You are on page 1of 21

7.

Relasi
Untuk menggambarkan hubungan antara dua anggota himpunan, misalnya A dengan B, kita bisa menggunakan pasangan berurut (ordered pairs) dimana elemen pertama adalah anggota dari A dan yang kedua dari B. Relasi antara dua himpunan yang demikian ini disebut sebagai relasi biner.

Definisi. Tinjau dua himpunan A dan B. Relasi biner dari A ke B adalah himpunan bagian dari hasil perkalian Kartesian AB.

Dengan kata lain, untuk suatu relasi biner R kita mempunyai RAB. Notasi aRb dipakai untuk menyatakan bahwa (a,b)R dan aRb untuk menyatakan (a,b)R. Jika (a,b) anggota R, maka kita katakan bahwa a di-relasi-kan dengan b oleh R.

Contoh 7.1: Andaikan P himpunan dari beberapa orang, C himpunan dari beberapa mobil dan D relasi yang menggambarkan orang dengan mobil yang dikendarainya.

P = {Carl, Suzanne, Peter, Carla}, C = {Mercedes, BMW, tricycle} D = {(Carl, Mercedes), (Suzanne, Mercedes), (Suzanne, BMW), (Peter, tricycle)}

Ini berarti Carl mengendarai Mercedes, Suzanne megendarai Mercedes dan BMW, Peter mengendarai tricycle sedangkan Carla tidak mengendarai mobil apapun (dalam himpunan C).

Fungsi Sebagai Relasi


Kita ingat bahwa fungsi f dari himpunan A ke himpunan B memasangkan elemen B yang unik ke setiap elemen A. Graf dari f adalah himpunan pasangan berurut (a,b) sedemikian hingga b = f(a). Karena graf dari f adalah himpunan bagian dari AB, maka graf adalah juga merupakan relasi dari A ke B. Terlebih lagi, untuk setiap a anggota dari A, ada tepat satu pasangan berurut di dalam graf dengan a sebagai anggota pertamanya.

7. Relasi - 1

Sebaliknya, jika R adalah relasi dari A ke B sedemikian hingga setiap anggota A adalah anggota pertama dari tepat satu pasangan berurut R, maka dapat didefinisikan suatu fungsi dengan R sebagai graf-nya. Hal ini dilakukan dengan memasangkan kepada suatu anggota aA, suatu anggota unik bB sedemikian hingga (a, b)R.

Relasi Pada Himpunan


Definisi: Suatu relasi pada himpunan A adalah relasi dari A ke A.

Dengan kata lain, relasi pada A adalah himpunan bagian dari perkalian kartesian A dengan dirinya sendiri, yakni AA.

Contoh 7.2: Tinjau himpunan A = {1, 2, 3, 4}. Pasangan berurut manakah yang ada dalam relasi R = {(a, b) | a < b}? Jawab: R = {(1,2), (1,3), (1,4), (2,3), (2,4), (3,4)}. Relasi ini dapat digambarkan dengan diagram berikut.

1 2 3 4

1 2 3 4

R 1 2 3 4

Berapa banyak relasi berbeda yang bisa didefinisikan pada suatu himpunan A dengan n-buah anggota ? Relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari AA. Ada berapa banyakkah anggota AA ? Ada n2 anggota dari AA, jadi seberapa banyak himpunan bagian (=relasi pada A) yang dimiliki AA ?

Banyaknya himpunan bagian yang dapat dibentuk dari suatu himpunan dengan m buah anggota adalah 2m. Maka, ada 2n himpunan bagian yang bisa dibentuk dari AA. Jadi kita bisa mendefinisikan 2n buah relasi berbeda pada A.
2

7. Relasi - 2

Sifat-Sifat Relasi
Berikut ini kita akan melihat beberapa cara yang berguna untuk mengkelompokkan relasi. Kita akan meninjau beberapa sifat suatu relasi, yaitu refleksivitas, irefleksivitas, simetrisitas, antisimetrisitas, dan transitivitas suatu relasi.

Definisi: Suatu relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a,a)R untuk setiap anggota aA.

Contoh 7.3: Tinjau relasi pada himpunan {1, 2, 3, 4}, maka R = {(1, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3), (4, 4)} bukan relasi yang refleksif, karena (2,2) R. R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 3), (4, 4)} adalah relasi yang refleksif. R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)} bukan relasi yang refleksif, karena (4,4) R.

Definisi. Suatu relasi pada himpunan A disebut irefleksif (tak refleksif) jika (a, a)R untuk suatu aA.

Definisi. Suatu relasi R pada himpunan A disebut simetrik (setangkup) jika (b, a)R kalau (a, b)R untuk semua a, bA. Suatu relasi R pada himpunan A disebut antisimetrik jika a=b kalau (a, b)R dan (b, a)R.

Contoh 7.4: Tinjau relasi pada himpunan {1, 2, 3, 4}, maka R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 3), (4, 4)} adalah relasi yang simetrik R = {(1, 1)} adalah relasi yang simetrik sekaligus antisimetrik R = {(1, 3), (3, 2), (2, 1)} adalah relasi yang antisimetrik R = {(4, 4), (3, 3), (1, 4)} adalah relasi yang antisimetrik

Definisi. Relasi R pada himpunan A disebut transitif jika, untuk (a, b)R dan (b, c)R, maka (a, c)R untuk a, b, cA.

Contoh 7.5: Tinjau relasi pada himpunan {1, 2, 3, 4}, maka R = {(1, 1), (1, 2), (2, 2), (2, 1), (3, 3)} adalah relasi yang transitif

7. Relasi - 3

R = {(1, 3), (3, 2), (2, 1)} adalah relasi yang tidak transitif karena (1,2)R R = {(2, 4), (4, 3), (2, 3), (4, 1)} adalah relasi yang tidak transitif karena (4,1)R

Pencacahan Relasi
Contoh 7.6: Berapa banyak relasi refleksifkah yang bisa didefinisikan pada himpunan A dengan n anggota ? Jawaban: Relasi pada R adalah himpunan bagian dari AA, yang mengandung n2 anggota. Oleh karena itu dapat dibuat relasi pada A yang berlainan dengan memilih himpunan bagian yang berlainan diantara n2 anggota, jadi ada 2n relasi. Tetapi relasi yang refleksif, harus mengandung n anggota (a, a) untuk setiap aA. Akibatnya, kita hanya bisa memilih diantara n2n = n(n 1) anggota untuk membuat relasi refleksif, jadi ada 2n(n 1) relasi refleksif.
2

Melakukan Kombinasi pada Relasi


Relasi adalah suatu himpunan, dan karena itu, kita bisa menerapkan operasi himpunan pada relasi. Jika kita punya dua relasi R1 dan R2, dan keduanya adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka kita bisa mengkombinasikan R1R2, R1R2, atau R1R2. Hasil untuk setiap kasus adalah relasi dari A ke B yang lain lagi. Dan ada satu cara penting untuk mengkombinasikan relasi.

Definisi. Tinjau relasi R dari himpunan A ke himpunan B dan relasi S dari himpunan B ke himpunan C. Relasi komposit dari R dan S adalah relasi yang terdiri dari pasangan berurut (a,c), dimana aA, cC, dan ada anggota bB sedemikian hingga (a,b)R dan (b,c)S. Kita menuliskan relasi komposit dari R dan S sebagai S o R . Dengan kata lain, definisi ini menyatakan bahwa, jika relasi R mengandung pasangan (a, b) dan relasi S mengandung pasangan (b, c), maka S o R mengandung pasangan (a, c). Contoh 7.7: Tinjau relasi D dan S pada A={1, 2, 3, 4}, dimana D={(a, b)|b = 5 a, aA} dan S= {(a, b) | a < b, aA }. Dengan demikian, D = {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1)}
7. Relasi - 4

S = {(1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 3), (2, 4), (3, 4)}, dan
S o D ={ (2, 4), (3,3), (3,4), (4,2), (4,3), (4,4)}

D memetakan anggota a ke anggota (5 a), dan kemudian S memetakan (5 a) ke semua anggota lebih dari (5 a), menghasilkan S o D ={(a,b)|b >5a} atau S o D ={(a,b)|a+b > 5}. Kita sudah mengetahui bahwasanya fungsi hanyalah suatu kasus kusus dari relasi (yaitu relasi yang memetakan setiap anggota domain kepada tepat satu anggota codomain). Jika kita mengkonversi dua fungsi menjadi relasi, yaitu, menuliskannya sebagai pasangan berurut, komposit dari relasi ini akan tepat sama dengan komposit dari fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya. Definisi. Tinjau relasi R pada himpunan A. Pemangkatan relasi Rn, n = 1, 2, 3, , didefinisikan secara induktif sebagai R1 = R R n +1 = R n o R Dengan kata lain: R n +1 = R o R o ... o R 14243
n kali

Teorema. Relasi R pada himpunan A adalah transitif jika dan hanya jika Rn R untuk semua bilangan bulat positif n.

Definisi. Suatu relasi R pada himpunan A disebut transitif jika, untuk (a, b)R dan (b, c)R, maka (a, c)R untuk a, b, cA.

Komposit dari R dengan dirinya sendiri mengandung (tepat) pasangan (a, c). Karena itu, untuk relasi transitif R, R o R tidak mengandung pasangan yang tidak ada didalam R, jadi

R o R R. Karena R o R tidak memberikan pasangan baru yang tidak ada dalam R, maka
adalah benar bahwa ( R o R ) o R R , dan seterusnya, sehingga Rn R.

7. Relasi - 5

Contoh 7.8: Tinjau relasi X dan Y pada A = {1, 2, 3, }, dimana X = {(a, b) | b = a + 1} dan
Y = {(a, b) | b = 3a}. Jadi

X = {(1, 2), (2, 3), (3, 4), (4, 5), } Y = {(1, 3), (2, 6), (3, 9), (4, 12), }, maka

X o Y = { (1, 4), (2, 7), (3, 10), (4, 13), }


Y memetakan a ke 3a, dan kemudian X memetakan 3a ke 3a + 1. X o Y ={(a,b)|b=3a+1}

Relasi N-ary
Untuk mempelajari suatu aplikasi relasi yang menarik, yaitu basisdata (database), pertamatama kita meng-generalisasikan konsep relasi biner (binary) ke relasi n-ary.

Definisi. A1, A2, , An adalah himpunan. Suatu relasi n-ary pada himpunan ini adalah himpunan bagian dari A1 A2 An.

Himpunan A1, A2, , An disebut domain dari relasi dan n adalah derajat (tingkatan). Sebagai contoh, tinjau relasi R = {(a, b, c) | a = 2b b = 2c dengan a, b, cZ}. Dalam relasi ini, Derajat dari R adalah 3, jadi anggotanya adalah triple. Domainnya adalah semua bilangan bulat. Yang merupakan anggota dari R adalah, misalnya (4, 2, 1) sedangkan (2, 4, 8) bukanlah anggota R.

Relasi dan Basisdata


Sekarang kita perhatikan suatu jenis repesentasi basisdata yang didasarkan pada relasi yang disebut sebagai model basisdata relasional. Suatu basisdata terdiri dari n-tupel yang disebut

record, dan suatu record yang terdiri dari beberapa field. Field ini merupakan entri dari ntupel. Model data relasional menyatakan basisdata sebagai relasi n-ary, yaitu himpunan dari

record-record.

Contoh 7.9: Tinjau database mahasiswa, yang rekord-nya di-representasikan sebagai 4-tupel
dengan field Nama Mahasiswa, Nomor Induk, Program Studi, dan IPK:

7. Relasi - 6

R = { (Ackermann, 231455, CS, 3.88), (Adams, 888323, Physics, 3.45),


(Chou, 102147, CS, 3.79), (Goodfriend, 453876, Math, 3.45), (Rao, 678543, Math, 3.90), (Stevens, 786576, Psych, 2.99)

Relasi yang merepresentasikan database disebut juga sebagai tabel, karena seringkali ditampilkan sebagai tabel.

Domain dari relasi n-ary disebut sebagai kunci primer (primary key) jika n-tupel ditentukan secara unik berdasarkan harganya pada domain ini. Ini berarti tidak ada dua rekord yang mempunyai nilai sama dari kunci primer yang sama. Pada Contoh 7.9, Nama Mahasiswa atau Nomor Induk dapat dijadikan kunci primer, karena tidak ada dua mahasiswa yang memiliki field ini dengan harga sama. Pada database yang sebenarnya, hanya Nomor Induk yang merupakan kunci primer karena nama dua orang mahasiswa bisa sama.

Dalam basisdata, kunci primer harus selalu unik meskipun rekord baru ditambahkan. Oleh karena itu, kita harus memakai kunci primer yang diperluas, yang mengandung semua n-tupel yang bisa dimasukkan kedalam database. Kombinasi dari domain dapat juga dipakai untuk mengidentifikasi n-tupel secara unik pada relasi n-ary. Jika nilai sekumpulan domain dipakai untuk menentukan n-tupel dalam relasi, perkalian Kartesian dari domain ini disebut sebagai kunci komposit.

Berbagai jenis operasi pada relasi n-ary dapat dipakai untuk membentuk relasi baru, yang penting untuk penyajian data kepada pengguna.

Definisi. Proyeksi Pi1 , i2 ,..., im memetakan n-tupel

(a1, a2, , an) ke m-tupel ai1 , ai2 ,..., aim

dimana m n.

Dengan kata lain, suatu proyeksi Pi1 , i2 ,..., im mempertahankan m komponen ai1 , ai2 ,..., aim dari

n-tupel dan menghapus (n m) komponen lainnya.

7. Relasi - 7

Contoh 7.10: Tentukan hasil proyeksi P2,4 pada rekord mahasiswa (Stevens, 786576,
Psych, 2.99) ? Jawab: Hasilnya adalah (786576, 2.99).

Kadangkala proyeksi tidak hanya menghasilkan kolom yang lebih sedikit, tetapi juga baris yang lebih sedikit. Mengapa? Karena ada rekord-rekord yang berbeda hanya pada field yang dihapus, dengan demikian rekord ini berharga sama setelah proyeksi, dan tidak ada gunanya me-list rekord yang sama berkali-kali. Operasi join (penggabungan) dapat dipakai untuk mengkombinasikan dua tabel menjadi satu jika ada field yang identik terdapat pada kedua tabel tersebut.
Definisi. Misalkan R relasi berderajat m dan S relasi berderajat n. Join Jp(R, S), dimana p m

dan p n, adalah relasi derajat (m+np) yang terdiri dari semua (m+np) -tupel (a1, a2, , am-p, c1, c2, , cp, b1, b2, , bn-p), dimana m-tupel (a1, a2, , am-p, c1, c2, , cp) adalah anggota R dan n-tupel (c1, c2, , cp, b1, b2, , bn-p) adalah anggota S. Dengan kata lain, untuk membuat Jp(R, S), kita harus menentukan semua anggota R yang pkomponen terakhirnya bersesuaian dengan p-komponen pertama dari anggota S. Relasi yang baru ini akan terdiri dari anggota persesuaian tersebut, yang dikombinasikan menjadi tupeltupel dengan field yang bersesuaian hanya muncul sekali.

Contoh 7.11 : Tentukan J1(Y, R), dimana Y mengandung field Nama Mahasiswa dan Tahun Kelahiran, Y ={(1978, Ackermann), (1972, Adams), (1917, Chou), (1984, Goodfriend), (1982, Rao), (1970, Stevens)}, dan R mengandung rekord mahasiswa seperti pada Contoh 7.9 terdahulu ?

Jawab: Relasi hasilnya adalah: {


(1978, Ackermann, 231455, CS, 3.88), (1972, Adams, 888323, Physics, 3.45), (1917, Chou, 102147, CS, 3.79), (1984, Goodfriend, 453876, Math, 3.45), (1982, Rao, 678543, Math, 3.90), (1970, Stevens, 786576, Psych, 2.99)

7. Relasi - 8

Karena Y mempunyai dua field dan R mempunyai empat field, relasi J1(Y, R) memiliki (2 + 4 1) =5 buah field.

Representasi Relasi
Berbagai cara untuk merepresentasikan relasi telah kita ketahui. Selanjutnya kita akan mempelajari lagi dua macam representasi dari relasi, yaitu matriks Boolean dan graf berarah (directed graphs/digraph).

Representasi Relasi dengan Matriks


Jika R adalah relasi dari himpunan A={a1, a2, , am} ke himpunan B = { b1, b2, , bn}, maka R dapat direpresentasikan dengan matriks Boolean MR = [mij], dimana
1, jika ( ai , b j ) R mij = 0, jika ( ai , b j ) R

dan

Untuk membuat matriks ini, pertama-tama kita harus menyebutkan anggota A dan B dalam urutan yang tertentu.

Contoh 7.12: Tentukan representasi relasi R ={(2, 1), (3, 1), (3, 2)} sebagai matriks Boolean!
0 0 Jawab: Matriks MR adalah M R = 1 0 1 1

Matriks representasi relasi pada sebuah himpunan A ke dirinya sendiri (relasi dari A ke A) akan berbentuk matriks bujursangkar. Suatu relasi yang refleksif akan direpresentasikan dengan matriks diagonal, yakni MR yang diagonal utamanya bernilai sama dengan 1. Suatu relasi yang simetrik akan direpresentasikan dengan matriks MR yang juga simetriks,
M R = ( M R ) . Demikian pula, relasi yang non simetrik akan memiliki matriks representasi
T

yang juga tidak simetrik.

7. Relasi - 9

1 1 MR =

. .

. 1

1 0 MR = 1 1

0 1 0 0

1 0 0 1

1 0 1 1

1 1 MR = 1 1

1 1 1 1

0 0 0 0

0 0 0 0

matriks reps. relasi refleksi

matriks reps. relasi simetrik

matriks rep. rel. non-simetrik

Operasi Boolean join dan meet dapat digunakan untuk menentukan matriks representasi gabungan dan irisan dua buah relasi. Ingat bahwa untuk mendapatkan join dari dua matriks Boolean, kita menerapkan fungsi Boolean or ke semua elemen matriks yang bersesuaian, sedangkan untuk meet dua matriks Boolean, kita menerapkan fungsi Boolean and ke semua elemen yang bersesuaian.

Contoh 7.13: Misalkan relasi R dan S direpresentasikan oleh matriks-matriks


1 0 1 M R = 1 0 0 0 1 0

dan

1 0 1 M S = 0 1 1 1 0 0

Tentukan matriks representasi RS dan RS!

Jawab:
M RS 1 0 1 = M R M S = 1 1 1 1 1 0

dan

M RS

1 0 1 = M R M S = 0 0 0 0 0 0

Bagaimanakah dengan perkalian Boolean dari dua matriks Boolean? Misalkan A = [aij] matriks Boolean mk dan B = [bij] matriks Boolean kn. Maka perkalian Boolean dari A dan
B, dituliskan sebagai A o B , adalah matriks mn dimana elemen ke -(i,j) nya [cij], dimana cij = ( ai1 b1 j ) ( ai 2 b2 j ) ... ( aik bkj ) Dengan demikian, cij=1 jika dan hanya jika sedikitnya satu dari suku (ainbnj)=1 untuk suatu nilai n; dan cij = 0 jika sebaliknya.

7. Relasi - 10

Tinjau matriks Boolean M A = aij , M B = bij dan M C = cij yang merepresentasikan relasi A, B, dan C. Ingat, untuk M C = M A o M B kita punya cij=1 jika dan hanya jika

sedikitnya satu dari suku(ainbnj)=1 untuk suatu nilai n; dan cij = 0 jika sebaliknya. Dari sudut pandang relasi, ini berarti bahwa C mengandung sepasang (xi, zj) jika dan hanya jika ada elemen yn sedemikian hingga (xi, yn) adalah relasi didalam A dan (yn, zj) adalah relasi didalam B, sehingga C = B o A (komposit dari A dan B). Kita dapatkan aturan M Bo A = M A o M B Dengan kata lain, matriks representasi relasi komposit dari relasi A dan B adalah perkalian Boolean dari matriks representasi A dengan matriks representasi B. Dengan analogi, kita dapatkan matriks representasi relasi kuasa (power):
[ M Rn = M R ]
n

(Boolean power ke-n).

Contoh 7.14: Tentukan matriks representasi R2, dimana matriks representasi R adalah
0 1 0 M R = 0 1 1 1 0 0

Jawab: Matriks representasi R adalah:

M R2 = M R

[2]

0 1 1 = 1 1 1 0 1 0

Representasi Relasi dengan Graf Berarah


Definisi: Suatu graf berarah (directed graph/digraph atau digraf), terdiri dari himpunan

simpul (vertex/node) V bersama dengan himpunan pasangan berurut E dari anggota-anggota V yang disebut sebagai garis-hubung (edge/arc). Untuk sebuah garis-hubung (a,b), maka a disebut sebagai simpul awal (initial vertex) dan b disebut sebagai simpul akhir (terminal vertex).

7. Relasi - 11

Digraf dapat digambarkan dengan anak panah. Misalnya, (Contoh 7.15) untuk V={a, b, c, d}, dan E = { (a, b), (a, d), (b, b), (b, d), (c,a), (c, b), (d, b)}, maka digraph dapat digambarkan sebagai berikut.

Sisi yang berbentuk seperti (b, b) disebut sebagai loop.


d c

Jelas bahwa relasi R pada himpunan A dapat direpresentasikan dengan digraf, dimana A himpunan titik simpulnya dan semua pasangan (a, b)R sebagai garis-hubung-nya. Sebaliknya, sebarang digraf dengan simpul V dan sisi E dapat dinyatakan dengan relasi pada V yang mengandung semua pasangan didalam E. Korespondensi satu-ke-satu antara relasi dengan digraf berarti bahwa semua pernyataan mengenai relasi juga berlaku untuk digraf, dan demikian pula sebaliknya. Selanjutnya kita akan meninjau klosur (closure) dari sebuah relasi.

Klosur dari Relasi


Definisi: Misalkan R suatu relasi pada himpunan A. Relasi R bisa memiliki atau tidak

memiliki sifat P, yakni: refleksivitas, simetrisitas atau transitivitas. Jika ada suatu relasi S dengan sifat P yang mengandung R sedemikian hingga S himpunan bagian dari semua relasi dengan sifat P yang mengandung R, maka S disebut sebagai klosur dari R terhadap (sifat) P.

Berdasarkan definisi diatas, klosur dari suatu relasi terhadap suatu sifat tertentu (refleksif, simetrik atau transitif) bisa jadi tidak ada.

Contoh 7.16: Tentukan klosur refleksif dari relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3}.

7. Relasi - 12

Jawab: Kita tahu bahwa setiap relasi refleksif pada A harus mengandung (1, 1), (2, 2), and (3,3). Dengan menambahkan (2, 2) dan (3, 3) pada R, kita mendapatkan relasi refleksif pada S yang diberikan oleh S = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (3, 2), (3, 3)}. Relasi S bersifat refleksif, mengandung R dan dikandung dalam setiap relasi refleksif yang mengandung R, maka S adalah klosur refleksif dari R.

Contoh 7.17: Tentukan klosur simetrik dari relasi R={(a, b) | a > b} pada himpunan bilangan bulat positif.

Jawab: Klosur simetrik dari R diberikan oleh RR-1 = {(a, b) | a > b} {(a, b) | a > b} = {(a, b) | a b}

Contoh 7.17: Tentukan klosur transitif dari relasi R = {(1, 3), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3, 4}.

Jawab: R akan bersifat transitif jika untuk semua pasangan (a, b) dan (b, c) didalam R, ada pula pasangan (a, c) didalam R. Jika kita menambahkan pasangan yang hilang dari R, yakni (1, 2), (2, 3), (2, 4), dan (3, 1), R belum akan menjadi transitif karena relasi yg diperluas dari R ini mengandung (3, 1) dan (1, 4), tetapi tidak mengandung (3, 4). Dengan menambahkan anggota baru ke R, kita juga menambahkan persyaratan baru untuk sifat ke-transitif-annya. Untuk mengatasi permasalahan ini, terlebih dahulu kita harus melihat lintasan didalam digraf.

Tinjau suatu relasi R yang merepresentasikan pasangan nama stasiun KA pad semua jalur kereta api. Misalnya, jika (Jakarta, Bandung) anggota R, maka ada jalur kereta langsung dari Jakarta ke Bandung. Jika R mengandung (Jakarta, Bandung) dan (Bandung, Tasikmalaya), maka kita mengerti akan adanya jalur tak langsung dari Jakarta ke Tasikmalaya. Keberadaan jalur tak langsung ini tidak memungkinkan kita menentukan kota apa saja yang dihubungkan dengan jalur kereta api kalau hanya melihat R. Klosur transitif dari R mengandung tepat pasangan-pasangan kota yang terhubung baik yang langsung maupun yang tidak langsung.

Definisi. Lintasan dari a ke b didalam digraf G adalah deretan dari satu atau lebih garis

hubung (x0, x1), (x1, x2), (x2, x3), , (xn-1, xn) didalam G, dimana x0 = a dan xn = b.

7. Relasi - 13

Dengan kata lain, suatu lintasan adalah deretan garis hubung dimana simpul akhir dari suatu sisi sama dengan simpul awal dari sisi berikutnya didalam lintasan. Lintasan ini dituliskan sebagai x0, x1, x2, x3, , xn dan memiliki panjang n. Lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama disebut sebagai sirkit (circuit) atau siklus (cycle). Sebagai contoh, perhatikan digraf berikut ini (seperti pada contoh di depan).

Dalam digraf tsb


d c

c, a, b, d, b adalah suatu lintasan. d, b, b, b, d, b, d adalah suatu siklus Tidak ada silus yang mengandung c

Dengan adanya korespondensi satu-ke-satu antara graf dengan relasi, kita bisa menerapkan definisi dari lintasan didalam graf kedalam relasi.

Definisi. Akan ada suatu lintasan dari a ke b didalam relasi R, jika ada deretan elemen a, x1,

x2, , xn-1, b dengan (a, x1)R, (x1, x2)R, , dan (xn-1, b)R.

Teorema. Misalkan R suatu relasi pada himpunan A. Lintasan dari a ke b ada jika dan hanya

jika (a, b)Rn.

Berdasarkan contoh lintasan kereta api terdahulu, klosur transitif suatu relasi terdiri dari pasangan simpul pada digraf bersagkutan yang dihubungkan dengan suatu lintasan.

Definisi. Misalkan R relasi pada A. Relasi konektivitas R* terdiri atas pasangan (a, b)

sedemikian hingga ada lintasan antara a dan b didalam R.

7. Relasi - 14

Kita tahu bahwa Rn terdiri atas pasangan (a, b) sedemikian hingga a dan b dihubungkan oleh lintasan dengan panjang n. Oleh karena itu, R* adalah gabungan dari Rn untuk semua bilangan positif n: R* = U R n = R1 R 2 R 3 ... .
n =1

Teorema. Klosur transitif dari relasi R sama dengan konektivitas dari relasi R*.

Lemma. Misalkan A suatu himpunan dengan n anggota dan misalkan R adalah suatu relasi

didalam A. Jika ada lintasan dari a ke b didalam R, maka ada lintasan yang panjangnya tidak melebihi n. Selanjutnya, jika a b dan ada lintasan dari a ke b didalam R, maka ada lintasan yang panjangnya tidak melebihi (n-1). Lemma ini didasarkan pada pengamatan bahwa, jika suatu lintasan dari a ke b melewati sebarang simpul lebih dari sekali, maka akan ada sedikitnya satu buah siklus. Siklus ini bisa dihilangkan dari lintasan, dan lintasan hasilnya masih menghubungkan a dengan b.

Torema. Untuk relasi R pada himpunan A dengan n anggota, klosur transitif R* diberikan

oleh R* = R R 2 R 3 ... R n , atau jika dinyatakan sebagai matriks relasi akan berbentuk
[ [ M R* = M R M R ] ... M R ] .
2 n

Pemecahan dari Contoh 7.17 dapat ditentukan dengan mencari klosur transitif dari relasi R = {(1, 3), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3, 4}. R dapat direpresentasikan dengan matriks MR dan pemecahan dengan teorema diatas menghasilkan: 0 1 MR = 0 0 1 0 0 0 [2] MR = 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 [3] MR = 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0

0 0 1 0 0 1 = 0 0

1 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0

0 1 0 0

0 1 0 0

0 0 1 0

[4] MR

1 1 1 0 [2] [3] [4] M R* = M R M R M R M R = 1 0 0 0

7. Relasi - 15

Sehingga klosur transitif dari relasi R = {(1, 3), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3, 4} adalah relasi {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4)}

Relasi Setara
Relasi setara (equivalence relations) dipakai untuk merelasikan objek-objek yang memiliki keserupaan.

Definisi. Suatu relasi pada himpunan A disebut relasi yang setara jika relasi tersebut bersifat

refleksif, simetrik dan transitif.

Dua elemen yang direlasikan dengan relasi setara R disebut sebagai elemen-elemen yang setara (equivalent). Akbiat definisi diatas, maka Karena R simetrik, a setara dengan b jika b setara dengan a. Karena R refleksif, setiap elemen setara dengan dirinya sendiri. Karena R transitif, jika a setara dengan b dan b setara dengan c, maka a setara dengan c. Jelas bahwa ketiga sifat ini perlu untuk definisi kesetaraan.

Contoh 7.18: Misalkan R suatu relasi pada himpunan string yang terdiri dari kata-kata dalam bahasa Indonesia sedemikian hingga aRb jika dan hanya jika l(a)=l(b), dimana l(x) menyatakan panjang dari string x. Apakah R relasi setara?

Jawab: R refleksif, karena l(a)=l(a) dan akibatnya aRa untuk sebarang string a. R simetrik, karena jika l(a)=l(b) maka l(b)=l(a), sehingga, jika aRb maka bRa. R transitif, karena jika l(a)=l(b) dan l(b)=l(c), maka l(a)=l(c), sehingga aRb dan bRc berimplikasi aRc. Jadi jelas bahwa R adalah relasi setara.

Definisi. Misalkan R relasi setara pada himpunan A. Himpunan semua elemen yang

direlasikan ke elemen a dari himpunan A disebut kelas setara (equivalence class) dari a.

7. Relasi - 16

Kelas setara dari a terhadap R dituliskan sebagai [a]R. Jika hanya ada satu buah relasi, kita boleh menghapus subscript R dan menuliskan [a] saja untuk menyatakan kelas setara. Jika b[a]R, b disebut sebagai representatif dari kelas setara ini.

Contoh 7.19: Pada contoh string identik, apakah kelas setara dari kata tikus yang dituliskan sebagai [tikus]?

Jawab: [tikus] adalah himpunan semua kata didalam bahasa Indonesa yang terdiri dari lima buah huruf. Dengan demikian, cicak adalah representatif dari kelas setara ini.

Teorema. Misalkan R relasi setara pada himpunan A. Pernyataan-pernyataan berikut adalah

ekivalen (i) (ii) (iii) aRb [a] = [b] [a][b]

Definisi. Suatu partisi dari himpunan S adalah sekumpulan dari himpunan bagian tak

beririsan yang tidak kosong dari S, dengan S sebagai himpunan gabungannya. Dengan kata lain, sekumpulan dari himpunan bagian Ai, iI, membentuk partisi dari S jika dan hanya jika (i) (ii) (iii) Ai untuk iI Ai Aj = , jika i j

UA =S
i iI

Contoh 7.20: Misalkan S himpunan {u, m, b, r, o, c, k, s}. Apakah sekumpulan himpunanhimpunan berikut ini merupakan partisi dari S? {{m, o, c, k}, {r, u, b, s}} YA, ini adalah partisi dari S {{c, o, m, b}, {u, s}, {r}} TIDAK, karena tidak mengandung k {{u, m, b, r, o, c, k, s}} YA, ini adalah partisi dari S {{b, o, o, k}, {r, u, m}, {c, s}}YA, ini adalah partisi dari S dan {b,o,o,k}={b,o,k} {{u, m, b}, {r, o, c, k, s}, } TIDAK, karena tidak boleh mengandung

7. Relasi - 17

Teorema. Misalkan R relasi setara pada himpunan S. Maka kelas setara setara dari R

membentuk partisi dari S. Sebaliknya, untuk partisi {Ai | iI} dari himpunan S, akan terdapat relasi setara R dengan himpunan-himpunan Ai, iI, sebagai kelas setaranya.

Contoh 7.21: Misalkan Franki, Susi dan Gunawan tinggal di Bandung, Stefani dan Maman tinggal di Lamongan dan Juni tinggal di Surabaya. Misalkan R relasi ekivalen {(a, b) | a dan b tinggal di kota yang sama} pada himpunan P = {Franki, Susi, Gunawan, Stefani, Maman, Juni}. Maka R = { (Franki, Franki), (Franki, Susi), (Franki, Gunawan), (Susi, Franki), (Susi, Susi), (Susi, Gunawan), (Gunawan, Franki), (Gunawan, Susi), (Gunawan, Gunawan), (Stefani, Stefani), (Stefani, Maman), (Maman, Stefani), (Maman, Maman), (Juni, Juni) }.

Maka kelas setara dari R adalah: {{Franki, Susi, Gunawan}, {Stefani, Maman}, {Juni}}. Ini adalah partisi dari P. Kelas setara dari sebarang relasi setara R pada himpunan S membentuk partisi S, sebab setiap anggota S termasuk kedalam tepat satu dari kelas setara. Contoh 7.2.2: Misalkan R relasi {(a, b) | a b (mod 3)} pada Z (himpunan bilangan bulat).

Apakah R relasi setara? Ya, karena R bersifat refleksif, simetrik, dan transitif. Apakah kelas setara dari R ? {{, -6, -3, 0, 3, 6, }, {, -5, -2, 1, 4, 7, }, {, -4, -1, 2, 5, 8, }}

Pengurutan Parsial
Kadang-kadang suatu relasi tidak menyatakan kesamaan dari anggota di dalam suatu himpunan, tetapi mendefinisikan urutan (order)-nya.

Definisi. Suatu relasi R pada himpunan S disebut pengurutan parsial (partial ordering) atau

urutan parsial (partial order) jika relasi ini bersifat: refleksif, anti-simetrik, dan transitif.

7. Relasi - 18

Dalam hal ini himpunan S bersama dengan pengurutan parsial R-nya disebut sebagai himpunan yang terurut parsial (partially ordered set) atau poset, dan dituliskan sebagai (S, R).

Contoh 7.22:

Tinjau relasi lebih dari atau sama dengan dinyatakan sebagai

(didefinisikan sebagai {(a, b) | a b}). Apakah relasi suatu pengurutan parsial pada Z? Jawab: Berikut ini analisisnya : bersifat refleksif, sebab a a untuk sebarang aZ. bersifat antisimetrik, sebab jika a b, maka a b b a adalah salah. bersifat transitif, sebab jika a b dan b c, maka a c

Akibatnya, (Z, ) adalah poset. Contoh 7.23: Apakah relasi inklusi merupakan pengurutan parsial pada himpunan kuasa (power set) dari himpunan S, yakni P(S)? Jawab: bersifat refleksif, sebab A A untuk sebarang himpunan A. bersifat antisimetrik, sebab jika A B, maka A B B A adalah salah. bersifat transitif, sebab jika A B dan B C, maka A C.

Akibatnya, (P(S), ) adalah poset. Pada poset, notasi a b menyatakan bahwa (a, b)R. Perhatikan bahwa lambang dipakai untuk menyatakan sebarang relasi dalam suatu poset, tidak hanya relasi kurang dari atau sama dengan. Notasi a < b menyatakan bahwa a b, tetapi a b. Jika a < b kita katakan a kurang dari b atau b lebih dari a. Untuk dua elemen a dan b dari poset (S, ), mungkin saja relasi a b maupun b a tidak berlaku. Contoh 7.24: Dalam (P(Z), ), {1, 2} tidak ber-relasi dengan {1, 3}, dan begitu pula sebaliknya, karena yang satu tidak terkandung didalam yang lainnya.
Definisi. Elemen a dan b dari poset (S, ) disebut dapat-dibandingkan (comparable) jika atau

a b atau b a.

7. Relasi - 19

Jika a dan b elemen dari S sedemikian hingga, baik a b maupun b a tidak berlaku, maka a dan b disebut tidak-dapat-dibandingkan (incomparable). Untuk beberapa aplikasi, kita memerlukan semua anggota himpunan yang bersifa dapat-dibandingkan. Misalnya, jika kita ingin menulis suatu kamus, semua kata-kata perlu diurutkan secara alfabetis.

Definisi: Jika (S,) adalah poset dan setiap dua anggota dari S dapat-dibandingkan, S disebut

sebagai terurut total (totally ordered) atau himpunan yang terurut linier (linearly ordered set) dan disebut urutan-total (total order) atau urutan-linier (linear order). Himpunan yang terurut total disebut juga sebagai rantai (chain).

Contoh .7.25: Apakah (Z,) suatu poset yang terurut total? Jawab: Ya, sebab untuk semua (pasangan) bilangan bulat a dan b berlaku a b atau b a. Contoh 7.26: Apakah (Z+,|) poset terurut total? Jawab: Tidak, sebab poset tersebut mengandung elemen yang tidak-dapat-dibandingkan seperti 5 dan 7.

Pengurutan Leksikografik
Bagimanakah cara mendefinisikan pengurutan leksikografik pada himpunan kata-kata di dalam suatu bahasa (misalnya Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dst)? Pengurutan leksikografik adalah kasus khusus dari pengurutan string pada suatu dibentuk dari pengurutan parsial pada himpunan tersebut. Kita sudah memiliki sistem pengurutan huruf (seperti a b, b c, ), dan berdasarkan hal ini kita akan menurunkan pengurutan string. Kita akan melihat kasus umum, yaitu, bagaimana proses pembentukan itu bekerja pada sebarang poset. himpunan yang

Langkah pertama: Bentuk pengurutan parsial pada hasil kali Kartesian dari dua poset

(A1,1) dan (A2,2): (a1, a2) < (b1,b2) jika (a1<1 b1) [(a1= b1) (a2<2 b2)] (a1, a2) (b1, b2) jika (a1<1 b1) [(a1= b1) (a22 b2)]

7. Relasi - 20

Ilustrasi: di dalam poset (ZZ,), maka (5,5) < (6, 4) adalah benar (6, 5) < (6, 4) adalah salah (3, 3) < (3, 3) juga salah

Langkah kedua: Perluas definisi pada perkalian Kartesian dari n poset (A1, 1), (A2, 2), ,

(An, n), yakni

( a1 , a2 ,..., an ) < ( b1 , b2 ,..., bn ) jika ( a1 <1 b1 ) i > 0 ( a1 = b1 , a2 = b2 ,..., ai = bi , ai +1 <i +1 bi +1 )


Ilustrasi: Apakah (1, 1, 1, 2, 1) < (1, 1, 1, 1, 2)? Tidak. Apakah (1, 1, 1, 1, 1) < (1, 1, 1, 1, 2)? Ya.

Langkah akhir: Definisikan pengurutan leksikografik dari string.

Tinjau string a1a2 ... am dan b1b2 ... bm pada himpunan poset S. Misalkan t minimum dari m dan n. Definisi dari pengurutan leksikografik adalah bahwa string a1a2 ... am kurang dari b1b2 ... bm jika dan hanya jika

( a1a2 ... at ) < ( b1b2 ... bt ) ( a1a2 ... at ) = ( b1b2 ... bt ) m < n .
Contoh 7.27: Jika konsep pengurutan leksikografik diterapkan pada bhs Inggris maka

discreet < discrete, karena pada posisi ke-7, e < t. discreetness < discreet adalah salah, karena discreet adalah prefiks dari discreetness. discrete < discretion, karena pada posisi ke-8, e < i.

7. Relasi - 21

You might also like