You are on page 1of 27

i

ANATOMI & FISIOLOGI PANCA INDERA MANUSIA

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Semester I yang Diampu oleh Rodhi Hartono, S.Kp., Ns. M. Biomed dan Syamsul Arif, S.Kep., Ns. M. Biomed

DISUSUN OLEH
Barzam Fathan Deny Irwanto Fitri Kurniawati Istriana Okto Priyasdhika Zaelani P.17420110039 P.17420110043 P.17420110046 P.17420110049 P.17420110057

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

2010 / 2011

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. atas rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Anatomi & Fisiologi Panca Indera Manusia ini tanpa halangan suatu apa pun. Dalam makalah ini, kami akan memaparkan tentang anatomi berikut fisiologi dari panca indera manusia yang meliputi indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera peraba dan indera pengecap. Kami menyadari, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, antara lain: 1. Bapak Rodhi Hartono selaku Koordinator MK Anatomi Fisiologi 2. Bapak Rodhi Hartono dan Bapak Syamsul Arif selaku pengampu Mata Kuliah Anatomi Fisiologi 3. Segenap tim penyusun makalah 4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihakpihak tersebut. Kami menyadari bahwa dalam penulisan serta penyusunan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kekurangan tersebut dan besar harapan kami untuk mendapat kritik berikut saran mengenai kekurangan tersebut.

Semarang, 4 November 2010

Penyusun Makalah

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang 2. Rumusan masalah 3. Ruang lingkup pembahasan 4. Tujuan penulisan 5. Manfaat penulisan BAB II PANCA INDERA MANUSIA 1. Pengertian Panca Indera 2. Indera Penglihatan 3. Indera Pendengaran 4. Indera Penciuman 5. Indera Peraba 6. Indera Pengecap BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA i ii iii 1 1 1 2 2 2 3 3 4 9 13 18 19 23 23 24

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Panca indera pada manusia merupakan sekumpulan reseptor tertentu yang terlokalisasi dan merupakan paling ujung yang dapat menerima rangsanganrangsangan (stimulus) dari lingkungan untuk direspon oleh tubuh (efektor). Terdapat lima indera pada manusia yaitu indera penglihat, indera pendengar, indera peraba, indera pembau dan indera pengecap. Anatomi berikut mekanisme (fisiologi) dari masing-masing indera tersebut patut diketahui supaya kita dapat mengetahuinya secara lebih rinci.

2. Rumusan Masalah Rumusan masalah mengenai anatomi dan fisiologi panca indera manusia adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud panca indera manusia? 2. Bagaimana anatomi dan fisiologi: - Indera penglihatan - Indera pendengaran - Indera penciuman - Indera peraba - Indera pengecap

3. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan mengenai anatomi dan fisiologi panca indera manusia adalah sebagai berikut: 1. Definisi panca indera manusia

2. Anatomi dan fisiologi: - Indera penglihatan - Indera pendengaran - Indera penciuman - Indera peraba - Indera pengecap

4. Tujuan Penulisan Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan definisi panca indera manusia 2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi panca indera manusia yang terdiri dari indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera peraba dan indera pengecap

5. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Pembaca dapat mengerti definisi panca indera manusia 2. Pembaca dapat memahami anatomi mau pun fisiologi dari panca indera manusia yang terdiri dari indera penglihatan, indera

pendengaran, indera penciuman, indera peraba dan indera pengecap

***

BAB II PANCA INDERA MANUSIA

1. Pengertian Panca Indera Manusia Panca indera pada manusia merupakan salah satu dari masukan sensorik, yakni masukan aferen yang tidak mencapai tingkat kesadaran. Panca indera manusia berfungsi untuk menangkap rangsangan-rangsangan dari lingkungan untuk diolah menjadi informasi oleh alat-alat indera (reseptor). Alat-alat indera tersebut terdiri dari: a. Indera penglihat (mata) b. Indera pendengar (telinga) c. Indera pencium/penghidu (hidung) d. Indera peraba (kulit) e. Indera pengecap (lidah) Apabila dikelompokkan sesuai dengan jenis rangsang yang didapat, maka alat-alat indera ini dibagi ke dalam 3 kelompok: 1. Kemoreseptor Kemoreseptor merupakan alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia, yaitu indera pembau dan indera pengecap. 2. Mekanoreseptor Mekianoreseptor merupakan reseptor yang peka terhadap energi mekanis. Energi mekanis tersebut dapat berupa gaya berat, tegangan suara dan tekanan. Alat indera yang termasuk di dalamnya yakni indera peraba dan indera pendengaran. 3. Fotoreseptor Fotoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsang cahaya, dalam hal ini adalah indera penglihat.

2. Indera Penglihatan Manusia Indera penglihatan pada manusia adalah mata. Mata berfungsi untuk menangkap berbagai macam stimulus atau rangsang berupa cahaya. Mata terdiri dari 3 lapisan utama, yaitu sklera/kornea, koroid dan retina. Berikut ini adalah fungsi dari tiap bagian mata:
5 3 2 1 15 12 10 11 9

16

14

13

No. 1

Nama Kornea

Letak / Struktur Lapisan paling luar dari mata

Fungsi Berperan dalam kemampuan refraktif (pembelokan cahaya) mata

Aqueous humor

Rongga anterior antara kornea dan lensa berupa cairan encer jernih

Mengandung zat gizi untuk kornea dan lensa

Iris

Cincin otot berpigmen yang terlihat di dalam aqueous humor

Mengubah ukuran pupil serta memberikan warna mata

Pupil

Lubang bundar anterior di bagian tengah iris

Mengatur jumlah cahaya yang masuk Berfungsi dalam daya akomodasi mata Menghasilkan kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi

Ligamentum suspensorium

Menggantung di antara otot siliaris dan lensa Terletak di antara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot siliaris melalui ligamentum suspensorium

Lensa mata

Korpus siliaris

Turunan khusus lapisan

Membentuk aqueous

koroid di sebelah anterior humor dan membentuk cincin mengelilingi tepi luar lensa 8 Vitreous humor Berada di antara lensa mata dengan retina, berupa zat semicair mirip gel 9 Sklera Lapisan mata terluar yang kuat 10 Koroid Lapisan tengah mata Membentuk bagian putih mata, proteksi Mengandung pigmen untuk mencegah berhamburnya berkas cahaya di mata, mengandung pembuluh darah, bagian anteriornya merupakan iris dan badan siliaris Membantu mempertahankan bentuk mata yang bulat

11

Retina

Lapisan mata paling dalam

Mengandung fotoreseptor (sel batang & sel kerucut)

- Sel batang

Fotoreseptor terluar retina

Bertanggung jawab untuk penglihatan bersensitivitas tinggi, hitam-putih dan penglihatan malam

- Sel kerucut

Fotoreseptor terluar retina

Ketajaan penglihatan, penglihatan warna, penglihatan siang hari

- Sel ganglion

Lapisan terdalam retina

Pengolahan rangsang cahaya oleh retina, membentuk saraf optikus

12

Fovea / bintik kuning

Tepat di bagian tengah retina

Daerah dengan ketajaman paling tinggi

- Maskula lutea

Tepat di sekitar fovea, terdapat banyak sel kerucut

13

Diskus optikus / bintik buta

Titik yang sedikit di luar pusat retina dan tidak

Rute untuk berjalannya saraf optikus dan

mengandung fotoreseptor pembuluh darah 14 Pembuluh darah Terletak di dalam Memberikan makanan /

vitreous humor dan retina nutrisi pada mata (retina)

15

Saraf optikus

Keluar dari setiap mata di diskus optikus

Meneruskan rangsang cahaya ke otak Menggerakkan bola mata

16

Otot mata eksternal

Mencencang bola mata

Dalam menerima rangsang cahaya, mata akan mengatur jumlah yang diterima dengan menggunakan pupil. Ukuran pupil akan dikontrol oleh iris. Iris mengandung dua kelopok jaringan itit polos, satu sirkuler (serat otot melingkar di dalam iris) dan yang lain radial (serat-seratnya menjalar ke luar dari batas pupil seperti jari-jari roda sepeda). Apabila cahaya yang masuk terlalu terang, maka otot sirkuler akan berkontraksi, akibatnya serat-serat otot akan memendek dan ukuran pupil akan mengecil sehingga jumlah cahaya yang masuk berkurang. Begitu juga sebaliknya, apabila cahaya yang masuk terlalu temaram, maka otot radialis akan memendek sehingga ukuran pupil akan membesar dan jumlah cahaya yang masuk ke mata akan ditingkatkan. Mata juga memiliki kemampuan akomodasi lensa, yakni kemampuan untuk mengembang-pipihkan lensa dalam menyesuaikan sumber cahaya jauh atau dekat sehingga dapat difokuskan tepat ke retina. Cahaya yang sudah melewati pupil akan direfraksikan oleh lensa, yakni dibiaskan sedemikian rupa sehingga nantinya dapat difokuskan ke retina. Kemampuan untuk berakomodasi ini diatur oleh otot siliaris. Otot siliaris merupakan otot polos melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium. Ketika otot siliaris relaksasi, ligamentum suspensorium kontraksi dan akan menarik lensa sehingga lensa akan memipih. Memipihnya lensa ini akan meminimalkan kekuatan refraksi dan terjadi apabila sumber cahaya terletak jauh dari mata (lensa tidak berakomodasi). Sedangkan saat otot silaris kontraksi, ligamentum suspensorium relaksasi sehingga lensa akan membulat dan kekuatan refraksi lensa meningkat. Ini terjadi saat sumber cahaya terletak dekat (terjadi akomodasi).

Cahaya kemudian akan diteruskan menuju ke retina. Retina memiliki beberapa lapisan, lapisan terluarnya mengandung sel-sel batang dan sel kerucut, dimana sangat peka terhadap rangsang cahaya. Lapisan tengahnya berupa neuron bipolar yang akan mengolah rangsang cahaya. Sedangkan lapisan dalamnya merupakan sel ganglion, sel ini akan membentuk saraf optikus, yang akan meneruskan rangsang cahaya ke otak untuk diterjemahkan. Di retina juga terdapat bintik kuning yang paling peka terhadap rangsang cahaya karena di sekitarnya terdapat banyak sel kerucut. Selain itu juga terdapat bintik buta, yang merupakan jalur masuk pembuluh darah dan saraf optikus. Sel batang dan sel kerucut memiliki beberapa karakteristik yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sel Batang Jumlah 100 juta per retina Penglihatan dalam rona abu-abu Kepekaan tinggi Ketajaman rendah Sel Kerucut Jumlah 3 juta per retina Peng;lihatan warna Kepekaan rendah Ketajaman tinggi

Terdapat banyak konvergensi di jalur retina Sedikit konvergensi di jalur retina Lebih banyak di tepi Terkonsentrasi di fovea

Kepekaan mata yang sangat bergantung pada sel-sel batang dan kerucut ini dapat berubah-ubah melalui adaptasi gelap-terang. Apabila mata mengalami penurunan sumber cahaya secara mendadak, mata akan kesulitan untuk melihat untuk pertama kali, namun secara perlahan-lahan mata akan mampu digunakan untuk melihat secara wajar. Inilah yang disebut adaptasi gelap. Sebaliknya, apabila mata mengalami peningkatan sumber cahaya secara mendadak, mata juga akan mengalami kesulitan untuk melihat pertama kali, namun secara bertahap mata akan mampu digunakan untuk melihat secara wajar, inilah yang disebut adaptasi terang. Kemampuan beradaptasi gelap-terang ini dipengaruhi oleh fotopigmen yang terdiri dari rodopsin dan retinen. Saat terjadi adaptasi gelap, fotopigmen akan dibentuk supaya mata tetap dapat digunakan untuk melihat di kegelapan,

sementara saat adaptasi terang, fotopigmen terutama bagian rodopsin akan dibakar habis oleh cahaya terang. Sebagai mekanisme protektif, mata memiliki kelopak mata yang berfungsi untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar. Di kelopak mata terdapat bulu mata untuk menangkis benda-benda asing berukuran halus seperti debu. Kelopak mata juga berperan penting saat ada benda yang datang mendadak atau cahaya yang sangat menyilaukan. Kedipan kelopak mata secara spontan beulang-ulang membantu menyebarkan air mata untuk melumasi mata,

membersihkan dan bersifat bakterisidal (membunuh kuman). Air mata tersebut diproduksi terus menerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas di bawah kelopak mata.

3. Indera Pendengaran Manusia Telinga merupakan indera pendengaran manusia. Dalam hal ini pendengaran sudah jelas berhubungan erat dengan telinga, jadi dapat dikatakan indra pendengaran sangat berpengaruh dengan suara yang masuk ke dalam telinga sehingga dapat diterima dan diteruskan sampai ada respon bagi pendengar. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

a. Telinga luar Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat

10

dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

b. Telinga tengah Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan

telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan. Selain itu terdapat juga tiga tulang pendengaran, tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela

11

oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam Bagian ini mempunyai beberapa susunan yang terdiri dari labirin tulang dan labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. Tiga saluran setengah lingkaran Ampula Utrikulus Sakulus Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung

12

membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi inilah yang disebut organ Korti. Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar membuat getar gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang bisa menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. Bagian vestibulum dari atau alat alat

keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan

organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup

saluran setengah lingkaran membesar dan disebut

ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.

13

Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith (yaitu butiran natrium karbonat). Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

4. Indera Penciuman Manusia

Alat indera penciuman atau penghidu manusia yaitu hidung. Hidung manusia dibagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang disebut dengan Nostri. Dinding pemisah disebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung dilapisi

dengan rambut dan membran yang lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mensekresi lendir

mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru

paru. Rongga hidung ini di hubungkan belakang dengan bagian

tenggorokan.

Rongga hidung dipisahkan oleh langit-langit mulut kita yang disebut dengan Palate. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan

melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang

14

berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan dikirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian diproses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung.

4. Indera Peraba Manusia Alat indera peraba manusia adalah kulit. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang-lubang masuk. permukaan bermuara mukosa. pada Pada kulit kelenjar Luas kulit

keringat dan kelenjar orang dewasa

sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari secara diuraikan berikut: berat badan kulit sebagai keseluruhan.

Karakteristik

15

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. 2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. 3. Luas : 1,50 1,75 m. 4. Tebal rata rata : 1,22mm. 5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis. Kulit terdiri atas beberapa lapisan yang di setiap lapisannya memiliki fungsi berbeda-beda. Berikut adalah bagian-bagian kulit: a. Epidermis Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak : selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Bagian-bagian epidermis dapat dilihat dengan mikroskop. seperti pada gambar dibawah ini: Lapisan epidermal. Lapisan tanduk terletak luar, tersusun paling dan atas yang membentuk epidermis. Lapisan-lapisan kulit terdiri dari stratum korneum, stratum iusidum, tratum granulosum, zona germinalis, stratum spinosum/stratum akantosum dan stratum basal/germinativum.

tiga lapisan sel

16

b. Dermis Dermis atau Korium merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari 2 lapisan : Bagian atas, pars papilaris (stratum papilar). Bagian bawah, retikularis (stratum retikularis).

c. Subkutis Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Subkutis terdiri dari kumpulankumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabutserabut jaringan ikat dermis. sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak kepinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Fungsi penikulus adiposus adalah sebagai s pegas atau bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.

17

Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis, yang mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ. Kulit dalam tubuh manusia berperan dalam sistem integumentum memiliki fungsi secara umum sebagai berikut: 1. Melindungi tubuh terhadap luka,mekanis,kimia,dan termis karena epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan terhadap kulit. 2. Perlindungan terhadap mikroorganisme patogen. 3. Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah. 4. Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar. 5. Alat indra melalui persarafan sensorik dan tekanan temperatur dan nyeri. 6. Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh saraf sensorik dan motorik ke otak. Sebagai alat indera peraba, rasa sentuhan di kulit disebabkan rangsangan pada ujung saraf,berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang; panas, dingin dan sakit ditimbulkan karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda misalnya mengenai otot dan tulang. Panca indera peraba terdapat pada kulit, disamping itu kulit juga sebagai pelepas panas yang ada pada tubuh, kulit menutupi dan berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang.kulit mempunyai ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari luar diteruskan ke pusat saraf di otak. Sensasi kulit terdiri dari rasa raba, tekanan, panas, dingin dan rasa sakit. Reseptor-reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh

18

manusia.reseptor masing-masing berbeda yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin dan panas.reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukosa mulut dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan epitel gepeng berlapis-lapis pada bagian akar rambut. Reseptor yang terletak pada pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit di bawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium, peritonium dan lain-lain. Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit,semua perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan sensitif terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menetukan dan menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan sendi. 5. Indera Pengecap Manusia Alat indera pengecap (gultasi) pada manusia adalah lidah. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan pada gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat. Selaput lendir (membran mukrosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papila-papila, terdapat tiga jenis papila, yaitu: 1. Papillae sirkumvalata, ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papillae sirkumvalata adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-

19

masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah. 2. Papillae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur. 3. Papillae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding papillae sirkumvalata dan fungiforumis. Papillae filiforumis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting pengecap. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguhsungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Adaptasi dari rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat. Bahan kimia penyusun makanan (tastant) yang larut dalam air ludah akan kontak dengan sel rasa melalui pori rasa. Di sana , mereka juga akan berinteraksi dengan protein yang sering disebut reseptor rasa atau protein-protein yang bertindak sebagai pori yang dikenal sebagai kanal ion (ion channel). Interaksi tersebut menyebabkan perubahan elektrokimia atau listrik di dalam sel rasa sehingga memicu pelepasan sinyal kimia, yang akhirnya mengantar impuls ke otak.

20

Perubahan listrik tersebut sangat ditentukan olehkonsentrasi atom-atom yang bermuatan atau ionnya. Sel rasa, sebagaimana neuron (sel saraf) , secara normal memiliki muatan internal yang negatif dan eksternalnya bermuatan

positif. Tastant akan mengubah keadaan tersebut dan meningkatkan konsentrasi ion positif di dalam sel rasa, misalnya dengan mengeluarkan atom bemuatan lainnya. Adanya perubahan elektrokimia atau depolarisasi

Pahit Masam

menyebabkan sel rasa melepas neurotransmiter, mendorong yang neuron

Asin

kontak dengan sel rasa untuk memancarkan

pesannya ke otak. Senyawa kimia

Manis

yang memberikan rasa asin dan asam secara langsung akan bergerak melalui kanal ion, sedangkan rasa pahit dan manis perlu pengikatan senyawa kimia dengan permukaan reseptor rasa terlebih dahulu. Lima jalur biokimia yang mendasari kualitas rasa tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:

1.

Asin

Sensasi rasa ini dapat ditimbulkan dari garam ,misalnya garam dapur atau natrium klorida (NaCl) garam ini akan membangunkan sel rasa ketika ion natrium (Na+) masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) ion Na juga masuk lewat kanal pada basolateral (sisi) sel rasa. Akumulasi ion Na menyebabkan perubahan elektrokimia yamg disebut depolarisasi yang mengakibatkan ion kalsium (Ca+) masuk ke dalam sel. Selanjutmya, ion kalsium akan mendorong sel untuk

21

melepaskan sinyal kimia yang disebut neurotransmiter yang terkemas dalam gelembung (vesicle). Sel-sel saraf akan menerima pesan dan memancarkan sinyal ke otak. Sel-sel rasa kembali mengalami polarisasi atau reset dengan diikuti membukanya kanal ion sehingga ion kalium (K+) dapat keluar sel.

2.

Asam Sensasi rasa ini disebabkan oleh ion hidrogen di dalam larutan . ion

ini beraksi terhadap sel rasa dalam tiga cara , yaitu secara langsung dpat masuk ke dalam sel, memblokir kanal o\ion kalium pada mikrovili, dan mengikat kanal bukaandi mikrovili sehingga ion-ion positif dapat masuk ke dalam sel rasa. Terakumulasinya muatan positif ini akan mendorong depolarisasi yang menyebabkan pelepasan neurontransmiter ,selanjutnya akan memberikan sinyal ke otak.

3.

Manis Gula atau pemanis buatan tidak langsung amsuk sel rasa,tetapi

memicu dulu perubahan di dalam sel.senyawa tersebut akan terikat reseptor pada permukaan sel rasa yang digandeng dengan molekul Gprotein. Dinamakan G-protein krena unutk aktivitasnya protein ini diatur oleh guanin trifosfat. Setelah berinteraksi, sub unit ( , , ) dari G-protein akan terbelah menjadi subunit , , yang berguna mengaktifkan suatu enzim di

dekatnya. Enzim kemudian mengkonversi prekusor didalam sel ke dalam second messenger yang secara tidak langsung dapat menutup kanal kalium.

4.

Pahit Misalnya kuinin,zat ini juga beraksi melaui G-protein bersama

reseptor dan second messenger,hanya saja disini second messenger mendorong pelepasan ion kalsium dan retikulum endoplasma. Akibat

22

terakumulasinya ion kalsium, akan menyebabkan depolarisasi dan pelepasan neurotransmiter.

5.

Umami Rasa ini ditimbulakn oleh glutamat, asam amino yang banyak

terdapat pada protein daging,ikan dan legum. Umami berasal dari bahasa jepang yang berarti meaty atau savory (enak , sedap lezat). Senyawa ini dalam aksinya juga melalui pengikatan dengan G-protein bersama reseptor dan second messenger. Namun tahapan antara second messenger dan pelepasan neurotransmiter belum diketahui.

Kerja sama antara indera pengecap dan indera pembau dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang. Di samping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat, maka nafsu makan seseorang akan meningkat dan produksi liur juga akan meningkat untuk ditelan. Sebaliknya bila zat berbau busuk ,maka nafsu amakan atau selera makan akan menurun, tetapi produksi liur akan meningkat untuk dibuang.

***

23

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Panca indera manusia berfungsi untuk menangkap rangsangan-rangsangan dari lingkungan untuk diolah menjadi informasi oleh alat-alat indera (reseptor). Alat-alat indera tersebut terdiri dari: a. Indera penglihat (mata) b. Indera pendengar (telinga) c. Indera pencium/penghidu (hidung) d. Indera peraba (kulit) e. Indera pengecap (lidah)

***

24

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: CV Yrama Widya. Pearce, C. Evelyn. 1993. Anatomi Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia dari Sel ke Siste. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran Referensi tamabahan: http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping /Praweda/Biologi/0088%20Bio%202-10b.htm

You might also like