You are on page 1of 31

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan, setiap individu berusaha untuk mengembangkan dirinya sehingga mampu beradaptasi dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pendidikan formal, matematika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai pada jenjang pendidikan menengah. Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Matematika juga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berfikir siswa, yakni kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Oleh karena itu perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya mata pelajaran matematika. Berbagai upaya telah dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya mata pelajaran matematika. Seperti, perbaikan dan pembaharuan sistem pembelajaran, penyempurnaan kurikulum, dan meningkatkan kemampuan guru melalui penataran. Namun dalam kenyataannya, hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika masih rendah dan belum mencapai standar sesuai dengan kriteria ketuntasan yang diharapkan.

Berkaitan dengan hasil belajar, berdasarkan hasil wawancara dengan salah guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon pada tanggal 03 Februari 2012 diperoleh informasi bahwa kebanyakan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA masih rendah. Hal ini didasarkan pada nilai yang diperoleh sebagian besar siswa belum mencapai standar ketuntasan minimum yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Berdasarkan hasil observasi dan angket yang diberikan kepada siswa kelas XI IPA pada tanggal 03 Februari 2012, diperoleh informasi yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar matematika, seperti kebanyakan siswa menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Perasaan sulit ini menyebabkan siswa kurang bersemangat dan kurang berminat mengikuti pelajaran, hal ini tampak dari sebagian besar siswa yang malas, mengantuk, dan jenuh pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Selain itu, proses belajarmengajar di kelas yang kurang bervariatif, monoton dan kurang menarik perhatian siswa juga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar matematika. Permasalahan ini yang menjadi tantangan bagi pengajar dalam hal ini adalah peran guru bagaimana cara melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar matematika. Bagaimana cara menciptakan pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat siswa sehingga siswa merasa semangat untuk mengikuti pembelajaran, siswa tidak merasa malas, mengantuk, jenuh dan tidak memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit.

Selain metode pembelajaran, salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa. Sehingga dapat dikatakan, media pembelajaran merupakan suatu alternatife jawaban dalam upaya mengatasi permasalahan di atas, yakni upaya mengatasi rendahnya hasil belajar matematika. Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan perhatian, minat dan motivasi siswa. Hal ini sesuai yang dikemukakan Hamalik (Arsyad 2007 : 15), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Senada yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (1992 : 2), media pembelajaran berfungsi agar pengajaran lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna bahan pengajaran, metode pengajaran lebih bervariasi, dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar lebih banyak. Lebih jauh, Sadiman (2009 : 17) mengemukakan fungsi media secara umum, adalah sebagai berikut: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis; mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri

berdasarkan minat dan kemampuannya dan mengatasi sikap pasif siswa; memberikan hasil belajar permanen; dan memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran sangat berfungsi dalam mendidik siswa karena dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat menumbuhkan komunikasi antara siswa dan guru, dapat meningkatkan kebutuhan siswa, membangkitkan motivasi belajar, mempertinggi perhatian siswa, memberikan hasil belajar permanen dan membuat siswa lebih mudah menerima materi yang diberikan. Jadi dengan memanfaatkan media pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran lebih bervariasi, menciptakan minat dan respon siswa dan dapat menciptakan pemahaman siswa pada materi pelajaran. Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, komputer dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien. Komputer sebagai media pembelajaran merupakan alat bantu untuk memperjelas atau mempermudah penyampaian pesan, yakni penyampaian isi/materi pelajaran kepada siswa. Lebih jauh Rivai (2002 : 137-138) menjelaskan beberapa keuntungan dalam penggunaan komputer sebagai media pembelajaran, yaitu : (1) membangkitkan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, (2) warna, musik, dan grafis animasi dapat menambahkan kesan realisme, (3) menghasilkan penguatan yang tinggi, (4) kemampuan memori memungkinkan penampilan peserta didik yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya dikemudian hari, (5) berguna sekali untuk peserta

didik yang lamban, dan (6) kemampuan daya rekamnya memungkinkan pengajaran individual bisa dilaksanakan. Penggunaan media komputer menjadi hal yang menarik untuk dijadikan pedoman bagi guru, terutama bidang studi matematika yang merasa kesulitan dalam mencari media yang tepat untuk menciptakan suasana asyik, menarik dan tidak membosankan. Dewasa ini hampir setiap sekolah mempunyai komputer yang jumlahnya cukup memadai untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Seperti halnya SMA Xaverius Ambon yang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer yang tergolong lengkap dan sudah memilki 6 buah projektor. Informasi ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan sekolah. Dijelaskan pula, masing-masing guru mata pelajaran sudah memiliki laptop pribadi. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dirasa cocok diterapkan di SMA Xaverius Ambon karena selain fasilitas komputer yang memadai juga adanya kemampuan guru mata pelajaran untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer. Meskipun demikian, sampai sekarang ini guru mata pelajaran matematika belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media komputer. Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan memanfaatkan media pembelajaran komputer. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika (Materi Turunan Fungsi) dengan Pemanfaatan Media Komputer pada Siswa Kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang ditemui dalam pembelajaran di kelas antara lain : 1. Pembelajaran matematika kurang bervariatif (metode konvensional) sehingga pembelajaran terasa kurang menarik dan membosankan. 2. 3. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Belum dimanfaatkannya fasilitas (media komputer) yang ada di sekolah sebagai media pembelajaran.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan media komputer dapat meningkatkan hasil belajar matematika (materi turunan fungsi) pada siswa kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon ?

D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika (materi turunan fungsi) pada siswa kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon dengan pemanfaatan media komputer.

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki arti yang sangat penting karena mempunyai manfaat bagi berbagai pihak antara lain :

1.

Bagi sekolah Dapat dipakai sebagai bahan informasi dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Dan dapat meningkatkan pemahaman belajarmengajar di sekolah serta meningkatkan mutu dari lulusan sekolah.

2.

Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi para guru mata pelajaran matematika, dalam

menggunakan media komputer dalam mengajar matematika. 3. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam usaha pemahaman materi yang disampaikan oleh guru, meningkatkan hasil belajar matematika dan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti a. Peneliti mendapatkan pengalaman yang berharga melalui keterlibatannya secara langsung pada dunia kerja khususnya sebagai guru atau pengajar. b. Dapat Memberikan pengalaman tentang pembelajaran dengan penggunaan srategi mengajar dengan media komputer sebagai langkah awal untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pengajar yang profesional.

F. Penjelasan Istilah Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami permasalahan ini, maka perlu diberikan penjelasan terhadap permasalahan yang dimaksud:

1.

Pemanfaatan media komputer yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah memanfaatkan media komputer pada pembelajaran matematika untuk menjelaskan materi turunan fungsi, dengan bentuk penggunaan multimedia presentasi yang memanfaatkan program Microsoft Office PowerPoint yang disajikan melalui Laptop dan Proyektor.

2.

Materi turunan fungsi yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah (1) konsep dan pengertian turunan fungsi, (2) turunan fungsi aljabar, (3) turunan fungsi trigonometri, dan (4) aturan rantai.

3.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar-mengajar. Pada penelitian ini hasil belajar adalah nilai yang diperoleh setiap akhir siklus untuk masing-masing individu siswa pada pembelajaran matematika dengan materi turunan fungsi pada siswa kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon dengan pemanfaatan media komputer.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Dengan belajar seseorang akan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membangun dirinya. Arsyad (2007 : 1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena interaksi antara seseorang dengan linkungannya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Hakim (2001 : 1), belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Ratumanan (2002 : 2) mendefenisikan belajar sebagai suatu tahapan aktifitas yang menghasilkan perubahan perilaku dan mental yang relatif tetap sebagai bentuk respon terhadap situasi atau sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya Dimiyati (1994 : 4) mengemukakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang secara terus menerus, yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungannya, sehingga pengetahuannya semakin berkembang. Dengan belajar, seseorang dapat membangun pengetahuan dalam dirinya.

10

2.

Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu upaya menciptakan kondisi

yang memungkinkan siswa dapat belajar (Ratumanan 2002 : 3). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat menjadi proses pemorolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) siswa. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mendorong atau memfasilitasi siswa untu belajar, bukan pada apa yang dipelajari siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne dan Briggs (2012,http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-pembelajaran), pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang lebih efektif dan bersifat internal. Menurut Eggen dan Kauchak

11

(2012,http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/06/pengertian-pembelajaran), menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: a. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan b. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran c. d. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir f. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. 3. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar-mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2004 : 22), hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya menurut Munandar (1992 : 8), hasil belajar

12

adalah produk dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat dilihat melalui nilai atau angka berdasarkan penilaian guru di dalam proses evaluasi. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya tujuan-tujuan belajarnya melalaui kegiatan belajar. Sudjana (2004 : 22), mengemukakan dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. a) Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek beriktnya termasuk kognitif tingkat tinggi. b) Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Ranah psikomotor berkenan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni: 1. Gerakan refleks 2. Keterampilan gerakan dasar 3. Kemampuan preseptual 4. Keharmonisan atau ketepatan 5. Gerakan ketrampilan kompleks 6. Gerakan ekspresif dan interpretatif.

13

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami proses belajar, yang dapat dilihat melalui nilai atau angka berdasarkan penilaian guru di dalam proses

evaluasi. Dalam penelitian ini hasil belajar dapat dilihat dari ranah kognitif.

B. Hakekat Belajar Matematika Hakekat matematika menunjuk kepada segi-segi penting dan mendasar yang ada pada matematika. Adapun ciri-ciri atau karakteristik matematika adalah : (i) matematika memiliki objek yang abstrak, (ii) matematika bertumpu pada kesepakatan, (iii) matematika menggunakan pola pikir dedukatif, (iv) matematika memiliki symbol yang kosong dari arti, (v) matematika memperhatikan semesta pembicaraan, (vi) matematika konsisten dalam sistemnya (Soedjaji 2000 : 11, 13). Menurut Hudoyo (Warella dan Laamena, 2004 : 107), belajar matematika berarti belajar tentanng ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya bersifat dedukatif. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa konsep-konsep matematika yang tersusun secara hirarkis itu artinya bahwa konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya. Hal senada juga dikemukakan oleh Bruner (Suradi, 2006 : 107), belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsepkonsep dan struktur-struktur itu. Jadi pada dasarnya belajar matematika yang dipelajari adalah konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang tersusun secara hirarkis dan menurut aturan yang logis.

14

Suradi (2006 : 107) mengatakan bahwa belajar matematika pada hakekatnya merupakan suatu keaktifan mental atau kegiatan psikologis untuk memahami hubungan antara objek-objek dalam suatu struktur matematika serta berbagai hubungan antara struktur-struktur tersebut melalui manipulasi simbol sehingga diperoleh pengetahuan baru. Perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar matematika dapat di lihat dari kemampuan seseorang untuk mengfungsionalkan matematika, baik secara konseptual maupun secara praktis.

C. Komputer sebagai Media Pembelajaran Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman 2009 : 7). Hal yang sama dikemukakan Gerlach dan Ely (Arsyad 2007 : 3) mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka dapat dikatakan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Menurut Sadiman (2009 : 17), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

15

a)

Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera c) Meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan d) Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. Nampak jelas bahwa media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat menumbuhkan komunikasi antara siswa dan guru, mempertinggi perhatian siswa, memberikan hasil belajar permanen dan membuat siswa lebih mudah menerima materi. Salah satu media yang dirasa sangat menarik, bagus dan bermanfaat dalam pembelajaran adalah media komputer. Komputer merupakan suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan, menyimpan perintahperintah dan hasil pengolahannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi (Rizky 2009 : 11). Komputer juga dapat diartikan sebagai sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan input data, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasar instruksi-intruksi yang tersimpan dalam memori.

16

Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di alamnya. Komputer telah digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Komputer tidak lagi digunakan hanya sekedar untuk keperluan komputasi saja, tetapi komputer juga digunakan untuk keperluan pengolahan, penyimpanan, dan penyajian (persentasi) data dan informasi, juga sebagai sarana belajar multimedia. Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pelajaran yang relevan. Media pembelajaran komputer adalah alat yang digunakan untuk mempermudah penyampaian materi pada saat kegiatan belajar mengajar. Sudjana dan Rivai (2002 : 137-138) menjelasakan ada beberapa keuntungan dalam mendayagunakan komputer dalam pembelajaran, yaitu: 1) membangkitkan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, 2) warna, musik, dan grafis animasi dapat menambahkan kesan realisme, 3) menghasilkan penguatan yang tinggi, 4) kemampuan memori memungkinkan penampilan peserta didik yang telah lampau

17

direkam

dan dipakai

dalam merencanakan

langkah-langkah selanjutnya

dikemudian hari, 5) berguna sekali untuk peserta didik yang lamban, 6) kemampuan daya rekamnya memungkinkan pengajaran individual bisa

dilaksanakan, 7) rentang pengawasan guru diperlebar sejalan dengan banyaknya informasi yang disajikan dengan mudah yang diatur oleh guru, dan membantu pengawasan lebih dekat kepada kontak langsung dengan para peserta didik. Media pembelajaran komputer memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Beberapa bentuk penggunaan media komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: 1) Penggunaan Multimedia Presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Salah satu program aplikasi komputer yang sering digunakan dalam persentasi adalah Microsoft PowerPoint. Microsoft PowerPoint merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam Microsoft Office. Keuntungan lain dari program ini adalah sederhananya

18

tampilan ikon-ikon. Ikon-ikon pembuatan presentasi kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah dikenal oleh kebanyakan pemakai komputer. Sehingga memudahkan pemakai dalam membuat sebuah bahan persentasi. Dengan metode presentasi menggunakan Microsoft PowerPoint ini, proses pembelajaran menjadi lebih praktis. Pendidik sudah tidak perlu lagi menuliskan materinya di papan tulis, karena materi telah ditampilkan melalui layar LCD yang dapat dijangkau oleh semua siswa, dan dengan adanya media presentasi ini, dapat meminimalisir pendidik untuk menulis berulang-ulang di papan tulis. Selain itu, siswa dapat menjadi lebih fokus dan lebih tertarik terhadap pembelajaran, karena dengan materi yang ditampilkan oleh Microsoft

PowerPoint, tampilan materinya dapat dimodifikasi dengan pemberian animasianimasi atau hiburan lain yang sangat memungkinkan mengurangi rasa kebosanan siswa terhadap materi yang diajarkan. Sehingga proses pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik. 2) CD Multimedia Interaktif. CD multimedia interaktif merupakan sebuah benda yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD dengan tujuan aplikasi interaktif didalamnya. CD multimedia interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.

19

3) Video Pembelajaran Selain CD multimedia interaktif, video pembelajaran juga termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Video ini bersifat interaktiftutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Dalam penelitian ini, bentuk pemanfaatan media komputer dalam pembelajaran matematika yaitu bentuk penggunaan multimedia presentasi, dengan memanfaatkan program Microsoft PowerPoint yang disajikan melalui laptop dan projector. Pemanfaatan media komputer digunakan dalam pembelajaran matematika materi turunan fungsi.

D. Ruang Lingkup Materi Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan SMA, Turunan Fungsi merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika, yang diajarkan pada jenjang pendidikan SMA kelas XI IPA semester genap. Adapun ruang lingkup materi dalam penelitian tindakan ini adalah : Standar Kompetensi: Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah.
Tabel 2.1. Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran Turunan Fungsi

Kompetensi Dasar 6.3. Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi

Indikator 6.3.1. Menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan 6.3.2. Menjelaskan arti

Materi Pembelajaran Konsep dan pengertian turunan fungsi a. Definisi turunan fungsi b. Arti geometri dan arti fisis turunan fungsi

20

fisis (sebagai laju perubahan) dan arti geometri turunan di suatu titik 6.3.3. Menentukan laju perubahan nilai fungsi terhadap variabel bebasnya 6.3.4. Menentukan turunan fungsi aljabar 6.3.5. Menentukan turunan fungsi trigonometri

c. Laju perubahan nilai fungsi terhadap variable bebas

Turunan fungsi aljabar Turunan fungsi trigonometri

1.

Pengertian Turunan Fungsi Turunan dari suatu fungsi mewakili perubahan yang sangat kecil dari

fungsi tersebut terhadap variabelnya. Proses menemukan turunan dari suatu fungsi disebut sebagai pendiferensialan ataupun diferensiasi. Turunan suatu fungsi f di tulis (dibaca f aksen). Secara matematis, turunan fungsi (x) terhadap variabel x adalah yang nilainya pada titik x adalah: (x) = lim f (x + h) f (x) h

Turunan dapat diartikan menjadi 2, yaitu turunan geometri dan turunan fisis. Secara geometri arti turunan adalah gradien garis singgung kurva f(x) di suatu titik, sedangkan secara fisis arti turunan adalah kecepatan sesaat dari pergerakan benda terhadap perubahan waktu. 2. Turunan Fungsi Aljabar a) Turunan fungsi konstan Jika f(x) = c, maka (x) = 0

21

b) Turunan fungsi f (x) = x n Jika f(x) = x n, maka (x) = nxn-1 c) Turunan fungsi jumlah fungsi-fungsi Jika f(x) = u(x) + v(x), maka (x) = u(x) + v(x) d) Turunan fungsi selisih fungsi-fungsi Jika f(x) = u(x) v(x), maka (x) = u(x) v(x) e) Turunan hasil kali fungsi-fungsi Jika f(x) = u(x). v(x), maka (x) = u(x). v(x) + u(x). v(x)

f) Turunan hasil bagi fungsi-fungsi Jika f(x) = 3. u(x) , maka (x) = v(x) u(x). v(x) u(x). v(x) [v(x)] 2

Turunan Fungsi Trigonometri a) Turunan fungsi sinus Jika f(x) = sin x, maka f (x) = cos x b) Turunan fungsi kosinus Jika f(x) = cos x, maka f (x) = - sin x c) Turunan fungsi tangent Jika f(x) = tan x, maka f (x) = - sec x d) Turunan fungsi-fungsi cotangen, secan dan cosecant (i) Jika f(x) = cot x, maka f (x) = - cosec x

(ii) Jika f(x) = sec x, maka f (x) = sec x. tan x (iii) Jika f(x) = cosec x, maka f (x) = - cosec x. cot x

22

E. Kerangka Pikir Pembelajaran matematika yang terjadi di sekolah-sekolah sekarang ini masih kurang bervariatif. Pembelajaran dirasa kurang menarik, monoton, bahkan terkesan membosankan bagi siswa. Kondisi seperti ini dapat membuat siswa kurang bersemangat dan kurang berminat dalam mengikuti pelajaran, yang akhirnya dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika. Selain metode pembelajaran, salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar adalah media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu alternatife jawaban dalam mengatasai permasalahan diatas yakni mengatasi rendahnya hasil belajar matematika. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, menumbuhkan interaksi/komunikasi antara guru dan siswa dan memberikan hasil belajar permanen dan membuat siswa lebih mudah menerima materi yang diberikan. Dengan pemakaian media pembelajaran, kegiatan proses belajar mengajar jadi lebih menyenangkan. Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien. Penggunaan media komputer dirasa dapat menarik perhatian siswa dan dapat membangkitkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari uraian di atas peneliti beranggapan bahwa keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar bukan hanya ditentukan oleh metode pembelajaran, akan

23

tetapi juga karena penggunaan media pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dirasa sangat menarik, bagus dan bermanfaat besar terhadap hasil belajar matematika adalah media komputer.

F. Hipotesis Dari uraian kerangka fikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan media komputer sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika (materi turunan fungsi) pada siswa kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan model penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk pengkajian yang berbentuk reflektif oleh pelaku tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur atau yang biasa disebut siklus, yang setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

24

B. Setting Penelitian 1) Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Xaverius Ambon. Jln 2) Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2012 sampai dengan tanggal 21 Mei 2012. Pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. 3) Siklus Penelitian Penelitian tindakan ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Siklus I terdiri dari dua pertemuan dengan materi konsep dan pengertian turunan fungsi, dan turunan fungsi aljabar. Siklus II terdiri atas satu pertemuan dengan materi turunan fungsi aljabar.

C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Xaverius Ambon tahun ajaran 2011/2012 dan guru mata pelajaran matematika yang mengajar kelas tersebut. Siswa sebagai sumber data untuk mendapatkan data hasil belajar, sedang guru sebagai pelaksana proses pembelajaran dengan menggunakan media komputer dan dapat memberi informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran.

D. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 22 orang, tahun ajaran 2011/2012.

25

E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Instrumen tes Instrumen tes yang dilakukan adalah tes uraian tertulis dilaksanakan setiap akhir siklus. Tes dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan. Penyusunan soal tes akhir disesuaikan dengan tingkat kesukaran berdasarkan aspek kognitif yang dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu : pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

Tabel 3.1. Instrumen Tes

Siklus

II

Indikator 1. Menghitung turunan fungsi yang sederhana dengan menggunakan definisi turunan 2. Menjelaskan arti fisis (sebagai laju perubahan) dan arti geometri turunan di suatu titik 3. Menentukan laju perubahan nilai fungsi terhadap variabel bebasnya 4. Menentukan turunan fungsi aljabar 5. Menentukan turunan fungsi trigonometri

Materi Pembelajaran Konsep dan pengertian turunan fungsi a. Definisi turunan fungsi b. Arti geometri dan arti fisis turunan fungsi c. Laju perubahan nilai fungsi terhadap variable bebas Turunan fungsi aljabar Turunan fungsi trigonometri

2) Angket Angket diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pemanfaatan media komputer. Pemberian angket dilaksanakan pada akhir penelitian. 3) Format pengamatan (Observasi)

26

Format

observasi/pengamatan diisi peneliti dan observer,

dilaksanakan

setiap pertemuan berlangsung. Format observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran , serta situasi-situasi yang terjadi di dalam kelas, selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Format observasi terdiri dari format pengamatan untuk aktifitas guru dan siswa.

F. Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan bahan ajar.

1) Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun mengacu pada silabus dan disesuaikan dengan sintaks pembelajaran dengan pemanfaatan media komputer. Dalam hal ini disusun 3 RPP, dimana setiap pertemuan terdiri dari 1 RPP. 2) Bahan ajar Bahan ajar pada penelitian ini disusun dalam bentuk powerpoint dan dilampirkan dalam bentuk printout. Bahan ajar disusun dengan merujuk pada sumber-sumber yang relevan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Buku-buku yang dipakai dalam penyusunan bahan ajar yaitu buku paket Matematika untuk SMA Kelas XI IPA dan modul Matematika (program IPA) untuk SMA Kelas XI Semester 2. Siklus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2. Perangkat Pembelajaran

27

Siklus I II

Pertemuan 1 2 3

RPP 01 02 03

Bahan Ajar 01 02 03

G. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, melakukan tindakan (pelaksanaan), pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.3. Prosedur Penelitian

Siklus

Tahap

Perencanaan

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Menyiapkan pembelajaran dengan media komputer yang memanfaatkan program Microsoft Office PowerPoint untuk menjelaskan Konsep dan pengertian turunan fungsi, serta turunan fungsi aljabar c. Merancang soal-soal yang bervariatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan memanfaatkan media komputer pada program microsoft Office PowerPoint d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran e. Menyiapkan alat bantu untuk melaksanakan tindakan siklus I f. Menyiapkan Soal Tes untuk Siklus I g. Menkoordinasi program kerja bersama guru a. Melaksanakan pembelajaran dengan media komputer yang memanfaatkan program Microsoft Office PowerPoint untuk menjelaskan Konsep dan pengertian turunan fungsi, serta turunan fungsi aljabar b. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terdiri dari dua pertemuan, yang pelaksanaannya sesuai dengan RPP-01 dan RPP-02 c. Setelah pelaksanaan pembelajaran, maka dilakukan

28

Pengamatan

Refleksi

evaluasi akhir yang bertujuan mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi a. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa b. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru c. Menilai hasil tindakan dan membandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan b. Melakukan pertemuan membahas hasil evaluasi c. Menyimpulkan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan diperhatikan pada siklus berikut

Siklus

Tahap

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan a. Merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Menyiapkan pembelajaran dengan media komputer yang memanfaatkan animasi flash/gambar bergerak program Microsoft Office PowerPoint untuk menjelaskan Turunan fungsi trigonometri c. Merancang soal-soal yang bervariatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan memanfaatkan media komputer pada program microsoft Office PowerPoint. d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran e. Menyiapkan lembar angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan media komputer f. Menyiapkan alat bantu untuk melaksanakan tindakan siklus II g. Menyiapkan Soal Tes untuk Siklus II h. Menkoordinasi program kerja bersama guru a. Melaksanakan pembelajaran dengan media komputer yang memanfaatkan animasi flash/gambar bergerak program Microsoft Office PowerPoint untuk menjelaskan Turunan fungsi trigonometri b. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terdiri dari satu pertemuan, yang pelaksanaannya sesuai dengan RPP-03 c. Setelah pelaksanaan pembelajaran, maka dilakukan evaluasi akhir yang bertujuan mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan d. Setelah dilakukan penelitian pelaksanaan tindakan, maka dilakukan pembagian angket respon siswa

29

a. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa b. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Pengamatan


c. Menilai hasil tindakan dan membandingkan dengan

Refleksi

kriteria yang telah ditetapkan d. Mengolah data dan menganalisis hasil angket respon siswa a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan b. Melakukan pertemuan membahas hasil evaluasi c. Menyusun dan mengolah data hasil penelitian

H. Teknik Analisis Data Data dari hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. 1. Analisa Data kuantitatif. Secara umum analisa data kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Untuk mengetahui hasil belajar yakni ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran, digunakan rumus : Nilai = Skor yang diperoleh Skor Total x 100

Selanjutnya dari nilai yang diperoleh, kemudian diklasifikasikan tingkat ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran.
Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat Ketuntasan Siswa

Nilai 65 < 65

Keterangan Tuntas Tidak Tuntas

Sumber : SMA Xaverius Ambon Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai nilai minimum 65.

30

Secara klasikal, untuk menghitung persentase ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran, digunakan rumus : Persentase kriteria ketuntasan = Jumlah siswa tuntas x 100% Jumlah seluruh siswa

2.

Analisa data kualitatif Untuk menganalisa hasil pekerjaan siswa serta aktifitas proses

pembelajaran digunakan analisa data kualitatif. Data kualitatif dianalisa dengan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubbermen (Tutuhatunewa, 2007 : 38), yaitu:

a)

Reduksi data Merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

b) Penyajian atau pemaparan data Merupakan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, tabulasi, matriks, grafik, dan lain-lain c) Penarikan Kesimpulan Merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk kalimat atau pernyataan singkat tetapi mengandung pengertian yang luas.

F. Indikator Keberhasilan

31

Keberhasilan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran dengan media komputer dinilai berdasar atas : Hasil belajar : Pelaksanaan tindakan dikatakan berhasil apabila 65% atau lebih siswa telah mencapai nilai minimum, yaitu 65.

You might also like