You are on page 1of 6

BAB IV KEDUDUKAN DAN SIFAT PANCASILA

A. Kedudukan Pancasila
1. Sebagai Dasar Negara/Tertib Hukum Tertinggi (Grund Norm /Hukum Dasar), karena a. Memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum. b. Memasukkan diri ke dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum. Di dalam Pembukaan UUD 45 terkandung polok-pokok pikiran yang terjelma dalam pasal-pasal yang merupakan perwujudan cita-cita hukum, maka dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 45 adalah sebagai Sumber Hukum Positif. Sumber Hukum terdiri dari Sumber Hukum Formal, yakni sumber hukum yang ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hukum, yang mengikat terhadap komunitasnya, misal UU, PP, Perda. Sedangkan yang dimaksud Sumber Hukum Material, yakni sumber hukum yang menentukan isi/materi suatu norma hukum. Pembukaan UUD 45 memenuhi syarat sebagai tertib hukum, karena adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu kebulatan dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum. Syarat-syarat tertib hukum meliputi: 1. Adanya kesatuan subjek: penguasa mengadakan peraturan hukum (Pemerintahan Negara RI,Alinea ke 4 ) 2. Adanya kesatuan asas kerohanian ( Atas berkat rahmat Alinea ke 3) 3. Adanya kesatuan daerah (melidungi seluruh tumpah..Alinea ke 4) 4. Adanya kesatuan waktu (maka disusunlah kemerdekaanAlinea ke 4).

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

2. Sebagai Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental Unsur-unsur mutlak yang harus ada di dalamnya: a. Dari segi terjadinya dikehendaki para pendiri Negara (founding father) b. Dari segi isinya : Pembukaan UUD 45 memuat dasar-dasar pokok negara, yakni : 1. Dasar tujuan negara (umum: ikut melaksanakan perdamaian abadi, khusus: melidungi segenap bangsa .). 2. Diadakannya UUD Negara, Pernyataan ini terdapat dalam kalimat ..maka disusun lah kemerdekaan kebangsaan Indonesia . 3. Bentuk Negara Pernyataan ini terdapak dalam kalimat . Yang terbentuk dalam suatu susunan negara RI 4. Dasar filsafat Negara (asas kerokhanian negara) Pernyataan ini terdapat dalam kalimat dengan berdasar pada Ketuhanan YME.. Selain itu juga dipekuat oleh ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 diperkuat Tap MPR No. V /MPR/1973, Jo Tap. No. IX/MPR/1978 intinya bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di dalam Negara Indonesia. Sebagai sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta citacita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan sera watak bangsa Indonesia..

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

3. Pancasila sebagai Isi Jiwa Bangsa Indonesia Artinya bahwa nilai-nilai dalam Pancasila merupakan nilai- nilai bangsa Indonesia, yang ada sejak nenek moyang dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan menyatu dengan adat- istiadat serta kebudayaan dan bukan merupakan adopsi dari nilai budaya lain. Dari nilai-nilai tersebut oleh para pendiri negara dikonsepkan dan dikristalisasikan dalam bentuk Pancasila yang terdiri dari lima sila. 4. Sebagai Kepribadian Bangsa Artinya bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sudah ada dan dilaksanakan dalam hehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sekaligus merupakan ciri khas katakter/pribadi/jati diri budaya bangsa Indonesia, yang membedakan dengan khas budaya bangsa lain. Misal: Budaya gotong royong, toleransi, musyawarah untuk mufakat, kebersamaan dan kekeluargaan. 5. Sebagai Asas Persatuan Artinya bahwa Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa mampu mempersatukan kehidupan untuk berbangsa dan bernegara, di bawah wadah NKRI. 6. Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Artinya bahwa Pancasila merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa dan tokoh-tokoh nasional yang tergabung dalam PPKI sebagai badan yang mengesahkan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus yang di dalam terdapat Pancasila sebagai dasar Negara. 7. Sebagai Filter Budaya Bangsa Artinya bahwa dengan penghayatan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individual, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara, kita akan mampu memilah dan memilih budaya mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan budaya kita.

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

Ini bisa tercapai apabila semua elemen dan komponen bangsa mempunyai tekad dan kehendak yang sama untuk memfilter/menyaring budaya asing, pemerintah dengan undang-undang dan regulasinya, masyarakat dengan ketaatannya untuk melaksanakannya

B. Sebagai Pandangan Hidup (Way of life) Bangsa


Artinya nilai-nilai dalam Pancasila diyakini kebenarannya dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari, dan menyatu dalam adat kebiasaan dan budaya. 8. Sebagai Ideologi Bangsa Pengertian Ideologi Ideologi berasal dari kata: ide, idea ideos yang artinya gagasan, konsep, cita-cita dan kata logi, logie, logy, dan logos yang artinya: ilmu, teori, ajaran. Secara sederhana ideologi dapat diartikan: ilmu, teori atau ajaran tentang cita-cita. Tracy menyebut dengan istilah Science of ideas. Karena istilah ideologi banyak digunakan dalam ranah politik, maka ideologi dapat diartikan lebih tepat adalah: Suatu ajaran tentang cita-cita/tujuan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Soejono Soemargono (Dosen Filsafat UGM), ideologi diartikan kumpulan gagasan, konsep, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat menyeluruh dan sistematis. Ideologi Pancasila bersifat Terbuka artinya bahwa bangsa Indonesia mau dan dapat menerima nilai, paham budaya lain, selama hal itu tidak bertentangan bahkan menghi langkan budaya negeri. Nilai-nilai yang positif diharapkan akan memperkaya khasanah dan variasi budaya nasional. Ideologi Pancasila bersifat Tertutup:

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

Artinya Pancasila sebagai Dasar Negara (Sumber Hukum), bersifat imperatif (memaksa) bagi semua orang yang yang berada di wilayah Negara RI., baik itu warga negara Indonesia sendiri maupun warga negara Asing yang berada di wilayah Indonesia Suatu ideologi selalu memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal, yang berupa citacita, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik yang direalisasikan dalam kehidupan praktis. Oleh katena pancasila sebagai ideolog terbuka , maka secara struktural memiliki 3 dimensi yaitu :. (1). Dimensi Idealistik, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis, rational dan menyeluruh . Kadar serta idelisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan harapan serta mampu menumbuhkan motivasi pendukungnya untuk mewujudkan apa yang dficita-citakan (2). Dimensi Normatif, yaitu nialai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijabarkan dalam sistem norma kenegaraan , yakni makna terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan norma tertib hukum tertinggi dalam Negara Indonesia sebagai Staats fundamental norm (Pokok kaidah yang fundamental). Dalam artian ideologi Pancasila harus dapat dijabarkan dalam kehiduipan bernegara. (3). Dimensi Realistik, yaitu ideologi harus mampu mencerminkan realitas hidup yang berkembang dalam masyarakat. Pancasila sebagai ideologi terbuka tidak hanya bersifat Utopis, yang hanya berisi ide-ide, cita-cita dan harapan-harapan kosong, tetapi suatu ideolgi yang mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata (realistis). para

C. Sifat Pancasila
1. Hierarkis Piramidal (Hans Kelsen: Stufen Theory: Lex superior Derogat lege inferiori), misal: Pasal 7 UU No. 10 tahun 2004 tentang Jenis dan

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

hierarki Peraturan Perundang-undangan (Pembukaan UUD 45 s/d PerDa). Secara panjang lebar sudah dijelaskan dari bab yang terdahulu. 2. Monopluralistik Sifat monopluralistik terdapat dalam Pancasila yang terjelma dalam manusia Indonesia, yakni hakekat manusia monopluralistik, berarti manusia yang utuh (komprehesif integralistik), manusia selaras, seimbang diantara susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat manusia. Manusia monopluralistik merupakan ciri khas manusia Indonesia yang membedakan dengan manusia yang berideologi komunis, Liberalis maupun Theokrasi. 3. Abstrak, Umum dan Universal a. Abstrak, artinya hanya ada dalam ide (konsep/pikiran). b. Umum artinya menyentuh semua kehidupam manusia yang esensial, yakni nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan (Demokrasi) dan Keadilan. c. Universal, artinya bahwa persoalan-persoalan tentang Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat (demokrasi) dan adil keberadaanya tidak tergantung ruang, tempat dan waktu (kapan saja, oleh siapa saja dan di mana saja), karena nilai dalam Sila-Sila Pancasila merupakan nilai yang fundamental dalam kehidupan manusia. Artinya nilai-nilai Pancasila selalu ada dalam denyut kehidupan manusia pada umumnya dan khususnya bangsa Indonesia.

Pancasila Drs. Indri Djanarko

Fakultas Ekonomi Univ. Narotama Surabaya

You might also like