You are on page 1of 48

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisanbarisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang kedelai atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Monokultur, adalah menanam sejenis tanaman pada satu lahan. Beberapa

keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 3) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 4) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan 1). Mahasiswa mengenal monokultur dan tumpang sari serta dapat

mempelajari pengaruh tanaman sela terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pokok. 2). Mahasiswa dapat membandingkan pertumbuhan dan produksi jagung dan kacang kedelai secara monokultur dan tumpang sari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani A. Botani Kacang Kedelai Taksonomi Dalam dunia tumbuhan, kacang kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Upafamili Genus Spesies B. Morfologi Tanaman Biji Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih. Kecambah Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge). : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Faboidae : Glycine : Glycine soja L.

Perakaran Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintilbintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).

Batang Kedelai berbatang dengan tinggi 30100 cm. Batang dapat membentuk 3 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.

Bunga

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Buah Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman. Daun Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

C. Syarat Tumbuh Iklim


1. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim

tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.

2. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah

hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
3. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan

tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
4. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Media Tanam 1. Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai. 2. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik. 3. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup. 4. Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.

5. Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. 6. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya. 7. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik. 8. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.

Ketinggian Tempat Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

D. Botani Jagung Taksonomi Taksonomi Kingdom Subkingdom :Plantae(Tumbuhan) :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

:Spermatophyta (Menghasilkan biji) :Magnoliophyta (Tumbuh an berbunga) :Liliopsida (berkeping satu/monokotil) :Commelinidae :Poales :Poaceae(sukurumput-rumputan) :Zea : Zea mays L

E. Morfologi Tanaman Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) darisubfamili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalahteosinte dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung.Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman jagung.

Sistem Perakaran Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminaladalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah danpertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalahakar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian setakar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikitberperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalampengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah

akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah.Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak danmengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya)bergantung pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaanair tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransitanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin2002). Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkanperbedaan perkembangan.

Batang dan Daun Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuksilindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruasterdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratasberkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tigakomponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh(bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurangbegitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi dibawah epidermis menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yangmepunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkimberdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapatdigunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang.Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulaiterbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daunyang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah bukubatang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rataratamunculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebihbanyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal

2000).Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal,sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulaidari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Besar sudut daun mempengaruhitipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat kecil hinggasangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki antocyaninpada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun.Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangatlemah hingga sangat kuat.Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat,bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul (Gambar 2). Berdasarkan letak posisidaun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu tegak (erect) danmenggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut antara kecilsampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendantumumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurussampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatantanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.

Bunga Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,muncul dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang darititik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memilikiprimordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordiastamen pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina.Demikian pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidakberkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen)adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan danmengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dualapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena adanya perbedaanperkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawahdan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah

secara kontinudari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yangmatang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagungbergantung pada panjang tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bungabetina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikeletyang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel),kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari.Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup anginsehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam (stress)karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah halyang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasipembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan sempurnasangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi pembungaandan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotisumumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dantemperatur tinggi.Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantanmenempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasaldari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk saritanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersarisilang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasaldari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantungpada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudahterlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulaiterbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkolberubah menjadi coklat dan kemudian kering.

10

Tongkol dan Biji Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletakpada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengankulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tigabagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsimencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b)endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan(c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagianbesar terdiri atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagiankecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagungterdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Proteinendosperm biji jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkankelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin (larut dalam air), globumin(larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkoholkonsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing fraksi protein adalah albumin 3%, globulin3%, prolamin 60%, dan glutein.

2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman A. Kedelai Kedelai mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, diantaranya: Kedelai, biji matang, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)

11

Energi 1.866 kJ (446 kcal) Karbohidrat 30,16 g Gula 7,33 g Diet serat 9,3 g Lemak 19,94 g jenuh 2,884 g monounsaturated 4,404 g polyunsaturated 11,255 g Protein 36,49 g Tryptophan 0,591 g Treonin 1,766 g Isoleusin 1,971 g Leucine 3,309 g Lysine 2,706 g Metionin 0,547 g Fenilalanin 2,122 g Tirosin 1,539 g Valin 2,029 g Arginin 3,153 g Histidine 1,097 g Alanine 1,915 g Asam aspartat 5,112 g Asam glutamat 7,874 g Glycine 1,880 g Prolin 2,379 g 2,357 serin g Air 8,54 g Vitamin A equiv. 1 mg (0%) Vitamin B6 0,377 mg (29%) Vitamin B12 0 mg (0%) Vitamin C 6.0 mg (10%) Vitamin K 47 mg (45%)

12

Kalsium 277 mg (28%) Besi 15,70 mg (126%) Magnesium 280 mg (76%) Fosfor 704 mg (101%) Kalium 1797 mg (38%) Natrium 2 mg (0%) Seng 4,89 mg (49%) Sumber: USDA Nutrient database Karena kangdungan gizinya yang sangat tinggi, kedelai memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai bahan pangan yaitu tahu, kecap, tempe. Selain itu, kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair, tinta cetak dan tekstil.

Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.

B. JAGUNG Kandungan gizi Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.

13

Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:

Kalori : 355 Kalori Protein : 9,2 gr Lemak : 3,9 gr Karbohidrat : 73,7 gr Kalsium : 10 mg Fosfor : 256 mg Ferrum : 2,4 mg Vitamin A : 510 SI Vitamin B1 : 0,38 mg Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Pemanfaatan Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga

14

dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

2.3 Teknik Budidaya A. Teknik Budidaya Jagung 1. Tanah di cangkul sampai halus dan gembur, setelah lahan dicangkul sampai halus, barulah ditajuk dengan kedalaman tiga sentimeter untuk menaruh bibit yang akan ditanam. 2. Bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi sebutir benih dengan jarak 2070 sentimeter. 3. Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk berimbang (Urea, TS, dan KCL). 4. Pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk sama. Usai pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap dipanen. 5. Dalam satu batang, jagung manis memiliki satutiga tongkol, tapi untuk menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol. 6. Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan pupuk kandang untuk mengurangi pupuk kimia. B. Hama dan Penyakit Jagung Hama Jagung

15

Hama yang sering menyerang tanaman jagung adalah : 1). Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lainlain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung sampai tanaman berumur tanaman 3 minggu. 2). Ulat daun (Prodenia litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan. Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan lalat bibit. 3). Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat menjelang berbunga. 4). Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai terlambat. 5). Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam 06.00 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00.

16

Penyakit pada Jagung Penyakit pada tanaman jagung adalah:

1).

Penyakit bercak daun (Leaf bligh)

Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO 2). Penyakit karat (Rust) Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO. 3). Penyakit busuk tongkol dan busuk biji

Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw),. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, bijibiji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam. Hama Kedelai

a. Aphis SPP (Aphis Glycine) Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga

17

dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah. b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm) Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa) Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC. d. Cantalan (Epilachana Soyae) Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur. e. Ulat polong (Etiela Zinchenella) Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.

18

Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen. f. Kepala polong (Riptortis Lincearis) Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC. g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan. h. Kepik hijau (Nezara Viridula) Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC. i. Ulat grayak (Prodenia Litura) Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif

19

seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

B. Teknik Budidaya Kedelai

1.Pembukaan Lahan, pembersihan tanaman gulma dan batu-batu 2. Pengolahan tanah (menggemburkan lahan) 3. Menentukan jarak tanam - Ukuran petak : 5 m X 3 m - Jarak tanam kedelai : 30 cm X 25 cm 4. Penanaman benih kedelai dengan bertaburan furadan, (monokultur.) dengan satu lubang tanam masing-masing di beri 2 butir benih kedelai 5. Penyiraman tanaman dilakukan sehari 2X pagi dan sore hari. 6. Dilakukan penyulaman 7. Dilakukan pencabutan gulma dalam jarak 1 minggu sekali dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. 8. Dilakukan Pengukuran Tanaman kedelai baik tinggi tanaman maupun perhitungan jumlah daun, setiap minggu sekali. B.Hama dan Penyakit Kedelai Hama

a. Aphis SPP (Aphis Glycine) Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah

20

dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah. b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm) Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa) Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC. d. Cantalan (Epilachana Soyae) Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur. e. Ulat polong (Etiela Zinchenella) Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.

21

f. Kepala polong (Riptortis Lincearis) Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC. g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan. h. Kepik hijau (Nezara Viridula) Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC. i. Ulat grayak (Prodenia Litura) Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

Penyakit

22

a. Aphis SPP (Aphis Glycine) Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2) membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3) menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah. b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm) Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa) Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun. Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman. Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC. d. Cantalan (Epilachana Soyae) Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga. Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur. e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

23

Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya. Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen. f. Kepala polong (Riptortis Lincearis) Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC. g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli) Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan. h. Kepik hijau (Nezara Viridula) Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulit polong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

2.4 Pola Tanam

24

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dankacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai doublecropping. Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai serta jagung dan cabai) dikenal sebagai tumpang gilir. Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal sebagai mina tani.

2.5 Pupuk 1). Pupuk Urea Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Kegunaan pupuk Urea Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara

25

lain: 1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa 2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain) 3. Menambah kandungan protein tanaman 4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen 1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan 2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun 3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas 4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil 5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya.

2). Pupuk SP 36 Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36


Tidak higroskopis Mudah larut dalam air Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji Mempercepat panen

26

Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan

Cara penggunaan pupuk SP 36

Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal atau akhir musim hujan atau segera setelah panen.

3). Pupuk KCL(Kalium Klorida) Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satusatunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.

27

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan pelaksanaan penanaman (praktikum) dilakukan pada: Tempat: Kebun percobaan di daerah sekitar KP3B (Kantor Pusat Pemerintah Provinsi Banten) Kecamatan Curug. Waktu : 17 Maret 2010 (Asistensi) s.d. 15 Juni 2010 (Panen) 3.2 Alat dan Bahan Alatalat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini, adalah sebagai berikut : 1) Cangkul 2) Kored 3) Tali Rafia 4) Patok 5) Meteran 6) Ember 7) Label Percobaan 8) Ajir (bambu)

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Benih jagung dan kacang kedelai 2) Pupuk (Urea, KCL,SP-36) 3) Carbufuram 3.3 Prosedur Kerja a). Perlakuan Ukuran petak tanam adalah 3x5 m, tanaman jagung sebagai tanaman pokok dan tanaman kacang sebagai tanaman sela. Perlakuan 1 (T1) : adalah monokultur jagung Perlakuan 2 (T2) : adalah monokultur kacang tanah

28

Perlakuan 3 (T3) : 1 baris jagung + 1 baris kacang tanah b). Penanaman Jarak tanam jagung baik mono atau tumpang sari 80x20 cm, jarak tanam kacang kedelai monokultur 40x20 cm. Tanaman kacang kedelai sebagai tanaman sela pada perlakuan (T3) ditanam tepat ditengah antar barisan jagung. Dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm.

c). Langkah-langkah Penanaman 1) Lihat penjelasan penentuan jarak tanam. Pada sudut-sudut lahan beri jarak tanam 40cmx40cm. 2) Arah barisan tanaman adalah arah Timur-Barat. 3) Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 2-3 cm, masukan benih untuk jagung 1 benih ke lubang, kacang kedelai 1 benih per lubang dan furadan 5 butir per lubang. 4) Buatlah alur pupuk dengan jarak 7 cm dari lubang tanam kedalam alur pupuk sekitar 7 cm. Pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk. 5) Campurkan pupuk Urea, SP 36 dan KCL secara merata, setelah itu bagi menjadi alur sejumlah barisan tanaman. 6) Tabur pupuk kedalam alur secara merata dari ujung ke ujung. 7) Tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah yang gembur . 8) Pasang label percobaan dengan tepat. 9) Siram air secukupnya apabila tanah kering.

3.4 Pelaksanaan Praktikum Rangkaian proses pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut : 1). Asistensi Praktikum Dimulai dari pertemuan pertama sebelum melakukan praktikum dan dilakukan didalam kelas. Pada tahap ini diberikan panduan dan pengarahan

29

sebelum melakukan praktikum pada tanggal 15 maret 2011.

2). Pembersihan Areal Tanam Pertama kalinya turun kelahan pada tanggal 22 maret 2011, pada tahap ini seluruh mahasiswa membersihkan lahan tanaman dari ilalang dan gulma disekitar lahan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tangan secara langsung maupun dengan menggunakan alat seperti cangkul, parang dan kored. 3). Pengolahan Lahan Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul yakni pada tanggal 22 maret 2011 dikerjakan pada pagi hari dan dilanjutkan pada sore hari. Luas lahan yang diolah adalah 3x5 m, tanah dicangkul berulang-ulang sehingga menjadi gembur setelah itu tanah dibentuk menyerupai gundukangundukan seseuai dengan perlakuan masing-masing. 4). Penanaman Pada tanggal 2 april 2011 semua mahasiswa melakukan penanaman pada lahan yang telah selesai diolah dan ditata sesuai dengan perlakuan masing-masing. Penanaman dilakukan serempak oleh semua mahasiswa pada pagi hari, caranya yaitu : a). Pada setiap barisan di lubangi sedalam 2-3 cm dengan menggunakan tugal, setiap barisan terdapat sebanyak 72 lubang tanam. b). Setelah dibuat lubang tanam masukan benih kacang kedelai dan jagung masing-masing 1 butir pada setiap lubang tanam dan diberi furadan sebanyak 5 butir. c). Tutupi lubang tanam tersebut dengan tanah disekitar lahan secara perlahan agar tanah tidak menjadi padat. 5). Pemberian Pupuk

30

Setelah proses penanaman selesai tahap selanjutnya adalah pemberian pupuk pada lahan tanaman. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP 36 dan KCL. Pemupukan diawali dengan pembuatan alur pupuk yang berjarak 7 cm dari tanaman jagung, pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk. Campurkan pupuk urea. SP 36 dan KCL secara merata setelah itu bagi menjadi sejumlah barisan tanaman lalu tabur pupuk kedalam alur yang telah dibuat dari ujung keujung secara merata, setelah itu tutup alur tersebut dengan tanah gembur. Komposisi pupuk yang digunakan : Urea 300 kg/ha KCL 150 kg/ha SP 36 200 kg/ha Perhitungan pupuk adalah :

Jumlah Pupuk = 10000

X Luas Lahan

Keterangan: Luas lahan 3 m X 5 m = 15 m2 1 ha = 10.000 m2 Dari hasil perhitungan diperoleh berat bersih pupuk yang digunakan untuk menanam tumpang sari tanaman jagung dan kacang tanah pada lahan seluas 3m X 5m adalah :

Urea = 450 gr/ m2 (setengah dosis urea di aplikasikan pada 4 MST, jadi hanya 225 gr/ m2) KCL = 225 gr/ m2 SP 36 = 300 gr/ m2

31

6). Penyiraman Setelah proses pemberian pupuk selesai tahap selanjutnya adalah dengan melakukan penyiraman pada lahan yang telah ditanami. Penyiraman dilakukan untuk menjaga agar permukaan tanah tetap lembab dan tidak kekeringan. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yakni pada pagi dan sore hari selama proses penanaman kecuali pada kondisi hujan. 7). Pemeliharaan Selama proses penanaman berlangsung dilakukan beberapa

pemeliharaan , yaitu : a) Penyulaman Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh 3-7 hari setelah tanam). d). Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. 8). Pengukuran tanaman Pengukuran tanaman dilakukan ketika tanaman sudah tumbuh semua yakni dimulai dari 2 MST pada tanggal 19 april 2011 dan dilakukan pada pagi hari. Pengukuran dilakukan sampai pada fase vegetatif yakni pada 6 MST

32

tanggal 24 mei 2011 pada tanaman jagung, sedangkan pada fase berikutnya yaitu generatif sudah tidak dilakukan pengukuran karena telah tumbuh bonggol jagung. Pada tanaman kacang kedelai pengukuran dilakukan sampai pada 3 MST yaitu pada tanggal 24 april 2011 karena pada 4 MST telah tumbuh bunga sebagai tanda berakhirnya fase vegetatif. 9). Panen Pemanenan dilakukan pada tanggal 14 juni 2011 pada pagi hari, tidak semua hasil panen dibawa ke lab, namun hanya tanaman sampel saja yang diukur untuk keperluan data praktikum. Tanaman sampel yang terdiri dari 3 tanaman sampel kacang kedelai dan 4 tanaman sampel jagung. Tanamantanaman tersebut kemudian dibawa ke lab untuk ditimbang hasilnya, tanaman jagung ditimbang mulai dari berat akar, berat keseluruhan tanaman jagung, berat bonggol dan berat bonggol tanpa kulit. Sedangkan untuk tanaman

kacang tanah ditimbang dari berat keseluruhan tanaman kacang tanah, jumlah polong yang dihasilkan dan berat polong.

3.4 Parameter Pengamatan Parameter yang digunakan dalam pengamatan yaitu : 1) Jumlah Tanaman Dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanaman yang tumbuh dalam lahan tersebut. 2) Tinggi Tanaman Diukur setelah 2 MST sampai pada vase vegetatif selesai yaitu ditandai dengan munculnya bunga pada tanaman kacang tanah dan tanaman jagung.

33

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah sampai pada titik tumbuh daun paling atas. 3) Jumlah Daun Dihitung mulai dari 2 MST dan yang hanya dihitung adalah daun yang telah tumbuh sempurna. 4) Jumlah Cabang Cabang dihitung setiap minggunya seiring dengan pertumbuhan tanaman. Jumlah bunga Bunga dihitung setelah fase vegetatif selesai yaitu pada 4 MST yang diawali sebagai fase generatif. 5) Jumlah Bonggol Bonggol dihitung setelah fase generatif yaitu pada 7 MST sampai panen. 6) Posisi Bonggol Posisi bonggol dihitung dari ketiak daun pertama dari bawah sampai ketiak dimana bonggol tersebut tumbuh. 7) Jumlah Polong Banyaknya polong dihitung dari mulai tumbuh sampai polong berisi kacang.

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Kedelai Berikut adalah hasil panen pada tanggal 14 juni 2011, tabel dan grafik 4.1 dibawah ini merupakan perbandingan berat tanaman kedelai, jumlah polong dan berat polong. Tabel 4.1 Berat Total (gr) 82,5 62 53,5 Berat Polong (gr) 11 21,5 16,5

Sampel 1 2 3

Jumlah Polong 49 39 21

Grafik 4.1

35

Grafik perbandingan polong


90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 Berat Total (gr) Jumlah Polong Berat Polong (gr)

Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan berat basah dan berat kering tanaman kedelai yang dipanen pada tanggal 14 juni 2011. Tabel 4.2 perbandingan berat basah dan kering kedelai berat kering (gr) 42,03 34,68 24,22 berat basah (gr) 53,5 62 82,5

Sampel 1 2 3

Grafik 4.2

36

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 berat kering (gr) berat basah (gr)

Berikut adalah tabel dan grafik perbandingan panjang akar, panjang batang dan jumlah daun tanaman kedelai pada saat dipanen tanggal 14 juni 2011. Tabel 4.3 Panjang Sampel 1 2 3 Panjang akar 31 52 14,2 batang 59 66 62 Jumlah daun 25 25 27

Grafik 4.3

37

70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 Panjang akar Panjang batang Jumlah daun

B. Jagung Berikut adalah hasil panen tanaman jagung per tanggal 14 juni 2011, tabel dan grafik 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tongkol, panjang batang, jumlah daun dan panjang akar.

Tabel 4.4 jumlah Sampel tongkol 1 2 3 4 2 3 1 2 panjang batang 185 196 200 172 jumlah daun 9 8 10 10 panjang akar 21,3 13,5 15,8 17,4

Grafik 4.4

38

250

200

150

jumlah tongkol panjang batang

100

jumlah daun panjang akar

50

0 1 2 3 4

Tabel dan grafik 4.5 menggambarkan perbandingan berat tongkol, berat basah serta berat kering tanaman. Tabel 4.5 berat tongkol (gr) 240 250 150 250 berat basah (gr) 350 350 150 250 berat kering (gr) 146,55 114,23 99,07 106,42

Sampel 1 2 3 4

Grafik 4.5

39

400 350 300 250 berat tongkol (gr) 200 150 100 50 0 1 2 3 4 berat basah (gr) berat kering (gr)

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan tanaman kedelai, terdiri dari rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah polong. Tabel 4.6 Rata-rata pertumbuhan Tinggi pohon (cm) 41,44 38,72 38,11 jumlah polong 44 34 19 jumlah bunga 15 34 34

Sampel 1 2 3 Grafik 4.6

jumlah daun 16 14 17

40

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 Tinggi pohon (cm) jumlah daun jumlah polong jumlah bunga

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan jagung, terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun dan banyak bonggol. Tabel 4.7 jumlah daun 7 10 7 7 tinggi pohon (cm) 102 103 108 101 jumlah bonggol 2 2 2 2

Sampel 1 2 3 4

Grafik 4.7

41

120 100 80 jumlah daun 60 40 20 0 1 2 3 4 tinggi pohon (cm) jumlah bonggol

4.2 Pembahasan Berdasarkan observasi kami dilapangan, tanaman jagung dan kedelai yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, hanya saja terdapat perbedaan tinggi tanaman, banyak bunga, serta jumlah polong dan bonggol. Hal ini tampak pada perbedaan 4 sampel tanaman jagung dan 3 sampel tanaman kedelai. Berdasarkan grafik tanaman kedelai pada tabel 4.6 sampel 1 menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat, hal ini tampak pada tinggi ratarata yang mencapai 41,44cm per minggu. Adapun pada sampel-sampel tersebut terdapat tanaman yang pertumbuhannya lambat, seperti tampak pada sampel 3 yang tinggi rata-ratanya mencapai 38,11cm per minggu. Perbedaan rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu antara lain tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan kacang kedelai tidak optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang mendapatkan cahaya matahari secara langsung karena penyinaran terhalanga oleh tanaman jagung yang pertumbuhannya lebih tinggi. Dari ke-3 sampel tanaman kacang kedelai yang ditanam secara

42

tumpang sari, rata-rata fase vegetatif atau masa pertumbuhannya berlangsung sampai 4 MST setelah itu tanaman mengalami fase generatif yang di tandai dengan munculnya bunga mulai pada minggu ke 5 . Pada fase generatif bunga yang tumbuh menentukan jumlah polong yang dihasilkan pada setiap tanaman kacang kedelai. Dari ke-3 sampel tampak bahwa pada sampel ke-1 tanaman kedelai menghasilkan jumlah polong yang paling banyak, yaitu 44 buah. Adapun pada sampel ke-3 menunjukkan pertumbuhan polong yang sedikit, yaitu 19 buah polong. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara dan cahaya matahari yang diserapnya tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya. Begitu pula dengan tanaman jagung, terlihat adanya perbadaan ratarata tinggi yang tidak begitu mencolok dari kelima sampel tersebut. Diantara ke-4 sampel tersebut, sampel nomor 3 menunjukkan pertumbuhan yang paling tinggi, yaitu 108 cm, sedangkan sampel ke-4 menunjukkan pertumbuhan tinggi yang rendah, yaitu 101 cm. Namun, pertumbuhan jumlah bonggol tiap sampel menunjukkan hasil yang relatif sama.

43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman.Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Penanaman dengan sistem tumpangsari memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan, dianataranya yaitu: 1. Meningkatkan produksi tanaman, frekuensi panen dan pendapatan atau dengan kata lain peningkatan produksi secara keseluruhan. 2. Meningkatkan produktifitas lahan. 3. Mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis tanaman. 4. kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah 5. Menyerap tenaga kerja sehingga distribusi tenaga kerja lebih merata sepanjang tahun. 6. Efisien dalam penggunaan energi atau cahaya matahari. Selain itu pada saat penanaman ditambahkan pupuk sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian namun pemberian pupuk harus disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan.

44

5.2 Saran Pada praktikum selanjutnya diharapkan sarana dan prasarana praktikum lebih ditingkatkan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik dan maksimal, contohnya ketersediaan air untuk penyiraman tanaman.

45

DAFTAR PUSTAKA AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung. Palangkaraya. Departemen Pertanian. Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung .Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Surani dan I.U. firmansyah. 2005. Pengaruh Umur Panen Terhadap Kandungan Nutrisi Biji Jagung Beberapa Varietas. Hasil penelitian balitsereal Maros. belum dipublikasi. 14 p.

46

3,

47

48

You might also like