Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh: Dhayu Dwi Erpridawati Wahab Rovik Hakim Fitriana Sistyaningtyas Sasminto Nuri Febtitasari Rizki Teguh Dwi S Ilham Hariyadi Rohmatulloh
DEFINISI
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.
Selain problematika lingkungan sosial budaya terdapat keberagaman kebudayaan yang bisa menimbulkan isu dalam lintas budaya. Keberagaman budaya dalam bekerja menjadi hal yang penting dalam perilaku organisasi. Perhatian terhadap keberagaman budaya ini dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena manajemen semakin sadar pentingnya mengelola lintas budaya sebagai bagian dari kekuatan organisasi. Kompetensi lintas budaya adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan mengenal dan menerima persamaan dan perbedaan budaya antar bangsa dan kemudian merupakan isu strategi pendekatan organisasi dan keingintahuan.
Problematika Lingkungan Sosial Budaya terkait dengan lingkungan hidup, problem utama yang dihadapi manusia adalah kerusakan lingkungan. Salah satu pengerusakan lingkungan adalah pencemaran lingkungan.
Problem lain yang tidak kalah dasyatnya adalah problem lingkungan social budaya yang dihadapi masyarakat. Pencemaran dan pengerusakan juga melanda lingkungan sosial budaya. Penetrasi asing yang tidak disaring bisa merusak generasi muda bangsa. Explosif informasi dan kebebasan untuk mendapatkannya telah menjadi problematika tersendiri di negeri ini.
Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan dan interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan)
LINGKUNGAN SOSIAL
1. Interaksi Dalam Lingkungan Sosial a. kerja sama (cooperation) b. akomodasi (accomodation) c. persaingan (competition) d. pertikaian (confict) 2. Pranata Dalam Lingkungan Sosial
g.
h.
Pranata pranata untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan. Misalnya, perkawinan, pengasuh anak, pergaulan antar kerabat, dan sistem istilah kekerabatan. Pranatapranata ekonomi, antara lain pertanian, peternakan, barter, industri, dan perbankan. Pranatapranata pendidikan, misalnya model pendidikan, jenjang pendidikan, pers, pemberantasan buta aksara, dan perpustakaan. Pranatapranat ilmiah,antara lain metodologi ilmiah, penelitian, dan pengukuran. Pranata pranata untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan dan seni, seperti olahraga, berbagai kesenian, dan kesusastraan. Pranatapranata keagamaan sebagai kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib. Misalnya, upacara, semedi, bertapa, penyiaran agama, dan alam gaib. Pranata pranata untuk menjaga dan mengatur kekuasaan di masyarakat, seperti kepolisian, kehakiman, pemerintahan, demokrasi, tentara, dan lain lain. Pranata pranata untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan hidup, seperti pemeliharaan kecantikan, kebugaran, kesehatan, dan kedokteran.
3. Problema Dalam Kehidupan a. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit. c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan sirganisasi. d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan anak, konflik ras, dan konflik keagamaan.
2.
2.
3.
4.
Tahap inkubasi kadang-kadang disebut tahab bulan madu, sebagai pengalaman baru yang menarik. Tahap krisis ditandai dengan suatu perasaan dendam, pada saat inilah terjadi korban cultural shock. Tahap kesembuhan korban mampu melampaui tahap kedua, hidup dengan damai. Tahap penyesuaian diri sekarang orang tersebut sudah membanggakan sesuatu yang dilihat dan dirasakannya dalam kondisi yang baru, rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.
Penyesuaian diri antar budaya dipengaruhi oleh berbagai faktor. 1. Faktor internal a. watak b. kecakapan 2. Faktor eksternal a. Besar kecilnya perbedaan antar kebudayaan tempat asalnya dengan kebudayaan lingkungan yang dimasukinya b. Pekerjaann yang dilakukannya, yaitu apakah pekerjaan yang dilakukannya itu dapat ditoleransi dengan latar belakang pendidikannya atau pekerjaan sebelumnya. c. Suasana lingkungan tempat bekerja. Suasana lingkungan yang terbuka akan mempermudah seseorang menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan suasana lingkunga yang tertutup.
2.