You are on page 1of 29

Peraturan MOPD tahun 2012-2013

1. Panitia selalu benar. 2. Jika panitia melakukan kesalahan wajib diingatkan dan kembali ke peraturan pertama. 3. Memanggil panitia dengan sebutan kak. 4. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Dilarang menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan dalam berkomunikasi baik disengaja maupun tidak disengaja. 6. Tidak boleh terlihat berduaan. Baik panitia dengan panitia, peserta dengan peserta, maupun peserta dengan panitia. 7. Datang tepat waktu pukul 06.00 WIB. 8. Dilarang membawa gadget, aksesoris, barang berharga, dan perhiasan yang berlebihan seperti cincin, kalung, dan sepeda motor untuk pergi ke sekolah. 9. Peserta diharapkan mematuhi tata tertib yang ada di SMAN 1 Puri, berperilaku sesuai dengan 9K serta ber-PKB. 10. Membawa tas dengan isi: 1. Alat Tulis 2. Buku tulis yang dianjurkan panitia 3. Perlengkapan sholat 4. Bekal yang telah ditentukan 11. Wajib melakukan 4S (senyum, salam, salim, sapa ) pada warga sekolah. 12. Tanda pengenal harus dipakai sebelum memasuki gerbang. 13. Menyapa kakak Wapenda dan PAM jika bertemu. 14. Dilarang membuat gaduh. 15. Berikat pinggang dengan lebar 3 cm. 16. Kaos kaki 7 cm di bawah lutut. 17. Bersepatu hitam. 18. Aturan untuk rambut 1. Cewek a. Tidak berkerudung Dikuncir 2 sejajar telinga dengan pom-pom di setiap kunciran. Kunciran menggunakan tali raffia sesuai dengan warna raffia yang di toga. b. Berkerudung (Tanpa iket) Pom-pom digunakan sebagai bando. 2. Cowok Memakai bando warna pink dengan bertuliskan CASTLE di atasnya. Rambut tidak boleh panjang melebihi 5 cm. Semua peraturan tentang rambut di atas dibuat sekreatif mungkin oleh peserta didik. 19. Aturan untuk buku tulis Buku tulis kosong disampul dengan bungkus plastik minuman sachet. Lembar pertama diiisi dengan: - Nama Lengkap - Nama Panggilan - Alamat - Asal Sekolah - Agama - Hobi - Motto - Cita-cita - No. HP - Motivator peserta didik - Motivasi masuk SMAN 1 Puri - Foto berukuran 3X4 berwarna, formal. - TTD peserta.

Lembar kedua dan seterusnya digunakan sebagai diary (buku harian) yang isinya tentang kejadian yang menurut peserta didik menarik selama praMOPD MOPD. 20. Aturan untuk tas sampah Tas sampah digunakan untuk operasi semut terbuat dari kresek besar bewarna merah. 21. Aturan untuk tanda pengenal - Dibuat dari kardus dengan ukuran 15X25 cm. - Nama per hurufnya menggunakan huruf yang ada di koran. - Format tanda pengenal: IDENTITAS PESERTA MOPD Nama Nama Gugus Asal Sekolah

Foto 3X4

TTD Wapenda 1

TTD Wapenda 2

Menggunakan pita sesuai urutan gugus dengan ukuran 70 cm: 1. Kepang pita ungu+merah muda 2. Kepang pita biru tua+putih 3. Kepang pita jingga+putih 4. Kepang pita abu-abu tua+merah 5. Kepang pita merah+hitam 6. Kepang pita kuning+hijau muda 7. Kepang pita biru muda+putih 8. Kepang pita hijau muda+hitam 9. Kepang pita hitam+putih 10. Kepang pita coklat muda+coklat tua 11. Kepang pita putih+abu-abu tua 12. Kepang pita merah muda+hitam 13. Kepang pita hijau tua+biru tua 14. Kepang pita merah+putih 15. Kepang pita biru muda+merah muda 16. Kepang pita hijau tua+kuning 17. Kepang pita coklat+kuning 18. Kepang pita hitam+biru muda 19. Kepang pita jingga+hitam 20. Kepang pita abu-abu+merah 22. Aturan untuk toga (topi wisuda) - Digunakan pada saat upacara pembukaan, apel, dan upacara penutupan. - Dalam kelas topi dilepas dan bagi yang cowok memakai bando yang ditetapkan oleh panitia. - Semua peserta membuat toga sekreatif mungkin dengan kardus.

diameter 7 cm Penampang toga dari bawah diameter 10 cm Penampang toga dari atas Rumbai 5 cm

40 cm

Tali dari karet Tabung kepala Ketentuan topi toga: Toga terbuat dari kardus dengan warna asli Diameter tabung menyesuaikan ukuran kepala Tinggi tabung 10 cm Jarak antara lingkar tabung dengan ujung toga 7 cm Tali terbuat dari rafia dengan panjang 40 cm dan dirumbai ujungnya sepanjang 5 cm Warna tali raffia: Gugus 1-5 (kuning) Gugus 6-10 (hijau) Gugus 11-15 (merah) Gugus 16-20 (biru).

Jadwal Kegiatan

A.

Pra Masa Orientasi Siswa (Sabtu, 7 Juli 2012) PUKUL KEGIATAN Persiapan Pra Masa Orientasi Siswa Pembagian Gugus Pembersihan kelas, perkenalan sekaligus pemilihan ketua gugus Latihan Upacara Pembacaan peraturan dan tugas

12.30 13.00 13.00 13.30 13.30 14.00 14.00 15.00 15.00 15.30

B.

Senin, 9 Juli 2012 PUKUL KEGIATAN Persiapan peserta Upacara pembukaan dan pengenalan guru (Wapenda di kelas memeriksa tugas) PBB Ice Breaking Materi Wawasan Wiyata Mandala dari Guru ISTIRAHAT Road to Castle, menggambar denah SMA Negeri 1 Puri Pengenalan dan pemahaman tata tertib sekolah ISHOMA dan pembacaan tugas

06.15 06.45 06.45 07.45 07.45 08.30 08.30 08.45 08.45 09.30 09.30 09.45 09.45 11.30 11.30 12.15 12.15 13.00

C.

Selasa, 10 Juli 2009 PUKUL KEGIATAN Persiapan peserta Apel pagi PBB Operasi Semut Wawasan Adiwiyata Ice Breaking Tunas Hijau Persiapan Talent Show ISTIRAHAT Pengenalan Mars SMA Negeri 1 Puri Tanda tangan panitia, teman, dan guru ISHOMA Pembacaan Tugas

06.00 06.15 06.15 06.30 06.30 07.00 07.00 07.15 07.15 08.15 08.15 08.30 08.30 09.30 09.30 10.00 10.00 10.30 10.30 11.15 11.15 12.00 12.00 12.45 12.45 13.00

D.

Rabu, 11 Juli 2012 PUKUL KEGIATAN Persiapan peserta Apel pagi PBB Cara Belajar Efekif dan Pengenalan Program Unggulan Ice Breaking Monster (outdoor) Dinamika Kelompok ISTIRAHAT Tata Krama Siswa Pengenalan OSIS SMA Negeri 1 Puri ISHOMA Pembacaan tugas

06.00 06.15 06.15 06.30 06.30 07.00 07.00 08.00 08.00 08.15 08.15 09.15 09.15 10.00 10.00 10.15 10.15 11.15 11.15 12.00 12.00 12.45 12.45 13.00

E.

Kamis, 12 Juli 2012 PUKUL KEGIATAN Persiapan peserta Apel pagi PBB Ice Breaking Outbond ISTIRAHAT Monster (indoor) Motivasi ISHOMA Pembacaan tugas

06.00 06.15 06.15 06.30 06.30 07.00 07.00 07.15 07.15 09.15 09.15 09.30 09.30 11.15 11.15 12.00 12.00 12.45 12.45 13.00

F. Jumat, 13 Juli 2012 PUKUL 06.00 06.15 06.15 06.30 06.30 07.00 07.00 07.15 07.15 07.30 07.30 10.15 10.15 10.30 10.30 10.45 10.45 11.00 Persiapan peserta Apel Pagi PBB Persiapan Talent Show Ice Breaking Talent show Pencarian kelas ( kuis ) ISTIRAHAT Pembacaan tugas KEGIATAN

G. Sabtu. 14 Juli 2012 PUKUL 06.00 06.15 06.15 06.30 06.30 07.00 07.00 07.15 07.15 07.45 07.45 08.15 08.15 08.45 08.45 09.00 09.00 09.30 09.30 10.30 Persiapan peserta Apel Pagi PBB Ice Breaking Kesehatan Reproduksi Remaja (Puskesmas) Pengenalan Wilayah (Muspika) Tertib Lalu lintas dan Bahaya Narkoba (Polsek) ISTIRAHAT Pendidikan Karakter Bangsa (Koramil) Upacara Penutupan dan pembacaan kakak terKEGIATAN

TUGAS HARIAN
No 1 2 Hari Senin Diary Filosofi nama gugus Membuat denah (waktu hari H) Selasa Diary Menghafal visi-misi Castle Menyanyikan lagu Mars Adiwiyata Rabu Diary Mengumpulk an list kakak terMencari 7 contoh PKB dalam kehidupan Membuat komik adiwiyata (dikumpulka n sabtu) Kamis Diary Biografi orang yang memotivasi 100 keinginan Jumat Diary Diary terheboh (diprint) Mencari artikel contoh penerapan adiwiyata Sabtu Diary Mengumpulk an surat Membuat kado untuk kakak ter-

NB: Wapenda membacakan tugas harian 1 hari sebelum hari besok, tidak diperkenankan membacakan tugas sekaligus dalam satu kali waktu pembacaan. - Diary setiap hari diperiksa oleh Wapenda dan diberi tanda tangan Wapenda. - Visi bisa juga dihafalkan dengan lagu. - Surat terdiri dari 2. Diberikan kepada karakter kakak terbaik dan kakak terjahat. - List kakak ter- terdiri dari: 1. Tercantik 2. Tertampan 3. Termanis 4. Terimut 5. Terjahat 6. Tercerewet 7. Tertegas 8. Tercuek 9. Terlucu 100 keinginan ditulis setelah motivasi dari kakak-kakak OSIS. Kado diberikan kepada kakak yang berkesan menurut masing-masing peserta didik dengan 1 macam karakter kakak panitia. Kado tidak boleh melebihi harga Rp. 5.000, 00.

Nama Gugus dan Wapenda


NO 1 2 3 4 5 Nama Gugus Togutil Buol Sasak Kluet Singkil Wapenda Dea A. & Yosi Aldiansyah & Dewi Sinta Dewi Kusuma & Erika Febi & Harist Andi Dahnial & Dita

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Guci Batin Dampeles Kaur Penesak Samin Korowai Ternate Semendo Baduy Bawean Lintang Sekayu Pasemah Mandar

Febri & Eva Rafika & Sobirin Dindi & Galuh Fajar & Ria Yusuf & Carol Wulan & Nufirman Dewi Karina & Novita Jihan & Wisnu Zhella & Reizarda Rizky F. & Devi Armanda Nisa & Tania Sonnia & Muzakki Sonya & Martha Dara & Annisa H. Welinita & Safira

Bekal
No 1 2 3

Hari Senin Nasi perawan Jangan nyengir Kedelai eksotis, sambal, pindang Buah ular Es darah segar Selasa Nasi pusaka Rabu Nasi bonek Kamis Nasi teraniaya Es black box Buah malam minggu Jumat Cacing tawuran Saturnus goreng Buah gagang telepon Sabtu Nasi kuning Tempe gersang Kermi goreng

Tumis kelinci Sayur bentrok Es teh hangat Ikan indosiar

4 5

Bola tenis belum mandi Kehancuran Zea mays

Air Lumpur Buah pegas

Air kehidupan

Sandal goreng Air hijau

Keterangan: 1. Nasi perawan 2. Jangan nyengir 3. Kedelai eksotis 4. Buah ular

: nasi putih : sayur asem : tempe goreng : salak

5. Es darah segar

: sirup warna merah atau minuman lain warna merah 6. Nasi pusaka : nasi putih+nasi goreng 7. Tumis kelinci : tumis kangkung 8. Es teh hangat : teh 9. Bola tenis belum mandi : jeruk 10. Kehancuran Zea mays : dadar jagung 11. Nasi bonek : nasi jagung+peyek 12. Sayur bentrok : urap-urap 13. Ikan indosiar : ikan asin 14. Air Lumpur : air susu coklat 15. Buah pegas : pir 16. Nasi teraniaya : nasi rames komplit 17. Es black box : es janggelan 18. Buah malam minggu : apel 19. Cacing tawuran : mie 20. Saturnus goreng : telur mata sapi 21. Buah gagang telepon : pisang 22. Air kehidupan : air putih 23. Tempe gersang : kering tempe 24. Kermi goreng : serundeng 25. Sandal goreng : daging goreng 26. Air hijau : sirup yang berwarna hijau atau minuman lain berwarna hijau

18 Indikator Pendidikan Karakter Bangsa Dengan seringnya tawuran antar pelajar dan menurunnya karakter berkebangsaan pada generasi maka dicetuskan pendidikan karakter bangsa sebagai wujud pendidikan karakter kebangsaan kepada peserta didik. Pendidikan karakter bangsa Indonesia. Dalam pelaksanaannya pendidikan karakter bangsa indonesia tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajan-pelajaran yang ada dengan memasukkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa Indonesia. Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan (habit) yang sesuai dengan karakter kebangsaan. Berikut 18 Indikator Pendidikan Karakter bangsa sebagai bahan untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa: 1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. INDIKATOR SEKOLAH A Merayakan hari-hari besar keagamaan. B Memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk beribadah. C Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. INDIKATOR KELAS A Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. B Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melaksanakan ibadah. 2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. INDIKATOR SEKOLAH A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. B Tranparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala. C Menyediakan kantin kejujuran. D Menyediakan kotak saran dan pengaduan. E Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan atau ujian. INDIKATOR KELAS A Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. B Tempat pengumuman barang temuan atau hilang. C Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala. D Larangan menyontek. 3.Toleransi:Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya INDIKATOR SEKOLAH A Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas. B Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. INDIKATOR KELAS A Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. B Memberikan pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. C Bekerja dalam kelompok yang berbeda.

4. Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. INDIKATOR SEKOLAH A Memiliki catatan kehadiran. B Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang disiplin. C Memiliki tata tertib sekolah. D Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin. E Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah. F Menyediakan peralatan praktik sesuai program studi keahlian (SMK). INDIKATOR KELAS A Membiasakan hadir tepat waktu. B Membiasakan mematuhi aturan. C Menggunakan pakaian praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK). D Penyimpanan dan pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK). 5. Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. INDIKATOR SEKOLAH A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. B Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. C Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja. INDIKATOR KELAS A Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. B Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar. C Mencipatakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja. D Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar. 6. Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. INDIKATOR SEKOLAH A. Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif. INDIKATOR KELAS A Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif. B Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi. 7. Mandiri : Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. INDIKATOR SEKOLAH Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik. INDIKATOR KELAS Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. 8. Demokratis : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

INDIKATOR SEKOLAH A Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. B Menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan. C Pemilihan kepengurusan OSIS secara terbuka. INDIKATOR KELAS A Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat. B Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. C Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat. D Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif. 9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. INDIKATOR SEKOLAH A Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik) untuk berekspresi bagi warga sekolah. B Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. INDIKATOR SEKOLAH A Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. B Eksplorasi lingkungan secara terprogram. C Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik). 10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. INDIKATOR SEKOLAH A Melakukan upacara rutin sekolah. B Melakukan upacara hari-hari besar nasional. C Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. D Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. E Mengikuti lomba pada hari besar nasional. INDIKATOR KELAS A Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi. B Mendiskusikan hari-hari besar nasional. 11. Cinta Tanah Air : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. INDIKATOR SEKOLAH A Menggunakan produk buatan dalam negeri. B Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. B Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. INDIKATOR KELAS A Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia B. Menggunakan produk buatan dalam negeri.

12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. INDIKATOR SEKOLAH A Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah. B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi. INDIKATOR KELAS A Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. B Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi. C Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi. 13. Bersahabat/ Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. INDIKATOR SEKOLAH A Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah. B Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. C Saling menghargai dan menjaga kehormatan. D Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban. INDIKATOR KELAS A Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik. B Pembelajaran yang dialogis. C Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik. D Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik. 14. Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya INDIKATOR SEKOLAH A Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis. B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. C Membiasakan perilaku warga sekolah yang tidak bias gender. D Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang. INDIKATOR KELAS A Menciptakan suasana kelas yang damai. B Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. C Pembelajaran yang tidak bias gender. D Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang. 15. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. INDIKATOR SEKOLAH A Program wajib baca. B Frekuensi kunjungan perpustakaan. C Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca. INDIKATOR KELAS A Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. B Frekuensi kunjungan perpustakaan. C Saling tukar bacaan. D Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.

16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. INDIKATOR SEKOLAH A Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. B Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. C Menyediakan kamar mandi dan air bersih. D Pembiasaan hemat energi. E Membuat biopori di area sekolah. F Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik. G Melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik. H Penugasan pembuatan kompos dari sampah organik. I Penanganan limbah hasil praktik (SMK). J Menyediakan peralatan kebersihan. K Membuat tandon penyimpanan air. L Memrogramkan cinta bersih lingkungan. INDIKATOR KELAS A Memelihara lingkungan kelas. B Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas. C Pembiasaan hemat energi. D Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan (SMK). 17. Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. INDIKATOR SEKOLAH A Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. B Melakukan aksi sosial. C Menyediakan fasilitas untuk menyumbang. INDIKATOR KELAS A Berempati kepada sesama teman kelas. B Melakukan aksi sosial. C Membangun kerukunan warga kelas. 18. Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. INDIKATOR SEKOLAH A Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis. B Melakukan tugas tanpa disuruh. C Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. D Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas. INDIKATOR KELAS A Pelaksanaan tugas piket secara teratur. B Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah. C Mengajukan usul pemecahan masalah.

ADIWIYATA ADIWIYATA terdiri dari sua kata yakni ADI yang berarti bagus, dan WIYATA yang berarti tempat. Kemudian jika kita menggabungkannya jadi satu artinya adalah Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada pembangunan berkelanjutan.menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran & penyadaran warga sekolah (guru, murid & pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan. TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif. INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n . Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain: 1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. 2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup. 3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup. 4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam. 5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat. 6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local). Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain: 1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.

2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar. 3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya. 4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup. C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain: 1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah. 2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar. 3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi: 1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup. 2. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah. 3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK). 4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. 5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah. PROGRAM ADIWIYATA a. Membentuk Tim Adiwiyata Sekolah (Guru), yang bertugas melakukan koordinasi pelaksanaan pembentukan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan b. Mengirim beberapa guru untuk mengikuti pelatihan PLH atau seminar tentang lingkungan dan melakukan studi banding ke sekolah lain sebagai penambah wawasan c. Membentuk Tim Adiwiyata Siswa yang terdiri dari perwakilan tiap kelas d. Membentuk taman sekolah dan taman kelas, supaya tercipta lingkung an belajar yang kondusif bagi proses pembelajaran e. Mengajak siswa melakukan gerakan pembuatan kawasan hutan Mangrove sebagai wujud kepedulian sebagai penduduk yang hidup di daerah pantai utara pulau Jawa serta sebagai pembelajaran pada konsep upaya tindakan pencegahan kerusakan (konservasi lahan) daerah di pesisir pantai. f. Mengikutsertakan siswa dalam berbagai kegiatan penghijauan sebagai upaya pemupukan rasa cinta dan ikut bertanggungjawab terhadap kondisi di sekitar mereka. g. Melakukan penghematan di berbagai kegiatan, misalnya penggunaan bahan praktikum, air, listrik dan ATK h. Melakukan implementasi materi PLH ke dalam kehidupan siswa sehari-hari di lingkungan sekitar i. Menyusun program sosialisasi yang berkesinambungan supaya pembentukan karakter peduli lingkungan cepat terwujud j. Mengajak masyarakat sekitar sekolah untuk ikut berperan serta menjaga program dan kondisi lingkungan sekolah k. Menemukan metode-metode pengembangan PLH dengan menyusun tim motivator di kelas l. Merencanakan pembelajaran PLH secara monolitik melalui KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PENGHARGAAN ADIWIYATA Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun). Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu: 1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup. 2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006 (meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya. TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup. Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata. Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya. Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya.

Wawasan Wiyata Mandala


PENGERTIAN Wawasan berarti pandangan, tinjauan, konsepsi cara pandang. Wiyata (Jawa) pengajaran yang juga berarti pendidikan. Mandala berarti lingkaran, bundaran, atau lingkungan. Wiyata Mandala berarti lingkungan pendidikan tempat berlangsung proses belajarmengajar. Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran. Secara formal Wawasan Wiyata Mandala ditetapkan dalam Surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 sebagai sarana ketahanan sekolah. Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan seperti termaktub dalam pasal 3, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Sekolah mengemban misi pendidikan oleh karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar tujuan pendidikan. Sekolah harus benarbenar menjadi ciri khas masyarakat belajar di dalamnya. Sebagai lembaga pendidikan sekolah dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga sekolah kadang-kadang yang dikambing hitamkan kalau terjadi sesuatu yang kurang baik, segala akibat yang kurang baik seolah-olah merupakan akibat sekolah yang tidak berfungsi dengan baik dan keadaan ini sangat tidak menguntungkan, dan sekolah memiliki beban dan tanggung jawab yang besar sehingga sekolah harus mampu bertanggung jawab mendidik membina / mengembangkan dan mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas sehingga perlu diperhatikan: 1)Sekolah harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas disesuaikan dengan situasi kondisi sekolah tersebut berada dan dipahami oleh semua warga sekolah, 2). Sekolah hendaknya betul-betul menjadi tempat Proses Belajar Mengajar (PBM) jangan sampai sekolah disalah gunakan oleh golongan tertentu (kegiatan politik) atu kegiatan lain yang bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku antara lain penyalah gunaan narkotika perkelaian pelajar yang akhirnya akan merugikan sekolah itu sendiri, 3) Situasai sekolah diciptakan suasana nyaman, aman tertib dan bebas segala ancaman sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang nikmat (enjoyable learning) dan terjadi proses pembudayaan suasana kekeluargaan kondisi semacam ini dikenal dengan nama Ketahanan Sekolah 4) Sekolah harus tanggap/responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul, sehingga sekolah harus mampu membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat, jadi sekolah tidak hanya mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) terhadap perubahan tetapi harus mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin bakal terjadi. 5). Sekolah harus dapat megembangan nilai-nilai pengetahuan, ketrampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu cerdas , siap kerja , dan menguasahi ilmu dan teknologi tetap berakar nilai nilai budaya bangsa sehingga peserta didik tidak sekadar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah masuk dalam hati sanubarinya yang dapat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari 6). Sekolah sebagai masyarakat belajar terjadi interaksi antar siswa guru dan lingkungan sekolah dan terjadi hubungan timbal balik antar guru, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat itu berada, ini berarti sekolah harus mampu menempatkan diri sebagai bagian dari kehidupan nasional dan harus mampu menyesuaikan diri dengan tata kehidupan yang berkembang di masyarakat seperti ideologi, politik ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan maupun kehidupan yang lain.

KOMPONEN PERAN WAWASAN WIYATA MANDALA 1. Peran Kepala Sekolah a. Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah. b. Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun yang berkepentingan dengan sekolah harus melalui kepala sekolah. c. Semua aparat sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri melainkan atas seijin kepala sekolah. d. Kepala sekolah melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite sekolah. e. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, osis, komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak keamanan setempat. f. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk peraturan atau tata tertib. g. Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat insidentil interen antara guru, wali murid, maupun siswa. h. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan sekolah seperti Pramuka, PKS, PMR, Kesenian, Olah raga, dll. 2. Peran Guru a. Menjunjung tinggi martabat dan citra Guru dengan sikap dan tingkah laku. b. Menjadi teladan (pamong) di masyarakat. c. Guru mampu memimpin baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. d. Guru dipercaya oleh diri sendiri dan warga sekolah. 3. Peran Civitas Akademika Tata Usaha Sekolah harus mendukung kepentingan administrasi dalam rangka proses belajar mengajar di sekolah. Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai, Satpam, Tukang Kebun, piket dll, harus melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing. Semua warga sekolah menjalin rasa persaudaraan demi kenyaman warga sekolah. 4. Peran Murid a. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali. b. Hormat dan sopan kepada guru dan warga sekolah yang lain. c. Hormat dan sopan kepada teman d. Belajar yang tekun e. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. f. Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada.

g. Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar. h. Menjaga keamanan sekolah. i. Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala sekolah, BP atau Kepala sekolah. j. Memelihara lingkungan sekolah. 5. Peran masyarakat sekitar a. Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka kemajuan Proses belajar mengajar. b. Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar. c. Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah. d. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah. e. Mekanisme pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala TAHAP PREVENTIF : 1. Memelihara sekolah melalui 9 K. 2. Menciptakan suasana harmonis antar warga dan lingkungan sekolah. 3. Membentuk jaring pengawasan. 4. Menghilangkan bentuk peloncoan saat MOS. 5. Mengisi jam kosong dengan kegiatan ekstrakurikuler. 6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban saat masuk dan usai sekolah. B. TAHAP REPRESIF : 1. Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan. 2. Menetralisisr isu negatif yang berkembang. 3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada kriminal di Sekolah. 4. Penyelesaian kasus secara hukum terhadap kasus yang melibatkan pihak luar sekolah. 5. Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan. 6. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

Tips Belajar Efektif Ada baiknya kita membuat persiapan yang baik buat satu semester ke depan. Tak ubahnya para peserta didik baru yang dituntut mempersiapkan segala keperluan, seperti buku pelajaran, buku tulis atau baju seragam. Selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan, Pertama, tentukan target kita di semester ini apa. Kemudian buat jadwal harian yang isinya langkah-langkah menuju target tersebut. Supaya target belajar goal-nya lebih cepat, berikut ada beberapa tips bagaimana cara belajar yang efektif, yang telah teruji oleh beberapa negera maju. Tips ini bisa kita jalankan sendiri, atau ditularkan kepada peserta didik lainnya . 1.Hari pertama sekolah, ulang kembali pelajaran yang telah didapat. Setelah itu baca singkat dua halaman materi berikutnya buat cari kerangkanya saja. Begitu pelajaran tersebut diterangkan guru esoknya, kita sudah punya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan saja apa yang belum kita tahu. Jadi begitu pulang sekolah, tinggal mengulang saja untuk mencari kesimpulan atau ringkasan. 2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru atau tutor. Materi yang kita dengar bakal mudah dipanggil lagi begitu kita menghapal ulang pelajaran tersebut. 3. Mengetik ulang catatan pelajaran ke dalam komputer. Logikanya, dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja dengan membaca ulang pelajaran yang baru saja didapat dari sekolah. Materi yang diulang tadi bisa tersimpan di memori otak buat jangka waktu yang lama. Lebih bagus lagi kalo membacanya kembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik. 4. Cara lain adalah dengan membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kalimat sendiri. Supaya dapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan tadi di secarik kertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektif untuk mengulang dan membaca singkat kala senggang. 5. Menggunakan buku catatan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Cara ini dinilai lebih teratur sehingga pada waktu ingin mengulang suatu pelajaran kita tidak perlu lagi harus membuka semua buku. 6. Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membaca atau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut. Bagusnya lagi, kita menjadi lebih paham akan materi tersebut. 7. Belajar mendadak menjelang tes memang tidak efektif. Paling tidak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Caranya: selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiap pelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supaya mudah diingat. 8. Pilih Waktu Belajar yang Tepat. Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah. 9. Istirahat menjelang ulangan umum. Kalau badan capek, bakal susah buat konsentrasinya. Sebaiknya kita libur dulu dari belajar dan kita gunakan untuk olah raga atau kegiatan fisik lainnya sehari menjelang ulangan umum. 10. Belajar sambil mendengarkan musik memang asyik. Pilih musik yang tenang tapi menggugah. Musik klasik macam Beethoven ato Mozart bisa dicoba. Musik tipe ini cocok sekali untuk menemani kita selama mengerjakan tugas yang jawabannya sudah pasti, seperti matematika, ilmu alam atau bahasa asing. Dijamin stamina belajar Anda akan selalu berisi dan penuh semangat. 11. Belajar Bersama. Metode ini seringkali di katakan metode yang paling efektif karena dalam suasana belajar berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima ilmu - ilmu yang akan di serap. Selain itu hal - hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di selesaikan dengan bekerja sama. 12. Disiplin Dalam Belajar. Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan disiplin dalam berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat

disiplin dalam diri Anda, dapat dipastikan pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien. 13. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya. Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. 14.Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis. 15. Hapalkan Kata-Kata Kunci. Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. 16. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal. Ya, fungsi utama mengapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran. 17. Sediakan Waktu Untuk Istirahat. Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

OSIS OSIS (kepanjangannya adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama((SMP)) dan Sekolah Menengah Atas((SMA)). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS. Makna Lambang OSIS Makna Lambang : Bunga melambangkan : - generasi muda yang berarti bunga harapan bangsa, berwarna putih menunjukkan kemurnian jiwa yang berintikan pancasila (bintang sudut lima) - para siswa berupaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, yaitu 5A :Abdi (kepada Tuhan YME, bangsa dan negara), Adab (kepada orang tua,guru dan pimpinan), Ajar,Aktif dan Amal (merupakan kewajiban siswa). Buku terbuka melambangkan kewajiban siswa untuk belajar dengan tekun menurut iptek, sehingga sumbangsih terhadap bangsa dan negara lebih meningkat dan maksimal, Kunci pas melambangkan - kewajiban untuk bekerja keras percaya diri dan tidak bergantung kepada orang lain. - Alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan, kunci pemecahan segala kesulitan. Dua Tangan terbuka melambangkan kewajiban siswa untuk berbakti. Biduk melambangkan OSIS sebagai wadah pembinaan, diumpamakan sebagai biduk/perahu untuk mengarungi lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik. Pelangi Merah Putih melambangkan - tujuan nasional yang dicita-citakan. - menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. 17 butir padi, 8 lipatan pita, 4 buah kapas dan 5 daun kapas melambangkan kemerdekaan Indonesia dan kewajiban untuk mengisi kemerdekaan yang telah direbut dengan mahal oleh pejuang. Warna Kuning melambangkan warna kehormatan atau agung (untuk generasi muda) Warna coklat melambangkan warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta nasionalisme Indonesia. Warna merah putih melambangkan warna kebangsaan Indonesia.

TATA KRAMA SISWA / PESERTA DIDIK A. Pengertian Tata Krama Siswa Menurut kamus bahasa Indonesia, Tata Krama mengandung arti adat sopan santun, sopan santun dalam bahasa asingnya dikatakan etiket atau Etiquette ( bahasa Perancis ) yang sebenarnya merupakan lahir dari sepucuk surat undangan raja Louis XIV yang senang mengadakan pesta pesta , sehingga sekarang dikenal dengan kata tiket artinya tanda masuk. Didalam Etiquette itu terdapat aturan aturan secara tertulis bagaimana bersikap, bergaul, menghormati, berbicara dan sebagainya, yang selanjutnya kita kenal dengan kata etiket. Tata Krama dapat diartikan juga secara sendiri sendiri yaitu : Tata berarti adat istiadat / aturan, norma Karma mengandung pengertian sopan santun, kelakuan yang sesuai dengan norma peraturan yang disepakati di dalam pergaulan antar manusia. Tata Krama dilakukan oleh siapapun dimanapun dan kapanpun sejak kita masih kanak kanak dalam segala hal apa saja sepanjang masih berhubungan dengan kemanusiaan atau kemasyarakatan. B. Maksud dan Tujuan Tata Krama Siswa / Peserta Didik Tata Krama siswa adalah : 1. Supaya siswa dapat bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan nilai nilai normative yang melandasi kepribadian siswa serta sebagai tolok ukur penilaian yang baku bagi pembinaannya. 2. Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang dapat menanamkan dan menumbuhkan disiplin dan tata tertib serta jiwa kesatuan yang tinggi sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai siswa / peserta didik C. Ruang Lingkup Tata Krama Siswa 1. Lingkungan Keluarga Di rumah siswa / peserta didik dapat menerapkan tata karma dengan orang tua, kakak, adik dan anggota keluarga yang lain dalam bentuk menghormati , menghargai dan mencintai seperti : a. Masuk dan keluar rumah memberi salam dan meminta ijin atau member tahu. b. Membantu pekerjaan orang tua baik secara langsung maupun dalam bentuk belajar yang rajin dan tekun. c. Menggunakan dan memelihara perabot barang barang di rumah tangga serta bertanggung jawab . d. Meminta sesuatu hendaknya melihat situasi dan kondisi, jangan berbohong dan tidak menuntut lebih dari kemampuan ekonomi orang tua dan selalu berterima kasih kalau diberi. 2. Lingkungan Sekolah

Siswa / Peserta didik dapat melakukan tata karma dengan guru, para pagawai tata usaha dan teman temannya sendiri, seperti : a. Membenahi kelas sebelum guru masuk b. Hadir di kelas pada waktunya c. Tidak rebut, berisik dan membuat gaduh saat jam pelajaran berlangsung d. Meminta ijin kalau hendak keluar pada saat jam pelajaran berlangsung pada guru yang mengajar. e. Tidak menentang pendapat guru secara emosional. f. Selalu mentaati tata tertib yang telah diberlakukan sekolah baik yang tertulis atau yang Bentuk tata karma sesama peserta didik antara lain dapat diwujudkan seperti menyapa teman waktu bertemu dengan ucapan salam atau sapaan lain yang baik, tidak mengolok olokan teman sampai kelewat batas, tidak berprasangka buruk, tidak memfitnah, mengunjing, menjaga nama baik teman dan saling menolong dalam hal yang baik dan benar menurut aturan, terbuka bergaul dengan semua teman tidak membeda bedakan apalagi membentuk kelompok sendiri, apabila meminjam barang milik teman jangan lupa mengembalikan dan mengucapkan terima kasih. 3. Lingkungan Masyarakat Tata karma siswa / peserta didik dilingkungan masyarakat dimulai dengan tetangga dalam bentuk : a. Saling bertegur sapa secara santun b. Saling menolong c. Rukun d. Tidak iri e. Tidak mengganggu ketentraman D. Prinsip Tata Krama Siswa 1. Berada dimana dan kapan saja 2. Tidak mungkin menghindarinya 3. Selalu melaksanakannya 4. Kesederhanaan 5. Tulus ikhlas suci murni 6. Harus mengenal dan mempelajarinya 7. Menyesuaikan dengan tempat dan waktu 8. Berpikir dan bertindak tepat E. Pelaksanaan Tata Krama Pelaksanaan tata karma siswa / peserta didik khususnya di sekolah dapat dilihat melalui tata tertib siswa / peserta didik yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing masing sekolah. tidak tertulis.

Permainan Dalam Dinamika Kelompok (Materi MOS/MOPD)


Dalam mengisi acara MOS/MOPD akan diadakan berbagai permainan untuk peserta didik baru dalam materi dinamika kelompok, mudah-mudahan berjalan baik dan bermanfaat. Saya berharap permainan ini membawa dampak baik dalam kehidupannya. 1. Menyusun Batang Koreng Api Bahan : batang korek api minimal 30 batang, botol bekas Waktu: 15 menit Instruksi: Buatlah kelompok kecil (7-10 orang), kemudian tiap kelompok berbaris ke belakang (buat 1 banjar). Dihadapan barisan masing-masing kelompok sediakan batang korek api dan botolnya. Secara berurutan mulai dari orang paling depan mengambil satu batang korek api simpan di atas mulut botol, kemudian orang kedua mengambil satu batang koreng api simpan juga diatas tutup botol, begitu terus sampai batang korek api habis/atau waktu habis. Kalau berhasil maka akan tersusun batang korek api dengan rapi di atas mulut botol. Tujuan: 1. 2. 3. 4. kekompakan kelompok menyelesaikan ide/kreativitas dalam menyusun batang korek api harmonisasi dalam melakukan penyusunan batang korek api melatih kecepatan dan ketepatan berpikir. 2. Membuat Sebuah Bangunan dari Sedotan Bahan : sedotan sebanyak 50 buah Waktu : 30 menit Instruksi: Buatlah bangunan apa saja, bisa rumah, gedung, rumah ibadah, dan lain lain dengan menggunakan sedotan ini. Bangunan yang kalian buat harus kokoh dan tidak gampang roboh ketika ditiup angin. Bagunan tersebut kokoh atau tidak akan dibuktikan dengan apakah bangunan tersebut roboh atau tidak ketika ditiup oleh fasilitator. Tujuan dari Games ini: 1. kerelaan untuk menerima dan mendengarkan pendapat dari teman sekelompok 2. melatih kepekaan imaginer (kecerdasan spatial) dapat berimajinasi bangunan apa yang bisa dibuat dari sedotan 3. melatih kecepatan berfikir 4. melatih mengambil keputusan dengan cepat dan tepat 5. mau menerima kegagalan untuk dijadikan pelajaran untuk yang akan datang Review: 1. apakah maksud dari permainan ini? 2. sudahkah setiap anggota kelompok menyumbangkan pemikirannya? 3. bagaimana cara berfikir dengan cepat, dan tepat?

4. bagaimana menahan emosi ketika sedang membuat bangunan? 5. ketika gagal apakah yang anda lakukan?? 3. Lingkaran Berbelit Tujuan Menyadarkan peserta tentang pentingnya rasa 1 tim untuk memudahkan proses belajar dan bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah: a. Peserta berdiri dalam lingkaran, lalu menjulurkan kedua tangannya ke depan. Kemudian memegang tangan 2 peserta lainnya (misal : tangan kiri memegang tangan si A, tangan kanan memegang tangan si B) sampai membentuk suatu belitan besar. b. Semua kerjasama untuk coba membentuk kembali lingkaran sempurna tanpa melepaskan tangan yang dipegang dan tanpa berbicara. 4. Menggambar bersama Latar Belakang Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi komunikasi antar orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tujuan Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok. Langkah-langkah: A. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5. B. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar. C. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masingmasing diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk menggambar. Bahan Diskusi : a. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas? b. Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya? c. Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan ? 5. Menggambar Wajah Pasangan Tujuan: 1. Membantu peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya, saling mengenal ciri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu peserta untuk saling terbuka dan tidak lagi kikuk dengan yang lainnya.

2. Melatih peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan perasaan peserta bahwa mereka tidak mampu menggambar. Langkah-langkah: a. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali. b. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya. c. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta. d. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan :Nama saya(nama pasangannya), tempat tinggal.dan seterusnya. 6. Mutiara Dalam Guci Tujuan Merangsang kreativitas dan keberanian peserta untuk berpendapat. Langkah-langkah: a. Gambarlah sebuah guci dengan berisi berbagai benda di dalamnya, di papan tulis (atau di tempat yang bisa dilihat oleh seluruh peserta). b. Katakan kepada peserta bahwa itu adalah gambar sebuah guci yang berisi penuh dengan bermacam kerilik, pecahan beling, dan batu-batu yang tidak berguna. Di bagian dasar ada mutiara yang sangat mahal harganya. c. Tanyakan kepada peserta, bagaimana caranya mengeluarkan mutiara itu dalam waktu yang singkat dan gampang. d. Diskusikan apa hikmah yang bisa dipetik dari permainan ini. 7. Pecah Balon Latar Belakang Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang memuaskan pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Tujuan Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya. Langkah-langkah: A. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira sepanjang 2 jengkal). B. Mintalah mereka meniup balon masing-masing. C. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya. D. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar. E. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut. F. Beri aba-aba untuk mulai. G. Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama kegiatan tadi. Kenapa begitu ? Apa kesimpulan yang dapat ditarik? H. Sekarang topik yang direncanakan sudah bisa dimulai.

Bahan-bahan: Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta. 8. Rantai Nama Tujuan Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang belum saling kenal nama masing-masing, agar lebih akrab, serta memberi pengalaman tampil di depan forum. Langkah-langkah: 1. Peserta besama pemandu berdiri di dalam lingkaran 2. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut : Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar terdengar oleh setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya (kiri atau kanan) menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya sendiri. Peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai. 3. Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang terakhir menyebutkan rantai nama tersebut. Variasi Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain menirukan, begitu seterusnya sampai selesai satu putaran. Putaran kedua, semua peserta mengulangi lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula.

You might also like