You are on page 1of 3

FADILAH PUASA "Hai orang-orang beriman!

Puasa diwajibkan atasmu sebagaimana telah diwajibkan a tas orang-orang sebelummu, agar kamu menjadi orang yang bertakwa. (Menjalankannya) dalam beberapa hari tertentu, tapi jika salah seorang di antara mu sakit atau dalam perjalanan, maka (diwajibkan atasnya mengganti) sebanyak har i yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan bagi mereka yang kesusahan men jalankannya (semisal, karena lanjut usia), maka diwajibkan memberi makan seorang miskin (membayar fidyah, tebusan). Namun, barangsiapa yang dengan rela mengerja kan kebaikan, maka hal ini lebih baik baginya. Dan berpuasa itu lebih baik bagim u jika kamu mengetahui. Bulan Ramadan yang pada bulan itu diturunkan al-Qur`an, sebuah petunjuk bagi man usia dan bukti-bukti nyata bagi petunjuk itu serta standar ukuran (untuk membeda kan yang benar dan yang salah). Maka, barangsiapa di antaramu menyaksikan (bulan sabit sebagai tanda malam pertama) bulan Ramadan (di tempat tinggalnya), harusl ah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (sehi ngga meninggalkan puasa), maka (diwajibkan atasnya mengganti puasa) sebanyak har i-hari (yang ditinggalkan) pada hari-hari yang lain (hari-hari selain bulan Rama dan). Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan Dia tak menghendaki kesukaran bagi mu. (Dia ingin) agar kamu menyempurnakan jumlah yang sama (jumlah hari pada bula n Ramadan), dan agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberi kan kepadamu, dan agar kamu berterima kasih" (Q., s. al-Baqarah/2: 183-185). Al-Bukhr dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis Qudsi dari Ab Hurairah yang artinya " Setiap kebaikan diganjar dengan sepuluh sampai tujuh ratus kebaikan serupa, kecu ali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan mengganjarnya." Jelas, pahala puasa tak terhenti pada suatu batas. Pahalanya melebihi standar hi tungan dan taksiran. Puasa merupakan indikasi keikhlasan terbesar. Puasa juga me rupakan manifestasi ketabahan dan kesabaran. Allah berfirman: "Hanya orang-orang penyabarlah yang akan mendapatkan pahala sepenuhnya, tiada terhitung" (Q., s. a l-Zumar/39: 10). Keduanya juga meriwayatkan hadis senada, masih dari Ab Hurairah, dari Rasulullah saw., beliau bersabda: "Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggamannya, sungguh! Bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada harumny a parfum misk. Allah Yang Maha Agung berfirman: 'Sesungguhnya orang yang puasa m eninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya karena-Ku, maka puasanya adalah untuk -Ku dan Aku-lah yang akan mengganjarnya'." Bukti terkuat atas keutamaan puasa adalah bau busuk mulut orang yang berpuasa. B au busuk ini terjadi karena perubahan yang disebabkan puasa dan meninggalkan mak an. Tiada lagi bau harum, tak ada rasa sedap yang tersisa, bahkan bau mulut yang ole h kebiasaan tak disukai, hal itu di sisi Allah lebih harum dan lebih baik. Itu a dalah bau yang paling harum dari orang berpuasa, lebih harum dibanding bau parfu m misk yang biasa dipakai manusia. Al-Bukhr juga meriwayatkan sebuah hadis dari Mlik, dari Ab Zand, dari al-A'raj, dari Ab Hurairah ra., dari Rasulullah saw.: "Puasa adalah benteng. Jika salah seorang di antaramu berpuasa, maka jangan berkata-kata kotor-yaitu jangan mengatakan uca pan yang tak sepantasnya diucapkan (karena tak senonoh atau jorok), dan jangan b erlaku bodoh, seperti berbuat gaduh, takabur, arogan, dan congkak-dan jika seseo rang memusuhinya atau mengejeknya, maka katakanlah: 'Sesungguhnya saya puasa. Se sungguhnya saya puasa'." Maksud ungkapan "puasa adalah benteng" berarti: puasa merupakan pelindung dan pe njaga dari kemaksiatan dan dari siksaan di hari Akhir.

Dari al-Ahnaf ibn Qays, dikatakan kepadanya: "Engkau sudah tua renta dan puasa a kan membuatmu lemah". Al-Ahnaf menjawab: "Saya menyiapkannya untuk perjalanan ya ng panjang; bersabar dalam ketaatan kepada Allah swt. lebih ringan dari pada ber sabar atas siksa-Nya." Kedudukan dan Keutamaan Puasa dalam Agama dan Kehidupan Puasa termasuk salah satu ajaran terpenting Islam. Rasulullah saw. menegaskan ba hwa puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang menjadi pilar agama in i. Nabi saw. bersabda: "Islam dibangun di atas lima pilar: Kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, membayar z akat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu menempuh perjalananny a". Karena pentingnya puasa, tingginya kedudukan, dan besarnya manfaat bagi jasmani dan mental itulah Allah mewajibkan puasa kepada manusia melalui ajaran Islam. Ju ga, melalui ajaran-ajaran samawi terdahulu, sebelum Islam. Sebagaimana firman Al lah 'Azza wa Jalla: "Hai orang-orang beriman! Puasa diwajibkan atasmu sebagaimana telah diwajibkan a tas orang-orang sebelummu, agar kamu menjadi orang yang bertakwa" (QS. al-Baqara h/2: 183). Puasa merupakan penyucian jiwa, peninggian spirit; mengajarkan kepada manusia ba gaimana mengangkat diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi peru t; makan dan minum, mengajarkan kepada manusia bagaimana meninggikan diri mereka sampai ke derajat para malaikat yang menjadikan kedekatan kepada Allah, ibadah, dan takwa kepada-Nya sebagai makanan bagi ruh mereka. Puasa mendidik untuk memb iasakan sifat sabar, mengekang hawa nafsu, membiasakan untuk menanggung beban be rat, dan tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Puasa menumbuhkan keutamaan sifat amanah dan ikhlas dalam berbuat; beribadah han ya karena Allah, bukan karena mengharapkan pujian dan mencari muka. Puasa merupakan penjernihan jiwa dari noda-noda dunia dan godaan-godaannya; puas a merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah dunia. Se hingga, melimpahnya materi tak akan mendominasi dan menguasai perilaku manusia d alam kehidupan ini. Bahkan perilaku terpuji dan daya spiritual luhurlah yang aka n mendominasi kehidupan ini. Dengan hal itu, terwujud lah persaudaraan dan kecin taan manusia, juga terealisasi kerjasama antara individu dan masyarakat-suatu ha l yang tak ditemukan pada kehidupan materialistis yang didengungkan bangsa-bangs a dunia saat ini, karena pengenyampingannya terhadap sisi spiritual-dan darinya lah diperoleh kemauan untuk hidup damai, aman, saling kerjasama dan mencinta. Inilah spiritual tinggi, dan inilah kebijaksanaan-kebijakasanaan yang mengagumka n. Itulah sebagian keistimewaan dan buah puasa. Hal ini telah tunjukkan oleh alQur`an dalam ayat puasa dengan firman-Nya: "... agar kamu menjadi orang yang ber takwa" (QS. al-Baqarah/2:183). Nabi saw juga menunjukkan hal senada dalam sabdan ya: "Puasa adalah benteng". Puasa membangkitkan kekuatan hati, ketakwaan hati, j uga ketundukan kepada Allah semata. Puasa memadamkan beban-beban jiwa, semisal d engki, dendam, egois, angkuh dan sombong, dan menjaga jiwa dari tergelincir bers ama hawa nafsu, dari kecenderungan memaksa dan sewenang-wenang, juga melindungi jiwa dari kekejian, tindakan amoral dan asusila. Benar, puasa adalah sebaik-baik pendidik bagi manusia melalui hati yang jernih d an ikhlas dalam berbuat, juga melalui kesungguhan, kemantapan dan kuatnya niat. Keutamaan-keutamaan ini, semuanya adalah sumber kebaikan dan dasar dari sifat-si fat terpuji. Seseorang yang mengekang dirinya sepanjang hari dari kebiasaan-kebiasaannya, sep

erti makan dan minum, dan dari keinginan-keinginan syahwat-seperti kenikmatan ya ng dihalalkan oleh Allah pada saat-saat selain puasa-, maka barangsiapa mengekan g dirinya dari hal-hal halal semacam ini karena ketaatan kepada Allah, mematuhi hukum-hukum Allah, dan bermaksud untuk memperoleh ridha-Nya, tak syak lagi, ia a kan mampu menahan dirinya dari hal-hal yang haram. Juga akan mampu menahan dirin ya dari segala sesuatu yang dimurkai Allah. Begitu pula perilakunya dalam masyarakat dan hubungannya dengan orang lain akan dijalani dengan penuh kejujuran, amanat, mentaati kesepakatan, menepati janji, t ak berdusta dan tak suka bertengkar. Ia juga tak akan menipu, dan tiada berkhian at. Bahkan atas nama agama dan kehormatannya ia akan menjauhkan diri dari segala bentuk kemungkaran dan perilaku kotor, juga segala sesuatu yang dapat menghilan gkan kehormatan, kemulian, dan keluhuran cita-citanya. Inilah manfaat-manfaat puasa bagi manusia dengan kesehatan tubuh dan jasad merek a. Puasa baginya adalah pemelihara, penjaga kekuatan, pembersih organ-organ tubu h dari pengaruh cairan-cairan yang berbahaya-diungkapkan oleh paramedis bahwa ad a cairan-cairan di dalam tubuh yang dapat menyebabkan kelainan dan penyakit. (Oleh: Syaikh 'Abd-u 'l-Rahmn Tj, Syaikh-u 'l-Azhar terdahulu, dikutip dari artike l di Majalah al-Azhar, edisi Ramadan Tahun 1376 H/Alih bahasa: Shocheh Ha.)

You might also like