You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Usia 4-6 tahun merupakan peletak dasar untuk mengali kecerdasan yg ada pada anak karena pada masa ini anak mudah sekali menerima berbagai upaya untuk pengembangan potensi yg dimiliki. Upaya pengembangan tsb harus dilakukan melalui kegiatan bermain atau belajar sambil bermain. Oleh karena itu untuk menunjang KBM maka diperlukan suatu media dalam bentuk alat peraga yg menarik dan multiguna sesuai dgn karakteristik perkembangan anak. Proses pembelajaran yg menyenangkan apabila didukung oleh media dalam bentuk alat peraga yg menyenangkan pula. Media dalam bentuk alat peraga kurang diperhatikan oleh guru bahkan dalam KBM dengan tema dan indikator tertentu guru tidak menggunakan media dalam bentuk alat peraga sama sekali. Hal ini karena kurangnya kreatifitas, keterampilan guru dan kekurangan dana sehingga terjadi verbalisme dalam KBM serta hasil yg dicapai kurang sesuai dgn harapan. Media dalam bentuk alat peraga memegang peranan penting dalam mendukung berhasil tidaknya proses KBM yg efektif dan efisien. Guru TK dituntut mengembangkan model-model pembelajaran yg dapat membangkitkan dan memotivasi anak untuk belajar dengan aktif, kreatif dan menantang Berdasarkan hal tsb di atas, penulis mengangkat judul : Peningkatan Kreatifitas Guru Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Kubus Multiguna Di Taman Kanak-kanak Sion Oepura Media pembelajaran yg dimaksud dalam tulisan ini adalah alat peraga sebagai media pembelajaran multiguna yg dapat membantu guru dalam KBM karena dapat diterapkan di beberapa area seperti area bahasa, balok, seni dan matematika. 2 Permasalahan Apakah penggunaan media pembelajaran dalam bentuk alat peraga kubus multiguna dapat meningkatkan kreatifitas anak dalam menyusun angka, mengenal suku kata awal, mengenal warna dan menyusun berbagai bentuk dari kubus? 3 Strategi Pemecahan Masalah Deskripsi Strategi Guru sebagai fasilitator harus memfasilitasi peserta didik dengan berbagai keterampilan untuk membangkitkan semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran

Tahapan Operasional Pelaksanaan


Pembuatan Media pembelajaran dalam bentuk alat peraga kubus multiguna sesuai dgn tematema yg meliputi : Bahan dan alat yang digunakan, cara membuatnya serta langkah-langkah penggunaannya. a. Alat dan Bahan Karton Duplexs atau tripleks, spidol, kertas warna, cuter, pengaris, lem, isolasi bening b. Cara Pembuatan

Karton Duplexs atau tripleks yg dipotong/ digunting sejumlah 6 keping dgn ukuran minimal 6 cm dan maksimal 12 cm

Keenam lempangan dilem menjadi kubus kemudian dirapikan kertas warna digambar sesuai dengan tema yg mau diajarkan kertas yang sudah digambar, dilem di kubus yg sudah jadi kemudian dilaminating

BAB II PEMBAHASAN
1 Alasan Pemilihan Strategi a. Faktor Guru Kurangnya kreatifitas guru dalam menyediakan media pembelajaran dalam hal ini alat peraga yg menyenangkan sehingga minat anak ke area balok sangat minim dan didominasi oleh anak lakilaki b. Faktor Siswa Dapat menciptakan hubungan yg harmonis antara sesama anak dalam satu kelompok, karena melalui permainan ini anak dilatih untuk bekerjasama dan sabar menunggu giliran dalam kelompok c. Faktor Ekonomi dan Sosial Media pembelajaran kubus multiguna tidak membutuhkan banyak biaya karena dapat dibuat dari bahan-bahan sisa yg diperoleh di lingkungan sekitar anak. Oleh karena itu, perlu ditanamkan kepada anak pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. d. Faktor Pelaksanaan KBM Tema : Diri sendiri Sub Tema : Mengenal identitas diri Kubus multiguna dapat diterapkan di bidang pengembangan pembinaan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian yaitu :

- Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar Bahasa

Kognitif

Fisik Motorik

Seni

2 Hasil atau Dampak Yang Dicapai Dalam kegiatan proses belajar mengajar, ada dampak yg sangat siginifikan terhadap perkembangan anak dalam mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dgn menggunakan media pembelajaran kubus multiguna di pembelajaran yg berpusat pada anak, anak dalam bersosialisasi dgn teman dan kemampuan yg ingin dicapai pun menunjukan hasil yg memuaskan. 3 Kendala-kendala yg dihadapi dalam melaksanakan strategi yg dipilih 1. Kreatifitas guru yg kurang sehingga untuk menciptakan media sebagai alat peraga masih kurang. 2. Guru hanya mengandalkan alat peraga yg permanen sehingga tidak menciptakan alat peraga baru yang menantang dalam kegiatan proses belajar mengajar. 3. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap Pendidikan Anak Usia Dini khususnya TK. 4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya Pendidikan usia dini termasuk dukungan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran 5. Kurangnya pemahaman orang tua tentang perntingnya alat permainan bagi anak. 4 Faktor-Faktor Pendukung 1. Mudah memperoleh alat atau bahan di lingkungan sekitar yg dapat dimanfaatkan sebagai media untuk pembuatan alat peraga. 2. Tidak membutuhkan banyak biaya untuk pembuatan media sebagai alat peraga dan alat permainan. 3. Dukungan dari guru untuk membuat dan menyelesaikan media sebagai alat peraga kubus

multiguna sangat baik. 4. Dukungan dari Yayasan untuk memfasilitasi kebutuhan TK. 5 Alternatif Pengembangan 1. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. 2. Memanfaatkan bahan sisa atau bekas sebagai media pembelajaran. 3. Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini yg merupakan usia emas (Golden Age). 4. Kepala Sekolah harus memprogramkan alat peraga yg harus dibuat oleh guru sehingga anak termotivasi untuk belajar dan bermain bersama sesuai dgn indikator-indikator yg telah dipilih dalam silabus dan SKM. BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 Simpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di TK bertujuan untuk membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan kreatifitas anak. Peran media pembelajaran sebagai alat peraga dalam satuan kegiatan pun sangat berpengaruh. Media pembelajaran dalam bentuk alat peraga kubus multiguna ini menjadi contoh bagi guru sehingga dengan menggunakan alat peraga kubus multiguna ini, berbagai kegiatan dapat diajarkan oleh guru. Kubus multiguna juga selain menjadi sumber belajar yg efektif, kreatif dan menyenangkan, juga sebagai wahana bagi anak untuk bekerjasama dalam kelompoknya waktu bermain dan belajar bersama. Pembuatan media pembelajaran membutuhkan guru yg kreatif sehingga mampu menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan perangkatnya sehingga anak tidak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2 Rekomendasi Operasional Untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di Taman Kanak-Kanak (TK) maka membutuhkan pendidikan formal bagi guru TK dgn menekankan materi pada didaktik dan metodik sehingga dalam menjalankan tugasnya dapat mengembangkan media pembelajaran sebagai alat peraga. Diperlukan pendidikan non formal yaitu dalam bentuk Diklat, Kursus, Penataran, Diskusi secara intensif yg dilakukan dalam Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak yg membahas tentang Didaktik Metodik dan media pembelajaran sebagai alat peraga yg mendukung proses KBM. Untuk peningkatan profesional guru dan mutu pendidikan, diharapkan pemerintah segera memenuhi standar pembiayaan pendidikan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di kurikulum. Umumnya setiap sekolah menyediakan satu hari untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ekstrakurikuler sangat bagus untuk pengembangan hobi, minat, dan bakat siswa pada hal tertentu. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan ini merupakan bentuk perhatian sekolah pada siswanya agar melakukan kegiatan yang lebih positif. Anak SLTP adalah anak yang sedang dalam masa peralihan dari pribadi seorang anak menuju pribadi yang lebih dewasa. Seperti yang ditulis pada teori pertumbuhan dan perkembangan, mereka cenderung menjauh dari orangtua dan lebih percaya pada teman, punya energi yang besar sehingga mereka tampak lebih emosional. Kecenderungan lain adalah mereka berkelompok dengan teman yang memiliki kesukaan yang sama. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat menjadi wadah untuk penyaluran energi mereka. Jenis kegiatan ekstrakurikuler sangat beragam, ada yang seputar olahraga, kesenian, bela diri, ataupun

MEDIA PEMBELAJARAN DESAIN UNTUK ANAK SLTP, STUDI KASUS SLTP SANTO ALOYSIUS GITTA PUTRI - 17403056

pengetahuan. Ekstrakurikuler yang berhubungan dengan olahraga antara lain sepakbola, tenis, renang, bulutangkis, volley, basket. Adapun kegiatan yang berhubungan dengan kesenian antara lain band, paduan suara, melukis, drama. Ektrakurikuler bela diri antara lain pencak silat, wushu, judo, karate, taekwondo, aikido. Baru-baru ini pun dibentuklah ekstrakurikuler yang berhubungan dengan pengetahuan antara lain kelompok sains. Banyaknya kegiatan yang ada di setiap sekolah tergantung pada kemampuan sekolah untuk membiayai dan menyediakan sarana. Sekolah yang cenderung mampu dapat melaksanakan lebih banyak kegiatan bahkan membuat satu kegiatan yang berbeda dari sekolah lain dan hal ini menjadi daya tarik bagi sekolah. Desain adalah bagian dalam hidup kita. Hampir setiap waktu kita yang kita lakukan adalah mendesain karena desain adalah dasar untuk semua aktivitas manusia (Victor Papanek, Design for the real word:17). Namun hal ini belum begitu disadari oleh banyak orang. Bila kita mengamati lingkungan, banyak hal yang merupakan hasil olahan desain seperti kemasan makanan, kemasan minuman, pakaian yang kita pakai, papan reklame, handphone, mobil dan lainnya. Tapi banyak juga hal yang memerlukan desain namun tidak ada unsur desain di

dalamnya sehingga hal tersebut menjadi tidak terlalu berdaya guna. Dengan desain kita dapat menambahkan nilai pada suatu benda yang sederhana menjadi lebih menarik. Kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi sarana menyampaikan wawasan desain kepada anak-anak. Selain karena pengadaan ektrakurikuler ini akan menjadi daya tarik bagi sekolah, desain begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan penyadaran adanya peran serta desain dalam kehidupan, diharapkan kualitas dan nilai hidup mereka akan meningkat

You might also like