You are on page 1of 44

Diabetes Mellitus

Oleh: Octa Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Karena jika tidak, dampak dari penyakit tersebut akan membawa berbagai komplikasi penyakit serius lainnya, seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan system syaraf. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitusnya terbanyak setelah India, China, Uni Sovyet, Jepang, dan Brasil. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230.000 pasien diabetes per tahunnya, sehingga pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita. Diabetes Mellitus itu sendiri didefinisikan sebagai penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, sehingga terjadi kelebihan gula di dalam tubuh. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Tipe Diabetes 1. Diabetes Tipe I (IDDM/ tergantung insulin) Seseorang dikatakan Diabetes tipe I, jika tubuh perlu pasokan insulin dari luar. Hal ini disebabkan karena sel-sel beta dari pulau-pulau Langerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pancreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa. 2. Diabetes Tipe II (NIDDM/ tidak tergantung insulin) Diabetes tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadi gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Biasanya orang yang terkena penyakit diabetes tipe ini yaitu orang dewasa. Gejala Gejala Diabetes Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak (di bawah 20 tahun), sebagai akibat dari adanya kelainan genetika, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejala diabetes tipe I, antara lain : Berat badan menurun Kelelahan Penglihatan kabur Sering buang air kecil Terus menerus lapar dan haus Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni

Sedangkan gejala-gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya sama seperti gejala diabetes tipe I. Penyebab Diabetes Penyebab utama diabetes di era globalisasi adalah adanya perubahan gaya hidup (pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik). Selain itu, adanya stress, kelainan genetika, usia yang semakin lama semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes. Pencegahan Diabetes Penyakit ini dapat dicegah dengan merubah pola makan yang seimbang (hindari makanan yang banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam), melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat), serta rajin memeriksakan kadar gula urine setiap tahun. Cara Mengatasi Diabetes Kalau sudah positif diabetes, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu, perlu melakukan diet, karena diet merupakan langkah awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Namun, sebaiknya ketika melakukan diet, perlu juga dibarengi dengan olah raga secara teratur. Dan terakhir, pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula Diabetes, yang merupakan suatu gangguan kelainan kadar gula darah karena rusaknya sel beta pancreas, sehingga perlu dikontrol dengan cermat. ------------ --------- --------- ---DIABETES MELLITUS Diabetes Mellitus (DM) dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai penyakit kencing manis. DM adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah yang berlebihan dan terjadi secara menahun. Disebut penyakit kencing manis, karena dalam urin (kencing) penderita DM dapat diketemukan zat gula yang mana seharusnya tidak diketemukan. Zat gula diperlukan oleh tubuh untuk diubah menjadi energi / tenaga. Zat gula diperoleh tubuh melalui makanan terutama yang mengandung karbohidrat dan gula. Hampir semua makanan yang kita makan dapat diubah menjadi zat gula. Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula akan diedarkan keseluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula karena kurangnya aktivitas, akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang melakukan aktivitas, seperti olah raga, kelebihan zat gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak, sedangkan bagi orang yg sering beraktivitas akan tersimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet binaragawan. Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot, terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi apabila kadar gula dalam darah tinggi karena belum dibutuhkan oleh tubuh, yang akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi otot dan lemak.

Sebaliknya bila zat gula dibutuhkan oleh tubuh (karena adanya suatu aktivitas) dan sementara belum ada masukkan zat gula lewat makanan, maka hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga. Begitulah mekanisme pengaturan keseimbangan kadar zat gula didalam tubuh manusia yang normal. Dalam tubuh penderita DM, hormon insulin yang seharusnya mengontrol kadar gula dalam darah, 'terlena' sehingga kadar gula tetap tinggi dan terbuang lewat urin (kencing). Hal ini yang menyebabkan penyakit ini disebut dengan penyakit kencing manis. Dua Jenis Diabetes Mellitus (DM) Saat ini dalam dunia kedokteran dikenal ada 2 jenis penyakit DM. Yang pertama dikenal sebagai DM tipe 1. Penyebab dari DM tipe 1 masih belum diketahui secara pasti. Pada penderita DM tipe 1, pankreas-nya secara terlahir tidak menghasilkan hormon insulin. Akibatnya dari kecil sampai tua, penderita ini sangat tergantung dengan hormon insulin buatan yang harus disuntikkan pada tiap saat tertentu. DM tipe 1 ini biasanya diturunkan oleh orang tuanya. Untuk DM tipe 2, penderitanya sebelumnya tidak mempunyai gangguan pada pankreas maupun produksi hormon insulin-nya. Dengan berjalannya waktu, pengeluaran hormon insulin-nya mulai mengalami gangguan. Gawatnya, penderita DM tipe 2 seringkali tidak terdiagnosis pada awalnya dan terdeteksi (biasanya pada umur 50 sampai 65 tahun) setelah penyakit ini mulai menunjukkan komplikasi berupa kerusakan pada organ tubuh seperti: mata, ginjal, saraf, gusi, gigi dan pembuluh darah. ------------ --------Mencegah Komplikasi Penyakit Kencing Manis Tanya: Sudah dua tahun ini saya menderita sakit kencing manis. Saya berumur 52 tahun, berat badan 61 kg dan tinggi badan 164 cm. Saya pernah minum obat Glucopac tetapi tidak teratur karena saya merasa tidak ada keluhan. Saya juga merasa bosan karena harus sering kontrol pemeriksaan gula darah. Pertanyaan saya: 1. Apakah penyakit kencing manis bisa disembuhkan? 2. Apa saja yang harus saya lakukan supaya gula darah normal? 3. Saya pernah mendengar penyakit ini bisa menimbulkan penyakit lain, bagaimana caranya mencegah hal ini? Apa saja penyakit lain yang dapat timbul itu? Tukiman, Gresik Jawab:

Pertama-tama perlu dipahami bahwa penyakit kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit menahun (kronik). Pada penyakit diabetes, tidak digunakan istilah sembuh, tetapi dikatakan gula darah terkontrol, yaitu dapat dikendalikan dalam batas-batas normal. Untuk itu, bukan hanya dokter yang berperan, tapi juga pasien, ahli gizi dan keluarga pasien. Penyakit Diabetes Tergantung Insulin (IDDM) disebabkan kerusakan sel beta pulau Langerhans pada kelenjar pankreas akibat proses auto imun, akibatnya produksi insulin sangat menurun. Beda dengan penyakit Diabetes Tidak Tergantung Insulin (NIDDM) yang disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Pada resistensi insulin terjadi penurunan kemampuan insulin untuk berfungsi normal, sehingga pemakaian glukosa oleh sel berkurang. Hal ini dibarengi dengan ketidakmampuan sel beta menambah produksi insulin, sehingga terjadi kekurangan insulin secara relatif. Penyakit diabetes yang ketiga disebabkan efek genetik, pankreatitis, tumor pankreas, karena obat, dan sebagainya. Sedangkan penyakit diabetes yang keempat adalah Diabetes Mellitus Gestasional. Gejala yang muncul menyertai penyakit ini adalah polifagia (makan banyak), poliuria (kencing banyak) dan polidipsia (minum banyak). Gejala ini dapat disertai berat badan menurun dan gejala lain seperti gatal, kesemutan, mata kabur, mudah lelah, luka yang tidak sembuh, dan sering timbul infeksi kulit atau bisul. Bagaimana menjaga gula darah normal terus-menerus? Ini adalah pertanyaan yang baik, karena pada dasarnya sasaran pengobatan penyakit diabetes yang utama adalah senantiasa menjaga gula darah normal. Dengan gula darah normal terus, kemungkinan timbulnya penyakit lain atau lebih tepat disebut komplikasi menjadi berkurang. Hal lain yang perlu dijaga normal adalah lemak darah serta tekanan darah. Untuk menjaga gula darah normal, upaya yang bisa dilakukan adalah: 1. Perencanaan makan. Kalori yang terukur, dihitung dari berat badan ideal (tinggi badan 100) 10 %. Untuk Anda, perhitungan ini menjadi : (164 100) 10 % = 64 - 6,4 = 57 kg. Jadi, kalori yang dibutuhkan adalah 57 X 30 35 kkal = 1700 2000 kkal. Komposisi makanan perlu seimbang, yakni karbohidrat (60 % - 75 %), protein (10% 15 %), dan lemak (20 - 25 %). Untuk perencanaan makan lebih baik dikonsultasikan kepada ahli gizi. 2. Langkah kedua adalah olahraga, misalnya jalan kaki, jogging, bersepeda, senam, atau bisa juga renang maupun lain-lain. Olahraga perlu dilakukan bertahap, teratur, dengan intensitas yang cukup, dan bila perlu dikombinasikan. Frekuensi sebaiknya dilakukan antara 4 6 kali seminggu. 3. Bila dengan dua langkah tersebut, gula darah belum juga mencapai sasaran, maka ditambahkan obat diabetes atau sering disebut Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Obat-obat ini dapat dipilih oleh dokter tempat Anda

berobat. Berapa target gula darah yang baik? Sebaiknya gula darah puasa antara 80 109 mg / dl dan gula darah sesudah makan (PP) adalah antara 110 159 mg / dl (darah vena). Di samping itu, pemeriksaan HbA1C dijaga agar berada dibawah 6,5 %. Tentu saja gula darah normal atau tidak, hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan darah di laboratorium atau bisa diperiksa sendiri bila kita mempunyai alatnya. Selain itu, pemeriksaan harus dilakukan secara periodik dan teratur. Sementara komplikasi yang timbul terbagi antara komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut antara lain kesadaran menurun (koma) karena gula darah sangat rendah atau karena gula darah sangat tinggi, dan keasaman darah meningkat karena zat keton. Sedangkan komplikasi kronik dapat berupa kerusakan pembuluh darah besar, pembuluh darah di otak yang bisa menimbulkan stroke, pembuluh darah jantung dan pembuluh darah tepi. Juga kerusakan pembuluh darah kecil seperti pada mata yang bisa menimbulkan kebutaan, dan ginjal yang bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal atau disebut gagal ginjal kronik Komplikasi kronik juga bisa berupa gangguan saraf, mudah terkena infeksi dan kerusakan kaki yang bisa menyebabkan kaki diamputasi. Untuk membuat penyakit diabetes tidak menjadi parah, pasien perlu melakukan perubahan gaya hidup berupa diet, olahraga, dan minum obat seumur hidup. Perubahan gaya hidup memang bukan proses mudah karena itu untuk menjalankan perlu niat dan tekad kuat untuk mewujudkankannya, selain juga dukungan dari keluarga. Dengan cara ini, sebenarnya kita telah mengambil keputusan yang sangat berharga, yaitu menghindari komplikasi penyakit diabetes yang cukup berbahaya itu. Dr. Erawati Resident Medical Officer, RS Mediros ------------ -------Diabetes Tak Kunjung Sembuh Pengasuh rubrik yang terhormat, Bapak saya menderita diabetes bertahun-tahun dan sampai sekarang belum bisa sembuh. Padahal, beliau sudah berobat ke mana-kemana, baik ke dokter maupun alternatif. Mohon petunjuk dan arahan, terimakasih. Ir A Suryanto Jl Bangkala II No 189 (ghassani_rivai@ xxx.com) P Antang, Makassar Jawab: Pak Suryanto yang terhormat,

Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah bahwa diabetes sebenarnya bukan penyakit berat. Penyakit ini memang merupakan suatu gangguan kesehatan yang serius, sehingga harus ditangani dengan serius pula agar tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan. Namun, diabetes dapat dikatakan bukan penyakit berat, sebab secara umum cara penanggulangannya ''cukup mudah'' dan tidak ''berat.'' Saat ini pengetahuan kita (dunia kedokteran dan kesehatan) tentang diabetes sudah cukup banyak. Mulai dari pengetahuan tentang penyebab, patologi, dan cara-cara penanggulangan yang tepat. Sehingga, kita tidak perlu terlalu takut lagi jika tanpa kita kehendaki ternyata kita atau anggota keluarga kita menderita diabetes. Jadi, bapak tidak usah terlalu khawatir dengan penyakit diabetes yang diderita oleh ayahanda. Berbagai cara penanggulangan diabetes saat ini sudah banyak kita ketahui, sehingga jika kita laksanakan dengan tertib dan disiplin, Insya Allah penderita diabetes akan tetap dapat menjalani hidup secara aktif dengan aman, nyaman, dan gembira. Kunci pengelolaan penyakit seperti diabetes ini adalah tertib dan disiplin melaksanakan aturan dan anjuran yang diberikan oleh dokter, apoteker, dan ahli gizi, serta ahli kesehatan lain yang mengelola kesehatan Anda. Perlu bapak ketahui, sebagian besar kasus diabetes memang secara medis merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Jadi, para penderita diabetes atau keluarganya sebaiknya jangan berharap penyakit diabetes tersebut akan sembuh. Yang penting adalah bagaimana mengelola agar gejalagejala buruk dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh penyakit diabetes ini tidak muncul, atau dapat diminimalkan. Dalam penanggulangan dibetes pendekatannya bukan menyembuhkan atau menghilangkan penyakitnya, namun bagaimana agar penderita diabetes dapat hidup dengan aman, nyaman, dan gembira bersama penyakit diabetesnya. Saya tidak bercanda pak. Kalau kita mau, kita memang tetap dapat hidup aman, nyaman, dan gembira bersama beberapa penyakit yang memang ''tidak dapat disembuhkan' ' seperti misalnya penyakit asma, sakit maag, hipertensi primer, dan diabetes. Asalkan, kita tahu caranya dan mau melaksanakannya dengan tertib dan disiplin. Pengobatan atau penanggulangan diabetes bertujuan untuk menjaga agar kadar gula darah penderita dapat selalu berada dalam batas normal, dan agar komplikasi yang mungkin timbul dapat diminimalkan. Gangguan kesehatan yang biasanya muncul sebagai komplikasi dari penyakit diabetes antara lain gangguan penglihatan, baik karena rusaknya syaraf penglihatan atau karena percepatan pembentukan katarak, kerusakan syaraf, sakit jantung, sakit ginjal, dan disfungsi (gangguan fungsi) seksual. Kadar gula yang tinggi di dalam darah menyebabkan luka sukar sembuh dan cenderung menjadi kudis atau borok. Pada beberapa penderita diabetes yang parah, sering harus dilakukan amputasi pada anggota tubuh akibat luka yang tak kunjung sembuh, dan membusuk. Diabetes atau lebih tepatnya diabetes mellitus (DM), atau dalam bahasa sehari-hari disebut kencing manis, adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Kadar gula di dalam darah tinggi sebab gula yang seharusnya masuk ke dalam sel untuk diubah menjadi energi dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh tetap tinggal di luar sel (yaitu di dalam darah) karena mekanisme transpor atau ''alat angkut'' gula ke dalam sel rusak atau terganggu.

Salah satu faktor penting dalam mekanisme pengangkutan gula ke dalam sel adalah sejenis hormon yang disebut insulin. Insulin ini diproduksi oleh kelenjar pankreas. Ada beberapa jenis diabetes mellitus (DM). DM tipe I terjadi jika kelenjar pankreas tidak lagi memproduksi insulin. Penderita DM tipe I harus dibantu dengan suntikan insulin sepanjang hidupnya. Pada DM tipe II kelenjar pankreas masih memproduksi insulin tetapi jumlahnya sudah tidak mencukupi, atau mungkin juga jumlahnya cukup tetapi tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin itu secara efektif. Sebagian besar penderita diabetes mellitus termasuk tipe II ini. DM tipe II umumnya belum atau tidak memerlukan suntikan insulin, namun kadar gula darahnya dapat dijaga normal dengan menggunakan obat-obatan tertentu yang biasanya berupa tablet yang diberikan per oral (melalui mulut). Ada satu lagi jenis diabetes, yaitu yang disebut gestational diabetes. Gestational diabetes adalah keadaan diabetes yang diderita wanita hamil, yang biasanya berlangsung sementara atau temporer. Agar penanggulangannya tepat, yang pertama yang harus diketahui adalah tipe diabetes mellitus yang diderita oleh ayahanda. Untuk itu Anda harus membawa ayah berkonsultasi pada dokter spesialis penyakit dalam. Dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan darah dan urin, kemudian hasilnya akan menentukan terapi yang cocok buat ayah Anda. Upayakan agar ayah mematuhi saran dokter dengan baik. Selain mematuhi jadwal dan dosis makan obat, hal lain yang perlu Anda sarankan agar dilakukan oleh Ayah adalah berolahraga secara teratur. Jalan pagi rutin satu jam setiap pagi akan sangat membantu menjaga kesehatan penderita diabetes. Jika suka, berenang dan naik sepeda juga merupakan olah raga yang bagus dilakukan secara rutin. Olahraga aerobik ini dilakukan selama 30-40 menit didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa olahraga akan membantu tubuh untuk dapat menggunakan insulin secara efektif dan efisien. Diet atau pola makan juga harus diperhatikan. Turuti saran dokter untuk mengurangi konsumsi gula dan bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti nasi, roti, ubi, singkong, dan segala jenis tepung. Perbanyak makan buah, sayuran, dan makanan yang mengandung banyak serat untuk menanggulangi rasa lapar. Penderita diabetes memang sering merasa lapar dan lemas karena karbohidrat dalam makanan yang dikonsumsinya hanya sedikit yang diubah menjadi energi. Karena banyak berkemih dan berkeringat, penderita diabetes harus banyak minum. Minuman yang paling sehat untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak adalah air putih. Minumlah sekitar dua liter air setiap hari, atau sekitar 8 gelas. Disiplin dalam pengaturan pola makan dan olahraga merupakan hal yang sangat penting dalam penanggulangan diabetes mellitus. Banyak penderita DM yang dapat mengurangi dosis obat yang harus dikonsumsi (disarankan oleh dokter tentunya) setelah secara teratur dan disiplin mengatur pola makan dan olahraganya. Selain itu, hidup jauh dari stres, tidak merokok, dan menjaga berat badan agar tidak kegemukan (obesitas) sangat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Satu hal lagi yang harus dilakukan adalah rutin memeriksakan kadar gula darah, paling tidak sebulan sekali. Agar jika terjadi kenaikan atau penurunan di luar batas normal dapat segera dikoreksi dengan pengaturan dosis obat yang dikonsumsi. Untuk mendapat tambahan pengetahuan, Anda dapat membaca kembali pembahasan kita tentang diabetes mellitus di rubrik konsultasi kita ini, antara lain pada 15 April 2003, 27 Januari 2004, dan 6 April 2004. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat. Salam.

dr Ernawati Sinaga, MS, Apt. Konsultasi Kesehatan dan Kefarmasian Diasuh oleh Indonesian Pharmaceutical Watch (IPhW) Koordinator Pengasuh : DR. Ernawati Sinaga, MS, Apt Alamat Surat: Harian Umum Republika, Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Jakarta 12510 email : medika@republika. co.id, faksimili: (021) 7983623

Pendidikan Kesehatan Dalam Pengelolaan Diabetes Secara Mandiri (Diabetes SelfManagement Education) Bagi Diabetisi Dewasa
A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin tidak adekuat atau fungsi insulin terganggu (resistensi insulin) atau justru gabungan dari keduanya. Secara garis besar DM dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaitu : DM tergantung pada insulin (DM tipe-1) dan non-DM tergantung pada insulin (DM tipe-2) (Stevens, 2002). Perbedaan karakteristik paling mencolok dari penderita DM tipe-1 atau tipe-2 adalah umur saat terjadinya penyakit DM (Soewondo, 2006). Pada umumnya, DM tipe-1 terjadi pada seseorang dengan usia di bawah 40 tahun bahkan separuhnya didiagnosis pada usia kurang dari 20 tahun. Sebaliknya, DM tipe-2 sebagian besar didiagnosis pada usia di atas 30 tahun, separuh dari kasus baru DM tipe-2 terjadi pada kelompok umur 55 tahun atau lebih. Oleh karenanya, DM tipe-2 lebih dikenal sebagai penyakit DM yang menyerang kaum dewasa (Parmet, 2004). Risiko DM meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan memiliki kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan mortalitas seseorang (ADA, 1998). DM tipe-2 memiliki hubungan dengan mortalitas pada berbagai kelompok umur bahkan dua kali lipat dibandingkan populasi non-diabetes; umur harapan hidup akan menurun 5 sampai 10 tahun pada kelompok umur pertengahan (Poulsen, 1998). Bahkan menurut penelitian di Inggris, lebih dari 80% pasien berumur 45 tahun yang baru didiagnosis mengidap DM setelah 10 tahun diobservasi ternyata memiliki risiko komplikasi penyakit jantung koroner >5%, 73% (45% sampai 92%) memiliki penyakit hipertensi, dan 73% (45% sampai 92%) memiliki konsentrasi kholesterol >5 mmol/l (Lawrence et al., 2001).

DM disebut sebagai penyakit kronis sebab DM dapat menimbulkan perubahan yang permanen bagi kehidupan seseorang. Penyakit kronis tersebut memiliki implikasi yang luas bagi lansia maupun keluarganya, terutama munculnya keluhan yang menyertai, penurunan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas keseharian, dan menurunnya partisipasi sosial lansia. Perawat komunitas sejak awal dapat berperan dalam meminimalisasi perubahan potensial pada sistem tubuh pasien. Beberapa penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa perawat mempunyai peran yang cukup berpengaruh terhadap perilaku pasien (Tagliacozzo D.M., et.al., 1974). Salah satu peran yang penting guna mendorong masyarakat terutama lansia adalah agar lansia dan keluarga mampu memahami kondisi lansia diabetisi sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (self-care). Tulisan ini

mencoba untuk membahas sebuah model pendidikan kesehatan dalam pengelolaan diabetes secara mandiri (Diabetes self-management education/DSME). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan pengertian dan kemampuan pengelolaan penyakit secara mandiri dalam kontrol metabolisme, mencegah komplikasi akut maupun kronis, serta mengoptimalkan kualitas hidup para lansia diabetisi dan keluarganya (Weerdt, Visser, & Veen, 1989; Clement, 1995). 2. Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan lansia diabetisi dan keluarganya tentang diabetes mellitus dan pengelolaannya (Padgett et al., 1988; Fernando, 1993). Meningkatkan status psikososial lansia diabetisi dan keluarganya: kepercayaan dan sikap terhadap program pengobatan dan mekanisme koping (Padgett et al., 1988; Brown, 1990). Meningkatkan perilaku sehat lansia diabetisi dan keluarganya: monitoring kadar gula darah secara mandiri, perencanaan makan (diet), latihan jasmani dan istirahat yang cukup, konsumsi obat hipoglikemik, dan menghindari rokok (Norris et al., 2002; Toobert, et al., 2003).

C. Diabetes Self-Management Education (DSME) Beberapa penelitian mencatat bahwa 5080% diabetisi memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang kurang dalam mengelola penyakitnya (Norris, Engelgau, & Narayan, 2001; Palestin, Ermawan, & Donsu, 2005), dan kontrol terhadap kadar gula darah ideal (HbA1c<7.0%)> DSME merupakan proses pendidikan kesehatan bagi individu atau keluarga dalam mengelola penyakit diabetes (Task Force to Revise the National Standards,1995) yang telah dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Joslin Diabetes Center (Bartlett,1986). DSME menggunakan metode pedoman, konseling, dan intervensi perilaku untuk meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes dan meningkatkan ketrampilan individu dan keluarga dalam mengelola penyakit DM (Jack et al., 2004). Pendekatan pendidikan kesehatan dengan metode DSME tidak hanya sekedar menggunakan metode penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung namun telah berkembang dengan mendorong partisipasi dan kerjasama diabetisi dan keluarganya (Funnell et al.,1991; Glasgow & Anderson,1999). Intervensi DSME diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan lansia diabetisi dan keluarganya tentang diabetes mellitus dan pengelolaannya (Padgett et al., 1988; Fernando, 1993) serta meningkatkan status psikososial lansia diabetisi dan keluarganya berkaitan dengan kepercayaan dan sikap terhadap program pengobatan dan mekanisme koping (Padgett et al., 1988; Brown, 1990). Menurut Badruddin et al. (2002), diabetisi yang diberikan pendidikan dan pedoman dalam perawatan diri akan meningkatkan pola hidupnya yang dapat mengontrol gula darah dengan baik. Badruddin et al. sekaligus mengingatkan bahwa pendidikan kesehatan akan lebih efektif bila petugas kesehatan mengenal tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan sehari-hari klien tersebut. Selanjutnya, intervensi DSME yang dapat meningkatkan aspek kognisi dan afeksi diabetisi dan keluarganya secara simultan akan mempengaruhi peningkatan perilaku sehat diabetisi. Perilaku sehat tersebut terdiri dari monitoring kadar gula darah secara mandiri, perencanaan makan (diet), latihan jasmani dan istirahat yang cukup, konsumsi obat hipoglikemik, dan menghindari rokok. Hasil jangka pendek yang diharapkan adalah terkontrolnya tekanan darah (<140/90> Skema 1. Kerangka pikir Model Diabetes Self-Management Education Bentuk oval adalah intervensi, kotak dengan sudut lengkung mengindikasikan sebagai hasil antara, dan

kotak dengan sudut lancip adalah hasil jangka pendek dan jangka panjang. Sumber : Norris SL, Nichols PJ, Caspersen CJ, Glasgow RE, Engelgau MM, Jack L, et al. (2002) Jack, et al. (1999) berdasarkan studi review sistematis selanjutnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan intervensi DSME dalam konteks komunitas, adalah : faktor komunitas, organisasi, lingkungan fisik, lingkungan sosial, dukungan sosial (keluarga dan jejaring sosial), dan faktor individu (psikologis, biomedis, dan perilaku) (lihat skema 2). Faktor-faktor komunitas, terdiri dari: sosial budaya, sumber daya masyarakat, dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Faktor organisasi yang berpengaruh yaitu pemerintah, sekolah, lembaga swadaya masyarakat, pelayanan kesehatan, dan swasta. Faktor lingkungan fisik terdiri dari lingkungan di dalam dan luar rumah, fasilitas publik, dan sarana transportasi. Faktor lingkungan sosial terdiri dari norma sosial, ekosistem, kondisi ekonomi, budaya setempat, dan kebijakan publik. Faktor dukungan sosial dari keluarga dan sosial. Faktor individu terdiri dari tiga aspek, yaitu kondisi psikologis, biomedis, dan perilaku. Skema 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Diabetes Self-Management Education C. Implikasi DSME dalam keperawatan komunitas 1. Peran perawat komunitas adalah mendorong kemandirian lansia diabetisi dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan DM sehingga keluhan dan gejala penyakit DM berkurang serta mencegah komplikasi akut dan kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, syaraf, kulit, kaki, dan sebagainya sehingga kualitas hidup lansia diabetisi lebih optimal. 2. Intervensi keperawatan DSME pada kelompok khusus dapat diimplementasikan pada posbindu atau kelompok lansia diabetisi. 3. Pendekatan komunikasi terapeutik dapat berperan sebagai pembangun struktur komunikasi yang terapeutik, sehingga klien akan mudah memahami dan melaksanakan program pengobatan yang telah direncanakan untuknya. 4. Intervensi keperawatan DSME diberikan untuk menjaga stabilitas klien, ketersediaan sumber energi sistem, dan dukungan terhadap klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Prevensi primer, antara lain deteksi dini DM maupun adanya risiko komplikasi DM, pemeriksaan teratur kadar gula darah secara mandiri, perawatan kaki, latihan kaki dan perencanaan makan (diet). Prevensi primer termasuk melakukan strategi promosi kesehatan bilamana faktor risiko telah terdekteksi namun reaksi klien belum muncul. Prevensi sekunder, yaitu konsumsi obat hipoglikemik sesuai dosis pengobatan. Prevensi tersier, yaitu latihan jasmani secara teratur, istirahat yang cukup, menghindari stress, dan menghindari rokok.

D. Penutup 1. Simpulan Perawat komunitas memiliki peran yang penting guna mendorong masyarakat terutama lansia untuk mampu memahami kondisinya sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (self-care) melalui intervensi DSME. Intervensi DSME berupaya untuk meningkatkan aspek kognisi, afektif dan ketrampilan pengelolaan DM lansia diabetisi dan keluarganya sehingga keluhan dan gejala penyakit DM berkurang serta mencegah komplikasi akut dan kronis sehingga diharapkan kualitas hidup lansia diabetisi dapat lebih optimal. Pada tahapan ini, perawat komunitas perlu meningkatkan perannya dengan mengambil titik awal pada pemberdayaan kesehatan keluarga. Perawatan komunitas yang berfokus pada keluarga memiliki makna

strategis dan berbagai manfaat, yaitu : meningkatnya tanggungjawab sektor publik terhadap peningkatan kesehatan komunitas (Weiner, 2000), pembiayaan perawatan di rumah lebih mudah dikendalikan (Cuellar & Weiner, 2000), serta perawatan berfokus pada keluarga lebih efektif dan bermanfaat bagi kesehatan komunitas (Weissert &amp;amp;amp;amp; Hedrick, 1994; Weissert et al., 1997; Breakwell, 2004). 2. Saran

Perawat komunitas perlu meningkatkan ketrampilan DSME dan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan ketaatan lansia diabetisi dan keluarganya dalam pengelolaan diabetes. Perawat komunitas perlu menentukan indikator keberhasilan intervensi DSME dalam lingkup keluarga maupun komunitas melalui performa aktivitas sehari-hari, pencapaian tujuan intervensi keperawatan, perawatan mandiri, adaptasi, dan partisipasi klien dalam kehidupan sosialnya. Perawat komunitas harus mampu mengenal dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan DSME di tingkat keluarga maupun komunitas. Perawat komunitas harus mampu menggali dan mengelola kekuatan keluarga, sumber daya keluarga serta supra sistem keluarga dalam pelaksanaan DSME.

Referensi : 1. Almatsier, S. (Ed). (2006). Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2. American Diabetes Association. (1998). Economic consequences of diabetes mellitus in the U.S. in 1997. Diabetes Care, 21:296309. 3. American Diabetes Association. (2001a). Standards of medical care for patients with diabetes mellitus (Position Statement). Diabetes Care, 24 (Suppl. 1):S33S43. 4. American Diabetes Association. (2001b). Tests of glycemia in diabetes (Position Statement). Diabetes Care 24 (Suppl. 1):S80S82. 5. Badruddin, N., Basit, A., Hydrie, M.Z.I., & Hakeem, R., (2002). Knowledge, Attitude and Practices of Patients Visiting a Diabetes Care Unit, Pakistan Jou of Nut, 1(2): 99-102. 6. Bartlett, E. (1986). Historical glimpses of patient education in the United States. Patient Educ Counsel, 8:135149. 7. Breakwell, S. (2004). Connecting New Nurses and Home Care. Home Health Care Management & Practice, 16(2): 117-21. 8. Brown, S. (1990). Studies of educational interventions and outcomes in diabetic adults: a metaanalysis revisited. Patient Educ Counsel, 16:189 215. 9. Clement, S., (1995). Diabetes self-management education. Diabetes Care, 18:12041214. 10. Cuellar, AE & J. Weiner. 2000. Can Social Insurance for Long-Term Care Work? The Experience of Germany. Health Affairs 19(3): 8-25. 11. Elshaw, EB, Young, EA, Saunders, MJ, McGurn, WC, Lopez, LC. (1994). Utilizing a 24-hour dietary recall and culturally specific diabetes education in Mexican Americans with diabetes. Diabetes Educ., 20:228-35. [PMID: 7851238] 12. Feeley, N. & Gottlieb, L.N. (2000). Nursing Approaches for Working With Family Strengths and Resources. Journal Of Family Nursing, 6(1), 9-24. 13. Fernando, D. (1993). Knowledge about diabetes and metabolic control in diabetic patients. Ceylon Med J 38:18 21. 14. Funnell, M., Anderson, R., Arnold, M., Barr, P., Donnelly. M., Johnson, P. (1991). Empowerment: an idea whose time has come in diabetes education. Diabetes Educ, 17:3741. 15. Glasgow, R., & Anderson R,. (1999). In diabetes care, moving from compliance to adherence is not enough: something entirely different is needed. Diabetes Care, 22:20902091. 16. Harris, MI., Eastman, RC., Cowie, CC., Flegal, KM., & Eberhardt, MS. (1999). Racial

and ethnic differences in glycemic control of adults with type 2 diabetes. Diabetes Care, 22:403408. 17. Jack Jr., L., Liburd, L., Spencer, T., & Airhihenbuwa, C.O. (2004).Understanding the Environmental Issues in Diabetes Self-Management Education Research: A Reexamination of 8 Studies in Community-Based Settings. Ann Intern Med., 140:964-971. 18. Jack, L. Jr, Liburd, L., Vinicor, F., Brody, G., & Murry, VM. (1999). Influence of the environmental context on diabetes self-management: a rationale for developing a new research paradigm in diabetes education. Diabetes Educ., 25:775-7, 779-80, 782 passim. [PMID: 10646474] 19. Lawrence, JM., Bennett, P., Young, A., & Robinson, AM . (2001). Screening for diabetes in general practice: cross sectional population study. BMJ, 323: 548-551. 20. Mapanga, K.G. & Mapanga, M.B. (2004).A Community Health Nursing Perspective of Home Health Care Management and Practice. Home Health Care Management & Practice, 16(4): 271-279. 21. Norris, S.L., Engelgau, M.M., & Narayan, K.M.V., (2001). Effectiveness of SelfManagement Training in Type 2 Diabetes A systematic review of randomized controlled trials. Diabetes Care, 24(3): 561-587. 22. Norris, S.L., Lau, J., Smith, S.J., Schmid, C.H., & Engelgau, M.M. (2002). SelfManagement Education for Adults With Type 2 Diabetes A meta-analysis of the effect on glycemic control. Diabetes Care, 25:11591171. 23. Norris SL, Nichols PJ, Caspersen CJ, Glasgow RE, Engelgau MM, Jack L, et al. (2002). Increasing diabetes self-management education in community settings. A systematic review. Am J Prev Med., 222(4 Suppl):39-66. [PMID: 11985934] 24. Padgett, D., Mumford, E., Hynes, M., & Carter, R. (1988), Meta-analysis of the effects of educational and psycholosocial interventions on management of diabetes mellitus. J Clin Epidemiol, 41:10071030. 25. Palestin, B., Ermawan, B., & Donsu, JDT. (2005). Penerapan Komunikasi Terapeutik Untuk Mengoreksi Perilaku Klien Rawat Jalan Dengan Diabetes Mellitus, Jurnal Teknologi Kesehatan 1(1): 1-10. 26. Parmet, S., (2004). Weight Gain and Diabetes. JAMA, 292(8): 998. 27. Stevens, LM. (2002). The ABCs of Diabetes. JAMA, 287(19): 2608. 28. Soewondo, P. (2006). Hidup Sehat dengan Diabetes. Panduan bagi penyandang diabetes, keluarganya dan petugas kesehatan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 29. Tagliacozzo D.M., Luskin D.B., Lashof J.C. & Ima K., Nurse Intervention and Patient Behavior, Am. Jou. Public Health 1974, Vol. 64 No. 6. 30. Task Force to Revise the National Standards. (1995). National standards for diabetes self-management education programs. Diabetes Educ, 21:189193. 31. Thomas MandrupPoulsen. (1998).Recent advances Diabetes. BMJ, 316: 1221-1225. 32. Toobert, D.J., Glasgow, R.E., Strycker, L.A., Barrera Jr., M., Radcliffe, J.L., Wander, R.C., & Bagdade, J.D.(2003). Biologic and Quality-of-Life Outcomes From the Mediterranean Lifestyle Program A randomized clinical trial. Diabetes Care,26:22882293. 33. Weerdt, I., Visser, A., & Veen, E. (1989). Attitude behavior theories and diabetes education programmes. Patient Educ Counsel, 14:319. 34. Weiner, J. (2000). Prediction: Long-Term Care in the Next Decade. Caring Magazine (June): 16-8. 35. Weissert, W & SC Hedrick. (1994). Lessons Learned from Research on Effects of Community-Based Long-Term Care. Journal of the American Geriatrics Society 42: 348-53. 36. Weissert, W, T Lesnick, M Musliner, & K Foley. (1997). Cost Savings from Home and

Community-Based Services: Arizonas Capitated Medicaid Long-Term Care Program. Journal of Health Politics, Policy and Law 22(6): 1329-57.

Saturday, May 27, 2006


Minuman soda mengandung banyak benzene, suatu zat karsinogenik
Kalbefarma - The US Food dan Drug Administration (FDA) beberapa waktu lalu mengatakan bahwa beberapa minuman bersoda dan minuman ringan lainnya di US mengandung zat karsinogenik benzene yang kadarnya tinggi. Dari 100 contoh minuman bersoda dan minuman ringan yang diteliti, ditemukan 5 jenis minuman yang mengandung kadar benzene melebihi standart yang ditetapkan yaitu 5 ppb (part per bilion). Pada lima jenis minuman tersebut kadar benzene yang ditemukan mencapai hingga 79 ppb. Benzene adalah suatu bahan kimia yang dapat menjadi pemicu terjadinya leukemia. Pada minuman tersebut dapat ditemukan dua jenis kandungan yaitu vitamin C yang disebut asam askorbat dan dua zat pengawet: sodium benzoate dan potassium benzoate. Kemungkinan saat itu kandungan benzene tidak ditemukan, namun para ahli mengatakan bahwa faktor terpaparnya udara panas dan sinar dapat memicu terbentuknya benzene pada minuman tersebut. Tes yang dilakukan FDA terhadap berbagai jenis minuman bersoda menunjukkan bahwa kandungan benzene yang terdapat pada minuman jus atau minuman soda memiliki problem kesehatan yang serius, dikatakan Richard Wiles, senior vice president pada Enviromental Working Group. FDA dianjurkan untuk terus melakukan penelitian tentang bagaimana terbentuknya bezene, termasuk faktor panas yang merupakan penyebabnya, serta cara penyimpanan yang benar sehigga minuman tersebut tetap terjaga keamanannya posted by dekock @ 23:02 7 comments

Sunday, May 14, 2006


Penatalaksanaan acne vulgaris
Kalbefarma - Acne atau jerawat merupakan suatu masalah yang mengganggu, sekitar 80% remaja dan anak muda yang berusia 11 hingga 30 tahun mengalami masalah jerawat. Beberapa tahun belakangan ini para ahli terus-menerus mempelajari patogenesis terjadinya penyakit tersebut. Sejak 25 tahun yang lalu, berbagai obat sistemik dan topikal terus menerus berkembang sebagai terapi kasus acne terutama untuk jenis acne vulgaris. Berbagai petunjuk penanganan terus menerus berubah karena hasil perkembangan penelitian yang juga terus berjalan.

Saat ini pendekatan terapi acne dimulai dengan penilaian riwayat ataupun kebiasaan pasien. Hal-hal yang dinilai termasuk tingkat keparahan acne, tipe dari lesinya ada atau tidaknya jaringan parut, pengaruh fisiologis dari penyakit ini dan pengalaman menggunakan berbagai obat anti jerawat (obat yang diresepkan oleh dokter ataupun obat yang dijual bebas). Sebagai farmakologi terapi acne, retinoid topikal merupakan terapi lini peertama untuk semua jenis kasus acne terutama kasus berat. Bila ada lesi inflamasi namun jenis acnenya ringan atau sedang antimikrobial topikal sebaiknya dikombinasi dengan retinoid topikal untuk mempercepat terjadinya penyembuhan. Untuk kasus acne berat kombinasi antibiotik oral dengan retinoid topikal dan atau benzoyl peroxide. Sedangkan untuk kasus acne yang sangat parah seperti acne konglobata pemberian isotretinoin dapat menjadi pilihan. Melakukan maintenance terapi untuk acne sangatlah penting, mengingat penyakit ini cenderung berulang bila terapi dihentikan. posted by dekock @ 06:48 0 comments

Indonesia Urutan Ke-4 Penderita kencing manis (diabetes melitus)


Kalbefarma - Ada sebuah fenomena yang cukup memprihatinkan. Berdasarkan survey WHO, jumlah penderita kencing manis (diabetes melitus/DM) di Indonesia sekitar 17 juta orang (8,6 persen dari jumlah penduduk) atau menduduki urutan terbesar ke-4 setelah India, Cina, dan Amerika Serikat (AS). "Banyaknya penderita diabetes di Indonesia karena gaya hidup masyarakat yang tidak memperhatikan pola hidup sehat, seperti mengkonsmsi gizi seimbang dan berolah raga cukup," ujar Menkes Siti Fadilah Supari pada pada dialog tentang Dibetes memperingati Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional di Jakarta, beberapa bulan yang lalu. Menurut Menkes, jika penderita diabetes tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darahnya, akibatnya akan terjadi komplikasi misalnya terkena stroke, gagal ginjal, jantung, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan menderita luka yang tidak bisa mengering darahnya. Menkes berharap, masyarakat termasuk Yayasan Pelita Usila sebagai penyelenggara dialog diabetes ikut mensosialisasikan penanggulangan DM, baik secara medis seperti pemberian obat-obatan maupun non-medis melalui pencegahan seperti mengurangi konsumsi makanan mengandung gula dan berolahraga. Survei Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada 2001 menyebutkan jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,6 persen, terjadi peningkatan jumlah DM di Jakarta dari 1,7 persen pada tahun 1981 menjadi 5,7 persen pada tahun 1993. International Diabetic Federation (IDF) mengestimasikan bahwa jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun ketas menderita DM sebanyak 5,6 juta orang pada tahun 2001 dan akan meningkat menjadi 8,2 juta pada 2020, sedang Survei Depkes 2001 terdapat 7,5 persen penduduk Jawa dan Bali menderita DM. Data Depkes tersebut menyebutkan jumlah penderita DM menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke-1 di rumah sakit dari keseluruhan pasien penyakit dalam. (www.lizaherbal.com) posted by dekock @ 06:42 0 comments

Friday, May 12, 2006


Relaksasi membuat hasil pemeriksaan tekanan darah lebih akurat
Kalbefarma - Melakukan relaksasi beberapa menit sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah akan memberikan hasil yang lebih baik dan tepat, dilaporkan suatu hasil penelitian dari Universitas Virginia Health System. Didapatkan tekanan darah sistolik rata-rata 14 poin lebih tinggi saat pemeriksaan tekanan darah dilakukan segera setelah pasien datang tanpa melakukan relaksasi berupa duduk bersandar dengan kaki diluruskan ke lantai bila dibandingkan dengan mereka yang sebelumnya melakukan relaksasi. Semua partisipan yang diteliti memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih rendah setelah sebelumnya mereka melakukan relaksasi. Para ahli tersebut menjelaskan bahwa perbedaan nilai hingga 14 poin tersebut memiliki arti yang berbeda dan dapat menyebabkan diagnosis menjadi tidak akurat. Selama ini kebanyakan orang datang ke tempat pemeriksaan kemudian segera melakukan pemeriksaan tekanan darah, Melly Turner seorang peneliti menjelaskan. Anjuran dari American Heart Association's, tehnik yang benar adalah relaksasi sekitar 5 menit dengan cara duduk bersandar dan kaki diluruskan kedepan, baru kemudian tekanan darah diperiksa. Tehnik ini akan menghasilkan nilai yang lebih tepat dan akurat. Temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan Preventative Cardiovascular Nurses Association. Setiap orang seharusnya mengetahui nilai tekanan darah mereka, Turner mengatakan. Jika mereka didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi, dengan cepat mereka dapat melakukan tindakan hingga tekanan darahnya dapat kembali normal. Para ahli tersebut menyebutkan perubahan gaya hidup perlu dilakukan yaitu menjaga keseimbangan makan, menekan asupan lemak yang terlalu banyak, kurangi penggunaan garam dan melakukan olahraga rutin 30 menit setiap harinya. posted by dekock @ 21:09 0 comments

Pil KB bagi pria


Kalbefarma - Jenis alat kontrasepsi bagi kaum pria bertambah satu lagi yaitu penggunaan pil hormonal yang berfungsi menghentikan produksi sperma, laporan dari The Lancet 29 April 2006 kemarin. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Australia's ANZAC Research Institute membuat suatu pil yang berisi kandungan androgen. Penelitian dilakukan terhadap 1.500 pria usia 18-51 tahun, antara 1990-2005. Waktu rata-rata untuk mengembalikan kondisi sperma dalam keadaan semula adalah 3,4 bulan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kembalinya kondisi sperma dalam keadaan semula setelah menggunakan pil KB tersebut adalah faktor usia, ras, lamanya menggunakan pil KB, dan konsentrasi sperma pada keadaan awal.

Mereka yang berusia tua, orang Asia, masa penggunaan pil KB yang pendek, dan konsentrasi sperma pada keadaan awal yang tinggi ternyata mempercepat pulihnya konsentrasi sperma, hingga kadarnya memungkinkan kembali untuk disebut sebagai "subur". Selama ini alat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk kaum pria hanyalah kondom dan tindakan vasektomi. Banyak pasangan yang merasa tidak nyaman menggunakan tindakan KB jenis tersebut, terutama vasektomi yang tindakannya tidak mudah, karena harus dilakukan tindakan operasi. Temuan pil KB bagi kaum pria ini menjadi satu tambahan jenis kontrasepsi bagi mereka yang ingin KB dengan jenis yang lebih nyaman dan mudah penggunaannya, dikatakan peneliti Dr. Peter Liu. posted by dekock @ 21:05 2 comments

Monday, May 01, 2006


Obat anti muntah melindungi anak dari dehidrasi
Kalbefarma - Anak-anak yang mengalami gangguan perut umumnya mudah mengalami dehidrasi, hingga seringkali dibutuhkan pemberian cairan intravena untuk menghindari dehidrasi tersebut, namun saat ini penelitian terbaru mengatakan bahwa satu dosis obat anti muntah ondansetron yang diberikan kepada anak penderita gangguan perut, dapat mengurangi kebutuhan cairan rehidrasi Intravena lebih dari setengahnya. Anak dengan kondisi muntah berkali-kali harus siap dengan penanganan rehidrasi IV, papar Dr. Stephen Freedman, asisten profesor pediatri dari The Hospital for Sick Children, Toronto. Kita selalu memberikan terapi rehidrasi oral sebagai tindakan awalnya sebagian dapat teratasi dengan pemberian terapi oral saja. Dengan pemberian ondansetron sebagai terapi tambahan selain pemberian oral rehidrasi ternyata lebih berhasil menekan kebutuhan pemberian cairan rehidrasi secara intravena, Freedman mengatakan. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada 20 April 2006 dalam berita New England Journal of Medicine. Setiap tahun, lebih dari 1,5 juta anak di US mengalami gastroenteritis, yang lebih populer dengan istilah flu perut. Sekitar 200.000 anak di Amerika membutuhkan perawatan di rumah sakit akibat komplikasi dari gastroenteritis. Ketika pasien anak mengalami muntah berulang, dokter umumnya memilih menggunakan tindakan pencegahan dengan terapi rehidrasi interavena, karena rehidrasi oral bagi anak-anak lebih sulit, para ahli tersebut mengatakan. Dalam penelitiannya, para ahli meneliti 215 anak yang berkunjung ke UGD Children's Memorial Hospital di Chicago karena Gastroenteritis. Mereka rata-rata berusia 6 bulan hingga 10 tahun. Anak-anak tersebut secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menerima ondansetron dalam bentuk tablet oral, dan kelompok kedua menerima tablet plasebo. Jika dalam waktu 15 menit setelah pemberian obat, pasien tersebut kembali muntah, mereka akan diberi tablet kedua. Anak-anak yang menerima ondansetron secara bermakna terlihat lebih sedikit mengalami muntah (14%) bila dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo (35%).

Hanya 14% dari pasien kelompok 1 yang membutuhkan terapi cairan rehidrasi IV, sedangkan pada keompok 2 terdapat 31% anak yang membutuhkan terapi rehidrasi IV. Kelompok 1 (kelompok yang diterapi) juga ternyata lebih cepat meninggalkan UGD rumah sakit bila dibandingkan dengan pasien kelompok 2 (Plasebo). Namun rata-rata jumlah anak yang kembali ke UGD dari kelompok 1 dan kelompok 2 tidak berbeda bermakna. Dr. Paul Harlow, seorang dokter anak dan ahli hematologi/onkologi dari Hackensack University Medical Center, New Jersey, mengatakan bahwa ia tidak yakin ondansetron dapat berpengaruh besar terhadap terapi dehidrasi. Anak-anak yang diberi ondansetron menurutnya juga tetap membutuhkan cairan, meskipun kebutuhannya hanya setengah dari mereka yang tidak diberi ondansetron. Jika menunjukkan hasil yang bermakna seharusnya jumlah anak yang datang ke rumah sakit dan yang kembali lagi untuk kedua kali harus berbeda bermakna, ia mengatakan. Dilaporkan Freedman, jumlah anak yang kembali lagi sama-sama kecil, kelompok 1 sebanyak 4% dan kelompok 2 sebanyak 5%, hal tersebut menurutnya tidak memberikan bukti yang cukup bahwa ondansetron berpengaruh besar terhadap penanganan kasus dehidrasi. Kemungkinannya mereka tidak akan muntah saat diberi obat tersebut, namun jika obat tersebut tidak diberikan lagi, mereka kembali akan muntah. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas penggunaan Ondansetron bagi pasien anak dengan dehidrasi, menurut Freedman. posted by dekock @ 23:33 0 comments

Teh hijau untuk terapi acne


Kalbefarma - Teh hijau telah lama bermanfaat dalam pengobatan Cina tradisional, antara lain untuk pengobatan akne. Alasan utama bahwa teh hijau efektif untuk terapi akne adalah karena teh hijau sangat kaya antioksidan terutama epigallocatechin gallate dengan aktivitas antioksidan 200 kali lebih kuat dibanding vitamin E dalam melawan radikal bebas. Maka dengan banyak minum teh hijau, dapat membantu membersihkan tubuh dari toksin dan mempertahankan struktur sel yang sehat. Selain dapat melawan bakteri, penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi kemerahan, inflamasi, dan aktivitas hormon. Oleh karena itu teh hijau dapat mempercepat penyembuhan dan membantu mencegah timbulnya akne, yang sering disebabkan oleh perubahan aktivitas hormonal. Untuk terapi akne, teh hijau dapat diminum, dapat pula berupa pil (ekstrak teh hijau), atau dalam sediaan krim topikal. Selain itu, dengan menempatkan sekantong teh hangat pada lesi akne di wajah, dapat menarik keluar toksin dan memicu penyembuhan lebih cepat. Sejauh ini, metode yang paling populer adalah dengan meminum teh hijau. Namun jika penggunaan teh

hijau dimaksudkan untuk terapi akne, maka dibutuhkan dosis yang lebih tinggi. Untuk hasil yang dramatis, banyak regimen yang merekomendasikan minum sebanyak 8 gelas teh hijau setiap hari sampai kulit bersih. Paling efektif jika minuman teh hijaunya baru dibuat dan bebas gula. Pengawet dan gula akan menetralisir banyak manfaat dari teh hijau. Sebagai pil, teh hijau mirip dengan vitamin untuk akne yang berfokus pada detoksifikasi kulit melalui aktivitas antioksidan. Kelemahannya, cara ini tidak bekerja sebaik teh hijau yang diminum karena nutrisi lebih banyak diserap dengan mudah bila berbentuk cairan dibanding pil. Menurut hasil studi saat ini yang dipresentasikan oleh Dr. Jennifer Gan-Wong dalam pertemuan tahunan the American Academy of Dermatology 2003, suatu krim topikal dengan ekstrak teh hijau 3% memberikan hasil yang sama dengan larutan yang mengandung benzoil peroxide 4%. Studi tersebut dilakukan secara acak dan buta ganda terhadap 108 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok di mana satu kelompok mendapat krim benzoil peroxide 2 kali sehari selama 12 minggu dan kelompok yang lain mendapat krim ekstrak teh hijau 2 kali sehari selama 12 minggu juga. Kemudian dilakukan pemeriksaan dan pengambilan foto oleh dokter kulit setiap minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa tampaknya krim teh hijau mempercerah warna kulit pasien dan memperbaiki keseluruhan penampakan wajah pasien. Terapi teh hijau mungkin disukai konsumen karena anggapan bahwa produk alami kurang toksik dan mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibanding produk obat yang lain. Data preliminer menunjukkan bahwa krim ekstrak teh hijau menyebabkan lebih sedikit efek samping dibanding benzoil peroxide. Oleh karena itu, teh hijau tampaknya sangat efektif sebagai terapi tanpa menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit yang secara umum sering terjadi pada penggunaan benzoil peroxide. Namun, kelemahannya dibanding dengan teh hijau yang diminum, efek terapi topikal terbatas hanya pada area yang diaplikasikan, dan tidak meliputi efek hormonal yang dapat membantu menghindari atau paling tidak mengurangi intensitas timbulnya akne di masa yang akan datang. posted by dekock @ 23:31 0 comments

Gel anti HIV pengganti kondom


Kalbefarma - Suatu jenis gel yang aman dan sangat efektif digunakan bagi wanita untuk melindungi diri dari virus AIDS kemungkinan akan ada dipasaran pada tahun 2010 bila uji coba yang melibatkan ribuan wanita berhasil, para ahli mengatakan. Gita Ramjee, direktur unit penelitian dan pencegahan HIV dari South Africa's Medical Research Council, mengatakan bahwa gel mikrobicides atau gel vagina sangat potensial untuk menghentikan epidemik AIDS, khususnya bila kaum pria segan untuk menggunakan kondom sebagai alat pengaman. Ramjee mengatakan bahwa dilakukan 5 penelitian klinik, yang melibatkan 12.000 orang penduduk Afrika Selatan dan ribuan orang dari negara lain. Hasilnya akan dapat ditunjukkan dalam waktu dua tahun kedepan.

Pada konfrensi yang di sponsori oleh WHO ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 ahli dan peneliti dari seluruh dunia. Pada sesi pembukaan, pemenang nobel perdamaian Uskup Desmond Tutu mendoakan para ahli yang terlibat dalam penelitian tersebut. Suatu saat kita akan dapat mengatakan bahwa AIDS adalah suatu penyakit seperti TBC, malaria, smallpox dan leprosy, dimana penyakit tersebut meskipun membahayakan jiwa namun dapat dengan mudah disembuhkan, ia mengatakan. Infeksi HIV lebih cepat mengalami peningkatan pada wanita bila dibandingkan dengan pria di seluruh dunia. Sebagian besar remaja yang menderita HIV adalah mereka yang berjenis kelamin wanita, hasil dari UN data. Di Afrika, lebih dari 25 juta orang dari 40 juta penduduk yang terinfeksi HIV (60%) terpapar virus AIDS karena hubungan heterosexual. The London School of Hygiene and Tropical Medicine menyebutkan bahwa gel pembunuh kuman (mikrobicide) efektif membunuh kuman hingga 60% dan meskipun baru digunakan pada 20% wanita di 73 negara yang sedang berkembang selama tiga tahun ini terbukti sudah dapat mencegah terjadinya infeksi sebanyak 2,5 juta penderita. Mikrobicides tersebut dapat berupa gel, krim, spon atau cincin yang yang dapat mengeluarkan zat aktif untuk membunuh atau membuat sel-sel HIV tersebut tidak aktif selama hubungan sexual berlangsung. Saat ini tindakan kampaye untuk mencegah infeksi virus HIV telah banyak dilakukan, misalnya menggalakkan penggunakan kondom, meningkatkan pendidikan sex dan lain sebagainya. Menurut Zackie Achmat, ketua pelaksana kampanye mengatakan bahwa 1.4000 kasus baru terjadi setiap tahunnya, dan kejadian ini harus di hentikan. Lebih dari 6 juta penderita AIDS di Afrika selatan dan jumlahnya akan lebih banyak lagi di seluruh dunia, kemungkinan sekitar 2,5 juta lebih akan bertambah penderita HIV/AIDS pada tahun 2010, dan lebih dari 1.000 orang meninggal karena AIDS setiap harinya. posted by dekock @ 23:26 0 comments

Sunday, April 16, 2006


Jahe dan cabe sebagai terapi kanker
Kalbefarma - Jahe ternyata dapat digunakan untuk membunuh sel kanker ovarium sementara komponen yang terdapat pada cabe diduga dapat mengecilkan atau menyusutkan tumor pankreas, para ahli mengatakan dalam konfrensinya 4 April 2006 kemarin. Hasil studi akhir-akhir ini sering menyebutkan bahwa banyak terdapat bukti berbagai makanan pedas bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kanker. Mereka meneliti efektifitas jahe terhadap sel pasien penderita kanker, meskipun studi ini masih

merupakan langkah pertama. Dr. Rebecca Liu, seorang asisten profesor pada bidang obstetrics and gynecology di Universitas Michigan Comprehensive Cancer Center dan timnya melakukan tes terhadap bubuk jahe yang dilarutkan dan diberikan pada kultur sel kanker ovarium. Jahe tersebut dapat membunuh sel kanker dengan 2 jalan, yaitu proses penghancuran yang dimanakan apoptosis dan autophagy yaitu proses pemakanan sel, dikatakan para ahli dalam pertemuan American Association for Cancer Research. Banyak penderita kanker yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi standart, dimana tindakan kemoterapi tersebut merupakan proses apoptosis, Liu menjelaskan. Sedangkan jahe yang memiliki kemampuan memakan sel (autophagy) dapat membantu mereka yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi. Kanker ovarium membunuh 16.000 dari 22.000 wanita US yang didiagnosis menderita penyakit tersebut, dilaporkan American Cancer Society. Jahe terbukti dapat mengontrol keadaan inflamasi, yang berhubungan dengan perkembangan sel kanker ovarium. Dari hasil penelitian ternyata jahe dapat membunuh sel kanker sama atau lebih baik dibandingkan obat kemoterapi standart yang digunakan untuk terapi kanker ovarium, dikatakan Dr. Jennifer Rhode. Penelitian kedua ditemukan pada capsaicin (cabe), pada percobaan hewan tikus yang diberikan cabe ternyata dapat mematikan sel kanker pankreas, dikatakan Sanjay Srivastava dari Universitas Pittsburgh School of Medicine. Capsaicin membuat sel-sel kanker mati dan memiliki kemampuan memperkecil ukuran dari tumor. Pada penelitian yang lainnya telah disebutkan bahwa capsaicin mermanfaat membunuh sel tumor prostat. Sementara terdapat studi lainnya yang menyebutkan bahwa kunyit yang sering digunakan untuk masak makanan khas India, memiliki kemampuan menghentikan penyebaran dari kanker paru dan kanker payudara pada tikus. Namun penelitian tersebut masih terbatas pada hewan tikus, dan belum benar terbukti efeknya terhadap manusia. posted by dekock @ 22:14 0 comments

Sabun Rusak Lensa Kontak


BILA Anda menggunakan lensa kontak, pastikan Anda mengikuti instruksi dari optometris (ahli pemeriksa mata, Red) dengan seksama. Pasalnya, kesalahan ketika membersihkan dan mengganti kontak lensa dapat memicu terjadinya infeksi atau kerusakan pada mata. Asosiasi Optometris Amerika menganjurkan agar Anda melakukan pemeriksaan yang teliti. Selain itu, Anda harus memilih lensa yang tepat. Yakni, yang pantas untuk Anda dan gaya hidup Anda.

Kemudian, Anda juga harus membuat jadwal yang teratur untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ikuti petunjuk optometris adalah hal penting. Bila lensa kontak Anda bersifat sekali pakai, letakkan di luar dan bersihkan dengan segera. Lalu, buanglah tepat pada waktunya. Anda tidak bolah mencoba untuk menggunakannya kembali bila jangka waktu yang telah ditetapkan oleh sang optometris habis. Cuci selalu tangan sebelum Anda akan menggunakan lensa kontak. Namun, hindari menggunakan sabun dalam bentuk krim saat mencuci tangan. Pasalnya, sisa sabun yang menempel di tangan dapat merusak lensa. Simpan lensa di tempatnya dengan tepat -yang harus selalu bersih- sesuai anjuran optometris. Hubungi optometris segera bila Anda merasa tidak nyaman dengan lensa kontak yang dikenakan. Terutama bila timbul gejala mata memerah, merasa seperti terbakar, iritasi, atau penglihatan menjadi kabur. (sna/hdn) posted by dekock @ 22:11 0 comments

Saturday, December 24, 2005


FLU BURUNG
Kalbefarma Flu burung adalah infeksi oleh virus influenzae A subtype H5N1 (H = hemaglutinin, N = neuraminidase) yang umumnya menyerang unggas, burung, ayam, dan dapat menyerang manusia (penyakit zoonosis) yang sejak akhir 2003 menyerang Asia Timur dan Selatan. Indonesia merupakan negara kelima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terjangkit flu burung pada manusia. Flu burung yang terjadi pada manusia merupakan kejadian akibat persinggungan antara manusia dengan hewan sehingga ada pertukaran genetik dan virus. Faktor-faktor yang penting dalam penularan flu burung: - Kepadatan penduduk dan kepadatan unggas - Virus yang bersirkulasi (H5N1) - Bio-security yang menurun - Dinamika viral (virulensi) human (kerentanan daya tahan tubuh) animal Penilaian resiko terjadinya flu burung berdasarkan: - Virus yang sudah endemi di Indonesia - Burung-burung yang berpindah-pindah - Transmisi antar spesies, misalnya babi. Tapi sampai saat ini, H5N1 tidak dengan mudah transmisi dari hewan ke manusia, dan transmisi antar manusia sangat jarang, tetapi WHO telah menemukan mutasi virus ini. Staging of Highly Patogenic Avian Influenzae (HPAI) : * Stadium 1 : Hewan (+) (positif) terkena infeksi, manusia masih sedikit yang terinfeksi * Stadium 2: Hewan (+) terkena infeksi, jumlah manusia yang terinfeksi sudah ada peningkatan .

Pandemic alert * Stadium 3 : Manusia (+) terkena infeksi, tetapi transmisi antar manusia belum ada atau family cluster belum ditemukan. * Stadium 4: Manusia (+) terkena infeksi, transmisi antar manusia sudah terjadi, tetapi hanya small cluster (2 3 orang dalam 1 keluarga) * Stadium 5 : Large cluster Epidemiologi : Hingga saat ini di Indonesia, flu burung telah menyebar ke daerah-daerah di Indonesia, hanya 10 propinsi di bagian Indonesia Timur masih bebas flu burung. Dari 23 propinsi yang terinfeksi, yang merupakan kasus dengan PCR positif adalah 4 orang di Jawa Barat, 3 orang di Banten dan 2 orang di Lampung. Kronologis perjalanan infeksi AVANZA (Avian Influenzae) di Indonesia: (menurut Menkes Indonesia: DR. Dr. Siti Fadillah Supari, SpJP) : - 25 Januari 2004 : Menteri pertanian mengumumkan H5N1 telah menyerang peternakan unggas. - 28 Januari 2004 : Dilakukan serosurvei daerah outbreak (Bali, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Bengkulu, Jatim, Kalsel) oleh DepKes dan DepTan. Hasil: Sero pada manusia (-) - 18 Mei 2005 : Menteri pertanian menemukan Avanza (H5N1) pada hewan babi di daerah tangerang, tetapi aasimptomatik. - 28 Juni 2005 : Pertama kali ditemukan menginfeksi manusia dan berakhir pada kematian. Menurut MenKes, Siti Fadillah, ada 6 tahapan menuju kepada Pandemi Flu Burung : 1. Flu burung belum mewabah. 2. Flu burung mewabah pada unggas. 3. Flu burung menular dari hewan ke manusia. 4. Virus menular antar manusia tetapi baru pada sekelompok kecil saja. 5. Virus menular antar manusia tetapi masih terlokalisasi. 6. Virus menular antar manusia dalam skala luas atau pandemi di beberapa negara. Indonesia berada di antara langkah nomor 3 dan 4. Gejala flu burung: demam > 38 C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan, dan pernah kontak dengan unggas yang terinfeksi virus H5N1 (mati/sakit) dalam 7 hari terakhir. 1. Mengendalikan wabah pada unggas atau hewan dan mencegah infeksi baru pada unggas / hewan. 2. Perlindungan kelompok resiko tinggi dengan Bio-security. 3. Strategi surveilans (manusia dan hewan). 4. Strategi komunikasi, informasi dan edukasi. 5. Strategi manajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan. 6. Peningkatan studi / penelitian kesehatan. 7. Dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) nasional. Masa Inkubasi : 1-3 hari Masa Infeksius pada dewasa : 2-3 hari, pada anak bisa sampai 21 hari. Kelompok yang termasuk ke dalam risiko tinggi adalah: 1. Pekerja peternakan (termasuk dokter hewan atau insinyur peternakan). 2. Laboratorium yang mengumpulkan dan meneliti sampel pasien atau unggas yang terjangkit. 3. Pengunjung peternakan dalam 1 minggu terakhir. 4. mereka yang terpapar.

Pencegahan (preventif): 1. Pengamatan kesehatan secara pasif, pada kelompok risiko tinggi dan keluarga. 2. Serosurvei bagi yang terpapar. 3. Antiviral ( Oseltamivir 2 x 75 mg 1 minggu) bagi yang berisiko menghirup udara yang tercemar. Penanganan AVANZA (Avian Influenza) di RS. Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso (RSPI-SS). RSPI-SS ini memiliki Ruangan Airborne transmission Isolation Wards yang didirikan pada tahun 2003 setelah outbreak SARS, memiliki kapasitas 35 bed, dengan tekanan negatif, TV, single room. Pasien dibagi dalam 3 kelompok : - Kasus konfirm : kasus dengan gejala (+), serologis (+), PCR (+). - Kasus probabel : kasus dengan gejala (+), serologis (+), PCR (-). - Kasus suspek : kasus dengan gejala (+), hewan yang terinfeksi (+), Lab (-). Kasus suspek hanya untuk kepentingan surveilans, tidak untuk kepentingan pengobatan. Pada kasus ini, ada Febrile Respiratory Illness, dan Pneumonia yang unsual yaitu: - Pneumonia yang sifatnya cepat, progresif, dan fatal. - Leukopeni atau limfositopenia. - Clustering - Tidak berespon terhadap antibiotika yang adekuat. Bahan sampel untuk pemeriksaan diambil dari: - Nasal dan faringeal swab - Serologi (tiap 5 hari) - Cairan pleura - Aspirasi bronkotrakeal : jika tersedia. Penanganan kasus AVANZA pada manusia ini memerlukan upaya khusus yang meliputi deteksi kasus, penatalaksanaan klinis, pencegahan infeksi nosokomial, dan pelacakan kontak. Salah satu hal yang terkait dengan upaya penanggulangan kasus flu burung adalah sistem rujukan pasien dan pemeriksaan laboratorium diagnostik. Prosedur tetap penanganan penderita flu burung di RSPI-SS: 1. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. 2. Oksigenasi, jika terdapat sesak napas dan cenderung ke arah gagal napas dengan mempertahankan saturasi O2 > 90%. 3. Hidrasi, yaitu pemberian cairan parenteral (infus) atau minum yang banyak. 4. Terapi simptomatis untuk gejala flu, seperti analgetika/antipiretika, dekongestan, antitusif. 5. Oseltamivir (obat penghambat neuraminidase) dosis: - Anak dengan berat badan: =15 kg : 30 mg 2 x sehari >15 23 kg : 45 mg 2 x sehari >23 40 kg : 60 mg 2 x sehari >40 kg : 75 mg 2 x sehari

- Anak usia = 13 tahun dan dewasa : 75 mg 2 x sehari. Harus diberikan dalam waktu 36 jam onset influenza. Pemberian dilakukan selama 5 hari. 6. Foto toraks ulang 7. Laboratorium 8. Pada kasus dengan respiratory distress, maka dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS pada lazimnya, dan penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU). 9. Dapat dirawat di ruang perawatan isolasi biasa jika : - Hasil usap tenggorokan (-) dengan PCR atau biakan - Setelah hari ke 7 demam, KECUALI demam berlanjut sampai 7 hari sesuai pertimbangan dokter yang merawat, penanganan adalah kasus demi kasus. Kriteria merawat di ICU: 1. Frekuensi napas > 30 x per menit (pada anak = 40 kali/menit) 2. Dispneu (sesak napas) 3. Rasio PaO2/FiO2 < 250 4. Foto toraks; penambahan infiltrat > 50 % atau mengenai banyak lobus paru 5. Tekanan sistolik < 90 mmHg, tekanan diastolik < 60 mmHg 6. Membutuhkan ventilator mekanik 7. Syok septik 8. Membutuhkan vasopressor (dopamin/dobutamin) > 4 jam 9. Fungsi ginjal memburuk (serum kreatinin = 4 mg/dl) Pemulangan penderita rawat inap dan follow-up: *. Pulang ke rumah (Indikasi pulang keperawatan) - Penderita tidak demam selama 72 jam - Tidak batuk - Perbaikan foto toraks - Laboratorium yang sebelumnya abnormal menjadi normal kembali *. Follow up (tindak lanjut) - Penderita rawat inap yang telah pulang ke rumah diwajibkan untuk melakukan follow-up di polilinik penyakit paru/penyakit dalam/penyakit anak/Instalasi Rawat Darurat. - Pemeriksaan ulang/kontrol dilakukan satu minggu setelah pulang, pemeriksaan kontrol dapat dilakukan foto toraks dan uji lain yang abnormal. Pencegahan: - Mereka yang berisiko mendapat flu burung atau yang terpajan harus mendapat pencegahan dengan oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 1 minggu. - Jika vaksin untuk flu burung ini telah tersedia, dapat diberikan kepada orang yang berisiko: * Semua orang yang diduga kontak dengan unggas atau peternakan unggas yang terinfeksi AVANZA (H5N1), terutama : orang yang yang bertugas memisahkan unggas yang sakit atau yang terlibat dalam pemusnahan unggas dan orang yang hidup dan bekerja di peternakan unggas dimana telah dilaporkan terdapat/dugaan H5N1 di tempat pemisahan. * Tenaga kesehatan yang menangani kasus influenza H5N1 pada manusia.

* Tenaga kesehatan yang bekerja pada sarana pelayanan darurat di daerah terjadinya influenza H5N1 pada burung. posted by dekock @ 12:13 1 comments

Saturday, December 10, 2005


Foto rontgen torak dapat menjadi penentu pasien menderita penyakit flu burung
Kalbefarma - Foto rontgen torak dapat digunakan untuk menentukan penyakit flu burung pada manusia, sehingga dapat membantu menentukan ketahanan hidup dari penderitanya, dilaporkan dari hasil penyelidikan tim dari Universitas Oxford. Dari hasil penemuan ini pasien dianjurkan untuk melakukan rontgen apabila curiga menderita penyakit tersebut, sehingga dari hasil yang didapatkan, pasien dengan cepat mendapat penanganan yang dini, hal ini berguna untuk meningkatkan harapan hidup penderitanya. Pada foto rontgen torak penderita flu burung, menunjukkan banyak gejala yang abnormal yaitu akan didapatkan tanda konsolidasi multifokal, yang berarti menunjukkan adanya nanah (pus) dan tandatanda infeksi, sedangkan pada pasiennya menunjukkan gejala demam dan batuk, dikatakan Nagmi Qureshi, F.R.C.R, seorang ahli radiologi dari Universitas Oxford, Inggris. Dari hasil temuan ini foto rontgen torak dapat digunakan untuk memprediksi risiko kematian dari penderitanya. Tim peneliti mempelajari 98 foto torak dari 14 pasien yang positif menderita flu burung dari Rumah Sakit Ho Chi Minh, Vietnam. Mereka mempelajari ciri-ciri foto torak yang ditemui, yang menunjukkan adanya infeksi di paru-parunya, kemudian mereka menghubungkan antara foto rontgen tersebut dengan risiko kematian dari penderitanya. Dari sejumlah 14 penderita yang diteliti, 9 diantaranya meninggal dan 5 tetap bertahan hidup. Tiga dari lima penderita yang bertahan hidup selanjutkan dilakukan penelitian menggunakan computed tomography (CT) setelah pasien tersebut sembuh. Gambaran CT tersebut menunjukkan bahwa meskipun pasien tersebut telah sembuh dari penyakit gangguan pernafasannya, namun gambaran abnormal dari paru-parunya menetap (persisten), yaitu menunjukkan adanya scar jaringan. Dr. Qureshi mengatakan bahwa gambaran rontgen torak ini mirip dengan gambaran rontgen torak penderita Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yaitu sama-sama terlihat adanya akumulasi multipel dari infeksi di paru, pada penderita flu burung dan SARS. Namun terdapat tambahan tanda abnormalitas yang ditemukan pada pasien flu burung yaitu adanya cairan disekitar atau menutupi ruangan di paru, pembesaran kelenjar lymph dan pembentukan kavitas di jaringan paru, yang tidak ditemukan pada pasien SARS. Virus influenza yang menyebabkan flu burung ini sangat tidak stabil dan mudah mengalami mutasi. Meskipun awalnya menyerang unggas, para ahli mengatakan bahwa virus ini dapat mengalami mutasi dan menularkan ke manusia, sampai dapat menimbulkan pandemi. Virus flu burung ini merupakan suatu bentuk baru yang tipe nya berbeda dengan virus influenza lainnya. posted by dekock @ 22:04 0 comments

Megestrol acetat terapi untuk meningkatkan nafsu makan pasien kanker Paru
Kalbefarma - Anoreksia dan penurunan berat badan pada pasien kanker dapat mempengaruhi kondisi fisik dan ketahanan hidup penderitanya, terutama dapat mengurangi respon pada tindakan kemoterapi. Pemberian dosis tinggi megestrol acetat ternyata dapat meningkatkan selera makan sehingga berat

badan dapat meningkat. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pengaruh suspensi megestrol acetat 800mg/d dan kontrol untuk meningkatkan selera makan dan berat badan pada pasien yang menderita non small cell lung cancer (NSCLC) stadium lanjut, dikatakan dr Koko Harnoko, dari bagian pulmonologi dan respiratory FKUI. Pasien yang menderita NSCLC stadium akhir diteliti, jumlah yang diteliti 38 pasien. Mereka secara acak yang diberi megestril acetat 800mg perhari dan yang diberi kontrol selama 4 minggu. Setiap satu minggu mereka dinilai perubahan selera makan, asupan makanan, berat badan, status kesehatannya dan efek toksiknya. Kadar serum TNF-alfa dinilai sebelum dan sesudah terapi. Menurut dr. Koko, hasilnya mereka yang diberi megestrol acetat meningkat selera makannya (p=0,004) dan asupan makanan (p=0,002) dibandingkan dengan kontrol. Berat badan meningkat (88,9%) dibandingkan dengan kontrol (25%). Secara klinik maupun statistik tidak menimbulkan reaksi toksik yang bermakna pada penderita yang diberi megestrol acetat kecuali edema ringan. Dengan penelitian ini menunjukkan bahwa megestrol acetat dapat menstimulasi selera makan dan asupan makanan pada pasien NSCLC yang mengalami penurunan berat badan. Sedangkan kadar TNFalfa sebelum dan sesudah pemberian megestrol acetat tidak menunjukkan perbedaan yang berarti, dikatakan dr Koko pada seminar RESPINA 2005, awal Desember ini. posted by dekock @ 22:04 0 comments

Kemasan makanan yang mengandung Bisphenol A (BPA) membahayakan perkembangan otak


Kalbefarma - Bahan kimia Bisphenol A (BPA) digunakan secara luas untuk produk kemasan kaleng makanan, kaleng atau kotak susu, pipa air dan juga bahan campuran pada tambalan gigi, menurut hasil penelitian ternyata bahan tersebut dapat mempengaruhi kerja estrogen didalam tubuh terutama pada bagian otak. Tim peneliti dari Universitas Cincinnati (UC), yang dipimpin oleh Scott Belcher PhD, menulis pada suatu artikel pada Journal Endokrinologi yang dimuat bulan Desember 2005, mengatakan bahwa BPA menunjukkan efek yang negatif terhadap jaringan otak, dan yang lebih mengejutkan dengan dosis yang kecil sekalipun. Hasil penelitian tersebut juga menerangkan bahwa estrogen berperan pada pertumbuhan dan mematangkan sel otak selain fungsinya sebagai hormon reproduksi, dr Belcher mengatakan. Sudah lama diketahui bahwa peran estrogen sebagai hormon utama bagi perkembangan sexualitas wanita, sedangkan BPA bekerja mempengaruhi estrogen sehingga dapat menimbulkan terjadinya kanker payudara, dan pada Januari 2005 journal cancer menyebutkan bahwa tim peneliti UC juga menyebutkan bahwa BPA juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat. BPA digunakan untuk membuat polycarbonat plastik yang secara luas digunakan untuk berbagai macam produk, kata dr Belcher, seorang profesor dibidang farmakologi dan biofisik sel UC. Meskipun plastik merupakan tipe benda yang stabil, menurut tim peneliti, molekul BPA bentuknya tidak stabil, dan BPA dapat dengan mudah lepas dan berhubungan dengan makanan ataupun minuman yang kontak dengan plastik tersebut. Meskipun diketahui hormon estrogen merupakan hormon wanita, ternyata dr. Belcher menjelaskan bahwa estrogen juga penting peranannya dalam perkembangan otak pria dan wanita. PBA akan mempengaruhi estrogen sehingga mempengaruhi sel neuron, meskipun dengan dosis yang

kecil, BPA dapat menghambat aktifitas dari estrogen tersebut. posted by dekock @ 22:04 0 comments

Merokok usia muda berisiko tinggi kanker payudara


Kalbefarma - Wanita yang memiliki kebiasaan merokok diusia muda dan belum pernah mengandung anak pertama, memiliki risiko 20% lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang baru mulai merokok setelah memiliki anak pertama atau tidak merokok sama sekali, dilaporkan oleh Mayo Clinic Proceeding dari suatu hasil studi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita harus menghindari kebiasaan merokok, terutama bagi wanita yang berusia muda. Saat ini terjadi peningkatan angka kebiasaan merokok pada wanita usia muda, dikatakan Janet Olson, Ph.D, kepala peneliti dari Mayo Clinic Proceeding. Perkiraan risiko wanita muda yang merokok sebelum mengandung anak pertama meningkat 20% terhadap kanker payudara, sedangkan menurut Dr. Oslon, wanita yang mulai merokok setelah melahirkan anak pertama memiliki rata-rata yang sama dengan wanita yang tidak merokok. Para ahli tidak mendapatkan bukti apakah lamanya merokok ataukah jumlah batang rokok yang dihisap perhari yang mempengaruhi risiko terjadinya kanker payudara. Menurut para ahli, wanita usia muda (dibawah 20 tahun) bila mereka sudah mengandung dan memiliki anak, risiko terkena kanker payudaranya menjadi lebih kecil dibandingkan wanita yang baru memiliki anak pertama setelah mereka berusia diatas 35 tahun. Kanker payudara seringkali menyerang sel payudara wanita yang tidak menyusui anaknya atau tidak memiliki anak. Pada saat wanita untuk pertama kalinya melahirkan anak, payudaranya akan mengalami perubahan yaitu memiliki kemampuan untuk memberikan susu ASI kepada anaknya, sedangkan sel payudara wanita yang tidak mengalami perubahan fungsionalnya tampaknya mudah mengalami kerusakan akibat bahan kimia asap rokok, dan menyebabkan terjadinya kanker. posted by dekock @ 22:04 0 comments

Olahraga baik untuk anak penderita kelainan jantung


Kalbefarma - Anak-anak yang lahir dengan kelainan jantung bawaan selama ini dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga, karena dikhawatirkan akan meningkatkan fungsi kerja jantung sehingga dapat memperparah kondisi jantungnya, namun ternyata hasil suatu penelitian terbaru mengatakan sebaliknya, bahwa olahraga bermanfaat bagi penderita jantung. Seorang ahli jantung anak di Chicago memberikan pernyataan bahwa setelah melakukan uji coba latihan, ternyata olahraga secara keseluruhan aman dan baik dilakukan untuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan, dikatakan Jonathan Rhodes, seorang ahli jantung di Rumah sakit Anak , Boston, yang memimpin penelitian. Hasil laporannya mengatakan bahwa 15 dari 16 anak usia 8 sampai 17 tahun yang menjalankan program rehabilitasi selama 3 bulan menunjukkan perbaikan fungsi jantung secara bermakna. Program olahraga ini dilakukan dua kali seminggu, selama satu jam melakukan peregangan, aerobik angkat beban, dance, senam, kickboxing, lompat tali, dan permainan (games). Anak-anak yang melakukan program tersebut adalah mereka yang telah melakukan operasi jantung ataupun yang tidak atau belum melakukan tindakan operasi, 11 dari 16 anak tersebut memiliki kelainan

yang berat pada bilik jantungnya, Rhodes mengatakan. Ketika program tersebut selesai, 15 anak yang diteliti mengalami peningkatan fungsi jantung secara bermakna.

Bugar dan Sehat Sampai Tua


Wednesday, December 6th, 2006

Ingin memiliki tubuh yang sehat dan bugar sampai tua? Atur strateginya dari sekarang! Saat muda Anda memang mempunyai banyak tenaga untuk menjalani beragam aktivitas. Namun dengan bertambahnya usia, fungsi organ tubuh seperti ginjal, paru dan kekebalan tubuh juga akan semakin menurun. Untuk itu Anda perlu strategi agar di usia tua nanti tubuh Anda tetap sehat dan bugar. PENTINGNYA NUTRISI Salah satu strategi yang bisa Anda lakukan adalah dengan menjaga kecukupan nutrisi yang penting untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Dianjurkan untuk menghindari rokok, makan makanan yang sehat, kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, dan hindari makan garam berlebihan. Lakukan aktivitas fisik secara teratur dan berpikir positif. Masalah-masalh kesehatan yang sering dialami di usia lanjut:

Menurunnya daya ingat Menopause yang terjadi pada wanita lanjut usia. Pembesaran kelenjar prostat pada pria lanjut usia. Menurunnya daya tahan tubuh. Gangguan pada tulang dan persendian. Masalah pada sendi yang menyebabkan tidak bebas bergerak Penyakit-penyakit degeneratif, seperti; diabetes militus, hipertensi, tekanan darah tinggi dll.

NUTRISI SEHAT DI USIA LANJUT Agar kesehatan Anda terpelihara dan dapat hidup secara produktif selama mungkin, maka Anda perlu memperhatikan faktor gizi/nutrisi. Yang dimaksud zat gizi ini adalah zat yang terkandung dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh supaya berfungsi dengan sempurna. Tubuh membutuhkan sekitar 50 jenis zat gizi. Tubuh yang sehat sempurna dapat membentuk 25 dari ke 50 zat gizi tersebut. Zat gizi dapat digolongkan ke dalam 6 golongan, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.

Semua zat gizi tersebut dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu: 1. Zat gizi yang memberikan energi untuk pergerakan tubuh maupun reaksi. Yang tergolong ini adalah karbohidrat, lemak, dan protein. 2. Zat gizi yang membangun dan memperbaiki tubuh (merupakan bahan bangunan tubuh). Yang termasuk golongan ini adalah air, protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. 3. Zat gizi yang berfungsi sebagai pelumas berbagai reaksi kimia maupun reaksi fisik dalam tubuh. Termasuk di dalamnya adalah vitamin dan mineral. Posted in Health | 1 Comment

Berat Badan Ideal Kunci Menuju Sehat


Friday, December 1st, 2006

Apa doa Anda setiap ulang tahun? Diberi umur panjang, banyak rejeki? Semua itu memang penting, tapi tak ada artinya tanpa kesehatan. Karena hanya dengan tubuh sehatlah Anda bisa bebas melakukan segala aktivitas dantetap produktif sampai tua.Cara terpenting untuk mendapatkan tubuh sehat adalah dengan menjaga agar berat badan tetap ideal. Tidak kurang, tidak juga berlebihan. Sebaliknya, berat badan kurang atau berlebihan akan menyalakan lampu kuning pada kesehatan. Tubuh terlalu kurus misalnya, dapat menggangu kerja hormon. Sedangkan tubuh gemuk, apalagi obesitas, akan menimbulkan banyak penyakit, seperti jantung koroner, diabetes melitus, atau rematik asam urat. Bahkan bagi wanita dapat menyebabkan gangguan menstruasi serta beberapa gangguan kesuburan. Mengetahui berat badan Lalu bagaimana mengetahui berat badan yang ideal? Mata kadang bisa menipu, terutama bagi kaum hawa yang selalu merasa dirinya kegemukan. Dulu, mungkin kita biasa dengan rumus sederhana yaitu mengurangi tinggi badan dengan 110 untuk wanita, dan 100 untuk pria. Anda harus maklum, cara ini sudah ketinggalan zaman. Kini, cara terbaik untuk mengetahui berat badan ideal adalah dengan menggunakan standar Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumus singkatnya, adalah: IMT (kg/m2) = Berat badan (kg) / Tinggi badan2 (m2) Contoh:

Berat badan 50 kg dan tinggi badan 1,56. Berarti IMT-nya adalh, 50 kg dibagi (1,561,56) atau 2,4336 . Yang hasilnya 20,55 kg/m2 Setelah mengetahui angka IMT, Anda tinggal mencocokkan dengan klasifikasi IMT yang telah ditentukan oleh WHO pada tahun 2000. Klasifikasi ini dianggap cocok untuk orang Asia. Tabel: Klasifikasi kegemukan untuk orang Asia Berat badan kurang : IMT (kg/m2) < 18,5 Normal : IMT (kg/m2) antara 18,5 - 22,9 Overwight (berat abdan lebih)

beresiko : IMT (kg/m2) 23-24,9 Obesitas tingkat I : IMT (kg/m2) 25,0 - 29,9 Obesitas tingkat II : IMT (kg/m2) >= 30,0

Ada satu lagi yang perlu diperhatikan yaitu letak penimbunan lemak. Terdapat dua jenis penimbunan lemak, yaitu yang berada di bagian bawah tubuh dan penimbunan lemak di bagian perut (obesitas abdominal). Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang erat antara obesitas abdominal dan faktor risiko penyakit jantung. Kalau Anda ingin tahu apakah perut sudah tertimbun terlalu banyak lemak, cukup gunakan alat ukur lingkar pinggang (waist circumreference). Untuk wanita Asia, dianggap beresiko mendapat penyakit penyerta bila lingkar pinggang lebih besar atau sama dengan 80 cm, dan untuk pria Asia bila lebih besar atau sama dengan 90 cm. Nah, setelah tahu posisi berat badan, kini saatnya menentukan langkah tepat untuk menjaga kesehatan. Kalau memang masuk kategori normal, sebaiknya dijaga agar tetap stabil. Sebaliknya, kalau sudah masuk overweight, apalagi obesitas, Anda harus melakukan program penurunan berat badan. Mulailah sekarang juga! Sesal kemudian tidak berguna. Tips

Perbanyak makan buah apel, strawberi, kiwi, lemon, nanas, anggur. Kurangi makan Pisang, buah kering (manisan), plum Perbanyak makan sayur brokoli, kubis, wortel, seledri, timun, ubi, bayam, selada. Kurangi makan kentang Perbanyak makan beras merah, gandum. Kurangi makan beras putih, roti-rotian, biskuit, pasta Perbanyak makan almon, kenari, kedelai. Kurangi makan kacang tanah, kacang mede. Perbanayak makan daging ayam,, ikan, kalkun. Kurangi makan daging merah, terutama yang berlemak, kulit ayam. Perbanayak minum susu kedelai, yoghurt rendah lemak, susu tanpa lemak. Kurangi makan mentega, krim, susu full cream, full fat sweetened yoghurt.

Posted in Health | 5 Comments

Air, kebutuhan paling dasar!


Thursday, November 30th, 2006

Air adalah zat ajaib. Kegunaannya nyaris tanpa batas. Tubuh manusia yang 70% adalah air sudah

menjadi bukti otentik betapa kita tidak dapat terlepas dari air. Dan dalam kurun waktu seminggu tanpa air, manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Jadi, tidaklah aneh bila kita wajib minum air setiap ahri. yang jadi soal tentunya adalah mutu air itu. Mengapa air putih? Minum air begitu penting bagi tubuh. Terutama air yang berih, mengandung mineral, bebas kontaminan, bebas bakteri serta segala macam jenis penyebab penyakit. Mengapa begitu? Agar tubuh tetap sejuk berkeringat itu penting. Sebelum Anda heran dan geli, harap sadar bahwa mengeluarkan keringat adalah isyarat yang paling gamblang bahwa tubuh harus mulai diisi ulang dengan banyak minum air putih. Dengan berkeringat pun tubuh akan tetap terasa segar. Jika Anda kurang minum yang bermineral, tubuh tidak akan cukup mengeluarkan keringat. Akibatnya volume darah akan menurun. Sistim sirkulasi pun akan bermasalah dan Anda akan pusing atau aga sesak napas. Semua nutrisi dapat terkumpul Dengan minum air bersih dan kaya mineral, maka vitamin akan lebih gampang menjelajahi tubuh melalui aliran darah. Dapat menghindari sembelit Mudah-mudahan Anda jarang punya masalah menyebalkan ini. Makanya, Anda harus cukup mengkonsumsi makanan berserat, dan bagi Anda yang sering lupa minum karena sering duduk di ruangan ber-AC: coba bangkit dari kursi dan ambillah air putih yang bermineral. Lakukan dengan frekuensi yang cukup sering sepanjang jam kantor. Dapat menjaga kehalusan dan kelembaban kulit Sel-sel pada kulit akan tetap sehat apabila mendapat suplai air yang cukup. Akibatnya kulit tetap halus dan lembab. Apabila kekurangan air, maka kulit akan menjadi kering, bahkan kusam. Agar terhindar dari batu ginjal Air adalah perisai terampuh untuk melindungi tubh dari serangan batu ginjal. Air akan dapat mengusir, dengan cara membanjiri, semua zat sampah yanga da di sekitar ginjal, organ yang sangat berharga ini. Zat-zat itulah yang akan membatu kalau dibiarkan menetap. Agar terhindar dari dehidrasi Satu rahasia kecil: Tak perlu menunggu sampai haus untuk meminum air putih. Karena rasa haus adalah gejala awal dehidrasi. Cara lain mendeteksi apakah kita sudah cukup minum air adalah dengan melihat warna urine. Apabila warnanya bersih, berarti tubuh Anda sudah cukup memiliki kandungan air. Paling ideal, minum air putih minimal 8 gelas sehari. Posted in Health | No Comments

Mari Mencintai Jantung Sendiri


Thursday, November 30th, 2006

Seputar Kerja Jantung jantung merupakan pompa yang bertugas mengalirkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Ukuran jantung hanya segenggam tangan kiri kita. Tetapi tugasnya sangat berat, karena harus memompakan aliran darah ke seluruh pembuluh darah. bahkan dalam satu hari harus memompakan aliran darah sebanyak 7000 liter, 100.800 kali.

Seputar Penyakit Jantung Dari data yang diperoleh dari RS Harapan kita ternyata pasien penderita Penyakit Jantung Koroner baik yang rawat jalan maupun rawat inap terjadi pengingkatan 10% setiap tahun. Bahkan dalam setahun terdapat 500 orang pasien bedah jantung. Gejala Penyakit Jantung Gejala Awal

rasa nyeri dada terutama sehabis lari atau naik tangga dada tertekan, sesak nafas, tercekik terasa nyeri dari bahu lengan kiri sampai ke jari kiri panas di dada sakit di ulu hati sampai ke rahang keluhan sesak nafas saat istirahat kepala terasa melayang, sempoyongan keringat dingin, mual, muntah bahkan sampai pingsan

Gejala Lanjutan

Tips bagi Jantung Sehat 1. Beberapa jenis makanan dapat membantu kesehatan jantung, diantaranya: Omega 3, Pasukan Pembersih Pembuluh Darah Omega-3 adalah asam lemak esensial terdiri dari EPA dan DHA. Sejak tahun 1970-an peran Omega-3 dianggap penting, berdasarkan penelitian terhadap orang-orang eksimo yang banayk makan ikan. Konsumsi ikan secara regular dapat merendahkan kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (DHL), mencegah pengerasan padapembuluh darah. Makan Tinggi Serat Sahabat Jantung The Journal of the American Medical Association (JAMA), menyatakan diet tinggi serat mengurangi resiko jantung. Mereka yang mengkonsumsi serat rata-rata 22,9 gram resiko terkena penyakit jantung turun sehingga 23%, dibandingkan hanya konsumsi serat 12 gram per hari. Konsumsi serat membantu mengurangi kadar LDL kolesterol jahat, serta gula darah. Bawang Putih Bawang Putih tumbuhan ampuh bagi kesehatan jantung Bagi penderita penyakit jantung, bawang putih juga baik menurunkan kolesterol dalam darah yang menjadi faktor pengerasan dan penyumbatan pembuluh darah. Ini di dukung dari hasil penelitian bawang putih dapat menurunkan

kolesterol serum hingga 10,6%. Penelitian di Jerman dengan 261 pasien selain kolesterol turun 12%, ternyata kadar trigeliserida juga turun 17%, bahkan dapat membantu mempertahankan elastisitas pembuluh darah yang mengalami penuaan. Antioksidan penangkal radikal bebas Antioksidan banyak terdapat dalam makanan seperti sayur dan buah berwarna (jeruk, pepaya, brokoli, stroberi, wortel, tomat, mangga, buah kiwi, paprika kuning dan merah), biji-bijian (biji bungan matahari, kenari) dsb. Sejumlah penelitian menyatakan dengan mengkonsumsi cukup antioksidan dapat mencegah oksidasi LDL (kolesterol jahat), dan mengkiatkan HDL (kolesterol baik). Vitamin C, E dan beta karoten merupakan antioksidan bagi tubuh. Lesitin buldoser kolesterol Lesitin membantu mengurangi pengerasan pembuluh darah dengan cara mencegah penumpukan lemak di dindingnya. Riset membuktikan lesitin berguna untuk mencegah tingginya kolesterol, pembentukan batu empedu, sirosis hati dan kelainan pembuluh darah. Lesitin juga membantu orang obesitas untuk menurunkan kadar lemak tubuh. Makanan kaya vitamin B kompleks Dapat diperoleh dari bayam, bok choy, kubis, brokoli, kacang kedelai, kacang-kacangan, jeruk, bijibijan, sereal utuh. Bagi Penyakit jantung Koroner dengan kadar homosistein plasma yang tinggi sebaiknya banyak konsumsi makanan kaya vitamin B kompleks. Sebenarnya homosistein dapat diubah menjadi senyawa tidak berbahaya oleh sejumlah enzim yang bekerja dengan bantuan beberapa vitamin B kompleks. 2. Olahraga & Kesehatan Jantung Olahraga sangat baik bagi penderita jantung. Dengan olahraga rutin seluruh otot, termasuk jantung dapat menerima darah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Hal ini membuat jantung mendapatkan pasokan oksigen secara cukup dan teratur. Untuk penderita jantung, sebaiknya pilih olahraga yang ringan 2-3 kali seminggu, misalnya jalan kaki, yoga, latihan pernafasan dsb. 3. Kurang Istirahat beresiko penyakit jantung Studi di Jepang dari National Cancer Center Tokyo, menyatakan bahwa pria yang sering bekerja lebih dari 60 jam per minggu, dan tidur kurang lebih lima jam memiliki dua kali lipat resiko serangan jantung. 4. Makanan Tambahan

Salah satu yang tidak akalh pentingnya bagi kesehatan jantung adalah mengkonsumsi makana kesehatan. Posted in Health | 3 Comments

Ternyata Hati juga harus dijaga kesehatannya!


Wednesday, November 29th, 2006

Suatu saat Anda mengalami badan terasa lemas dan letih, migren, perut kembung, kurang nafsu makan kaerna mual, malah kadang kala sampai muntah. Semula Anda mengira hanya gangguan lambung dan flu. Namun mengapa keluhan ini sering terjadi bahkan lambat laun gejala timbul semakin sulit untuk proses pemulihannya. Pada tahap selanjutnya gejala ini bahkan disertai dengan kulit kuning, mata putihnya menjadi kekuningan, dan air seni kemerahan. Ternyata keluhan tersebut tidak dapat dianggap remeh karena gejala tersebut adalah awal dari gangguan fungsi hati. Gangguan fungsi hati ada beberapa macam seperti peradangan pada hati (cirhosis), penyakit hepatitis, bahkan kanker hati. Penyakit hepatitis cepat berkembang dari hepatitis A dan B dan ternyata saat ini sudah sampai dengan hepatitis G. Di Indonesia diperkirakan terdapat pengidap hepatitis B sekitar 10-15 juta atau sekita 5-7,5% dari 200 juta penduduk. Ini menandakan penyakit yang disebabkan gangguan fungsi hati terzsebut cukup mencuri perhatian masyarakat Indonesia, sehingga tidak dapat dianggap sebagai suatu penyakit yang biasa-biasa saja. Apakah Peranan Hati Hati atau lever merupakan pusat listrik tenaga kimia, mesin pengolahan, tempat pembuanagn, dan pengolahan makanan bagi tubuh. Organ ini melakukan sekitar 5000 fungsi tubuh, karena tidak bisa menolak pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Menfaat Hati

Metabolisme karbohidrat, protein, lemak dari saluran pencernaan Detoksifikasi racun, obat bius yang masuk ke dalam darah Membunuh bakteri, virus, parasit Menyimpan cadangan energi Mensintesa lemak, kolesterol dan trigliserida Metabolisme dan degradasi hormon Menyimpan zat besi untuk pembentukan sel darah merah Regenerasi sel-sel darah

Tips Menjaga Kebugaran Hati 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga kesehatan hati Hindari minuman beralkohol Jangan mencampur obat, resep dan sejenisnya tanpa seijin dokter Hindari menghirup asap/uap zat beracun seperti cat tembok, tiner, zat kimia Hati-hati dengan kontak pertukaran darah atau cairan tubuh Jaga kebersihan pribadi. Hindari pemakaian milik pribadi orang lain seperti pisau cukur, sikat gigi, dll. 7. Olahraga secara teratur 8. Istirahat yang cukup 9. Konsumsi makanan tambahan untuk menjaga kesehatan hati

Posted in Health | 5 Comments

Waspadai Demam Berdarah dan Tifus


Tuesday, November 28th, 2006

Penyakit demam berdarah dan tifus merupakan penyakit sepanjang waktu dan tidak mengenal musim. Tetapi biasanya penyakit tersebut meningkat tajam saat peralihan musim memasuki musim hujan, curah hujan tinggi dan suhu udara tinggi, kondisi lingkungan lebih kotor dan tidak sehat. Tingginya frekuensi hujan akan menyebabkan terjadinya banjir. Genangan air akibat banjir adalah sumber dari bakteri Salmonella typhi, penyebab penyakit tifus. Bahkan genangan air ini juga merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegepty, pembawa virus demam berdarah. Riwayat penyakit demam berdarah dan tifus Mengenal Gejala Penyakit Demam Berdarah dan Tifus Gejala penyakit tifus Demam tinggi dari malam sampai menjelang subuh. Lidah tampak kotor muncul bercak-bercak putih pada permukaannya. Beberapa hari mengalami sakit kepala, buang air besar terganggu, nyeri di perut, mual, muntah, seluruh tubuh pegal-pegal dan nafsu makan menurun. Gejala penyakit demam berdarah panas tinggi tidak turun, lemas, perut kembung, muncul bercak-bercak merah di kulit, perdarahan di gusi, hidung, atau pada saat buang air besar. Dampak yang fatal penderita mengalami dehidrasi atau bahkan sampai kehilangan kesadaran. Awalnya sulit membedakan gejala dari kedua penyakit tersebut, akrena gejala awal demam. Setelah 3 sampai 5 hari barulah dapat ditentukan. Dan perlu diyakini dengan pemeriksaan darah di laboratorium, karena virus dengue sulit dibedakan dengan virus lain. Virus ini menyerang pembuluh darah hingga pembuluh darah bocor, menghancurkan trombosit (pembeku darah). Jika tidak ditangani penderita akan mengalami shock. Angka Kematian Penyakit Demam Berdarah di beberapa provinsi Indonesia. Dari data penderita Demam Berdarah (DBD) tahun 2004, diketahui meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2003. Selain itu terdapatpeningkatan angka kematian yang cukup tinggi. Oleh karena itu kita tidak bisa menganggap remeh wabah penyakit ini. Tips mencegah terkena penyakit tifus dan demam berdarah Penyakit ini berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh seseorang. Semakin baik daya tahan tubuh, semakin sulit diserang penyakit. Oleh sebab itu untuk mencegah terkena penyakit tersebut, jaga kondisi tubuh dengan makanan bergizi, juga memperhatikan faktor lainnnya; misalnya:

Menjaga kebersihan lingkungan Penyemprotan lingkungan sekitar; Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M menutup, menanam, serta menguras wadah yang dapat menampung air. Makan makan bergizi Mengonsumsi Menu Sehat Seimbang dan memperhatikan kebersihan makanan. Makanan Kesehatan Mengoptimalkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan kesehatan.

Posted in Health | 1 Comment

Substansi Antagonis PAF Dalam Ginkgo Biloba


Monday, November 27th, 2006

Ginkgo menarik perhatian para pakar karena kemampuannya untuk memperbaiki peredaran darah cerebral dan juga aliran darah di berbagai bagian tubuh. Studi-studi tentang efektivitas Ginkgo bagi kesehatan telah banyak dilakukan. Ginkgo mempunyai dampak positif bagi penderita dementia (kepikunan) baik karena sirkulasi darah yang memburuk atau karena tanda-tanda awal penyakit Alzheimers. Hal ini karena Ginkgo diketahui mengandung substansi unik yang disebut ginkgolida. Molekul-molekul ginkgolida dapat memblokir kerja platelet activating factor (PAF), jadi ginkgo bersifat antagonis PAF. PAF adalah pembawa pesan kimiawi yang menyebabkan inflamasi, pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah, dan akhirnya gangguan fungsi cerebral yang memunculkan dementia. Ganguan fungsi otak pada manula seringkali muncul proses oksidasi yang menimbulkan kerusakan. Ginkgo dapat mencegah oksidasi ini karena sifatnya sebagai antioksidan. Meski ginkgo efektif bagi peningkatan sirkulasi darah pada manula, namun sebenarnya ginkgo dapat pula memperbaiki fungsi mental pada orang-orang yang lebih muda. Fungsi mental yang dimaksud di sini khususnya menyangkut aspek memori dan keterjagaan (alertness). Sementara pandangan lain menyebutkan bahwa Ginkgo bukan obat ajaib yang dapat meningkatkan daya pikir seseorang. Adalah sangat prematur untuk menyatakan bahwa Ginkgo mempunya kemampuan untuk memperbaiki memori. Kemampuan Ginkgo sebagai antioksidan dan antiinflamasi memungkinkan Ginkgo untuk dijadikan alternatif pengobatan tradisional untuk penyakit asma, alergi, dan eksim. Namun demikian, hal ini masi memerlukan bukti-bukti ilmiah yang lebih kuat sebelum digunakan dalam sistem pengobatan modern. Ada sebuah studi yang membuktikan manfaat Ginkgo bagi penderita impotensi. Salah satu penyebab impotensi adalah gangguan sirkulasi darah pada penis. Tampaknya Ginkgo juga berpotensi melancarkan peredaran darah di bagian yang sangat vital bagi kaum pria ini. Ginkgo dapat dianggap aman di antara obat-obat alami. Namun, apabila tubuh tidak dapat mentoleransi maka muncul reaksi-reaksi mulas dan pusing. Dosis 120 mg atau lebih pada awalnya mungkin menimbulkan pusing-pusing bagi sejumlah manula. Apabila ini terjadi, maka dengan mengurangi dosis dapat memperbaiki keadaan. Salah satu cara mengatasi pusing-pusing adalah mengawali mengkonsumsi Ginkgo dengan dosis rendah dan kemudian meningkatkannya secara bertahap selama periode enam minggu. Bagi orang-orang yang sedang dalam pengobatan akibat gangguan penggumpalan darah harus minta nasihat dokter sebelum minum Ginkgo. Di Jerman Ginkgo diijinkan sebagai pengobatan disfungsi cerebral, pendukung dalanm pengobatan hilangnya pendengaran karena sindrom cervic, dan untuk mengatasi gangguan sirkulasi arteri. Namun di AS, ginkgo masi dipasarkan sebagai suplemen. Meski produk-produk herbal mempunyai tujuan pengobatan, tetapi menurut peraturan Dietry Supplement Health & Education Act of 1994 produk tersebut tidak diperkenankan menggunakan klaim pengobatan dalam label kemasannya. Pemanfaatan Ginkgo untuk mendukung kesehatan sangat berkembang pesat di Eropa. Pada awal tahun 1990-an di Jerman ginkgo yang dibeli melalui resep dokter telah mencapai omzet US$280 juta. Salah satu industri di sana bahkan mengklaim telah memasarkan Ginkgo ke seluruh dunia dengan nilai US$2 milyard pada tahun 1993. Lebih dari 5 juta resep tentang Ginkgo ditulis setiap tahun. Demikian pula di Perancis dan Netherlands, Ginkgo telah menjadi bagian dari resep-resep yang dikeluarkan oleh tenaga medis.

Apabila bukti-bukti ilmiah semakin banyak yang memdukung pemanfaatan Ginkgo sebagai alternatif pengobatan, maka mungkin klasifikasinya tidak lagi sekedar sebagai suplemen namun menjadi obat yang dikeluarkan melalui resep dokter. Ilmu pengetahuan selalu berkembang, yang benar saat ini mungkin salah di masa yang akan datang dan demikian sebaliknya. Posted in Health | 1 Comment

Mengenal lebih dalam Penyakit Fenilketonuria


Saturday, November 25th, 2006

Apa yang dimaksud dengan penyakit Fenilketonuria?Fenilketonuria adalah suatu kelainan di dalam tubuh, dimana tubuh tidak dapat memproduksi enzim yang berfungsi menguraikan asam amino esensial fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin. Di dalam tubh tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga hilangnya keinginan melakukan hubungna seksual pada usia lanjut. Karena memberi efek yang berbahaya, penderita fenilketonuria sebaiknya mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fenilalanin. Menurut hasil penelitian penderita Fenilketonuria PKU (penderita fenilketonuria) sangat jarang ditemukan. Di Amerika dilaporkan kemungkinan penderita ini 1:15.000 orang saja, sedangkan di Indonesia sendiri, belum ada laporan kasus PKU. Ciri penderita PKU umumnya mengalami keterbelakangan mental. Namun retardasi yang terjadi, sudah dibawa sejak lahir (diturunkan secara genetik) dan bukan akibat sakit panas yang diderita saat kecil. Gejala awal yang ditemukan pada penderita saat mengkonsumi pangan yang mengandung fenilalanin adalah lemas, pusing dan keringat dingin. Sedang dalam tahap lanjutan jika jumlah fenilalanin yang dikonsumsi terlalu besar, tentunya dapat mempengaruhi organ tubuh penderita. Beberapa pengaruh yang dilaporkan adalah rusaknya jaringan otak, lebih parahnya kondisi retardasi mental, kulit menjadi pucat, pigmentasi rambut dan mata berkurang, otot pegal dan sakit. Untuk kerusakan ginjal, belum dilaporkan hingga saat ini.

Pilihan Baru Pengobatan Diabetes Gizi.net - Kini ditemukan jenis insulin baru yang bisa disuntikkan satu kali sehari. Bagi pehobi dan pemerhati film, nama Halle Berry tentu tak asing di telinga. Namun, mungkin tak banyak yang paham jika artis cantik peraih Oscar lewat filmnya Monster's Ball ini adalah pasien diabetes mellitus tipe I (DM I). Artinya, Berry yang belum lama ini merampungkan film terbarunya yang berjudul Catwomen ini setiap hari wajib menyuntikkan insulin ke tubuhnya. Jika tidak, nyawa taruhannya. Penyakit diabetes mellitus atau kencing manis memang tak bisa dianggap remeh. Bagi pasien DM I atau beberapa pasien diabetes melitus tipe II (DM II) terapi insulin wajib hukumnya. Injeksi insulin menjadi keharusan karena hormon insulin pada tubuh penderita diabetes mellitus tidak bisa dihasilkan, atau tidak dapat digunakan dengan baik. Dalam tubuh hormon insulin diperlukan untuk mengubah glukosa (gula) menjadi energi. Karena tak mampu melakukan konversi gula menjadi energi tersebut, maka pasien DM mempunyai kadar glukosa tinggi dalam sistem tubuhnya. Keadaan ini dikenal sebagai gula darah tinggi atau hiperglikemi. Prof Dr Hendromartono SpPD-KEMD, wakil kepala Pusat Diabetes dan Nutrisi FK Unair Surabaya menyatakan, hormon insulin ini dikeluarkan oleh organ tubuh yang bernama pankreas. "Hormon ini yang mengatur kadar glukosa darah kita untuk tetap berada pada batas normal," ungkapnya dalam acara Pertemuan ilmiah Awam di Surabaya, pekan lalu. Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Diabetes Nasional yang diselenggarakan Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) wilayah Surabaya dan Aventis. Gejala-gejala diabetes, di antaranya trias poli (3P) yaitu poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan poligafi (banyak makan). "Biasanya berat badan juga menurun drastis, kesemutan, terjadi gangguan mata, dan disfungsi ereksi," papar dr Soegianto Wibisono SpPD dari RS Husada Surabaya. Ini adalah gejala-gejala klasik yang umumnya terjadi pada penderita. Namun, mungkin saja tak ada gejala yang dirasakan penderita. "Jika begini biasanya baru beberapa tahun kemudian ketahuan penyakitnya," ungkapnya. Karena itu, lanjut Soegianto, mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita DM sebaiknya memeriksakan gula darah setidaknya satu kali setahun. "Tentu harus diiringi dengan diet, olah raga, dan pola hidup yang sehat," paparnya. Apalagi, saat ini telah terjadi pergeseran usia penderita. Jika sebelumnya pasien DM cenderung usia cukup tua, maka kini orang usia muda sudah banyak yang terkena DM. "Memang ada kecenderungan peningkatan pasien usia muda. Banyak dari pasien saya pada usia 20 tahun hingga 30 tahun sudah terkena DM," ungkap dr Ipung Puruhito SpPD dari RS Haji Surabaya. Ini karena pola hidup tak sehat kian banyak terjadi di masyarakat. "Pola makan yang salah dan kurang gerak badan, misalnya, bisa menjadi faktor pencetus DM," ujar Ipung. Faktor pencetus DM lainnya adalah infeksi virus, kegemukan, minum obat yang bisa menaikkan kadar gula darah, penuaan, dan stres. Pengobatan diabetes Tujuan pengobatan diabetes pada dasarnya adalah mengontrol glikemi atau gula darah hingga mencapai kadar gula darah yang mendekati normal (kadar gula darah orang sehat). Namun, di tengah pengobatan ini harus juga dicegah terjadinya hipoglikemi atau kadar gula darah yang terlalu rendah. Bila tujuan tersebut dapat dicapai maka penderita diabetes akan merasa lebih sehat dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, timbulnya komplikasi yang serius dan mengancam jiwa penderita dapat dicegah. Menurut Hendro, pengobatan diabetes harus dikelola melalui beberapa tahapan yang saling terkait. Pengelolaan diabetes ini meliputi edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan penggunaan obat-obatan, baik oral maupun insulin. Terapi insulin wajib diberikan pada penderita DM I. Pada penderita DM II, sekitar 40 persennya juga harus menjalani terapi insulin. "Di Indonesia sekitar 90 persen hingga 95 persen adalah pasien DM II. Sisanya adalah pasien DM I," ujar Hendromartono. Tes gula darah dapat secara efektif menentukan jumlah insulin yang dibutuhkan setiap harinya. "Kapan penderita perlu mengukur kadar gula darah sendiri di rumah dapat bervariasi," ujarnya. Namun, lanjut Hendro, yang dianjurkan adalah saat pagi hari sebelum sarapan, dua jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur. Selain itu, diperlukan pula pengukuran pada saat tertentu, misalnya pengukuran yang lebih ketat jika terjadi hipoglikemi, saat sebelum olah raga, dan pada kehamilan. Pengobatan diabetes bisa dikatakan berhasil jika glukosa darah puasa adalah 80 sampai 109 mg/dl, kadar glukosa darah dua jam adalah 80 sampai 144 mg/dl, dan kadar A1c kurang dari tujuh persen. Pengukuran hemoglobin (Hb) terglikosilasi HBA1c (A1c) adalah cara yang paling akurat untuk menentukan tingkat ketinggian gula darah selama dua sampai tiga bulan terakhir. "Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen. Salah satu jenis dari Hb adalah HbA dan HbA1c merupakan subtipe spesifik dari HbA," papar Hendro. Semakin tinggi kadar

Mau Tahu Lebih Jauh tentang Diabetes??? Oleh: Irna Yunia Seorang ahli neurology Rhode Island Hospital, Suzanne de la Monte bersama rekannya seorang professor di bidang patologi di Brown Medical School telah menemukan diabetes tipe baru. Diabetes tipe baru ini dinamakan diabetes tipe 3 karena insulin tidak hanya di produksi di pankreas tetapi juga di produksi di otak dan diduga dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit Alzheimers. Mungkin bagi masyarakat Indonesia banyak yang masih belum mengenal, jangankan diabetes tipe 3, definisi penyakit diabetes itu sendiri masih banyak yang belum mengetahuinya. INDONESIA RENTAN DIABETES Masyarakat Indonesia harus lebih waspada terhadap diabetes sejak dini karena risiko penduduk Indonesia terkena penyakit ini sangat tinggi. Menurut sumber harian Kompas, hasil penelitian Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menunjukan 10-60% penduduk Indonesia berisiko mengalami mutasi DNA mitokondria T16189C. Jika mengkonsumsi makanan secara berlebih, gen ini menyebabkan kekacauan metabolisme yang berujung pada timbulnya diabetes. Selain itu, menurut dr. Herawati Sudoyo Phd, peneliti dari Lembaga Eijkmaan, prevalensi diabetes terhitung tinggi pada penduduk daerah tropis seperti di Indonesia. Pernyataan tersebut selaras dengan data yang menunjukan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Di tahun 1994 terdapat 110,4 juta penderita. Memasuki tahun 2000, meningkat menjadi 4 juta orang dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai minimal 5 juta orang. Jumlah inilah yang menghancurkan Indonesia menjadi salah satu dari 10 negara terbanyak jumlah pasien diabetesnya di dunia. Menakutkan bukan!! Tapi memang seperti itulah faktanya. Namun, jangan khawatir, seperti kata pepatah semua penyakit pasti ada obatnya, begitu juga dengan penyakit gedongan ini. Tapi bagaimanakah cara mencegahnya? APA ITU DIABETES? Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pankreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lain untuk memasok energi. Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh tubuh. Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumah yang cukup, atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing manis. Gangguan tersebut terjadi sekali lagi bila insulin tidak diproduksi lagi oleh sel tubuh, atau jumlahnya tidak cukup, atau sel-sel tubuh tidak meresponnya secara normal (insulin resistance). Dalam kasus normal, setiap orang membutuhkan glukosa atau zat gula untuk kesehatannya, karena organ vital kita membutuhkannya sebagai sumber energi, yang nantinya dibakar oleh oksigen, terutama otak, yang sepenuhnya tergantung pada pasokan gula dan oksigen untuk bisa bekerja dengan baik. Banyaknya proses enzimatik yang mengatur metabolisme tubuh membutuhkan gula sebagai bahan dasarnya. Jadi, manusia tidak bisa hidup tanpa gula. Masing-masing sel tubuh kita membutuhkan glukosa, gula sederhana yang diserap tubuh dari karbohidrat, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya sebagai bahan bakar, sebagaimana fungsi bensin bagi mobil. Di saat jaringan tubuh kekurangan pasokan glukosa karena terhambat di pembuluh darah, muncullah gejala kelelahan, lapar gula, dan perasaan mudah tersinggung. Sedangkan gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada

pasokan oksigen yang dibawa oleh darah. Padahal untuk bisa bekerja secara optimal, tubuh membutuhkan oksigen yang cukup untuk membakar gula menjadi energi. Akibat kekurangan oksigen tersebut, tubuh kehilangan tenaga dengan munculnya gejala kelelahan, perubahan suasana hati, sakit kepala, dan jantung bekerja lebih keras (berdebardebar). Gangguan insulin tersebut juga berakibat berlebihnya kadar lemak di pembuluh darah dengan risiko terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri, sehingga komplikasi diabetes tercatat sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal. GEJALA-GEJALA DIABETES Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah: Sering buang air kecil Terus-menerus lapar dan haus Berat badan menurun Kelelahan Penglihatan kabur Infeksi pada kulit yang berulang Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun Sedangkan gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala diabetes tipe I, yaitu: Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit Sering buang air kecil Terus menerus lapar dan haus Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya Mudah sakit yang berkepanjangan Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut tidak disiram, maka akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya gula. Gejala lain yang biasanya muncul adalah: Penglihatan kabur Luka yang lama sembuh Kaki terasa kebas, geli, atau merasa terbakar Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita Impotensi pada pria Diabetes Tipe II biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40, tetapi prevalensinya makin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja. Riset juga menemukan bahwa kebanyakan orang yang mengalami gejala prediabetes, yaitu suatu kondisi yang merupakan pendahuluan dari munculnya diabetes tipe II, tidak menyadari bahwa ia sedang diincar oleh diabetes yang berbahaya. Walaupun gejalanya tidak muncul, tetapi dari pemeriksaan gula darah menunjukan bahwa kadar gula darah puasa berada di atas normal, meskipun belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai kasus diabetes. Tetapi kasus pre-diabetes itu sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sampai 50%. PENYEBAB-PENYEBABNYA Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes adalah: Kelainan Genetika Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang

mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Selain itu, faktor resiko lainnya yaitu faktor kelebihan berat badan, stress, dan kurang bergerak. Usia Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun dan pada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin. Gaya hidup stres Stres kronis yang cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin ini mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang berisiko kena diabetes.

Pola makan yang salah Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapat merusak pankreas, sedangkan obesitas (gemuk berlebih) mengakibatkan gangguan kerja insulin (retensi insulin). Kurang gizi dapat terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia dewasa akibat diet ketat berlebih. Sedangkan kurang gizi pada janin mungkin terjadi karena ibunya merokok atau mengkonsumsi alcohol selama hamilnya. Sebaliknya, obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% penderita diabetes tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk. TIPE-TIPE DIABETES Diabetes Tipe I, tergantung pada insulin Diabetes Tipe I ini adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena sel-sel beta dari pulau-pulau Laangerhans telah mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa. Diabetes Tipe I ini diidap oleh sekitar 10-15% penderita diabetes di Amerika Serikat. Penderitanya harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga dikenal dengan istilah Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang tergantung pada insulin untuk mengatur metabolisme gula dalam darah. Dari kondisinya, inilah jenis diabetes yang paling parah. Diabetes Tipe I ini biasanya ditemukan pada penderita yang mulai mengalami diabetes sejak anak-anak atau remaja, sehingga pada zaman dulu para dokter menyebutnya sebagai diabetes anak muda. Separuh dari penderita diabetes yang mengidapnya adalah usia dewasa, tetapi tidak berbadan gemuk seperti umumnya penderita Diabetes Tipe II. Para periset menyebutnya sebagai Diabetes Tipe 1,5, yang disebut sebagai LADA (latent autoimmune diabetes in adults), karena sistem imun menyerang (reaksi autoimun) sel-sel beta pankreas secara perlahan-lahan sehingga berhenti memproduksi insulin. Penderita Diabetes Tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit ini, yakni dua komplikasi yang erat berhubungan dengan perubahan kadar gula darah, yaitu terlalu banayak gula darah (hiperglikemia) atau kekurangan gula darah (hipoglikemia). Risiko lain penderita diabetes tipe I ini adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolisme tubuh yang menumpuk (ketoasidosis), dengan risiko mengalami koma diabetik. Diabetes Tipe II, tidak tergantung pada insulin Diabetes Tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes Tipe II ini merupakan tipe diabetes yang paling sering umum dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal

sebagai NIDDM (Non-insulin dependent diabetes mellitus). Jenis diabetes ini mewakili sekitar 90% dari seluruh kasus diabetes, karena umumnya 4 sampai 5 orang penderita Diabetes Tipe II ini memiliki kelebihan berat badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indikator bagi penderita diabetes. Diabetes Tipe II ini dapat menurun dari orangtua yang penderita diabetes. Tetapi risiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi jika memiliki kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang membuat anda kurang bergerak. Jadi pada Diabetes Tipe II ini yang menjadi pencetus utama adalah faktor obesitas (gemuk berlebih). Faktor penyebab lain adalah pola makan yang salah, proses penuaan, dan stress yang mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Juga mungkin terjadi karena salah gizi (malnutrisi) selama kehamilan, selama masa anak-anak, dan pada usia dewasa. Diabetes Tipe III, baru ditemukan Para ahli di US percaya bahwa mereka telah menemukan tipe baru diabetes setelah menemukan bahwa insulin juga diproduksi di otak dan dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit Alzheimers. Penelitian yang dilakukan oleh Suzanne de la Monde bersama rekannya yang seorang professor di bidang patologi di Brown Medical Schoolini menemukan hubungan antara penyakit diabetes dan Alzheimer. Suzanne mengemukakan bahwa insulin yang diproduksi dalam otak, dibutuhkan tubuh untuk kelangsunagan hidup sel-sel otak. Bila jumlahnya kurang, maka selsel otak pun akan mengalami degenerasi dan akhirnya memicu timbulnya penyakit Alzheimer. Hasil penelitian ini diperkuat lagi dengan dilakukannya penelitian pada jaringan otak dari mayat yang sebelumnya telah di diagnosa menderita penyakit Alzheimer. Hasilnya jumlah insulin dan IGF I berkurang di daerah cortex, hippocampus, dan hipotalamus. MENDERITA DIABETES, BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA Bagi kita yang mempunyai bakat diabetes, tak perlu berkecil hati. Kemungkinan untuk menderita penyakit ini memang lebih besar pada seseorang yang memiliki bakat diabetes. Namun bila mau menjaga pola makan, aktif berolahraga dan menjaga berat badan, penyakit ini dapat dihindari. Contoh nyata dapat kita lihat pada suku Toraja dan Sunda. Prevalensi diabetes penduduk Tasikmalaya hanya 1,1%, padahal mutasi DNA mitokondria suku Sunda ini relatif tinggi (47%). Demikian juga penduduk Toraja. Mutasi DNA mitokondrianya 33% namun prevalensi diabetesnya termasuk rendah yaitu hanya 0,8%. Mengapa demikian? Penyebabnya masyarakat suku Toraja dan Sunda suka mengkonsumsi sayur dan ikan. Kita semua tahu, makanan jenis ini sangat baik untuk dikonsumsi. Serat larut yang terkandung dalam sayur- sayuran dapat mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin karena serat larut dapat memperlambat penyerapan karbohidrat dan mencegah kenaikan gula darah secara tiba-tiba. Sedangkan ikan dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan kadar trigliserida darah yang disebabkan kadar gula darah yang tinggi. Selain itu suku Sunda umumnya memilih minuman tanpa gula. Diabetes Prevention Program, sebuah studi yang dilakukan di Amerika telah membuktikan bahwa perubahan gaya hidup serta pola makanan sangat efektif menurunkan risiko diabetes dibandingkan obat. PENCEGAHAN Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan kegiatan yang penuh tekanan (gaya hidup stress), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan cara-cara berikut: 1. Bila kegemukan, turunkan berat badan 2. Lakukan latihan aerobik (berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit sampai berkeringat dan terengah-engah tanpa membuat napas menjadi sesak. 3. Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan bagian penting dari menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dari karbodihrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang, atau bakmi dalam menu sehari-hari. 4. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine kita setiap tahun, terutama bila anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes. Bagi anda yang sudah memiliki bakat diabetes, jangan khawatir, marilh kita pelajari cara mengobatinya.

BAGAIMANAKAH CARA MENGATASINYA?? Kondisi diabetes tergantung pada individu masing-masing, terutama dari segi kepatuhan dan kedisiplinan untuk melakukan diet dan olahraga secara benar. Selain itu, dosis suatu obat yang diberikan dokter pun harus sesuai dengan kondisi penderita. Bila pada suatu taraf obat tersebut sudah tidak mampu lagi menurunkan kadar gula sang penderita, maka harus diganti dengan obat lain atau insulin. Patuhi Nasehat Dokter a. Disiplin minum obat Minumlah obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaiannya. Jangan dicampur obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda. b. Jadilah dokter pendamping diri sendiri Anda sebaiknya menjadi dokter pendamping diri anda sendiri, dan lebih bertanggung jawab atas kesembuhan dari anda sendiri. Diet a. Memilih karbohidrat yang aman Memilih sumber karbohidrat yang aman bagi penderita diabetes adalah memilih makanan yang mengandung senyawa karbohidrat kompleks, yang dapat melepaskan glukosa darah secara bertahap, agar tidak terjadi lonjakan kadar gula darah dengan tiba-tiba setelah makan. b. Pola diet diabetes Diet yang tepat untuk mencegah agar tidak terkena diabetes adalah yang bertujuan untuk menjaga agar berat badan tidak berlebihan.

engan serat Olahraga

Kontrol gula darah HIDUP BERSAMA DIABETES! Walaupun diabetes tidak bisa disembuhkan, penderitanya dapat hidup secara normal dengan mengubah gaya hidup, rajin kontrol gula darah, diet dan melakukan olah raga aerobik secara teratur. Ubah Gaya Hidup! Gaya hidup sehat. Yang pertama harus disadari adalah konsepsi bahwa sakit sebenarnya adalah gangguan metabolisme tubuh, yang terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Pada kasus diabetes, kerusakan sel beta pankreas yang memproduksi insulin terjadi akibat gizi yang tidak seimbang, perubahan hormonal, proses penuaan dan stress. Kelebihan berat badan dan kurang gerak juga termasuk faktor yang mempertinggi risiko diabetes, karena mempengaruhi produksi dan kerja hormonal. Dengan menyadari hal tersebut, kita selanjutnya dapat memahami konsep sehat sebagai upaya tercapainya kembali keseimbangan metabolisme tubuh yang optimal, agar kita dapat hidup normal kembali. Masalah kita sekarang adalah membuat konsep hidup sehat tersebut menjadi gaya hidup kita yang baru. Lakukan diet diabetes dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi untuk menjadi sehat. Laksanakan program olahraga yang teratur tanpa perlu memaksakan diri. Lakukan saja dengan santai sekuat

kemampuan yang kita miliki. Kontrol gula darah dan konsultasilah dengan dokter untuk mengetahui perkembangan usaha yang kita lakukan. Jadilah dokter pendamping untuk diri sendiri. Ikuti perkembangan baru mengenai pengobatan diabetes, termasuk pengobatan alternatif yang mungkin berguna bagi kita. Ikutilah program klub diabetes yang bermanfaat bagi kita, untuk saling berbagi informasi dan pengalaman. Segera hubungi dokter atau langsung ke bagian gawat darurat bila terjadi hal-hal yang membahayakan kesehatan kita. Selain itu, satu faktor yang tidak kalah penting selain dari diri ssendiri adalah peran keluarga dalam mendukung si penderita agar mereka tetap bisa menikmati hidup yang lebih baik dan berkualitas. (Ina)

You might also like