You are on page 1of 28

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

1. Problematika Dalam Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Karomah a. Hasil Interview / Wawancara Interview adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut Intervieuwer, sedangkan orang yang diwawancara disebut Interviewee. Adapun kegunaan Interview (wawancara) adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan data b. Sebagai pelengkap tehknik pengumpulan data lainnya. c. Penguji hasil pengumpulan data lainnya.1 Adapun hasil wawancara dengan para pengurus Pondok Pesantren Nurul Karomah sebagai interviewee sebagai berikut : 1.Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Karomah Sebelum peneliti paparkan tentang hasil penelitian tentang problema di pondok pesantren, sekilas akan kami singgung tentang biodata pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Karomah. KH. Abd. Fattah Ahmad Faqih, lahir di Bangkalan, 31 Maret 1961 M. beliau di karunia tiga orang istri yaitu Nyai Hj. Mislihah, nyai Hj. Zumairah
1

(Usman & Akbar, 1996 : 58).

89

dan Nyai Siti Nurhayati, yang masing- masing mempunyai beberapa putra dan putri. Pendidikan dasar dimulai dari bangku dasar SDN Tlagah Banyu Ajeh Tanah Merah Laok Bangkalan, setelah tamat menimba pendidikan dibangku dasar kemudian baliau maneruskan jenjang pendidikannya ke MTs (Madrasah Tsanawiyah) Sidogiri dan menyelesaikan pendidikannya disana (Sidogiri) dengan pendidikan MA (Madrasah Aliyah Sidogiri) pada tahun 1983 M. pendidikan madrasah beliau peroleh di pagi hari sedangkan sore harinya beliau pergunakan menimba ilmu pengetahuan di pondok pesantren tentang ilmu keagamaan, disana beliau banyak ngaji tentang kitab-kitab klasik, diantranya Fathul Qarib, Sullam, Ianatuthalibin, Ibnu Aqil, dan lain- lain sebagainya. Setelah beliau menyelesaikan sekolahnya di pondok pesantren Sidogiri, kemudian beliau lanjutkan pendidikan terakhirnya dengan memperdalam ilmu tentang kitab-kitab klasik ke timur tengah tepatnya ke Sayid Ismail Arabia, disana beliau memperdalam pendidikan tentang kitabkitab klasik pada tahun 1983-1990, dan akhirnya beliau kembali ke Indonesia untuk mendirikan Pondok Pesantren Nurul Karomah. Berbagai macam problematika yang dihadapi oleh pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Karomah, itulah yang diungkapkan KH. Abd Fatah Afaq, akan tetapi permasalahan dalam menjadikan pondok

90

pesantren ini modern, para pengurus harus menghadapinya dengan tegar, sabar, dengan memohon petunjuk kepada Allah SWT. 2 Adapun yang paling dirasakan beliau dalam perkembangan pesantren adalah faktor ekonomi karena dalam tahap pertumbuhannya,

perbendaharaannya lebih optimal dan didominasi dari dana pribadi, walau secara terstruktur perbendaharaannya banyak hasil para donatur luar, koperasi, zakat mal, pertanian, maupun hasil dari bisnis yang lain seperti pabrik tempe, dan pertambangan. Berbagai kegiatan atau program yang masih belum terlaksana dikarenakan keterbatasan dana, sampai sekarang masih menjadi kendala untuk pembangunan dan terlaksananya program pendirian Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan perguruan tinggi, karena sudah waktunnya perguruan tinggi harus didirikan di Pondok Pesantren Nurul Karomah, demikian pemaparan pengasuh sekaligus pendiri pondok pesantren tersebut setelah kami wawancarai. 2. Pembina Pondok Pesantren Nurul Karomah Drs.H.M.Tohir. A.Rahman. M.M, lahir di B angkalan pada tanggal 10 Januari 1966 M. beliau menikah dengan adik dari KH. Abd fattah Ahmad Faqih yaitu Nyai. Hj. Karimah pada tanggal 10 April 1991, dan sekarang sudah dikaruniai empat seorang putra dan satu seorang putri.

Hasil wawancara dengan KH Abd Fatah Afaq, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Karomah pada hari senen, Tanggal 17 September 2007.

91

Pendidikan dasar, beliau peroleh di bangku MI (Madrasah Ibtidaiyah) Kanzul Ulum Langkap Burneh Bangkalan, dan melanjutkan pendidikannya ke MTs Darul Hikmah Langkap Burneh Bangkalan, dan menamatkan pendidikannya disana dengan memperoleh sertifikat MA pada tahun 1987. adapun pendidikan akhir beliau peroleh di IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1991, dan meraih gelar Megister Manajemen (MM) pada tahun 2008. Semasa di bangku kuliah beliau pernah menjabat sebagai sekretaris PAC IPNU-IPPNU Langkap Burneh dan menjabat sebagai Khatib Syuriyah PCNU pada tahun 2002-2007. dikampusnya beliau pernah mendirikan Orkes Gambus yang diberi nama Ranum. Sedang di luar kampus

beliau mendirikan TPQ Nurul Maarif Simo Mulyo Surabaya, di sana beliau juga menjabat sebagai Seksi Kordinator Pendidikan Masjid Nurul Rahmah Surabaya, salah satu tamir di Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, dan mulai menjadi Khatib Keliling di Surabaya. Adapun karya-karyanya dalam bidang tulisan semasa kuliahnya ada 32 karangannya diantaranya adalah terjemah nahwu Imriti, jadwal sorof , Faroid, terjemah DibaI, dan lain- lain. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kordinator Radio SEGARA dan AMANNA pada tahun 1996-2001 di Kab.Bangkalan. sedangkan pada tahun 2000-2003 beliau menjabat sebagai Kordinator Kepala Sekolah MTs

92

di Kab Bangkalan. Dan menjadi wakil ketua PCNU angkatan 2007-2012 disana. Problematika kependidikan di Pondok Pesantren Nurul Karomah secara universal di terima oleh Drs M Tohir Abd Rahman MM. selaku pembina Pondok Pesantren Nurul Karomah, kemudian diagendakan dalam forum rapat bulanan untuk dipecahkan solusinya dari setiap permasalahan yang selama ini ada. Banyak permasalahan atau problem yang telah dipecahkan demi perkembangan Pondok Pesantren Nurul Karomah, beliau memaparkan sebuah permasalahan yang pernah dialami yaitu persaingan dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga sekitar, sebagai contoh hilangnya harga diri lembaga pendidikan Pondok Pesantren Nurul Karomah karena di mata Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Paterongan I, dikatakan bahwa Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah lembaga yang tidak berkualitas dan mutu kelulusannya pun tidak dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Akan tetapi dalam waktu dekat hal tersebut dapat di selesaikan. Beliau juga mengulas tentang metode kepemimpinan antara beliau yaitu Drs.M.Tohir.Abd Rahman.M.M, dengan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Karomah yakni KH Abd Fatah Afaq, dengan latar belakang yang berbeda atau pendidikan mereka yang identik berbeda pula, mempunyai

93

perbedaan metode kepemimpinan yang berbeda begitu juga kebijakankebijakan mereka. 3. Sekretaris Pondok Pesantren Nurul Karomah H. Hamim Ahmad Faqih, selaku sekretaris Pondok Pesantren Nurul Karomah mengungkapkan tugasnya dalam mengakses semua hal yang terjadi di Pondok Pesantren Nurul Karomah sampai saat ini tiada masalah yang dihadapi, dengan baik tugas-tugasnya dapat tertangani. Walau demikian bukan berarti tidak adanya faktor kesulitan yang menghambat tugasnya akan tetapi dengan permasalahn kecil yang dihadapi tidak pernah ia keluhkan bahkan dengan ketegaran dan kesabarannya hal kecil itu cepat tertangani. 4. Bendahara Pondok Pesantren Nurul Karomah Perbendaharaan Pondok Pesantren Nurul Karomah sejak berdirinya sampai saat ini masih di percayakan kepada Hj. Muslihah Abdullah Faqih untuk menertibkan in-put dan out-put keuangan pondok, beliau

mengutarakan selama ini pendanaan pondok pesantren banyak menjumpai kenaikan dan penurunan yang signifikan buktinya pada awal

perkembangannya perbendaharaan menurun dengan drastis akan tetapi dapat dibenahi oleh pengasuh dan pengurus Pondok Pesantren Nurul Karomah. Setelah kami wawancarai tentang faktor penghambat dalam

mengkordinir pembendaharaan Pondok Pesantren Nurul Karomah, beliau

94

menjawab dimasa sekarang sangat sulit sekali menbendaharakan atau membelanjakakn dana pondok pesantren yang sedikit dengan hasil yang melimpah, sedangkan kebutuhan pondok pesantren per-bulannya berkisar antara 2-3 juta, terhitung mulai kebutuhan lampu, pembersihan pondok, transportasi, air dan lain- lain. 5. Pembantu Pondok Pesantren Nurul Karomah Adapun pembantu I Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah H. Sirojuddin Ahmad Faqih, sedangkan Pembantu II adalah Hj. Imroatul Karimah, mereka banyak memberikan asumsi tentang perkembangan pondok pesantren dan banyak memberikan pemecahan-pemecahan

permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan ini. Pandangan mereka tentang Haflatul Imtihan (hari ulang tahun berdirinya Pondok Pesantren Nurul Karomah) yang diadakan setiap tahun sekali, akan lebih menarik perhatian khalayak masyarakat jika diikutsertakan berbagai penampilan siswa yang berkompeten dari yang junior sampai yang senior di pondok pesantren seperti lomba cerdas cermat, lomba karaoke shalawat, dramatisasi, khutbah, dan lain sebagainya. hal itu akan menambah minat masyarakat mengantarkan putra-putrinya menimba ilmu pengetahuan di Pondok Pesantren Nurul Karomah. Ungkapan mereka tentang berbagai hal yang menghambat

perkembangan pesantren adalah lemahnya santri atau siswa menangkap atau menyerap pengetahuan umum atau ilmu sosial, hal ini dikarenakan

95

situasi dan kondisi kultur budaya Madura yang secara universal buta dengan dunia modern dan mengikuti adat kaum priyai, sehingga kepercayaan dan keyakinan serta kebhaktian terhadap seorang pimpinan masih sangat kental. 6. Kordinator Kesantrian Pondok Pesantren Nurul Karomah Selain Samsul Arifin ZA selaku kordinator kesantrian pondok pesantren, baliau juga membentuk seksi-seksi baik putra maupun putri untuk menertibkan Pondok Pesantren Nurul Karomah, yaitu seksi kesekretariatan, seksi kebendaha raan, seksi keamanan, seksi keilmuan, seksi litbang, dan seksi kebersihan lingkungan. Siswa atau santri putra dan putri Pondok Pesantren Nurul Karomah selain berperan sebagai subyek pendidikan mereka juga mempunyai peran dan tanggung jawab atas perkembangan pondok pesantren utamanya bagi para senior yang menjabat sebagai kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Karomah. Para santri sangat percaya diri menjunjung nama baik Pondok Pesantren Nurul Karomah, terlihat dari keoptimisan mereka menjalankan tugas masing- masing seksi kepengurusan pondok pesantren, akan tetapi setiap kegiatan kepengurusan tidak pernah lepas dari pemantauan dan pengamatan pengasuh dan pembina pondok pesantren, Berbagai macam problema yang di hadapi kordinator kesantrian pondok pesantren mulai dari kenakalan santri, pelanggaran peraturan,

96

sampai pada ketidak disiplinan mereka, akan tetapi problema yang tersebut tidak sampai mempengaruhi terhadap kegiatan-kegiatan pondok pesantren. Dia juga mengungkapkan terbatasnya sarana dan prasarana Pondok Pesantren Nurul Karomah, karena dengan adanya sarana yang ada tidak mencukupi pelaksanaan pembelajaran dengan santri baik putra dan putri yang begitu banyak. Baik sarana maupun media pembelajaran ulasnya. 7. Kordinator Madrasah Pondok Pesantren Nurul Karomah Sepenuhnya manajemen madrasah di Pondok Pesantren Nurul Karomah diserahkan kepada Drs M Tohir Abd Rahman M.M selaku kordinator madrasah yang sekaligus menjabat sebagai pembina pondok pesantren tersebut, tentunya dengan berbagai macam kesepakatan dengan pengasuh Pondok Pesantren KH Abd Fatah Afaq selaku pimpinan utama. Madrasah yang di pimpin beliau berdiri di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Karomah, terorganisir dengan baik sesuai dengan ketentuan pendidikan Nasional, yakni Madrasah Aliyah Nur ul Karomah (MANK), Madrasah Tsanawiyah Nurul Karomah (MTsNK), Madrasah Ibtidaiyah Nurul Karomah (MINK), dan Taman Kanak-Kanak Nurul Karomah (TKNK). Adapun permasalahan atau problema yang dihadapi dalam

menumbuh-kembangkan madrasah yang ada di Pondok Pesantren Nurul Karomah ini sangat banyak dirasakan oleh beliau yaitu sarana dan prasarana, media pembelajaran, staf pengajar yang berprofesi di bidangnya,

97

persaingan dengan lembaga formal sekitar, ketentuan pemerintah tentang kebijakan pendidikan di Indonesia. Lembaga-lembaga yang berdiri di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Karomah ini tentu secara otomatis akan berpengaruh besar pada yayasan, perkembangan lembaga-lembaga juga perkembangan yayasan Pondok Pesantren Nurul Karomah namun begitu juga sebaliknya jika terjadi pemerosotan pada lembaga- lembaga formal tersebut juga akan berdampak yang negatif pada yayasan Pondok Pesantren Nurul Karomah. b. Hasil Dokumentasi Metode ini digunakan sebagai metode sekunder. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.3 Metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode ini lebih mudah dari pada metode yang lain. Dengan penggunaan metode dokumentasi ini penulis dapat memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya, dan dengan metode ini pula penulis dapat mengetahui deskripsi obyek Pondok Pesantren Nurul Karomah, adapun bentuk dokumentasi yang kami peroleh sebagai berikut : 1. Materi Pelajaran atau Sumber Belajar Adapun berbagai jenis materi atau meta pelajaran yang diajarkan di Pondok Pesantren Nurul Karomah terbagi dalam materi pelajaran klasik
3

( Riyanto, 2001 :

98

yaitu materi pelajaran yang berbentuk kitab kuning (kitab berbahasa Arab yang tak berharakat) kedua materi pelajaran umum, yaitu materi yang diberikan di MANK, MTsNK, MINK, dan TKNK. Adapun materi yang berbentuk kitab kuning adalah sebagai berikut: TABEL III DAFTAR KITAB YANG DI KAJI PONDOK PESNTREN NURUL KAROMAH NO KITAB 1 FIQH/USHUL FIQH JENIS KITAB FATHUL WAHHAB FATHUL QARIB FATHUL MUIN SULLAMULTAUFIQ MINHAJUL QAWIM SULLAMUL MUNAJAH SAFINAH ANNAJAH KIFAYATUL AKHYAR AL TAHZIB WA TARGHIB

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. RIYADUL BADIAH 11. BAHJATUL WASAIL 12. UQUDUL LUJAIN 13. AL MABADIUL FIQHIYAH 2 TAFSIR/ILMU TAFSIR v v v 3 HADITS/ILMU HADITS AL-QURANUL KARIM TAFSIR JALALAIN TAFSIR MUNIR

& BULUGHUL MARAM & RIYADUS SHALIHIN

99

& AL MAJALISUL SANIYAH & AL-JAMIUL SHAGHIR & RIYADUL BADIAH & ARBAIN NAWAWIYAH & JAWAHIRUL BUKHORI 4 NAHWU/SOROF 5 6 BALAGHAH AKIDAH/TASAWUF ? ? ? ? 7 AKHLAQ
q q q q q q q q q

AL FIYAH IBNU AQIL TUHFATUL WAHAB SYARKHUL IMRITI MUTAMMIMAH JURUMIYAH AL AMTSILATUL TASHRIFIYAH QAWAIDUL LUGHOH NASAIKHUL IBAD JAWAHIRUL BALAGHAH KIFAYATUL AWAM JAWAHIRUL KALAMIYAH KHARIDUL BAHIYAH JAUHARATUL TAUHID IHYA ULUMIL DIN BIDAYATUL HIDAYAH MINHAJUL ABIDIN NASHAIHUL IBAD TALIMUL MUTALLIM SYARHUL HIKAM AKHLAQ LIL BANIN AKHLAQ LIL BANAT ADZATUL NASIHIN AL USFURIYAH

MANTIQ

100

IHYA ULUMIL DIN AL HAYATUL IJTIMAIYAH IDHAHUL MUBHAM

2. Keadaan Emosional Siswa dan Tenaga Pengajar Adapun minat belajar siswa di Pondok Pesantren Nurul Karomah semakin tahun semakin banyak perkembangan prosentase penilaian siswa dan siswi yang berminat menimba ilmu pengetahuan, tiap tahun perkembangannya semakin meningkat, hingga sampai saat ini jumlah siswa dan siswi atau santri putra dan putri yang ada sekitar 1.582. Demikian pula para staf pengajar di Pondok Pesantren Nurul Karomah, banyak terdiri dari sarjana lulusan S-I, mereka begitu antusias dengan perkembangan minat belajar siswa atau santri di pondok pesantren tersebut, hal ini dapat di lihat dalam tabel berikut : TABEL IV DATA SANTRI PUTRA DAN PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL KAROMAH NO 1 2 3 4 5 LEMBAGA T.A 2006-2007 P.P.N.K MANK MTsNK MINK TKNK 754 Orang 146 Orang 225 Orang 135 Orang 20 Orang JUMLAH SISWA T.A 2007-2008 976 Orang 151 Orang 235 Orang !44 Orang 21 Orang T.A 2008-2009 995 Orang 166 Orang 239 Orang 153 Orang 39 Orang KET

101

Jumlah

1.280 Orang

1.527 Orang

1.582 Orang

Berdasarkan tabel tersebut di atas perkembangan minat siswa menimba ilmu pengetahuan di Pondok Pesantren Nurul Karomah sangat pesat dan signifikan dari tahun ke tahun, hampir mencapai 20 % sampai 30 % perkembangan setiap tahunnya. Adapun nama-nama staf pengajar atau guru di Pondok Pesantren Nurul Karomah sebagai berikut : TABEL V NAMA-NAMA PENDIDIK PONDOK PESANTREN NURUL KAROMAH NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 NAMA KH Abd Fatah Afaq Drs. M.Tohir.Abd.Rahman MM Drs.Moh Arifin Drs. Moh Mukhsin Ach Zubairi S.Pd.I Ach Hosiri S.Pd.I Suroso Hadi S.Pd Mujiburrahman S.Ag Rahmat S.E Ali Mahbub S.Pd Sri Suharti Ningsih S.E Abd. Fattah S.Th.I JABATAN Pengasuh PPNK Pembina PPNK Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru KET

102

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Ach Muthar S.Pd.I Nur Hayati S.Pd Amania S.Pd Vebriyanti S.Pd Solihuddin S.Pd Lailatul Badriyah S.Pd Moh Saleh S.Pg Moh Alwi Fattah HR Khodijah Mdq

Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru

3. Media Belajar Proses belajar mengajar tak dapat berjalan dengan optimal tanpa adanya media yang optimal pula, dengan memanfaatkan sebaik mungkin berbagai media di Pondok Pesantren Nurul Karomah, mulai dari media yang terkecil atau yang kuno sampai pada media yang modern. Adapun media pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah sebagai berikut : TABEL VI MEDIA PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN NURUL KAROMAH NO 1 2 MEDIA Buku-Buku Umum Kitab-kitab klasik UNIT 20 Unit, 27 Macam 3 Unit, 49 Macam KET

103

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Alat tulis Kapur dan Snowman Papan Tulis Bangku dan Kursi Computer Televisi VCD Player Kaset VCD Bahasa (Inggris + Arab), Sejarah Islami, dan lain- lain Alat Pengeras Suara Dan lain- lain

5 Bendel 33 Unit 560 Unit 19 Unit 12 Unit 12 Unit Masing- masing 3 unit

13 Unit

4. Keadaan Pendanaan Hj. Muslihah selaku Kordinator perbendaharaan di Pondok Pesantren Nurul Karomah memberikan dokumentasi pendanaan atau keuangan pondok pesantren periode 2006-2008 dengan saldo akhir tahun 2005 Rp, 6.500.000,00, adapun pendanaannya adalah sebagai berikut : TABEL VII

SIRKULASI KEUANGAN TAHUN 2006-2008


PONDOK PESANTREN NURUL KAROMAH
NO PERIODE BULAN
2,7 Jt 2,1 Jt 3,3 Jt
SALDO

Tahun 2006
Debet Kredit 2,2 Jt 2,7 Jt 1,9 Jt Saldo 7,0 Jt 6,4 Jt 7,8 Jt Debet 3,8 Jt 3,5 Jt 3,15Jt

Tahun 2007
Kredit 3,0 Jt 2,9 Jt 2,8 Jt Saldo 8,8 Jt 9,4 Jt 9,75 Jt Debet 23,5Jt 25 Jt 5 Jt

Tahun 2008
Kredit 15 Jt 17 Jt 11,4 Jt Saldo 43,78Jt 51,78Jt 45,38Jt

AKHIR

1 2 3

Januari Februari Maret

104

4 5 6 7 8 9 10 11 12

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah

2,9 Jt 3,2 Jt 1,8 Jt 3,2 Jt 3,0 Jt 2,7 Jt 4,3 Jt 2,5 Jt 2,9 Jt 34,6 Jt

3,4 Jt 2,9 Jt 2,) Jt 1,5 Jt 3,1 Jt 4,6 Jt 3,8 Jt 2,2 Jt 2,8 Jt 33.1 Jt

7,3 Jt 7,6 Jt 7,4 Jt 9,1 Jt 9,0 Jt 7,1 Jt 7,6 Jt 7,9 Jt 8,0 Jt 8,0 Jt

2,6 Jt 2,8 Jt 2,9 Jt 3,75Jt 4,7 Jt 100 Jt 50 Jt 150Jt 22,2Jt 349,4

3,35Jt 3,1 Jt 2,97Jt 25 Jt 30 Jt 55 Jt 60 Jt 75 Jt 59 Jt 322,12

9,0 Jt 8,7 Jt 8,63 Jt


-12,62Jt -37,92Jt

7,08 Jt -2,92 Jt 72,08 Jt 35,28 Jt 35,28 Jt 53,5Jt 43,4Jt 45,38 Jt


45,38Jt

Beliau ( Hj. Muslihah dan KH, Abd. Fatah Afaq) mengutarakan bahwa saldo yang ada yaitu Rp. 45.380.000,00 akan dikonsumsikan untuk pembangunan Madrasah yang sekarang masih dimulai. Adapun untuk pembangunan ini akan menghabiskan dana sekitar Rp. 1,5 Milyard. 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah sebagai berikut : Masjid 1 unit Musholla 2 unit Pondok 21 unit Rumah kya i 4 unit Gedung Madrasah 5 unit Perpustakaan 1 Unit Koperasi 3 unit

105

Gedung Lab, Bahasa dan Komputer 1 Unit Kantor 3 unit Dapur 3 Unit Kamar mandi 15 unit Aula 2 unit Lapangan 2 Unit Dan lain- lain 6. lingkungan Kondisi masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Nurul Karomah khususnya di Desa Paterongan adalah masyarakat Agamis, masyarakat yang menanamkan nilai- nilai agama dengan kuat. Hal tersebut dapat di ketahui dengan macam kegiatan keagamaan di Desa itu, yaitu : TABEL VIII RUTINITAS KEAGAMAAN DESA PATERONGAN GALIS BANGAKALAN NO 1 2 3 4 5 6 7 BENTUK KEGIATAN Yasin dan Tahlil Muslimatan Khatmil Quran Pengajian Rutin Ad DibaI Samman Shalawat Burdah PELAKSANAAN Setiap malam Jumat Setiap malam Sabtu Setiap hari Minggu Setiap malam Rabu Setiap malam senen Setiap Jumat Legi Setiap malam Kamis KET Seluruh warga Jamaah wanita Seluruh warga Seluruh warga Remaja Seluruh warga Remaja

106

Walau banyak bentuk rutinitas keagamaan di desa tersebut akan tetapi tidak menutup kepastian kalau bent uk kedhaliman warga juga ada, seperti minum- minuman, judi, dan lainj- lain. Adapun penghasilan dari warga masyarakat Desa Paterongan adalah swasta, pedagang, petani, pandai besi, pengrajin pecut dan lain- lain, sedang pendapatannya banyak didominasi dengan Pandai Besi dan pertanian.

2. Bentuk-Bentuk

Problematika

Pendidikan

Pondok

Pesantren

Nurul

Karomah dan Upaya Penanganannya a. Bentuk-Bentuk Problematika Dari semua hasil wawancara dan dokumentasi yang ada, maka dapat penulis ambil kesimpulan bahwa yang merupakan bentuk-bentuk dari problematika pendidikan Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan metode kepemimpinan 2. Lemahnya Intellectual Quation santri 3. Terbatasnya media pembelajaran 4. Tertabatasnya sarana dan prasarana 5. Minimnya dana 6. Kurang profesinya staf pengajar 7. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat

107

Demikianlah bentuk problema di Pondok Pesantren Nurul Karomah setelah kami teliti dengan seksama, dan ketujuh permasalahan yang dihadapi masih dalam proses penanganan pengurus pondok pesantren. b. Upaya Penanganannya 1. Perbedaan metode kepemimpinan Perbedaan sistem kepemimpinan dan kebijakan antara pengasuh dengan pembina adalah tidak dapat ditutupi karena perbedaan latar belekang pendidikan mereka, hal ini dapat di lihat dalam biodata pengasuh dan pembina Pondok Pesantren Nurul Karomah. Adapun upaya yang di lakukan selama ini adalah dengan mengkaji hukum terhadap perbedaan kebijakan mereka, dengan argumen yang rasional. Drs. M. Tohir.Abd.Rahman M.M mencontohkan pada santri putri yang tidak boleh tampil di atas panggung dengan bentuk tarian pada acara Karaoke Shalawat Nabi yang dilombakan, akan tetapi dengan bentuk hukum syariah, yang dikaji dengan intelektual yang rasional dan tentunya tidak melupakan faktor budaya, sehingga akhirnya kebijakan itu bisa dikolaborasikan dengan bentuk kalau bukan shalawat nabi yang di baca maka tidak boleh menari. 2. Lemahnya Intellectual Quation santri Siswa atau santri yang berperan sebagai subyek bagi proses pembelajaran harus benar-benar di perhatikan oleh seorang pendidik sebab mentrasformasikan pengetahuan kepada seorang anak didik tidak

108

segampang membalikkan tangan yang secara langsung bisa di terima atau di tangkap oleh santri. Akan tetapi membutuhkan kesiapan yang matang dari seorang pendidik karena bermacam bentuk kecerdasan siswa, hal itulah yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran yakni dimana santri belum mampu menerima ilmu dengan cepat dan benar. Begitu juga dengan berbagai macam bentuk potensi yang dimiliki oleh masing- masing santri putra dan putri tidak gampang untuk mengarahkan atau memfokuskan mereka pada program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Karomah sebelum mengetahui terlebih dahulu minat dan bakat mereka, tiada lain untuk mencari metode pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa secara menyeluruh4 . Upaya dalam menangani problema kesantrian ini sering kali para pendidik menggunakan metode atau strategi dengan membangun potensi santri atau siswa, adapun hal yang paling menonjol yakni dengan mengadu rasio santri dengan metode debat aktif, diskusi, dan bahkan tidak jarang para penyuluh untuk membuka konsultasi, begitu juga di Pondok Pesantren Nurul Karomah ini mengupayakan untuk menggali potensi mereka dengan membentuk pelatihan seperti Ceramah atau Pidato dengan bahasa Arab dan Inggris, Puisi, Qiroat, Presenter, Tartila, dan lain sebagainya. Dalam memperingati hari- hari besar Islam pondok

Hasil wawancara dengan Ach.Hosiri S.Pd.I, salah satu staf pengajar Pondok Pesantren Nurul Karomah, pada hari rabu 19 September 2007.

109

pesantren ini juga menyelenggarakan lomba- lomba dalam menggali skill dan potensi siswa. Menanamkan kesadaran akan Iman, Islam dan Akidah, bagaimana berakhlakul karimah kepada seorang guru dan akhlak jika ada di naungan pondok pesantren. Hal ini yang diajarkan kepada santri di Pondok Pesantren Nurul Karomah, sehingga dengan kesadaran ini santri bisa menjaga sikap dan prilaku mereka ketika ada di naungan pondok pesantren. 3. Terbatasnya media pembelajaran Jika melirk pada hasil dokumentasi dan hasil wawancara dengan segenap pengurus Pondok pesantren Nurul Karomah, Dimana keberadaan Media pembelajaran yang ada maka masih sangat jauh sekali dari cukup demi terciptanya proses pembelajaran yang optimal, karena media di pondok pesantren tersebut masih dikatagorikan masih minim sekali jika dibandingkan dengan media yang ada diperkotaan. Sulitnya memperoleh bantuan media dari pemerintah dan para dermawan karena persaingan ekonomi yang semakin membesar. Sehingga dengan penghasilan yayasan ini sendiri, media pembelajaran dapat di peroleh, akan tetapi akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh dana tersebut. Beragam keluhan dari para staf pengajar atau guru dalam pembelajaran karena keterbatasan media, akan tetapi terdapat solusi untuk

110

mengupayakan keoptimalannya proses pembelajaran Pondok pesantren Nurul Karomah yaitu dengan menjadwal pemakaian media pembelajaran, dalam setiap kelompok me ndapatkan jatah pemakaian satu kali dalam seminggu, akan tetapi untuk media yang dibutuhkan sehari-hari masih tetap di peroleh dalam setiap kelas. 4. Tertabatasnya sarana dan prasarana Sebagai sebuah lembaga yang berdiri di atas tanah pribadi, Pondok pesantren Nurul Karomah sulit untuk memperoleh dana kompensasi dari pemerintah akan tetapi selama ini pembiayaan untuk kepentingan lembaga ini adalah dari hasil pribadi pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren, demikianlah pengutaraan pendiri dan pengasuh setelah kami singgung masalah perekonomian Pondok Pesantren tersebut. Melihat dari realita di atas maka jelas kebutuhan sarana untuk pembangunan Pondok, Masjid, Koperasi, lebih- lebih untuk pembangunan sekolah, masih sangat minim sekali karena perekonomian yang dikeluarkan untuk kebutuhan perkembangan pondok pesantren adalah dari pengahasilan pribadi. Melihat perkembangan pondok pesantren yang semakin hari semakin maju dan semakin bertambah santri dan siswa yang masuk maka perkembangan pembangunan juga harus ditingkatkan, namun pada realitanya peningkatan pembangunan untuk kebutuhan sarana dan

111

prasarana pondok pesantren lebih- lebih untuk tempat santri yang bermukim di pondok pesantren Nurul Karomah sangat terbatas. Keterbatasan ruang dalam proses pembelajaran santri putra dan putri yang berada dalam satu ruang, kadang juga berdesak-desakan untuk memilih tempat duduk, terkadang dalam satu bangku ditempati tiga orang santri atau siswa, hal ini menjadi kendala dalam ketertiban proses pembelajaran sehingga terkadang guru juga mengalah jika harus terpaksa kursinya dibutuhkan oleh siswa5 Adapun upaya dalam mengatasi problema tersebut adalah Selain dari dana pribadi sebagai upaya dalam meningkatkan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Nurul Karomah adalah dengan mengajukan bantuan kepada pemerintah, mencari bantuan ke instansi- instansi terdekat dan bantuan dana sosial dari masyarakat berupa zakat mal, infaq, dan bantuan yang lain. Sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Nurul Karomah masih sangat minim sekali sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan model modern, lembaga ini lebih mengedepankan sistem dari pada sarana dan prasarana dengan berbagai metode- metode pendidikan atau pengajaran yang di gunakan, kami harapkan nantinya pemerintah tidak memandang sebelah mata untuk memberikan dana sosial demi

Wawancara Pribadi dengan, Drs, M.Tohir. Abd Rahman.MM. pembina Pondok pesantren Nurul Karomah, pada hari senen, 17 September 2007.

112

meningkatkan kwalitas sarana pendidikan Karomah. 5. Minimnya dana

Pondok Pesantren Nurul

Terbatasnya perbendaharaan lembaga untuk kepentingan atau kebutuhan honorer staf pengajar atau guru, demikian di Pondok Pesantren Nurul Karomah minimnya dana untuk honorer seorang guru, petugas, dan pengurus lembaga pendidikan pondok pesantren, setelah ditanyakan, mereka hanya menerima 2500 perjam, sedangkan satu hari empat jam, dan jam mengajar satu minggu tiga sampai empat kali pertemuan, menurut kami tidaklah layak bagi seorang pendidik hanya menerima gaji sekecil itu. Sebuah lembaga yang lebih mengedepankan visi, misi dan tujuannya dan demi tanggung jawab yang besar walau harus menguras keringat tenaga dan fikiran tanpa melihat balas atau honor yang akan di peroleh akan tetapi hanya melihat anak didik atau santri yang di didik dapat menjadi siswa yang mampu mengaktualkan potensinya,

mengaktualkan kemampuan keimanannya, potensi kecerdasannya, dan mampu memikul amanah dan tanggung jawab, serta mampu

berkomunikasi atau berinteraksi dengan masyarakat dengan baik supaya menjadi muslim yang bertakwa6

Hasil wawancra dengan KH.Abd.Fatah Ahmad Faqih, pendiri Pondok Pesantren Nurul Karomah Pada hari rabu 19 September 2007.

113

Adapun salah satu upaya dalam menanngani hal tersebut adalah bantuan dana sosial untuk kepentingan pendidikan pesantren, adapun dana yang datangnya dari bantuan masyarakat setempat adalah hasil zakat mal, infaq, dan pendaftaran masuk siswa. Dan sebagai upaya dari lembaga pendidikan ini adalah dengan mendirikan koperasi, perusahan

perdagangan, dan lain sebagainya. adapun upaya lain adalah Mengajukan bantuan donatur dari para dermawan, biasanya hal ini di peroleh dari dermawan luar pulau. 6. Kurang profesinya staf pengajar Terbatasnya staf pengajar yang berprofesi di bidangnya adalah pengaruh terbesar yang menjadi kendala dalam pengembangan Pondok Pesantren Nurul Karomah, guru-guru yang tersediapun di pesantren itu belum dapat terpenuhi karena melihat banyaknya santri semakin hari makin bertambah baik putra maupun putri, minimnya pengajar putri juga masih bisa diihat, karena pelaksaaan pendidikan pun juga banyak yang perlaksaaan dipondokan. Juga menjadi kendala yaitu kekurang harmonisan antara

kepengurusan dan staf pengajar di Pondok Pesantren Nurul Karomah, hal ini sering kali di lihat jika ketidak sepahaman pendapat karena watak dan karakreristik individu yang berbeda, salah satu faktornya adalah kultur atau budaya Madura yang berwatak keras dan egois. Kesenjangan komunikasi pun kerap saja terjadi karena kurang kesepahaman tersebut.

114

Seorang guru yang berkwalitas adalah guru yang mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan dengan jelas dan benar serta dapat diserap oleh siswa dengan cepat, hal ini jelas dipengaruhi oleh ke profesionalan dan kwalitas mental guru, sebagai salah satu faktor adalah kurangnya persiapan guru dalam menghadapi siswa atas materi yang di pegang adapun upaya dalam menangani hal tersebut dengan menarik atau mendatangkan staf pengajar atau guru yang profesional atau yang berprofesi menurut pegangannya, dan sekaligus mengganti guru lama yang bukan profesinya, Upaya selanjutnya adalah membangun semangat atau motivasi untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan pendidikan di Pondok Pesantren ini dan bersama untuk mendidik santri atau siswa menjadi santri yang berguna bagi Bangsa, Nusa dan Negara. 7. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat Tidaklah jarang jika pergulatan antar lembaga terjadi percekcokan, isu, kesalah pahaman, dan lain sebagainya, sebagai salah satu lembaga yang cepat perkembangannya, Pondok Pesantren Nurul Karomah juga banyak mengalami perbincangan oleh lembaga sekitar, baik segi status sampai pada kwalitas pondok pesantren, yang diisukan sebagai pesantren yang tak memiliki profesi atau skill untuk mengkader pemuda dan

pemudi daerah setempat.

115

Kurangnnya kesadaran dari masyrakat setempat tentang butuhnya pendidikan anak sering kerap terjadi di desa tersebut, tak jarang orang tua yang menikahkan anaknya setelah lulus dari Sekolah Tingkat Pertama, dan bisa dikatakan sudah sewajarnya jika lulusan Sekolah Tingkat Atas anak mereka menikah. Hal ini memperlambat perekrutan anak didik untuk sekolah bahkan mondok di Pondok Pesantren Nurl Karomah Pondok Pesantren Nurul Karomah Mempunyai metode dan pendekatan dalam mengatasi problema dengan masyarakat setempat atau dengan lembaga pendidikan di sekitar yaitu dengan pendekatan sosiotechnical yaitu dengan mendesain pembinaan dan pengembangan kelompok yang terdiri dari beberapa komponen masyarakat yang otonomi dan kreatif. Dengan meningkatkan kwalitas pendidikan Pondok Pesantren adalah sebagai solusi untuk pergulatan dengan lembaga pendidikan sekitar, menggali potensi santri dan menjadikan mutu pendidikannya lebih berguna bagi masyarakat, dengan kreatifitas metode atau strategi inilah pendidikan di Pondok Pesantren semakin berkembang.

116

You might also like