You are on page 1of 8

Fauziah mayasari 0910680015

Strategi E-Commerce

1. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Yaitu metode yang meninjau peluang dan ancaman dari luar dan menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan internal. Analisis SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Berikut penjelasannya: Strength; faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara buyer dengan supplier. Weakness; faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan. Opportunity; faktor eksternal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan supplier dan buyer. Threat; faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat perusahaan dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru.

Fauziah mayasari 0910680015 2. Kisi analisis kompetitor Yaitu suatu alat perencanaan strategis yang menyorot titik perbedaan antara kompetitor dengan perusahaan. Dimana antara perusahaan dengan competitor akan ditemukan perbedaan yang bisa menjadi ciri khas masing-masing sehingga ditemukan kelebihan dan kekurangan yang menjadi acuan untuk startegi pengembangan kedepannya. 3. Perencanaan skenario Yaitu suatu metode perencanaan strategis yang menghasilkan masa depan alternatif depan. Mengacu pada definisi di atas maka perencanaan skenario difokuskan untuk menyoal masa depan yang di dalamnya terkandung 3 makna (Edy Suhardono, et.al, 2000) berikut: 1. Sesuatu yang kita perkirakan terjadi (what is likely to happen); 2. Sesuatu yang kita inginkan terjadi (what we would like to see); 3. Sesuatu yang mungkin terjadi (what might happen). Selain 3 pemaknaan di atas, terdapat 3 elemen perencanaan skenario (Edy Suhardono, et.al,2000) yaitu: 1. Penafsiran masa kini; 2. Suatu citra masa depan; 3. Konsistensi secara internal dalam menapaki titian-titian dari masa kini masa depan. Oleh karena menyoal masa depan, maka yang menjadi titik tekan dalam perencanaan skenario adalah soal sesuatu yang mungkin terjadi (Edy Suhardono, et.al, 2000). Secara visualisasi makna perencanaan skenario dapat dilihat pada ragaan di bawah ini. yang masuk akal untuk membantu pembuat keputusan untuk mengidentifikasi aksi yang akan diambil hari ini untuk memastikan keberhasilan masa

Fauziah mayasari 0910680015

Gambar 2: Visualisasi Perencanaan Skenario ( Sumber: Chris A. Geldenhuys, 2006) Meskipun perencanaan skenario terkait dengan persoalan masa depan, namun perencanaan skenario seringkali ditegaskan bukan ramalan atau prediksi. Untuk itu, penting untuk membedakan antara ramalan dan perencanaan skenario. Ramalan mengasumsikan bahwa masa depan dapat dideskripsikan dari masa lalu dan saat ini. Ramalan biasanya diarahkan untuk jangka waktu yang tidak panjang, mengacu pada nilai tunggal, dan memberikan pemahaman yang tidak mendalam (Peter OBrien, tanpa tahun: 14). Perencanaan skenario tidak sama dengan meramal masa depan. Justru pendekatan ini dilakukan karena kita tidakbisa meramal masa depan. Namun teknik ini berupaya sistematis. Namun demikian ada kelemahan dari perencanaan skenario ini, terutama dalam hal subyektif dan sifat heuristiknya yang membuat tidak nyaman secara akademik, karena berasal dari domain praktis, bukan akademis. Ada kesulitan untuk mengetahui skenario tersebut merupakan skenario terbaik dan bagaimana mentransformasikan skenario ke dalam keputusan. Dalam penyusunan organisasi, konsep ini juga lemah integrasi pada teknik perencanaan lainnya dan teknik peramalan. 4. Return on Investment (ROI) Yaitu perbandingan biaya yang dibutuhkan dengan manfaat yang dirasa dari suatu proyek atau aplikasi. mengantisipasi ketidakpastian masa depan melalui cara-cara yang

Fauziah mayasari 0910680015 Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor : A. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi B. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Kelebihan dan Kelemahan ROI Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain: 1. Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi. 2. ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing. 3. Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada. Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:

Fauziah mayasari 0910680015 1. Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain. 2. Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan. Cara menghitung ROI : Secara sederhana Return On Investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung laba atas investasi ialah ROI = (laba atas investasi-investasi awal)/ investasi x (100) Cara mudah menghitung Return On Investment (ROI): 1. Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang diperlukan, yaitu laba atas investasi. 2. Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal. Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang dihabiskan karyawan. 3. Kini Anda dapat memulai untuk membuat persamaan. 4. Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat menghitung ROI. Sebuah contoh kasus: Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha peluncuran produk baru. Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A menerima jumlah penjualan sebesar 900 buah. Jumlah dana dari penjualan baru yang mencapai angka Rp 600 juta.

Fauziah mayasari 0910680015 Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar Rp 100 juta. Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp 500 juta. Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya: laba atas investasi = ((Rp 600 juta - Rp 500 juta)/ Rp 500 juta) x 100 = 20% Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan 4. Balance scorecard Yaitu alat yang adaptif yang menilai kemajuan organisasi terhadap tujuan strategis dengan mengukur hasil di sejumlah area yang berbeda. Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan (guru besar akuntansi di Harvard Business School) dan David P. Norton (Presiden dari Renaissance Solution, Inc) pada tahun 1992, dalam sebuah artikel berjudul Balanced Scorecard- Measures that Drive Performance, yang berisi pemikiran baru mengenai pengukuran kinerja yang berbentuk Balanced Scorecard. Pada awalnya, balanced scorecard (BSC) diciptakan untuk mengatasi kelemahan system pengukuran kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek keuangan dengan kata lain aspek keuangan tidak cukup untuk mengukur kinerja perusahaan karena angkaangka dan rasio-rasio hanya memberikan hasil kinerja perusahaan di masa lalu tanpa memberikan informasi mengenai apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja di masa depan.

Fauziah mayasari 0910680015 Sampai saat ini pengukuran tradisional yang masih sering digunakan oleh perusahaan perusahaan adalah pengukuran secara finansial. Pada awal ke-20, inovasi pengukuran kinerja perusahaan secara finansial merupakan inovasi yang mampu membuat sukses perusahaan mobil raksasa seperti General Motor. Hal ini tidaklah mengherankan dikarenakan pengukuran finansial saat itu merupakan pengukuran paling tepat untuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi seperti mesin dan filosofi manajemen saat itu masih berfokus pada produksi saja. Kompetisi saat itu hanya ditentukan oleh economies of scale dengan pengukuran finansial memberikan pengukuran kinerja yang paling tepat. Namun ketika waktu bergeser ke abad ke-21, banyak pihak yang mempertanyakan mengenai relevansi dari pengukuran kinerja dengan menggunakan data-data keuangan saja. Pengukuran kinerja keuangan untuk saat ini lebih cocok digunakan sebagai bentuk laporan terhadap penggunaan dana dan aset yang dipercayakan kepada manajemen bukan digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan arah dan strategi perusahaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa laporan keuangan merupakan hal yang mutlak dalam menjaga kepercayaan dari para investor karena saat ini sudah banyak skandalskandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar. Namun sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya meskipun laporan keuangan itu sangat penting namun tidak bisa digunakan sebagai pedoman untuk menentukan arah dan strategi perusahaan. Di bawah ini terdapat beberapa kekurangan-kekurangan dari laporan keuangan yang membuatnya agak sulit untuk dijadikan pedoman dalam menentukan arah dan strategi perusahaan (Niven, Paul, Balanced Scorecard Step By Step; Maximizing Performance and Maintaining Results, John Wiley & Sons, 2006, hal 3). 1. 2. 3. 4. 5. Tidak konsisten dengan keadaan bisnis masa kini. Ditentukan oleh data historis. Cenderung memperkuat batasan fungsional. Mengorbankan pemikiran jangka panjang Tolok ukur keuangan seringkali tidak relevan dengan tingkatan-tingkatan dalam organisasi.

Fauziah mayasari 0910680015

Kesimpulan:
Dari berbagai startegi e-commerce diatas, maka kami mengambil pilihan bahwa Analisis SWOT adalah strategi yang paling efektif untuk e-commerce. Hal ini dikarenakan dengan analisis SWOT, kami dapat mengetahui kelebihan, kekurangan, ancaman dan peluang yang bisa kami manfaatkan maupun antisipasi. Dengan adanya 4 aspek ini, maka secara global kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus kami pertahankan dan kembangkan dalam bisnis kami. Dan tentunya menjadi dasar untuk bisa menganalisis kedepannya prospek yang dihasilkan akan seperti apa, dan akan menunjang lebih jauh agar kami memperhatikan berbagai aspek dalam e-commerce, dan dasar untuk strategi pemasaran lainnya. Dengan kata lain, berdasar pada SWOT, kami dapat lebih menganalisis berbagai aspek terkait pemasaran yang bisa membuat kami menjadi lebih baik dan berbeda dibanding bisnis lainnya, mengingat e-commerce sudah merupakan hal yang menjadi dasar bagi pebisnis lainnya.

You might also like