputus, setelah itu buat lubang diatas media tanam dengan kedalaman 5-10 cm lalu masukkan bibit tomat tersebut, tutup lubang tanam dengan tanah kemudian lakukan penyiraman. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan penyiangan, penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi ataupun sore hari dengan menggunakan gembor. Penyiangan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh disekitar tanaman tomat, pengamatan dilakukan pada tiap 3 hari sekali untuk melihat pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

3.5. Parameter Pengamatan Komponen pertumbuhan yang diamati adalah : 1. Tinggi tanaman (cm) tomat, diukur dari pangkal sampai titik tumbuh tiap 3 hari sekali. 2. Jumlah daun (helai) tanaman tomat, dihitung jumlah daun yang terbentuk sempurna diamati tiap 3 hari sekali

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil A. Tabel Rata-rata tinggi tanaman tomat Ulangan Perlakuan Po P1 P2 P3 U1 7,4 12,1 17,3 7,3 U2 8,1 12,4 27,8 8,0 U3 7,4 13,1 22,3 8,8 U4 8,2 15,5 23,1 6,3 U5 9,6 13,3 23,0 8,1 U6 8,9 15,0 26,4 7,8 U7 5,8 19,0 26,4 9,3 U8 7,4 17,0 18,1 10,7

U9 6,7 18,8 23,1 7,5 U10 8,2 13,1 22,3 9,8 U11 - 14,7 25,0 8,3 U12 - 21,8 23,4 7,7 Total 77,7 185,8 278,2 99,6 Rata-rata 7,8 14,9 23,0 8,4

Sumber : data primer diolah Januari 2012

B. Tabel rata-rata jumlah daun tanaman tomat Ulangan Perlakuan Po P1 P2 P3 U1 7 10 11 6 U2 7 9 10 7 U3 7 11 10 8 U4 8 11 11 6 U5 8 11 10 8 U6 7 12 9 9 U7 7 13 9 7 U8 9 9 12 9 U9 7 11 10 8 U10 8 11 9 7 U11 - 12 8,0 8 U12 - 11 11 6 Total 75 131 120 89 Rata-rata 8 11 10 8

Sumber : data primer diolah Januari 2012 B. Pembahasan Pemberian naungan pada tiap perlakuan tanaman tomat menunjukkan hasil yang berbeda, pada naungan yang menggunakan kain 1 lapis (P1) menunjukkan hasil yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat, sedangkan pada naungan yang menggunakan kain 2 lapis (P2) juga sama menunjukkan hasil yang nyata, bila dibandingkan dengan pemberian naungan kain 3 lapis (P3) sangat sedikit menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Hal ini mungkin didasari dengan pertumbuhan tanaman tomat yang menginginkan suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 23C pada siang hari, sehingga dengan adanya perlakuan pemberian naungan 1 dan 2 lapis kain merupakan suhu yang tepat untuk perkembangan tanaman tomat. Dilihat dari diagram rata-rata jumlah daun tanaman tomat, yang menunjukkan pengaruh perkembangan jumlah daun dibandingkan dengan Po (kontrol), yakni pada P1 (1 lapis kain) dan P2 (2 lapis kain) dimana pada P1 dan P2 memberikan pengaruh yang nampak terhadap

pertumbuhan jumlah daun, sedangkan pada P3 tidak menunjukkan pengaruh apapun. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Hasil percobaan menunjukkan bahwa: a. Tanaman di dalam ruangan mengalami pertumbuhan lebih cepat dan mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya berukuran kecil, tipis, berwarna pucat, batang melengkung dan tidak kokoh. b. Tanaman di luar ruangan pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar dan tebal, berwarna hijau, batang tegak dan kokoh. c. Cahaya merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 5.2. Saran a. Dalam praktik ini sebaiknya didampingi dosen yang bersangkutan, sehingga mahasiswa dapat bekerja lebih serius lagi. b. Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang cukup cahaya dan kurang cahaya matahari. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. Botani dan Morfologi Tanaman Tomat. Universitas Sumatera Utara. Anonim, 2011. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Tomat. Diakses di http://mukegile08.wordpress.com/category/sistematika-dan-morfologi-tanamantomat/ Anonim, 2001. Pengaruh Cahaya Terhadap Tanaman Tomat. IPB. Bogor. Sihotang B., 2010. Budidaya Tanaman Tomat. Diakses di http://www.ideelok.com/budidayatanaman/tomat/page-1&2. Marlina V, enni. 2004. Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat. Proposal Skripsi Program Studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi: Jambi. LAMPIRAN A. Tabel pengamatan kontrol tinggi tanaman tomat tanpa naungan Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 Po U1 5,5 6 6,9 7 8,9 10 44,3 7,4 U2 5,7 7 7,7 8,4 9,5 10,4 48,7 8,1 U3 4,9 5,3 6 7,9 9 11,3 44,4 7,4 U4 5 6,4 7,2 8,5 10,7 11,5 49,3 8,2 U5 6,4 7,9 9,2 10 11,6 12,5 57,6 9,6 U6 6,7 7,2 8,4 8,9 10,6 11,8 53,6 8,9 U7 3,2 3,9 5,5 6,2 7,4 8,6 34,8 5,8 U8 4,4 5 6,9 8,2 9 11 44,5 7,4 U9 4,7 5,3 6 6,6 8,2 9,4 40,2 6,7 U10 5 6,7 7,4 9,2 10 10,8 49,1 8,2 Sumber : data primer diolah januari 2012 B. Tabel pengamatan tinggi tanaman tomat dengan menggunakan naungan 1 lapis kain

Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 P1 U1 14,5 15,1 16 17,8 19,5 21 103,9 17,3 U2 18 19,6 30,2 30,8 32 36 166,6 27,8 U3 15,3 17,2 18 25 27,3 31 133,8 22,3 U4 14,8 16,5 18 26 30,1 33 138,4 23,1 U5 15 16,3 18,3 27 30,2 31 137,8 23,0 U6 17 19,7 22,4 26,3 34 39 158,4 26,4 U7 16 20,7 23,6 27,9 32,4 38 158,6 26,4 U8 12,6 15,6 17,4 18,6 20,3 24 108,5 18,1 U9 13,5 17,4 22,4 26 28,4 31 138,7 23,1 U10 14,6 18,6 20,2 23,1 27,3 30 133,8 22,3 U11 14,6 16,9 22 28 32,5 36 150 25,0 U12 18 20,2 21 24,9 27,3 29 140,4 23,4 Sumber : data primer diolah januari 2012

C. Tabel pengamatan tinggi tanaman tomat dengan menggunakan naungan 2 lapis kain Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 P2 1 9 9.5 10.5 13 14.5 16 72.5 12.1 2 8 8.5 9.5 13 16 19.5 74.5 12.4 3 8.5 9 10.3 14 16.5 20 78.3 13.1 4 11 12 13 15 18 24 93 15.5 5 9 10 12.5 15 16 17.5 80 13.3 6 12.5 13 13.5 15.5 17 18.5 90 15.0 7 14.5 15 16.5 19 23.5 25.5 114 19.0 8 10 11.5 14.5 17 24 25 102 17.0 9 13.5 14.3 17.5 19 23 25.5 112.8 18.8 10 10 11.5 12.5 13.3 14.5 17 78.8 13.1 11 9.5 10.5 13 15.6 16.5 23 88.1 14.7 12 16.5 17.6 19.5 22.3 24 31 130.9 21.8 Sumber : data primer diolah januari 2012 D. Tabel pengamatan tinggi tanaman tomat dengan menggunakan naungan 3 lapis kain Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 P3 U1 4,3 5,7 6 8,2 9,1 10,5 43,8 7,3 U2 4,7 6,5 7,5 8,9 9,7 10,9 48,2 8,0 U3 6,3 7,2 8,5 9 10,2 11,7 52,9 8,8 U4 3 4,6 5,2 7,4 8,3 9,5 38 6,3 U5 6,6 7 7,9 8,4 9 9,9 48,8 8,1 U6 5,5 6,4 7 8,2 9,4 10,5 47 7,8 U7 6,9 7,9 8,4 9,9 10,8 11,7 55,6 9,3 U8 7,8 8,9 10,7 11,9 12 12,9 64,2 10,7

U9 5,9 6,4 7 7,9 8,1 9,5 44,8 7,5 U10 7,9 8 8,9 9,4 11,9 12,6 58,7 9,8 U11 4,2 5,9 8,5 9,1 10,6 11,4 49,7 8,3 U12 5,2 6 6,9 7,9 9 10,9 45,9 7,7 Sumber : data primer diolah januari 2012

E. Tabel pengamatan kontrol jumlah daun tanaman tomat Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 Po U1 5 4 6 7 8 9 39 7 U2 4 6 7 8 8 10 43 7 U3 4 6 7 8 8 10 43 7 U4 5 6 8 8 9 11 47 8 U5 5 6 8 8 9 11 47 8 U6 4 5 7 7 8 10 41 7 U7 4 5 6 8 9 10 42 7 U8 6 7 9 9 10 10 51 9 U9 5 4 6 7 8 9 39 7 U10 5 7 8 9 10 11 50 8 Sumber : data primer diolah januari 2012 F. Tabel pengamatan jumlah daun menggunakan naungan 1 lapis kain Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 P1 U1 9 10 11 10 11 10 61 10 U2 6 7 9 8 10 15 55 9 U3 9 10 11 10 12 12 64 11 U4 9 10 11 11 12 13 66 11 U5 9 11 12 12 10 10 64 11 U6 10 11 12 11 13 15 72 12 U7 11 12 13 12 13 14 75 13 U8 8 9 10 10 9 8 54 9 U9 9 10 11 10 12 13 65 11 U10 9 10 11 12 12 13 67 11 U11 10 12 13 11 12 13 71 12 U12 9 10 12 10 11 11 63 11 Sumber : data primer diolah januari 2012

G. Tabel pengamatan jumlah daun tanaman tomat menggunakan naungan 2 lapis kain Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata

1 2 3 4 5 6 P2 1 8 9 9 11 13 15 65 11 2 8 9 10 10 11 12 60 10 3 7 8 9 10 11 12 57 10 4 7 8 9 11 13 16 64 11 5 7 9 11 11 12 12 62 10 6 7 8 8 9 10 12 54 9 7 5 7 8 10 11 12 53 9 8 9 10 10 12 13 15 69 12 9 6 8 8 10 12 13 57 10 10 7 8 8 10 11 12 56 9 11 5 7 8 9 10 11 50 8 12 7 9 10 12 13 16 67 11 Sumber : data primer diolah januari 2012 H. Tabel pengamatan jumlah daun tanaman tomat menggunakan naungan 3 lapis kain Perlakuan Ulangan Pengamatan Total Rata-rata 1 2 3 4 5 6 P3 U1 4 4 6 6 8 8 36 6 U2 5 6 6 7 7 8 39 7 U3 5 6 8 9 9 10 47 8 U4 4 5 6 6 8 9 38 6 U5 6 7 8 8 9 10 48 8 U6 5 7 8 9 11 12 52 9 U7 4 6 7 8 8 10 43 7 U8 5 7 8 9 10 12 51 9 U9 6 6 7 8 10 10 47 8 U10 4 6 7 8 8 9 42 7 U11 5 7 8 9 9 10 48 8 U12 4 4 6 6 8 8 36 6 Sumber : data primer diolah januari 2012

You might also like