You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

A.

Gambaran Umum

Perkembangan pembangunan di berbagai aspek dan industri di Kabupaten Karawang tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyerapan tenaga kerja secara besar-besaran baik dari desa ke kota dan antar daerah. Dengan bertambahnya tenaga kerja tersebut akan terjadi peningkatan jumlah penduduk. Seiring dengan hal tersebut, tingkat sosial ekonomi di Kabupaten Karawang meningkat pula. Peningkatan jumlah penduduk, sosial ekonomi, dan teknologi akan mempengaruhi perilaku/gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat.

Perubahan tersebut akan berpengaruh pula pada volume, jenis, dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Pembangunan yang tidak merata antara pedesaan dan perkotaan inipun akan mempengaruhi pada terkonsentrasinya jumlah penduduk disuatu daerah yaitu perkotaan, dan berakibat terkonsentrasinya sumber dan timbulan sampah di perkotaan. Sampah apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya estetika, kesehatan, dan potensi bencana lingkungan. Berdasarkan informasi dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup bahwa setiap orang menghasilkan sampah, rata-rata 0,8 kilogram per hari. Dengan asumsi penduduk Kabupaten Karawang sebanyak 1.971.832 jiwa, maka sampah yang dihasilkan penduduk Kabupaten Karawang sebesar 1.577 ton per hari. Untuk Kecamatan Telukjambe Timur sendiri dengan jumlah penduduk sebesar 103.521 jiwa maka jumlah sampah yang dihasilkan sebesar 82.817 ton per hari. Dalam menangani permasalahan tersebut, tidak dapat di bebankan pada satu pihak saja, melainkan harus terjalin kesadaran dan kerjasama semua pihak, mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

B.

Maksud dan tujuan

Maksud dari sosialisasi ini yaitu untuk meningkatkan peran serta masyarakat terhadap pengelolaan persampahan. Dengan tujuan : 1. meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya mengelola sampah 2. Meningkatnya persampahan 3. meningkatnya peran serta masyarakat terhadap menjaga kesehatan lingkungan C. Sasaran kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan

Sasaran dari kegiatan sosialisasi ini yaitu masyarakat dan perangkat desa sebagai motor penggerak masyarakat. D. Metodologi Pengelolaan Persampahan

PERMASALAHAN PERSAMPAHAN

A.

Pengertian

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Jenis-jenis sampah dapat dibedakan berdasarkan sumber dan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, sampah dapat berasal dari : 1. Sampah alam 2. Sampah manusia 3. Sampah konsumsi 4. Sampah nuklir 5. Sampah industri 6. Sampah pertambangan Berdasarkan sifatnya, sampah dapat dibedakan menjadi : 1. Sampah organik - dapat diurai (degradable) 2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable) Sampah alam Sampah yang diproduksi secara alami diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di lingkungan pemukiman, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering. Sampah manusia Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.

Sampah Konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang

ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dan harus dipikirkanoleh kita semua. Limbah radioaktif Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempattempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan). Sampah Industri dan Pertambangan Sampah yang dihasilkan dari kegiatan perindustrian dan pertambangan mempunyai volume yang sangat besar, selain itu sampah industri dan pertambangan ada yang berkarakter infeksius, mudah terbakar, berbahaya dan beracun, dan lain-lain.

B.

Permasalahan Persampahan

Sampah, baik kualitas maupun kuantitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain : 1. Jumlah penduduk Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. 2. Keadaan sosial ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnyapun banyak yang bersifat tidak dapat terurai. Perubahan kalitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan

kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi, produk pertanian,

industri, dan lain-lain. Sebagai konsekuensi dari semua itu akan menambah volume dan jenis sampah. 3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula. Perkembangan lingkungan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju pertumbuhan penduduk perkotaan baik karena faktor pertumbuhan penduduk kota itu sendiri maupun karena faktor urbanisasi. Dampak negatif urbanisasi yang telah berlangsung selama ini lebih disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang untuk mencari nafkah di daerah perdesaan dan perkotaan, sehingga memunculkan adanya daya tarik kota yang dianggap mampu memberikan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat perdesaan atau luar kota, sementara latar belakang kapasitas dan kemampuan para pendatang sangat marjinal. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Selain itu, akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula sampah yang dihasilkan. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Sampah masih merupakan permasalahan lingkungan yang cukup serius yang masih dihadapi di negara kita dan khususnya di Kabupaten Karawang. Rata-rata per orang per hari menghasilkan sampah 0,8 kg, dan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat. Komposisi penduduk Kabupaten Karawang berdasarkan Data Agregat Kependudukan dari Badan Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karawang per September 2008 disebutkan berpenduduk 1.971.832 jiwa. Dari penyebaran di tiap kecamatan dapat diketahui sebagian besar penduduk terkonsentrasi di 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Karawang Barat

(6,83%), Kecamatan Klari (6,17%) dan Kecamatan Telukjambe Timur (5,25%). Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor yang di antaranya adalah keberadaan pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan

perkembangan willayah industri di ketiga kecamatan tersebut yang mana ketiga wilayah kecamatan ini bisa dikategorikan sebagai wilayah perkotaan dari Kabupaten Karawang. Berdasarkan informasi dari Kementerian lingkungan Hidup, setiap individu menghasilkan rata-rata 0,8 kilogram sampah per hari. Dengan asumsi 220 juta penduduk Indonesia, sampah yang terbuang mencapai 176.000 ton per hari. Untuk Kabupaten Karawang dengan jumlah penduduk sebesar 1.971.832 jiwa, maka sampah yang dibuang sebesar yang dihasilkan sebesar 1.577 ton per hari. Sedangkan Kecamatan Telukjambe Timur sendiri dengan jumlah penduduk sebesar 103.521 jiwa maka jumlah sampah yang dihasilkan sebesar 82.817 ton per hari. Berikut ini merupakan permasalahan persampahan mendasar yang harus dikelola secara bersama-sama :

1.

2.

3.

Permasalahan pertambahan penduduk & perubahan pola konsumsi masyarakat pengelolaan sampah saat ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sampah telah menjadi permasalahan nasional belum ada kepastian hukum mengenai pengelolaan sampah

Dampak/Upaya bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir - Tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemprov, pemkab/kota - peran masyarakat dan dunia usaha - sanksi

4.

B.

Dampak Sampah

Di lain pihak penanganan sampah yang masih dilakukan secara konvensional belum dapat mengendalikan sampah yang ada. Sampah yang

tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan. Polusi bau dari sampah yang membusuk, pencemaran air akibat pembuangan sampah ke sungai dan merembesnya air lindi dari TPA (tempat pembuangan akhir) ke permukiman dan sumber air penduduk, serta pencemaran udara akibat pembakaran sampah merupakan permasalahan lain yang timbul akibat pembakaran sampah. Sebanyak 20% sampah dibuang ke sungai menyumbang sekitar 6070% pencemaran sungai. Pencemaran air sungai akibat pembuangan sampah juga membawa dampak negatif pada kesehatan manusia, terutama dengan meningkatnya penyakit diare serta biaya pengolahan air baku untuk air minum yang terus meningkat. Bahkan seringkali terjadi, terutama pada musim kemarau, kualitas air baku sudah tercemar berat akibatnya sulit diolah menjadi air yang layak diminum, sehingga bahan baku air minum harus didatangkan dari sumber yang lain. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek langsung dan tidak langsung, sebagai berikut : 1. Efek langsung; efek yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, karsinogenik, teratogenik, dan lain-lain. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah ini dapat berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industri. 2. Efek tidak langsung; pengaruh tidak langsung ini dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah. Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik,

dilanjutkan secara fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis. Dekomposisi anaerobik akan menghasilkan lindi (leachate) beserta gas. Di dalam lindi tersebut mengandung mikroba patogen, logam berat dan zat lainnya yang berbahaya. Selain itu efek tidak langsung lainnya dapat berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah bila dibuang dan ditumpuk sembarangan dapat dipakai sarang lalat dan tikus.

Penyakit bawaan sampah sangat luas dan dapat berupa penyakit tidak menular, menular, potensi kebakaran, keracunan, dan lain-lain. Berikurt merupaka beberapa penyakit yang diakibatkan baik secara langsung mauapun tidak langsung dari sampah :

Tabel . Beberapa Penyakit Bawaan Sampah Nama Penyakit Bawaan lalat : Dysenterie basillaris Dysenterie amoebica Typhus abdominalis Cholera Ascariasis Ancylostomiasis Bawaan tikus/pinjal : Pest Leptospirosis icterohaemorrhagica Rat bite Fever Keracunan : Metan Karbonmonoksida, Dioksida Hidrogen sulfida Logam berat, dst. Sumber : Beneson, A., 1970 dalam Soemirat, Juli, 2004 Pasteurella pestis Leptospira icterohaemorrhagica Streptobacillus monilliformis Shigella shigae Entamoeba histolytica Salmonella typhy Vibrio cholerae A. lumbricoide A. duodenale Penyebab Penyakit

Secara keseluruhan, sampah apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkab bencana, yaitu : 1. Longsor tumpukan sampah (kasus; longsor sampah Leuwigajah) 2. Sumber penyakit 3. Pencemaran lingkungan

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan,

pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia harus dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Upaya yang dapat ditempuh dalam tujuan pengelolaan sampah: 1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. 2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

A.

Metode Pengelolaan Sampah

1.

Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan

kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman). 2. Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

Pengolahan kembali secara fisik Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

Pengolahan biologis (Pengkomposan) Material sampah organik , seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. B. Manfaat Pengelolaan Persampahan

Manfaat pengelolaan sampah : 1. Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan energi 3. Penghematan lahan TPA 4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

You might also like