You are on page 1of 4

PEMBINAAN GENERASI MUDA

seseorang yang sudah meninggalkan masa remaja, tetapi belum memasuki masa tua dikenal dengan isilah generasi muda, hal ini dapat dikatakan seseorang sedang berada di antara usia remaja dan tua.

dalam kondisi yang demikian generasi muda sering tampil dengan ciri fisik maupun psikis yang khas. pada ciri fisik generasi muda tampil dengan format tubuh, pancra indra, dan tinggi badan yang sempurna sedangkan psikis pada generasi muda mereka memiliki berbagai idealisme, semangat yang menggebu-gebu, ingin semuanya cepat tercapai, dan seterusnya, itulah sebabnya mengapa generasi muda banyak yang melakukan protes dan demonstrasi.

tetapi selain sikap-sikap positif seperti yang sibutkan sebelumnya, generasi muda juga memiliki kecendrungan mengikuti sikap-sikap baru dan meniru budaya-budaya asing yang seringkali bertentangan dengan sikap dan budaya masyarakat yang telah serta hal ini juga bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam islam. maka dari itu perhatian terhadap generasi muda sangat penting agar generasi muda dapat terarah kepada tujuan-tujuan positif.

menurut bukti sejarah berbagai peristiwaa penting dan strategis dalam menentukan perjalanan sejarah bangsa generasi muda memiliki peran yang amat besar, seperti Sumpah Pemuda, berdirinya Budi Utomo dan berbagai partai, kemerdekaan, perjuangan fisik dan sebagainya.

sejalan dengan bukti sejarah, ajaran Islam menaruh perhatian yang besar kepada pembinaan generasi muda. misalnya Nabi Muhammad SAW dalam hadis-nya mengisyaratkan dua hal: 1) peringatkan kepada angktan muda sekarang agar bersikap baik terhadap pemuda-pemuda, karena merekalah yang memegang zaman yang akan datang bagi bangsa dan negara, 2) pengakuan bahwa angkatan muda memiliki hak partisipasi membentuk zaman sekarang dan yang akan datang.

dalam sejarah islam terdapat bukti bahwa generasi muda memiliki peran yang besar diantaranya adalah pada saat Nabi Ibrahim melawan segala petung berhala pada saat beliau berusia muda. Demikian Ali bin Abi Thalib berpartisipasi dalam menegakkan Islam di samping Nabi Muhammad SAW diikuti oleh pemuda-pemuda quraisy lainnya. Kemudian satu hal yang sangat mengagumkan Nabi Muhammad mengangkat seorang muda berusia 17 tahun yang bernama Asamah bin Zaid untuk menjadi Panglima Perang memimpin perang di Romawi. Sedangkan bawahannya adalah kaum tua, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib dan lain sebagainya.

Berdasarkan bukti sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan generasi muda sangatlah penting, untuk itu di dalam kajian tafsir berikut ini kita akan membahas ayat-ayat Al-Quran yang ada hubungannya dengan konsep pembinaan generasi muda, yaitu surat Al-Nisa (4) ayat 9 dan 95, surat Al-Thamrin (66) ayat 6 dan surat Al-Taghabun (65) ayat 14-15.

Surat Al-Nissa (4) ayat 9

Pada ayat ini dijelaskan menganai keharusan menjaga harta anak-anak yatim dan pewarisan harta tersebut berlaku bagi anak perempuan maupun laki-laki. tetapi hal ini tidak demikian pada jaman jahilliyah, anak-anak dan perempuan tidak mendapatkan warisan harta. ayat ini juga menerangkan untuk mengatakan perkataan baik kepada anak-anak yatim sebagai calon generasi muda dan pemimpin di masa yang akan datang.

dengan adanya ayat tersebut maka kaum perempuan mendapatkan harta warisan. Namun muncul sebuah masalah ketika kaum perempuan mendapatkan harta warisan ia hanya mendapatkan setengah dari harta warisan kaum pria. misalnya jika kaum pria mendapatkan harta warisan Rp.100.000 maka kaum perempuan hanya mendapatkan Rp. 50.000. Sehubngan dengan hal ini Yusuf al-Qardawi mengatakan: Jika seorang ayah meninggalkan untuk kedua anaknya Rp.150.000, maka anak lakilakinya mengambil dari harta itu Rp. 100.000 sedangkan anak perempuannya Rp. 50.000. Tetapi ketika anak laki-lakinya itu ingin menikah, ia harus membeli maskawain dan hadiah-hadiah lainnya yang kita perkirakan kurang lebih Rp. 25.000, sehingga uangnya tinggal Rp. 75.000. Sementara jika saudara perempuannya menikah maka ia akan mendapatkan maskawin dan hadiah-hadiah lainnya sebesar Rp.25.000 dengan begitu jumlah uang yang diterima sama.

dengan melihat penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang memegang teguh prinsip keadilan. Hal ini juga harus ditegakkan dalam memelihara anak-anak yatim jangan sampai anak-anak yatim ditinggalkan dalam keadaan fisik dan psikis yang lemah. Pesan tersebut diutamakan kepada orangorang yang diberi wasiat untuk merawat anak-anak yatim. Orang-orang tersebut harus mengatakan perkataan yang baik kepada anak-anak yatim dan jangan memakan, menjual, dan menggelapkan harta warisan anak-anak yatim yang dirawatnya. Sehingga setelah dewasa anak-anak yatin yang dirawatnya tidak dalam keadaan kesusahan.

Surat Al-Thamrin (66) ayat 6

pada ayat ini dijelaskan untuk membuat penghalang dari siksaan api neraka dengan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, menjaga keluarga dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan, menganai kebaikan kepada keluarga.

lebih lanjut Al-Maraghi mengemukakan maksud dari ayat tersebut (yaa ayyuhal ladzina amanu. al-hijarah): wahai orang-orang yang membenarkan adanya Allah dan Rasul-Nya hendaknya sebagain yang satu dapat menjelaskan kepada sebagain yang lain tentang keharusan menjaga diri dari api neraka dan menolaknya, karena yang demikian itu merupakan bentuk ketaan kepada keluarganya tentang perbuatan ketataan yang dapat memelihara dirinya dengan cara memberikan nasihat dan pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut berisi perintah untuk mendidik hukum-hukum agama Islam di dalam keluarga. Tetapi menghindari api Neraka disini tidak hanya dalam artian menghindari api yang berapa di Neraka saja, tetapi termasuk berbagai kesulitan yang ada di Dunia, seperti perbuatan tercela, keadaan myedihkan, merugikan, dan merusak citra pribadi maupun keluarga.

Surat Al-Taghabun (64) ayat 14

dalam ayat ini terdapat penjelasan bahwa dalam keluarga di antara anak-anak dan isteri ada yang dapat menjadi musuh, karena memalingkan ketaatan dan kedekatan dengan Allah, serta amal salih yang bermanfaat di akhirat. Keadaan ini terjadi karena tidak adanya pendidikan, karena itu Allah memerintahkan suami sebagai kepala keluarga untuk memberikan pendidikan kepada anggota kelurganya.

Di dalam surat Luqman ayat 13 samapi 19 terdapat enam komponen pendidikan yaitu, orang tua, anak didik (murid), lingkungan, materi (kurikulum), hubungan, dan metode. Untuk menghasilkan generasi muda yang sehat fisiknya, berilmu pengetahuan, berketerampilan,berakidah yang tinggi, taat menjalankan ibadah, dan berakhlak mulia. Jelas Islam amat memperhatikan pembinaan generasi muda, pembinaan tersebut dimuali dari keluarga. Dengan demikian Rasul-Nya memerintahkan kepada pria agar memilih isteri yang shalih agar dapat dipelihara jenis manusia, keturunan, keselamatan masyarakat dari dekadensi moral, keselamatan masyarakat dari penyakit, ketentraman niwa, tercipta hubungan saling tolong-menolong antara suami isteri serta menghaluskan rasa kebapakan dan keibuan.

setelah seorang isteri memiliki anak, hendaknya kita memberikan ucapan selamat kepadanya sebagai penghormatan akan kedudukannya sebagai ibu. Hal yang demikian merupakan dukungan moral bagi ibu untuk merawat dan mendidik anaknya dengan tulus dan sepenuh jiwa.

kemudian dengan diazani dan diiqami mengandung isyarat pentingnya pendidikan keimanan, Mencukur rambut mengandung isyarat akan pentingnya kebersihan dan keindahan, memberikan nama yang baik mengandung isyarat tentang perkataanperkataan yang baik, selanjutnya dengan menyembelih hewan aqiqah dan memberikan dagingnya kepada para kerabat mengisyaratkan ucapan terimakasih kepada Allah, khitan mengisyaratkan pentingnya memelihara kebersihan dan menggambarkan pengorbanan serat sikap berani menghadapi pertumpahan darah, anak yang dibiasakan melakukan perbuatan sehari-hari seperti makan, minum, duduk, berpakaian, bergaul, dan seterusnya dengan baik hal ini dapat menciptakan masyarakat, bangsa, dan negara yang baik. Kemudian membiasakan anak untuk ikut shalat berjama'ah, membaca Al-quran dan seterusnya akan memberikan bekal pembiasaan ibadah yang kuat kepada anak.

You might also like