You are on page 1of 4

6.

Metode Belajar Sriyono (2001: 112) mengemukakan bahwa Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinu untuk mendapatkan ketrampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Metode drill dapat diartikan sebagai cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan agar siswa memiliki ketangkasan dan ketrampilan terhadap penyelesaian masalah (Roestiyah : 2001 : 125). Menurut Slamet As Yusuf (1978 : 106) Metode drill/latihan siap ialah suatu metode dalam Pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Sobry Sutikno, M (2003 : 91) berpendapat, Metode latihan (drill) dipergunakan untuk memperoleh sesuatu kemampuan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Menurut Nana Sudjana mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka hendaknya pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode ini. a. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis,

perbuatan , permainan, dan lain-lain. b. c. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus Untuk melatih hubungan tanggapan, seperti penggunaan bahan, grafik, simbul peta,

dan lain-lain.

Menurut Slamet As Yusuf (1978 : 106) Metode drill / latihan ulang tepat digunakan : a. Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih ulang pelajaran yang sudah diberikan atau yang sedang berlangsung b. Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih ketrampilan anak dalam mengerjakan sesuatu dan melatih anak-anak untuk berpikir cepat c. Metode ini dipergunakan untuk memperkuat daya tanggapan anak terhadap pelajaran

Ada segi positif dan segi negatif penggunaan metode drill Adapun segi positif metode drill adalah : a. Dalam waktu yang relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan yang diharapkan sebab guru dapat melakukan evaluasi secara langsung sehingga dapat mengetahui siswa yang mampu menguasai materi dan belum. b. Para murid akan memiliki pengetahuan siap sebab setiap memulai pelajaran guru selalu memberikan pertanyaan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan secara terus menerus. c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin. Segi negatif metode drill : a. b. c. Menghambat perkembangan dan daya inisiatif murid Kurang memperhatikan penyesuaiannya dengan lingkungan Membentuk pengetahuan verbalis dan mekanis. ( Slamet As Yusuf, 1978:107)

Menurut Sriyono (2001 : 112) metode drill tepat untuk memperoleh : a. Kecakapan memoris : mengucapkan kata-kata. Tanya jawab,pemakaian tata bahasa (grammer) yang tepat dalam pengajaran bahasa asing. b. Kecakapan mental : dalam perkalian, menjumlah, mengurang, membagi, dan lain-lain. Menurut Sriyono (2001 : 113) ada kelebihan dan kekurangan metode drill Adapaun kelebihan metode drill adalah : a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat apada diri anak dan benar-benar akan menjadi miliknya. b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-

kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu belajarnya.

c. Pengatahuan atau ketrampilan siap yang telah terbentuk sawaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun bekal hidup dimasyarakat kelak. Di antara kekurangan/kelemahan metode drill : a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil,routine, serta tidak menggunakan akal. b. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Didalam menghadapi masalah, siswa menyelesaikan secara statis. c. Menimbulkan verbalisme. Respon terhadap stimulus yang terbentuk dengan latihan itu akan berakibat kurang digunakannya rasio sehingga inisiatifpun terhambat. d. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya. e. Latihan yang dilakukan dengan pengawasan ketat dan dalam suasana yang serius mudah sekali menimbulkan kebosanan dan kejengkelan akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar.

Menurut Purwoto (2003: 78) metode drill ini biasanya diberikan secara lisan selama 5 sampai 10 menit, sedangkan metode latihan secara tertulis dapat diberikan di kelas dan sebagai tugas pekerjaan rumah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode drill yang mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam pengajaran harus memperhatikan materi yang akan disampaikan dan sifat-sifat dari kecakapan/ketrampilan yang akan dituju agar tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai. Latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan (W.J.S Purwodarminto, 1993: 502). Sedangkan menurut Oemar Hamalik Latihan adalah pebuatan yang berulang-ulang secara sistematik dan mempunyai tujuan (1995 : 75)Mencongak adalah

menghitung diluar kepala, dengan ingatan saja yang ditulis hanya hasilnya ( Kamus Besar Bahasa Indonesia , 1993:172 ). Latihan adalah merupakan perbuatan yang berulang-ulang secara sistematis dan bertujuan (Oemar Hamalik, 1995:75). Sedangkan mencongak adalah menghitung diluar kepala dengan ingatan saja yang ditulis hanya hasilnya, Jadi pelaksanaan latihan mencongak ini dilaksanakan secara lisan oleh guru dan dalam waktu yang terbatas dan cepat, siswa menghitung dengan ingatan tanpa alat, kemudian menulis jawabannya di buku, Penerapan strategi latihan mencongak ini merupakan upaya guru untuk mencapai tingkat kecakapan siswa dalam mata pelajaran matematika khsuusnya dasar hitung perkalian dan pembagian. Upaya meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika merupakan usaha guru, agar siswa memiliki dorongan dan kemauan untuk senang belajar matematika, yang pada umumnya dianggap mata pelajaran yang sulit dan rumit. Dengan demikian dorongan dan semangat belajar inilah yang harus dipacu untuk meningkatkan prestasi belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Maka startegi yang dipilih guru dalam proses belajar mengajar adalah strategi latihan mencongak diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi matematika. Dengan diterapkannya strategi latihan mencongak secara terus menerus dan berulang-ulang siswa akan terdorong meningkatkan akan kekurangan dirinya, jika semula siswa belum hafal perkalian dan pembagian, akan berusaha menghafalkan, karena setiap ada pelajaran matematika selalu mengadakan latihan mencongak. Jadi strategi latihan mencongak adalah rencana yang cermat dalam kegiatan pembelajaran matematika untuk mencapai sasaran agar siswa dapat memiliki ketrampilan menghitung diluar kepala

You might also like