You are on page 1of 17

Tugas individu MK Studi kasus

TUGAS STUDI KASUS

OLEH :

NURHAYATI 064 404 057 B


JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2009

BAB I DESKRIPSI KASUS


A. KONFIDENSIAL Sasaran dari penyusunan studi kasus ini adalah diutamakan pada anak yang mengalami hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pada anak yang berperilaku menyimpang yang mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu. Di sinilah penyusun memilih salah satu siswa dari SMP NEG 1 MARBO sebagai klien (objek). Klien tersebut lambat dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut bernama Naufa Nabila, duduk di kelas I pada tahun ajaran 2009/2010. Dalam penyusunan studi kasus ini mempunyai beberapa tujuan utama diantaranya adalah : 1. Sebagai calon guru harus memiliki wawasan dan pengetahuan dalam menangani permasalahan siswanya. 2. Sebagai seorang calon guru sekaligus konselor harus mempunyai kepekaan terhadap siswa yang berpotensi terkena kasus. 3. Sebagai seorang guru harus dapat memahami pada diri siswa akan muncul berbagai karakter dan keunikan watak yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. 4. Memberi bantuan secara mendalam kepada siswa yang mengalami permasalahan (kasus) untuk memperoleh jalan keluar. 5. Membantu siswa dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. B. IDENTIFIKASI KASUS Dalam penyusunan studi kasus, identifikasi siswa yang berkasus (klien) merupakan tahap awal yang harus dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini konselor mengamati klien yang mengalami lambat dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut diterima di SMP NEG 1 MARBO sebagai siswa kelas 1 pada tahun ajaran 2009/2010. Dia selalu rutin masuk sekolah dan mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Pada saat pembelajaran dia termasuk anak yang aktif. Hampir semua pertanyaan guru dijawab tetapi sebagian jawaban salah. Pada saat menerangkan dia lebih banyak berbicara sendiri daripada memeperhattikan penjelasan guru. Ayah Nabila bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, pulang kerja sore hari, kadang juga

lembur atau piket, sehingga ayahnya kurang bisamemeperhatikan Nabila. Dia di rumah diperhatikan oleh kakek, nenek, ibu dan saudara-saudaranya. Untuk belajar dia selalu diingatkan oleh ibunya jika tidak diingatkan dia tidak belajar. Ibunya selalu menemani saat ia belajar, tetapi ibunya juga harus mengawasi adiknya yang masih kecil. Di rumah dia termasuk anak yang dimanja. Semua keinginanya selalu dituruti orang tuanya atau oleh kakek neneknya. Apabila tidak dituruti dia menangis dan marah. Pada waktu berangkat sekolah dia sellu diantar dan saat pulangnya dia pun di jemput. Kebiasaan orang tua Nabila yang selalu memanjakanya itu memebuat Nabila manja dan maunya sendiri. 1) Identitas klien a. Nama Siswa : Naufa Nabila b. Nama Panggilan : Nabila c. Kelas : d. Tempat/tgl. Lahir : Takalar, 29 April 199 e. Agama : Islam f. Jenis Kelamin : Perempuan g. Alamat : lengkese takalar h. Sekolah : SMP NEG 1 MARBO TAKALAR i. Hobby : Menggambar j. Jumlah saudara : 2 (dua) k. Anak ke : 1 (satu) l. Keadaan Jasmani Siswa Tinggi Badan : 145 cm Berat badan : 35 kg Warna kulit : sawo matang Warna rambut : hitam bentuk muka : lonjong m. Keadaan Kesehatan Penglihatan : Normal Pendengaran : Normal Pembicaraan : Normal Potensi jasmani : Normal n. Kegiatan Siswa di Rumah

Klien bangun pagi setiap pukul 05.00 WIB, cuci muka, lihat tv, mandi, sarapan dan berangkat sekolah. Klien berangkat ke sekolah diantar orang tua. Pada pukul 15.30 klien pulang sekolah dan selanjutnya bermain. Pada pukul 16.30 klien mandi setelah itu makan. Fasilitas Belajar dan Pendukung Kelengkapan belajar Buku paket : lengkap Buku catatan : lengkap Ruang belajar : tidak punya Bimbingan Dari ayah : pernah, Dari ibu : selalu, Dari saudara : selalu Waktu belajar Waktu belajar siswa kurang teratur.Siswa belajar jika disuruh orang tua. Kelakuan dan prestasi Klien Sikap pada teman : Cukup baik, tidak membedabedakan teman Sikap pada guru : Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya. Prestasi : Kurang baik/lambat, prestasi rendah. 2) Identitas keluarga a. Ayah Nama; Makmur Umur/TTL : 39 tahun / takalar, 7 April 1969 Pendidikan : SMA Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Hubungan dengan anak : Anak kandung Alamat : lengkese takalar b. Ibu Nama lengkap : Salma Umur/TTL : 31 tahun / takalar, 28 Agustus 1977 Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat:lengkesetakalar

C. GAMBARAN UMUM KASUS Adapun gambaran lebih rinci tentang kasus ini adalah sebagai berikut: a. Kurang minat belajar b. Bimbingan dari orang tua kurang. c. Pengaruh kemajuan teknologi d. Anggota keluarga terlalu memanjakannya Gambaran diri klien a. Penampilan fisik, sesuai dengan pengamatan, anak tersebut tergolong normal dari segi fisik dengan postur tubuh yang agak proporsional dengan tinggi badannya, rambut, kulit dan cara berpakaian yang selalu rapi. b. Penampilan psikis, anak tersebut cukup sehat secara normal, hal ini ditunjukkan oleh kemampuan berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun, menampakkan gejala malas belajar yang diperoleh dari hasil raport/nilai yang diperolehnya.

D. ALASAN MEMILIH KASUS Adapun alas an memilih kasus ini adalah sebagai berikut: a. Bagi calon konselor Terampil dalam mengidentifikasi siswa yang dianggap memiliki maslah Terampil dalam melaksanakan konseling secara individual Terampil menilai efektifitas konseling beserta kegiatan tindak lanjut (follow-up) b. Bagi siswa Dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah dihadapinya Dapat merubah dan meningkatkan cara belajarnya agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya Klien dapat berkonsentrasi dalam belajar dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok c. Bagi sekolah Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang mengalami masalah sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

BAB II GEJALA, PENYAJIAN, ANALISIS DAN SINTESIS DATA


A. GEJALA Kurang minat belajar. Bimbingan dari orang tua kurang. Pengaruh kemajuan teknologi. Motivasi yang kurang. .Anak tidak mau meneliti kembali hasil pekerjaannya. Anak terlalu manja. Semua keinginanya harus dipenuhi. Kurang bimbingan orang tua saat belajar. Terlalu dimanja dengan selalu menuruti keinginan klien. Pelanggaran-pelangaran klien kurang mendapat teguran dari orang tua. Anggota keluarga terlalu memanjakannya.

B. PEYAJIAN DATA Sebagai upaya untuk memahami kasus ini secara mendalam dan terarah pada diri klien , maka digunakanlah alat pengumpul data yang di harapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kasus dan apa yang menjadi factor penyebab munculnya masalah-masalah yang di hadapi oleh klien dan bagaimana alternatif pemecahan yang akan di berikan, yang konsisten dengan gejala yang di tuampakkan. Adapun alat pengumpul data yang di gunakan dalam pengumpulan tentang diri klien adalah : Observasi , Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala2 yg di teliti.observasi menjadi salah satu teknik pengumpul data apabila : (1) sesuai dengan tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan dapat di Kontrol keandalannya ( reliabilitasnya ) dan kesahihannya ( validitasnya ). Wawancara , yaitu melakukan tanya jawab lisan dengan klien .orang tua dan guru klien. Wawancara adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari data/dokumentasi tentang siswa.

C. ANALISIS DAN SINTESIS 1) HASIL ANALISIS Analisis merupakan langkah pengumpulan informasi diri klien besertta latar belakangnya. Informasi dan data yang di kumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien seperti kemampuan, minat, kesehatan fisik serta karakteristik lainnya yang dapat mempermudah dan menghambat penyesuaian diri klien, baik untuk kehidupan di rumah,disekolah, maupun penyesuaian diri pada umumnya. Berdasarkan Pengamatan di Sekolah:

1. Kepribadian Pribadi klien baik walaupun cenderung mudah putus asa dan kurang teliti dalam mengerjakan sesuatu. Dia selalu ingin semua keinginannya dituruti. Dia juga cenderung untuk memilih-milih teman. 2. Tingkah Laku Tingkah laku klien di rumah menunjukkan sikap yang cukup baik. Ia juga sangat patuh terhadap peraturan sekolah. Ia termasuk siswa yang disiplin baik dalam piketnya, datang ke sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya. 3. Perkembangan Jasmani Perkembangan jasmani klien cukup baik. Klien memiliki fisik yang normal dan sama seperti teman-teman seusianya, taapi kurang lincah. Di dalam kelas klien termasuk siswa yang lembut dan tidak urakan. 4. Hubungan dengan Guru Klien memiliki hubungan yang baik dengan guru. Klien patuh dan hormat dengan guru-guru di sekolah. Dalam kesehariannya, klien terlihat memilki rasa tidak percaya diri untuk mengutarakan isi hatinya ketika ada materi pelajaran yang belum ia pahami. Pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya klien cenderung untuk memilih diam saja. Ia tidak berani angkat tangan untuk bertanya. . Berdasarkan Wawancara 1. Latar Belakang Keluarga. Berdasarkan wawancara dengan orang tua klien, klien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pegawi negeri sipil di Pemkab Blitar Sanankulon. Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya tinggal di lingkungan desa Ringinanom, Sumberjati. Rumahnya tergolong sedang dan sederhana.

Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga hubungan bertetangganyapun cukup baik dan akrab. 2. Minat. Minat klien terhadap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan masalah pelajaran cukup baik walaupun secara intelektual klien tertinggal dengan teman yang lainlainnya. Hal ini dapat dilihat dari presensi klien yang tidak pernah membolos dan selalu masuk sekolah. 3. Kebiasaan Klien di rumah Berdasarkan angket yang diberikan pada klien dan wawancara kepada orang tua dapat disimpulkan bahwa waktu klien kurang dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan yang berguna. Sepulang sekolah klien memafaatkan waktu untuk bermain atau melihat tv. Ia belajar setiap harinya maksimal 1 jam. Kalau dia merasa tidak bias dia minta diajari oleh ibunya. 4. Hobby Klien Klien memiliki hobby bermain menggambar. Kadang waktu luangnya digunakan untuk menggambar daripada mempelajari kembali pelajaran sekolah. Berdasarkan Studi Dokumentasi 1. Hasil Nilai Raport. Hasil nilai raport yang diterima klien kurang baik. Nilai raport dari kelas I tengah semester 1 hingga kelas I tengah semester 2, nilai klien menunjukan penurunan 2. Absensi Siswa. Dari daftar kehadiran siswa di sekolah dapat diketahui bahwa klien termasuk anak yang rajin masuk sekolah. Ia tidak pernah membolos sekolah. Klien hanya ijin jika kondisinya benar-benar sakit atau kepentingan yang mendesak. 2) HASIL SINTESIS Sintesis adalah merupakan kegiatan yang di lakukan untuk menghubungkan dan merangkum data sehingga bisa nampak jelas hal-hal yang melatar belakangi adanya suatu masalah yang di hadapi oleh klien. a. Penghambat Adapun faktor penghambatnya yaitu : Penulis sangat di batasi oleh waktu sehingga kasus dan laporannya belum tuntas betul, sehingga sebagai tindak lanjutnya di harapkan bantuan dari konselor, wali kelas ,orang tua serta semua staf yang ada di SMP NEGERI 1 MANGARABOMBANG TAKALAR dalam

membantu siswa yang bersangkutan dalam hal bagaimana meningkatkan prestasi belajarnya, mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik dan dapat memotivasi klien sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

b. pendukung Adapun faktor pendukungnya yaitu : Klien yang sangat terbuka dalam mengungkapkan permasalahan yang tengah dihadapinya sehingga dapat mempermudah dalam membantu siswa yang bersangkutan. Adanya kerja sama yang baik dengan konselor, wali kelas ,orang tua serta semua staf yang ada di SMP NEGERI 1 MENGARABOMBANG TAKALAR dalam membantu siswa yang bersangkutan. Sarana dan prasarana yang yang memadai yang menunjang terlaksananya pemberian bantuan secara efektif dan efisien.

BAB III DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS

A. DIAGNOSIS Diagnosis merupakan tahap menginterpretasi data dalam bentuk (dalam studi) problem yang di tunjukkan yang permasalahannya di lakukan melalui proses pengambilan atau penarikan kesimpulan yang sifatnya logis. Dengan melihat data dan informasi yang telah ada, maka dapatlah di rumuskan bahwa penyebab timbulnya masalah yang di hadapi oleh klien yakni masalah kurang dapat beronsentrasi dalam belajar yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang di capai oleh klien . Adapun penyebab dari masalah tersebut adalah : Tidak ada keinginan / motivasi dalam belajar Cara belajar yang kurang baik (tidak mempunyai jadwal belajar) Jarang berada di rumah di luar jam sekolah Tidak suka belajar Bersifat acuh tak acuh dan kurang perhatian terhadap pelajaran Hubungan sosial dengan teman sekelas kurang baik Kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya Berdasarkan pengungkapan masalah di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa masalah yang di hadapi klien adalah masalah akademik, yakni prestasi belajar yang rendah.

B. PROGNOSIS Prognosis merupakan bagian dari diagnosis, di mana di dalam prognosis ini bersangkutan dengan upaya memprediksikan kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang telah ada sekarang. Setelah diketaui masalah yang di hadapi atau yang sedang di alami oleh klien, maka perlu di berikan perhatian khusus untuk membantu klien memecahkan masalah yang di hadapinya. Berdasarkan hasil diagnosis di atas, maka perencanaan pemberian bantuan sebagai berikut : 1. Pemberian konseling :Trait and Factor, seperti :

Pemahaman diri dan kemungkinan keberhasilan dan memusatkan perhatian pada buku Menyusun langkah-langkah/ rencana untuk mencapai tujuan dan cita-cita ke depannya Memberi kebebasan penuh pada klien untuk memilih keputusan yang di anggap baik baginya dan sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain 2. Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy , seperti : Mengubah pandangan klien tentag manfaat dan pentingnya belajar sejak dini Mengubah pandangan klien tentang dirinya maupun orang tuanya 3. Pemberian informasi tentang : Nilai- nilai moral Cita-cita dan masa depan Kiat-kiat bergaul yang baik Cara belajar yang efektif dan efisien 4. Memberikan tips cara belajar yang baik dan mengatur waktu belajar 5. Meyakinkan klien bahwa ia akan berhasil dengan baik jika mau berusaha mungkin. semaksimal

C. PELAKSANAAN TREATMENT/TERAPI

Sesuai gejala yang ditampakkan oleh klien, maka teknik konseling yang akan digunakan dalam penanganan kasusu ini adalah teori konseling Rational emotif terapi yang dikembangkan oleh Dr. Albert Elllis, seorang ahli clinical psychology (psikologi klinis). Tujuan dari rational emotif terapi adalah pada intinya untuk mengatasi fikiran yang tidak logis tentyang diri sendiri dan lingkungannya. Konselor berusaha agar klien makin menyadari fikiran dan kata-katanya sendiri, serta mengadakan pendekatan yang tegas, melatih klien untuk bisa berfikir dan berbuat yang lebih realistis dab rasional. Menurut konseling ini bahwa individu merasa dicela , diejek dan diacuhkan oleh individu lain, karena ia memiliki keyakinan dan berfikir bahwa individu lain itu mencela dan mengacuhkandirinya. Kondisi yang demikian inilah yang cara berfikir yang tidak rasionaloleh konseling rationa emotif terapi. Alasan konselor mengguanakan teknik ini dalam penanganan masalah klien adalahkarena konselor berusaha menghilangkan peasaan-perasaan atau fikiran-fikiran yang tidak rasional yang

menganggap bahwa orang tua klien tidak menyayangi klien dan merasa kurang diperhatikan padahal itu disebabkan karenasifat kekamnak-kanakan dan kemanjaannya. Dimana dengan pemberian teknik ini, klien di harapkan mampu untuk : Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara dan keyakinan serta pandanganpandangan klien yang irrasional dan illogis menjadi rasional dan logis sehingga klien dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa berdosa dan bersalah. Rasa penyesalan, sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan system keyakinan yang keliru dengan jalan melatih hidup secara rasional dan membangkitkan kemampuan diri sendiri.

BAB IV PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI


A. PEMBERIAN BANTUAN 1. Usaha Bantuan Yang Direncanakan Adapun usaha pemberian bantuan yang di rencanakan yaitu : Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy seperti : a. Menunjukkan kepada klien bahwa mereka terlalu banyak memanfaatkan hal hal yang seharusnya atau seyogyanya. b. Melolong klien memodifikasi pemikiran rasional dengan jalan memahami lingkaran setan proses menyalahkan diri. c. Menantang klien mengembangkan falsafah hidup rasional dengan jalan menyerang inti pemikiran irasional. Pemberian informasi Pemberian konseling :Rational emotif terapi, yaitu menunjukkan dan menekankan

bahwa cara berfikir yang tidak logis itulah yang merupakan penyebab gangguan emosionalnya. 2. Usaha Bantuan Yang Dilaksanakan Adapun usaha pemberian bantuan yang di laksanakan yaitu : Bantuan melalui layanan konseling, yakni dengan melaksanakan layanan informasi, meyakinkan klien bahwa keberhasilan dapat di peroleh bila mana ada usaha yang serius dan optimal. Adapun tujuannya adalah bahwa melalui kegiatan ini di garapkan agar klien dapat memahami dirinya dan keadaan keluarganya sehingga ia dapat berkembang semaksimal mungkin khususnya dalam mengubah sikap dan perilakunya atau kebiasaan yang kurang baik .Di samping itu juga kegiatan ini di maksudkan untuk membangkitkan gairah, minat dan motivasi klien dalam belajar dengan tekun. Bantuan pemberian informasi . Tujuannya yaitu agar siswa memperoleh suatu gambaran tentang cara belajar yang baik, pembagian waku luang, informasi tentang seolah lanjutan dengan harapan agar siswa mengetahui dan dapat menerapkan serta menyiapkan diri sesuai dengan kebutuhannya.

3.

Usaha Bantuan Yang Belum Terlaksana Dalam studi kasus ini , semua proses pemberian bantuan yang di rencanakan secara

umum telah terlaksana walaupun belum begitu optimal.

B. EVALUASI Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahanperubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut: a. Aspek Keberhasilan : 1. Klien dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan kakak pembimbingnya 2. Klien mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran 3. Klien telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara mandiri. 4. Klien telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya. 5. Sudah mulai ada perhatian orang tua terhadap klien, 6. Informasi dari klien bahwa ia sudah mulai bisa menerima keberadaan ibu tirinya. b. Aspek Ketidakberhasilan 1. Siswa bersangkutan masih sungkan berkomunikasi dengan ayah. 2. Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula. bimbingan dari

BAB V PELIMPAHAN DAN TINDAK LANJUT

Pelimpahan dan tindak lanjut dalam proses knseling ini akan dilakukan jika hasil yang diinginkan tidak tercapai. Maka pelimpahan dan tindak lanjutnya akan diserahkan kepada pihak yangmemiliki wewenang yaitu seoran psikolog yang dianggap lebih mampu dan ahli dalam bidang psikologi. Dalam membantu siswa yang bersangkutan dalam meningkatkan prestasi belajarnya, serta mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik agar mampu mengembangkan diri dan potensinya secara optimal maka diharapkan adanya bantuan dari konselor, wali kelas, dan yang terpeting adalah orang tua klien. Olehnya itu di harapkan agar kedepannya proses konseling ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Terhadap Klien Mengajak klien berbincang-bincang mengenai masalah yang dihadapinya sehingga memudahkan konselor untuk megetahui pribadi siswa dan masalah yang sedang dihadapinya serta mempermudah memberikan bantuan dan bimbingan. Memberi bimbingan yang luas pada klien yang berhungan dengan pendidikan sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk meningkatkan semangat belajarnya . memberi pengarahan pada klien bahwa sikapnya yang semaunya sendiri menimbulkan kerugian pada dirinya sendiri. Memberikan pengarahan dan penjelasan agar klien memeperhatikan penjelasan dari guru. Serta tidak mudah menyerah bila mengalami kesulitan belajar. Menasihati klien agar tidak telalu manja pada siapapun Menasihati klien agar lebih rajin belajar.

2. Terhadap Orang Tua Memberikan pengarahan pada orang tua agar tidak terlalu memanjakannya karena hal itu dapat berakibat buruk pada klien.

Memeberikan penjalasan pada orang tua agar selalu memeperingatkan klien untuk belajar dan selalu menasihati dan memeberikan dorongan pada klien untuk lebih rajin belajar.

Memeberikan penjelasan pada orang tua bahwa mereka harus selalu memeperhatikan dan membimbing anaknya untuk belajar lebih giat agar tidak tertinggal dengan temantemannya. Memeberikan penjelasan pada orang tua agar menanamkan pada diri klien sikap menghormati dan menghargai orang lain. 3. Terhadap Teman Klien Menasihati teman-teman klien agar mau memebantu klien bila ada kesulitan dalam belajar. Menasihati teman-teman klien agar mau menegur klien bila melakuakn penyelewengan-penyelewengan.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. 1997. Diagnostik Kesulitan Belajar. Suatu Petunjuk Praktis. Makassar. FIP UNM.

Ambo Enre Abdullah. 1998. Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar . Ujung Pandang FIP IKIP Ujung Pandang.

Anti, E dan Prayitno, 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Slameto . 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman, A.M . 2001 . Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Yin,. 1995. Studi Kasus . Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers.

A. Razak daruma, dkk. 2003. Studi Kasus . Makassar : FIP UNM

You might also like