Professional Documents
Culture Documents
Pupuk-Urea)
1
daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-
lain).
3. Menambah kandungan protein tanaman. 4. Dapat dipakai untuk segala jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. 5.Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah. (Sumber %20II.pdf) : http://pusri.wordpress.com/2007/09/22/mengenal-pupuk-
urea/,http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19281/4/Chapter
Amonia (NH3)
Amonia (NH3) adalah senyawa kimia yang biasanya didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat, yang menunjukkan bahwa tidak adanya air pada bahan tersebut. Sifat-sifat ammonia adalah
Massa jenis dan fasa : 0.6942 g/L, gas. Kelarutan dalam air : 89.9 g/100 ml pada 0 C. Titik lebur : -77.73 C (195.42 K)
b.
Karbon dioksida atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuhtumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Karbon dioksida juga dapat dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Sifat-sifat karbon dioksida adalah
44,0095(14) g/mol gas, tidak berwarna 1.600 g/L (padat)1,98 g/L 57 C (216 K) 78 C (195 K) : : nol 1,45 g/L 6,35 dan 10,33
(gas)
0,07 cP pada 78 C
2. Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus molekul CON2H4 atau (NH2)2CO. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang
berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme. Sifat-sifat Urea adalah
: 1.33103 kg/m3 [1], solid : 108 g/100 ml (20 C), 167 g/100 ml (40 C), 251 g/100 ml, (60 C), 400 g/100 ml (80 C), 733 g/100 ml (100 C)
BAB II ISI
2.1 PRINSIP PEMBUATAN UREA
Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan yang tinggi. Sintesa ini dilaksanakan pertama kali oleh BASF pasa tahun 1941 dengan bahan baku ammonia dan karbon dioksida. Sintesa urea berlangsung dalam dua tahap. Selama tahap pertama berlangsung, dari ammonia dan karbon dioksida akan terbentuk ammonium karbamat. Reaksi ini bersifat eksotermis. 2NH3(l) + CO2(g) NH2CONH4(aq) H = - 159,7 KJ
Pada tahap kedua, dari ammonium karbamat akan terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat endotermis. NH2CONH4(aq) NH2CONH2(aq) + H2O(l) H = 41,43 KJ
Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut : 2NH3(l) + CO2(g) (Sumber : NH2CONH2(aq) + H2O(l) H = -118,27 KJ
http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-
Pupuk-Urea)
Panas reaksi di ambil dalam system dengan jalam pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat daripada reaksi tahap pertama. (Sumber : http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-
Pupuk-Urea)
THERMODINAMIKA
DAN
TINJAUAN
Introduction Chemical Engineering Thermodynamics Melalui tahapan reaksi tersebut, dari table thermodinamika dapat diperoleh masing-masing panas pembentukan standarnya (H298). H NH2CONH2(aq) = -225,949 H H2O(l) H 2NH3(l) H CO2(g) = -285,830 = 2 (0) = -393,509
Sehingga H298 dapat dihitung, yaitu H298 = H Produk H Reaktan = [ ( H NH2CONH2(aq) + H H2O(l) ) - ( H 2NH3(l) + H CO2(g) ) ] = [ ( -225,949 + (-285,830) ) ( 2 (0) + (-393,509) ) ] = - 118,27 KJ Hasilnya Negatif (-), secara thermodinamika, proses yang terjadi adalah reaksi eksotermis. Artinya kenaikan suhu (mewakili kondisi operasi) menyebabkan penurunan konversi.
Reaksi bersifat dapat balik (reversible) atau searah (irreversible) dapat ditentukan secara thermodinamika, yaitu berdasarkan persamaan Vant Hoft. Introduction Chemical Engineering Thermodynamics Melalui tahapan reaksi tersebut, dari table perry, dapat diperoleh masing-masing panas pembentukan standarnya (G298). G0 f NH2CONH2 G0 f H2O G0 f NH2COONH4 G0 = -16,225 kJ/mol = -21,302 kJ/mol = -2,450 kJ/mol
Perubahan energy gibbs dapat dihitung dengan = G Produk G Reaktan = G0 f NH2CONH2 + G0 f H2O - G0 f NH2COONH4 = -16,225 kJ/mol - 21,302 kJ/mol + -2,450 kJ/mol = -35,077 kJ/mol Mencari harga K dengan cara G0 ln K K298,15 = RT ln K = G0 RT = 1,057 Karena nilai K > 1, dapat dikatakan reaksi bersifat ireversible. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembuatan urea dengan proses haber bosch adalah reaksi eksotermis ireversible. Tinjauan Kinetika Secara umum, derajat kelangsungan reaksi ditentukan dengan konstanta kecepatan reaksi (k), orde reaksi (n), dan konsentrasi reaktan. Sedangkian harga konstanta kecepatan ditentukan oleh energi aktivasi (Ea), faktor tumbukan, dan suhu reaksi. Bila ditinjau dari segi kinetika reaksi sesuai dengan rumus Arrhenius :
K = Ae(-Ea/RT) Dalam hubungan ini, K : Konstanta kecepatan reaksi A : Faktor Tumbukan Ea : Energi Aktivasi R : Konstanta gas ideal T : Temperatur Persamaan pendekatan kecepatan reaksi pembentukan urea adalah K = (2,589)(e-110/RT) m3/kmol det. Dari persamaan di atas, harga K hanya dipengaruhi oleh fungsi T (suhu), sedangkan A, Ea, dan R tetap. Maka dengan kenaikan suhu reaksi, harga konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar dan konversinya semakin besar pula. Dari persamaan ini : K = Ae(-Ea/RT) Nilai k yang diperoleh, dimasukkan dalam persamaan : Xa = 1 e-kt diasumsikan t (waktu) berlangsung 1 jam (3600s), diperoleh :
Xa T(suhu) 25 50 100 150 200 250 300 Thermodinamika(%) 63,2 63,3 63,5 63,7 63,89 64 64,01 Kinetika(%) 44,66 48,49 54,89 61,68 63,89 67,25 69,92
Menurut data percobaan tersebut, diperoleh titik suhu optimum, yaitu pada suhu 200 C dengan konversi 63,89 %. (Sumber:http://eruler.multiply.com/journal/item/4/proses_pembuatan_u rea, Perrys Chemical Engineer s Handbook, McGraw Hill, University of Kanvas; 1999, Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics, Smith-Van Ness, Singapore; 2001) Grafik Suhu versus konversi diatas didapat dengan : a. Tinjauan Thermodinamika Dengan mengasumsikan waktu adalah 1 jam ( 3600 detik ), kemudian menggunakan persamaan :
XA Didapat konversi optimal pada suhu 2000C (473,15K) dengan konversi 95 %. Sumber : Levenspiel, 1957 b. Tinjauan kinetika Dengan asumsi waktu adalah 1 jam (3600 detik ), k = Ae(-Ea/RT)
1. Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea untuk mensintesa dengan mereaksikan NH3 cair dan CO2 gas di dalam urea reactor
10
dan ke dalam reactor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi proses sintesa 175 kg/cm3. Hasil sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm3 dan 22,2 kg/cm3. Hasil penguraiannya berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery sedangkan larutan urea dikirim kembali ke bagian kristaliser.
11
3. Kristaliser Unit Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan di bagian ini secara vakum kemudian kristal urea dipisahkan di pemutar sentrifugal. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensible larutan urea maupun panas kristalisasi urea dari panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber dan recovery.
12
4. Prilling Unit Kristal urea keluaran pemutar sentrifugal dikeringkan sampai 99,8 % dari berat dengan udara panas kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dri bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirm ke bulk storage dengan belt conveyor.
13
5. Recovery Unit Gas NH3 dan gas CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi diambil kembali dengan dua langkah absorbsi dengan menggunakan mother liquid sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian sintesa.
14
6. Proses Kondesat Treatment Unit Uap air yang menguap dan dipisahkan dengan kataliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, CO2 dan NH3, kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolyser. Gas NH3 dan gas CO2 dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover sedang air kondesatnya dikirm ke utilitas. Pabrik utilitas adalah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu maupun energy yang dibutuhkan oleh pabrik ammonia dan urea. Produk yang dihasilkan dan diolah dari pabrik utilitas ini antara lain air bersih, air pendingin, air demin, udara pabrik, udara instrument, tenaga listrik, dan uap air. (Sumber : http://www.scribd.com/doc/45275884/Makalah-Industri-
Pupuk-Urea)
15
Pengaruh temperatur pada proses sintesa urea dapat dijelaskan oleh asas Le Chatelier yang berbunyi jika suatu sistem berada dalam kesetimbangan, suatu kenaikan temperatur akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser ke arah yang menyerap kalor. Reaksi sintesis urea merupakan reaksi yang eksotermis: 2NH3(l) + CO2(g) NH2CONH2(aq) + H2O(l)
sedangkan reaksi penguraian urea menurut reaksi dibawah ini adalah reaksi endotermis: NH2CONH2(aq) + H2O(l) Perubahan temperatur akan 2NH3(l) + CO2(g) mengakibatkan bergesernya tetapan
kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke arah kiri (endothermis) atau menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi pembentukan urea menjadi semakin besar. Reaksi sintesis urea berjalan pada temperatur optimal adalah 185C dengan waktu pemanasan sekitar 30 menit. Secara keseluruhan reaksi diatas adalah eksotermis sehingga diperlukan pengaturan terhadap suhu didalam reaktor supaya suhu tetap pada kondisi optimum, untuk mengatur suhu maka diatur: a) Jumlah ammonia masuk reactor b) Jumlah larutan ammonium karbamat recycle yang masuk reactor c) Pengaturan suhu ammonia umpan dalam ammonia preheater. Sebagai hasil reaksi di atas maka komponen yang keluar reaktor adalah urea, biuret , ammonium karbamat, kelebihan ammonia dan air. b) Tekanan Pengaruh perubahan tekanan dalam campuran kesetimbangan gas dapat dipahami melalui asas Le Chatelier. Menurut asas ini, kenaikan tekanan
16
menyebabkan reaksi bergeser ke kanan, tetapi jika tekanan berkurang maka kecepatan tumbukan molekul akan berkurang, sehingga kecepatan reaksi akan berkurang dalam sistem kesetimbangan, 2NH3(l) + CO2(g) NH2CONH2(aq) + H2O(l)
Tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm3. Pemilihan tekanan operasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea hanya terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis, dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH3 dan CO2 yang stokiometris suhu 150C dan tekanan 100 atm memberikan keadaan yang hampir optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu (190 220)C, tekanan yang digunakan berkisar antara (140 250) atm. c) Perbandingan NH3 dan CO2 Perbandingan NH3 dan CO2 berkisar 3,5 4 karena selain mempengaruhi suhu reaktor, jumlah ammonia dapat mempengaruhi reaksi secara langsung. Adanya kelebihan ammonia dapat mempercepat reaksi pertama. Di samping itu, kelebihan ammonia juga akan mencegah terjadinya reaksi pembentukan biuret dengan reaksi : 2NH2CONH2(l) NH2CONHCONH2(l) + NH3(g)
Terbentuknya biuret yang berlebihan tidak diinginkan karena merupakan racun bagi tanaman sehingga jumlahnya dibatasi hanya 0,5 % dari produk urea. Perbandingan mol NH3 : CO2 optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu diharapkan reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya pembentukan biuret.
17
d) Kandungan air dan oksigen Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai konversi karbamat menjadi urea. Pada umumnya, proses didesain untuk meminimalkan jumlah air yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi korosi. (Sumber : http://www.ekodokcell.co.cc/2010/07/faktor-yang-
mempengaruhi-pembuatan-urea.html)
2. Unsur hara Nitrogen yang terdapat pada pupuk Urea sangat besar
biasanya didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia) dan karbon dioksida atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Produknya adalah Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus molekul CON2H4 atau (NH2)2CO. 4. Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut : 2NH3(l) + CO2(g) 130-200 bar. 6. Unit-unit proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit, recovery unit, dn terakhir proses kondesat treatment unit.
7. Berdasarkan tinjauan thermodinamika, pembuatan urea dengan proses
NH2CONH2(aq) + H2O(l)
haber bosch adalah reaksi eksotermis ireversible dan berdasarkan tinjauan kinetika dengan kenaikan suhu reaksi, harga konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar dan konversinya semakin besar pula.
8. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pembuatan
urea
antara
lain
temperature, tekanan, perbandingan mol CO2 dan NH3, dan kandungan air dan oksigen.
3.2 SARAN
1. Perhatikan mekanisme reaksi pada pembuatan urea. 2. Pertimbangkan mengenai tinjauan thermodinamika dan tinjuan kinetika dalam pembuatan urea.
19
DAFTAR PUSTAKA
Perrys Chemical Engineer s Handbook, McGraw Hill, University of Kanvas; 1999 Introduction To Chemical Engineering Thermodynamics, Smith-Van Ness, Singapore; 2001 http://eruler.multiply.com/journal/item/4/proses_pembuatan_urea http://id.wikipedia.org/wiki/Amonia http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida
20
21