You are on page 1of 8

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ

maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan , sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu. Factor factor yang mempengaruhi tumbuh kembang : 1. Factor genetic 2. Factor lingkungan Anamnesis tumbuh kembang anak 1. 2. 3. 4. 5. 6. Anamnesis factor prenatal dan perinatal Kelahiran premature Anamnesis factor lingkungan Penyakit penyakit yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan mal nutrisi Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak Pola perkembangan anak dalam keluarga

Perkembangan anak balita Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu : 1. 2. 3. 4. Personal sosial ( kepribadian / tingkah laku sosial ) Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus ) Language ( bahasa ) Gross motor ( perkembangan motorik kasar )

Kesimpulan : 1. Tumbuh kembang adalah proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi sampai dewasa 2. Tumbuh kembang mengikuti pola yang sama dan tertentu, tetapi kecepatannya berbeda antara satu anak dengan yang lainnya 3. Tumbuh kembang dipengaruhi factor bawaan dan lingkungan 4. Pentingnya ibu dalam ekologi anak, para genetic factor yaitu pengaruh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap tumbuh kembang postnatal dan perkembangan kepribadian anak 5. Perlunya stimulasi dalam tumbuh kembang anak 6. Perlunya deteksi dan penanganan dini, untuk meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia

Tujuan penilaian perkembangan anak adalah : 1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan resiko terjadinya kalainan perkembangan tersebut 2. Mengatahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetic 3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke pelayanan yang lebih lengkap Tahap tahap penilaian perkembangan anak Anamnesis Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai factor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya dapat diketahui. Skrining gangguan perkembangan anak Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen instrumen untuk skrining una mengetahui kelainan perkembangan anak , misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test), tes IQ atau tes psikologi lainnya. Evaluasi lingkungan anak Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara factor genetic dan lingkungan bio-psiko-sosial. Oleh karena itu untuk deteksi dini kita juga harus melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ ( Home Screening Questionnaire ) Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak Tes penglihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2,5 tahun 3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E, juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakan audio meter kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui adanya kelainan bawaan. Evaluasi bicara dan bahasa anak Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas batas normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP, endokrin, ada / tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut, dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi dsb. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis dibutuhkan pemeriksaan fisik, agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai syndrome, penyakit jantung bawaan, tanda tanda penyakir defisiensi dll. Pemeriskaan neurologi Dimulai dengan anamnesis masalah neurology dan keadaan keadaan yang di duga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dsb. Kemudian dilakukan tes / pemeriksaan neurologi yang teliti maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan misalnya kalau ada lesi intracranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit penyakit degenerative, dsb Untuk mengetahui secara dini adanya palsi serebralis dianjurkan menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Compareti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun. Evaluasi penyakit penyakit metabolic Salah satu penyebab gangguan perkembangan anak adalah disebabkan oleh penyakit metabolic. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolic, apabila ada anggota keluarga lainnya terkena penyakit yang sama. Adanya tanda tanda klinis seperti rambut pirang dicurigai adanya PKU (phenyl Ketonuria), ataksia yang intermiten dicurigai adanya hiperamonemia dsb. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita. Integras dari hasil penemuan Berdasarkan semua anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya. Tes tes perkembangan 1. 2. 3. 4. 5. Tes intelegensi individual (tes IQ) Tes prestasi Tes psikomotorik Tes proyeksi Tes perilaku adaptif

Karwati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan V (kebidanan komunitas). Jakarta: CV. Trans Info Media

Kartu Menuju Sehat (KMS) Adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau kelebihan gizi dapat diketahui lebih

dini, sehingga dapat dilakukan tidakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. KMS digunakan sebagai instrument utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangakaian kegiatan yang terdiri dari 1). Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan ; 2). Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan. 1. Fungsi KMS Fungsi utama KMS ada 3, yaitu : a. Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS artinya anak tumbuh baik, kecil resiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan anak kemungkinan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan. b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Didalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 06 bulan dan imunisasi. c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare. 2. Kegunaan KMS a. Bagi orang tua balita Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke posyandu atau fasilitas kesehatan untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuhan ( berat badan tidak naik ) atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan perbaikan, seperti memberikan makanan lebih banyak atau mebaawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat. Orang tua balita juga dapat mengatahui apakah anaknya telah mendapati imunisasi tepat waktu dan lengkap dan mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. b. Bagi kader KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan pemberian kapsul vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila berat badan anank tidak naik 1 kali kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berada dibawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan pada bulan berikutnya. c. Bagi petugas kesehatan Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui Janis pelayanan kesehatan yang telah diterima anak seperti imunisasi dan kapsul vitamin A. bila anak belum menerima pelayanan maka petugas harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya, petugas kesehatan juga dapat menggerakan tokoh masyarakat dalam kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan sebaga alat edukasi kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, manfaat imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan, pentingnya ASI ekslusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya. Menentukan status pertumbuhan anak Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 carayaitu dengan menilai garis pertumbuhannya atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan kenaikan berat badan minimum (KBM). Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah tertera sebaga berikut : Naik (N) Grafik BB mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan BB sama dengan KBM atau lebih Tidak naik (T) Grafik BB mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan dibawahnya atau kenakan BB kurang dari KBM a. Tidak naik (T), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya; kenaikan berat badan < KBM (<800 g) b. Naik (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan berat badan > KBM (>900 g) c. Naik (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat badan > KBM (> 500g) d. Tidak naik (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM (< 400g) e. Tidak naik (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (< 300g ) Depkes RI.2009.petunjuk teknis penggunaan buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Depkes RI Identifikasi bayi

Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan maka alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. 1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, dikamar bersalin, dan diruang gawat bayi. 2. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas 3. Pada alat / gelang identifikasi harus tercantum : Nama (bayi, nyonya) Tanggal lahir Nomor bayi Jenis kelamin Unit Nama lengkap ibu 4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik ibu jari harus di cetak di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik jari bayi harus disimpan dalam ruangan bersuhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medic. Pemantauan bayi baru lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan dan tindak lanjut petugas kesehatan. 1. Dua jam pertama setelah lahir Hal hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir meliputi : Kemampuan menghisap lemah atau kuat Bayi tampak aktif atau lunglai Bayi kemerahan atau biru 2. Sebelum penolong persalinan meningglkan ibu dan bayinya Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti : Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan Gangguan pernafasan Hipotermia Infeksi Cacat bawaan dan trauma lahir

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir suhu badan dan lingkungan tanda tanda vital berat badan mandi dan perawatan kulit pakaian perawatan tali pusat

pemantauan tanda tanda vital suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak pada pernafasan normal perut dan dada bergerak hamper bersamaan tanpa adanya retraksi tanpa adanya suara pada saat inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30-50 kali permenit nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi mencatat hasil pemantauan merupakan salah satu cara kerjasama seluruh tim dalam membuat program perawatan. Pencegahan lebih bermanfaat dan ekonomis daripada pengobatan. Penilaian bayi untuk tanda tanda kegawatdaruratan Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda tanda kegawatan / kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda tanda berikut. Sesak nafas Frekuensi pernafasan 60 kali/menit Garek retraksi di dada Malas minum Panas atau suhu badan bayi rendah Kurang aktif Berat lahir rendah (1500-2500 gram ) dengan kesulitan minum

Tanda tanda bayi sakit berat Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda tanda berikut. Sulit minum Sianosis sentral (lidah biru) Perut kembung Periode apneu Kejang / periode kejang kejang kecil

Merintih Perdarahan Sangat kuning Berat badan lahir < 1500 gram Prawirohardjo, sarwono. 200. buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : JNPKKR POGI

You might also like