You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini akan diuraikan pokok-pokok yang meliputi antara lain, Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Semua pokok-pokok tersebut menjadi dasar pembahasan bab selanjutnya. Latar Belakang Masalah Satu Allah dalam wujud tiga Pribadi merupakan suatu permasalahan bukan hanya antar individu Kristiani namun sudah menjadi permasalahan lintas agama. Menurut kaum islami Trinitas mewujudkan politeisme yang terselubung karena kaum nasrani menyembunyikan wujud 3 Allah dalam 1 Pribadi. Masa sebelum reformasi. orang-orang yahudi pada jaman Tuhan Yesus sangat menekankan kesatuan Allah, penekanaan ini terus dipertahankan dalam gereja Kristen. Akibatnya adalah bahwa sebagian orang kemudian menyingkirkan perbedaan pribadipribadi dalam Allah Tritunggal itu satu persatu, dan yang gagal memberikan penjelasan yang sempurna pada keilahian esensial dari pribadi kedua dan ketiga Allah Tritunggal.1 Doktrin Tritunggal yakni doktrin yang berpandangan bahwa ada tiga pribadi dalam satu esensi Allah (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) memang sangat memicu persoalan dikalangan para penganut monotheisme dimana kalangan yang menolak doktrin Tritunggal ini (seperti yahudi dan Islam) melihat paham tritunggal sebagai sebuah paham politheisme, sedangkan para penganut paham Tritunggal (iman Kristen orthodoks) melihatnya sebagai keunikan dan sisi lain didalam paham monotheisme.2 Menurut kaum islami para penginjil benar-benar frustasi dalam menilai imannya kepada ketuhanan trinitas, setelah gagal membuktikan keabsahan doktrin trinitas secara

Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Doktrin Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997) hlm.141. 2 Esra Alfred Soru, Seandainya Allah Bukan Tritunggal. www.airhidup.info.com. no.pp.1. Online. Internet. Accesed August 24, 2008.

theologies berdasarkan ayat-ayat bible, mereka melirik Al_quran. Secara sembrono, kitab suci umat islam diselewengkan untuk melegitimasi doktrin trinitas.3 Seandainya Allah bukan Tritunggal maka tentu kita dapat dengan mudah (secara rasional) untuk memahami-Nya, dan jika kita sudah dapat memahami-Nya (secara rasional) dengan mudah maka tidak ada lagi hal yang bersifat supra rasional padahal fakta bahwa kita dan rasio kita adalah ciptaan-Nya yang mengharuskan adanya yang supra rasional dan hal ini adalah kontra rasional.4 Doktrin Tritunggal ini adalah doktrin yang sangat penting bagi semua doktrin kekristenan karena merupakan fondasi, jikalau fondasi ini bergeser ataupun runtuh maka dapat dipastikan semua yang dibangun diatasnya akan ikut runtuh pula.5 Rumusan Masalah Berkenaan dengan latar belakang masalah diatas, maka perlu untuk merumuskan masalah-masalah tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu untuk memperdalam pemahaman terhadap doktrin Tritunggal, pertanyaanpertanyaan itu antara lain: 1. Apa itu Tritunggal ? 2. Mengapa ada pernyataan Tritunggal ? 3. Apa kata Alkitab tentang Tritunggal ? 4. Apa implikasi ajaran Tritunggal terhadap orang Kristen secara theologis ? Maksud dan tujuan penulisan Maksud penulisan makalah ini adalah 1. mengetahui apa arti Tritunggal
3

Swaramuslim.com, Memahami dan Mengenal Allah Tritunggal. www.Al-Islahonline.com. no. pp.1 Online. Internet. Accesed August 24, 2008. 4 supra rasional (berada diatas kemampuan akal) adalah salah satu jenis pengetahuan di samping dua jenis pengetahuan yang lain yakni rasional (masuk akal) dan kontra rasional (tidak masuk akal/bertentangan dengan akal) yang dikemukakan oleh seorang filusuf inggris john locke. Esra Alfred Soru, S.Th, Seandainya Allah Bukan Tritunggal. www.airhidup.info.com. no.pp.5-6. Online. Internet. Accesed August 24, 2008. 5 Ezra Alfred Soru, Tritunggal yang kudus (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2002) hlm.5.

2. mengetahui adanya pernyataan tentang Tritunggal 3. mengetahui apa kata Alkitab tentang Tritunggal 4. mengetahui lmplikasi ajaran Tritunggal terhadap orang Kristen secara Theologis Sistematika penulisan Pada bagian ini akan diuraikan secara besar Sistematika Penulisan berupa uraian dari tiap-tiap bab pembahasan. Adapun garis besar dari tiap-tiap pembahasan tersebut antara lain: Bab I Dalam bab ini diuraikan suatu pendahuluan dari penelitian yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II. Dalam bab ini diuraikan mengenai Definisi Tritunggal dari penelitian yang meliputi Arti dari Tritunggal dan Pernyatan tentang Tritunggal. Bab III. Dalam bab ini diuraikan mengenai Tinjauan Alkitab mengenai Tritunggal dari penelitian yang meliputi Pernyataan Alkitab mengenai Tritunggal yang dibagi dalam dua pembahasan: Pernyataan Perjanjian Lama dan Pernyataan Perjanjian Baru. Dilanjutkan dengan penerapan secara Theologis. Bab IV. Dalam bab inni, setelah melakukan berbagai penelitian, akan ditarik kesimpulan, dan juga saran untuk makalah ini.

BAB II DEFINISI TRITUNGGAL

Arti dari Tritunggal Kata ini memang tidak terdapat dalam Alkitab dan bahwa pertama kali digunakan oleh Theophilus dari Anthiokia di Gereja Timur dalam bahasa Yunani triados dan Tertulianus dari Gereja Barat dengan istilah bahasa Latin trinitas. Ini dilakukan dalam usaha untuk menjelaskan tentang fakta yang terdapat dalam Alkitab mengenai Allah yang Esa yang disebut Bapa, yang memiliki Firman yang disebut Anak dan Roh yang disebut Roh Kudus yang bersifat kekal. Dan juga untuk menerangkan hubungan Firman Allah dan Roh Allah itu dengan Allah yang Esa itu sendiri.6 Kata Tritunggal berasal dari kata bahasa Latin Trinitas yang terdiri dari dua kata, yaitu Tres yang berarti tiga, dan unus yang berarti esa, tunggal, atau satu. Kata ini akan sulit untuk dimengerti diluar konteks kekrtistenan, dan kata ini secara eksklusif hanya digunakan dalam dunia teologi Kristen.7 Kata bahasa Inggris Trinity tidaklah seekspresif dari kata bahasa Belanda Drieeenheid sebab kata itu bisa saja hanya menunjukkan arti ada tiga tanpa adanya implikasi kesatuan dari ketiganya.8 Menurut John Calvin di dalam Allah ada tiga hypostaseis (bentuk tunggal; wujud). Guru-guru Latin dengan kata Personae (topeng, peranan, oknum, pribadi) mau mengungkapkan hal yang sama kalau diterjemahkan secara harafiah {kedalam bahasa Latin}, dapat dipakai kata Subsistentia (apa yang berada dalam kenyataan). Pernyataan Tentang Tritunggal

Timothy Ware, Allah Tritunggal Maha Kudus. www.sarapanpagi.org. no.pp.4. Online. Internet. Accesed August 24, 2008 7 Ezra Alfred Soru, Tritunggal yang Kudus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2002) hlm. 2 8 Akan tetapi kata Tritunggal dalam bahasa Indonesia mengandung pengertian yang hampir mirip dengan kata bahasa Belandanya, dan arti ini dapat dikatakan tepat. Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Doktrin Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997) hlm. 145.

Paham Tritunggal yang orthodoks mengakui bahwa Sang Bapa adalah Allah, Sang Anak (Yesus Kristus) adalah Allah dan Roh kudus adalah Allah, namun demikian Mereka bukanlah tiga Allah melainkan tiga Pribadi dalam satu esensi / hakikat Allah. Mereka juga bukanlah tiga bagian dalam keAllahan di mana perpaduan di antara ketiga-Nya menghasilkan satu Allah. Sebagaimana sebuah salak biasanya di dalam salak itu ada tiga bagian. Tiga bagian itu jika dipisahkan masih dapat disebut sebagai salak, namun jika digabungkan bukanlah tiga salak melainkan satu salak. Demikian pula halnya pribadi Allah tritunggal, mereka masing-masing adalah Allah yang bukan tiga Allah melainkan satu Allah.9 Trinitas yang telah dikemukakan dalam sejarah adalah Allah itu satu Esensi dan tiga pribadi. Formula ini memang merupakan suatu hal yang misteri dan paradoks tetapi tidak kontradiksi. Keesaan dari Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya diekspresikan dalam tiga pribadi. Istilah Trinitas tidak terdapat dalam Alkitab, namun konsepnya dengan jelas diajarkan oleh Alkitab. Satu sisi, Alkitab dengan tegas menyatakan keesaan Allah (Ulangan 6 : 4). Disisi lain, alkitab dengan tegas menyatakan keilahian tiga pribadi dari Allah: Bapa, Anak dan Roh kudus. Gereja telah menolak ajaran-ajaran bidat modalisme dan triteisme. Modalisme adalah ajaran yang menyangkali perbedaan Pribadi-Pribadi yang ada didalam keesaan Allah, dan menyatakan bahwa Bapa, Anak, dan Roh kudus hanyalah merupakan tiga cara Allah di dalam mengekspresikan diri-Nya. Dipihak lain, triteisme mengungkapkan pernyataan yang salah, yaitu ada tiga keberadaan yang menjadi Allah .10 Menurut John Calvin, Allah menyatakan diri-Nya esa dengan pengertian bahwa Dia hendak direnungi sebagai tiga Pribadi yang berbeda-beda. Jika tidak berpegang pada yang Tiga itu, maka akan mengambang nama Allah yang hampa tidak berisi. Tetapi, supaya tak ada yang membayangkan suatu Allah yang tiga serangkai, atau yang mengira bahwa hakikat Allah yang tunggal itu dibagi-bagi dan disobek-sobek menjadi
9

Esra Alfred Soru, Seandainya Allah no.pp.4. Online. Internet. Accesed August 24, 2008. Dede Wijaya, Allah Tritunggal. www.in-christ.net. pp. 3-4. Online. Internet. Accesed August 24, 2008.
10

tiga oknum, maka kita di sini harus mencari suatu rumus yang pendek dan mudah, yang menghindarkan kita dari kesalahan apa pun juga.11 Menurut Esra Alfred Soru jika ketritunggalan Allah itu ditiadakan maka dapat mengakibatkan kefatalan dalam konsep-konsep tentang diri-Nya terutama konsep kesempurnaan-Nya. Allah tritunggal yang terdiri dari tiga pribadi dalam satu esensi Allah yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang sama-sama kekal, bermula di dalam masa kekekalan (jauh sebelum adanya ciptaan-ciptaan) itu telah saling mengasihi dan saling menjadikan aku-aku yang lain menjadi objek kasih di samping aku sendiri. Di sinilah ditemukan kesempurnaan kasih Allah itu.12 Sebagai manusia normal pasti kita tidak dapat menerima kebenaran ini. Sebab di dalam mempelajari Allah Tritunggal kita tidak mungkin terlepas dari kesulitankesulitan seperti kesulitan theology, kesulitan filosofis, dan kesulitan empiris (kenyataan). Kesulitan filosofis yang dihadapi dalam mempelajari Allah Tritunggal adalah kenyataan bahwa: 1. Allah Tritunggal adalah doktrin tentang Allah. Jadi sebenarnya kita sementara berusaha untuk belajar / mempelajari Allah.

2. Kita mempergunakan pikiran / rasio kita di dalam mempelajari-Nya 3. Kita dan pikiran / rasio kita diciptakan oleh-Nya13 BAB III KATA ALKITAB TENTANG TRITUNGGAL A. Pernyataan Alkitab Terhadap Trinitas 1. Pernyataan Perjanjian Lama
11 12

Yohanes Calvin, Institutio: Pengajaran Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) hlm.33. Esra Alfred Soru, Seandainya Allah no.pp.3-4. Online. Internet. Accesed August 24, 2008. 13 Ibid, no.pp.4-5.

a. Keesaan Allah bangsa Israel sangat menyanjung monotheistik dari Allah mereka. Bisa dikatakan hal ini dimulai dari perjumpaan Musa dengan Tuhan Allah yang menyebut nama-Nya Aku adalah Aku bentuk Aku disini menunjukan satu individu yang sangat ditekankan oleh Allah sendiri. Sebagai umat pilihan Allah yang Esa, mereka tidak mau disamakan dengan bangsa kafir yang lain. Karena bangsa-bangsa tersebut memiliki banyak Allah atau politheisme. Menurut Stephen Tong, kata Esa yang dalam bahasa ibraninya echad, merupakan satu kata yang menunjukan arti kesatuan dari persatuan ketiga pribadi yaitu pribadi Bapa, pribadi Anak, dan pribadi roh kudus.14 Ryrie mendefinisikan kata Esa itu sebagai Tuhan Allah kita adalah satu Tuhan atau Tuhan Allah kita, Tuhan adalah Esa atau Tuhan adalah Allah kita, Tuhan saja15 Sebutan untuk Tuhan adalah Esa, Tuhan adalah Allah kita dikenal dengan sebutan Shema Israel. Yaitu pengakuan iman bangsa Israel terhadap keesaan Tuhan setelah mereka keluar dari perbudakan di mesir. Pengakuan ini dimuat dalam kitab Ulangan 6 : 4

b. Kata-kata berbentuk jamak Kata Elohim merupakan nama Allah yang berbentuk jamak, yang menunjukkan kepada kebesaran dan keunggulan Allah yang tidak terbatas. Ketika Allah berbicara mengenai diri-Nya sendiri dengan kata ganti bentuk jamak (kej 1: 26; 3:22; 11:7; Yes 6:8) dan kata kerja bentuk jamak (Kej 1:26; 11:7), ini menunjukkan adanya pribadi-pribadi yang berbeda, walaupun hanya menunjukkan
14 15

Stephen tong, Allah Tritunggal (Jakarta: Lembaga Reformed injili Indonesia, 1993) hlm 108 Charles C. Ryrie, Theologia dasar (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2003) hlm 68

kejamakan bukan khusus Trinitas, tetapi ini dapat dijadikan sebagai suatu isyarat ataupun indikasi. Sebenarnya kata Elohim mempunyai bentuk tunggal yaitu Eloah yang digunakan antara lain dalam kitab Ul 32:15-17; Hab 3:3.16 namun dalam pemakaiannya kata Elohim lebih banyak dipakai yaitu sekitar 2500x, daripada kata Eloah yang hanya dipakai sekitar 250x.17 Pada saat Allah menciptakan manusia, Berfirmanlah Allah dalam Kej 1:26 : Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ernak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi18. Kata Kita mengindikasikan kejamakan Allah dalam diri-Nya. Yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Namun beberapa theolog mengatakan bahwa kata Kita menunjukkan kepada Keesaan Allah bersama dengan malaikatmalaikat-Nya yang menciptakan manusia. Namun hal ini tidak dapat dibuktikan keberadaannya bahwa malaikat ikut serta dalam penciptaan manusia. Karena kata menjadikan memakai kata bara dalam bahasa ibrani yang hanya dipakai untuk menunjukkan kreatifitas Allah satu-satunya dalam menciptakan ciptaannya termasuk manusia. Dalam hal ini Budi Asali juga tidak setuju bahwa kata Kita dalam Kejadian 1:26 Menurutnya tidak mungkin Kej 1:26 diartikan bahwa Kita itu menunjuk kepada Allah dan para Malaikat, bila hal ini benar terjadi maka haruslah disimpulkan bahwa: Manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat. Allah mengajak para malaikat untuk bersama-sama menciptakan manusia, sehingga kalau Allah adalah pencipta / creator, maka malaikat adalah cocreator (rekan pencipta)
16

Budi Asali, Doktrin Allah Tritunggal


www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/allahtritunggal.html

no.pp.5. Online. Internet. Accesed August 24, 2008. 17 Ibid 18 ________ Alkitab Terjemahan Baru (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2007) hlm 1

Karena itu pandangan Kristen menganggap bahwa kata Kita menunjukkan bahwa pribadi-pribadi dalam Allah Tritunggal itu berbicara satu dengan yang lain, dan ini menunjukkan adanya kejamakan tertentu dalam diri Allah.19 c. Malaikat Tuhan (Christophany) Kitab Perjanjian Lama juga menuliskan penampakkan atau munculnya malaikat Tuhan (bila dalam bahasa Indonesia kata Malaikat huruf M ditulis kapital). Menurut penafsiran para ahli theologia Malaikat Tuhan adalah Christophany atau wujud dari Yesus Kristus sebelum ia menjelma menjadi manusia20 Namun istilah ini tidak sama dengan Allah.21 Sekalipun dalam bagian-bagian tertentu Malaikat Tuhan itu disebut sebagai Malaikat Tuhan, dalam bagian-bagian lain Ia juga disebut sebagai Allah / Tuhan sendiri.22 Menurut Situs Wikipedia: Penyamaan Malakh YHWH dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah Penyamaan Mal'akh Yahweh dengan Logos, atau Pribadi kedua dari Tritunggal, tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian tertentu berbeda daripadaNya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah. Orang Kristen berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.23 D. Hikmat Allah Hikmat Allah dalam kitab Maz 33: 4-6 dan Ams 8:12-31 dapat dilambangkan atau dipersonifikasikan.24 Hikmat Allah dalam kedua Kitab ini menunjuk kepada seorang

19

Budi Asali, Doktrin Allah Tritunggal no.pp.7. Online. Internet. Accesed August 24, 2008. Charles C. Ryrie, Theologi Dasar (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2003) hlm. 173 21 Budi Asali, Doktrin Allah Tritunggalno.pp.10. Online. Internet, Accessed August 24, 2008. 22 Ibid 23 ___________, Malaikat. www.wikipedia.org . no.pp.4. Online, Accesed August 24, 2008. 24 Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Doktrin Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997) hlm. 149
20

pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat adalah Allah (bnd 1 Korintus 1:24 Kristus adalah kekuatan Allah dan Hikmat Allah).25 Namun secara harafiah bila kita melihat artinya, Hikmat Allah menunjuk kepada Hikmat yang berasal dari Allah dan milik dari Allah. Hal ini menjelaskan bahwa Hikmat Allah tidak dapat disamakan dengan Allah. Dari pernyataan Perjanjian Lama terhadap Allah Tritunggal, memang tidak terlihat jelas atau tersurat menyebutkan tentang Allah tritunggal tersebut. Namun ungkapanungkapan tersirat maupun personifikasi banyak sekali terlihat bahwa memang Allah adalah Tritunggal adanya. Bukan sebagai pribadi-pribadi yang dapat dipisahkan, tetapi merupakan pribadi-pribadi yang jamak namun mempunyai kasih dan relasi yang tidak dapat terpisahkan. Bangsa Israel dalam Perjanjian Lama sangat menekankan ke-Esaan dari Allah mereka, inilah yang nampak dalam ungkapan komitmen mereka (Shema Israel). 2. Pernyataan Perjanjian Baru a. bukti keesaan Perjanjian baru cukup jelas menekankan keesaan Allah yang ditunjukkan dengan nas-nas seperti: 1 Kor 8:4-6; Ef 4:3-6; Yak 2:19; 1 Tim 2:5-6. Dalam perkembangan bahwa Perjanjian Baru menggenapi dan melengkapi Perjanjian Lama, maka kepercayaan terhadap Keesaan Allah Perjanjian Lama sama dengan kepercayaan terhadap Keesaan Allah pada Perjanjian Baru. Namun pengakuan akan Keesaan Allah ini tidak tertutup hanya kepada bangsa Israel dalam ungkapan Shema Israel, namun juga telah diakui oleh bangsa-bangsa Israel Rohani yaitu orang diluar bangsa Israel yang mengakui percaya kepada Tuhan Allah yang Maha Esa. b. Bukti Allah Tritunggal

25

Budi Asali, Doktrin Allah Tritunggal no.pp.10. Online. Internet. Accesed August 24, 2008.

10

Bukti-bukti bahwa Allah mempunyai tiga pribadi atau Allah tritunggal sangat dijelaskan oleh Perjanjian Baru. Perjanjian Baru juga menunjukkan kesetaraan mereka. Untuk lebih jelas lagi kita dapat menyimak dan belajar dari bukti-bukti Firman Tuhan yaitu: Allah Bapa diakui sebagai Allah (Yoh 6:27; 1 Pet 1:2) Yesus Kristus diakui sebagai Allah, yaitu dari sifat (Mat 9:4; 28:18-20). Dari berbagai perkara yang dilakukan (Mark 2:1-12; Yoh 12:9), dan dari pekerjaanNya (Kol 1:17; Yoh 3-5:27), dan Yoh 1:1 menghubungkan keAllahan yang benar dan sepenuhnya dengan Firman atau Logos (Kristus). Roh Kudus diakui sebagai Allah. Ia disebut Allah (Kis 5:3-4), Ia memiliki sifat yang hanya dimiliki oleh Allah (1 Kor 2:10; 6:19; Yoh 3:5-6:8)26 Suatu hal yang bisa dikatakan saling melengkapi, bahwa antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membahas pribadi yang sama namun berbeda dalam arti tugas dari pribadi-pribadi tersebut. Seperti: Kalau dalam Perjanjian Lama YAHWEH / YEHOVAH disebut sebagai penebus dan juruselamat (Maz 19:15; 78:35; Yes 43:3, 11, 14; 47:4; 49:7, 26; 60:16), maka dalam perjanjian baru, anak Allah / Yesuslah yang disebut demikian (Mat 1:21; Luk 1:76-79; Luk 2:11; Yoh 4:42; Gal 3:13; 4:5; Tit 2:13). Kalau dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa YAHWEH / YEHOVAH tinggal di antara bangsa Israel dan di dalam hati orang-orang yang takut akan Dia (Maz 74:2; Maz 135:21; Yes 8:18; Yes 57:15; Yeh 43:7,9; Yoel 3:17,21; Zakh 2:10-11), maka dalam Perjanjian Baru dikatakan bahwa Roh Kuduslah yang mendiami Gereja / orang percaya (Kis 2:4; Rom 8:9,11; 1 Kor 3:16; Gal 4:6; Ef 2:22; Yak 4:5). Perjanjian Baru memberikan pernyataan yang jelas tentang Allah yang mengutus Anak-Nya ke dalam dunia (Yoh 3:16; Gal 4:4; Ibr 1:6; 1Yoh 4:9),
26

Band,Charles C.Ryrie, Teologi Dasar (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2003) h.70-71

11

dan tentang Bapa dan Anak yang mengutus Roh Kudus (Yoh 14:26; 15:26; 16:7; Gal 4:6). YAHWEH sebagai Allah yang Esa merupakan Ketritunggalan Allah itu sendiri. Atau bisa dikatakan bahwa dalam diri YAHWEH terdapat 3 pribadi yang tak terpisahkan. Pribadi-pribadi ini secara tersirat dijelaskan dalam Perjanjian Lama. Namun dalam Perjanjian Baru dijelaskan kembali bahwa 3 pribadi tersebut mengambil tugas dari YAHWEH yang Esa dalam Perjanjian Lama. B. Implikasi Teologis Dalam Kekristenan atau secara khusus teologi Kristen, sangat jelas dipaparkan bahwa Tritunggal merupakan doktrin yang sangat penting, yaitu sebagai suatu pengajaran atau perintah yang harus dipegang. Dan merupakan suatu pondasi bagi teologi Kristen. Erick Sudharma menjelaskan bahwa Allah adalah Satu dalam hakekat, dibedakan dalam tiga persona (Mia ousia, tres hypostates), untuk menyatakan realitas Allah yang sesungguhnya menurut Alkitab, dan juga menegaskan bahwa kesatuan dan ketigaan dalam diri Allah harus dipahami dalam arti yang berbeda satu sama lain, dalam hal hakekat, Allah adalah satu. Namun dalam hal kepribadian, Allah ada sejak kekekalan sebagai tiga persona27. Dilihat dari peran-peran yang dipunyai oleh Allah tritunggal, maka peranan ketiga oknum Allah dapat dilihat dari sisi soteriologis atau rencana keselamatan manusia. Seluruh tindakan Allah seperti karya penciptaan (Oleh Allah Bapa), karya penebusan ( oleh Yesus Kristus), dan pewahyuan (oleh Roh Kudus) merupakan isi dari sejarah keselamatan yang telah dirancangkannya sejak kekekalan28 Apabila doktrin Allah tritunggal ini runtuh, ataupun bergeser, maka dapat dipastikan bahwa semua doktrin Kristen yang dibangun diatasnya akan ikut ambruk, karena doktrin ini merupakan fondasi dari semua doktrin tersebut.
27

Band, Erick Sudharma, Mengenal Satu-Satunya Allah Yang Benar (Bandung: Mitra Pustaka, 2003) hlm. 101-105 28 Ezra Alfred Soru, Tritunggal yang Kudus (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2002) hlm.9

12

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan setelah kami membahas bersama-sama dalam kelompok, maka kami mengambil kesimpulan bahwa, Allah tritunggal merupakan konsep yang paling hakiki dari Allah sendiri. Dengan adanya tritunggal Allah dapat menunjukkan kasih dan relasi-Nya yang unik. Allah bukan dipisah-pisah menjadi 3 bagian yang berbeda, namun Allah tetap satu adanya. Shema Israel adalah konsep paling kuat yang menunjukkan keesaan dari Allah. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh kudus merupakan Satu Allah dalam esensi masing-masing. Allah Bapa diidentikan dengan Allah pencipta Langit dan Bumi, Allah

13

Anak diidentikan dengan Allah Penyelamat Umat Percaya, Allah Roh Kudus diidentikan dengan Allah Penghibur Umat Percaya. Sampai saat ini masih banyak kontroversi yang terjadi berkaitan dengan konsep Allah tritunggal namun hal ini merupakan perbedaan pendapat mengenai doktrin dan dogma yang dipegang oleh masing-masing personal. Saran Penulis memberikan beberapa saran yang dianggap perlu kepada orang percaya kepada Hamba Tuhan, kepada gereja antara lain: 1. Kepada orang percaya secara keseluruhan. Bahwa kita dapat mengetahui tentang Allah tritunggal tersebut, bahwa dalam keesaan Allah dinyatakan sebagai esensi-Nya atau keberadaan-Nya, sedangkan keragaman-Nya diekspresikan dalam tiga pribadi yaitu: Allah Bapa, Allah Anak dan Roh kudus. 2. Kepada Hamba Tuhan. Bahwa Hamba Tuhan harus dengan yakin dapat menjelaskan secara benar tentang konsep Allah tritunggal yang benar. Tidak tergantung kepada doktrinal yang berbeda namun kembali lagi kepada prinsip Alkitabiah yang benar. Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan terbatasnya konsep yang disimpulkan oleh kelompok. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

14

DAFTAR PUSTAKA Berkhof, Loureformeis, Theologi sistematika, Doktrin tentang Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injiil Indonesia, 1997 Alfret Ezra Soru, Seandainya Allah bukan Tritunggal `www Airhidup info com no pp.1. Online internet, Accesed, August 24, 2008 Suara Muslim com` Memahami dan Mengenal Allah Tritunggal,`Al-Islahoniline com nternet Accese, August 24,2008 Alfret Ezra, Soru, Tritunggal yang Kudus, Bandung : Lembaga Literatur Baptis, 2002 Ware, Timothy, Allah Tritunggal Maha Kudus, www Sarapan pasgi no.pp.4. Online, Internet accesed, August 24, 2008

15

Wijaya, Dede, Allah Tritunggal, www in-christ, net, pp.3-5, Online, Internet accesed, August 24, 2008 Calvin Yohanes Institutio: Pengajaran agama Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 Tong Sthephen, Allah Tritunggal, Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993 C. Ryrie, Charlese, Theologia Dasar, Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2003 ________Alkitab Terjemahan Baru, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2007 Asali, Budi, Doktrin Allah Tritunggal, no.pp.10. Online,Internet, Accesed August 24, 2008 ______Malaikat,www,wikipedia. Org. No.pp.4. Online, Internet, Accesed August 24, 2008 Sudharman, Erick, Mengenal satu-satunya Allah yang benar, Banung: Mitra Pustaka,2003

16

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. Latar Belakang Masalah.............................................................................1 Rumusan Masalah......................................................................................2 Maksud dan Tujuan Penulis.......................................................................3 Sistematika Penulisan.................................................................................3

BAB II DEFINISI TRITUNGGAL A. Arti Dari Tritunggal....................................................................................4 B. Penyataan Tentang Tritunggal....................................................................5 BAB III KATA ALLKITAB TENTANG TRITUNGGAL A. Penyataan Alkitab Tentang Tritunggal.......................................................7 1. Penyataan Perjanjian Lama.....................................................................7 a. Keesaan Allah.........................................................................................7

17

b. Kata-kata Berbentuk Jamak....................................................................8 c. Malaikat Tuhan.......................................................................................9 d. Hikmat Allah.........................................................................................10 2. Penyataan Perjanjian Baru.....................................................................10 a. Bukti Keesaan........................................................................................10 b. Bukti Allah Tritunggal...........................................................................11 B. Implikasi theologis.....................................................................................12 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................14 B. Saran..........................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA

ALLAH TRITUNGGAL

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokmatika I Yang Di Ajarkan Oleh Bp. Fanny Y. M. Kaseke, M.Div

Oleh

18

Kelompok II Dasa Laku Samuel Dewilina Lase Frans Aliadi Sadrak Herry Ratmala Sulianus Susanto Titin Sumarni Watinida

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA ABDI TUHAN INJILI Anjungan, Kalimantan Barat, November 2008

19

You might also like