You are on page 1of 32

PENGATURAN SUHU TUBUH

dr. Agie W N

1. KESETIMBANGAN PANAS
Pengaturan temperatur atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses fisiologis dimana terjadi kesetimbanan antara produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Burung atau mammalia secara fisiologis digolongkan dalam Worm-Blooded atau Homotermal. Organisme homotermal ini secara umum dapat dikatakan temperatur tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai antara heat produksi (pembentukan panas) dan heat loss (kehilangan panas). Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya diatur oleh susunan syaraf pusat yang mana mengatur metabolisme, sirkulasi (peredaran darah), perspirasi (penguapan) dan pekerjaan otot-otot skeletal.

2. TOPOGRAFI TEMPERATUR BADAN DAN KULIT


Temperatur 37C diterima sebagai temperatur normal tubuh manusia. Untuk mengukur rata-rata temperatur badan dan kulit terdapat banyak kesukaran. Di klinik sering dipakai lokasi pengukuran pada ketiak (aksila), sub lingual (di bawah lidah) atau rektal (dubur). Temperatur liang dubur (rektal) 0,3 sampai 0,5 C lebih tinggi daripada temperatur aksila. Daerah tubuh maupun kepala mempunyai temperatur kulit lebih tinggi daripada anggota badan. Untuk mengetahui rata-rata temperatur kulit banyak metoda yang digunakan untuk menghitungnya. Tetapi metoda yang lazim dipakai untuk menghitung temperatur kulit ratarata ialah :

0,07Tkepala + 0,14Tlengan + 0,07Tkaki + 0,13Tbetis + 0,09Tpaha + 0,35T batang tubuh

Dengan mengetahui temperatur kulit ratarata tersebut dapat menghitung temperatur tubuh rata-rata : Mean body temperature = (0,69 x temp. Rektal + (0,33 x tempt. Kulit rata-rata)

2. MENGATUR TEMPERATUR TANPA UMPAN BALIK DAN DENGAN UMPAN BALIK


a. Pengaturan temperatur tanpa umpan balik Yang dimaksud dengan pengaturan temperatur berarti mengatur heat loss dan heat produksi. Untuk manusia hal ini dapat terjadi bagi benda-benda mati tidak, oleh karena benda mati tidak produksi panas sehingga umpan balik tidak pernah terjadi. b. Pengaturan temperatur dengan umpan balik tubuh selalu berikhtiar agar temperatuir tetap konstan walaupun lingkungan ada peruahan temperatur. Pengaturan fisik panas secara implisit adalah sejumlah total dari proses fisiologi dimana terjadi peningkatan dan penurunan panas dari tubuh kita.

Lanjutan ...
Panas dapat hilang dan masuk ke dalam lingkungan dengan cara koveksi, radiasi dan evaporasi; konduksi tidak pernah terjadi. Kehilangan panas melalui radiasi dapat terjadi apabila temperatur udara berhubungan langsung dengan tubuh dan temperatur sekeliling objek tersebut sangat rendah. Kehilangan panas melalui konveksi apabila temperatur sekeliling objek lebih rendah daripada suhu tubuh. Kehilangan panas akibat evaporasi adalah hubungan antara output dari evaporasi kulit dan pernapasan dari paru-paru. Pada temperatur 15-20 C sekitar 0,4 0,5 liter penguapan melalui kulit disebut perspirasi insensibilis.

Lanjutan......
Dikatakan penguapan 0,7 1 liter cairan seimbang dengan kehiangan panas sekitar 400 600 kalori besar. Pada temperatur 10 C 70 80 % panas akan hilang melalui proses
konveksi dan radiasi. Peristiwa konveksi, radiasi dan evaporasi ini semuanya dikontrol oleh susunan syaraf pusat agar mencapai kesetimbangan termal. Di kulit terdapat Krauses end bulb dan Meismers Corpuscle mengatur temperatur panas dan dingin. Melalui syarat motor somatis dan syarat visero motoris via hipofise anterior dan kelenjar endokrin maka produksi panas dan pelepasan panas dapat diatur. Di kulit ada Counter current dimana terjadi pembesaran pembuluh darah pada satu bagian sedangkan pada bagian lain terjadi konstruksi penguncupan dan ini pula diatur oleh susunan syaraf pusat. Pada keadaan kritis misalnya panas atau dingin yang menyengat, keadaan ini langsung mempengaruhi fisiologis termostat yaitu hipotalamus dan preoptik. Hipotalamus posterior mengatur suhu dingin yang kritis.

Untuk mengetahui mekanisme pengaturan suhu tubuh dengan umpan balik, lihat daftar di bawah ini :
Mekanisme aktifitas oleh dingin : Menggigil Kelaparan Peningkatan aktifitas otot bergaris Peningkatan sekresi norefeneprin dan efeneprin

Peningkatan Produksi Panas

Penyempitan pembuluh darah kutaneus Kulit mengkerut panas


Mekanisme aktifitas oleh panas : Pelebaran pembuluh darah kulit Berkeringat Peningkatan pernafasan Nafsu makan berkurang Lesu dan lembam

Penurunan kehilangan

Peningkatan kehilangan panas


Penurunan produksi panas

TRANSFER PANAS (ALIH PANAS)


Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia di dalam tubuh tergantung pada temperatur. Menurut reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperatur (hukum Vantt Hoff).
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada empat cara : a. Konduksi (conduction) b. Konveksi (convection) c. Radiasi (radiation) d. Evaporasi (evaporation)

a.Konduksi
Konduksi ialah pemaparan panas dari objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsung. Kecepatan pemaparan panas secara konduksi tergantung kepada besar perbedaan temperatur dan konduktivitas termal dari bahan. Beberapa material seperti logam merupakan konduktor/penghantar yang bali, sedangkan yang lain seperti udara merupakan penghantar yang jelek.

b. Konveksi (convection)
Apabila seceret kopi diletakkan di atas kompor listrik yang panas maka energi di dalam ceret akan meningkat yang disebabkan oleh konduksi. Bila seceret kopi panas diletakkan di atas meja maka tampak ada peningkatan energi di daerah yang ditempatkan seceret kopi tersebut. Tranfer panas ini disebut konduksi yang sangat berbeda dengan konduksi. Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin. Konveksi secara alam dapat terjadi apabila angin secukupnya mengalir melewati tubuh. Pertukaran panas dan gaya konveksi adalah berbanding lurus perbedaan temperatur antara kulit dan udara dan kecepatan udara.

c. Radiasi (radiation)
Umumnya teori kwantum membawa pengertian tentang menyusutnya radioaktif, bom atom dan lain-lain manifestasi yang dramatis. Ada beberapa pandangan mengenai fenomena atom yang memberi pengertian tentang energi radiasi. Sebuah permukaan objek akan memberi dalam bentuk radiasi elektromagnetis dan radiasi yang dipancarkan dalam bentuk paket kwantum oleh karena distribusi energi sangat khas dari tiap-tiap objek. Radiasi adalah suatu tranfer energi panas dari suatu permukaan objek ke objek lain tanpa mengalami kontak dari kedua objek tersebut. Du Bois dalam eksperimennya didapat bahwa lingkungan mempunyai temperatur 23oC, sebagian besar tubuh akan kehilangan panas secara radiasi. Sedangkan pada suhu 34oC dimana praktis tubuh tidak melakukan radiasi.

d. Evaporasi (evaporation)
Evaporasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9 x 103 kalori/gram melalui penguapan paru-paru. Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan panas seseorang akan minum air 4 liter/jam, ini merupakan suatu proses pertukaran energi termal. Kehilangan panas lewat evaporasi dapat terjadi apabila : a. Perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambien. b. Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga evaporasi dari keringat dapat terjadi dan dapat menghilangkan panas dari tubuh; dan itu dapat terjadi apabila temperatur basah kering di bawah temperatur kulit. c. Adanya gerakan angin. d. Adanya kelembaban. Du Bois dan Haris telah melakukan eksperimen di laboratorium pada temperatur 70-80oF kehilangan panas akibat radiasi sebesar 60-65% dari total kehilangan panas dan evaporasi berkisar antara 20-30% dari total kehilangan panas. e. Transfer panas seluruh tubuh

ENERGI PANAS DALAM BIDANG KEDOKTERAN


Sejak beribu-ribu tahun, energi panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran. Romans (600 SM) memakai minyak panas untu memijat. Tahun 1774 Tuan Faure mempergunakan hotsbrichs dalam pengobatan nyeri yang disebabkan oleh rheumatik. Roebireiner (1816) membicarakan pemakaian sinar dalam bidang pengobatan. Seabad kemudian tepatnya 1913 penggunaan sinar ungu ultra oleh Reyn dalam irradiasi tubuh manusia. Dan sejak diketemukan piezo elektrik generator oleh Langevin pada tahun 1917 mulailah para klinisi mempergunakan ultrasonik dalam pengobatan. Sepuluh tahun kemudian Schliepluke melaporkan hasil pengobatan dengan mempergunakan short wave diathermy. Dan hingga kini masih banyak orang bahkan di klinik masih mempergunakan air panas atau dingin sebagai bahan kompres.

EFEK PANAS
Sukar dikatakan secara pasti efisiensi panas apabila ada energi panas mengenai salah satu bagian tubuh. Tetapi jelas apabila energi panas mengenai salah satu bagian tubuh akan menaikkan temperatur daerah tersebut. Efek panas dapat dibagi tiga group : a. Fisik Panas menyebabkan zat cair, padat dan gas mengalami pemuaian segala arah. Sebuah logam berbentuk kubuh mengalami pemuaian isi. b. Kimia Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan peningkatan temperatur. Hal ini terlihat pada reaksi oksidasi. Pada reaksi oksidasi akan meningkat dengan peningkatan suhu, ini sesuai dengan hukum Vant Hoff. Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai dengan peningkatna suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. c. Biologis Efek panas terhadap biologis merupakan sumasi dari efek panas terhadap fisk dan kimia. adanya peningkatan sel darah putih secara total dan fenomena reaksi peradangan serta adanya dilatasi (pelebaran) pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi (peredaran) darah serta peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat sedangkan pH darah akan mengalami penurunan.

PENGGUNAAN ENERGI PANAS DALAM PENGOBATAN


Telah dibicarakan bahwa hamparan energi panas dapat melalui konduksi, konveksi dan evaporasi. Dengan mengetahui sifat hamparan energi panas ini diusahakan agar dengan cara apa saja dapat menstranferkan panas tersebut serta bagaimanakah agar energi panas tersebut dapat mencapai tubuh. Energi panas mula-mula akan penetrasi ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya (dalam bentuk radiasi atau konduksi). Kemudian akan menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam berupa panas. Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi yang diangkut ke jaringan seluruh tubuh melalui cairan tubuh.

a. Metoda Konduksi
Metoda ini merupakan dasar dari sifat kedua benda. Apabila terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin. Pemindahan energi panas total tergantung kepada : - Luas daerah kontak - Perbedaan temperatur - Lama melakukan kontak - Material konduksi panas

Melalui metoda konduksi ini dapat berupa :


1. Kantong air panas/botol berisi air panas Cara ini sangat efisien dalam pengobatan penderita nyeri. Misalnya nyeri daerah abdomen (perut). 2. Handuk panas Cara ini sangat berhasil apabila pengobatan dilakukan pada daerah otot yang sakit. Misalnya spasme otot, fase akut poliomyelitis. 3. Turkish batsh (mandiuap) Mandi uap ini sangat populer dalam masyarakat. Tetapi manfaat dari metode ini belum diketahui dengan pasti. Hanya dikatakan sebagai penyegar atau dikatakan mempunyai efek relaksasi otot. 4. Mud packs (lumpur panas) Lumpur panas dapat mengkonduksi panas ke dalam jaringan serta dapat pula mencegah kehilangan panas tubuh (heat loss).

5. Wax bath (parafin bath) Dengan cara ini sangat efesien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada orang tua. Wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai temperatur 115 sampai 120F. Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit sampai 1 jam. 6. Electric pad Caranya dengan melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastik. Untuk amannya dilengkapi dengan termostat. Output berkisar antara 8-10 Watt/foot. Dikatakan dengan metode konduksi (1 s/d 6) ini dapat melakukan pengobatan terhadap penyakit : Neuritis Sprains Strain Contusio Siausitis Low back pain

b. Metoda radiasi
Metoda ini dipergunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau nyala api. Sumber radiasi berasal dari : 1) Electric fire, ada dua tipe : a) Old type fire Mempunyai daya 750 Watt dengan range antara merah dan mendekati infra red serta panjang gelombang lebih pendek dari 15.000 A. Ini sering dipergunakan pada home treatment. b) Pensil bar tiper Ini mempergunakan reflektor rektangular dan shape like acoustic type.

2) Infra merah Untuk mendapat infra red maka dipakai lampu pijar berkisar antara 250 W s/d 1.000 W serta diberi filter merah. Gelombang infra ref yang dipergunakan antara 800 s/d 40.000 nm (1 nm = 10-9m). Penetrasi energi/gelombang pada kulit 3 mm dan meningkat di permukaan kulit. Bila kita pergunakan large lamp maka radiasi yang diperoleh mendekati infra red, tetapi kualitas emisi gelombang panjang radiasi lebih dari pada redient infra red heat lamp. Lampu radient infra red berkisar antara 7.500 s/d 12.000 A tetapi kenyataan maksimal 40.000 A. Kalau memakai silikon yang mengandung chlorium resistant element didalamnya maka benda ini memproduksi cahaya serupa dengan sinar tampak. Metode radiasi dengan infra merah ini (radient infra red) secara umum serupa dengan metode konduksi panas, namun lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi. Oleh karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.

c. Metoda elektromagnetis
Ada dua metoda yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh : 1. Short wave diathermy (Diatermi gelombang pendek) 2. Micro wave diathermy (Diatermi gelombang mikro). c.1. Short wave diathermy Agar supaya energi panas dapat ditransfer ke dalam tubuh maka dapat dilakukan 2 cara : 1) Tehnik kondensor (Conductor technique) 2) Inductothermy (Diatermi metode induksi) Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian dialiri listrik, dengan cara ini jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan magnet dari suatu koil.

Aliran bolak balik di dalam koil akan menimbulkan medan magnet yang bolak balik di dalam jaringan. Sebagai konsekwensinya timbul arus Eddy yang memproduksi panas didaerah bersangkutan. Frekuensi yang digunakan pada short wave diathermy 1 MHz sudah cukup untuk memanas jaringan. Kegunaan short wave diathermy pada keadaan kram otot (muscle spasm), nyeri pada invertebraldisk, penyakit degenerative pada persendian dan bursitis (radang bursa).

c.2. Micro wave diathermy Penggunaan micro wave diathermy lebih mudah dari pada short wave diathermy. Micro wave diathermy termasuk gelombang radio dengan ossilasi pada frekwensi yang sangat tinggi. Energinya terletak antara short wave diathermy dan infra merah. Pada tahun 1940, frekwensi ossilasi yang dipakai 2.450 MHz. Ternyata pada penelitian selanjutnya frekwensi 900 M Hz lebih efektif. Untuk memperoleh frekwensi 900 M Hz dipakai magnetron. Penyakit-penyakit yang memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy : -Patah tulang (fracture) -Sprains dan strains -Bursitis -Radang tendon -Arthritis

Ada pula metode lain yang dipergunakan untuk memperoleh energi panas yaitu : gelombang ultrasonik.

d. Gelombang ultrasonik
Gelombang ultrasonik ini sangat berbeda dengan gelombang elektro magnetis. Gelombang ultrasonik diperoleh dari gelombang bunyi (audible sound) dengan frekwnsi mendekati 1 M Hz. Pada waktu penggunaan ultrasonik maka piezo electric transduser diletakkan langsung pada jaringan yang akan diobati. Intensitas yang dipergunakan sekitar 5 watt/cm2. Penggunaan ultrasonik lebih efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena tulang lebih banyak menyerap panas. Ultrasonik selain dipergunakan untuk terapi (pengobatan) juga dipergunakan untuk diagnostik.

4. ENERGI DINGIN (COLD ENERGY) DALAM KEDOKTERAN


Kriogenik adalah pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan dan menggunakan suhu yang sangat rendah. Dalam mempelajari efek suhu rendah pada bidang biologi dan kedokteran, ilmu ini disebut Kriobiologi. Pada kriobiologi akan timbul efek fatologis pada jaringan yang terkena temperatur di bawah titik beku. Efek patologis yang dimaksud : a. Krioadhesia (menghasilkan adhesi) b. Krionekrosis (merusakkan jaringan) Melalui : - Pecahnya membran sel - Dehidrasi intraseluler - Denaturasi protein - Hipometabolisme seluler - Iskemik lokal - Respon imunologik

c. Efek hemostasis d. Efek anastesia Penggunaan temperatur rendah sudah dikenal sejak 2.500 tahun sebelum masehi. Pada tahun 1840 John Gorrie telah berhasil mendinginkan udara yang dipakai sebagai air conditioning bagi penderita malaria. Beliau telah berhasil membuat es dengan menggunakan efek pendinginan udara serta berhasil mencairkan udara (-196C) pada tahun 1877 dan pada tahun 1908 mencairkan Helium pada temperatur 269C. James Dewar (1982) telah berhasil membuat termos untuk penyimpanan material dalam keadaan panas atau dingin. Tetapi penggunaan temperatur rendah untuk operasi (Cryosurgery) mulai berkembang pada abad XX tepatnya pada tahun 1961 yaitu mula-mula dilakukan Cooper (putra Amerika ahli bedah syaraf) yang mempergunakan dasar kriobiologik untuk mengontrol gerakan-gerakan pada penderita parkinson.

Penggunaan temperatur rendah pada bidang kedokteran : 1. Penyimpanan darah (Bank darah) 2. Penyimpanan sperma (Bank sperma) 3. Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang) 4. Penyimpanan jaringan tubuh lainnya 5. Penyimpanan obat-obatan 6. Pengobatan edema yang diakibatkan rudapaksa mendadak (trauma akut) dan sakit kepala. Untuk ini biasanya dipakai ice bag/kantong es. 7. Pengobatan nyeri dan bengkak yang lokal, biasanya dipakai kompres dingin. 8. Operasi jaringan kanker

Agar supaya penyimpanan darah dapat bertahan lama dipakai 2 teknik :


a. Thin walled container/wadah berdinding tipis Wadah dibuat/dikonstruksi dari metal tipis yang terdiri dari dua dinding sehingga volume darah terletak di antara dua dinding tersebut. Setelah darah dimasukkan, dengan segera masukkan Liquid Nitrogen, sehingga terbentuk darah Frozen/darah beku. Darah ini kemudian disimpan pada Nitrogen cair (-196C).

b. Blood sand method Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen sehingga terbentuk butir-butir. Butir-butir darah ini kemudian dikumpulkan lalu disimpan di wadah khusus.

5. TERMOGRAFI
A. DASAR TERMOGRAFI
A. Slonim telah melukiskan distribusi temperatur permukaan kulit dari satu titik ke titik yang berbeda-beda. Variasi ini tergantung kepada faktor fisik luar dan metabolik internal serta proses sirkulasi yang dekat dengan kulit. Telah diketahui pula bahwa setiap objek akan memancarkan radiasi. Besar kecilnya radiasi tergantung kepada perbedaan temperatur yang ada. Max Planck (1901) telah meletakkan basis mengenai besarnya radiasi tubuh manusia.

B. PENGGUNAAN TERMOGRAFI UNTUK DIAGNOSIS

Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan teknik termografi antara lain : a. Carcinoma mammia (kanker mamma) b. Vascular disease (penyakit pembuluh darah) c. Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes (penyakit kencing manis) d. Untuk cerebral vascular disease e. Arthritis acuta f. Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut) g. Primary erythemalgia

C. SKEMA SISTEM TERMOGRAFI


Syarat yang perlu diperhatikan pada waktu akanmelakukan termografi : a. Pakaian penderita harus dilepaskan sebelum melakukan termografi. b. Penderita sebelumnya harus ditempatkan dalam ruangan yang suhunya 21C selama 20 menit, dengan tujuan agar penderita adaptasi terlebih dahulu sehingga pada waktu melakukan termografi akan tampak kontras yang jelas. Untuk memperoleh gambaran termografi yang jelas tidak cukup dengan termografi yang monokromatis sebaiknya pakai color termografi/termografi yang berwarna.

You might also like