You are on page 1of 27

PENGARUH MOTIVASI DAN STRATEGI MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPS MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS

VIII MTs N LASEM KABUPATEN REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh: Diinul Qoyyimah 7101409292

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Motivasi merupakan energi yang menggerakkan siswa untuk belajar serta mengarahkan aktivitas siswa pada tujuan belajar. Nilai motivasi dalam pembelajaran adalah menjadi tanggung jawab guruagar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik, keberhasila ini bergantung pada usaha guru membangkitkan motivasi belajar murid. Menurut purwanto (2004: 73) motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan periaku. Sedangkan motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang energi, terarah, dan bertahan lama. (Uno, 2009:23) Siswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Sedang siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. (Achmad dan Catharina, 2009: 160). Motivasi belajar tidak sama antara siswa yang satu dengan yang lain, dan motivasi dalam diri seseorang tidak tetap, kadang kuat, kadang lemah, bahkan pada suatu saat motivasi belajar dapat hilang sama sekali. Maka dengan itu guru harus memiliki strategi agar siswa tetap memiliki semangat belajar dan pembelajaran di kelas dapat berjalan secara optimal. Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan paham tentang pengertian strategi pembelajaran. Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentuknya yaitu strategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa menurut Degeng, 1989

(Made Wena, 2009:2). Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal, tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Strategi bembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, pengguna strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. sehingga dengan strategi mengajar guru yang cocok diterapkan pada siswa jadi siswa dikelas dapat semangat dan fokus menerima pelajaran ekonomi dengan seperti itu proses pembelajaran akan tercapai secara optimal. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6, Standar Proses Pendidikan (SPP) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar komptensi lulusan. Dalam implementasi SPP, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak semua tujuan bisa dicapai dengan satu strategi tertentu. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Mengajar akan berhasil jika diberi pelajaran yang memiliki makna bagi siswa, pelajaran itu bermakna sejauh pelajaran atau masalah itu riil atau berharga bagi si pelajar dan sejauh hubungan esensial antara bagian-bagiannya ditegaskan, sehingga tugas murid adalah menangkap atau memahami hubungan-hubungan dalam keseluruhan itu. Masalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar dan strategi terhadap meteri yang disampaikan guru merupakan suatu kendala dalam mencapai keberhasilan belajar secara optimal maka guru perlu menggunakan strategi yang tepat untuk membuat siswanya menjadi semangat dan fokus belajar. Demikian juga di MTs N Lasem Kabupaten rembang bahwa banyak siswa khususnya kelas VIII

yang dalam KBM cenderung kurang semangat dalam belajar menerima materi yang disampaikan guru hal ini dapat dilihat dari siswa yang suka tidur dalam kelas dan ngobrol dengan temannya saat pelajaran berlangsung. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi peserta didik kelas VIII MTs N Lasem belum optimal terbukti dengan nilai ulangan harian yang belum tuntas. Terdapat peserta didik yang memperoleh nilai ulangan 85 yang berarti tuntas dengan kriteria ketuntasan minimal yang dituntasan yaitu 60, tetapi ada juga peserta didik yang mempeeroleh nilai 40 berarti belum tuntas dalam belajar. Dengan kurangnya motivasi yang dimiliki peseta didik, maka hasil yang diraih peserta didik masih belum merata. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran ekonomi hanya 60 sedangkan mata pelajaran lain dapat mencapai (KKM) 65. Artinya dengan kriteria ketuntasan minimal hanya 60 pada mata pelajaran ekonomi MTs N Lasem masih ada peserta didik yang belum tuntas, bagaimana apabila KKM mata pelajaran ekonomi menjadi 65 sama dengan KKM mata pelajaran lain, dapat dipastikan banyak peserta didik yang belum tuntas. Berdasarkan paparan latar belakang dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa berpengaruh pada strategi pembelajaran guru dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan masalah diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi dan Strategi Pembelajaran Guru Terhadap Keberhasilan Siswa IPS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten Rembang tahun Pelajaran 2011/2012 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh motivasi dan strategi mengajar guru terhadap keberhasilan siswa IPS mata pelajaran ekonomi kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012 2. Seberapa besar pengaruh motivasi dan strategi mengajar guru terhadap hasil belajar IPS mata pelajaran ekonomi kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi dan strategi mengajar guru terhadap keberhasilan siswa IPS mata pelajaran ekonomi kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan strategi mengajar guru terhadap keberhasilan siswa IPS mata pelajaran ekonomi kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana guru membuat siswa dapat termotivasi untuk semangat belajar dan berhasil. b. Untuk menambah referensi dan pengetahuan mahasiswa lain serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Diharapkan guru memiliki strategi yang tepat untuk siswanya kelas VIII MTs N Lasem Kabupaten rembang untuk memberikan motivasi belajar. b. Bagi siswa Dapat memberikan informasi kepada siswa mengenai keberhasilan siswa terhadap menumbuhkan motivasi belajar siswa dan strategi mengajar guru IPS mata pelajaran ekonomi.

BAB 11 LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Siswa Kata motif, sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktifitasaktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. (Sardiman, 2005: 73). Berikut dijelaskan pengertian motivasi menurut beberapa ahli: a. Slavin (dalam Anni: 2004:111) motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. b. Dimyati (2002: 80) menyatakan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengalahkan perilaku manusia, termasuk peilaku belajar. c. Mc. Donald (Sardiman: 2007:73) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Faktor yang mempengaruhi motivasi siswa adalah sebagai berikut: a. Kemampuan belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian ingatan daya fikir dan fantasi. Orang belajar melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan memfungsikan panca indera. Dari bahan yang diamati orang mengolahnya dengan cara berfikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Dalam kemampuan belajar taraf perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya kokrit tidak sama dengan siswa yang sudah sampai pada taraf perkembangan berfikir operasional. Siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya

lebih termotivasi dalam belajar karena siswa seperti ini lebih sering memperoleh sukses sehinga kesuksesan ini memperkuat motivasi. b. Cita-cita atau aspirasi Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang akan atau ingin dicapai, penentuan tingkat ini tidak sama bagi sumua siswa. Yang dimaksud dengan aspirasi disini adalah tujuan yang ditetapkan dalam suartu kegatan yang megandung mana bagi seseorang. c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi disini berkaitan dengan kondisi fisik dn kondisi psikologi d. Kondis lingkungan Kondisi lingkungan merupakan unsur yag datang dari luar dari siswa. Lingkungan fisik sekolah perlu ditata dan dikelola supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali itu kebutuhan emosional psikologi juga perlu mendapat perhatian. Misalnya kebutuhan rasa aman, kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh kebutuhan psikologi yang harus dipenuhi agar memotivasi belajar siswa dipertahankan. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil kadang kuat, kadang lemah bahkan hilang sama sekali. Khususnya kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosi jiwa, gairah belajar, situasi belajar dan lain-lain. f. Upaya guru membelajarkan siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara penyampeannya menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa dan lain lain. Bila upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak besar kemungkinan siswa tidak tertarik pada belajar.dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau menghilang. (Dimyati, 1994:90-92)

2.1.3 Fungsi Menumbuhkan Motivasi Siswa Dalam proses belajar, motivasi sagat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mengkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para pendidik. Menurut Oemar Hamalik (2003:16) fungsi motivasi adalah: a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil belajar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

2.2 Tinjauan Strategi Mengajar 2.2.1 Pengertian Strategi Mengajar Guru Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata pembentuknya yaitu strategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa menurut Degeng, 1989 (Made Wena, 2009:2). Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan sendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran. 2.2.2 Prinsip-Prinsip Mengajar Guru Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan: a. Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Disamping perhatian, motivasi

mempunyai peranan penting dalam belajar. Motivai adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat. Peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari dibidang studi tersebut. b. Keaktifan Keaktifan anak mmpunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain atau dilimpahkan kepada orang lain. Belajar haya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. c. Keterlibatan langsung / berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung peserta didik tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan tanggug jawab terhadap hasilnya. d. Pengulangan Prinsip belajar menekankan prinsip pengulangan adalah teori psikologi daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamati, menangkap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan akan menjadi sempurna. e. Tantangan Dalam belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan belajar yang ingin dicapai tetapi terhadap hambatan yaitu dalam mempelajari bahan belajar. Apabila bahan tersebut telah diatasinya, artinya tujuan telah tercapai maka ia akan masuk medan baru, demikian seterusnya. Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergaiarah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat peserta didik tertantang untuk mempelajarinya. f. Balikan dan penguatan Peserta didik akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Dengan hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Nilai yang baik ini merupakan penguatan positif. Sedangkan format sahihan

berupa taya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya. Merupakan cara belajar yang kemungkinan terjadinya balikan dan penguatan. g. Perbedaan individual Tiap peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada perbedaan karakteristik sikis, kepribadia dan sifat - sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik. 2.2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran Walaupun secara teoritis seorang guru telah paham tentang langkah-langkah operasional suatu strategi pembelajaran namun belum tentu seorang guru akan mampu berhasil menerapkan strategi tersebut dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Keberhasilan guru merupakan suatu strategi pembelajaran sangat tergantung dikemampuan guru menganalisis kondisi pmbelajaran yang ada seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, kendala sumber belajar dan karakteristik bidang studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran tersebut dapat dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. a. Tujuan pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru harus menetapkan terlebih dahulu tujun pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Taksonomi Bloom, secarateoritis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori yaitu tjuan pembelajaran ranah kognitif, tujuan pembelajaran ranah efektif, tujuan pembelajaran ranah psikomotorik. Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula pada adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus diterapkan. Jadi dalam penerapan suatu strategi pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b. Karakteristik siswa Karakteristik siswa berhubungan dengan aspek-aspek yang melekat pada diri siswa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian dasar dan sebagainya. Karakteristik siswa yang sangat komplek tersebut juga dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan tanpa mempertimbangkan karakteristik siswa tersebut, maka penerapan strategi pembelajaran tertentu tidak bisa mencapai hasil belajar secara maksimal.

Oleh karena itu seorang guru hendaknya betul-betul memahami karakteristik siswa yang mengikuti proses pembelajaran.

c. Kendala sumber atau media belajar Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadman, 1990) sedangkan AECT (1977) menyatakan media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pasan atau informasi. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar sangat memengaruhi hasil belajar siswa. Terkait dengan penerapan strategi pembelajaran bahwa setiap strategi pembelajaran digunakan untuk materi atau isi pembelajaran tertentu dan juga membutuhkan media atau sumber belajar tertentu. d. Karakteristik atau struktur bidang studi Srtuktur bidang studi terkait dengan hubungan-hubungan diantara bagian-bagian suatu bidang studi. Struktur bidang studi mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan struktur bidang studi mata pelajaran sejarah. Maka pemahaman seorang guru terhadap stuktur bidang studi yang diajarkan sangat penting dalam penetapan metode pembelajaran yang akan digunakan. Menurut Degeng, 1989 (Made Wena, 2009:9) ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian yaitu sebagai berikut: a. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat di muatai pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa orang, alat, ataupun bahan. b. Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengajak kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar. c. Bentuk (struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu keada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau belajar sendiri.

2.2.4 Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari pnggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda Degeng, 1989 (Made Wena, 2009:6). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjai tiga yaitu: a. Keefektifan (effectiveness) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat empat indikator untuk mempreskripsikannya, yaitu kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan unjuk kerja, tingkat alih belajar, dan tingkat retensi. b. Efisiensi (eficiency) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan / atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran. c. Daya Tarik (appel) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap atau terus belajar. Hal ini berarti strategi pembelajaran apa yang akan diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada dan dapat juga menunjukkan bahwa tidak ada satu pun strategi pembelajaran yang sesui atau cocok diterapkan untuk semua bidang studi atau siswa. Hasil belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran disekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa. (Sudjana, 1990:23) mengatakan diantara tiga hal ini yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik maka hal kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. 2.3 Tinjauan Keberhasilan Siswa 2.3.1 Pengertian Hasil Belajar hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari hasil proses, maka didapat hasil belajar. Menurut Chatarina anni (2007:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah ia mengalami pengalaman belajar. (Nana sudjana, 2004:22) hasil belajar merupakan kemampuan,

keterampilan dan sikap dalam melakukan dan menyelesaikan suatu hal setelah menerima atau mendapatkan pengalaman hasil belajar. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir semester satu mata pelajaran ekonomi tahun 2011/2012

2X Nilai Ulangan Harian + Nilai MID Semester + Ujian Akhir Semester 4

2.3.2 Tipe Hasil Belajar Menurut Bloom dkk dalam nana sudjana (2004: 50-54) tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga tipe hasil belajar yaitu: a. Tipe hasil belajar bidang kognitif Tipe belajar ini berhubungan dengan penguasaan intelektual dalam hal ini intelektual peserta didik, misalnya: 1. Belajar pengetahuan hafalan (knowledge) Dari sudut respon peserta didik, pengetahuan itu perlu hafalan, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. 2. Belajar pemahaman (aplikasi) Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi dari hasil belajar pengetahuan hafalan, pemahaman memerlukan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. 3. Belajar penerapan (aplikasi) Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. 4. Belajar analisis Analisis adalah kesanggupan, memilih, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tingkatan. Analisi merupakan tipe hasil belajar yang komplek, yang memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya. 5. Belajar sintesis Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas. Sudah barang tentu sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi dan analisis. 6. Belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasarkan judgmen (pertimbangan) yang dimilikinya dalam tipe belajar ini lebih menekankan pada pertimbangan suatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya dengan menggunakan kriteria tertentu. b. Tipe hasil belajar bidang afektif Bidang afektif sangat berhubungan dengan sikap dan nilai. Hail belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak memberi teanan pada bidang kognitif semata-mata tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti atensi atau perhatian pelajaran, disiplin motivasi belajar menghargai guru dalam teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain sekalipun bahan pelajaran berisikan kognitif namun bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar peserta didik. c. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik Hasil belajar idang psikomotorik tampak dlam bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu (seseorang) . tjuan pendiidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang tersebut diatas. Ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan bahkan membentuk hubungan hierarki. Sebagai tujuan yag hendak dicapai ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar peserta didik disekolah. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku.

2.3.3 pengukuran dan Evaluasi Hasil Belajar pengukuran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah melakukan pengukuran, artinya keputusan (judgment) yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar yang telah dimiliki peserta didik dilakukan pengukuran tingkat pencapaian peserta didik. Dari hasil pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan selanjutnya melakuan langkah-langkah guna perbaikan proses mengajar berikut: secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: a. untuk mengetahui kemajuan dan perebangan serta keberhasilan peserta didik setelah kegiatan belajar selama jangka waktu tertetu. b. Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. c. Kepentingan bimbingan konseling

d. Keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Salah satu tahap kegiatan evaluasi baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adlah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Menurut Max Darsono (2000:110:111) pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu: 1. Teknik tes Teknik tes biasanya dilakukan disekolah dalam rangka mengakhiri tahun pelajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah menjadikan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis tes obyektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian. 2. Teknik non tes Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan melali observasi, wawancara dalam angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai akhir semester 1 mata pelajaran IPS Ekonomi Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian dari penulis adalah terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terta utama dari faktor internal dan eksternal yaitu motivasi dan strategi megajar guru. Peserta didik memiliki bakat dan kemampuan yang tinggi tetapi tidak disertai motivasi dan strategi mengajar guru yang menarik, Sehingga hasil belajar tidak dapat optimal.

2.4 Kerangka Berfikir Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar peserta didik. Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dari dalam peserta didik itu sendiri, sedangkan strategi mengajar guru merupakan faktor dari luar peserta didik dimana guru dapat membuat siswa tertarik dan menyukai pelajaran tersebut. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para pendidik. Menurut Oemar Hamalik (2003:16) fungsi motivasi adalah:

a.

Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

b.

Motivasi berfungsi sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c.

Motivasi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil belajar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

Selain motivasi, strategi mengajar guru juga berpengaruhi terhadap keberhasilan siswa. Strategi mengajar guru seharusnya dapat diterapkan dengan (1) tujuan pembelajaran (2) karakteristik siswa (3) kendala sumber atau media belajar (4) karakteristik atau struktur bidang studi. Keberhasilan belajar siswa dapat berpengaruh besar dengan bagaimana guru mengajar yang dapat diterima dan diipahami oleh siswa. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa motivasi dan strategi mengajar guru mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Motivasi belajar yang tinggi akan membentuk keterkaitan dan semangat dalam mengikuti pelajaran ekonomi dan strategi mengajar guru yang sukses akan membuat peserta didik semangat dan paham terhadap pelajaran ekonomi seehingga hasil belajar akan maksimal. Maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Motivasi belajar (x1) Timbul suatu perbuatan Berfungsi sebagai pengarah Motivasi sebagai penggerak

Hasil belajar mata pelajaran ekonomi (Y) nilai akhir semester I tahun ajaran 2011/2012 Strategi mengajar guru (x2) Tujuan pembelajaran Karakteristik siswa Kendala sumber atau media belajar 2.5 Karakteristik/struktur bidang studi Hipotesis

Gambar. 2.1 Kerangka Berfikir Sumber: Oemar Hamalik (2003:16) Degeng, 1989 (Made Wena, 2009:9)

2.6 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang lampau, setelah menerapkan anggapan dasar maka membuat teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji kebenarannya. ( Arikunto, 2006:71). Maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII mata pelajaran IPS Ekonomi di MTs N Lasem Kabupaten Rembang 2. Ada pengaruh strategi mengajar guru terhadap hasil belajar siswa kelas VIII mata pelajaran IPS Ekonomi di MTs N Lasem Kabupaten Rembang 3. Ada pengaruh motivasi belajar dan strategi mengajar guru terhadap hasil belajar siswa kelas VIII mata pelajaran IPS Ekonomi di MTs N Lasem Kabupaten Rembang

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002:239). Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu suatu pengukuran gejala-gejala atau indikasi-indikasi sosial yang diterjemahkan dalam skor-skor atau angka-angka untuk dianalisis secara statistik. 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian A. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII mata pelajaran ekonomi MTs N Lasem kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan jumlah 240 siswa, yang terbagi dalam 6 kelas. B. Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Rianto (1996:52) sampel dapat didefinisikan sebagai sembarang himpunan yang merupakan bagian dari suatu populasi pengambilan sampel harus representatif, dalam arti benar-benar mewakili populasi untuk dapat mengabil sampe yang representatif dilaksanakan dengan teknik tertentu. Teknik pengabilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified proportional random sampling (sampel acak proportional berstrata) yaitu metode penarikan sebagian atau seluruh sampel dari populasi yang terbagi atas tingkatan atau strata dengan pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentuan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata dan wilayah dengan memberi kesempatan yang sama sebagai sampel (Arikunto, 2002:115-117). Menurut Arikunto (2002:118) jika subjeknya besar dapat diambil sampel antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dalam hal ini peneliti mengambil sampel 25% dari jumlah siswa kelas VIII yang berjumlah 240 siswa perinciannya sebagai berikut:

No 1 2 3

Populasi Kelas VIII A: 40 Siswa Kelas VIII C: 42 Siswa Kelas VIII E: 39 Siswa Jumlah 121 siswa

Sampel 21 Siswa 23 Siswa 20 Siswa 64 Siswa

Penelitian ini dalam penentuan sampelnya diambil dari sebagian siswa kelas VIII A, VIII C, dan VIII E. jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 64 siswa. 3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002:96) sedangkan menurut Rianto (1996:9) variabel dapat diartikan sebagai suatu konsep yang memiliki nilai ganda atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi. Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi objek penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (x) dan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (y). Variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (x) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi penelitian ini ada 2 variabel bebas yaitu: a. Variabel bebas satu adalah motivasi belajar (X1) Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Indikatornya adalah: 1) timbulnya kelakuan atau perbuatan. 2) Motivasi sebagai pengarah. 3) Motivasi sebagai penggerak.

b. Variabel bebas dua adalah strategi mengajar guru (X2) strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. strategi mengajar guru juga berpengaruhi terhadap keberhasilan siswa. Indikatornya adalah: 1) tujuan pembelajaran 2) karakteristik siswa 3) kendala sumber atau media belajar 4) karakteristik atau struktur bidang studi. 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang akibat (Arikunto, 2002:109) dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar ekonomi kelas VIII MTs N Lasem kabupaten Rembang. Alat pengukuran hasil belajar ekonomi adalah nilai rapor semester satu tahun pelajaran 2011/2012. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1 Metode Dokumentasi

Arikunto (2002:135) mengemukakan bahwa dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku majalah dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, rapot siswa dll. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang: a. Daftar nama siswa / responden yang akan ada dalam populasi dari tata usaha MTs N lasem kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012 b. Nilai mata pelajaran ekonomi siswa kelas VIII MTs N Lasem kabupaten Rembang tahun pelajaran 2011/2012 3.4.2 Metode Angket dan Kuisioner

Arikunto (2002:128) kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui, sedangkan menurut Umar (2002:250) angket atau kuisioner merupakan suatu

cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tadi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang indikator-indikator penelitian. Didalam penelitian akan menggunakn kuisioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban, karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk menjawabnya hanya perlu waktu singkat. Pada setiap item soal disediakan 4 pilihan jawaban dengan skor masing-masing sebagai berikut: Jawaban A B C D Skor 4 3 2 1

Sehingga jika jawaban yang diiberikan semakin mendekat dengan jawaban yang diharapkan, maka semakin tinggi skor nilai yang diperoleh. 3.5 Motode Analisis Uji Instrumen Untuk mendapatkan alat pengumpul data yang baik termasuk tes maka perlu dilakukan perhitungan validitas dan realibilitas terhadap tes. 3.5.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebenarnya instrumen yang kurang valit berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2002: 144) sedangkan menurut umar (2002:99) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas terhadap instrumen yang dipergunakan dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mendapatkan instrumen penelitian yang valit, maka dilakukan uji instrumen dengan analisis butir. Untuk menguji validitas tiap butir, maka skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y.

Setelah hasil dari r hitung (rxy) diketahui kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5%. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid. dengan korelasi product momnt dari person
( * ( )( ) ( ) ) +*

Keterangan: rxy = indeks korelasi antara variabel x dan variabel y N = jumlah responden X = skor item angket Y = skor total angket (Arikunto, 2002:146)

3.5.2

Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2002:154). Sedangkan menurut umar (2002:108) Reliabilitas adalah suatu nilai gejala yang sama. Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas istrumen digunakan rumus alpha sebagai berikut:
[ ] , -

Keterangan: Ru= reliabilitas instrumen K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 2

= jumlah varians butir

= varians total

(Arikunto, 2002:171) 3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.6.1

Metode Analisis Deskriptif Persentase

Dalam hal ini distribusi frekuensi digunakan pada perhitungan untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar, strategi mengajar guru berdasarkan data koesioner. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah dalam memahaminya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: %= Keterangan: n= nilai yang diperoleh N= jumlah total responden %= persentase (Ali, 1984:84) Distribusi frekuensi menunjukkan bagaimana pengamatan didistribusikan pada setiap kategori atau berapa banyak pengamatan diasosiasikan pada setiap kategori. Untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang pengumpulan datanya menggunakan kuesioner, setiap indikator dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi skor, yakni: a. Jawaban a dengan skor 4 b. Jawaban b dengan skor 3 c. Jawaban c dengan skor 2 d. Jawaban d dengan skor 1 Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis deskriptif persetase ini adalah: 1. Membuat tabel distribusi jawaban angket 2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang ditetapkan 3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden 4. Merumuskan skor tersebut kedalam rumus 5. Hasil yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kategori 3.6.2 Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005:110). Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak dengan melihat normalitas sampel melalui grafik normal plot (normal

probability plot) grafik histogram. Pada grafik histogram berbentuk simetris tidak menceng kanan atau kekiri yang artinya residual terdistribusi secara normal. 3.6.2.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independent. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogal ( yaitu variabel independent yang nilai korelasi antara sesama variabel independent sama dengan nol). (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai outoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005:91-92) 3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi dilakukan untuk membuat model matematika yang dapat menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi yang digunakan adalah regresi linear berganda. Dalam analisis ini sebagai variabel independentnya motivasi dan strategi mengajar guru, sedangkan variabel dependentnya hasil belajar di MAN Lasem kabupaten Rembang. Langkah-lamhkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.6.3.1 Menentukan Persamaan Garis Regresi Linier Berganda Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan strategi guru mengajar terhadap hasil belajar. Bentuk umum regresi berganda adalah: Y = + b1X1 + b2 X2 Keterangan: Y: nilai estimasi (hasil belajar) : konstanta X1: nilai variabel X1(motivasi belajar) X2 : nilai variabel X2(strategi mengajar guru) b1 : koefisien regresi variabel x1 b2 : koefisien regresi variabel x2

3.6.3.2 Pengujian Hipotesis Penelitian i. Pengaruh X1, dan X2 terhadap Y secara simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independent ( motivasi dan strategi mengajar guru) mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependent (hasil belajar). Pengujian dilakukan menggunakan uji F, yaitu dengan membandingkan antara Ftabel dengan Fhitung yang terdapat pada tabel Analisys of Variance yang dihitung melalui SPSS For Windows. Untuk menentukan nilai Fhitung, tingkat signifikan yang digunakan sebesar 0,05 = 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (N-K) dan (k-1) diman N adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Kriteria uji yang digunakan adalah: Jika Fhitung > Ftabel (a, K-1, N-K), maka Ho ditolak Jika Fhitung < Ftabel (a, K-1, N-K), maka Ho diterima Adapun uji hipotesis adalah: Ho = X1, X2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ha = X1, X2, 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. ii. Pengaruh X1, dan X2 terhadap Y secara parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk mengetahui nilai thitung, ditentukan tingkat signifikansi 0,05 = 5% dengan derajat kebebasan df = (N-K) dimana N adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Pengujian ini dihitung melalui SPSS For Windows. Kriteria uji yang digunakan adalah: Jika thitung > ttabel (a, N-K), maka Ho ditolak Jika thitung < ttabel (a, N-K), maka Ho diterima Adapun uji hipotesisnya adalah: Ho = X1, X2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ha = X1, X2, 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.4 Koefisien Determinasi (r2) Koefisien determinasi merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila koefisien determinasi r2 = 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (=0%) terhadap variabel terikat. Sebaliknya, bila koefisien determinasi r2=1, berarti variabel terikat 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Karena itu letak r2 berada dalam selang (interval) antara 0 dan 1. Secara aljabar dinyatakan : 0 r2 1 r2 secara sederhana merupakan suatu ukuran kemajuan ditinjau dari sudut pengurangan kesalahan total (total error). r2 menunjukkan pengurangan atas kesalahan total ketika diplot sebuah garis regresi.

DAFTAR PUSTAKA

Wena, Mode. 2009. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual oprasional. Penerbit PT Bumi Aksara. Mursell dan Nasution. Mengajar dengan sukses. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta 13220. Anni, Chatarina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES PRESS. Darsono, Max.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: UNNES PRESS. Dimyati, Mudjiono. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Depdikbut. Hamalik, Oemar.2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung:Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

You might also like