You are on page 1of 46

AKUNTANSI ASET LAINNYA

1. Avianda Syalira 2. Chairul Azhar 3. Ericha Utami Putri 4. Gede Angga Ardiana 5. Wahyuni Eka Wulandari

6. Wisnu Prasetyo

DEFINISI
Aset Lainnya adalah aset nonlancar pemerintah, yang tidak bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.

Klasifikasi Aset Lainnya


1. Aset Tak Berwujud

2. Tagihan Penjualan Angsuran


3. Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 4. (TP/TGR) 5. Kemitraan dengan Pihak Ketiga 6. Aset Lain-lain

Hubungan Belanja dengan Aset Lainnya


Bultek 04 menyatakan bahwa, Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

Aset Tak Berwujud


Aset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

Aset Tak Berwujud


Software computer

Lisensi dan franchise tertentu


Hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya Hasil Kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka

panjang

Pengukuran
Dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi berdasarkan SPM/SP2D-Ls belanja modal non dikurangi dengan biayabiaya lain yang tidak dapat dikapitalisasi

Pengakuan
Bila terdapat bukti yang andal

Penyusutan/Amortisasi
SAP belum mengatur tentang penyusutan atau amortisasi aset tak berwujud

AKUNTANSI TAGIHAN PENJUALAN ANGSURAN

Pengertian TPA
TPA adalah jumlah yang dapat diterima pemerintah dari

penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah Contoh: penjualan rumah dinas atau kendaraan bermotor kepada karyawan

Pengukuran TPA
Sebesar: nilai nominal dari kontrak, atau surat perjanjian, atau berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas negara.

Pengakuan TPA
ketika kontrak/surat perjanjian/berita acara penjualan aset pemerintah dan Berita Acara Serah Terima Barang ditandatangani oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli).

Pengurangan Nilai TPA


Ketika: Pembayaran angsuran Reklasifikasi; TPA yang akan jatuh tempo di tahun depan akan menjadi hutang jangka pendek (TPA menjadi bagian lancar TPA)

AKUNTANSI TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI

Pengertian
TP TGR

Jumlah yang dapat diterima pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun, karena adanya tuntutan atas kerugian negara yang timbul akibat kelalaian atau perbuatan melawan hukum, yang dilakukan oleh bendahara.

TGR adalah jumlah yang dapat diterima pemerintah dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun, karena adanya tuntutan atas kerugian negara yang timbul akibat kelalaian atau perbuatan melawan hukum, yang dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendahara atau pihak lain.

Pengukuran
TP TGR

Sebesar nilai nominal dalam SKTJM dan atau Surat Keputusan Pembebanan dan atau surat ketetapan dari pengadilan (jika diselesaikan melalui jalur pengadilan), setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas negara

Sebesar nilai nominal dalam SKTJM dan atau surat ketetapan dari pengadilan (jika diselesaikan melalui jalur pengadilan) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas negara.

Pengakuan
TP TGR

Ketika SKTJM dan atau Surat Keputusan Pembebanan dari BPK dan atau surat ketetapan dari pengadilan terbit

Ketika SKTJM dan atau surat ketetapan dari pengadilan terbit.

Pengurangan Nilai
Ketika: Pembayaran angsuran Reklasifikasi; TP atau TGR yang akan jatuh tempo di tahun depan akan menjadi hutang jangka pendek (TP atau TGR menjadi bagian lancar TP atau TGR)

AKUNTANSI KEMITRAAN DENGAN PIHAK KETIGA

Akuntansi Kemitraan dengan Pihak Ketiga


Pemanfaatan barang milik negara, dengan menjalin kerja

sama dengan pihak lain dalam jangka waktu tertentu. Hal ini terutama ditujukan untuk meningkatkan penerimaan negara bukan pajak. Pendayagunaan barang milik negara yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga dengan tidak mengubah status kepemilikan. Dibagi dua, yaitu Bangun Kelola Serah (BKS) dan Bangun Serah Kelola (BSK).

BANGUN KELOLA SERAH (BKS)

Pengertian
BKS adalah suatu bentuk kerjasama berupa pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya kepada pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati (masa konsesi)

Pengukuran
BKS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/investor untuk membangun aset BKS tersebut. Aset yang berada dalam BKS ini disajikan terpisah dari pos aset tetap dan dimasukkan ke dalam pos aset lainnya.

Pengakuan
BKS diakui ketika surat perjanjian/kontrak kerja samanya ditandatangani. Pengakuan aset BKS hanya sebatas jumlah aset pemerintah yang diserahkan kepada pihak ke tiga untuk dikerjasamakan.

Penghapusan Akun BKS.


Ketika masa konsesi BKS berakhir, pihak ke tiga menyerahkan kembali objek BKS beserta fasilitasnya kepada pemerintah. Jika Pengelola Barang menetapkan bahwa bangunan dan fasilitas hasil BKS akan digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah maka, aset tersebut direklasifikasikan ke dalam aset tetap. Akan tetapi, jika penetapan aset tersebut adalah untuk diserahkan kepada Pemda misalnya, maka aset tersebut tidak lagi dibukukan dalam akun kemitraan dengan pihak ketiga, namun dalam akun aset lain-lain.

BANGUN SERAH KELOLA SERAH (BSK)

Pengertian
Pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Pengelola Barang untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut selama jangka waktu tertentu yang disepakati.

Pengukuran
Aset BSK dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/investor untuk membangun aset tersebut. Aset BSK disajikan terpisah dari pos aset tetap dan dimasukkan ke dalam pos aset lainnya.

Pengakuan
Aset BSK diakui ketika surat perjanjian/kontrak kerja samanya ditandatangani. Dalam kerja sama dengan pola BSK, selain mencatat asetnya, pemerintah juga mencatat kewajiban kepada pihak ketiga atas kerja sama tersebut, yaitu sebesar jumlah yang telah dikeluarkan oleh pihak ketiga untuk membangun aset BSK, dan itu harus dinyatakan dalam surat perjanjian.

Reklasifikasi Akun Bangun Serah Kelola


Ketika masa konsesi BSK berakhir dan tidak akan diperpanjang, pengelola barang harus menetapkan status penggunaan aset BSK. Jika Pengelola Barang menetapkan bahwa aset BSK akan digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah maka, aset tersebut direklasifikasikan ke dalam aset tetap.

ANALISIS LKPP & CALK BKKP

Analisis Laporan
Aset Lainnya Pos Aset Lainnya terdapat pada Neraca parsial yang terlampir dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada poin C.2.3 Berdasarkan data terlampir, bagian Aset Lainnya telah memuat rincian aset lainnya yang terdapat pada setiap unit wilayah. Rincian mengenai tiap-tiap sub-akun pada pos Aset Lainnya memang tidak dijelaskan secara rinci, karena akan ditelaah pada poin berikutnya. Maka, penyajian informasi atas pos Aset Lainnya tersebut telah disajikan secara lengkap dan jelas.

Aset Lain-Lain
Neraca yang terlampir telah menunjukkan saldo Aset Lain-Lain berikut dalam kurun waktu 2 tahun beserta persentase kenaikannya. Dan, pada Catatan Atas Laporan Keuangan Bagian Aset Lain-Lain telah dirinci pada poin C.2.3.3. Berdasarkan data diatas, maka kami melakukan analisis sebagai berikut : Neraca parsial dan Catatan Atas Laporan Keuangan Bagian Aset Lain-Lain tersebut telah memenuhi prinsip transparansi publik. Perhitungan saldo diatas juga dibuktikan dengan rincian komponen pembentuk saldo aset-aset tersebut. Rincian aset per wilayah pun juga dipaparkan sehingga pembaca LKPP dapat mengetahui porsi dari nominal aset yang digunakan di setiap unit wilayah. Maka, penyajian informasi atas sub-akun Aset Lain-Lain tersebut telah disajikan secara lengkap, jelas, dan terperinci.

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/ TGR)


Neraca yang terlampir menunjukkan saldo TP/ TGR berikut dalam kurun waktu 2 tahun beserta persentase kenaikannya. Dan, pada Catatan Atas Laporan Keuangan menunjukkan penjelasan mengenai TP/ TGR pada poin C.2.3.1Berdasarkan data diatas, maka penulis melakukan analisis sebagai berikut : Neraca parsial TP/ TGR diatas telah disusun berdasarkan SAP dan kebijakan akuntansi yang dibuat pemerintah (Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan) Neraca parsial TP/ TGR diatas telah memenuhi prinsip periodisitas. Neraca parsial TP/ TGR belum memenuhi prinsip transparansi publik.

ANALISIS ASET TAK BERWUJUD

Analisis Neraca
Saldo Aset Tak Berwujud pada Neraca

Terdapat peningkatan sebesar 711,79%

Analisis CALK (C.2.3.2.2)


Aset tak berwujud yang dimiliki BPPK

e-book
software Aset tak berwujud dirinci per satker wilayah

Memberikan informasi mengenai aset yang dimiliki tiap satker. Namun, masih belum memenuhi prinsip transparansi karena nilai tiap aset tidak tercantum di CALK.

Analisis LRA
Realisasi Belanja BPPK sebesar Rp367.653.274.449

Belanja Modal Rp140.814.354.734


Seharusnya, belanja aset tak berwujud masuk dalam

komponen belanja modal (Bultek04). Namun, dalam rincian CALK mengenai belanja modal tidak dipaparkan adanya perolehan aset tak berwujud.

ANALISIS ASET LAINLAIN BLU

Analisis Neraca
Saldo Aset Lain-lain BLU pada Neraca

Terjadi penghapusan aset lain-lain BLU

ANALISIS CALK

Analisis CALK (C.2.3.2.2)


Neraca 2009 Neraca 2010

CALK 2009

CALK 2010

Analisis CALK
Informasi yang disajikan dalam CALK dinilai kurang informatif karena tidak dapat menjelaskan asal saldo akhir Aset Lain-lain BLU sebesar Rp0 pada tahun 2010

You might also like