You are on page 1of 12

1

I. Judul
Makalah ini berjudul Tantangan Pendidikan Agama Pada Perguruan
Tinggi Dalam Membangun Karakter Bangsa

II. Kata Pengantar
Sudah menjadi cita-cita setiap bangsa untuk menjadi bangsa yang unggul
di antara bangsa-bangsa lainnya. Tidak satupun orang menginginkan bangsanya
jatuh atau terpuruk. Kebangkitan bangsa-bangsa di abad ke-20 merupakan bukti
bahwa perjuangan yang seberat-beratnya akan di tempuh guna meraih predikat
sebagai bangsa yang merdeka lepas dari segala bentuk penjajahan dan
ketergantungan.
Dalam semangat kebangsaan ini marilah kita semua untuk selalu
bersyukur ke pada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas anugerah-Nya telah
mentakdirkan kita menjadi bangsa Indonesia, bangsa besar, yang menjunjung
tinggi nilai religious dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara yang
banyak diberkahi penduduk dengan bermacam-macam suku, bahasa, agama dan
adat istiadat, namun tetap satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan memperbanyak syukur semoga kita dapat memperoleh
kebaikan-kebaikan yang lebih besar di hari-hari yang akan datang. Di dalam
QS.Ibrahim : 7 dijelaskan yaitu :

^O)4 ]-O> 74O '
>OE:E- 7^^EC)eV W '4
2



u7OE Ep) O).-EO4N /Cg4=
^_
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan kita semua yang setia mencintai
dan mengikuti suritauladannya. Ucapan terimakasih tertuju kepada Orang tua kita
yang selalu mendukung dan memfasilitasi semua kebutuhan belajar kita serta
kepada bapak Junaidi Idrus, S. Ag., M.Hum selaku dosen pembimbing yang selalu
sabar menghadapi mahasiswanya dan memberikan solusi-solusi yang dapat
dimengerti dan dipahami oleh semua mahasiswa, dan juga kepada dosen-dosen
STMIK Amikom lainnya.
Dalam kesempatan ini saya akan mengulas sedikit tentang Tantangan
Pendidikan Agama Pada Perguruan Tinggi Dalam Membangun Karakter Bangsa,
bagi saya judul ini bukan hanya sekedar retorika, tetapi sebetulnya merupakan
langkah penemuan dan pemantapan kembali urgensi peran Perguruan Tinggi (PT)
dan dedikasinya bagi pembangunan bangsa dan Negara pada umumnya, dan
pembangunan karakter bangsa khususnya.

III. Pembahasan
TIdak ada kesuksesan yang datang secara tiba-tiba, dan tidak ada
perjuangan yang tanpa tantangan. Begitu pula dalam perjuangan membangun
3



karakter bangsa. Oleh karena itu, seiring langkah dan optimalisasi peran
pendidikan agama pada Perguruan Tinggi dalam pembangunan Karakter bangsa
ada beberapa kondisi perkembangan lingkungan yang disamping membuka
peluang juga sekaligus melahirkan berbagai macam tantangan.
Dalam beberapa kurun waktu, kita sempat terlibat dalam perdebatan,
apakah globalisasi dan perkembangan teknologi itu peluang atau ancaman, berkah
ataukah bencana ?. Globalisasi dan perkembangan teknologi sering dipandang
secara ekstrim sebagai tantangan atau bahkan ancaman semata. Padahal
sesungguhnya globalisasi dan perkembangan teknologi, adalah sebuah ke
niscayaan atau bahkan sunnatullah. Yaitu ketetapan Tuhan Yang Maha Esa yang
memastikan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi akan tarus berkembang dan
menghadirkan perubahan.
Derasnya arus globalisasi telah menghadirkan beberapa dampak negatif
bagi kehidupan manusia, khususnya bagi tatanan moral dan etika kehidupan
masyarakat. Derasnya arus teknologi informasi yang menyertai arus globalisasi
seakan telah membobol sekat-sekat isolasi dunia dan membelalakkan mata dan
hati kita, dengan hadirnya perubahan yang cepat dan kadang-kadang mengejutkan.
Perubahan yang menghadirkan benturan dan bahkan menghanyutkan sebagian
nilai-nilai luhur budaya bangsa yang selama ini diagungkan dan disakralkan.
Nilai-nilai baru dalam perubahan dunia memang ada sebagiannya yang
bertentangan dengan nilai-nilai moral, etika dan budaya bangsa.
Arus globalisasi telah membuka ruang kebebasan yang sebagiannya
cenderung tanpa batas dan kebablasan. Atas nama kebebasan sebagian
4



kelompok masyarakat berupaya memaksakan kehendaknya dan mengancam
kelompok lain dalam mencapai tujuannya. Sebagian kelompok memanfaatkan
ruang kebebasan untuk bebas berpendapat dalam bentuknya olok-mengolok,
hujat- menghujat, menista dan bahkan menebar fitnah seakan menjadi perbuatan
biasa. Kecanggihan perkembangan tehnologi informasi juga dimanfaatkan oleh
sebagian manusia untuk meningkatkan kecanggihan tindakan kriminalitasnya
dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik maupun
sosial budaya.
Sebagian umat Islam sendiri ada yang terjerumus dalam tindakan
radikalisme dan terorisme yang membahayakan kehidupan masyarakat. Tindakan
yang jauh dari nilai-nilai Islami, tetapi ironisnya mereka mendalihkan tindakannya
sebagai jihad islami. Sementara, perkembangan teknologi informasi dengan
dampak negatifnya sering lebih cepat gerakannya, dibanding kesiapan antisipatif
manusia untuk mempersiapkan hukum-hukum yang mengaturnya. Semua itu bisa
dipandang sebagai tantangan tetapi sekaligus juga peluang bagi PT untuk
mengoptimalkan perannya.
Sebaliknya, secara positif kita juga menangkap banyak peluang yang
menghadirkan manfaat dan maslahat bagi kehidup an keagamaan. Dalam bidang
agama kita harus meng akui bahwa perkembangan teknologi informasi juga
memberi andil besar dalam memperbesar gaung syiar Islam. Seakan tidak ada
batas waktu lagi, dalam waktu yang bersamaan, manusia dapat mengikuti prosesi
ibadah haji melalui media televisi. Media elektronik, Televisi dan Radio
membuka ruang mimbar agama dan mimbar Dakwah Islam yang cukup besar
5



nilainya. Begitu juga media cetak dan media massa lainnya. Persoalannya,
mampukah kita memanfaatkannya secara efektif dan berdaya guna peluang
tersebut?. Keadaan ini juga seka ligus membuka peluang untuk mendiskusikan
kembali efektifitas metode dakwah yang telah dikembangakan selama ini. Masih
relevan dan efektifkah metode dakwah yang dikembangkan selama ini?
Dalam hal ini sesungguhnya Islam tidak pernah berseberangan dengan
globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan dalam
sejarah, tercatat dengan gemilang lahirnya tokoh-tokoh ilmuwan Islam di berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Kekayaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
tuntutan mutlak dalam membentuk manusia sebagai makhluk yang beradab dan
bermartabat. Yang demikian ini karena manusia dibebani tugas yang mulia
sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai penyebar rahmat bagi semesta
alam.
^O)4 4~ CG4O
gOj^UEUg O)E+) gN~E}
O) ^O- LOEO)UE= W
W-EO7~ NE^_` OgOg }4`
O^NC OgOg lgOEC4
47.4`g].- }^44
E)Ol=O+^ Eg;O4 +Eg-+^4
El W 4~ EO)E+) NU;N 4`
4pOUu> ^@
6



30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah
30)
4O-4 Og~-.- :UEE_
E-j^UE= ^O- E74O4
7_u4 -O *u4 eE_4OE1
74OUl41g O) .4`
7>-47 Ep) El+4O 7C)O=
g^- +O^^)4
EOO4 l7gOO ^g)
165. dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. Al-Anam 165)

IV. Pendekatan
Pendekatan Secara Agama
7



Dalam dunia pendidikan, pendidikan agama sangat berpengaruh bagi
pembentukan karakter bangsa. Mengingat pengaruh dari dunia barat semakin
marak di bangsa kita, bangsa Indonesia. Perguruan Tinggi merupakan salah satu
fasilitas untuk memberikan pendidikan tentang agama kepada masyarakat luas
agar terbentuk karakter berbangsa dan bernegara sesuai sunnatulloh.
Secara historis, karakter ke-Indonesia-an itu ter akumulasi dalam empat
pilar kehidupan bangsa Indonesia, yang telah dirumuskan oleh para founding
fathers. Empat pilar tersebut adalah Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup
bangsa, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, Bhinneka
Tunggal Ika sebagai komitmen persatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai rumah bersama kita.
Masyarakat bangsa Indonesia adalah masyarakat yang dalam kontek
sunnatullah, dalam QS. Ali Imron 112 yaitu :
;e4)Og NjgOU4N O-g]~.-
4^ 4` W-EO ) :O4
=}g)` *.- :EO4 =}g)`
+EE4- +7.44 U_4)
=}g)` *.- ;e4)Og4 NjgOU4N
O4LOE^- _ CgO
_^^) W-O+^~E 4pNO'4C
ge4C4*) *.- 4pOU+-^4C4
47.41)^- )OO4) --EO
8



_ ElgO E) W-O=4N
W-O+^~EE 4p4-u4C ^g
112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. yang demikian itu[219] karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220]
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
[218] Maksudnya: perlindungan yang ditetapkan Allah dalam Al Quran
dan perlindungan yang diberikan oleh pemerintah Islam atas
mereka.
[219] Yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah.
[220] Yakni: kekafiran dan pembunuhan atas Para nabi-nabi.
Agama sangat menjunjung tinggi komitmen keilmuan yang menjadi
sumber kemajuan suatu bangsa. Di dalam ayat Al-Quran Al-Maidah 11 di
jelaskan :
Og^4C -g~-.-
W-ON44`-47 W-NO7^O-
=eEug^ *.- :^OU4 ^O) E-
NO~ p W-EO7COO:4C 7^1)
_4CguC O- _4CguC
:L4N W W-OE>-4 -.- _
9



O>4N4 *.- -4O4-41U
]ON4g`u^- ^
11. Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah
(yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak
menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), Maka Allah menahan
tangan mereka dari kamu. dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah
sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal.
Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW adalah perintah membaca yang secara substansi menggugah pentingnya
ilmu pengetahuan. Perguruan Tinggi (PT) sebagai lembaga pendidikan tinggi
memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan dan mengembangkan amanah
penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung
dalam alam semesta ini bagi kesejahteraan umat. Dalam ayat Al-Quran Ali Imran
190 yaitu :

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Albert Einstein ahli Fisikawan terkenal abad XX mengatakan : science
without religion is lame, religion without science is blind. Dalam agama
khususnya agama Islam Kualitas keimanan dan keilmuan merupakan faktor
penentu kemulyaan dan keunggulan daya saing manusia dan tentunya juga untuk
sesuatu bangsa. Dalam ayat Al-Quran Al-Mujadilah 11 yaitu :
]) O) -UE= g4OEOO-
^O-4 -Ugu=-4
^1-- jOOgE+-4 e4CE
Oj+w U4:^- ^_
10



Og^4C 4g~-.-
W-EONL4`-47 -O) 1g~ 7
W-OOOE> ) +)UEE^-
W-O=O^ gE=O^4C +.-
7 W -O)4 1g~ W-+O=e-
W-+O=e ;7O4C +.-
4g~-.- W-ONL4`-47 7Lg`
4g~-.-4 W-O>q
=Ug^- eE_4OE1 _ +.-4
E) 4pOUEu> OO)lE= ^
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.



V. Penutup
Fitrah Ilahi manusia adalah baik. Manusia telah dilengkapi oleh akal
pikiran dan hati nurani oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk digunakan dalam
11



menebar kebaikan di muka bumi. Fitrah Ilahi inilah yang seharusnya membentuk
jati diri ketika dalam prosesnya berinteraksi dengan lingkungan membentuk
karakter yang akhirnya berwujud perilaku keseharian. Sementara itu, karakter
yang unggul dari tiap-tiap pribadi akan membentuk karakter masyarakat yang
pada akhirnya akan membentuk karakter bangsa.
Pembangunan karakter bangsa berlandaskan Pancasila sehingga
didasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi kemanusiaan
yang adil dan beradab, mengedepankan persatuan Indonesia, menjunjung tinggi
demokrasi dan HAM, serta mengedepankan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Padanan dalam Islam dapat dirujuk pada sifat sidiq, amanah, tabligh, dan
fathonah. Sedangkan bila dikaitkan dengan sifat sosiologis manusia dapat
dipadankan dengan istilah believer, thinker, doer, dan networker.








VI. Daftar Pustaka
Anonim,http://itb2020.itb.ac.id/makalahKontribusi/gedeRaka_character_and_nati
on_building.pdf
12



Anonim, http://www.pendis.kemenag.go.id/pais/file/dokumen/RenstraDitpais.pdf
Anonim,http://dikdas.kemdiknas.go.id/application/media/file/Policy%20Brief%20
Edisi%204.pdf
Anonim,http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/KUMPULAN_MAKALAH
_SEMINAR_NASIONAL_PENDIDIKAN_KARAKTER_MEMBANGUN_BAN
GSA_BERADAB/KUMPULAN_MAKALAH_SEMINAR_NASIONAL_PENDI
DIKAN_KARAKTER_MEMBANGUN_BANGSA_BERADAB.pdf
Anonim,http://keguruan.umm.ac.id/files/file/Orasi%20bagian%20Isi-rev.pdf
Anonim,http://www.radenfatah.ac.id/iftitah2011.pdf
Junaidi, S.Ag.,M.Hum, 2011. Studi Agama di Perguruan Tinggi dari Kontroversi
ke Rekonstruksi Jilid 1. Amikom. Yogyakart, h 55
Suyanto, Prof, Ph.D, 2011. Pendidikan Karakter Menuju Bangsa Unggul Policy
Brief Edisi 4. Policy Brief. Jakarta, h 5
Basuki, Ahmad Yani, Brigjen TNI Dr.H,MSi.2011.Peran Perguruan Tinggi Islam
Dalam Membangun Karakter Bangsa.IAIN Raden Fatah. Palembang, h 13

You might also like