You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

HIPERTIROID

1. PENGERTIAN Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337) Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296). 2. ANATOMI FISIOLOGI

Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703). Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel

seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159). Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem endokrin. Salah satu kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:

Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung Merangsang pembentukan sel darah merah Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism. Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

3. PATOFISIOLOGI

4. PENYEBAB Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.

Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Penyebab Utama 1. Penyakit Grave pada penyakit graves kelenjar tiroid membesar secara difus akibat adanya hipertropi dan hiperplasia difus sel epitel folikel tiroid. Kelenjar biasanya lunak dan licin, kapsulnya utuh. 1. Toxic multinodular goitre 2. Solitary toxic adenoma 3. Penyebab Lain 1. Tiroiditis 2. Penyakit troboblastis 3. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan 4. Pemakaian yodium yang berlebihan 5. Kanker pituitari 6. Obat-obatan seperti Amiodarone 5. TANDA dan GEJALA 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung. 2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin. 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan. 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 5. Peningkatan frekuensi buang air besar 6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid 7. Gangguan reproduksi 8. Tidak tahan panas 9. Cepat letih 10. Pembesaran kelenjar tiroid 11. Mata melotot (exoptalmus) Hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan zat di dalam orbit mata. 6. KOMPLIKASI Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi. 7. DIAGNOSA MEDIS

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini : Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. 1. 2. 3. 4. TSH(Tiroid Stimulating Hormone) Bebas T4 (tiroksin) Bebas T3 (triiodotironin) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid 5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid 6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum 7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia 8. PENATALAKSANAAN Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). a. Konservatif 1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :

Thioamide Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari Potassium Iodide Sodium Ipodate Anion Inhibitor

2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi :

Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif Persiapan tiroidektomi Pasien hamil, usia lanjut Krisis tiroid

Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps. b. Surgical 1) Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif 2) Tiroidektomi.

Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.

DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C. & John E. Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Editor: Irawati Setiawan, EGC, Jakarta. Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Mengetahui Asuhan keperawatan Hipertiroid


April 20th, 2010 No Comments Tak Berkategori

Asuhan keperawatan klien dengan hipertiroid HIPERTIROID Definisi Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid. Etiologi

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan Penyebab hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah: Toksisitas pada strauma multinudular Adenoma folikular fungsional ,atau karsinoma(jarang) Adema hipofisis penyekresi-torotropin (hipertiroid hipofisis) Tomor sel benih,missal karsinoma (yang kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung jarian tiroid fungsional) Tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato)yang keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal Manisfestasi klinis Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah : Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik Intoleransi panas dan banyak keringat Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium Amenorea dan infertilitas Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal) Osteoporosis disertai nyeri tulang Konsumsi Yodium Berlebihan Kelenjar tiroid memakai yodium untuk membuat hormon tiroid, bila konsumsi yodium berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid. Kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroidiodarone (cordarone), suatu obat yang digunakan untuk gangguan irama jantung, juga mengandung banyak yodium dan bisa menimbulkan gangguan tiroid. ASUHAN KEPERAWATAN 1.PENGKAJIAN Aktifitas gejala: Insomnia,sensitivitas meningkat Sirkulasi gejala: palpitasi dan nyeri dada tadan: disritmia,takikardi saat istirahat Intergritas ego gejala: mengalami stres yang berat baik emosional maupun tanda: emosi labil,depresi Makanan/cairan gejala: kehilangan berat badan yang mendadak tanda: pembesaran tiroid,gointer,edema non-pittingterutama daerah pretibial Neurosensori gejala: bicaranya cepat dan parau,ganguan status mental dan perilaku,tremor halus pada tangan Pernafasan gajala: frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru Pemeriksaan diagnostik

Tes ambilan RAI: Meningkat pd penyakit graves & toksik goiter noduler,mnurun pd tiroiditis T4 dan T3 serum: meningkat T4 dan T3 bebas serum:meningkat TSH: tertekan dan tidak bereson pd TRH Tiroglobulin: meningkat Stimulasi TRH : dikatakan tiroid jk TRH dr tidak ada sampai meningkan setelah pemberian TRH Ambilan tiroid131:meningkat ikatan protei iodiun : meningkat gula darah:meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal) kortisol plasma: turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal) pemeriksaan fungsi heper : abnormal elektrolit: hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti.hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis katekolamin serum: menurun kreatinin urine: meningkat EKG: fibrilasi atrium,waktu sistolik memendek,kardio megali 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. 2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh 3. PERENCANAAN DP 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. Tujuan asuhan keperawatan : mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada disritmia Intervensi Rasional MANDIRI Pantan tekanan darah pada posisi baring,duduk,&berdiri jika memungkinkan Pantau CVP jika klien menggunakannya Periksa adanya nyeri dada a/ angina yang dikeluhka klien Auskultasi suara jantung ,perhatikan adanya bunyi jantung tambahan adanya irama gollap & murmur sistolik Auskultasi suara nafas KOLABORASI Berikan cairan melalui IV sesuai dng indikasi Berikan obat sesuai dng idikasi Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi MANDIRI Hipotensi umum dpt terjadi sbg akibat vasodilatasi perifer yg berlebihan & panurunan volome sirkulasi Memberikan ukuran volume sirkulasi yg langsung & lebih akurat dan mengukur fungsi

jantung secara langsung pula Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung S1 dan murmur yg menonjol bhub dng curah jantung meningkat pd keadaan hipermetabolikadanya S3 sbgai tanda adanya kemungkinan gagal jantung Tanda awal adanya kongesti paru yg berhub dgn timbulnya gagal jantung KOLABORASI Pemberian cairan IV dng cpt perlu u/ memperbaiki volume sirkulasitetapi harus di imbangi dng perhatian terhadap tanda & gejala gagal jantung DP 2. Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh. Tujuan asuhan keperawatan : Megungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktifitas. Data penunjang : mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi. Intervensi Rasional MANDIRI Pantau tanda vital & catat tanda vital baik saat istirahat maupun saat melakukan aktivitas Catat berkembangnya Takipnue,dipneu,pucat,dan sianosis Berikan/ciptakan lingkungan yg tenang;ruangan dingin,turunkan stimulasi sensori,warna2 yg sejuk,musik santai Sarankan klien u/ mengurangi aktivitas & meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak2 nya jk memungkinkan Berikan tindakan yg membuat klien nyaman,separti;sentuhan bedak yg sujuk KOLABORASI Barikan obat sesuai dengan indikasi Ex :sedatif : fenobarbital(luminal), MANDIRI Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat,takikar(diatas 160x/menit) mungkin akan ditamukan Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan di tingkatkan pada keadaan hipermetabolik,yg mrpakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan aktivitas Menurunkan stimulasi yangkemungkinan besar dpt menimbulkan agitasi,hiperaktif,dan insomni Membantu malawan pengaruh dan meningkatkan metabolisme Dpt menurunkan energi dlm saraf dan sulanjutnya meningkatkan rilaksasi KOLABORASI u/ mengatasi keadaan(gugup),htperktif,dan insomnia EVALUASI Curah jantung adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas DAFTAR PUSTAKA Doenges,ME and moorhouse,MF: Rencana asuhan keperawatan,ed 3,jakarta:EGC,1999 Price,SA and wilson,LM; Patofisiologi: konsp klinis prose-proses penyakit,vol 2,jakarta:EGC,2005

HIPERTIROID HIPERTIROID A. Definisi Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid. B. Etiologi 1. Penyebab Utama a. Penyakit Grave adalah penyakit autoimun dimana tubuh menghasilkan antibody terhadap reseptor hormone TSH. b. Toxic multinodular goiter adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan c. Solitary toxic adenoma adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. 2. Penyebab Lain a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitary f. Obat-obatan seperti Amiodarone C. Tanda dan Gejala-gejala 1. Peningkatan frekuensi denyut jantung 2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin 3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan 4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik) 5. Peningkatan frekuensi buang air besar 6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid 7. Gangguan reproduksi 8. Tidak tahan panas 9. Cepat letih 10. Tanda bruit 11. Haid sedikit dan tidak tetap 12. Pembesaran kelenjar tiroid 13. Mata melotot (exoptalmus) D. Manifestasi klinik Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah : 1) Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus

2) Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik 3) Intoleransi panas dan banyak keringat 4) Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium 5) Amenorea dan infertilitas 6) Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal) 7) Osteoporosis disertai nyeri tulang Konsumsi Yodium Berlebihan E. pemeriksaan penunjang 1. TSH(Tiroid Stimulating Hormone) 2. Bebas T4 (tiroksin) 3. Bebas T3 (triiodotironin) 4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid 5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid 6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum 7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia F. Komplikasi Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas G. Penatalaksanaan 1. Konservatif Tata laksana penyakit Graves a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut : 1) Thioamide 2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari 3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari 4) Potassium Iodide 5) Sodium Ipodate 6) Anion Inhibitor b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi : a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif c) Persiapan tiroidektomi d) Pasien hamil, usia lanjut

e) Krisis tiroid 2. Surgical a) Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif b) Tiroidektomi Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

Pengobatan Hipertiroid Selain PTU Klo untk penderita hiprteroid alternatif lain selain PTU,apa aja? ellze, 26 tahun Dear saudari Ellze, Jawaban :

Hipertiroid adalah suatu penyakit kelebihan hormon tiroid. Nah, mengingat bahwa apa yang terjadi dalam tubuh kita ini merupakan hubungan timbal balik antar organ maupun sistem kerja organ, maka faktor yang memungkinkan bisa menyebabkan kelebihan hormon tiroid itu tidak hanya satu macam saja (bisa karena terjadi infeksi ataupun tumor dan bisa yang lainnya). Begitu kompleksnya hipertiroid itu, penyakit ini pun ada beberapa jenis macamnya. Agar pengobatannya efektif maka harus ditemukan jenis dan penyebabnya terlebih dahulu. Ciri-ciri umum orang yang mempunyai penyakit hipertiroid antara lain: kurus, makan banyak tetapi tidak bisa gemuk, mata besar (membelalak = exophthalmus), keluhan lain pada mata (spt nyeri,peka cahaya,kelainan penglihatan dan conjunctivitis), kelenjar gondok membesar (struma nodosa) atau bisa juga tidak, detak jantung cepat dan juga ujung jari gemetar. Sebaiknya siapapun yang kira-kira punya ciri-ciri di atas, segera memeriksakan diri kepada dokter penyakit dalam, kalau bisa yang mengambil sub-spesialis endokrinologi (penyakit kelainan hormon). Untuk memutuskan pengobatan apa yang akan diambil, maka dokter akan menilai dari keparahan penyakitnya, gejala-gejalanya, umur pasien, apakah pasien mengalami penyakit lain seperti gagal jantung, apakah pasien menggunakan obat lain yang menimbulkan efek samping hipertiroid, dan juga kepatuhan pasien dalam minum obat. Pengobatan hipertiroid dilaksanakan dengan tujuan untuk membatasi produksi hormon tiroid yg berlebihan. Pengobatan yang dimaksud antara lain : 1.Obat antitiroid. Biasanya diberikan sekitar 18 - 24 bln. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol. 2.Pemberian yodium radioaktif. biasa untuk pasien berumur 35 /lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh stlh operasi. 3.Operasi Tiroidektomi subtotal. Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkah hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua ), dan untuk yang alergi terhadap

obat / yodium radioaktif. Sekitar 25% dr semua kasus terjadi penyembuhan spontan dlm waktu 1 thn. Sedikit mengenai obat-obatan pilihan lain untuk antitiroid selain PTU. * Obat carbimazole (karbimasol) Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa sampai 3 - 8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1 -3 tablet sehari saja. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, dan timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit. Bila gejala-gejala di atas terjadi pada anda silakan melaporkan kepada dokter yang merawat Anda. * Obat Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason). Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis). * Obat Artane dengan zat aktif triheksilfenidil. Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Anda ingat, kalau gejalagejala hipertiroid itu juga berupa tangan gemetar dan denyut jantung meningkat ? nah, karena itulah, kadang dokter menggunakannya. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil. Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid yang telah mengkonsumsi bekatul. Para ahli menemukan dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat dapat menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh kita. Penyakit kencing manis, penyakit basedov (gondok), kolesterol tinggi, merupakan penyakit-penyakit disebabkan metabolisme terganggu, dengan teratur mengkonsumsi bekatul sebagai makanan tambahan, vitamin B15 dalam bekatul bisa mengembalikan sistem metabolisme tubuh yang terganggu tersebut. Vitamin B15, disebut juga Pangamic acid atau menurut struktur kimianya disebut Gluconodimethylamino-acetic-acid, ditemukan oleh seorang dokter ahli biokimia, Dr. Krebs Junior dari San Francisco AS, tahun 1952. Penyakit yang diobati dengan B15 di antaranya kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolestrol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair insuffsiency), serta penyakit hati.

Menurut Udalov (seorang peneliti Rusia), vitamin B15 merupakan sumber gugusan methyl yang labil (mudah dilepas dari ikatan induknya), sangat diperlukan dalam proses metabolisme melalui proses methylation untuk pembentukan adrenalin (zat antiasma). Methylation juga sangat esensial bagi pembentukan phosphocreatin, zat penting untuk metabolisme otot jantung dan tubuh. Vitamin B15 juga dapat meningkatkan oksigen intake di dalam otak serta menambah sirkulasi darah perifier dan oksigenisasi jaringan otot jantung. Anda bisa pilih mengkonsumsi bekatul atau langsung vitamin B15. Demikian penjelasan kami, semoga dapat menjawab pertanyaan anda.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Hipertiroid


17 May

A. Konsep Dasar Peyakit 1. Pengertian Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006). Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia. Lebih dari 90 % hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksik. 2. Penyebab hipertiroidisme Biasa Tidak biasa Nodul tiroid toksik : multinodular dan mononodular toksik. Tiroiditis. hipertiroidisme neonatal, hipertiroidisme faktisius, sekresi TSH yang tidak tepat oleh hipofisis, tumor, nontumor (syndrome resistensi hormone tiroid), yodium eksogen metastasis kanker tiroid, koriokarsinoma dan mola hidatidosa, struma ovarii, karsinoma testicular embrional

Jarang

3. Gejala kinis Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibody reseptor thyroid stimulating hormone (TSH ) yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada Goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Perjalanan penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan- lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi dan pembesaran tiroid Gambaran klinis hipertroidisme Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan panas. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania dan perhatian menyempit. palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps. gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia gravis. BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore, muntah oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut tipis difus dengan atau tanpa bising, nodosa periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes, kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea, oftalmoplegia, diplopia, edema papil, penglihatan kabur.

Kardiovaskuler Neuromuskuler

Gastrointestinal Reproduksi Kulit Struma Mata

4. Pathofisiologi Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel di dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat. Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahanbahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi terus-menerus dari sistem cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Dimana ada peningkatan produksi T3 dan T4 mengakibatkan peningkatan pembentukan limfosit oleh karena efek dari auto

imun yang akan mengilfiltrasi kejaringan orbita dan otot mata sehingga terjadi edema jaringan retro orbita mengakibatkan eksoftalmus. Pada beberapa keadaan dapat menjadi sangat parah sehingga protusi bola mata dapat menarik saraf optik sehingga mengganggu penglihatan penderita. Yang lebih sering yaitu kerusakan pada kelopak mata yang menjadi sulit menutup sempurna pada waktu penderita berkedip atau tidur akibatnya permukaan epitel mata menjadi kering dan mudah mengalami iritasi dan seringkali terinfeksi sehingga timbul luka pada kornea penderita. Peningkatan produksi T3 dan T4 juga mengakibatkan aktivitas simpatis berlebih, adanya peningkatan aktivitas medula spinalis yang akan menyebabkan gangguan pengeluaran tonus otot sehingga menimbulkan tremor halus. Peningkatan kecepatan serebrasi mengakibatkan gelisah, apatis, paranoid, dan ansietas Selain itu dapat mengakibatkan hipermetabolisme yang berpengaruh pada peningkatan sekresi getah pencernaan dan peningkatan peristaltik saluran cerna dimana salah satunya akan ada peningkatan nafsu makan dan juga timbulnya diare. Bila terjadi peningkatan metabolisme KH dan lemak mengakibatkan proses oksidasi dalam tubuh meningkat yang akan meningkatkan produksi panas ditandai dengan berkeringat dan tidak tahan panas dan penurunan cadangan energi mengakibatkan kelelahan dan penurunan berat badan. Karena hipermetabolisme sehingga penggunaan O2 lebih cepat dari normal dan adanya peningkatan CO2 menyebabkan peningkatan kecepatan nafas sehingga terjadi sesak nafas. 5. Pemeriksaaan Fisik Eksoftalmus : bulbus okuli menonjol keluar Tanda stellwags : mata jarang berkedip Tanda Von Graefes : jika klien melihat kebawah maka palpebra superior sukar atau sama sekali tidak dapat mengikuti bola mata. Tanda Mobieve : sukar mengadakan atau menahan konvergensi Tanda Joffroy : tadak dapat mengerutkan dahi jika melihat keatas Tanda Rosenbagh : tremor palpebra jika mata menutup 6. Pemeriksaan Penunjang
Tes ambilan RAI : meningkat T4 dan T3 serum : meningkat TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon) Tiroglobulin : meningkat

Stimulasi TRH : dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH Ambilan tiroid131: meningkat Ikatan proein iodium : meningkat Fosfat alkali dan kalsium serum : meningkat. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal Elektrolit : hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis. Katekolamin serum : menurun. Kreatinin urine : meningkat

Skanning tyroid USG thyroid Pemeriksaan elektrokardiografi ( EKG) : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.

7. Diagnosis Sebagian besar pasien memberikan gejala klinis yang jelas, tetapi pemeriksaan laboratorium tetap perlu untuk menguatkan diagnosis. Pada kasus kasus subklinis dan pasien usia lanjut perlu pemeriksaan laboratorium yang cermat untuk membantu menetapkan diagnosis hipertiroidisme. Diagnosis pada wanita hamil agak sulit karena perubahan fisiologis pada kehamilan seperti pembesaran tiroid serta manifestasi hipermetabolik, sama seperti tirotoksikosis. Menurut Bayer MF, pada pasien hipertiroidisme akan didapatkan TSHs ( Thyroid Stimulating Hormone Sensitive ) tak terukur atau jelas subnormal dan Free T4 ( FT4 ) meningkat. Terapy / Penanganan 1. Obat antitiroid

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi ( obat antitiroid ) atau merusak jaringan tiroid ( yodium radioaktif, tiroidektomi sub total) Digunakan dengan indikasi : Obat diberikan dalam dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu diberikan dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme. Tabel obat antitiroid yang sering digunakan : Obat Karbimazol Metimazol Propiltiourasil Dosis awal ( mg/ hari) 30-60 30-60 300-600 Pemeliharaan (mg /hari) 5-20 5- 20 50- 200

Ketiga obat ini mempunyai kerja imunosupresif dan dapat menurunkan konsentrasi thyroid stimulating antibody ( TSAb) yang bekerja pada sel tiroid. Obat- obat ini umumnya diberikan sekitar 18- 24 bulan. Pemakaian obat- obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa hipersensitifitas dan agranulositosis. Apabila timbul hipersensitivitas maka obat diganti, tetapi bila timbul agranulositosis maka obat dihentikan. Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/ hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat- obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4 yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dapat mencegah hipertiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis yang dipakai 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah pasien eutiroid, secara klinis dan laboratorium, dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahankan pada batas atas normal dengan dosis propiltiourasil < 100 mg/hari. Apabila tirotoksikosis timbul lagi, biasanya pascapersalinan, propiltiourasil dinaikkan sampai 300 mg/hari. 2. Pengobatan dengan yodium radioaktif Digunakan Y131 dengan dosis 5-12 mCi peroral. Dosis ini dapat mengendalikan tirodotoksikosis dalam 3 bulan, namun pasien menjadi hipotiroid pada tahun pertama. Efek samping pengobatan dengan yodium radioaktif adalah hipotiroidisme, eksaserbasi hipotiroidisme dan tiroiditis. 3. Tindakan operatif

Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah : Sebelum operasi, biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutiroid kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-15 tetes/hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kalenjar tiroid.

Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroidisme. Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberi 10 mg/6jam. Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi, sesudah pengobatan dengan yodium radioaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan dalam dosis 100-300 mg/hari. Ipodat kerjanya lebih cepat dibanding propiltiourasil dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid. Kerja ipodat adalah menurunkan konversi T4 diperifer, mengurangi sintesis hormone tiroid serta mengurangi pengeluaran hormone dari tiroid. Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid yang alergi terhadap yodium. B. Konsep Dasar Perawatan 1. Pengkajian DS : insomnia, keletihan / kelelahan DO : takikardia DS : nyeri dada DO : takikardia, disritmia (fibrilasi atrium), palpitasi. DS : adanya riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik / pembedahan, ketidakmampuan mengatasi stress. DO : tanda ansietas misalnya gelisah, pucat, berkeringat, tremor / gemetar, suara gemetar, emosi labil , depresi. DS : diare DO : konsistensi feses cair,

DS : anoreksia, mual, BB menurun, nafsu makan meningkat, makan banyak, kehausan DO : muntah, pembesaran tiroid, goiter, edema nonpitting terutama daerah pretibial DS : tidak tahan panas DO : bicara cepat dan parau Gangguan status mental dan prilaku seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor. Koma. Tremor halus pada tangan DS : nyeri orbital, fotofobia DO : kelopak mata sulit menutup DS : mengeluh nafas terasa sesak DO : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea DS : nafsu seks menurun DO : penurunan libido, hilangnya tanda tanda seks sekunder misalnya : berkurangnya rambut rambut pada tubuh terutama pada wanita Hipomenore,amenore dan impoten

2.Diagnosa Keperawatan yang Muncul 1. Penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung. 2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare 3.Resti terhadap kerusakan integritas jaringan kornea b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata : kerusakan penutupan kelopak mata / eksoftalmus 4.Resti terhadap perubahan proses pikir b/d pola tidur

5.Cemas b.d faktor fisiologis, status hipermetabolik (stimulasi SSP), efek pseudokatekolamin dari hormon tiroid 6.Perubahan Body image b.d perubahan fisik dan persepsi negative terhadap penyakitnya 7.Intoleransi aktivitas b.d penurunan cadangan energy akibat hipermetabolik, kelelahan. 8.Resiko cedera b.d penurunan tonus otot, tremor 9.Resiko hipertermia b.d peningkatan produksi panas akibat hipermetabolik 10.Resiko kerusakan integritas kulit b.d peningkatan pengeluaran keringat, eritema, pruritus 11.Perubahan sensori-persepsi : Visual b.d exoptalmus, optalmopati 12.Diare b.d hiperperistaltik sekunder akibat hipermetabolisme 13.Gangguan Pola Tidur b.d hiperaktivitas saraf simpatis 3. Rencana Perawatan Dari beberapa diagnose Perawatan yang mungkin muncul pada pasien hipertiroid, kelompok menyusun Perencanaan terhadap 4 diagnosa perawatan yaitu ;Penurunan curah jantung, Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan, Resti kerusakan integritas jaringan kornea, dan resti terhadap perubahan proses pikir. Terlampir. 4. Implementasi Dilaksanakan sesuai dengan rencana Tindakan. 5. Evaluasi Pasien dapat mempertahankan curah jantung yang adekut sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tidak ada disritmia. Nutrisi pasien adekuat, menunjukkan BB yang stabil disertai dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda-tanda malnutrisi. Pasien mampu memperthankan kelembaban membrane mukosa mata, terbebas dari ulkus, mampu mengidentifikasikan tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi. Pasien mampu mempertahankan orientasi realita umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir /perilaku dan factor penyebab.

You might also like