You are on page 1of 11

AKUNTANSI MANAJEMEN DAN BIAYA MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

OLEH KELAS D : ADYNITRA ANANTA MUH. AKBAR MUKRAMIN NIKI ARDHIAN 12/MPAXXIVB/01 12/MPAXXIVB/25 12/MPAXXIVB/26

PENDIDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

Kinerja lingkungan dapat meiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya lingkungan yang memadai. Bagi banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkungan menjadi prioritas utama dan minat yang intens. Ada dua alasan utama yang mendukung atas peningkatan minat tersebut : 1. Di banyak negara, peraturan lingkungan telah meningkat secara signifikan, bahkan diperkirakan akan semakin ketat lagi. 2. Keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang semakin kompetitif. Untuk memahami dua alasan utama tersebut, kita perlu memahami konsep yang disebut ekoefiensi. Ekoefiensi pada intinya mempertahankana bahawa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya. Konsep ini mengandung paling tidak tiga pesan penting. Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi. Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipadang hanya sebagai amal dan derma, melainkan sebagai kebersaingan. Ekoefiensi adalah suatu pelengkap dan mendukung pengembangan yang

berkesinambungan. Ekoefiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Beberapa penyebab-penyebab dan insentif-insentif untuk peningkatan ekoefiensi antara lain : Permintaan pelanggan akan produk yang lebih bersih Pegawai yang lebih baik dan produktivitas yang lebih besar Biaya modal yang lebih rendah dan asuransi yang lebih rendah Keuntungan social yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik Inovasi dan peluang baru Pengurangan biaya dan keunggulan bersaing

Environmental Cost Bagi banyak perusahaan, biaya lingkungan merupakan persentase yang signifikan dari total biaya operasional. Fakta ini, ditambah dengan ekoefisiensi, menekankan pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan pelaporan biaya lingkungan. Biaya lingkungan adalah biaya yang ditimbulkan akibat adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari proses produksi yang dilakukan perusahaan. Juga biaya lingkungan sering didefinisikan secara sempit sebagai biaya yang terjadi dalam upaya pemenuhan dengan atau kaitan dengan hukum atau peraturan lingkungan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya lingkungan dapatdijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan terutamayang berdampak pada lingkungan. Hansen dan Mowen mengklasifikasikan biaya lingkungan menjadi 4 (empat), yaitu : 1. Biaya pencegahan lingkungan Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. 2. Biaya deteksi lingkungan Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar yang berlaku atau tidak. 3. Biaya kegagalan internal lingkungan Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. 4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dibagi menjadi dua lagi, antara lain: Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi adalah biaya yang dialami dan dibayar

oleh perusahaan. Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan atau biaya sosial, disebabkan

oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan Biaya Lingkungan Pelaporan biaya adalah penting jika sebuah organisasi serius untuk memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori memberikan hasil yang penting : 1. Dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan 2. Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori Biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan lebih banyak pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Adalah sesuatu yang mungkin bahwa model pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku serupa dengan model biaya kualitas total. Hal ini dipandang ketika biaya lingkungan yang terendah diperoleh pada titik kerusakan nol. Ide yang mendasari pandangan kerusakan nol (zero-damage point) adalah mencegah lebih murah daripada mengobati Banyak perusahaan dan organisasi yang menerapkan konsep ini pada perusahaannya. Profitabilitas perusahaan tetap menjadi tujuan perusahaan dalam pelaksanaan konsep ini. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategorinya mempeerlihatkan aspek pentingnya dan menunjukkan peluang untuk mengurangi biaya lingkungan dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan. Laporan Keuangan Lingkungan Ekoefiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya lingkungan. Selain melaporkan biaya lingkungan, keuntungan lingkungan juga perlu adanya untuk dilaporkan. Dalam suatu periode tertentu, ada tiga jenis keuntungan : 1. Pemasukan, mengacu pada pendapatan yang mengalir ke organisasi karena adanya tindakan lingkungan. 2. Penghematan saat ini, mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini. 3. Penghindaran biaya, mengacu pada penghematan berjalan yang dihasilkan di tahuntahun sebelumnya.

Di dalam laporan keuangan lingkungan, pengurangan biaya yang ditunjukkan adalah jumlah penghematan saat ini ditambah dengan penghindaran biaya lingkungan karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya. Membebankan Biaya Lingkungan Biaya Produk Lingkungan Biaya lingkungan dari proses produksi, pemasaran, dan pengiriman produk serta biaya lingkungan pasca pembelian yang disebabkan oleh penggunaan dan pembuangan produk merupakan contoh-contoh biaya produk lingkungan. Penghitungan biaya lingkungan penuh adalah pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Penghitungan biaya privat penuh adalah pembebanan biaya privat ke produk individual. Biaya privat dapat dibebankan dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam perusahaan, sedangkan biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar perusahaan, yaitu dari pihak ketiga. Pembebanan Produk Lingkungan Berbasis Fungsi Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja klasifikasi yang baru dikembangkan, biaya lingkungan harus dipisahkan ke dalam kelompok biaya lingkungan dan tidak lagi disembunyikan di dalam overhead seperti halnya dalam kebanyakan system akuntansi. Dalam penghitungan biaya berbasis fungsi, dibentuk suatu kelompok biaya lingkungan dan tingkat atau tarifnya dihitung dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Biaya lingkungan kemudian dibebankan kepada setiap produk berdasarkan pemakaian jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Pendekatan ini dapat berjalan baik untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki banyak produk yang bervariasi, pembebanan biaya semacam ini dapat mengakibatkan distorsi biaya. Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing) ikut memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan.Untuk perusahaan yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat. ABC membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung tingkat atau tariff aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas lingkungan ganda, setiap aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan dihitung. Tingkat ini

kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas. Penelusuran biaya lingkungan ke produk-produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari system akuntansi lingkungan yang baik. Penilaian Biaya Siklus Hidup Penilaian Siklus Hidup Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian siklus hidup. Pembebanan produk adalah praktik mendesain, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya terhdap lingkungan. Penilaian siklus hidup adalah sarana untuk meningkatkan pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi pengaruh lingkungan dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan. Biaya siklus hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh lingkungan dan perbaikan. Tahapan dalam siklus hidup antara lain : 1. Ekstraksi sumber daya 2. Pembuatan produk 3. Penggunaan produk 4. Daur ulang dan pembuangan 5. Pengemasan produk Sudut pandang siklus hidup yang digunakan mengggabungkan sudut pandang pemasok, produsen, dan pelanggan. Hubungan internal maupun eksternal dianggap penting dalam menilai pengaruh lingkungan dari produk, desain produk, dan desain proses yang berbeda-beda.Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga tahapan formal : 1. Analisis PersediaanMenyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku dan energy yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan dalam bentuk residu padat, cair, dan gas. Anylisis ini mencakup seluruh siklus hidup produk. 2. Analisis DampakMenilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain bersaing dan menyediakan peringkat relative dari pengaruh-pengaruh tersebut 3. Analisis PerbaikanBertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak Penilaian Biaya Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku, energy yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari manufaktur produk. Sebelum

menilai pembebanan produk ini, pertama-tama perrlu dilakukan analisis persediaan yang memberikan perrincian bahan baku, energi, dan pelepasan ke lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus hidup produk. Setelah selesai, dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan langkah-langkah dapat diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah terakhir ini juga disebut dengan analisis lingkungan.

Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan bahwa kinerja perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan yang paling sesuai. Pengendalian biaya lingkungan bergantung pada system akuntansi pertanggungjawaban berbasis strategi. System ini memiliki dua fitur penting : komponen strategi dan komponen operasional. Komponen strategi menggunakan kerangka balance scorecard. Perspektif Lingkungan Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif lingkungan, antara lain : 1. Meminimalkan bahan baku atau bahan yang masih asli 2. Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya 3. Meminimalkan kebutuhan energy untuk produksi dan penggunaan produk 4. Meminimalkan residu padat, cair, dan gas 5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang Tujuan inti yang keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari dua car berikut : (1) menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu, ketika diproduksi, dan (2) menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar dan mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-penyebabnya. Peran Manajemen Aktivitas Manajemen berbasis aktivitas menyediakan system operasional yang menghasilkan perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai bernilai tambah (valueadded) dan tak bernilai tambah (nonvalue-added).Aktivitas tak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan beroperasi secara optimal dan efisien. Penggunaan paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa selalu ada aktivitas yang secara simultan dapat menghindari degradasi lingkungan dan menghasilkan keadaan efisiensi

ekonomi yang lebih baik daripada keadaan yang sekarang. Biaya lingkungan tak bernilai tambah adalah biaya aktivitas tak bernilai tambah. Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan. Desain untuk lingkungan Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan baku, energy, dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep ukuran keuangan, perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan. Diperlukan keberhati-hatian dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan biaya harus terkait dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar menghilangkan kewajiban terhadap lingkungan. Jadi, biaya kegagalan eksternal harus mencerminkan kewajiban thunan rata-rata yang berasal dari efisiensi lingkungan saat ini. Kemungkinan penghitungan lain adalah dengan menghitung biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai tersebut selama beberapa periode. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan ekoefisiensi harus menghasilkan konsekuensi keuangan yang menguntungkan yang dapat diukur dengan menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai tambah dan tren total biaya lingkungan.

Akuntansi Lingkungan (Environment Accounting / EA) Praktek-praktek akuntansi tradisional seringkali melihat biaya lingkungan sebagai biaya mengoperasikan bisnis, meskipun biaya-biaya tersebut signifikan, meliputi : biaya sumber daya,yaitu mereka yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan mereka yang terlibat dalam operasi bisnis umum, pengolahan limbah, dan biaya pembuangan. Biaya reputasilingkungan, dan biaya membayar premi asuransi resiko lingkungan. Dalam banyak kasus, biaya-biaya lingkungan seperti yang berkaitan dengan sumberdayaalam (energi, udara, air) dimasukkan ke dalam satu jalur biaya operasi atau biaya administ rasiyang diperlakukan independen dengan proses produksi. Juga biaya lingkungan sering didefinisikan secara sempit sebagai biaya yang terjadi dalam upaya pemenuhan dengan atau kaitan dengan hukum atau peraturan lingkungan. Hal ini karena sistem akunting cenderung berfokus pada biaya bisnis yang teridentifikasi secara jelas,bukan pada biaya dan manfaat pilihan alternatif. Akuntansi Lingkungan adalah mengenai secara

spesifik mendefinisikan dan menggabungkan semua biaya lingkungan ke dalam laporan keuangan perusahaan. Bila biaya-biaya tersebut secara jelas teridentifikasi, perusahaan akan cenderung mengambil keuntungan dari peluang-peluang untuk mengurangi dampak lingkungan. Manfaat -manfaat dari mengadopsi akuntansi lingkungan dapat meliputi : 1. Perkiraan yang lebih baik dari biaya sebenarnya pada perusahaan untuk memproduksi

produk atau jasa. Ini bermuara memperbaiki harga dan profitabilitas 2. Mengidentifikasi biaya-biaya sebenarnya dari produk, proses, sistem, atau fasilitas dan

menjabarkan biaya-biaya tersebut pada tanggungjawab manajer 3. Membantu manajer untuk menargetkan area operasi bagi pengurangan biaya dan

perbaikan dalam ukuran lingkungan dan kualitas 4. Membantu dengan penanganan keefektifan biaya lingkungan atau ukuran perbaikan

kualitas 5. Memotivasi staf untuk mencari cara yang kreatif untuk mengurangi biaya -biaya

lingkungan. 6. Mendorong perubahan dalam proses untuk mengurangi penggunaan sumberdaya dan

mengurangi, mendaur ulang, atau mengidentifikasi pasar bagi limbah 7. Meningkatkan kepedulian staf terhadap isu -isu lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja 8. Meningkatkan penerimaan konsumen pada produk atau jasa perusahaan dan sekaligus

meningkatkan daya kompetitif.

Definisi Environmental Accounting antara lain : 1. Adalah penggabungan informasi manfaat dan biaya lingkungan kedalam macam-macam praktek akuntansi (Shapiro et.al., 2000). 2. Adalah identifikasi, prioritisasi, kuantifikasi, atau kualifikasi, dan penggabungan biaya lingkungan kedalam keputusan-keputusan bisnis (EPA742-R-97-003, 1997).

Biaya lingkungan Biaya lingkungan adalah dampak, baik moneter atau non -moneter terjadi oleh hasil aktifitas perusahaan yang berpengaruh pada kualitas lingkungan. Bagaimana perusahaan menjelaskan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana perusahaan menggunakan informasi biaya tersebut (alokasi biaya, penganggaran modal, disain proses/produk, keputusan manajemen lain), dan skala atau cakupan aplikasinya. Tidak selalu jelas apakah biaya itu masuk

lingkungan atau tidak, beberapa masuk zona abu -abu atau mungkin diklasifikasikan sebagian lingkungan sebagian lagi tidak. Terminologi akuntansi lingkungan menggunakan ungkapan seperti full, total, true, dan life cycle untuk menegaskan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak lengkap cakupannya karena mereka mengabaikan biaya lingkungan penting (serta pendapatan dan penghematan biaya).

Panduan GEMI dan EPA menjelaskan klasifikasi biaya lingkungan : 1. Biaya konvensional : biaya penggunaan material, utilitas, benda modal, dan pasokan. 2. Biaya berpotensi tersembunyi : Biaya upfront : yang terjadi karena operasi proses, sistem, atau fasilitas Biaya backend : biaya prospektif, yang akan terjadi tidak tentu dimasa depan. Biaya pemenuhan peraturan atau setelah pemenuhan (voluntary, beyond compliance),

yaitu biaya yang terjadi dalam operasi proses, sistem, fasilitas, umumnya dianggap biaya overhead 3. Biaya tergantung (contingent) : biaya yang mungkin terjadi di masa depan dijelaskan dalam bentuk probabilistik 4. Biaya imej dan hubungan (image and relationship) : seperti biaya pelaporan dan aktifitas hubungan masyarakat.

Hambatan dalam penerapan EA: 1. Informasi yang kurang / tidak cukup sistem pendukung akuntansi. Informasi mengenai biaya lingkungan sangat kurang. Sistem akuntansi - idealnya informasi sumber biaya umumnya tidak cukup untuk kebutuhan EA, dimana manfaat2x dari memisahkan biaya2x lingkungan dari pos overhead dalam rangka untuk menelusuri biaya ke produk atau aktifitas yang menyebabkan biaya tersebut. Dalam kelangkaan tekanan untuk mengontrol biaya2x, informasi yang kurang mengenai biaya2x lingkungan mengarah pada (1) fokus yang sempit pada reduksi harga pembelian unit, atau (2) fokus pada perubahan2x tersebut biasanya tidak berhubungan dengan biaya2x lingkungan - dimana informasi tersedia, dan dimana penghematan dipersepsikan tinggi. Contoh meliputi perubahan dalam staffing atau alokasi tugas, seperti peningkatan penggunaan perawat, daripada ahli fisik, atau pengurangan staf perawat. 2. Hubungan yang kurang antara bidang pembelian dan EHS. Hubungan institusion al antara pembelian atau usaha mendapatkan dan fungsi2x EHS sangat lemah. Ketika penggunaan

tim pendapatan produk antar fungsi terlihat meningkat, hal ini cenderung difokuskan pada mengintegrasi secara efektif kriteria klinis kedalam keputusan pembelian, terutama usaha2x standarisasi. Input EHS cenderung secara spesifik diminta hanya bagi keputusan dengan aspek lingkungan yang jelas - seperti kontrak manajemen limbah. 3. Halangan pembelian. Seperti fasilitas di banyak sektor lain, fasilitas penjagaan kesehatan sering kali merupakan subyek pada halangan pembelian yang cenderung mengurangi alternatif2x produk dari mana mereka mungkin dipilih secara efektif. Fasilitas atau jaringan yang dimiliki melalui GPO adalah subyek pada halangan produk pilihan yang timbul dari praktek paket GPO. Perusahaan terkadang mencerminkan kekuatan pasar terbatas dan seringkali tidak mampu menegaskan keinginan lingkungan secara efektif ke pihak pabrik atau organisasi pembelian

You might also like