You are on page 1of 12

PERJANJIAN HUTANG PIUTANG Pada hari ini, Kamis 32 Februari 2010, Kami yang bertanda tangan di bawah ini

1. Peyang, Badut, beralamat di jalan Satu Persatu, Bandung. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri. Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Kesatu; 2. Penjol , Pelawak, beralamat di jalan Pelan-pelan, Bandung. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri. Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai Pihak Kedua; Kedua belah pihak terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Para Pihak menjamin bahwa masing-masing pihak memiliki wewenang serta kecakapan hukum untuk terikat dan berbuat sebagaimana diatur dalam perjanjian ini; 2. Bahwa pada tanggal 23 Juni 2010, Pihak Kesatu telah mengajukan pinjaman sebesar Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) kepada Pihak Kedua; 3. Bahwa atas pengajuan Pihak Kesatu, Pihak Kedua telah menyetujui untuk meminjamkan uang tunai sebesar Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) kepada Pihak Kesatu pada bulan Maret 2010; 4. Pihak Kesatu dan Pihak Kedua telah sepakat bahwa pembayaran pinjaman oleh Pihak Kesatu dilakukan selambatnya tanggal 36 Juli 2019. Demikian Perjanjian hutang ini dibuat dalam rangkap dua bermeterai cukup yang masingmasing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditandatangani oleh Para Pihak. Bandung, 32 February 2010 Pihak Kesatu Pihak Kedua Peyang Penjol Saksi-saksi Sumanto Kadirin

Contoh Perjanjian Utang Dengan Kuasa Hipotek


PERJANJIAN UTANG DENGAN KUASA HIPOTEK

Pada hari ini, Rabu, tanggal empat, bulan sembilan, tahun dua ribu sebelas (04-09-2011), bertempat di Surabaya, telah terjadi Perjanjian Utang oleh dan antara: 1. Nama Jabatan Alamat No KTP 2. Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., slanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. 3. Nama Jabatan Alamat No KTP : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ...............

4. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Kedua belah pihak sepakat mengadakan dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Utang dengan ketentuan dan syarat berikut: Pasal 1: Jumlah Pinjaman Pihak Pertama dengan ini telah meminjam dari Pihak Kedua sejumlah Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), dan sejumlah uang tersebut telah diserahkan secara tunai kepada Pihak Pertama pada saat penandatanganan Perjanjian ini dan Perjanjian ini berlaku sebagai bukti penerimaan yang sah. Pasal 2: Cara Pembayaran Pihak Pertama akan melakukan pembayaran utang kepada Pihak Kedua secara mengangsur sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap bulan selama 5 (lima) bulan, di mana pembayarannya dibayarkan setiap tanggal 15 (lima belas) untuk tiap-tiap bulan melalui rekening Pihak Kedua pada Bank CAB dengan nomor rekening xxxx, dan setiap penyetoran Pihak Pertama harus memberitahukan kepada Pihak Kedua bahwa Pihak Pertama telah melaksanakan pembayarannya dengan cara memberikan fotocopy slip transfer yang telah dilakukan oleh Pihak Pertama. Pasal 3: jangKa waktu Jangka waktu pelunasan utang Pihak Pertama pada Pihak Kedua selama 5 (lima) bulan terhitung sejak ditandatanganinya Perjanjian ini dan berakhir pada tanggal tiga bulan enam tahun dua ribu sebelas (03-06-2011). Pasal 4: bunga Atas utang tersebut, Pihak Pertama dikenakan bunga sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah hutang. Bunga ini harus dibayar sekali dan sekaligus pada pembayaran terakhir. Pasal 5: Kelalaian Apabila Pihak Pertama karena sebab apa pun juga ingkar dari Perjanjian ini, sedangkan masih ada utang yang belum lunas dibayar oleh Pihak Pertama, maka selambat- lambatnya dalam waktu 4 (empat) hari terhitung sejak tanggal jatuh tempo, Pihak Pertama wajib membayar lunas seluruh tunggakan yang belum dilunasi oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. Pasal 6: Pemberian Kuasa Para Pihak memberikan kuasa yang sah dan tidak dapat ditarik kembali kepada: 1. Fida, 40 tahun, Pegawai Swasta, yang tinggal di Jl. Lingkar Selatan RT 07 RW 08 No. 22, Surabaya Selatan. 2. Edy, 44 tahun, Pegawai Swasta, yang tinggal di Jl. Elang RT 09 RW 10 No. 25, Surabaya Utara.

Masing-masing atau bersama-sama, kekuasaan yang merupakan bagian mutlak dari Perjanjian Utang ini, dan tidak dapat berakhir karena ditarik kembali oleh Pihak Pertama, atau karena Pihak Pertama meninggal dunia. Kekuasaan sah diberikan kpada mereka berdua untuk: 1. Untuk dan atas nama Pihak Pertama untuk menjamin yang lebih jauh pembayaran selayaknya dari segala sesuatu yang atas kekuatan Perjanjian ini harus dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, baik jumlah pinjaman pokok maupun bunga, memasang hipotek pertama sejumlah Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk Pihak Kedua dalam Perjanjian ini berupa: Sebidang tanah Hak Milik dengan sertifikat Hak Milik Nomor xxx dengan luas 150 m2 (seratus lima puluh persegi) terletak di Bekasi, yang diuraikan dengan Gambar Situasi Nomor xx Tanggal xxx. 2. Untuk menerima pemasangan hipotek ini menghadap di mana pun juga, memberi keterangan yang diperlukan, menandatangani akta-kata dan surat-surat lain yang perlu, memilih tempat tinggal, dan segala sesuatu yang diperlukan. Pasal 7: Penyelesaian Perselisihan Apabila terjadi perselisihan terkait dengan perjanjian ini, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara musyawarah untuk mufakat. Jika dengan musyawarah tidak terselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikannya secara hukum dan memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Surabaya Barat. Pasal 8: Force Majeure 1. Terhadap pembatalan akibat Force Majeure, Para Pihak sepakat menanggung kerugiannya masing-masing. 2. Force Majeure yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan memaksa di luar batas kemampuan kedua belah pihak yang dapat mengganggu bahkan menggagalkan terlaksananya perjanjian ini, seperti bencana alam, epidemik, peperangan, pemogokan, sabotase, pemberontakan masyarakat, blokade, kebijaksanaan pemerintah khususnya di bidang moneter, kecelakaan atau keterlambatan yang disebabkan oleh keadaan di luar kemampuan manusia. Pasal 9: Penutup Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Para Pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Pihak I Pihak II

....................

.....................

Contoh Perjanjian Pengakuan Hutang Uang Tunai


PERJANJIAN PENGAKUAN HUTANG

Pada hari ini, Rabu, tanggal empat, bulan sembilan, tahun dua ribu sebelas (04-09-2011), bertempat di Surabaya. Yang bertandatangan di bawah ini: 1. Nama Jabatan Alamat No KTP 2. Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., slanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. 3. Nama Jabatan Alamat No KTP 4. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Dalam hal ini, Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk mengikatkan diri dalam perjanjian pengakuan utang dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut: Pasal 1 1. Pihak Pertama, dengan ini mengakui telah berutang kepada Pihak Kedua, uang sejumlah Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) yang telah diterima oleh Pihak Pertama sebelum perjanjian ini ditandatangani, dan untuk penerimaan uang tersebut, perjanjian ini juga merupakan kuitansi. 2. Untuk utang tersebut, Pihak Pertama membayar bunga 10% (sepuluh persen) setahun, bunga mana harus dibayar sekali dalam enam bulan, yaitu pada tanggal tiga bulan enam dan tiga bulan dua belas tiap-tiap tahun, untuk pertama kalinya pada tanggal satu bulan dua tahun dua ribu sebelas (01-02-2012). Pasal 2 Dengan ini, maka Pihak Kedua menerangkan telah menerima pengakuan utang oleh Pihak Pertama. Pasal 3 Pihak Pertama membayar bersama-sama dengan pembayaran bunga, cicilan dari utang pokok sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah). Pasal 4 : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ...............

Pihak Kedua berhak menagih utang tersebut seluruhnya atau sisanya dan surat peringatan dengan juru sita atau surat seperti itu tidak diperlukan lagi dalam hal-hal sebagai berikut: a. Bunga dan cicilan tidak dibayar pada waktunya. b. Pihak Pertama jatuh pailit, ditaruh di bawah pengampuan atau meninggal. c. Barang-barang Pihak Pertama disita pihak lain, baik untuk sebagian maupun seluruhnya. d. Maskapai asuransi jiwa yang akan disebut di bawah ini jatuh pailit, atau izin usahanya dicabut atau Pihak Pertama tidak membayar premi asuransi atau tidak memenuhi salah satu peraturan dari polis asuransi sebagaimana mestinya. Pasal 5 Semua biaya yang berkenaan dengan perjanjian ini, termasuk pula biaya yang dikeluarkan Pihak Kedua untuk menjalankan haknya berdasarkan perjanjian ini, seluruhnya dipikul dan harus dibayar oleh Pihak Kedua sendiri.

Pasal 6 1. Guna menjamin lebih jauh pembayaran kembali utang pokok, bunga dan segala biaya yang menjadi tanggungan Pihak Pertama berdasarkan perjanjian ini, maka Pihak Pertama dengan ini menyerahkan secara gadai segala hak dan tagihan yang dapat dijalankan oleh Pihak Pertama terhadap maskapai asuransi jiwa Bumi Pertiwi, berkedudukan di Yogyakarta, berdasarkan polis asuransi jiwa tanggal xxx no. xxx, dalam polis mana maskapai telah berjanji dan mengikat diri untuk membayarkan kepada Pihak Pertama, bilamana Pihak Pertama mencapai usia 65 tahun atau kepada ahli warisnya atau istri Pihak Pertama, bilamana Pihak Pertama meninggal sebelum mencapai usia 65 tahun, sejumlah uang Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). 2. Polis tersebut telah diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sebelum perjanjian ini ditandatangani, dan untuk penerimaan polis tersebut, Pihak Kedua dengan perjanjian ini membuktikan tanda penerimaannya. Pasal 7 Mengenai pemberian jaminan gadai tersebut, para pihak sepakat untuk menetapkan aturan sebagai berikut: 1. Selama utang pokok, bunga dan segala sesuatu yang harus dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua berdasarkan akta ini belum lunas seluruhnya, Pihak Kedua diberi kuasa yang tidak dapat dicabut kembali untuk menjalankan semua hak dari Pihak Pertama berdasarkan perjanjian asuransi tersebut, termasuk pada hak untuk afkoop (membeli kembali polis yang diberikan sebagai jaminan itu) atau mengubah asuransi tersebut menjadi suatu polis tanpa premi. Dalam hal itu, bilamana diperlukan, Pihak Kedua berjanji dan mengikat diri untuk memberi bantuan sepenuhnya.

2. Berdasar kuasa mutlak yang diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dalam sub 1, Pihak Kedua berhak : a. untuk menunjuk diri sendiri sebagai yang berhak untuk menerima pembayaran dari maskapai asuransi jiwa tersebut hingga jumlah yang harus dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua. b. untuk menagih dan menerima segala pembayaran yang harus dilakukan oleh maskapai asuransi tersebut untuk memberikan tanda penerimaan yang sah, bilamana perlu melakukan tuntutan di Pengadilan, dan memperhitungkan jumlah yang diterima oleh Pihak Kedua atas tagihannya terhadap Pihak Pertama, dengan ketentuan bilamana terdapat sisa dengan segera membayarkannya kepada Pihak Pertama. Bila ternyata jumlah itu belum cukup, Pihak Pertama tetap berkewajiban untuk melunaskan utang yang masih tersisa.

3. Pihak Pertama berjanji dan mengikat diri untuk membayar premi asuransi tersebut pada waktunya, dan menyerahkan kuitansi pembayaran premi dalam waktu tiga hari setelah pembayaran kepada Pihak Kedua. 4. Bilamana Pihak Pertama lalai untuk melakukan pembayaran yang dimaksud dalam sub 3, Pihak Kedua berhak untuk membayarnya, dan Pihak Pertama harus segera membayar kepada Pihak Kedua jumlah premi yang telah dibayar oleh Pihak Kedua. 5. Bilamana Pihak Pertama tidak memenuhi sesuatu ketentuan dalam perjanjian ini, maka Pihak Kedua berhak dan dengan ini diberi kuasa mutlak oleh Pihak Pertama untuk menjual hak-hak yang digadaikan dalam akta ini di hadapan umum menurut kebiasaan setempat, dan memperhitungkan hasilnya dengan jumlah tagihan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama berdasarkan akta ini. Pasal 8 1. Apabila terjadi perselisihan di antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian ini, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila penyelesaian dengan cara musyawarah tidak tercapai, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum. 3. Para pihak memilih tempat tinggal yang tetap dan tidak berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri di Surabaya Barat. Pasal 9 Demikianlah perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan ditandatangani oleh para pihak dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani serta tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pihak I

Pihak II

....................

.....................

Contoh Perjanjian Pengakuan Hutang Kredit Motor


PERJANJIAN PENGAKUAN UTANG Pada hari ini, Rabu, tanggal empat, bulan sembilan, tahun dua ribu sebelas (04-09-2011), bertempat di Surabaya, telah diadakan perjanjian oleh dan antara: 1. Nama Jabatan Alamat No KTP 2. Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., slanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. 3. Nama Jabatan Alamat No KTP 4. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Para pihak menerangkan lebih dahulu: Bahwa Debitur menyetujui untuk mendapatkan fasilitas kredit dari Kreditur guna membeli 1 (satu) unit Kendaraan Bermotor: Merek: Tipe: Tahun: No. Mesin : No. Polisi: Warna : Hitam (untuk selanjutnya disebut Kendaraan). : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ............... : ...............

Bahwa Kreditur menyetujui untuk memberikan fasilitas kredit tersebut kepada Debitur dengan ketentuan sebagaimana tersebut di bawah ini : - Jumlah Utang pokok Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah) Jumlah mana akan disetorkan Kreditur kepada Debitur - Jangka waktu pinjaman 36 bulan, mulai tanggal satu bulan dua tahun dua ribu sebelas (0102-2012) hingga tanggal tiga bulan satu tahun dua ribu tiga belas (03-01-2013) - Bunga 10% (sepuluh persen) per tahun - Besar angsuran per bulan Rp 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) dan harus dibayar selambat-lambatnya pada setiap tanggal 15 (lima belas) setiap bulannya. - Bahwa untuk menjamin ketepatan pembayaran kembali pinjaman Debitur kepada Kreditur sesuai dengan perjanjian ini, Debitur dengan ini menyerahkan hak miliknya atas kendaraan secara Fiducia dan Kreditor menerima baik penyerahan hak milik secara Fiducia atas kendaraan tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Debitur dengan ini mengakui telah berutang atau telah menerima fasilitas pinjaman dari Pihak Kreditur sebesar Utang Pokok ditambah bunga dan biaya-biaya lain dan setuju serta tunduk pada seluruh Ketentuan-Ketentuan dan Syarat-Syarat Perjanjian Pengakuan Utang dengan Penyerahan Hak Milik secara Fiducia sebagaimana terlampir dalam Perjanjian ini yang juga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini. Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) bermaterai cukup, dibuat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pihak I

Pihak II

....................

.....................

Contoh Pengakuan Utang Dgn Jaminan Tanah


PENGAKUAN UTANG DENGAN JAMINAN TANAH Pada hari ini, Rabu, tanggal satu bulan dua tahun dua ribu sebelas (01-02-2012), bertempat di Surabaya, telah terjadi Perjanjian Pengakuan Utang Dengan Jaminan Tanah antara: 1. Nama : ...............

Jabatan Alamat No KTP 2.

: ............... : ............... : ...............

Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., slanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. 3. Nama Jabatan Alamat No KTP 4. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: Pihak Kedua dengan ini mengaku telah berutang kepada Pihak Pertama uang sejumlah Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) karena pinjaman uang yang telah diterima oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama yang menyatakan menerima pengakuan utang Pihak Kedua, dan untuk penerimaan jumlah uang tersebut, maka Perjanjian ini berlaku pula sebagai tanda penerimaan yang sah (kuitansi) bagi Pihak Pertama atas penerimaan jumlah uang tersebut. Selanjutnya Para Pihak di dalam kedudukannya tersebut telah saling setuju untuk mengadakan Perjanjian dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: Pasal 1 Utang tersebut harus dibayar paling lambat tanggal sebelas bulan satu tahun dua ribu sebelas (11-09-2011), berikut keterlambatnya dikenakan denda 5% (lima persen) setiap harinya dari utang pokok, dengan cara angsuran utang pokok. Pasal 2 Pihak Pertama berhak menagih utang ini atau sisanya dengan seketika dan sekaligus apabila: 1. Pihak Kedua tidak memenuhi kewajibannya dalam Perjanjian ini. 2. Pihak Kedua karena apa pun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai harta kekayaannya. 3. Pihak Kedua jatuh pailit. 4. Pihak Kedua meninggal dunia. 5. Harta kekayaan Pihak Kedua seluruhnya atau sebagian disita oleh pihak lain. Pasal 3 Apabila baik karena waktu yang disebutkan di dalam Pasal 1 maupun karena salah satu sebab yang disebutkan di dalam Pasal 2, utang dapat menjadi ditagih, maka Pihak Pertama berhak untuk menagih dari Pihak Kedua seluruh jumlah uang yang masih terutang tanpa harus memberitahukan atau harus menyatakan lalai terlebih dahulu, dan apabila Pihak Kedua tidak : ............... : ............... : ............... : ...............

dapat memenuhi dengan baik kewajibannya, maka Pihak Pertama berhak untuk mengambil tindakan hukum atas jaminan yang diberikan. Pasal 4 Segala biaya yang timbul dari Perjanjian ini, baik biaya akta maupun biaya untuk menagih utang ini, di antaranya biaya juru sita, menjadi beban Pihak Kedua. Guna menjamin lebih jauh pembayaran kembali utang pokok tersebut berikut bunga dan biaya-biaya, maka Pihak Kedua dengan ini memberikan jaminan kepada Pihak Pertama berupa: Tanah sawah pertanian atas nama Fida, tertulis dalam Sertifikat Hak Milik Nomor xxxx, Surat Ukur Tertanggal xxx, Nomor xxxx, luas: 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi), terletak di Desa SukaMaju, Kecamatan Deso Tigo, Kabupaten Sidoarjo. Diserahkan oleh pemilik kepada Pihak Kedua sebagai jaminan pelunasan atas pengakuan utang berdasarkan Surat Pernyataan Penyerahan tertanggal xxxx yang telah dilegalisasi oleh Mitha,S.H., notaris di Surabaya. Pasal 5 Dalam pelaksanaan Perjanjian ini dan segala akibatnya, Para Pihak memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tetap (domisili) di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya Barat. Pasal 6 Demikianlah Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua bermaterai cukup dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pihak I

Pihak II

....................

.....................

Contoh Perjanjian Perpanjangan Jangka Waktu Utang / Kredit


PERJANJIAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU UTANG Pada hari ini, Rabu, tanggal satu bulan dua tahun dua ribu sebelas (01-02-2012), bertempat di Surabaya, telah terjadi Perjanjian Perpanjangan Jangka Waktu Utang oleh dan antara: 1. Nama : ............... Jabatan : ............... Alamat : ............... No KTP : ...............

2. Bertindak untuk dan atas nama ....... dan beralamat di ...., slanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama. 3. Nama Jabatan Alamat No KTP 4. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua. Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal berikut: Bahwa Pihak Kedua telah berutang kepada Pihak Pertama sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sebagaimana telah dibuat Perjanjian Utang Nomor xxx tanggal tujuh bulan satu tahun dua ribu sembilan (07-01-2009) yang di buat di bawah tangan, bermeterai cukup, dan ditandatangani oleh Para Pihak serta dua orang saksi. Bahwa Perjanjian Utang No. xxx tanggal tujuh bulan satu tahun dua ribu sembilan (07-012009) yang dibuat oleh kedua belah pihak berlaku selama 1 (satu) tahun hingga tanggal enam bulan satu tahun dua ribu sebelas (06-09-2011). Bahwa sebelum berakhirnya jangka waktu pelunasan utang tersebut di atas, di antara Para Pihak telah disetujui untuk memperpanjang jangka waktu pelunasan tersebut untuk waktu 3 (tiga) bulan, terhitung sejak dari tanggal berakhirnya jangka waktu yang termuat dalam Perjanjian Utang tersebut di atas. Sehubungan dengan hal tersebut Para Pihak sepakat mengadakan dan mengikatkan diri dalam Perjanjian Perpanjangan Jangka Waktu Utang dengan ketentuan dan syarat berikut: Pasal 1 Jangka waktu pelunasan dari utang sejumlah Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama seperti yang telah dijelaskan di atas, dengan ini diperpanjang dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan, terhitung berlaku sejak berakhirnya jangka waktu Perjanjian Utang, yakni pada tanggal enam bulan satu tahun dua ribu sebelas (06-012010) dan karenanya seluruh hutang tersebut harus dibayar lunas oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya tiga bulan kemudian atau pada tanggal lima bulan empat tahun dua ribu sebelas (05-04-2011). Pasal 2 Ketentuan-ketentuan yang ada dalam Perjanjian Utang tersebut di atas antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua, dengan di mana perlu menyesuaikannya dalam hubungannya dengan perpanjangan jangka waktu tersebut tetap berlaku dan mengikat bagi Para Pihak. Pasal 3 Apabila terjadi perselisihan di kemudian hari Para Pihak akan menyelesaikan dengan jalan : ............... : ............... : ............... : ...............

musyawarah untuk mufakat. Dan, apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka Para Pihak sepakat untuk memilih domisili yang sah dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Surabaya Barat. Pasal 4 Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk masing-masing pihak. Ditandatangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pihak I

Pihak II

....................

.....................

You might also like