You are on page 1of 29

BAB II PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN PERSALINAN 2.1 PENGERTIAN PENYAKIT TB PARU 1.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. (Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberculosis Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI) 2. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah. (Sudoyo, Aruw. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI) 3. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon. Penularan tuberculosis terjadi karena penderita TBC membuang ludah dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau dibersinkan keluar. Dalam dahak dan ludah penderita terdapat basil TBC-nya, sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin kemana-mana. Kuman yang terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang kemudian terhirup oleh manusia melalui paru-paru dan bersarang serta berkembangbiak di paru-paru. (Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. EGC : Jakarta). 2.2 ETIOLOGI Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 4 um dan tebal 1,3 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam. Bakteri ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin.

2.3 TANDA DAN GEJALA Tuberkulosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik. Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik: 1. Gejala respiratorik, meliputi: a. Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan. b. Batuk darah Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-bercak dahak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk dahak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. c. Batuk lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis d. Sesak napas Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai sepertiefusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain. e. Nyeri dada Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila system pernapasan di pleura terkena. 2. Gejala sistemik, meliputi: a. Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek. b. Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia. c. Gejala klinis haemoptoe: Kita harus memastikan bahwa perdarahan dqari nasofaring dengan cara membedakan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Batuk darah a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan b. Darah segar berwarna merah muda c. Darah bersifat alkalis d. Anemia kadang-kadang terjadi e. Benzidin test negatif 2) Muntah darah a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual b. Darah bercampur sisa makanan c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung d. Darah bersifat asam e. Anemia sering terjadi f. Benzidin test positif 3) Epistaksis a. Darah menetes dari hidung b. Batuk pelan kadang keluar c. Darah berwarna merah segar d. Darah bersifat alkalis e. Anemia jarang terjadi
3

2.4 PENANGANAN Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian, mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan adalah: Kananmisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoxisilin + Asam Klavulanat, derivate Rifampisin/INH. Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu: 1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambilan keputusan dalam

penanggulangan TB 2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memeiliki sarana tersebut. 3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawasan Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama diman penderita harus minum obat setiap hari. 4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup

5. Pencatatan dan pelaporan yang baku. Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian : Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 3 bulan. 1. Streptomisin inj 750 mg. 2. Pas 10 mg.
4

3. Ethambutol 1000 mg. 4. Isoniazid 400 mg. Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x seminggu, selama 13 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi. Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis: 1. INH. 2. Rifampicin. 3. Ethambutol. Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat : 1. Rifampicin. 2. Isoniazid (INH). 3. Ethambutol. 4. Pyridoxin (B6). 2.5 PENATALSANAAN Penatalaksanaan Tuberculosis antara lain: Pencegaha tuberculosis antara lain: Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif. Pemeriksaan meliputi tes tuberculin, klinis, dan radiologi. Bila tes tuberculin positif, maka pemeriksaan radiologi foto thorax diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negative, diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes tuberculin dan diberikan kemoprofilaksis. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok-kelompok populasi tertentu misalnya: karyawan rumah sakit /Puskesmas/balai pengobatan, penghuni rumah tahanan, dan siswa-siswi pesantren.
5

Vaksinasi BCG Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif, sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok berikut: bayi di bawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena resiko timbulnya TB milier dan meningitis TB, anak dan remaja di bawah 20 tahun dengan hasil tes tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita TB yang menular, individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari negatif menjadi positif, penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat imunosupresif jangka panjang, penderita diabetes mellitus. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat Puskesmas maupun di tingkat rumah sakit oleh petugas pemerintah maupun petugas LSM (misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru Indonsia PPTI). 2.6 PENULARAN Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. 2.7 PENGERTIAN PENYAKIT GINJAL Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. (Wiknyosastro, Hanifah. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono) Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

2.8 ETIOLOGI Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya : 1. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension) 2. Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus) 3. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur) 4. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik 5. Menderita penyakit kanker (cancer) 6. Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease) 7. Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis. Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik. 2.9 TANDA DAN GEJALA Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

2.10 PENANGANAN DAN PENGOBATAN Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi. Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal. 2.11 PENATALAKSANAAN

2.12 PENULARAN Selama ini tidak di temukan penularan penyakit ginjal 2.13 PENCEGAHAN Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal: Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.

2.14 PENGERTIAN PENYAKIT JANTUNG Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. (Prawiroraharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka, 1976) Pengertian penyakit jantung dan serangan jantung adalah berbeda. Kalau Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obatobat seperti Decolgen, dan nikotin. (sumber: wikipedia). Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut. Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Oleh karena itu di dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan pada system kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh : a. Hipervolumia : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32 minggu, lalu menetap. b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh pembesaran rahim. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung. Saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
9

a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya. b. Pada kala II wanita mengerahkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga jantung yang erat. c. Pada post partum dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk dalam sirkulasi darah ibu. d. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi. Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan : a. Dapat terjadi abortus b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan. c. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah. d. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati. e. Kematian janin dalam lahir ( KJDL ) Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan pada Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik : a Kelas I Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan tidak ada pembatasan dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau merasakan nyeri angina. b. Kelas II Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman (Discomfort) dalam bentuk rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina. c. Kelas III Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan penyakit jantung dan pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasa menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.

10

d. Kelas IV Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan tidak mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka melakukan aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah. 2.15 ETIOLOGI 1. Hipervolumia 2. Pembesaran rahim 3. Demam rematik Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang sering dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan antara insufisiensi aorta dan stenosis aorta, penyakit katupulmonal dan trikuspidal. 2.16 TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala secara umum 1. Aritmia 2. Pembesaran jantung 3. Mudah lelah 4. Dispenea 5. Nadi tidak teratur 6. Edema pulmonal 7. Sianosi 8. Nyeri pada dada kiri 9. Sesak napas 10. Irama jantung tidak beraturan 11. Keringat dingin 12. Mual muntah

11

Tanda dan gejala secara khusus Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan. Namun tanda dan gejala ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. 2.17 PENATALAKSANAAN 1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur. 2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog. 3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. 4. Jika terdapat anemia, harus diobati. 5. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus diobati. 6. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit. 7. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya. 8. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan. Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit : 1. Kelas I Tidak memerlukan pengobatan tambahan. 2. Kelas II Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu. 3. Kelas III Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu. 4. Kelas IV Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

12

2.18 PENULARAN Sampai saat ini penularannya belum diketahui. 2.19 PENCEGAHAN 1. Pola makan yang sehat Hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Hindari pula makanan dengan kandungan gula tinggi seperti softdrink, misalnya. 2. berhenti merokok Di dalam bungkus rokok sudah dijelaskan bahwa Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. 3. Hindari stress Saat seseorang stress, tubuh akan mengeluarkan hormon cortisol yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. 4. Kurangi berat badan berlebih (obesitas) Obesitas memiliki risiko utama pembesaran atrium jantung kiri. Pembesaran jantung ini nantinya akan meningkatkan detak jantung tidak normal, stroke, dan kematian. 5. Olahraga secara teratur Olahraga seperti jalan kaki atau jogging dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. 6. Konsumsi antioksidan Antioksidan Penting untuk Cegah Sakit Jantung. Ini bisa diperoleh dari berbagai macam sayuran, buah-buahan, dan minum teh. 7. Keturunan Jika anda memiliki kerabat dekat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya mulai sekarang lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan gaya hidup. Penyakit jantung bukan penyakit keturunan, tetapi bila ada keluarga (orang tua, kakek, nenek,saudara, paman, bibi dsb) yang menderita atau pernah menderita penyakit jantung, kamu memiliki faktor resiko untuk mendapatkan penyakit jantung. Jadi, perlu diwaspadai.

13

KONSEP KEBIDANAN 1. PENGKAJIAN DATA A. DATA SUBYEKTIF 1. BIODATA Nama Umur Suku banga Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. Keluhan Utama Keluhan yang sering terjadi pada Trimester III sering kencing, nyeri punggung, Obstipasi, varises, sesak nafas, kram kaki, oedem dan nyeri ulu hati. 3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ibu dengan menderita penyakit jantung 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun yaitu penyakit jantung 5. Riwayat Menstruasi Menarche Siklus Lamanya Banyaknya Dismenorhea HPHT TP : : : : : : untuk menentukan usia kehamilan : untuk menentukan tafsiran persalinan : : : : : : : Nama Umur : :

Suku bangsa : Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : : : :

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu Berapa kali hamil, anak lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan premature, persalinan dengan tindakan, jenis kelahiran plasenta, Riwayat perdarahan yang lalu, menyusui atau tidak, imunisasi bayinya, masalah lain yang di temui, tidak

14

ada komplikasi. Kemudian tidak ada kelainan abnormal pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu 7. Riwayat Kehamilan Sekarang Kapan mulai merasakan pergerakan anak (28 minggu) Tidak ada masalah / tanda kaka seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biaya, gangguan penglihatan, rabun senja, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen dan janin tidak bergerak Waktu hamil ada keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan Kekhawatiran lain yang dirasakan ANC sudah berapa kali Pelayanan yang sudah didapatkan Gerakan janin (+)

8. Pola kebiasaan sehari-hari 1) Nutrisi Pada trimester III nutrisi yang dibutuhkan adalah rendah kalori, rendah lemak rendah karbohidrat tinggi protein 2) Istirahat Istirahat ibu mulai terganggu karena adanya pembesaran pada perut dan juga sering kencing membuat ibu tidak bisa istirahat cukup. 3) Pola Kebersihan / Personal Hygiene Difokuskan pada kebersihan pada genetalianya dengan cara : cebok dari arah depan ke belakang, gunakan handuk kering setelah cebok, ganti celana dalam setiap kali terasa basah 4) Pola Eliminasi Ada gangguan yaitu ibu akan sering BAK lebih dari 4-5 x / hari, BAB normal 1 x per hari 5) Pola Aktivitas Aktivitas ibu mulai terganggu karena pada trimester III ibu mengalami sesak nafas oleh karena uterus yang semakin membesar selain itu juga terganggu karena ibu sering kencing.
15

6) Pola seksual Apakah pola seksualnya terganggu apa tidak 7) Pola kebiasaan lain Apakah merokok, minum jamu / obat 8) Keadaan psikososial Ibu mengatakan cemas untuk melalui proses persalinan Kehamilannya diharapkan / tidak, reaksi ibu terhadap kehamilannya, tanggapan suami dan keluarga mengenai kehamilannya 9. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Budaya Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik. Kebudayaan atau

kebiasaan yang membayakan / merugikan terhadap kesehatan ibu dan bayinya. 10. Riwayat Spiritual Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah ibu sesuai dengan agama dan kepercayaan dan apakah terjadi gangguan ibadah selama kehamilannya ini. B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan fisik secara umum Keadaan umum Kesadaran Postur tubuh TB : Baik : composmentis : kifosis / skoliosis / lordosis/tegak : .cm, bila kurang dari 145 cm kemungkinan memiliki panggul sempit BB : kg. pertambahan normal hingga akhir kehamilan 9 13,5 kg Lila TD Nadi RR S 2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Muka : Tidak pucat, tidak bengkak, ada cloasma gravidarum
16

: cm, lila normal minimal 23,5 cm : normalnya 110/70-120/80 mmHg : ..x/menit, nadi normal 70-90 x/menit : ..x / menit pernafasan normal 16-24 x / menit : ..0 C, suhu normal 36,5 37,50 C

Mata

: sclera tidak icterus, konjungtiva tidak pucat

Mulut & gigi : bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies gigi Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar limfe dan tidak bendungan vena jugularis Payudara : simetris, membesar, putting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, hyperpigmentasi, hipervaskularisasi dan

pembesaran kelenjar mantgomery Perut : adanya pembesaran pada perut sesuai UK, menonjol, strie gravidarum dan lifida, tidak ada luka bekas operasi Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema,adanya tanda cadwik

Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis. b. Palpasi Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena jugularis Payudara Perut Leopold I : tidak ada benjolan, ada pengeluaran kolostrum : : pengukuran TFU minimal 3 jari bawah pusat, teraba bokong pada fundus Leopold II Leopold III : menentukan letak punggung (puka/puki) : yang terdapat dibagian bawah kepala dan sudah masuk PAP Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah bila sudah masuk PAP Gerakan janin : dalam 2 jam ada 10 x gerakan

c. Auskultasi Djj : .x/menit, normalnya 120-160 x / menit d. Perkusi Reflek patella +/+ II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA Dx : G.PAb. UK 35 minggu / tunggal / hidup / intra uteri dengan kehamilan normal Ds : Ibu mengatakan hamil ke . berapa bulan, HPHT,keluhan normal

17

Do

: - Inspeksi : adanya pembesaran pada perut dan terdapat strie, dan payudara membesar - Palpasi : Leopold I : TFU minimal 3 jari bawah pusat, teraba bokong pada fundus Leopold II : PUKA / PUKI Leopold III : bagian terdahulu kepala dan sudah masuk PAP Leopold IV: seberapa jauh bagian terdahulu masuk Gerakan janin : - Auskultasi : Djj : ..x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA V. PENGEMBANGAN RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI Dx : GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 35 minggu, tunggal/hidup/

intrauteri/letkep/PUKA dengan kehamilan normal Tujuan : - Kehamilan dapat berjalan normal - Ibu dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi Kriteria hasil : - Ibu mengerti tentang keadaannya dan perubahan yang terjadi pada waktu hamil - TFU sesuai dengan usia kehamilan - Keadaan ibu dan janin baik Intervensi 1. Beritahu kepada Ibu tentang keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. R/ Agar pasien lebih merasa tenang dengan penjelasan kita 2. Beritahu ibu KIE tentang personal hygiene R/ personal hygiene mengurangi infeksi dan mencegah bakteri masuk ke dalam alat reproduksi 3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi yang seimbang. R/ gizi yang seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu dan janin
18

4.Beri tahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan R/ Menambah pengetahuan dan pemahaman ibu 5.Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 1-2 minggu lagi R/ Agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi 6.Berikan tablet Fe sebanyak 90 tablet dan beritahu cara meminumnya R/ Tablet Fe diperlukan untuk mencegah anemia dan kelainan BBLR 7.Anjurkan Ibu untuk melahirkan di bidan, Puskesmas/RS R/ Dengan melahirkan di bidan, Puskesmas/RS, bila ada komplikasi akan lebih cepat teratasi. Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri pinggang) sehubungan dengan perubahan bentuk tubuh menjadi hiperlordosis (akibat perubahan uterus) Tujuan : Gangguan rasa nyaman teratasi

Kriteria Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan nyeri di pinggang dapat berkurang/hilang. Intervensi 1. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pada pinggang pada Trimester III merupakan hal normal. R/ Dengan diberi penjelasan, pengetahuan dan pemahaman Ibu bertambah dan ibu lebih kooperatif. 2. Memberitahu Ibu untuk tidur dengan merangkul guling R/ Dengan tidur merangkul guling maka tidak akan menekan vena kava inferior 3. Beritahu ibu untuk tidak memakai sepatu dengan hak tinggi dan mengangkat beban berat. R/ Dengan memakai sepatu hak tinggi dan mengangkat beban berat maka ibu cepat lelah 4. Ajarkan pada ibu tentang tehnik relaksasi yang benar (nafas panjang) R/ Dengan nafas yang panjang maka O2 yang masuk meningkat dan suplai O2 ke jaringan meningkat sehingga tidak terjadi iskemia otot dan nyeri dapat berkurang.

19

VI. IMPLEMENTASI Sesuai dengan intervensi VII. EVALUASI Tanggal/jam Mengacu pada kriteria hasil

20

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Tempat : Puskesmas Lumajang

Tgl Pengkajian : 18 April 2012 Jam Pengkajian : 09.00 WIB Oleh : Istifaiyah

3.1.1 Data Subyektif 1. Biodata Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan ini hamil yang kedua, usia kehamilannya 8 bulan, dan ibu mengeluh nyeri pada dada kiri, sesak napas dan keringat dingin. 3. Riwayat Kesehatan Yang lalu Ibu mengatakan dulu mempunyai riwayat penyakit jantung 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya mempunyai riwayat penyakit jantung yaitu orang tuanya. 5. Riwayat Haid Menarche : 14 tahun Siklus Lama : 8 hari : 7 hari : Ny.E : 27 tahun : Islam : SMA : IRT Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn.K : 39 tahun : Islam : SMA : swasta

: Sumber Suko Bululawang

Banyaknya : 3 softek/hari HPHT TP : 18-4-2012 : 10-8-2011


21

6. Riwayat Perkawinan Kawin Lama pernikahan : 1 kali : 1 tahun

Umur pertama kawin : 26 tahun 7. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini kehamilan anak yang kedua, yang pertama anaknya sehat umur 4 tahun perempuan. 8. Riwayat Kehamilan Sekarang Hamil ke : II

Usia kehamilan : 35 minggu Gerakan janin : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 5 bulan Pada kehamilan ini ibu rajin melakukan ANC di Puskesmas lumajang. Pelayanan yang didapatkan meliputi 7T, penyuluhan tentang gizi, kebersihan dan perawatan payudara. Saat ini ibu sudah mendapatka suntikan TT, ibu mendapatkan Fe, Kalk, B6. 9. Riwayat KB Ibu pernah menggunakan KB suntik sebelumnya dan rencana KB setelah kehamilan ini adalah KB suntik. 10. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Sebelum Hamil Makan nasi 1-2 piring porsi sedang, lauk pauk : tempe 1 dan ikan laut 1 potong, minum 7 gelas. Selama hamil Makan nasi 3 piring porsi sedikit-sedikit lauk : tempe 1 potong dan ikan laut 1 potong, sayur : 1 mangkok, buah 2 potong (papaya), minum : 7-8 gelas

22

b.

Aktivitas Sebelum hamil Ibu melakukan pekerjaan rumah sehari-hari seperti mengepel, memasak, mencuci, menyetrika dll. Sesudah hamil Ibu jalan-jalan pagi di sekitar rumah dan melakukan pekerjaan rumah sehari-hari, seperti mengepel, mencuci, menyetrika dll.

c. Personal hygiene Sebelum hamil Mandi 3 x sehari, gosok gigi 2 x/hari, cuci rambut 3 x seminggu, ganti pakaian setiap habis mandi, ganti celana dalam setiap selesai mandi. Sesudah hamil Mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x/hari, cuci rambut 1 x seminggu, ganti pakaian setiap habis mandi, ganti celana dalam setiap kali ibu merasa basah. d. Eliminasi Sebelum hamil BAB teratur setiap pagi, BAK 4-5 x/hari Selama hamil BAB : 1x sehari BAK : 7-8 x/hari e. Pola seksual Sebelum hamil Hubungan seksual: 3-4x sehari Selama hamil Hubungan seksual: 1x sehari f. Keadaan psikososial Ibu dapat menerima kehamilan ini, suami dan keluarga juga mendukung kehamilannya dan berharap tidak terjadi komplikasi dalam kehamilannya. Dan

23

ibu merasa khawatir dengan janinnya karena ibu punya riwayat penyakit jantung.

g. Riwayat Sosial Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik h. Riwayat Spiritual Ibu mengatakan melaksanakan Ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya. 3.1.2Data Obyektif 1) Pemeriksaan fisik secara umum Keadaan umum Kesadaran TB : baik : composmentis : 153 cm

BB sebelum hamil :48 kg BB selama hamil : 55 kg Lila TTV : 22 cm : TD N RR 2) Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung : kulit kepala bersih,rambut lurus,warna hitam : pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema : konjungtiva pucat, sclera tidak icterus : bersih,simetris, tidak ada secret. Tidak ada polip, tidak ada pernafasan cupping hidung Mulut Telinga Leher : Tidak Stomatitis, ada karies gigi,bibir tidak pucat : tidak ada gangguan pendengaran,bersih,tidak ada sekret : tidak ada pembesaran keenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis,tidak ada pembesaran kelenjar limfe. : 110/80 mmHg : 60 x/menit : 20 x/menit

24

Payudara

: Putting

susu

menonjol,

terdapat

hypervaskularisasi,

pembesaran kelenjar montgomery dan hyper pigmentasi pada areola mamae Dada Perut : ada bunyi rochi, dan terjadi dispnea. : tidak ada bekas operasi, membesar sesuai dengan UK, terdapat strie lividae dan linia nigra Ekstremitas b. Palpasi Perut : Leopold I : TFU 4 jari di bawah px dan bagian fundus teraba lunak : tidak ada varises,tidak sianosis dan tidak ada oedema.

tidak meleting yaitu bokong Leopold II kanan PUKA Laopold III : bagian bawah teraba keras, melenting, bulat yaitu kepala Leopold IV : bagian kecil sudah masuk PAP 2/5 TBJ : (TFU-13) x 155 (32 -13) x 155 =2945 gram Gerakan janin (+) His (-) c. Auskultasi DJJ (+) 12 11 12 = 140 x/menit. 3.2 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Dx : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit jantung Ds : Ibu mengatakan hamil yang keduadan usia kehamilannya 8 bulan,ibu mengeluh : bagian sisi janin teraba keras seperti papan di bagian

nyeri pada dada kiri, sesak napas dan keringat dingin. Do : HPHT TTV : 10-8-20111 : TD N RR : 110/80 mmHg : 60 x/menit : 20 x/menit

25

Leopold I

: Leopold I

TFU 4 jari di bawah px dan

bagian fundus teraba lunak tidak meleting yaitu bokong Leopold II kanan PUKA Laopold III : bagian bawah teraba keras, melenting, bulat yaitu kepala Leopold IV : bagian kecil sudah masuk PAP 2/5 TBJ : (TFU-13) x 155 (32 -13) x 155 =2945 gram Gerakan Janin : (+), His (-) DJJ : (+) 12-11-12 =140x/menit : bagian sisi janin teraba keras seperti papan di bagian

3.3 Identifikasi Diagnosa Dan masalah - penyakit jantung 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 3.5 Pengembangan Rencana Tindakan / intervensi Dx : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit jantung Tujuan : kehamilan berjalan normal hingga persalinan dan nifas

Kriteria hasil : - Kehamilan normal sampai persalinan - TTV Ibu dalam batas normal - Tidak terjadi komplikasi - Keadaan Ibu dan janin baik Intervensi 1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur. R/ untuk mencegah terjadinya komplikasi dan bahaya pada janin

26

2. Dianjurkan ibu periksa di dokter ahli penyakit dalam atau kardiolog. R/ untuk mengetahaui penyakitnya lebih jelas lagi 3. Dianjurkan ibu mencegahan kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. R/ untuk mencegah kerja jantung yang lebih berat lagi. 4. Dianjurkan ibu Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan. R/ agar tidak cepat lelah. 5. Anjurkan ibu untuk dirawat di rumah sakit bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis. R/ untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi 6. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau ada keluhan R/ agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi 7. Beritahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan R/ menambah pengetahuan dan pemahaman ibu 8. Anjurkan ibu untuk melahirkan di Bidan, Puskesmas/RS R/ dengan melahirkan di Bidan, Puskesma/RS, bila ada komplikasi akan lebih cepat teratasi. Masalah Tujuan : ibu merasa :

Kriteria Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan nyeri di pinggang dapat berkurang/hilang. Intervensi 1. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pada pinggang pada Trimester III merupakan hal normal. R/ Dengan diberi penjelasan, pengetahuan dan pemahaman Ibu bertambah dan ibu lebih kooperatif. 2. Dianjurkan ibu periksa di dokter ahli penyakit dalam atau kardiolog. R/ untuk mengetahaui penyakitnya lebih jelas lagi 3. Dianjurkan ibu mencegahan kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan. R/ untuk mencegah kerja jantung yang lebih berat lagi.

27

4. Dianjurkan ibu Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan. R/ agar tidak cepat lelah. 5. Anjurkan ibu untuk dirawat di rumah sakit bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis. R/ untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi 6. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau ada keluhan R/ agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi 7. Beritahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan R/ menambah pengetahuan dan pemahaman ibu

3.2 IMPLEMENTASI Tanggal Dx : 18 April 2012 Jam : 10.00 WIB

: G2 P10001 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit jantung

Melakukan pendekatan pada pasien dengan cara melakukan anamnese untuk mengkaji data pasien 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa janinnya dalam keadaan baik : TBJ : 2945 gr Gerakan Janin : (+), His (-)

DJJ : (+) 12-11-12 =140x/menit TD N RR : 110/80 MmHg : 60 x/menit : 20 x/menit

2. Memberitahukan ibu untuk diet rendah lemak yaitu ibu dianjurkan ntuk mengurangi makan makanan berlemak 3. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan antenatal yang teratur.

28

4. Memberitahu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi 5. Menganjurkan ibu untuk melahirkan di bidan, Puskesmas/RS, agar bila ada komplikasi akan lebih cepat teratasi. 6. Mengajarkan pada ibu tentng teknik relaksasi yang benar yaitu menarik nafas melalui hidung dan menghembuskan perlahan lewat mulut.

3.7 Evaluasi Tanggal : 18 April 2012 Dx : G2 P1000 Ab000 Usia Kehamilan 35 minggu, tunggal/hidup/

intrauteri/letkep/PUKA dengan penyakit jantung S O A : Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan petugas : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit jantung P :Rencana tetap dipertahankan dan dilaksanakan pada kunjungan

berikutnya - Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi dan bila ada keluhan - Pasien boleh pulang

29

You might also like