You are on page 1of 3

Fosfat Alam Sumber Pupuk P yang Murah

Fosfat alam merupakan sumber pupuk P yang efektif dan murah serta dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Kualitas pupuk fosfat alam bervariasi. Oleh karena itu, penggunaan fosfat alam secara langsung perlu memerhatikan kadar P2O5 total dan tersedia serta reaktivitasnya. Fosfat alam cocok untuk tanah yang bereaksi masam. Teknologi rekapitulasi P pada tanah mineral masam, cukup efektif meningkatkan produktivitas tanaman dan pendapatan petani.

osfat merupakan unsur hara makro esensial yang dibutuhkan tanaman. Fosfat berperan dalam

proses fotosintesis, sintesis DNA/ RNA, metabolisme karbohidrat, dan transfer energi. Sumber P untuk

tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk. Pupuk sumber P dapat berupa TSP, SP-36, dan SP-18,

10

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

pupuk majemuk NPK, DAP, dan pupuk organik. Salah satu sumber pupuk P yang murah yaitu fosfat alam. Pupuk fosfat alam berasal dari batuan fosfat yang digiling halus sehingga dapat langsung digunakan sebagai pupuk. Fosfat alam berasal dari proses geokimia yang terjadi secara alami, yang biasa disebut deposit batuan fosfat. Batuan fosfat dapat ditemukan di alam sebagai batuan endapan atau sedimen, batuan beku, batuan metamorfik, dan guano. Fosfat alam yang berasal dari batuan beku umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk P. Fosfat alam yang berasal dari batuan endapan atau sedimen yang mempunyai reaktivitas tinggi dapat digunakan secara langsung sebagai pupuk. Sifat fosfat alam yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kondisi asam. Kadar P 2O5 dan kelarutannya bervariasi, ukuran butiran halus sampai kasar, hara P tersedia lambat (slow release), dan mengandung hara Ca dan Mg cukup tinggi dan unsur mikro Mg, Zn, Cu, B, Mn, Al, Fe, serta logam berat Cd, Pb, As, Ni, dan Co. Kualitas fosfat alam ditentukan oleh kelarutan dan efektivitasnya. Tingkat kelarutan fosfat alam dapat diketahui melalui pelarutan dalam asam sitrat 2%, amonium sitrat pH 7, asam format 2%, indeks kelarutan sitrat absolut atau persentase kelarutan P2O5 dalam asam sitrat terhadap kadar P2O5 pada mineral apatit. Juga dapat diketahui melalui uji efektivitas agronomis untuk mengetahui respons tanaman terhadap pemberian pupuk fosfat alam, yang ditunjukkan oleh nilai relative agronomic effectiveness (RAE). Kualitas fosfat alam dibedakan menjadi mutu A, B, C, dan D berdasarkan kadar P2O5 total dan kelarutannya dalam asam sitrat, seperti yang tertuang dalam SNI 02-3776-2005 (Tabel 1). Kualitas fosfat alam yang baik adalah yang mengandung P2O5 total lebih dari 20% dan reaktivitasnya tinggi, dengan kadar P2O5 larut dalam asam sitrat konsentrasi 2% lebih dari 6%. Pengawasan mutu fosfat

Tabel 1. Syarat mutu pupuk fosfat alam untuk pertanian (SNI 02-3776-2005). Uraian Satuan Persyaratan Mutu A Mutu B Mutu C Mutu D

Kadar fosfor sebagai P2O5 Total % b/b Larut asam sitrat 2% % b/b Kadar Air Kehalusan Kehalusan lolos 80 mesh Tyler Kehalusan lolos 25 mesh Tyler Cemaran logam Kadmium (Cd) Timbal (Pb) Air raksa (Hg) Arsen (As) % b/b % b/b % b/b

Min 28 Min 7 Maks 5 Min 50 Min 80

Min 24 Min 6 Maks 5 Min 50 Min 80

Min 14 Min 3,5 Maks 5 Min 50 Min 80

Min 10 Min 2,5 Maks 5 Min 50 Min 80

ppm ppm ppm ppm

Maks Maks Maks Maks

100 500 10 100

Maks Maks Maks Maks

100 500 10 100

Maks Maks Maks Maks

100 500 10 100

Maks Maks Maks Maks

100 500 10 100

alam perlu dilakukan untuk menghindari penggunaan fosfat alam yang bermutu rendah atau pemalsuan, agar pupuk yang digunakan efektivitasnya tinggi sehingga mencegah pencemaran lingkungan. Reaktivitas fosfat alam menunjukkan tingkat kemampuannya dalam melepaskan P yang potensial tersedia untuk tanaman. Namun, indikator ini tidak dapat digunakan untuk menduga jumlah P yang tersedia untuk tanaman karena efektivitas agronomi fosfat alam ditentukan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, penilaian kualitas fosfat alam, selain dengan cara kimia, juga dapat dilakukan dengan mengetahui respons tanaman terhadap pemupukan fosfat alam, yang ditunjukkan dengan nilai RAE. Nilai RAE fosfat alam merupakan persentase peningkatan hasil di lapangan antara tanaman yang dipupuk fosfat alam dan yang diberi pupuk standar SP-36 atau TSP. Fosfat alam dengan RAE sama atau lebih besar 100% mempunyai efektivitas sama atau lebih tinggi dari pupuk P standar. Selain kualitas, penggunaan fosfat alam secara langsung perlu mempertimbangkan reaktivitas/ kelarutannya, sifat tanah, dan jenis

tanaman. Faktor sosioekonomi dan kebijakan juga akan menentukan produksi, distribusi, dan adopsi penggunaan fosfat alam oleh petani. Faktor yang Memengaruhi Kelarutan Fosfat Alam dalam Tanah Kelarutan fosfat alam dalam tanah dipengaruhi oleh sifat fisikokimia fosfat alam itu sendiri, tanah, dan tanaman. Tingkat kelarutan akan menentukan kualitas fosfat alam yang digunakan secara langsung sebagai pupuk. Demikian pula kehalusan atau ukuran butir pupuk, makin halus ukuran butir maka kelarutannya makin tinggi. Namun, beberapa pupuk fosfat alam kelarutannya ditentukan oleh sifat reaktivitas kimianya. Sifat tanah yang menentukan kelarutan fosfat alam yaitu keasaman atau pH. Fosfat alam lebih mudah larut pada tanah yang memiliki pH rendah (masam), sebaliknya pada tanah dengan pH tinggi, kelarutannya menurun. Oleh karena itu, fosfat alam tidak sesuai diaplikasikan pada tanah yang bereaksi netral hingga alkalis.

Volume 33 Nomor 1, 2011

11

Kadar kalsium (Ca) yang tinggi dalam tanah akan menghambat kelarutan fosfat alam, sedangkan tanah yang mempunyai kadar Ca dan P rendah akan mendorong pelarutan fosfat alam secara terusmenerus. Tanah Ultisol/Oxisol umumnya mempunyai kadar Ca dan P rendah sehingga aplikasi fosfat alam efektif meningkatkan ketersediaan Ca dan P tanah bagi tanaman. Jenis tanaman juga memengaruhi serapan hara P dari tanah. Proses metabolisme perakaran yang mengeluarkan eksudat berupa asam-asam organik menyebabkan daerah sekitar perakaran menjadi masam sehingga akan menstimulasi kelarutan pupuk fosfat alam dalam tanah. Aplikasi Fosfat Alam Aplikasi pupuk fosfat alam pada tanaman pangan dengan dosis 40 kg P2O5/ha/musim tanam dapat memenuhi kebutuhan hara P tanaman. Pupuk diberikan dalam larikan setiap barisan tanaman atau ditugal di samping lubang tanam sedalam 5-7 cm. Aplikasi fosfat alam dapat juga dilakukan dengan teknologi rekapitulasi P, yaitu memberikan pupuk fosfat alam yang reaktif dengan dosis tinggi untuk 4-6 musim tanam sebanyak 1 t/ha atau setara dengan 300 kg

P2O5/ha, dengan cara disebar dan diaduk rata dengan tanah. Teknologi rekapitulasi fosfat alam mempunyai keunggulan, yaitu residunya bersifat jangka panjang (4-6 musim), menghemat tenaga kerja aplikasi pupuk, dan meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Aplikasi fosfat alam Chrismast 1 t/ha meningkatkan P potensial dan P tersedia dalam tanah serta hasil palawija dan pendapatan petani. Efisiensi pemupukan P pada lahan kering masam umumnya rendah, hanya15-20%. Sebagian besar P (80-85%) tertinggal sebagai residu dalam tanah, yang terfiksasi oleh aluminium atau besi oksida dalam bentuk senyawa AlP dan Fe-P dan pada tanah basa dalam bentuk Ca-P sehingga kurang tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, pemberian fosfat alam yang bersifat slow release dapat meningkatkan efisiensi pemupukan P. Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Fosfat Alam Keuntungan menggunakan fosfat alam secara langsung yaitu: (1) dapat menghemat energi dan mengurangi pencemaran yang diakibatkan industri pupuk; (2) harga per satuan hara lebih murah; (3) efektivitasnya sama atau kadang lebih tinggi dibandingkan dengan

SP-36; (4) meningkatkan efisiensi pupuk P 10-20% dan bersifat slow release sehingga residunya dapat dimanfaatkan untuk musim tanam berikutnya; dan (5) mengandung hara Ca, Mg, dan hara mikro serta sesuai untuk tanah masam. Namun, penggunaan fosfat alam juga mempunyai beberapa kendala, antara lain: (1) kadar P2O5 total dalam fosfat alam sangat bervariasi sehingga menyulitkan dalam pengadaan, perdagangan, dan penggunaannya; (2) fosfat alam mempunyai kadar P2O5 total dan kelarutan yang bervariasi sehingga respons tanaman terhadap pemupukan berbeda-beda; (3) ukuran butirnya halus sehingga menyulitkan aplikasinya; (4) respons tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat tanah, tanaman, kondisi lingkungan, dan cara pemupukan; serta (5) beberapa fosfat alam mengandung logam berat cukup tinggi sehingga dapat mencemari lingkungan (Wiwik Hartatik) .

Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanah Jalan Ir. H. Juanda 98 Bogor 16123 Telepon : (0251) 8336757 Faksimile : (0251) 8321608 E-mail : balittanah@litbang.deptan.go.id

You might also like