Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
------------------ada gambar sekelompok masyarakat dunia yang sedang bersidang ------------------Negara Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, setelah memperoleh pengakuan baik de facto maupun de jure berhak untuk menentukan nasibnya sendiri termasuk dalam hal kebijakan-kebijakan luar negerinya. Sebagai sebuah negara, bangsa Indonesia menyadari bahwa kita tidak mungkin sanggup untuk memenuhi semua kebutuhan tanpa bantuan dari bangsa atau negara lain. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya diperlukan kerja sama dalam bentuk hubungan internasional. Kerjasama dengan bangsa lain mutlak diperlukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan warganya dan pencapaian kepentingan nasional. Hubungan antar bangsa atau negara harus dilandasi oleh prinsip persamaan derajat. Negara Indonesia dalam mengadakan hubungan internasional, menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional. Hal ini terutama ditujukan untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Oleh sebab itu peran para diplomat Indonesia di luar negeri agar benar-benar mampu memberi informasi yang seluas-luasnya untuk masyarakat dunia
2 tentang negara Indonesia yang sesungguhnya. Peran media massa tentang citra kurang baik negara Indonesia di luar negeri, secara perlahan-lahan harus dicounter dengan pemberitaan yang seimbang. Selain itu, para diplomat juga harus mampu memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional. Untuk kepentingan hubungan dan kerja sama internasional yang lebih luas baik dari aspek politis maupun legal formal, negara Indonesia telah menjadi anggota PBB yang ke 60 pada tanggal 28 September 1950. Demikian juga dengan negara-negara lain, negara Indonesia telah menempatkan perwakilan diplomatik atau konsulernya di negara lain.
B. PENGERTIAN, PENTINGNYA DAN SARANA-SARANA HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI SUATU NEGARA 1. Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksnaan Politik Luar Negeri RI (Renstra), adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subyek-subyek, seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional, dan politik internasional. Untuk dapat memahami lebih jauh tentang pengertian hubungan internasional, berikut ini ada beberapa pengertian menurut beberapa ahli. a. Charles A. MC. Clelland Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. b. Warsito Sunaryo Hubungan internasional, merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai : negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional. c. Tygve Nathiessen Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional, organisasi dan administrsi internasional dan hukum internasional
Fokus Kita :
Komponen-komponen yang harus ada dalam hubungan internasional, antara lain : a. Politik internasional (International Politics). b. Studi tentang peristiwa internasional (The Studi of Forcight Affair). c. Hukum Internasional (International Law). d. Organisasi Administrasi Internasional (International Organitation of
Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.
Hubungan
Internasional
bagi
suatu
Suatu negara dapat mengadakan kerja sama antar negara atau hubungan internasional, mana kala telah diakui kemerdekeaan dan kedaulatannya baik secara de facto maupun de jure oleh negara lain. Hubungan antar negara merupakan salah satu hubungan kerjasama mutlak diperlukan, karena tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak bergantung kepada negara lain. Ketergantungan inilah yang menuntut diperlukannya hubungan antar negara. Dalam Pelaksanaan hubungan antar negara perlu dilandasi dengan prinsip persamaan derajat dan didasarkan pada kemauan bebas dalam melaksanakan hubungan tersebut. Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor-faktor sebagai berikut : Faktor internal : Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain. Faktor eksternal : a. Yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. b. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan kerja sama yang produktif dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang menyangkut kepentingan nasional negara masingmasing. c. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan perdamaian yang abadi bagi warga masyarakat dunia.
Fokus Kita :
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip-prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, Hubungan kerjasama antar negara (internasional) di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, di samping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap
4 manusia dan negara di dunia. Setiap negara sudah barang tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan kepentingan yang berbeda. Hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya hubungan dan kerjasama internasional. Kerjasama antar bangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain bertujuan untuk : Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara. Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
5 (Civilian Police/polisi sipil) pertama saat Timor Timur lepas dari Republik Indonesia. Hubungan internasional telah bergeser jauh dari dunia eksklusif para diplomat dengan segala protokol dan keteraturannya, ke arah kerumitan dengan kemungkinan setiap orang bisa menjadi aktor dan mempengaruhi jalannya politik baik di tingkat global maupun lokal. Pada sisi lain juga terlihat kemungkinan munculnya pemerintahan dunia dalam bentuk PBB, yang mengarahkan pada keteraturan suatu negara (konfederasi?).
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Hubungan_ internasional
6 Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara. Apabila ketiga asas ini tidak diperhatikan, akan timbul kekacauan hukum dalam hubungan antar bangsa (internasional). Oleh sebab itu, antara satu negara dengan negara lain perlua ada hubungan yang teratur dan tertib dalam bentuk hukum internasional. Walaupun demikian, kerapkali masih terdapat masalah dan pertikaian-pertikaian yang perlu dipecahkan. Misalnya persoalan dwi-kewarganegaraan, batas-batas negara, wajib militer dan wajib pajak.
b. Faktor-faktor Penentu Dalam Hubungan Internasional Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasional, baik secara bilateral maupun multilateral adalah sebagai berikut, 1) Kekuatan Nasional (National Power), 2) Jumlah Penduduk, 3) Sumber Daya, dan 4) Letak Geografis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka dapat difahami bagaimana suatu negara dalam mengadakan hubungan internasional. Pertama : Jika suatu Negara telah memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut dengan baik, mereka relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan internasional. Kedua : Namun jika suatu negara yang memiliki 4 (empat) faktor kekuatan tersebut lemah, mereka harus mengadakan hubungan internasional. Dewasa ini, dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat, hampir semua negara
7 berkembang maupun negara maju telah mengadakan hubungan kerja sama dengan negara lain (hubungan internasional). Sebagai ilustrasi, dapat dilihat pada bagan berikut ini. NEGARA MAJU
NEGARA BERKEMBANG
C
NEGARA TERBELAKANG Ketiga kelompok negara tersebut di atas (A, B, dan C) saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi (hubungan) internasional. Mengingat yang melatar belakangi terjadinya hubungan internasional antar negara itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, maka terjadilah pengelompokan bentuk hubungan internasional yang sekarang ini. Adapun titik berat dalam hubungan internasional, ada yang menekankan pada : bidang Pertahanan dan keamanan (Hankam), bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan bahkan ada negara yang hanya menekankan di bidang Idiologi saja. Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama antar negara merupakan jalinan antar negara yang mengacu pada beberapa landasan hukum, yaitu : a. Pembukaan UUD 1945 alenia IV yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan ketentuan-ketentuan tentang hal-hal berikut : 1) PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan. 2) PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan dan hak menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia. 3) PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta menghormati hak-hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa dan agama. 4) PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian masalah internasional. b. Perjanjian internasional (traktat = treaty) adalah suatu persetujuan (agreement) yang dinyatakan secara formal antar dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Kemudian, pihak-pihak tersebut terikat oleh kesepakatan, baik masa damai maupun pada masa perang. Pada umumnya, traktat ditaati oleh pihak-pihak yang berkepentingan karena adanya asas pacta sun servanda (persetujuan antar negara harus dihormati).
8 c. Secara khusus terdapat dalam Deklarasi hukum laut internasional. Indonesia sejak 13 Desember 1957 memperjuangkan Deklarasi Juanda yang di dalamnya menyatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik dari titik terluar pulau-pulau terluar sebagai laut teritorial. Deklarasi ini diakui PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Pengertian, Pentingnya dan Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut : 1. Berikan ulasan kembali tentang pengertian hubungan internasional sesuai pendapat anda dan tokoh-tokoh terkenal ! Pendapat anda tentang hubungan internasional ? ........................................................................... ................................................................................................................... ................................................ ................................................................................................................... ................................................ N o 1. Tokoh Charles A. MC. Clelland Uraian Singkat .................................................................................... .................................... .................................................................................... ....................................
2.
Warsito Sunaryo
2. Menurut Hugo de Groot, bahwa dalam hubungan internasional asas persamaan derajat merupakan dasar yang menjadi kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Berikan penjelasan singkatnya ! a. Asas persamaan derajat: ............................................................................................... ............. ............................................................................................................. ............................................... b. Kemauan bebas: ................................................................................................. .......................... .............................................................................................................. .............................................. 3. Dalam pelaksanaan hubungan internasional, terdapat faktorfaktor penentu berupa ; kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini kaitannya dengan hubungan internasional ! Jumlah Penduduk ...................................................... ........................ ...................................................... ........................ ...................................................... ........................ Letak Geografis ....................................................... ....................... ....................................................... ....................... ....................................................... .......................
4. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa dalam mewujudkan hubungan internasional diperlukan adanya asas pacta sunt servanda ! ................................................................................................................... ................................................ ................................................................................................................... ................................................ 5. Tuliskan perbedaan dan persamaan mendasar antara negara maju dengan negara berkembang dalam hubungan internasional perihal faktor-faktor penentu kekuatan nasional dan sumber daya di bawah ini ! Persamaan ...................................................... ....................... ...................................................... Perbedaan ....................................................... ....................... .......................................................
11 Suatu Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara-negara mengenai pemantapan, perubahab atau pembatasan daripada hak-hak dan kewajiban mereka secara timbal balik.
2. Penggolongan Perjanjian Internasional Klasifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan atas: Menurut Subjeknya a. Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum internasional. b. Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional lainnya, seperti antara organisasi internasional Tahta Suci (Vatican) dengan organisasi Uni Eropa. c. Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contoh: Kerjasama ASEAN dan Uni Eropa.
12
Menurut Isinya a. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh: Nato, ANZUS, dan SEATO. b. Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contoh: CGI, IMF, IBRD, dan sebagainya. c. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia RRC), ekstradisi dan sebagainya. d. Segi batas wilayah, seperti laut teritorial, batas alam daratan, dan sebagainya. e. Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dan sebagainya. Menurut Proses/Tahapan Pembentukannya a. Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan dan ratifikasi b. Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya digunakan) kata persetujuan dan agreemaent). Menurut Fungsinya a. Perjanian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanian yang melakukan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: konfernsi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatik. Konvensi Montego tentang Hukum laut internasional tahun1982, dan sebagainya. b. Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral). Contoh: Perjanjian antara RI dan RRC mengenai dwikewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas wilayah, pemberantasan penyeludupanpenyelundupan dan sebagainya.
3. Istilah-Istilah Lain Perjanjian Internasional Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional (traktat) berdasarkan pada tingkat pentingnya suatu perjanjian internasional serta keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap kepala negara yang mengadakan perjanjian. Istilah lain dari perjanjian adalah berikut ini. N o 1. Nama Traktat (Treaty) Konvensi (Conventio Uraian Keterangan
2.
Yaitu, perjanjian paling formal Perjanjian ini khusus yang merupakan persetujuan mencakup bidang dari dua negara atau lebih. politik dan bidang ekonomi. Yaitu persetujuan formal yang Persetujuan ini harus bersifat multilateral, dan tidak dile-galisasi oleh
13 n) 3. Protokol (Protocol) berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara. wakil-wakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones). Mengatur masalahmasalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal tertentu. Yaitu prjanjian yang berifat Agrement tidak teknis atau admistratif diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi traktat atau konvensi. Yaitu istilah yang digunakan Perikatan tidak untuk transaksi-transaksi yang seresmi traktat dan bersifat sememtara. konvensi. Yaitu catatab-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan-catatan suatu permufakatan. Yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan interna-sional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga internaional. Yaitu perjanjian internasional yang berbentuk traktat, dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila merupakan lampiran pada traktat atau konvensi. Yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanen, terinci, dan sistematis serta tidak Proses verbal diratifi-kasi. tidak
4.
5.
6.
7.
Piagam (Statute)
Piagam itu dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi (seperti piagam kebebasan transit).
8.
Deklarasi (Declaratio n)
Deklarasi sebagai persetu-juan tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting.
9.
Modus Vivendi
14 memerlukan ratifikasi. 10 Pertukaran Yaitu metode yang tidak . Nota resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat multilateral. 11 Ketentuan Yaitu ringkasan hasil konvensi . Penutup yang menyebutkan negara (Final Act) peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi. 12 Ketentuan Yaitu traktat yang dapat . Umum bersifat resmi dan tidak resmi. (General Act),
13 Charter .
Misalnya, LBB (Liga Bangsa-Bangsa) mengguna-kan ketentuan umum mengenai arbitrasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional tahun 1928. Yaitu istilah yang dipakai Misalnya, Atlantic dalam perjanjian internasional Charter. untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Yaitu istilah yang Pakta membutuhkan menunjukkan suatu ratifi-kasi. persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa). Yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
15 Penandatanganan (Signature). Lazimnya penandatanganan dilakukan oleh para menteri luar negeri (Menlu) atau kepala pemerintahan. Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatanganan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negaranya. Pengesahan (Retification). Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Ini dinamakan ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai berikut: a. Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh rajaraja absolut dan pemerintahan otoriter. b. Ratifikasi oleh badan legislatif. Sistem ini jarang digunakan. c. Ratifikasi campuran (DPR dan Pemerintah). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian.
Fokus Kita :
Persetujuan untuk mengikatkan diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatangan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accession), ataupun pernyataan menerima (acceptance) dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani. Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24 menyebutkan bahwa mulai berlakunya sebuah Perjanjian Internasional adalah sebagai berikut: a. Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian tersebut. b. Pada saat peserta perjanjian mengikat diri pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak disebut saat berlakunya. Persetujuan untuk mengikat diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accesion), ataupun pernyataan menerima (acceptence) dan dapat juga dengan cara pertukaran naskah yang sudah ditandatangani.
16
Mengenai kata perjanjian tersebuat, masih bersifat umum, dan di dalam Penjelasan UUD 1945 juga tidak ditemukan kriterianya (hanya disebutkan kedudukan presiden sebagai kepala negara). Untuk itu, pada tanggal 22 Agustus 1960, Presiden Soekarno mengirim Surat No. 2826HK/60, perihal pembuatan perjanjian dengan negara lain kepada DPR. Inti surat tersebut adalah bahwa suatu perjanjian akan meminta persetujuan DPR, jika hal itu bersifat penting. Akan tetapi, jika perjanjian mengandung materi lain, cukup diberitahukan kepada DPR saja. Praktek-praktek demikian telah lazim dilaksanakan di Indonesia dan disebut dengan sistem campuran. Sistem inibiasanya dibuat untuk perjanjian, seperti treaties atau agreement tertentu. Berikut ini ada beberapa contoh yang dapat dikemukakan. 1. Persetujuan Indonesia-Belanda mengenai penyerahan Irian Barat (Sekarang ini Irian Jaya) yang ditandatangani di New York (15 Januari 1962), disebut Agreement. Akan tetapi, karena pentingnya materi yang diatur di dalam agreement tersebut maka dianggap sama dengan treaty. Sebagai konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk pernyataan pendapat. 2. Perjanjian antara Indonesia-Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta, 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. Namun, karena pentingnya materi yang diatur dalam agreement tersebut maka pengesahannya memerlukan persetujuan DPR dan dituangkan ke dalam bentuk undang-undang, yaitu UU No. 6 tahun 1973. 3. Persetujuan garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Singapura tentang Selat Singapura (25 Mei 1973). Sebenarnya materi persetujuan ini cukup penting, namun dalam pengesahannya tidak meminta persetujuan DPR melainkan dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden
Fokus Kita :
Negara mengajukan persyaratan, tidak berarti mengundurkan diri dari perjanjian (multilateral). Negara tersebut masih tetap sebagai peserta dalam perjanjian, tetapi dengan syarat hanya terikat pada bagian-bagian tertentu yang dianggap membawa keuntungan bagi Mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional, terdapat dua teori yang cukup berkembang, yaitu sebagai berikut.
17 a) Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyaratan ini diterima oleh seluruh peserta dari perjanjian. Contoh: Berdirinya Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB) atau PBB yang pada setiap mengeluarkan resolusi atau menerima anggota baru, memerlukan kebulatan suara dari seluruh anggota. b) Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori ini biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara Amerika. Contoh: dengan adanya NATO atau AFTA, setiap negara peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam perjanjian yang dibentuk tersebut. 6. Berlakunya dan Berakhirnya Perjanjian Internasional Berlakunya Perjanjian Internasional Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut ini. a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara perunding. b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain. d. Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu. Berakhirnya Perjanjian Intenasional Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., dalam buku Pengantar Hukum Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal berikut ini. a. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu. b. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis. c. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu. d. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu. e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu. f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah dipenuhi.
18 g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain. Pelaksanaan Perjanjian Internasional a. Ketaatan Terhadap Perjanjian 1) Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada). Prinsip ini sudah merupakan kebiasaan karena merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa perjanjian internasional memiliki kekuatan mengikat. 2) Kesadaran hukum nasional. Suatu negara akan menyetujui ketentuan-ketentuan perjanjian internasional yang sesuai dengan hukum nasionalnya. Perjanjian internasional merupakan bagian dari hukum nasionalnya. b. Penerapan Perjanjian 1) Daya berlaku surut (retroactivity). Biasanya, suatu perjanjian dianggap mulai mengikat setelah diratifikasi oleh peserta, kecuali bila ditentukan dalam perjanjian bahwa penerapan perjanjian sudah dimulai sebelum ratifikasi. 2) Wilayah penerapan (teritorial scope). Suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta, kecuali bila ditentukan lain. Misalnya, perjanjian itu hanya berlaku pada bagian tertentu dari wilayah suatu negara, seperti perjanjian perbatasan. 3) Perjanjian penyusul (successive treaty). Pada dasarnya, suatu perjanjian tidak boleh bertentangan dengan perjanjian serupa yang mendahuluinya. Namun, bila perjanjian yang mendahului tidak sesuai lagi, maka dibuatlah perjanjian pembaruan. Penafsiran Ketentuan Perjanjian Supaya perjanjian mempunyai daya guna yang baik dalam memberikan solusi atas kasus-kasus hubungan internasional, perlu diadakan penafsiran atas aspek-aspek pengkajian dan penjelasan perjanjian tersebut. Penafsiran dalam prakteknya dilakukan dengan menggunakan tiga metode. Adapun metode-metode itu seperti berikut. a. Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan memanfaatkan pekerjaan persiapan. b. Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran menurut ahli yang umum dari kosa-katanya. c. Metode dari aliran yang berpegang pada objek dan tujuan perjanjian. Kedudukan Negara Bukan Peserta Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhuinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar (Terusan Suez,
19 Panama, Selat Malaka dan lain-lain), mereka dapat juga terikat, apabila: a. Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan b. Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta. Pembatalan Perjanjian Internasional Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal antara lain sebagai berikut. a. Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya. b. Adanya unsur kesalahn (error) pada saat perjanjian itu dibuat. c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktu pembentukan perjanjian. d. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau penyuapan. e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman maupun penggunaan kekuatan. f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.
20 Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut. Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkrit dari perjanjian bilateral. Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955 tentang penyelesaian dwikewarganegaraan. Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang Garis Batas Laut Andaman di sebalah utara Selat Malaka pada tahun 1971. Perjanjian ekstradisi antara Republik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974. Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995. b. Perjanjian Multilateral Perjanjian ini sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka. Perjanjian multilateral tidak saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga kepentingan negara lain yang turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut. Untuk lebih jelasnya ada beberapa contoh tentang perjanjian multilateral seperti berikut. Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang. Konvensi Wina, tahun 1961, tentang Hubungan Diplomatik. Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang Laut Teritorial, Zona Bersebelahan, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua.
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut : Rumuskan kembali pemahaman tentang pengertian perjanjian internasional ! Berikan alasan penjelasan, mengapa di dalam hubungan antar negara perjanjian internasional dianggap sangat penting ! Berikan penjelasan mengapa suatu perjanjian internasional ada yang harus diratifikasi dan ada yang tidak perlu diratifikasi ! Jelaskan mengapa sebelum suatu perjanjian internasional dibuat, perlu dilakukan perundingan (negosiasi) ! Berikan penjelasan bagaimana kedudukan negara peserta dan bukan peserta pada saat suatu perjanjian internasional akan ditandatangani oleh negara-negara yang berkepentingan.
21
Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada dalam kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis pelaksanaannya, diatur oleh pembantu Presiden sendiri, yaitu Menteri Luar Negeri.
Fokus Kita :
Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya
22
PERWAKILAN DIPLOMATIK
Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang halus. Diplomasi yang paling sederhana dan tertua adalah diplomasi bilateral antara dua pihak dan biasanya merupakan misi dari kedutaan besar dan kunjungan kenegaraan. Contohnya adalah Persetujuan Perdagangan Bebas Kanada-Amerika antara Amerika Serikat dan Kanada. Jenis lainnya adalah diplomasi multilateral yang melibatkan banyak pihak dan bisa ditelusuri dari Kongres Wina. PBB adalah salah satu institusi diplomasi multilateral. Beberapa diplomasi multilateral berlangsung antara negara-negara yang berdekatan atau dalam satu region dan diplomasi ini dikenal sebagai diplomasi regional.
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Diplomasi :
b. N o 1.
Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia Diplomati k Tugas Pokok Perwakila n Diplomati k Uraian Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya). Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya. Mengurus kepentingan negara negaranya di negara lain. serta warga
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dan sebagainya. 2. Fungsi Perwakila n Diplomati Mewakili negara penerima. pengirim di dalam negara
23 k Berdasark an Kongres Wina 1961 warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. Mengadakan persetujuan negara penerima. dengan pemerintah
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. Memelihara hubungan kedua negara. 3. Peranan Perwakila n Diplomati k persahabatan antara
Dalam membina hubungan internasional, diperlukan adanya taktik dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara, sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik. Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang berperan sebagai berikut: Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut. Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain. Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.
4.
Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkahlangkah untuk menyelesaikannya. Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima. Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara penerima
24 a. Pembukaan/Pengangkatan dan Penerimaan Perwakilan Doplomatik. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik (dalam arti politis) maupun konsuler (dalam arti non-politis) dengan negara lain adalah sebagai berikut : 1) Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik maupun konsuler. Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk : Persetujuan bersama (joint agreement) dan Komunikasi bersama (joint declaration). 2) Prinsip-prinsip hukum interenasional yang beraku, yaitu setiap negara dapat melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan atas prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (reciprositas). b. Kronologis Pengangkatan Perwakilan Diplomatik
Kedua belah pihak saling menukar informasi tentang akan dibukanya perwakilan (oleh Deparlu masingmasing Negara).
II
Mendapat persetujuan (demende, agregation) dari negara yang menerima.
Surat kepecayaan diserahkan kepada kepala negara penerima (lettre de rapple) dalam suatu upacara dimana seorang diplomatik tersebut pidato.
IV
Diplomat yang akan ditempatkan, menerima surat kepercayaan ( lettre de creance) yang ditanda tangani oleh kepala negara pengirim.
III
KONGGRES AIX LA CHAPELLA (1818) Ammbassador and Legates Or Nuncious. Envoys and Minister Pleni Petentiary. Minister Resident. Charge de Affaires. Catatan : disebut juga konggres Achen.
25
d. Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik Tugas umum seorang perwakilan diplomatik, adalah mencakup halhal berikut : 1) Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan dengan pemerintah negara penerima, ia mewakili kebijaksanaan politik pemerintah negaranya. 2) Negosiasi, yaitu untuk mengadakan perundingan/ pembicaraan baik dengan negara dimana ia diakredetasi maupun negara lain. 3) Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di negara penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya. 4) Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan dari pada warga negaranya yang berada di luar negeri. 5) Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antar negara pengirim dengan negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut Konggres Wina 1961, adalah mencakup hal-hal berikut : 1) Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima. 2) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional. 3) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. 4) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. 5) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.
26 sekaligus menjadi juru bicara perwakilan terhadap pemerintah setempat ia bertugas. Duta besar yang diangkat menjadi ketua perwakilan asing itu, disebut doyen. Tingkat perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut : a. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu. b. Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu. c. Besar kecilnya kepentingan bangsa / negara yang mengadakan hubungan itu. Dengan demikian, fungsi diplomatik (khusus negara Indonesia) dalam arti politis adalah mencakup hal-hal berikut : a. Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. c. Menciptakan persahabatan yang baik antara negara republik Indonesia dan semua negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik. e. Perangkat Perwakilan Dilpomatik Pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain, menurut ketetapan Konggres Wina Tahun 1815 dan Konggres Aux La Chapella 1818 (Konggres Achen), dilakukan oleh perangkat-perangkat berikut : N o 1. Nama Duta Besar Berkuas a Penuh (Ambassa dor) Duta (Gerzant) Uraian Adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Keterangan Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik.
2.
3.
Menteri Residen
4.
Kuasa Usaha
Adalah wakil diplomatik Dalam menyelesaikan yang pangkatnya lebih segala persoalan kedua rendah dari duta besar. negara dia harus berkonsultasi dengan pemerintahnya. Seorang Menteri Residen Mereka ini pada dianggap bukan sebagai dasarnya tidak berhak wakil pribadi kepala negara. mengadakan Dia hanya mengurus urusan pertemuan dengan negara. kepala negara di mana mereka bertugas. Kuasa Usaha yang tidak diperban-tukan kepada
27 (Charge de Affair) kepala negara dapat dibedakan atas : Kuasa Usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan, Kuasa Usaha sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika pejabat ini belum atau tidak ada di tempat. Adalah pejabat pembantu dari Duta Besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas 2 (dua) bagian : Atase Pertahanan Atase ini dijabat oleh seorang perwira TNI yang diperban-tukan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), serta diberikan kedudukan sebagai seorang diplomat. Atase Teknis Atase ini, dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu KBRI untuk membantu Duta Besar.
5.
AtaseAtase
Tugasnya yaitu memberikan nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya, Atase Perdagangan, Atase Perindustrian, Atase Pendidikan dan Kebudayaan.
f. Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, sering dipergunakan istilah exteritoriallity atau extra teritoriallity. Istilah ini mencerminkan bahwa para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatik diberikan kekebalan dan keistimewaan, dengan maksud sebagai berikut :
28 1) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil negara. 2) Menjamin pelaksana fungsi perwakilan diplomatik secara efisien. Kekebalan Perwakilan Diplomatik atau Involability (tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para pejabat diplomatik. Kekebalan diplomatik (Immunity), yaitu antara lain mencakup : 1) Pribadi Pejabat Diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat kekuasaan Negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari kewajiban menjadi saksi. 2) Kantor Perwakilan (Rumah Kediaman), yaitu mencakup kekebalan gedung kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan lambang bendera. Daerah tersebut, sering disebut daerah ekstrateritorial (dianggap negara dari yang mewakilinya). Bila ada penjahat atau pencari suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak asylum. Hak asylum adalah hak untuk memberi kesempatan kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri. 3) Korespondensi Diplomatik, yaitu kekebalan yang mencakup surat menyurat arsip, dokumen termasuk kantor diplomatik dan sebagainya (semua kebal dari pemeriksaan isinya). Keistimewaan Perwakilan Diplomatik Pada dasarnya pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar timbal balik sebagaimana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963. Keistimewaan tersebut, mecakup : 1) Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, yaitu antara lain pajak penghasilan, kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televisi, bumi dan bangunan, rumah tangga dan sebagainya. 2) Pembebasan dari kewajiban pabean, yaitu antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai, terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Perwakilan di negara lain dipimpin oleh duta besar yang sekaligus menjadi juru bicara perwakilan asing terhadap pemerintahan di tempat ia bertugas. Duta besar yang diangkat menjadi ketua perwakilan asing itu disebut doyen. Tingkat perwakilan suatu negara ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, berikut ini. 1) Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima perwakilan itu.
29 2) Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan itu. 3) Besar kecilnya kepentingan bangsa/negara yang mengadakan hubungan itu. Kepala-kepala perwakilan diplomatik yang disebut duta besar, duta dan menteri residen merupakan perwakilan tingkat tinggi yang dapat mengadakan hubungan langsung dengan kepala negara asing tempat mereka bertugas atau ditempatkan (diakreditasi). Kuasa usaha merupakan perwakilan tingkat rendah yang dalam mengadakan hubungan dengan kepala negara tempat ia bertugas, harus melalui menteri luar negeri tempat ia bertugas. Segala aturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban serta tugas para anggota diplomatik ditetapkan oleh direktur protokol Departemen Luar negeri. Dalam melaksanakan tugasnya diplomat dapat berfungsi sebagai lambang prestise nasional negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya di negara penerima. Selain itu, dia dapat berfungsi sebagai perwakilan yuridis yang resmi dari pemerintah negaranya. Contohnya, dia dapat menandatangani perjanjian, meratifikasi dokumen, mengumumkan pernyataan dan lain-lain. Dia juga dapat berfungsi sebagai perwakilan politik. Dalam melaksanakan fungsi sedemikian, dia menjadi alat penghubung timbal balik antara kepentingan negaranya dengan kepentingan negara penerimanya. Jadi, fungsi diplomatik dalam arti politis adalah sebagai berikut. 1) Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 2) Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil makmur. 3) Menciptakan persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik. 3. Perwakilan Negara di Negara Lain Dalam Arti Non-Politis (Konsuler) Dalam arti non politis, hubungan satu negara dengan negara lain diwakili oleh Korps Konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut : Konsul Jenderal Konsul Jenderal membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat ia bertugas. Konsul dan Wakil Konsul Konsul mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. Agen Konsul
30 Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ditugaskan di kota-kota yang termasuk kekonsulan. a. Fungsi Perwakilan Konsuler 1) Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. 2) Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah kerjanya. 3) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan. 4) Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah kerjanya. 5) Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi dan persandian. 6) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga perwakilan Konsuler.
b. Tugas-Tugas Yang Berhubungan Dengan Kekonsulan Hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas kekonsulan, antara lain mencakup bidang berikut : yaitu
1) Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. 2) Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukarmenukar pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. 3) Bidang-bidang lain seperti : Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim; Bertindak sebagai notaris dan pencatat menyelenggarakan fungsi administratif lainnya; sipil serta
Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima.
Fokus Kita :
Dalam hal kekonsulan, bila dipandang perlu, diangkat konsul kehormatan yang berasal dari bangsa asing atau bangsa sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya (misalnya hubungan dagang), konsul kehormatan tidak mendapat upah, melainkan mendapat tanda kehormatan atas jasa-jasanya. Perwakilan Konsuler juga dapat mewakili negaranya sambil menunggu dibukanya perwakilan diplomatik. Pejabat konsuler dalam hal-hal khusus dan
31
c. Persamaan Umum
dan
Perbedaan
Diplomatik-Konsuler
secara
Persamaan antara perwakilan diplomatik dan Perwakilan Konsuler adalah bahwa kedua-duanya merupakan utusan dari suatu negara tertentu. PERBEDAAN No Korps Diplomatik Korps Konsuler 1. Memelihara kepentingan Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan negaranya dengan hubungan dengan pejabat- melaksanakan hubungan pejabat Tingkat Pusat. dengan pejabat-pejabat tingkat daerah (setempat) 2. Berhak mengadakan Berhak mengadakan hubungan yang bersifat hubungan yang bersifat non politik. politik. 3. Satu negara hanya Satu negara dapat mempunyai satu perwakilan mempunyai lebih dari satu diplomatik saja dalam satu perwakilan konsuler. negara penerima. 4. Mempunyai hak Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk ekstrateritorial (tunduk pada pelaksanaan kekuasan pada pelaksanaan kekuasaan Peradilan). peradilan).
32 Komisariat Tinggi dalam Bahasa Inggris High Commision, merupakan suatu lembaga diplomatik setingkat Kedutaan Besar antar negaranegara Persemakmuran (Commonwealth). Mengingat sebuah Kedutaan Besar merupakan perwakilan suatu negara di negara asing, Komisariat Tinggi merupakan perwakilan diplomatik suatu pemerintah diantara sesama negara-negara Persemakmuran. Contohnya, di London, Pemerintah Australia diwakili bukan oleh Kedutaan Besar melainkan Komisariat Tinggi, karena Australia dan Inggris memiliki kepala negara yang sama, yaitu Ratu Inggris. Demikian juga di Selandia Baru, Pemerintah Australia, Kanada, Inggris diwakili oleh Komisariat Tinggi-nya. Komisariat Tinggi dipimpin oleh seorang Komisaris Tinggi yang ditunjuk oleh Perdana Menteri masing-masing negara. Konsul Seorang konsul atau konsul jenderal adalah wakil resmi sebuah negara yang ditugaskan di luar wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah kedutaan besar, yang biasanya terletak di ibu kota negara. Nuncio Apostolik Nuncio Apostolik merupaka lembaga diplomatik setara Kedutaan Besar yang mewakili Takhta Suci Vatikan.
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Diplomasi :
d. Mulai dan Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan DiplomatikKonsuler HAL Mulai berlakuny a Fungsi Berakhirn ya Fungsi DIPLOMATIK Yaitu saat menyerahkan surat kepercayaan (Lettred Creance/ menurut pasal 13 Konvensi Wina 1961) 1) Sudah habis masa jabatan. 2) Ia ditarik (recalled) oleh Pemerintah negaranya. 3) Karena tidak disenangi (dipersona non Grata). 4) Kalau negara penerima perang dengan negara KONSULER (Pasal dan Konvensi Wina 1963) memberitahukan dengan layak kepada negara penerima. (Pasal 23, 24, dan 25 Konvensi Wina 1963) 1) Fungsi seorang pejabat konsuler telah berakhir. 2) Penarikan dari negara pengirim 3) Pemberitahuan bahwa ia bukan lagi sebagai
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan, antara lain, mencakup bidang berikut : Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. Bidang kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; pertukaran pelajar, mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-bidang lain, seperti: 1) Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim; 2) Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi administratif lainnya; 3) Bertindak sebagi subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima.
Dalam kekonsulan, bila dipandang perlu, diangkat konsul kehormatan yang berasal dari bangsa asing atau bangsa sendiri. Dalam melaksanakan tugasnya, misalnya, dalam hubungan dagang, konsul kehormatan tidak mendapat upah, melainkan mendapat tanda kehormatan atas jasa-jasanya. Perwakilan konsuler juga dapat mewakili negaranya sambil menunggu dibukanya perwakilan diplomatik. Pejabat konsuler dalam hal-hal khusus dan dengan ijin negara penerima, dapat menjalankan fungsinya di luar daerah konsulernya.
34
E. PERANAN ORGANISASI INTERNASIONAL (ASEAN, AA, PBB) DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 1. Organisasi Internasional
Pengertian organisasi menurut Wikipedia Indonesia, (Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia), berasal dari bahasa Yunani: , organon alat, yang berarti suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cukup sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisiasi internasional atau yang disebut Multilateralisme adalah suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB dan WTO, bersifat multilateral. Pendukung utama multilateralisme secara tradisional adalah negara-negara berkekuatan menengah seperti Kanada dan negara-negara Nordik. Negara-negara besar sering bertindak secara unilateral (sepihak), sedangkan negara-negara kecil hanya memiliki sedikit kekuatan langsung terhadap dalam urusan internasional, selain berpartisipasi di PBB, misalnya dengan mengkonsolidasikan suara mereka dengan negara-negara lain dalam pemungutan suara yang dilakukan di PBB. Dalam filosofi politis, lawan dari multilateralisme adalah unilateralisme. 2. Organisasi Internasional ASEAN (Association of Southeast
35
Faktor Internal yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan bersama-samasebagai bekas negara jajahan barat. Faktor Eksternal, yaitu adanya perang Vietnam (Indo Chino) dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara.
Fokus Kita :
Persamaan nasib sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan bangsa-bangsa barat, menimbulkan perasaan setia kawan yang kuat di kalangan bangsa-bangsa Asia Tenggara. Tujuan utama ASEAN adalah untuk mengukuhkan kerjasama regional. Negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan Brunei Darussalam adalah Association of Southeast Asian negara yang menjadi anggota Nations pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa yang bergabung pada tanggal 8 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota (Bendera ASEAN) yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 30 April 1999. Kini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia tenggara (kecuali Timor Timur dan Papua Nugini. (http://id.wikipedia.org/wiki/Association_of_Southeast_Asian_Nations).
b.
Asas ASEAN
ASEAN sebagai organisasi kerja sama regional di Asia Tenggara menganut asas keanggotaan terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberi kesempatan kerja sama kepada negara-negara lain yang berada di kawasan Asia Tenggara, seperti Timor Leste dan Papua Nugini.
c.
36 Pembentukan ASEAN, didasarkan pada prinsip-prinsip utama sebagai berikut: 1) Saling mengormati terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan identitas nasional setiap negara, 2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur tangan luar, subversif dan intervensi dari luar, 3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri masing-masing, 4) Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara damai, 5) Tidak mempergunakan ancaman (menolak penggunaan kekuatan) militer, dan 6) Menjalankan kerjasama secara efektif antara anggota.
d.
Tujuan ASEAN
Organisasi ASEAN yang didirikan di Bangkok, memiliki dasar-dasar pertimbangan yang menjadi tujuan bersama sebagai berikut : 1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tengggara, 2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum, 3) Meningkatkan kerja sama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan adminsitrasi, 4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian, 5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa dan meningkatkan taraf hidup, dan 6) Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasiorganisasi internasional dan regional.
37 "Common Effective Preferential Tariff" (CEPT). Anggota ASEAN memiliki pilihan untuk mengadakan pengecualian produk dalam CEPT dalam tiga kasus: pengecualian sementara Produk pertanian sensitif pengecualian umum (Sekretariat ASEAN, 2004) http://id.wikipedia.org/wiki/Association_of_Southeast_As ian_Nations)
e.
Struktur ASEAN Sebelum KTT Bali 1976 Setelah KTT Bali 1976
Summit Meeting (Pertemua kepala pemerintahan) yang merupakan otoritas / kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. ASEAN Ministering Meeting (Sidang tahunan para menteri luar negeri). Sidang para menteri lainnya (non-ekonomi). Standing Commite. Komite-komite.
ASEAN Mininsterial Meeting (Sidang Tahunan Para Menteri). Standing Committe (Badan yang bersidang di antara dua sidang Menlu negara ASEAN untuk menangani persoalanpersoalan yang memerlukan keputusan para menteri). Komite-komite tetap dan komite-komite khusus. Sekretariat nasional ASEAN pada setiap ibu kota negaranegara ASEAN.
Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat sekretariat ASEAN di Jakarta yang dipimpin oleh Sekreatriat Jenderal atas dasar pengangkatan oleh para Menteri Luar Negeri secara bergilir. Sekjen ASEAN mempunyai masa jabatan selama 2 (dua) tahun dan dibantu oleh staf regional dan staf lokal. Berikut adalah daftar diplomat yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN :
38
No
Nama
Negara Indonesia Indonesia Bin Malaysia Filipina Singapura Thailand Brunei Darussalam Indonesia Malaysia C. Keng Filipina Singapura
19 Februari 30 Juni 1978 1978 10 Juli 1978 1 Juli 1980 18 Juli 1982 16 Juli 1984 16 Juli 1986 17 Juli 1989 30 Juni 1980 1 Juli 1982 15 Juli 1984 15 Juli 1986 16 Juli 1989 1 Januari 1993 Desember Desember
7. Roderick Yong 8. Rusli Noor 9. Dato Ajit Singh 10. 11. Rodolfo Severino Jr. H.E. Ong Yong
N o 1. 2. 3. 4.
39 November 2000. KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, tanggal 14-15 Desember 1995. 6. KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, tanggal 15-16 Desember 1998. 7. KTT ke-7 di Bandar Seri BegawanBrunei Darussalam, tanggal 5-6 November 2001. 8. KTT ke-8 di Phnom Penh-Kamboja, tanggal 4-5 November 2002. 9. KTT ke-9 di Bali-Indonesia, tanggal 7-8 Oktober 2003. 10 KTT ke-10 di Vientiane-Laos, . tanggal 29-30 November 2004. 11 KTT ke-11 di Kuala Lumpur. Malaysia, tanggal 12-14 Desember 2005. 12 KTT ke-12 di Cebu-Filipina, . Desember 2006. 5.
AP PHOTO/BULLIT MARQUEZ
40 ASEAN di KTT Asia Timur turut menunjukkan kemauan politiknya dalam mendorong kembalinya proses negosiasi Putaran DOHA. Negosiasi perdagangan global dalam Putaran DOHA keenam di Jenewa tertunda Juli tahun lalu karena penolakan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara industri maju lainnya untuk memotong subsidi bagi sektor pertanian mereka. Sebaliknya, negara-negara berkembang menginginkan negara-negara maju menghilangkan segala bentuk subsidi bagi sektor pertanian mereka, karena subsidi tersebut telah menyebabkan terjadinya distorsi perdagangan global sebab harga produk pertanian negara-negara maju menjadi lebih murah. Menurut laporan perdagangan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dari total subsidi di seluruh dunia yang mencapai 300 miliar dolar AS, sebanyak 250 miliar dolar AS di antaranya berasal dari negara-negara maju. Dalam KTT ke-12 ini juga dibahas masalah Myanmar. Menurut Menlu RI Hassan Wirajuda, Indonesia akan menyelenggarakan pertemuan komisi bilateral RI-Myanmar di Jakarta, pada Februari 2007 setelah rencana penyelenggaraan pada April dan November tahun lalu tertunda. Pertemuan komisi bilateral RI-Myanmar bertujuan untuk memperkuat hubungan kedua negara dan membahas berbagai aspek kerja sama bilateral. Tentang rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang Myanmar yang kandas karena Rusia dan Cina sebagai anggota tetap DK memvetonya, Menlu mengatakan, Myanmar memahami posisi Indonesia dan langkah-langkah ASEAN. Menteri Luar Negeri Myanmar Win Aung sendiri memahami hal itu. Secara terpisah, Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal dalam kesempatan terpisah menjelaskan tentang posisi dari masing-masing negara anggota tetap dan tidak tetap DK PBB terkait dengan proses pengambilan keputusan rancangan resolusi tentang Myanmar. Dino mengatakan, Cina, Rusia, dan Afrika Selatan memveto rancangan resolusi itu. Sedangkan Indonesia, Qatar dan Kongo abstain. Sementara, Belgia, Peru, Prancis, Ghana, Panama, Italia, Slovakia, Inggris, dan Amerika Serikat, setuju. Dalam persoalan Myanmar ini ada kesan bahwa sebagian besar negara anggota di ASEAN mengharapkan Myanmar merespons keprihatinan negara-negara di kawasan. Menurut Dino, Myanmar perlu sensitif dan merespons keprihatinan ini. Namun, komisi trilateral yang diusulkan tiga negara anggota ASEAN belum juga ditanggapi Yangoon. Isu proses demokratisasi Myanmar yang macet selalu muncul setiap kali ASEAN menggelar KTT-nya. Pemerintahan yang demokratis di Myanmar tumbang setelah terjadinya kudeta militer oleh Jenderal Ne Win pada 1962. Dua puluh enam tahun kemudian, negeri itu mengalami kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Saw Maung. Pada 1990, pemerintah junta militer menyelenggarakan pemilihan umum bebas yang dimenangkan NDL --Liga Nasional untuk Demokrasi. Namun hasil pemilu tersebut tidak diakui oleh junta dan salah satu tokoh NDL yang juga pemenang Nobel Perdamaian 1991, Aung San Suu Kyi dikenai tahanan rumah hingga kini. n ant/ayh.
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp? id=278857&kat_id=3 Minggu, 14 Januari 2007
41
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut : Rumuskan kembali bagaimana negara-negara asia tenggara Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan sebagainya, kemudian mendeklarasikan berdirinya organisasi ASEAN ! Berikankembali bagaimana suatu bangsa secara sosiologis maupun politis dapat terbentuk berdirinya penjelasan dasar-dasar yang melatarbelakangi ! Rumuskan organisasi ASEAN pada tahun 1967 ! dengan terbentuknya bangsa di dalam suatu negara Berikan penjelasan hubungan antara adanya manusia
tertentu ! Berikan penjelasan kembali mengapa tujuan ASEAN lebih dititik Berikan penjelasan kembali mengapa unsur konstitutif, merupakan unsur mutlak dalam berdirinya suatu beratkan pada pertumbuhan bidang ekonomi, kemajuan sosial dan negara ! pengembangan kebudayaan ! persamaan dan berbedaan antara warga negara dengan bukan Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) contoh warga negara berdasarkan hak dan kewajibannya ! Berikan sekurang-kurangnyasajakah batas suatu negara dengan negara lain ! berbedaan Identifikasikan kembali dalam bentuk apa 2 (dua) contoh persamaan dan lakukan hal-hal berikut :
Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah negara Indonesia memperoleh keuntungan dengan mendirikan organisasi ASEAN !
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KTT Asia-Afrika; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi tingkat tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KTT ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidak inginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengkonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang mempengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka
42 mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961. (http://id.wikipedia.org/wiki/KTT_Asia-Afrika).
b.
Dasasila Bandung
Dasasila Bandung adalah 10 (sepuluh) poin hasil pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang dilaksanakan pada bulan April 1955 di Bandung (Indonesia). Substansi Dasasila Bandung berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama
43 dunia". Dasasila Bandung, selain memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB juga prinsip-prinsip Nehru, sebagai berikut : 1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). 2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. 3) Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil. 4) Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam persoalanpersoalan dalam negeri negara lain. 5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara individu maupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB. 6) (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain. 7) Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum, ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB. 9) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama. 10) Menghormati hukum dan kewajibankewajiban internasional
c.
Gerakan Non-Blok
Peta negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa GNB Inggris: Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negaranegara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia. GNB dibentuk pada tahun 1961 oleh Joseph Broz Tito (presiden Yugoslavia), Soekarno (presiden Indonesia), Gamal Abdul Nasser (presiden Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (perdana menteri India), Kwane (Presiden Ghana) dan membawa negara-negara lain yang tidak ingin beraliansi dengan negara-negara adidaya peserta Perang Dingin
44 bersama. Anggota-anggota penting termasuk India, Mesir, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Tiongkok. Brasil tidak pernah menjadi anggota resmi gerakan tersebut. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negaranegara anggotanya tidak pernah mempunayi kedekatan yang diingikan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negaranegara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin.
Fokus Kita :
Dalam KTT Gerakan Negara-negara Non-Blok, telah dihasilkan asasasas yang menjadi dasar bagi negara-negara anggota, adalah sebagai berikut : 1. Gerakan Non Blok, bukan merupakan blok tersendiri dan tidak termasuk salah satu blok yang ada. 2. Gerakan Non Blok, merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang. 3. Gerakan Non blok, memegang teguh prinsip perjuangan melawan Pertemuan-pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan NegaraNegara Non Blok, secara berurutan dapat disampaikan sebagai berikut : N o 1. Tempat dan Tahun Beograd (September 1961) Kairo (Mesir) 1964 Keterangan Dihadiri oleh 25 anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme. Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota di mana anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka baru di Afrika. Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang India-Pakistan. Dihadiri oleh 54 negara dan merupakan salah satu yang paling penting dengan gerakan tersebut membentuk sebuah organisasi permanen untuk menciptakan hubungan ekonomi dan politik. Kenneth Kauda memainkan peranan yang penting dalam even-even tersebut.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
Aljazair 1973 Kolombo (Sri Lanka) 1976 Havana (Kuba) 1979 New Delhi (India)
45 1983 Harare (Zimbabwe) 1986 Beograd (Yugoslavia) 1989 Jakarta (Indonesia) 1992 Kolombia 1995 Cairo (Mesir) 1998 Malaysia (Februari 2003)
8. 9. 10 . 11 . 12 . 13 .
Namun, GNB kini tampak semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya Perang Dingin. Gerakan Non-Blok Negara-negara anggota: Afganistan | Afrika Selatan | Aljazair | Angola | Arab Saudi | Bahama | Bahrain | Bangladesh | Barbados | Belarus | Belize | Benin | Bhutan | Bolivia | Botswana | Brunei | Burkina Faso | Burundi | Chad | Chili | Djibouti | Republik Dominika | Ekuador | Mesir | Guinea Khatulistiwa | Eritrea | Ethiopia | Gabon | Gambia | Ghana | Grenada | Guatemala | Guinea | Guinea Bissau | Guyana | Honduras | India | Indonesia | Iran | Jamaika | Kamboja | Kamerun | Kenya | Kolombia | Komoro | Republik Kongo | Republik Demokratik Kongo | Korea Utara | Kuba | Kuwait | Laos | Lebanon | Lesotho | Liberia | Libya | Madagaskar | Malawi | Maladewa | Malaysia | Mali | Mauritania | Mauritius | Mongolia | Maroko | Mozambik | Myanmar | Namibia | Nepal | Nikaragua | Niger | Nigeria | Oman | Pakistan | Palestina | Panama | Pantai Gading | Papua Nugini | Peru | Filipina | Qatar | Republik Afrika Tengah | Rwanda | Saint Lucia | Saint Vincent dan Grenadines | Sao Tome dan Principe | Senegal | Seychelles | Sierra Leone | Singapura | Somalia | Sri Lanka | Sudan | Suriname | Swaziland | Suriah | Tanjung Verde | Tanzania | Thailand | Timor Timur | Togo | Trinidad dan Tobago | Tunisia | Turkmenistan | Uganda | Uni Emirat Arab | Usbekistan | Vanuatu | Venezuela | Vietnam | Yaman | Yordania | Zambia | Zimbabwe Negara-negara pemantau: Antigua dan Barbuda | Armenia | Azerbaijan | Brasil | Dominika | El Salvador | Kazakhstan | Kosta Rika | Kroasia | Kirgizia | Meksiko | Serbia dan Montenegro | Republik Rakyat Tiongkok | Ukraina | Uruguay Organisasi pemantau: Uni Afrika | Liga Arab | PBB
d.
Tujuan Gerakan Non Blok telah ditetapkan dalam KTT I di Beograd pada tahun 1961. Tujuan ini selalu ditegaskan kembali dalam deklarasi yang dihasilkan dalam setiap konferensi-konferensi KTT Non Blok. Tujuan didirikannya Gerakan Non Blok adalah :
46 1) Mendukung perjuangan dekolonialisasi dan memegang teguh perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme apartheid, dan zionisme. 2) Wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang. 3) Mengurangi ketegangan blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet (Rusia). 4) Tidak membenarkan kekerasan senjata. usaha penyelesaian sengketa dengan
4. Perserikatan Bangsa-Bangsa
a. Sejarah Singkat PBB
Perserikatan BangsaBangsa atau disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Tahun 1915, Amerika Serikat Bendera PBB (AS) berhasil menuangkan suatu konsep yang dirumuskan oleh beberapa tokoh di Inggris Inggris, Mandarin, mengenai pembentukan Liga Bahasa Perancis, Rusia, Arab, dengan tujuan untuk resmi Spanyol menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi Sekretari Ban Ki-Moon (sejak berpendapat bahwa melalui s-Jendral 2006) organisasi internasional dapat dijamin perdamaian internasional. Didirikan 24 Oktober 1945 Atas usulan Presiden AS, Jumlah 192 Woodrow Wilson pada tanggal anggota 10 Januari 1920 dibentuk suatu New York City, NY, AS organisasi internasional yang Markas diberi nama Liga BangsaSitus Bangsa (League of Nations). http://www.un.org/ resmi Tujuan dari Liga Bangsa-Bangsa ini adalah mempertahankan kedamaian Internasional dan meningkatkan kerjasama internasional. Tugas dari Liga Bangsa-Bangsa adalah menyelesaikan sengketa secara damai, sehingga peperangan dapat dicegah. Ada beberapa hasil dari liga Bangsa-Bangsa. Misalnya, Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog Briand (1928). Akan tetapi, LBB tidak mampu menciptakan perdamaian dunia. Perang Dunia II pun meletus. Hal ini terjadi karena munculnya kekuasaan kaum Nazi di bawah pimpinan Hitler (Jerman), dan kaum Facis yang dipimpin Mussolini dari Italia, serta imperialis Jepang yang sudah menghianati isi Liga Bangsa-Bangsa. Pada saat Perang Dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi dunia untuk mengadakan kerjasama antar bangsa untuk mengatasi kerusuhan yang melanda dunia. Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris, Winston Churchill, telah mengadakan pertemuan yang menghasilkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebgai berikut. Tidak melakukan perluasan wilayah di antara sesamanya. Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan dan menentukan nasib sendiri. Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdagangan dunia.
48
Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia di mana setiap bangsa berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan. Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai.
Pokok-pokok Piagam Atlantik itu pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar konferensi-konferensi internasional dalam menyelesaikan perang dunia kedua dan menuju pembentukan PBB. Beberapa pertemuan sebelum terbentuknya PBB antara lain adalah sebagai berikut : Tanggal 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan deklarasi Moskow tentang keamanan umum yang ditandangani oleh Inggris, USA, Rusia, Cina yang mengakui pentingnya organisasi internasional perdamaian dunia. Tanggal 21 Agustus 1944, di Washington DC, dilangsungkan Konferensi Dumbarton Oaks (Dumbarton Oaks Conference) yang diikuti 39 negara yang membahas tentang rencana mendirikan PBB. Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, tanggal 21 Agustus 7 Oktober 1945, dipersiapkan Piagam PBB. Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 dan mulai berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara penandatangan Declaration Of United Nations ditambah dengan negara Ukraina, Belorusia, dan Argentina. Kelima puluh negara penandatangan tersebut dikenal sebagai negara pendiri (original members). Tanggal inilah yang menjadi hari kelahiran PBB. Namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 191 negara menjadi Anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci serta Republik China (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah RRC pada 1971. Hingga Juni 2006 sudah ada 192 anggota PBB.
Fokus Kita :
Piagam PBB terdiri dari hal-hal berikut. I. Mukadimah (4 alinea). II. Batang Tubuh 19 Bab dan 111 pasal. Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus, tugas dan kewajiban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB. Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggotaa PBB pada tanggal 28 September 1950, kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966. b. Tujuan Organisasi PBB
49 Tujuan PBB adalah berikut ini. 1) Memelihara perdamaian dan keamanan internasional. 2) Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara bangsabangsa. 3) Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha internasional dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan hak asasi. 4) Menjadikan PBB sebagi pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama cita-cita di atas. c. Asas Organisasi PBB Asas-asas PBB adalah sebagai berikut. 1) Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua anggotanya. 2) Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB. 3) Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan internasional dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan. 4) Dalam hubungan-hubungan internasional semua anggota harus menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap orang lain. d. Struktur Organisasi PBB Konferensi San Fransisco menghasilakan suatu piagam yang menyebutkan organ utama PBB, yaitu Majelis Umum (General Assembly), Dewan Keamanan (Security Council), Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council), Dewan Perwalian (Trsteeship Council), Mahkamah Internasional (International Court of Justice), Sekretariat. Bagan struktur organisasi dapat dilihat berikut ini. DEWAN EKONOMI DAN SOSIAL DEWAN KEAMANAN SEKRETRARIS
DEWAN PERWALIAN
MAJELIS UMUM
MAHKAMAH INTERNASIONAL
Majelis Umum
Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama PBB. Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh negara anggota dan bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama diadakan pada 10 Januari 1946 di Hall Tengah Westminster di London dan termasuk wakil dari 51 negara.
50 Pertemuan ini biasanya dimulai di Selasa ketiga bulan September dan berakhir pada pertengahan Desember. Pertemuan khusus dapat diadakan atas permintaan dari Dewan Keamanan, mayoritas anggota PBB. Pertemuan khusus diadakan pada Oktober 1995 untuk memperingati perayaan 50 tahun PBB.
Fokus Kita :
Majelis Umum, aalah alat kelengkapan PBB tertinggi dengan siding lengkap yang terdiri dari wakil-wakil semua Negara anggota. Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam Sidang Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara (Pasal 5 dan 18, Piagam PBB). Dalam setiap sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang ketua. Sidang Umum mempunyai kekuasaan untuk Suasana Sidang Umum mengatur organisasi dan administrasi PBB, kecuali masalah yang sedang diselesaikan Dewan Keamanan. Bahasa Resmi yang digunakan antara lain: bahasa Inggris, Prancis, Rusia, Spanyol, dan Cina, termasuk dalam siaran dan pemberitaan pers. Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, yaitu sebagai berikut : 1) Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional, 2) Berhubungan dengan kerja sama ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan perikemanusiaan, 3) Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan daerah strategis, 4) Berhubungan dengan keuangan, 5) Penetapan keanggotaan, 6) Mengadakan perubahan piagam, 7) Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Ekonomi, dan Sosial, Dewan Perwalian, Hakim Mahkamah Internasional, dan sebagainya.
51 Dewan Keamanan mengadakan perte-muan pertamanya pada 17 Januari 1946 di Church House, London dan keputusan yang mereka tetapkan disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB. Ruangan Dewan Keamanan Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak PBB veto, yakni: Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis, dan Cina, ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Hak veto adalah hak untuk membatalkan keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB atau Dewan Keamanan PBB PBB. Hak veto sampai dengan sekarang, hanya dimiliki negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan suatu hal atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian, mengancam perdamaian, atau tindakan agresif. Selanjutnya, sebagai tambahan, ada suatu komite staf militer dari negara anggota tetap dan dimaksudkan agar dapat mempersiapkan tindakan segera apabila terdapat ancaman perdamaian. Dewan Keamanan diberikan wewenang untuk melakukan tindakan segera guna menjaga ketertiban dan keamanan dunia.
52 tahun dan mulai bertugas sejak 1 Januari 2007. Anggota kelima belum diputuskan.
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_BangsaBangsa :
53 Mahkamah Internasional ialah badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Haag (negara Belanda). Anggotanya terdiri atas ahli hukum dari berbagai negara anggota PBB. Masa jabatan mereka adalah 9 tahun, sedangkan tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum bila diminta. Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah pengadilan tertinggi di seluruh dunia. Mahkamah Internasional terdiri atas 15 orang hakim yang dipilih dari 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Semua anggota PBB adalah Piagam Mahkamah Internasional. Negara-negara bukan anggota PBB juga menjadi peserta Piagam Mahkamah Internasional menurut ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan. Negara-negara yang menyetujui Mahkamah Internasional setiap waktu dapat menanyakan bahwa mereka dengan sendirinya akan tunduk kepada keputusankeputusan Mahkamah Internasional, termasuk dalam hubungan mereka dengan salah satu negara, asalkan negara yang terakhir ini menyatakan akan tunduk juga.
Fokus Kita :
Pengadilan Internasional dapat mengadili semua perselisihan yang terjadi antar negara bukan anggota PBB. Dalam penyelesaian ini, jalan damai yang selaras dengan asas-asas keadilan dan hukum internasional digunakan. Mahkamah Internasional mengadili perselisihan kepentingan dan perselishan hukum. Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan kebiasaankebiasaan internasional) sebagi sumber-sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan terakhir walaupun dapat dimintakan banding. Di samping pengadilan Mahkamah Internasional, terdapat juga pengadilan arbitrasi internasional. Arbitrasi hanya untuk perselisihan hukum, dan keputusan para arbitet tidak perlu berdasarkan peraturan-peraturan hukum. Tugas pokok Mahkamah Internasional adalah mencakup hal-hal berikut : 1) Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional. 2) Memberi pendapat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota PBB. 3) Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yang menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional. 4) Memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan.
Sekretariat
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama dari PBB dan dikepalai oleh seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh
54 seorang staff pembantu pemerintah sedunia. Badan ini menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh PBB untuk rapatrapatnya. Badan ini juga membawa tugas seperti yang diatur oleh Dewan Keamanan PBB, Sidang Umum PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dan badan PBB lainnya. Piagam PBB menyediakanpara staff dipilih berdasarkan aplikasi standar efisiensi, kompeten, dan integritas tertinggi, dikarenakan kepentingan mengambil dari tempat geografi yang luas. Sekretariat terdiri atas berikut ini. Sekretaris Jenderal dipilih oleh sidang umum atas usul Dewan Keamanan dan dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekretaris Jenderal berasal dari negara yang tidak terlibat politik besar. Sejak berdirinya PBB, sudah ada 7 (tujuh) orang Sekretaris Jenderal. Adapun yang pernah menjadi Sekretaris Jenderal adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Trygve Lie, Norwegia (1945-1953) Dag Hammarskjld, Swedia (1953-1961) U Thant, Burma (1961-1971) Kurt Waldheim, Austria (1972-1981) Javier Prez de Cullar, Peru (1982-1991) Boutros Boutros-Ghali, Mesir (1992-1996) Kofi Annan, Ghana (1997-2006) Ban Ki-Moon, Korea Selatan (2006 - ................. )
Kofi Annan
Sekretaris Jenderal Pembantu (Under Secretry). Ada 8 sekretaris pembantu yang mengepalai satu departemen, yaitu: 1) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Dewan Keamanan, 2) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Ekonomi, 3) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Perwalian dan Penerangan untuk Daerah yang Belum Merdeka, 4) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Sosial, 5) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Hukum, 6) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Penerangan, 7) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Kopresi dan Pelayanan Umum, 8) Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Tata Usaha dan Keuangan.
Tanggung jawab sekretaris jenderal pembantu adalah sebagai berikut : 1) Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penyelenggaraan pertemuan yang akan diadakan oleh Majelis Umum dan badan-badan utama lainnya. 2) Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh badan-badan PBB dengan sebaik-baiknya.
55 perdamaian, keamanan dunia, dan memajukan kesejahteraan hidup bangsa-bangsa sedunia. Usaha-usaha yang dilakukan PBB, antara lain sebagai berikut. 1. Bidang keamanan, perdamaian, dan kemerdekaan : a. Menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda melalui PBB. b. Menyelesaikan masalah penjajahan di beberapa daerah Afrika sehingga muncul negara-negara merdeka di kawasan Afrika c. Penyelesaian konfrontasi Amerika Serikat - Uni Soviet mengenai masalah penempatan peluru kendali/nuklir di Kuba. d. Penyelesaian konflik Timur Tengah mengenai Terusan Suez. e. Membantu meredakan krisis di Libanon. f. Misi untuk membantu memisahkan pasukan-pasukan setelah timbul peperangan antara India dan Pakistan. g. Mencegah timbulnya perang nuklir yang baru-baru ini disebut Star Wars atau Perang Bintang. 2. Bidang kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya : a. Memberikan bantuan untuk kesejahteraan dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang melalui badan khusus PBB, seperti ILO, WHO, FAO, dan UNESCO. b. Pengahapusan segala bentuk dominasi rasial. c. Penghapusan diskriminasi terhadap wanita yang mencakup hak politik, ekonomi, sosial budaya, dan kewarganegaraan. d. Memberikan bantuan bahan makanan untuk kesejahteraan anakanak melalui UNICEF. e. Penanggulangan berjangkitnya penyakit cacar melalui program WHO. f. Memajukan kerjasama internasional dalam bidang ilmu pengetahuan. Bidang kemanusiaan, di anataranya PBB telah mengesahkan secara resmi tentang Pernyataan sedunia hak-hak asasi manusia (The Universal Declaration of Human Right) pada 10 Desember 1948 di Paris, Prancis. Isinya menghimbau agar setiap negara anggota secara moral berkewajiban mencantumkan hak-hak asasi manusia di dalam Undang-Undang Dasar negaranya masing-masing. Selain itu, PBB melalui badan khusus FAO telah berusaha menaggulangi masalah kelaparan yang terjadi di Ethiopia, Afrika dan Somalia. Selain itu, masih banyak lagi persoalan yang ditangani PBB. Seperti bantuan bagi korban gelombang Tsunami dan gempa di Aceh dan Sumatra Utara, Thailand, Srilangka dan sebagainya.
3.
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Konferensi Tingkt Tinggi Asia Afriak dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) , dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :
56
1. Berikan ulasan kembali tentang Makna KTT Asia Afrika bagi negara Indonesia khususnya, sesuai pendapat anda secara umum ! Pendapat anda tentang politik partisipan ? ............................................................................................ ..................................................................................................................... .................................................. ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .................................................................................................... 2. Salah satu isi Dasasila Bandung sebagai hasil dari KTT Asia Afrika tahun 1955 adalah Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa. Berikan penjelasn singkatnya ! a.Menghormati kedaulatan: .......................................................................................... ................... ................................................................................................................ ................................................ ................................................................................................................ ................................................ b. Integritas teritorial semua bangsa: ............................................................................................. ................................................................................................................ ................................................ ................................................................................................................ ................................................ 3. Salah satu asas PBB adalah Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan internasional dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan. Beri penjelasan singkat pada kolom di bawah ini! Persengkataan Internasional ......................................................... ..................... ......................................................... ..................... ......................................................... ..................... ......................................................... ..................... Membahayakan Perdamaian ....................................................... ....................... ....................................................... ....................... ....................................................... ....................... ....................................................... .......................
4. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa hak veto hanya dimiliki oleh negara-negara seperti Amerika, Perancis, Inggris, RRC dan Rusia !
57 ..................................................................................................................... .................................................. ..................................................................................................................... .................................................. ..................................................................................................................... .................................................. 5. Tuliskan sesuai hasil pengamatan anda tentang peran Dewan Keamanan PBB dalam menangani permasalahan-permasalahan konflik di bawah ini ! Palestina - Israel ......................................................... .................... ......................................................... .................... ......................................................... .................... ......................................................... .................... Irak ........................................................ ........................ ........................................................ ........................ ........................................................ ........................ ........................................................ ........................
F. KERJA SAMA DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL YANG BERMANFAAT BAGI INDONESIA Politik Luar Negeri Republik Indonesia
1. Dasar Pertimbangan Pada tahun-tahun pertama berdirinya negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada kenyataan sejarah, yaitu munculnya dua kekuatan besar dunia. Satu pihak, yaitu blok Barat dengan ideologi liberal yang didominasi Amerika dan Blok Timur dengan Ideologi Komunis yang kuasai Uni Sovyet. Kenyataan demikian sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha bangsa Indonesia dalam konsolidasi demi kelangsungan hidup bangsa. Pengaruh lain adalah adanya ancaman dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kondisi inilah yang kemudian menguatkan tekad bangsa Indonesia untuk merumuskan politik luar negerinya. Pada tanggal 2 September 1948, Pemerintah segera mengumumkan pendirian politik luar negeri Indonesia di dihadapan Badan Pekerja KNIP yang antara lain berbunyi : . . . tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia, yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro-Rusia atau pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita?
Fokus Kita :
Politik Luar Negeri, merupakan strategi, pola perilaku, dan kebijakan suatu negara yang berhubungan dengan negara lain ataupun dunia internasional.
58 Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk tidak menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesia merdeka seluruhnya. Perjuangan kita harus dilaksanakan di atas dasar semboyan kita yang lama, yaitu percaya akan diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan kita sendiri. Dengan semboyan ini kita menjalin hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Berdasarkan kondisi di atas menyebabkan pemerintah RI mengambil kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Artinya kita bebas menentukan sikap dan pan-dangan kita terhadap masalah-masalah internasio-nal dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya). Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.
BEBAS
Sifat politik luar negeri Negara Repulbik Indonesia yang bebas aktif, mengandung makna sebaga berikut : a. Bebas aktif, anti-imperialisme dan kolonilisme dalam segala bentuk manifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif diabdikan kepada kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan stabilitas dan kelancaran pembangunan disegala bidang. 2. Landasan Hukum Politik Luar Negeri RI Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, didasarkan pada landasan hukum sebagai berikut : a. Landasan idiil adalah Pancasila b. Landasan konstitusional adalah UUD 1945 yang terdapat dalam Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13. c. Landasan opersional adalah sebagai berikut. Ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) terutama dibidang hubungan luar negeri.
INDONES I A
59
Kebijakan yang dibuat oleh Presiden. Dalam hal ini Keputusan Presiden (Keppres) yang menyangkut poliyik luar negeri Indonesia. Kebijakan atau peraturan yang dibuat oleh menteri luar negeri. 3. Tujuan Politik Luar Negeri RI Komitmen negara republik Indonesia yang menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif, yaitu bertujuan sebagai berikut : a. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Marauke. b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara di dunia, terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia atas dasar bekerjasama membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju kepada perdamaian dunia yang sempurna. Mohammad Hatta dalam bukunya Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia, mengemukakan bahwa tujuan politik Indonesia adalah sebagai berikut. a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara. b. Memperoleh barang-barang yang diperluakan dari luar negeri untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. c. Meningkatkan perdamaian internasional dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. d. Meningkatkan persaudaraan antar bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. 4. Prinsip-Prinsip Pokok Politik Luar Negeri RI Berdasarkan yang telah disampaikan oleh pemerintah pada tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, dapat kita temukan pokok-pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut. a. Negara kita menjalani politik damai. b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan coroak pemerintahan negeri masing-masing. c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional untuk menjamin perdamaian yang kekal. d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional. e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB. f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.
60
Internasional
Yang
Pelaksanaan kerja sama dengan negara lain baik dalam benuk bilateral, regional, maupun internasional (perjanjanjian dan hukum internasional) bagi bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari sebuah negara yang merdeka dan berdaulat serta menjadi salah satu negara yang ada di dunia. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis/bentuk kerja sama dan perjanjian internasional yang dilakukan oleh negara Indonesia. N o 1. Jenis/Bent uk Bilateral Keterangan/Uraian Manfaat Yang Diperoleh Ada kejelasan dalam penga-turan kewarganegaraan keturunan Cina yang sudah berumur 18 tahun, apakah mau menjadi warga negara Indonesia atau kembali menjadi warga negara Cina dengan sukarela. Ada kejelasan (terhindar dari konflik) dalam pemanfaatan laut baik sebagai sarana transportasi air maupun untuk kepentingan penangkapan ikan, eksplorasi kekayaan laut, mineral dan tambang. Mempercepat proses pertum-buhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Demikian juga, jika terjadi konflik hal ini dapat dengan mudah dilesaikan melalui jalan damai. Dapat meningkatkan investasi langsung ke negara-negara ASEAN, dan khususnya nega-ra Indonesia. Meningkatkan daya
Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Cina mengenai soal Dwi Kewarganegaraan, telah disahkan pada tanggal 11 Januari 1958 dengan keluarnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1958. Perjanjian RI Malaysia tentang Penetapan Garis Landas Kontinen kedua nega-ra (di selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969. Pembentukan ASEAN yang diprakarsai oleh pemimpin Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Persetujuan dibentuknya kawasan perdagangan bebas ASEAN yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area), yang ditandatangani pada
2.
Regional
61 tahun 1995 oleh negara-negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. 3. Multilater al Masuknya negara republik Indonesia menjadi anggota PBB (pertama kali pada tanggal 28 September 1950), kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966. saing dan penghapusan bea ekspor impor bagi negara-negara yang berada di kawasan ASEAN (termasuk negara Indonesia). Mempercepat proses penyele-saian konflik Indonesia Belanda (penjajah), sehingga mau mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Mempercepat proses pengem-balian wilayah Irian Barat yang dikuasai Belanda melalui misi UNTEA pada tanggal 1 Mei 1963. Sebagai wadah dalam upaya menumbuhkan sikap solideri-tas negara-negara di kawasan Asia Afrika (termasuk Indonesia) dalam memperjuangkan kemerdekaannya sekaligus melawan kolonialisme, rasialisme dan zionisme. Mengurangi ketegangan antara blok barat (Amerika) dan blok timur (Uni Soviet) yang saat itu sedang terjadi Perang Dingin yang tidak mustahil juga akan melanda negara Indonesia. Terwujudnya berbagai proyek infrastruktur sarana transpor-tasi seperti jembatan dan jalan untuk membuka wilayah-wilayah Indonesia yang terisolir. Meningkatkan
Pembentukan Gerakan Negara-negara Non Blok me-lalui KTT yang pertama pada tahun 1961 di Beograd (Yugoslavia) dan dipelopori oleh negara Indonesia, Yugos-lavia, Mesir, India dan Ghana.
Persetujuan dibentuknya CGI (Colsultative Group On Indonesia) yang terdiri gabungan negara Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman Barat, Italia,
62 Jepang, Belanda, pertumbuhan ekonomi Selandia Baru, Swiss, yang Hubungan internasional, merupakan hubungan antarmampu dalam bangsa menInggris dan Ame-rika jangkau seluruh segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai Serikat, yang berupaya wilayah Indonesia. kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan tersebut dapat KESIMPULAN G membantu Indonesiaekonomi ataupun hankam. gairah dilihat sebagai hubungan politis, budaya, Meningkatkan dalam pengembangan para investor, terutama Negara Indonesia dalam mengadakan hubungan negara-negara internasional, berbagai pro-yek dari menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif yang diabdikan bagi melalui dana pinjaman anggota CGI dalam kepentingan nasional. Hal ini terutama ditujukan untuk kepentingan lunak. menanamkan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban investasinya di dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi, dan Indonesia. keadilan sosial. Pengesahan Konvensi Masyarakat Indonesia Inter-nasional tentang akan lebih memahami Pengertian perjanjian internasional sebagaimana dikemukakan oleh Penghapusan segalayang bahwa seba-gai bangsa banyak ahli, yaitu merupakan perjanjian diadakan antar bagian bentuk diskriminasi masyarakat internayang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu. rasial 1965, dengandifahami adanya hak harus sional Dalam perjanjian internasional, perlu dan dikeluar-kannya menghormati, kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian tersebut. Undang-Undang No. 29 menghargai, dan Perjanjian internasional dapat diklasifkasikan berdasarkan, yakni a) Tahun 1999. menjunjung tinggi menurut subjeknya, b) isinya, c) proses/tahapan pembentukan dan d) prinsip dan tujuan fungisnya. Istilah-istilah dalam perjanjian internasional sangat banyak, Piagam Perserikatan diantaranya adalah traktat, konvensi, protokol, perikatan, piagam, Bangsa Bangsa serta dan sebagainya. Deklarasi Universal Hal-hal penting dalam proses pembuatan perjanjian internasional Hak-hak Asasi Manusia. adalah a) harus dinyatakan secara formal/resmi, dan b) bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu. Menurut Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya baik dalam arti politis, (korps diplomatik), dan non politis (konsuler). Organisiasi internasional atau yang disebut Multilateralisme adalah suatu istilah hubungan internasional yang menunjukkan kerjasama antar beberapa negara. Sebagian besar organisasi internasional, seperti PBB dan WTO, bersifat multilateral yang menggambarkan tentang luasnya keanggotaan dan wilayah cakupan kerjanya. Organisasi negara-negara Asia Tenggara atau disebut ASEAN, telah di dirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Sejarah pembentukan ASEAN, didasarkan pada kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, faktor internal dan eksternal. GNB dibentuk pada tahun 1961 dengan pemrakarsa Joseph Broz Tito (presiden Yugoslavia), Soekarno (presiden Indonesia), Gamal Abdul Nasser (presiden Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (perdana menteri India), Kwane (Presiden Ghana) dan membawa negara-negara lain yang tidak ingin beraliansi dengan negara-negara adidaya peserta Perang Dingin bersama. Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi
Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Lembaga ini dilengakapi perangkat yang terdiri 63 dari : Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi Sosial, Dewan Perwalian, Mahakamah Internasional, dan Sekretariat.
6. Hak untuk memberi kesempatan kepada suatu negara dalam melindungi warga negara asing yang melarikan diri adalah .... a. Hak Immunitas b. Hak Asylum c. Persona Non Grata d. Egality Rights e. Pacta Sunt Servada 7. Hubungan RI Negara lain dalam arti non politis diwakili oleh . . a. Ambassador b. Gerzant c. Korps Konsuler d. Korps Diplomatik e. Menteri Residen 8. Tokoh Indonesia yang mengukir sejarah dengan terbentuknya ASEAN pada tahun 1967 adalah .... a. Muhammad Hatta b. A.H. Nasution c. Adam Malik d. Sri Sultan Hamengkubuwono IX e. Sudarmono 9. Salah satu asas yang diterapkan dalam berdirinya Gerakan Non Blok pada tahun 1961, yaitu .... a. berupaya memelihara perdamaian dan keadilan sosial b. mewujudkan negara yang netral dari negara manapun
64 c. wadah perjuangan negaranegara yang sedang berkembang d. wadah bagi negara-negara yang menentang dominasi Amerika e. blok tersendiri yang ekslusif dan bebas pengaruh komunisme 10. Di bawah ini yang bukan merupakan alat kelengkapan organisasi Perserikatan BangsaBangsa . a. Mejelis Umum b. Dewan Keamanan c. Dewan Perwakilan d. Dewan Ekonomi dan Sosial e. Mahkamah Internasional
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Apakah yang dimaksud dengan hubungan internasional dan bagaimanakah arti penting hubungan internasional bagi suatu bangsa ? 2. Mengapa suatu negara perlu mengadakan hubungan internasional dan tujuan apakah yang ingin dicapai dalam hubungan tersebut ? 3. Jelaskan tahapan dalam pembuatan perjanjian internasional menurut Konvensi Wina 1969 ! 4. Uraikanlah jenis perjanjian perjanjian tersebut ! internasional dan berikan contoh jenis
5. Dalam hubungan internasional, bagaimanakah kronologis penempatan korps diplomatik menurut Kongres Auxla Chapella ! 6. Sebutkanlah prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar bangsa Indonesia mengadakan hubungan dengan bangsa lain ! 7. Uraikanlah, arti penting ASEAN bagi kepentingan nasional Indonesia dalam bidang ekonomi dan sosial budaya ! 8. Jelaskanlah dan beri alasan, apakah KTT Gerakan Negara-Negara Non Blok hingga dewasa ini masih dianggap relevan ! 9. Jelaskan dan beri alasan, mengapa peran PBB tidak mampu efektif jika sudah berhubungan dengan negara-negara pemegang hak veto ! 10. Berikan penjelasan, bagaimana sesungguhnya peran dan fungsi PBB dalam tata pergaulan internasional !
C. Studi Kasus
Dewan Keamanan PBB Tidak Berkomentar
MOGADISHU, KAMIS - Para anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak berkomentar tentang serangan militer Amerika Serikat ke Somalia. Ke-15 negara anggota DK PBB tidak mempertanyakan atau berkeberatan terhadap penjelasan
65 utusan AS untuk PBB, Jackie Sanders, tentang serangan tersebut. "Tidak ada diskusi tentang isu itu secara khusus dan saya tidak memiliki komentar apa pun," kata utusan Rusia, Vitaly Churkin, setelah pertemuan tertutup tentang Somalia, Kamis (11/1). "Anggota DK menyatakan keprihatinan tentang ketidakstabilan situasi keamanan dan kemanusiaan di Somalia," ujarnya. "Tidak seorang pun. Tidak ada rekomendasi, kecuali Amerika Serikat sendiri," ujar wakil utusan China untuk PBB, Liu Zhenmin. Sebelumnya, Sanders memberikan penjelasan kepada 15 anggota DK PBB bahwa sasaran serangan AS ke Somalia adalah pemimpin tingkat tinggi Al Qaeda. Setelah memberikan penjelasan singkat tentang perkembangan situasi di Somalia, Sanders mengatakan, tidak ada perdebatan tentang tindakan AS. Anggota DK PBB hanya menyatakan dukungan untuk segera menempatkan pasukan penjaga perdamaian Afrika di Somalia. Mereka juga mendukung rencana PBB untuk mengirim tim kemanusiaan ke Somalia.
Sumber : http://www.kompas.co.id/ (Jumat, 12 Januari 2007)
Tagihan Tugas : 1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai dengan persepsi yang ada dibenak anda ! 2. Berikan beberapa penjelasan tentang judul berita yang dimaksud Dewan Keamanan PBB Tidak Berkomentar dalam serangan Amerika Serikat ke Somalia ! 3. Jelaskan dengan memberi alasan, mengapa anggota tidak tetap yang sebanyak 15 negara, tidak mempermasalahkan tindakan Amerika sehubungan dengan pelanggaran hukum internasional ! 4. Tentukan langkah-langkah nyata dalam upaya mengurangi tindakan unilateral sepihak negara Amerika agar tidak mudah menyerang negara lain dengan alasan mengejar teroris yang belum tentu kebenarannya ! 5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan kesadaran negara-negara anggota PBB (terutama pemegang hak veto) agar menghormati kedaulatan dan hukum internasional, jika anda : a. Sebagai perwakilan tetap negara Indonesia di PBB ! b. Sebagai presiden atau rakyat Somalia ! c. Sebagai Sekretaris Jenderal PBB !
66 pendukungnya) yang berkaitan dengan kerja sama bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan ! 1. Pahami kembali tentang latar belakang berdiri dan tujuan kerja sama negara-negara ASEAN, dan buatlah tulisan wujud implementasinya hingga dewasa ini ! 2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak atau elektronik dan internet) sekitar arti penting ASEAN bagi Indonesia, 3. Kemudian lakukan presentasi di dalam kelas !