Professional Documents
Culture Documents
com
Arkitek Punca Cipta
Pavilion Cipta 1340 Jalan Sultan Mahmud, Kuala Ibai,
20400 Kuala Terengganu
Tel 609 6170075 Fax 609 6174879 Email
puncacipta@po.jaring.my
Batik
techniq
ues,
material
and
utensils
Busana
dan
corak
dari
zaman
ke
zaman
Couture
and
patterns
through
the
ages
Seni
Canting
[dari
lakaran
ke
busana
]
Tjanting
Art
(from
sketch
to
couture)
Batik
Terap
[dari
keping-
keping
logam
www.puncacipta.com
Arkitek Punca Cipta
Pavilion Cipta, 1340 Jalan Sultan Mahmud,
Kuala Ibai, 20400 Kuala Terengganu
Tel 609 6170075 Fax 609 6174879 Email
puncacipta@puncacipta.com
Please view
www.puncacipta.com for
details Seni Batik
Seni batik tulis dan terap
Seni
Canting
[dari
lakaran
ke
busana
]
Tjanting
Art
(from
sketch
to
couture)
Seni
Batik
Terap
Batik
Terap
[dari
keping-
keping
logam
ke
busana
]
Batik
Prints
(from
metal
scraps
to
couture)
Teknik,
bahan
dan
peralat
an seni
batik
Batik
techniq
ues,
material
and
utensils
www.puncacipta.com
Arkitek Punca Cipta
Pavilion Cipta, 1340 Jalan Sultan Mahmud, Kuala Ibai,
20400 Kuala Terengganu
Tel 609 6170075 Fax 609 6174879
Email puncacipta@puncacipta.com
Tukang cat
Tukang blok
Tukang terap
Tukang celur
Tukang jemur
Tukang lipat
Seni
Bati
k
Tulis
Seni
Cant
ing
[dari
laka
ran
ke
busa
na]
Tjanti
ng Art
(from
sketc
h to
coutu
re)
Tekn
ik,
baha
n
dan
pera
lata
n
seni
bati
k
Batik
techni
ques,
mater
ial
and
utensi
ls
Busa
na
dari
zam
an
ke
zam
an
Coutu
re
throu
gh
the
BATIK
Sedemikian rumitnya tatanan busana yang terkait erat dengan adat dan tata sopan santun
kalangan keraton, maka pemakaian kain batik sebagai busana kebesaran harus mentaati segala
peraturaan yang beriaku. Misalnya pemakaian kain batik untuk kalangan wanita harus menutupi
mata kaki. Kalau memakai kain batik jauh lebih tinggi dari mata kaki, hal itu bisa diartikan
wanita tersebut tidak paham adat, serta tidak sopan. Pakaian lembaran kain batik dimulai dari
ujungnya masuk ke sebelah kiri pinggang pemakainya, dan ujung kain batik lainnya melingkari
tubuh ke arah kanan. Sehingga ujung kain batik yang diwiru berada paling atas dan ke arah
kanan pinggang pemakainya.
Ini berbeda dengan cara pemakaian kain batik bagi kaum pria. Dimulai dengan memasukkan
ujung kain batik ke bagian kanan pinggang, lalu ditutupi kain batik yang melingkari pinggang
memutar ke kanan, lalu ke kiri. Sehingga ujung kain batik yang dilipat-lipat (diwiru) berada di
tengah menghadap ke kiri. Bagian atas kain batik (bagian pinggang) diikat dengan ikat pinggang
(epek) serta kain pengikat pinggang yang panjang. Bagian ini tertutup oleh kain benting (ikat
pinggang panjang) yang terbuat dari kain beludru bermotif kembang-kernbang. Kemudian
tertutup oleh baju kebaya (untuk kaum wanita), atau beskap (untuk kaum pria). Dengan
mengenakan busana Jawi lengkap termasuk sebilah keris yang terselip di lipatan ikat pinggang,
dengan kepala ditutup blangkon (kuluk) untuk kaum pria, terasalah kebesaran jiwa.
Sementara kaum wanitanya dalam panutan busana batik dengan kain kebayanya yang
membentuk potongan tubuh yang indah, terasakan keagungannya. Di luar upacara tradisional,
misalnya pada suatu pasta perkawinan di luar keraton, kemeja batik atau gaun batik dengan
pelbagai corak motif dan warnanya sudah merupakan busana resmi. Keanggunan seni batik tidak
saja struktur warnanya yang serasi, juga corak lukisan batiknya yang penuh berisi filosofi dan
penuh ragam sekaligus memberi ciri khas nilai seni budaya Jawa serta kebanggaan nasional
SENI BATIK
Seni batik pada dasarnya merupakan seni lukis dengan bahan: kain, canthing dan malam
‘sebangsa cairan lilin’. Canthing biasanya berbentuk seperti mangkuk kecil dengan tangki
(pegangan) terbuat dari kayu atau bambu dan bermoncong satu atau lebih. Canthing yang
bermoncong satu untuk membuat garis, titik atau cerek, sedangkan canthing yang bermoncong
beberapa (dapat sampai tujuh) dipakai untuk membuat hiasan berupa kumpulan titik-titik.
Masih bertahannya seni batik sampai jaman moderen ini, tidak dapat dilepaskan adanya
kebanggaan, adat tradisi, sifat religius dari ragam hias batik, serta usaha untuk melestarikan
pemakai batik tradisional dan tata warna tradisional. Dilihat dari proses pembuatannya ada batik
tulis dan batik cap. Dengan semakin berkembangnya motif dan ragam hias batik cap,
mengakibatkan batik tulis tradisional mengalami kemunduran. Hal ini dapat dimengerti sebab
batik tulis secara ekonomis harga relatif mahal dan jumlah pengrajin batik tulis semakin
berkurang.
Sekarang ini ada beberapa daerah yang masih dapat dikatakan sebagai daerah pembatikan
tradisional. Daerah yang dimaksud antara lain: Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Indramayu,
Garut, Pekalongan, Lasem, Madura, Jambi, Sumatera Barat, Bali dan lain-lain.
Surakarta atau Surakarta Hadiningrat juga dikenal dengan nama Solo merupakan ibukota
kerajaan dari Karaton Surakarta Hadiningrat. Surakarta merupakan pusat pusat pemerintahan,
agama dan kebudayaan. Sebagai pusat kebudayaan Surakarta tidak dapat dilepaskan sebagai
sumber seni dan ragam hias batiknya. Ragam hias batik umumnya bersifat simbolos yang erat
hubungannya dengan filsafat Jawa-Hindu, misalnya :
Penciptaan ragam hias batik tidak hanya memburu keindahannya saja, tetapi juga
memperhitungkan nilai filsafat hidup yang terkandung dalam motifnya. Yang dalam filsafat
hidup tersebut terkandung harapan yang luhur dari penciptanya yang tulus agar dapat membawa
kebaikan dan kebahagiaaan pemakainya. Beberapa contoh :
a. Ragam hias slobong, yang berarti agak besar atau longgar atau lancar yang dipakai untuk
melayat dengan harapan agar arwah yang meninggal dunia tidak mendapat kesukaran dan dapat
diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
b. Ragam hias sida mukti, yang berarti ‘jadi bahagia’, dipakai oleh pengantin pria dan wanita,
dengan harapan agar pengantin terus-menerus hidup dalam kebahagiaan.
Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa ragam hias dalam seni batik aturan dan tata cara
pemakainya menyangkut harapan pemakainya. Disamping itu, khusus di Karaton Surakarta,
ragam hias batik (terutama kain batik) dapat menyatakan kedudukan sosial pemakainya,
misalnya ragam hias batik parang rusak barong atau motif lereng hanya boleh dipakai oleh raja
dan putra sentana. Bagi abdi dalem tidak diperkenankan memakai ragam hias tersebut.
Seni batik bagi Karaton Surakarta merupakan suatu hal yang penting dalam pelaksanaan tata
adat busana tradisional Jawa, dan dalam busana tradisional ini kain batik memegang peranan
yang cukup penting bagi pelestarian dan pengembangan seni budaya jawa kedepan
Sejarah
Batik merupakan satu bidang kraftangan yang unggul di Malaysia. Sejak abad ke 15 Masihi lagi manusia telah
menemui kaedah pembuatan batik secara tradisional. Pada masa dahulu, masyarakat Melayu menggunakan
ubi kentang sebagai alat pengecap tetapi kini kain batik telah diusahakan dengan menggunakan alat-alat
moden. Batik mula diperkenalkan di negara kita khususnya di negeri Kelantan sejak tahun 1910 lagi. Batik
berasal dari Indonesia dan terbit dari perkataan Jawa 'tik' yang bermaksud menitik atau menulis titik-titik.
Ambatik pula bermaksud melukis, menulis, mewarna atau menitik. Di alam Melayu, sejenis batik yang
dipanggil Batik Pelangi telah diperkenalkan sejak tahun 1770-an lagi. Di Malaysia kebanyakan kilang
Motif
Motif adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis atau menerap batik. Bentuk-bentuk
motif batik dihasilkan dalam dua bentuk utama iaitu Motif Organik dan Motif Geometrik. Motif Organik
berunsurkan alam semulajadi seperti awan larat, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan haiwan.
Motif Ayam
Motif Geometrik
Motif Rama-rama
Motif Siput
Corak
Corak kain batik bermaksud bagaimana motif-motif yang dipilih dicorakkan di atas kain batik tersebut.
Corak Berdiri
Corak Jalur
Corak Melintang
Corak Menyeluruh
Corak Menyerong
Corak Tompok-tompok
Corak Ulangan Batu-bata
Proses Membuat
Blok penerap
Campuran lilin
Kain
Pencelup
Sebuah Meja
Kain benang kapas berwarna putih merupakan yang sesuai untuk membuat batik. Selepas diterap dengan lilin
pertama, ia akan dicelup dengan warna yang gelap sedikit. Setelah itu, ia akan diterap untuk kali kedua dan
kemudian dicelup dengan warna yang lebih gelap. Proses ini akan diteruskan hingga habis. Kain ini akan
direbus dalam air yang mengandungi soda. Apabila direbus, warna-warna yang berlainan akan kelihatan. Kain
batik ini kemudiannya akan dijemur hingga kering. Kain-kain batik yang sudah kering, akan digosok, dilipat
Batik Blok
Kain putih akan diterapkan dengan corak batik yang menggunakan blok corak. Blok corak diperbuat daripada
kayu atau logam. Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan mengikut susunan yang tertentu sehinggalah
selesai. Di mana blok itu telah dicelupkan terlebih dahulu ke dalam pewarna sebelum ditekapkan di atas kain
tersebut.
Batik Conteng
Alat canting digunakan bagi melakar corak batik dengan lilin panas di atas kain putih. Setelah kerja-kerja
melakar selesai, proses mewarna mengikut kesesuaian corak dilakukan dengan menggunakan berus cat,
dimana bahagian-bahagian yang terkena lilin itu tidak akan meninggalkan kesan warna apabila proses
mematikan warna di lakukan. Lilin akan cair dan tanggal menjadikan bahagian-bahagian ini berwarna putih
sebagai benteng.
Batik Skrin
Batik skrin ini tidak kurang hebatnya jika dibandingkan dengan batik blok dan conteng. Hanya kaedah
melakar corak dan cara menerapkan warna sahaja yang berbeza. Corak batik dibentuk di atas skrin yang
diperbuat daripada kain polyster yang berpengidang. Skrin dilekapkan di atas kain putih, proses pewarnaan
dengan melalukan warna di atas corak tadi dengan menggunakan sekuji. Cara begini akan diulang beberapa
kali dengan corak yang berlainan untuk mendapatkan corak batik yang lengkap. Ini disebabkan satu skrin
Penggunaan
Penduduk di negara kita menggunakan batik secara meluas. Batik digunakan untuk membuat baju, kain
sarung atau batik lepas. Sebagai contoh, pakaian seragam pramugari kapal terbang MAS dibuat daripada
batik. Batik juga digunakan dalam majlis-majlis formal dan majlis keramaian. Selain dibuat pakaian, batik
juga digunakan sebagai hiasan seperti alas meja, cadar, sarung kusyen, tudung kepala, alas televisyen dan
lain-lain lagi. Batik boleh dibeli dengan harga yang murah dan berpatutan. Batik begitu digemari pelancong-
pelancong asing kerana coraknya yang menarik dan unik. Ia sering dijadikan buah tangan untuk dibawa pulang
ke negara masing-masing.
http://www.kedainiaga.com/?p=productsList&iCategory=46&sName=BATIK-
PRODUCTS#
Motif
Motif adalah corak-corak hiasan yang digunakan dalam proses melukis atau menerap batik. Bentuk-bentuk
motif batik dihasilkan dalam dua bentuk utama iaitu Motif Organik dan Motif Geometrik. Motif Organik
berunsurkan alam semulajadi seperti awan larat, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, dan haiwan.
Rupa bentuk Kain Sarung Batik
Contoh Motif Organik
** Motif Ayam
** Motif Bunga Buluh
** Motif Bunga Kerak Nasi
** Motif Bunga Kotak Bercampur
** Motif Bunga Orkid
** Motif Bunga Raya
** Motif Daun Sireh
** Motif Geometrik
** Motif Pucuk Rebung
** Motif Rama-rama
** Motif Siput
Corak
Corak kain batik bermaksud bagaimana motif-motif yang dipilih dicorakkan di atas kain batik tersebut.
** Corak Berdiri
** Corak Jalur
** Corak Melintang
** Corak Menyeluruh
** Corak Menyerong
** Corak Tompok-tompok
** Corak Ulangan Batu-bata
** Corak Ulangan/Selang seli
Batik
Perkembangan batik di Nusantara telah bermula sejak 200 tahun dahulu. Sesetengah pendapat
menyatakan bahawa batik berasal dari Kepulauan Jawa, Indonesia. Kemudian ia berkembang di Asia
Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Borneo, Filipina dan juga negara luar seperti India, China, Taiwan,
Holland dan England. Di Malaysia, batik mula berkembang sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Contoh
terawal penciptaan batik asas setempat dengan menggunakan kain pelangi atau 'bhadana' tanpa
menggunakan lilin. Teknik ikat dan celup ini menghasilkan tekstil Serian batik yang indah.
Perkataan 'batik' berasal daripada Bahasa Jawa, iaitu 'ambatik' yang bermaksud kain yang bercorakkan
titik-titik kecil. Batik bererti juga kain mori yang diberi ragam hias dan diproses secara tradisional sebagai
kain sarung oleh suku-suku bangsa di Malaysia dan Indonesia. Kemahiran serta kemampuan orang-
orang Jawa menghasilkan batik yang bermutu tinggi sejak zaman tradisi lagi adalah faktor utama istilah
batik menjadi istilah yang bersifat sarwajagat.
Proses membatik menggunakan bahan celupan yang ditiru daripada teknik bhadana India dan kain
pelangi sutera Cina. Pembatik Melayu mengolah proses ini dengan menggunakan proses kayu atau
sarang bunga. Pada keseluruhannya proses membatik menggunakan blok sahaja. Motif atau corak yang
berlainan menggunakan blok dan warna yang berasingan. Dimulai dengan mencelup kain dalam warna
kuning atau putih dan selepas itu diterap dengan lilin pertama serta dicelup dengan warna yang gelap.
Kain diterap kali kedua dan dicelup dengan warna yang lebih gelap. Kain akan direbus dalam air yang
mengandungi abu soda dan warna yang berlainan terhasil dan menutupi setiap blok.
Proses membatik yang paling tradisional ialah menconteng dengan canting. Canting digunakan sebagai
alat untuk menerapkan campuran lilin panas pada kain yang hendak dicorakkan. Canting diperbuat
daripada tembaga dan mempunyai saluran kecil di bahagian hujungnya untuk memudahkan proses
menconteng. Pewarna disapu pada kain setelah menconteng kesemua motif. Tempat-tempat warna itu
ditutup dengan lilin sebelum kain dicelup dalam warna latar belakang dan kemudian direbus. Proses ini
memakan masa dan memerlukan kepakaran pembatik. Tetapi kini, proses dan teknik membatik berbagai-
bagai. Antaranya batik cap, batik tulis, batik pelangi, batik stensil, batik cetak luah dan batik eksklusif.
Motif batik bukan sahaja memaparkan keindahan tetapi juga mempunyai tujuan tertentu. Pada peringkat
penggunaan blok kayu, reka corak batik begitu sederhana tetapi memperlihatkan variasi motif yang terdiri
daripada bentuk titik, bulatan dan garis untuk membentuk susunan anting-anting atau bunga mala, bunga
bintang dan bunga bebaling. Unsur alam tumbuhan diilhamkan daripada bentuk bunga, putik, daun,
ranting atau pucuk yang disusun tunggal, menjalar datar atau bertabur. Antara corak-corak kain batik
sarung pula ialah pokok, Lasam, Tangga Mas, Sinar Mas, Terang Bulan, Belah Ketupat, Jalur Malaysia,
Serong, Retak Seribu, Solo, Ayam Den Lapeh, Bintang Sore, Musang Berjanggut, Siku Kluang dan Kijang
Berjuang. Kain batik sarung corak Lasam, Tangga Mas, Sinar Mas dan Belah Ketupat memperlihatkan
variasi susunan motif.
Di Malaysia, pihak kerajaan bersama-sama turun padang memajukan industri batik ini. Batik dimajukan
dengan cara tersendiri, iaitu dengan penggunaan teknologi bahan pewarna Jepun dan Jerman. Jenis
fabrik yang sesuai adalah dari jenis kain Mori, kain Cheese, Voile, kain Lawns, kain Cita, Sutera dan kain
Terylene Kapas. Bagaimanapun sehingga kini batik belum boleh dicap pada kain tiruan kerana lilin panas
akan merosakkan corak kain batik tersebut. Batik tiruan tidak mempunyai corak dan warna pada sebelah
dalam. Batik tulen tebal warnanya dan tidak kecut kerana dimasak sekurang-kurangnya tiga atau empat
kali.
Pada masa dahulu, kain batik hanya di pakai oleh kaum wanita. Selain dijadikan pakaian basahan atau
pakaian harian ia juga dipakai untuk ke majlis, buaian bayi atau anak kecil, mengendong anak kecil,
menutup mayat dan sebagai penutup keranda mengusung mayat ke pusara. Kini penggunaan corak batik
tidak terhad pada kain batik sarung atau batik lepas tetapi dipelbagaikan kegunaannya iaitu sebagai
kemeja lelaki, gaun wanita, sarung bantal, alas meja, hiasan dinding, beg, kaftan dan sebagainya. Ahli-
ahli seni lukis kita mempelbagaikan karya mereka dengan ciptaan corak batik yang lebih moden sesuai
dengan kehendak pengguna. Pakaian batik juga dijadikan pakaian rasmi untuk menghadiri majlis-majlis
keramaian sama ada anjuran pihak kerajaan mahupun swasta.