You are on page 1of 8

10 Perkembangan Karir Anak SD

10 PERKEMBANGAN KARIR ANAK SD A. Pengertian Karir Dalam arti luas, Handoko mengartikan karir adalah semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang dalam kehidupan kerja seseorang. Sedangkan menurut Gibson, karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian perubahan nilai, sikap, dan perilaku serta motivasi yang terjadi pada setiap individu selama rentang waktu kehidupannya untuk menemukan secara jelas keahlian, tujuan karir, dan kebutuhan untuk pengembangan, merencanakan tujuan karir, dan secara terus menerus mengevaluasi, merevisi, dan meningkatkan rancangannya. Pengertian Perkembangan Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis. Seorang individu mengalami perkembangan sejak masa konsepsi yang akan berlangsung selama hidupnya. Proses perkembangan berlangsung sejak konsepsi, lahir, dimana badan, otak, kemampuan, dan tingkah laku pada masa usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup. Teori Perkembangan Karir Anak Usia SD (Menurut Super) Teori perkembangan karir Donald Super (Sharf, 1992 : 124) disebut dengan istilah pelangi perkembangan karir sepanjang hayat. Ada dua konsep utama yang perlu dipahami dari pelangi perkembangan karir sepanjang hayat karya Super ini, yaitu peran kehidupan ( roles) dan tahapan perkembangan karir (developmental stages). Super mendeskripsikan enam peran kehidupan yaitu peran individu sebagai child, student, leisurite, citizen, worker, dan homemaker. Menurut Super, pada masa child, student dan leisurite merupakan peran yang sangat penting. Sedangkan pada masa remaja peran yang dianggap penting yaitu citizen dan worker. Peran worker ini masih terbatas dan menjadi peran utama masa dewasa. Super mengemukakan lima tahapan perkembangan, yaitu tahap (1) pertumbuhan/growth, (2) eksplorasi/exploration, (3) penentuan/establiahment, (4) pemeliharaan/maintenance, dan (5) penurunan/disengagement. Kelima tahapan tersebut terbagi atas sub-sub tahapan. Tahap pertumbuhan/growth (0-14). Tahap ini terdiri atas empat sub tahapan perkembangan, yaitu sub tahapan berkembangnya keingintahuan (curiosity), fantasi (fantasies), minat (interest), dan berkembangnya kemampuan (capacities) karir. Keingintahuan anak pada usia 0 sampai 4 tahunan terhadap jenis-jenis karir merupakan awal perkembangan karir individu. Keingintahuan yang dimaksud ialah ketertarikan anak pada pengetahuan sesuatu, dan pada hal yang baru atau tidak biasa. Misalnya, anak yang melihat dokter sedang memeriksa pasiennya, jika ia tertarik oleh dunia kedokteran yang dilihatnya maka ia akan terdorong untuk mencari tahu tentang kedokteran. Biasanya, keingintahuan anak dipuaskan melalui eksplorasi, yaitu aktivitas anak dalam mencari dan menguji sesuatu. Jadi keingintahuan merupakan dorongan dasar (drive) atau kebutuhan (need) sedangkan eksplorasi merupakan perilaku (action). Sub tahapan fantasi terjadi pada usia 4 7 tahun di mana anak mulai mengembangkan fantasi karirnya. Misalnya, anak bermain dokter-dokteran seolah-olah ia sebagai dokter beneran. Sub tahapan ketiga ditandai dengan munculnya minat anak terhadap karir tertentu, yang terjadi antara usia 7 11 tahun. Misalnya, anak yang berminat menjadi pesepakbola profesional ia mulai menekuni dan menikmati aktivitas-aktivitas persepakbolaan. Tetapi pada tahap ini mereka belum mempertimbangkan faktor-faktor penghambat karir yang diminatinya itu. Sub tahapan keempat ialah berkembangnya kemampuan (capacities) yang menjadi dasar terbentuknya kecakapan pada karir tertentu. Umumnya, sub tahapan ini terjadi antara usia 11 14 tahun. Sedangkan 14 -18 tahun merupakan masa transisi dari tahap pertumbuhan menuju tahap eksploraso karir. Tahap eksplorasi/eksploration (18-25). Tahap ini mencakup upaya-upaya individu dalam memperoleh suatu ide yang lebih baik tentang informasi pekerjaan, memilih alternatif-alternatif karir,

B.

C.

mengambil keputusan karir, dan mulai bekerja (Super dalam Sharf, 1992 : 180). Tahap ini terdiri atas tiga sub tahapan, yaitu kristalisasi (crystalizing), spesifikasi (specifying) dan implementasi (implementing) karir. Kristalisasi karir yang umumnya terjadi pada usia 18 20 tahun merupakan proses klarifikasi individu terhadap karir yang ingin dijalaninya. Oleh sebab itu, individu mulai mempelajari pekarjaan-pekerjaan yang mungkin sesuai dengan dirinya dan mempelajari keterampilan-keterampilan yang menjadi persyaratan kerja pada suatu pekerjaan. Untuk itu, pada proses kristalisasi ini individu senantiasa menguji minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang dimilikinya. Spesifikasi karir terjadi pada usia 20 tahunan terutama mereka yang lulusan perguruan tinggi atau masih kuliah. Pada masa ini terlihat adanya upaya spesifikasi karir yang individu lakukan. Misalnya, mahasiswa yang mengambil program keguruan mengambil magang menjadi guru di sebuah sekolah. Implementasi karier yang umumnya terjadi mendekati usia 25 tahunan merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu untuk mulai berkarir pada bidang pekerjaan tertentu. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan jaringan kerja dengan cara menemui orang yang dapat membantunya memperoleh pekerjaan. Mulai mengajukan lamaran kerja, wawancara dan sampai ia mulai bekerja. Pada antara usia 2530 tahun individu umumnya mengalami transisi kedua sebelum masuk tahap penentuan (establishment) karir. Tahap penentuan/establishment (30-45). Penentuan yang dimaksud ialah diperolehnya ketentuan pada suatu bidang pekerjaan dengan dimulainya bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu. Perilaku karir yang nampak sebagai sub tahapan dari tahap penentuan karir ini terdiri dari tiga sub tahapan, yaitu stabilisasi (stabilizing), konsolidasi (consolidating), dan pemantapan (advancing) karir. Stabilisasi karir yaitu proses dimulainya penyesuaiaan individu dengan tuntutan pekerjaan sejak mulai bekerja. Pada sub tahapan ini individu dituntut agar mampu memenuhi persyaratan kerja minimal sehingga ia stabil dalam posisinya. Konsolidasi merupakan proses untuk lebih menguatkan dan mengamankan posisi tertentu serta berupaya untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi dalam pekerjaannya. Oleh sebab itu individu mulai mencari lebih tahu tentang pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Pemantapan karir merupakan pergerakan karir individu ke jenjang yang lebih tinggi dan terhormat di lingkungan kerjanya. Oleh sebab itu individu berupaya meningkatkan kualitas diri sebagai bahan promosi. Selanjutnya ia mulai menunjukkan kecakapan kerjanya dengan menunjukkan hasil kerja yang terbaik. Tahap pemeliharaan/maintenance (45-65). Tahap ini terdiri dari tiga sub tahapan, yaitu sub tahapan memiliki (holding), memperbaiki (updating), dan sub tahapan inovasi (innovating). Memiliki karir yang dimaksud ialah aktivitas individu dalam mempelajari sesuatu yang baru untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu posisi. Perilaku yang tampak misalnya, melanjutkan studi yang sesuai dengan tuntutan kerja. Mempeerbaharui karir merupakan upaya memperbaharui pekerjaan sesuai dengan tuntutan lapangan. Misalnya, mengikuti seminar yang mengarah kepada profesi yang sedang digeluti atau mengunjungi pelanggan untuk melihat perkembangan baru di lapangan. Inovasi karir merupakan upaya menjadikan maju dalam suatu profesi. Ini lebih mengarah kepada pengembangan kontribusi baru bagi lapangan. Tahap penurunan/disengagement (65 ke atas). Tahap ini terdiri dari tiga sub tahapan, yaitu perlambatan (decelerating), perencanaan pengunduran diri (retirement planning), dan pengunduran diri (retirement living). Pelambatan merupakan penurunan tanggung jawab kerja seseorang atau proses penemuan cara kerja yang lebih mudah dengan waktu kerja yang lebih sedikit. Perencanaan pengunduran diri mengacu kepada terjadinya kembali upaya penyesuaiaan kerja dengan minat, kemampuan mental dan fisik, serta nilai-nilai. Pengunduran diri mengacu kepada suasana di mana individu memandang pekerjaan sudah tidak signifikan lagi bagi dirinya. Ia lebih suka di rumah, dengan keluarga, menemui teman, atau melakukan layanan sosial di masyarakat. Menurut Super (Sharf, 1992 : 123), tahapan perkembangan karir tersebut tidak selamanya hierarkhis, sebab dalam perjalanan karir seseorang ada kemungkinan terjadi proses recycle. Misalnya, jika individu usia tengah baya ingin berganti karir maka ia akan melakukan eksplorasi lagi terhadap karir barunya. Dengan demikian proses eksplorasi dapat terjadi pada setiap tahapan perkembangan karir. Perbedaan tahapan eksplorasi pada antara kurang lebih usia 18-25 tahun atau disebut tahapan eksplorasi dengan eksplorasi pad proses recycle ialah bahwa tahap eksplorasi merupakan aksi dan refleksi individu untuk menambah pengetahuan diri tentang nilai kerja, minat pekerjaan, kemampuan kerja, dan berbagai hal tentang pekerjaan dan ragam dunia kerja. Secara tegas, Super (Savickas, 2001 : 52) menjelaskan bahwa tahap eksplorasi karir merupakan action and reflection that increase self-knowledge about work values, vocational interest, and occupational abilities as well as produces a broad fund of occupational information and knowledge about work. Sedangkan eksplorasi pada prose recycle cenderung pada karir tertentu saja yang individu tuju. Model eksplorasi seperti ini terutama terjadi jika individu berganti karir. Berdasarkan teori Super, perkembangan karir anak usia SD berada pada tahap pertumbuhan (growth), yang ditandai oleh berkembangnya keingintahuan (curiosity), fantasi (fantasies), minat (intersets), dan berkembangnya kemampuan (capacities) karir.

D.

Orientasi Karir Bagi Anak Usia SD Orientasi karir yang dimaksud ialah readiness oe individuals to meke good choices, yang berarti kesiapan individu untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat (Super dalam Sharf, 1992: 155). Keputusan yang dimaksud ialah keputusan-keputusan tentang karir. Model ini didasari oleh asumsi bahwa keputusankeputusan tentang karir terjadi pada semua rentangan kehidupan. Pada masa usia SD sekalipun, anak dihadapkan pada pada berbagai keputusan tentang karir. Misalnya, anak dituntut untuk mampu menentukan pilihan lanjutan setelah lulus SD. Ia harus mengambil keputusan apakah melanjutkan ke SMP atau ke Tsanawiyah. Hal ini merupakan salah satu pengambilan keputusan karir (Sharf, 1992). Menurut Super, kesiapan individu untuk membuat keputusan karir yang tepat terakumulasi pada orientasi karir secara total. Orientasi karir ini terdiri atas 3 dimensi, yaitu: (1) sikap terhadap karir, (2) keterampilan pembuatan keputusan karir, dan (3) informasi dunia kerja. Sikap terhadap Karir. Para ahli sepakat bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak atau arah kecenderungan untuk bertindak dan persetujuan terhadap sesuatu. Berdasarkan konsep sikap ini, yang dimaksud sikap terhadap karir berarti arah kecenderungan individu terhadap bidang karir tertentu. Arah kecenderungan ini terlihat dari aktivitas-aktivitasnya. Menurut Super, sikap individu terhadap karirnya dapat dianalisis dari dua aktivitas, yang selanjutnya disebut sub dimensi sikap terhadap karir, yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. a. Perencanaan Karir Perencanaan karir mengacu pada aktivitas individu dalam merencanakan karir. Aktivitas tersebut mencakup; mempelajari informasi tentang karir, membicarakan perencanaan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan karir yang diharapkan dan mengikuti pendidikan atau latihan yang mengarah pada karir masa depan. b. Eksplorasi Karir Super mengkonsepsikan eksplorasi karir sebagai aktivitas individu dalam memanfaatkan sumber informasi karir. Berdasarkan konsep ini, eksplorasi karir siswa yang dimaksud terlihat dari aktivitsnya dalam hal memanfaatkan orang tua, guru, konselor, kanalan dan buku sebagai sumber informasi karir. Keterampilan Pembuatan Keputusan Karir. Keterampilan membuat keputusan merupakan hal penting dalam kehidupan sesorang. Karena pada hakikatnya hidup dari waktu ke waktu merupakan rangkaian dari hasil pengambilan keputusan, karena dalam hidup selalu ada pilihan dan konflik. Selain itu, keterampilan pengambilan keputusan menjadi penting karena jika individu keliru mengambil keputusan maka ia cenderung dihadapkan kepada suatu masalah. Menurut Sharf, keterampilan membuat keputusan karir terdiri atas penggunaan pengetahuan dan penggunaan pemikiran dalam membuat keputusan karir. a. Kemampuan Menggunakan Pengetahuan Dalam Membuat Keputusan Karir Menurut Sharf (1992) pengetahuan yang dapat mendasari pengambilan keputusan karir ialah pengetahuan tentang; langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan, bakat, dan minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pengambilan keputusan karir secara mandiri. Berdasarkan uraian ini maka kemampuan menggunakan pengetahuan dalam membuat keputusan karir dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan berikut. Pertama, kemampuan membuat karir berdasarkan langkah-langkah membuat keputusan karir. Misalnya siswa membuat rencana karir diawali dengan memahami keunggulan dan kelemahan diri. Kedua, kemampuan mengambil keputusan karir sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat. Misalnya, siswa memilih mengikuti ekstrakulikuler olah raga karena dengan mempertimbangkan bakat yang dimiliki dan minat yang berkembang pada dirinya bahwa ia lebih berbakat dan berminat dalam bersepakbola. Ketiga, kemampuan mengambil keputusan karir secara mandiri. Misalnya, siswa memilih ekstrakulikuler sebagai hasil keputusan sendiri. b. Kemampuan Menggunakan Pemikiran Dalam Membuat Keputusan Karir Kemampuan menggunakan pemikiran yang dimaksud ialah memfungsikan pemikiran dalam membuat keputusan karir. Fungsi pemikiran itu mencakup rasionalitas pemikiran, daya prediksi, dan daya antisipasinya. Oleh karena itu kemampuan menggunakan pemikiran dalam membuat keputusan karir yang dimaksud mengacu pada ketiga fungsi pemikiran terebut. Pertama, mampu membuat keputusan karir secara rasional. Misalnya, siswa memilih ekstrakulikuler disesuaikan dengan kemampuan agar tidak ada hambatan dari sisi kemampuan. Kedua, mampu memperkirakan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Ketiga, mengantisipasi resiko yang akan dihadapi dari keputusan karir yang diambil. Informasi Dunia Kerja. Istilah informasi diambil dari bahasa Inggris to inform yang berarti memberi tahu. Dengan mengakar pada kata kerja to inform ini, Munadir (1996: 165) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu yang membuat orang menjadi tahu tentang sesuatu itu. Informasi dunia kerja artinya segala hal

a.

b.

yang berkaitan dengan dunia kerja yang membuat orang menjadi tahu tentang dunia kerja itu. Menurut Sharf (1992: 158) informasi dunia kerja yang dimaksud mencakup dimilikinya informasi tentang pekerjaan tertentu dan informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya. Informasi tentang Pekerjaan Tertentu Informasi tentang pekerjaan tertentu menurut Sharf dapat dilihat dari 3 indikator. Pertama, memiliki informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan karir yang diharapkan. Misalnya, siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan atau sesuai dengan karir yang mereka harapkan. Bahkan mereka mengetahui cara kerja bidang pekerjaan yang sesuai dengan karir yang diharapkannya. Kedua, memiliki informasi tentang cara memasuki dunia kerja yang sesuai dengan karir yang diharapkan. Misalnya, siswa memiliki informasi yang cukup tentang cara melamar pekerjaan di bidang karir yang diharapkannya. Ketiga, memiliki informasi tentang kewajiban dan aturan kerja pekerjaan yang sesuai dengan karir yang diharapkan. Misalnya, siswa mengetahui kewajiban kerja bidang pekerjaan yang akan dipilihnya. Informasi tentang Orang Lain Dalam Dunia Kerja Informasi tentang pekerjaan tertentu menurut Sharf (1992: 158) dapat dilihat dari 2 indikator. Pertama, siswa memiliki informasi tentang bagaimana orang lain memahami minat dan kemampuannya dalam berkarir. Misalnya, siswa memiliki informasi tentang cara menyesuaikan minat dengan pekerjaan dari seseorang yang berhasil dalam karir atau pekerjaannya. Tahapan dan Karakteristik Perkembangan Karir Anak SD Tahun 1998 Sumaryo dalam bukunya yang berjudul Bimbingan di Sekolah Dasar menyatakan semua asfek perkembangan manusia (sosial, fisik, emosi, dan pendidikan) saling berkaitan, tak terkecuali perkembangan karir. Perkembangan karir merupakan bagian dari perkembangan manusia, karena: Perkembangan terjadi sepanjang hidup manusia. Hal ini dapat digambarkan dalam batas-batas kematangan yang merujuk kepada tahap perkembangan yang dicapai. Perkembangan karir seseorang berkaitan erat dengan tahap perkembangannya. Perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa faktor psikologis, sosiologis, pendidikan, ekonomis, dan fisik berpengaruh terhadap perkembangan individu. Strategi intervensi bimbingan karir akan memadai apabila memperhatikan faktor-faktor tersebut. Perkembangan adalah proses kontinu. Perkembangan individu dapat dibantu melalui intervensi seawal mungkin dan berlangsung sepanjang hidup. Ini berarti bahwa program yang hanya berpusat pada tahap perkembangan tertentu akan mengurangi efektivitas perkembangan. Bimbingan karir merupakan salah satu bentuk intervensi yang bisa dilakukan dalam proses perkembangan individu. Sekalipun perkembangan itu kontinu, ada aspek-aspek yang dominan dalam berbagai periode perkembangan. Progam perkembangan karir harus memperhatikan aspek-aspek dominan pada tahap perkembangan tertentu. Perkembangan individu mencangkup diferensiasi dan integrasi konsep diri dan presepsi tentang dunianya. Strategi intervensi harus dirancang untuk membantu individu pada saat berada dalam kematangan yang normal dari pada intervensi yang bersifat remedial. Bimbingan karir sebagai salah satu bentuk intervensi perkembangan individu dapat berfungsi preventif maupun kuratif. Perkembangan individual, sehingga adanya keragaman individual. Progam intervensi termasuk bimbingan karir harus memperhatikan keragaman individual tersebut. Perkembangan individu merupakan proses yang kontinu, dan bahwa intervensi dalam bentuk bimbingan karir akan efektif apabila memperhatikan tahap dan aspek yang dominan dalam perkembangan individu. Aspek dominan itu merupakan elemen yang perlu dikembangkan pada saat yang tepat dalam keseluruhan proses perkembangan individu. Keberhasilan menggambarkan elemen tertentu akan berpengaruh terhadap perkembangan elemen berikutnya.

E.

1. 2. 3.

4. 5.

6.

Pandangan lain dari ahli perkembangan karir memberikan nama yang berbeda terhadap masa perkembangan pada usia anak, namun indikatornya relatif sama. Ginzberg, Axelrad dan Herma (1951 dalam Muro & Kotman, 1995) menyebutkan bahwa periode perkembangan karir dari sejak lahir hingga usia 14 tahun adalah periode fantasi (fatasi period). Sedangkan Super (1981, dalam Muro & Kotman, 1995) memberikan label perkembangan karir pada usia 4 s.d 14 tahun sebagai periode tentratif. Namun demikian kedua pandangan ini merujuk kepada hal yang sama yaitu penggunaan fantasi dalam memainkan peranan karir orang dewasa. Menurut Ginzberg, Axelrad dan Herma (1951) perkembangan karir dibagi menjadi tiga tahap pokok, yaitu : 1. Tahap Fantasi: 0-11 Tahun (Masa Sekolah Dasar) 2. Tahap Tentatif: 12-18 Tahun (Masa sekolah Menengah) 3. Tahap Realistis: 19-25 Tahun (Masa Perguruan Tinggi)

1. 2. 3. 4. 5. F.

Pada Tahap Fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, guru, polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas ataupun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua ataupun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu memilh jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum mengetahui bakat, minat dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat. Tahap Tentatif dibagi menjadi empat Sub Tahap, yakni Sub Tahap Minat (Interest), Sub Tahap Kapasitas (Capacity), Sub Tahap Nilai (Values) dan Sub Tahap Transisi (Transition). Pada Tahap Tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain, ada yang lebih berminat dan mampu di bidang seni, matematika, sains ataupun olahraga. Pada saat remaja memasuki Tahap Realistis, mereka sudah mengenal secara baik minat-minat, kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada Tahap Realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karir secara rasional dan objektif. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, maka remaja makin terarah pada karir tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya pada saat sub tahap penentuan remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karir yang akan dipilihnya. Tokoh lain yang banyak membahas masalah perkembangan karir adalah Donald Super. Ia menulis banyak buku yang berkaitan dengan perkembangan karir. Beberapa diantaranya adalah The Psychology of Career (1957) dan Career and Life Development (1984). Ia juga menyusun beberapa tes untuk menilai tingkat kematangan vokasional, a.l. : Career Development Inventory, Career Maturity Test dan Vocational Maturity Test. Menurut Super perkembangan karir manusia dapat dibagi menjadi 5 fase yaitu: Fase Pengembangan/Growth (0-14). Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, potensi, yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-concept structure). Fase Eksplorasi/Exploration (18-25). Saat ini remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan tetapi belum mengambi keputusan mengikat. Fase Pemantapan/Establishment (30-45). Pada fase ini remaja sudah memilih karir tertentu dan mendapat berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan pengalaman yang ia peroleh, ia bisa menentukan apakah akan terus dengan karir yang dijalani atau berubah haluan. Fase Pembinaan/Maintenance (45-65). Individu sudah mantap dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir. Fase Kemunduran/Decline (65 ke atas). masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan, dalam fase ini orang membebaskan diri dari dunia kerja formal. Pengertian Bimbingan Karir Terdapat dua kecenderungan umum dalam mengartikan bimbingan karir, yaitu yang menekankan keterlibatan variabel emosi dan kepribadian dalam pemilihan karir, dan yang menekankan kepada proses pengambilan keputusan dalam konteks perkembangan. Kecenderungan pertama mengartikan bimbingan karir sebagai satuan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan untuk memasuki dan mengembangkan suatu jabatan. Sedangkan kecenderungan kedua (Super, 1951) merumuskan pengertian bimbingan karir sebagai proses membantu seseorang untuk mengembangkan dan menerima gambaran dini secara terintegrasi dan kuat dalam dunia kerja, menguji konsep tersebut terhadap kenyataan, mengkonversikan ke dalam kenyataan dengan memberikan kepuasan diri sendiri dan manfaat bagi masyarakat. Secara umum bimbingan karir diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu untuk menstimulasi (mendorong) dan memberikan kemudahan perkembangan karir dalam kehidupannya. Bantuan tersebut mencakup perencanaan karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian pekerjaan. Di dalam seting sekolah, bimbingan karir dipandang sebagai proses perkembangan yang berkelanjutan dalam upaya membantu individu mempersiapkan karir melalui intervensi kurikuler dan yang berkaitan dengan perencanaan karir, informasi karir, dan pemahaman diri.

G.

1. 2. 3. 4.

1.

2. 3. 4. 5. 6. H.

Tujuan Bimbingan Perkembangan Karir Anak Usia SD Dalam bidang karir, pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa mengenali dan memulai mengarahkan diri untuk masa depan karir. Bimbingan karir di sekolah merupakan kegiatan yang paling awal dan mendasar bagi pengembangan karir secara menyeluruh. Pemberian materi bimbingan karir untuk para siswa disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang diikutinya. Bagi siswa SD pada umumnya, bimbingan karir dimaksudkan untuk: Mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini guru kelas harus berhati-hati. Guru kelas menunjukan atau menampilkan prasangka ataupun kecenderungan tertentu terhadap jenis-jenis pekerjaan (misalnya pekerjaan tertentu disikapi positif, sedangkan lainnya negatif). Membawa para siswa menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada, dari mulai pekerjaan yang dijabat orang tua sampai ke segala macam pekerjaan. Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan. Dorongan ingin tahu anak-anak akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaan. Dalam hal ini jawaban atau informasi yang tepat dan benar harus segera diberikan setiap waktu bertanya. Menekankan jasa dari masing-masing jenis pekerjaannya, yaitu untuk kesejahteraan hidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukakan besarnya gaji atau penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan itu). Perlunya bakat atau kemampuan/keterampilan khusus untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu, terutama pekerjaan yang bermanfaat bagipemberian bantuan kepada sesama manusia, hendaklah disampaikan. Di samping itu, informasi pekerjaan untuk siswa kelas tinggi SD perlu diperluas dan diperkuat. Hal ini bertujuan agar mereka memahami bahwa : Pekerjaan ada di mana-mana, di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, bahkan dunia. Pada tingkat perkembangan itu, siswa mulai membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di desa dan di kota, di daerahnya sendiri dan di daerah lain. Siswa dirangsang untuk mulai menyadari bahwa ada banyak macam cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencari penghidupan dan memenuhi kebutuhan melalui sebagai jenis pekerjaan. Terdapat saling ketergantungan antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya. Pada diri siswa, perlu dikembangkan bahwa untuk terlaksananya suatu pekerjaan dengan baik, para pekerja saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya para pekerja itu harus saling membantu dan bekerja sama. Baik kemampuan khusus maupun ciri-ciri kepribadian tertentu diperlukan untuk mencapai keberhasilan bagi sebagian jenis pekerjaan. Untuk memilih suatu pekerjaan diperlukan informasi yang tepat, yaitu tentang hakikat pekerjaan itu sendiri, latihan yang diperlukan, kondisi kerja, dsb. Ada berbagai masalah yang mungkin dihadapi oleh orang-orang yang menginginkan pekerjaan tertentu (seperti peralatan mahal, biaya untuk program pendidikan dan pelatihan mahal dan waktunya lama, kondisi kerja kurang menyenangkan, dsb). Untuk memilih pekerjaan atau karir di masa depan perlu kehati-hatian dan pertimbangan yang matang. Materi Bimbingan Karir Anak Usia SD Pada tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, melalui Direktorat Pendidikan Dasar, telah menerbitkan Buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar dalam rangka pelaksanaan Kurikulum Tahun 1994. Dalam buku pedoman itu disebutkan bahwa isi layanan bimbingan di Sekolah Dasar ada tiga, yaitu: Bimbingan Pribadi-Sosial. Bimbingan Belajar. Bimbingan Karir. Dalam Buku Pedoman BP-SD tersebut dijelaskan mengenai isi bimbingan karir untuk Kelas Rendah maupun untuk Kelas Tinggi, yaitu: Bimbingan Karir untuk Kelas Rendah (1, 2 dan 3) sebagai berikut: (Dikutip dari Pedoman BP-SD, 1994, hal. 16-17) Mengenalkan perbedaan antara kawan sebaya; Menggambarkan perkembangan diri siswa; Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungannya; Mengenalkan keterampilan yang dimiliki siswa; Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah; Mengenalkan kegiatan setelah tamat SD; Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;

1. 2. 3.

a. b. c. d. e. f. g.

h. Mengenalkan kegiatan-kegitan menarik; i. Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan itu masih dapat berubah; j. Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak sekarang; k. Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran; l. Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan kecakapannya; Bimbingan Karir untuk Kelas Tinggi (4, 5 dan 6) sebagai berikut: (Dikutip dari Pedoman BP-SD, 1994, hal. 19-20) Menjelaskan manfaat mencontohorang-orang yang berhasil; Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang; Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria; Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu; Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia kira-kira 25 tahun kelak; Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya; Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan; Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladan tokoh panutan dapat mempengaruhi karir; Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada amsa dewasa; Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang terhadap kehidupan anak. Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan; Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi; Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar; Materi bimbingan karir yang disebutkan di atas merupakan sekedar panduan. Guru dapat menggunakannya sebagai acuan yang tetap terbuka untuk disesuaikan dengan kondisi. IMPLIKASI Bimbingan karir di Sekolah Dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihanpilihan secara cepat. Bimbingan karir ini justru difokuskan untuk kesadaran akan pilihan-pilihan yang akan tersedia, cara-cara mengantisipasi dan merencanakannya, serta hubungannya dengan ciri-ciri pribadi. Oleh karena itu, guru kelas diharapkan bisa membimbing, memberi informasi yang seluas-luasnya serta mampu memberikan layanan dan berbagai kegiatan bimbingan konseling untuk menciptakan para peserta didik yang berkembang secara optimal. Selain itu, kematangan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling harus dimiliki oleh seorang guru kelas. Semua itu dapat diperoleh mealui pendidikan dan pelatihan khusus dalam program bimbingan dan konseling. Dengan modal tersebut, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya, dan kode etik profesionalnya. Apabila hal tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan lancar dan sukses. Tentunya Pihak Sekolah atau Satuan Pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang merupakan modal instrumental bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang memadai, perlengkapan kerja sehari-hari, instrumen BK, dan sarana pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling akan diperlancar dan keberhasilannya akan dimungkinkan. Di samping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik secara menyeluruh perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional ini selain mempersyaratkan teraktualisasinya kegiatan tersebut, terlebih lagi demi terwujudnya saling pengertian, kerja sama dan saling membesarkan diantara seluruh personil sekolah. KESIMPULAN Bidang karir yang terbaik untuk anak SD harus sesuai dengan karakteristik anak karena setiap anak berbeda dalam minat dan kemampuan karirnya. Untuk mengetahui perkembangan karir anak perlu diadakan suatu bimbingan karir anak yang difokuskan kepada kesadaran akan pilihan-pilihan yang telah tersedia.

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.

Dalam perkembangan karir ada dua konsep utama yang perlu dipahami dari pelangi perkembangan karir sepanjang hayat karya Super, yaitu peran kehidupan (roles) dan tahapan perkembangan karir (developmental stages). Super (Sharf, 1992 : 122) mendeskripsikan enam peran kehidupan yaitu peran individu sebagai (1) child, (2) student, (3) leisurite, (4) citizen, (5) worker, dan (6) homemaker. Adapun dalam perkembangan karir anak SD perlu orientasi karir yang terdiri dari 3 dimensi, yaitu: (1) sikap terhadap karir, (2) keterampilan pembuatan keputusan karir, dan (3) informasi dunia kerja.

You might also like