You are on page 1of 12

ADVANCED PROTECTION & CARE

FORMULA MEDICAL
7/27/2012 DEPARMENT OF SURGERY FACULTY MEDICINE RIAU UNIVERSITY EDITED BY ERWIN WAHID MD

DOCTOR-PATIENT RELATIONSHIP

SEBELUM PAPA SARA TUGAS PROFESI SEBAGAI DOKTER KUPERSEMBAHKAN ONE MODEL OF THE PHISICIAN-PATIENT RELATIONSHIP (CLOSED AUTHORITY ROLE THEORY AND EGG-SHAPED LAYERS MODEL) FOR MY SON ENGELA DESRIAYANI ERWIN MD UNO SURGERY ERWIN MD ERGINA RAHMAWATI FEBRIANA MD ERMONO SUPERAYA MD

FORMULA MEDICAL

Introduction Wahid (2010) Satu model hubungan dokter-pasien dengan ke-empat konsep menjadi kesatuan telah melahirkan egg-shaped layers model, closed authority role theory membuat kita kembali ke masa ajaran Hippocrates terutama mengenai lafal sumpah memodifikasikan social norms yang berlaku pada setiap Negara.

Doctor Do it & Dont it Do it 1. Memilihara covert-role taking: emphatic, effective communication and social norms 2. Menjaga boundary-maintenance: trust, fiduciary and believe 3. Melakukan role doctor: alternative therapy 4. Memberikan patient autonomy: patient decides. Dont it 1. Jangan terlibat menjual obat 2. Jangan terlibat menjual alat kesehatan 3. Jangan terlibat menentukan tarip, jasa dan honor 4. Jangan terlibat menentukan besar tindakan. Hubungan antara dokter dan pasien: Hubungan medis------------------- norma etika--------------Hubungan sosial------------------- norma kesopanan ------------ norma-norma sosial Hubungan hukum------------------ norma hukum-----------3

Seorang pasien berobat ke dokter karena faktor kepercayaan, berdasarkan faktor ini dokter harus memilihara covert role-taking: emphatic, effective communication and social norms. Back ground Paternalistik adalah sebuah campur tangan pernyataan atau sesuatu individu dengan pasien dan menjustifikasikan masuk campur menuntut orang dengan akhir lebih baik atau perlindungan dari merusakkan. Isu paternalistik menggambarkan dengan hormat pada sekatan hukum seperti undang-undang obat terlarang, wajib memakai tali pinggang keledar dan dalam kontek kedokteran menyembunyikan informasi yang relevan berkenaan dengan keadaan pasien. Teori Paternalistik meningkatkan soalan bagaimana orang mengobat sepenuh mereka kurang rational. Pemerintah memerlukan orang untuk menyumbangkan kepada sistem jaminan sosial, memerlukan pengendara sepeda motor untuk mengunakan topi keselamatan. Pemerintah melarang orang berenang ketepi pantai bilamana anggota penyelamat tidak ada, melarang penjualan berbagai obat-obat terlarang. Pemerintah tidak membenarkan persetujuan memastikan bentuk serangan berbuat pertahanan pendakwakan selama hal belum pasti. Undang-undang perdata tidak membenarkan pelaksanaan jenis kontrak yang pasti, misal untuk hutang perjudian. Doktor memerlukan melakukan sedikit transfusi darah jika pasien menunjukkan kepercayaan mempercayai itu dilarang. Orang awam boleh melakukan jika bahaya kepada diri sendiri. Doktor tidak memberitahu kebenaran kepada pasien keadaan hasil medis. Seorang doktor boleh memberitahu suami keadaan istrinya, kereta istri pergi ke sebuah jambatan jatuh masuk air dan tenggelam, istri meninggal serta-merta, dalam fakta dia mati mengenaskan.

Seorang suami boleh menyembunyikan pil tidur untuk istri lagi sedih. Suatu bagian philosophy boleh memerlukan seorang pelajar mengambil kursus logika. Seorang guru boleh berlaku kurang jujur tentang memberitahu pelajar bahwa ia sedikit mempunyai kemampuan philosophical. Semua peraturan ini, mengawal dan tindakan boleh berbuat untuk berbagai sebab; boleh menjustfikasikan berbagai pikiran. Bilamana mereka menjustifikasi semata-mata diatas perkarangan orang mempengaruhi lebih baik berhenti atau sedikit membahayakan, seperti sebuah akibat pada peraturan, polisi dan lain-lain dan orang dalam soalan tidak lebih suka berjalan pengobatan ini. Indikasi soalan paternalistik adalah seorang timbul dalam banyak perbedaan personal kita dan kehidupan orang ramai. Dunia paternalistik menggunakan etika. Tetapi paternalistik mengangkat pasti isu-isu teori. Apakah kuasa paternalistik adalah sah untuk suatu negara, mengendalikan kedua-dua sangat memaksa dan istilah memiliki insentif. Paternalistik meningkatkan soalan dalam tetapi betul individu, dalam suatu keinstitusian atau semata-mata tempat personal, kaitan kepada orang lain. Bagaimana kita berfikir autonomi individu dan menjelaskan paternalistik? Apakah dia menghormati privasi orang lain? Apakah kemahiran berhenti, antara perasaan hormat untuk kebajikan dan hormat untuk kebaikan, membuat keputusan mereka? Issue Normative

Satu kesulitan membuktikan ada paternalistik? Paternalistik atau anti paternalistik telah memberi alasan perbuatan mereka? Analisis paternalistik rasanya memotong dua cara. Paternalistik campur tangan kebebasan kuat berpikir dengan meletakkan beban bukti. Paternalistik berlakon mengeluarkan kebaikan agen buat yang kuat berpikir meletakkan beban bukti pada suatu objek. Paternalistik berpikir, semasa Mill sedang belajar, beban bukti itu bergantung pada siapa yang merawat untuk mewujudkan. Kalau dia kanak-kanak,

hal-hal lain untuk mewujudkan sama, beban bukti menentang paternalistik. Kalau dia orang dewasa berpikir sebaliknya. Mengatakan mula paternalistik itu tidak sesuai. Pertanyaan ini sesuai betul, kalau sekali-kali, mungkin dapat mengatasi? Mungkin sekali-kali jawaban jangan dalam beberapa situasi keadaan. Kali terakhir rasanya dapat tidak dipercaya. Pada dasarnya di manakah fakta itu bermamfaat bagi orang dan tidak ada mempengaruhi atau mengganggu kepentingan lain, menyelesaikan persoalan boleh selesai. Satu-satunya pandangan tidak mengendahkan berniat menggalakkan kebaikan dan status etika begitu bermakna. Dimana-mana bersikap wajar menerima perbedaan di antara permintaan kebaikan atau persetujuannya, dan hendak menolak kebaikan pada mereka. Jadi pilihan normatif nampak seperti dua. Sama ada tidak pernah membenarkan melakukan kebaikan untuk mereka dan dalam arah batas kebebasan atau pernah membenarkan melakukan. Kenapa kekuatan berpikir itu paling sedikit menyatakan tidak pernah melakukan? Satu kekuatan berpikir disebabkan kepercayaan tentang mustahil dalam fakta rancangan kebaikan untuk mereka atau kerana sebuah pikiran itu mungkin melakukan kebaikan dalam fakta tidak konsisten mengatasi beberapa standart normatif. Dengan hormat persoalan mustahil satu kekuatan ada mempercayai, tidak mungkin melakukan sebarang kebaikan atau walaupun mungkin melakukan beberapa proses kebaikan selalu mengakibatkan buruk daripada kebaikan. Jika satu pikiran selalu lebih banyak keburukan daripada kebaikan adalah perbuatan pernyataan meningkatkan persoalan sama ada boleh selesai membedakan keadaan dalam kebaikan daripada keburukkan dan membina ke dalam garis panduan. Jika ini mungkin dan membedakan melakukan tidak menimbulkan lebih jauh keburukkan lebih penting daripada menunjukkan kebaikan dan berpikir, hanya isu kebaikan sepatutnya kadang-kadang
6

promosi paternalistik. Jika dia mustahil perbedaan kebaikan dari buruk kasus-kasus lalu, sebagai akibatnya peraturan, sebuah aturan dan patut tidak mencoba dan membuat perbedaan pada kasus dasar. Tetapi satu kekuatan mempercayai persoalan itu sama ada lebih banyak kebaikan daripada keburukan adalah penghasil empiris tidak sederhana. Dia bergantung pada memahami kebaikan kepada orang. Jika kebaikan sederhana termasuk acara sebagai kehidupan yang lebih lama, kesehatan yang lebih besar, lebih menghasilkan, atau kurang kemurungan, lalu dia melihat isu empirik. Tetapi jika memikirkan kebaikan individu sebagai acara melakukan penghormatan agen bebas, mempunyai kebaikan untuk membuat keputusan diri sendiri, atau tidak melanggar otonomi, lalu isu agen adalah lebih baik berhenti setelah berbuat paternalistik ke bagian hal normatif. Satu boleh percaya bahwa tidak dapat membuat orang lebih baik berhenti melanggar otonomi mereka, beberapa orang percaya tidak dapat membuat orang lebih baik berhenti meletakkan mereka dalam mesin pengalaman Nozickian ( mereka mengapungkan dalam sebuah tangki tetapi nampak seperti berbagai jenis pengalaman hebat). Membandingkan pernyataan Mills: cara laki keluar pada meletakkan pengalaman hidup adalah paling baik. Pandangan Kantian mutlak dalam bantahan kepada paternalistik. Selalu hormat perwakilan rasional pada orang lain. Mereka tidak mengakui orang dewasa membuat keputusan baik, walaupun keliru dari beberapa sudut pandang, memperlakukan mereka sebagai arti kebaikan, lalu sebagai akhir sendiri. Dalam anti-paternalistik mengandungi teori Kantian, larangan mereka berbohong dan melakukan kekerasan, instrument utama campur tangan paternalistik. Sejak perantara ini sudah ada yang menyangkal tetap pencegahan individu dari kerusakkan lain, Mereka dilarang pencegahan dari kerusakkan sendiri. Zaman paternalistik boleh diberikan justifikasi melakukan jenis variasi teori sebab. Secara meluas, lebih baik daripada merusakkan. Justifikasi sempit itu beberapa individu (lari jauh) otonomi mencepatkan oleh hasil otonominya (lari lambat). Boleh mencegah orang dari meletakkan pikiran obat-obat memusnakan diatas perkarangan itu membenarkan

mereka melakukan, menghapuskan otonomi dan mencegah melakukan, memilihara dia. Berdasar ini Mills membenarkan orang kontrak menuju perhambaan. Teori kebaikan mengaitkan dengan tertentu akibatnya cukup luas, otonomi sebagai satu kebaikan, paternalistik dapat nilai yang sama kepada teori otonomi. Perbedaan teori dasar kewajiban moral yang berdasarkan perjanjian. Kasus-kasus menjustifikasikan paternalistik adalah menjustifikasikan diatas dasar semuanya akan setuju kepada campur tangan, memberikan sesuai pengetahuan dan motivasi. Paternalistik boleh bertengkar adalah subjek kemurungan semua pada setuju, sekurang-kurangnya, istilah singkat campur tangan anti bunuh diri, menentukan sama ada kita merasa sakit seperti keadaan itu dan coba melakukan menyembuhkannya. Feinberg menyebut paternalistik lunak. Bilamana lakonan sangat penuh sukarela, dibenarkan campur tangan memberi maklumat, atau menunjukkan kerusakkan rasional, tetapi jika berbuat melakukan pilihan sukarela, dia harus menghormat. Atau boleh melakukan paksa meggunakan tali pinggang keledar. Justifikasi disini bukan akibatnya, dasar sederhana pemeliharaan pada otonomi. Agak pertimbangan menuju mengambil maklumat, dalam menentukan apa yang akan disetujukan. Pola normatif yang dilukiskan Parsons mendesak unsur kontrol sosial dari peranan dokter dan makin memperkecil kesetiaan dokter kepada pasien. Fungsi khusus dari peranan dokter tidak berlaku untuk ruang lingkup yang lebih luas, di luar batas kesehatan. Hal ini dapat merintangi dokter dan pasien bekerjasama untuk suatu tujuan politik bersama. Rasa kasih yang wajar serta universalisme berarti adanya ikatan emosional dalam persahabatan, sedangkan karakteristik personal yang dapat menyatukan dokter dan pasien dalam kegiatan non-dokter akan terhalang. Orientasi terhadap kemajuan pengobatan mungkin berahkir dengan keberhasilan atau kegagalan, bukan berakhir pada makin eratnya hubungan antara dokter dan pasien. Orientasi kolektif merupakan satu-satunya pola normatif yang dikemukakan Parsons, yang dapat mempererat hubungan dokter dan pasien, bukan merenggangkan satu serupa lain.

Mekanisme penjagaan jarak pada pola normatif diperlukan dalam hubungan profesional, kerana faktor keintiman masa mengorek keterangan dari pasien serta dalam pemeriksaan fisik dapat menimbulkan berbagai konflik. Dalam pada itu, masalah psikologis dalam menghadapi pasien dalam keadaan sekarat atau meninggal mungkin lebih berat dirasakan para dokter bila ia melibatkan faktor-faktor afektif, askriptif, diffuse serta ikatanikatan khusus dengan pasiennya. Di lain pihak pola-pola normatif tersebut dapat pula membuka kesempatan bagi dokter untuk berbuat sesuatu secara lebih berkesan dalam peranannya sebagai kontrol sosial dan melepaskan diri dari masalah keadaan fisik dan emosi pasien. Kesetiaan dokter terhadap pasien bukanlah sesuatu yang tergantung pada lokasi dan keadaan. Mereka setiap saat berkepentingan terhadap aturan atau kehendak sosial daripada kepentingan orang-orang yang mereka harapkan dapat menolong. Pola normatif yang dipisahkan dokter dari penderitaan pasiennya dapat mendorongnya untuk bertindak sebagai orang pertama dalam memberikan pernyataan tentang peranan pasien. Pola normatif tersebut dapat pula menghalangi dokter untuk bersekutu dengan pasiennya dalam memerangi keadaan sosial-politik yang menjadi sumber penderitaan. Emphatic Pertama kepercayaan disertai empati, juga saling menghormati hak peranan masingmasing. Empati itu bererti mengetahui perasaan pasien seakan dirinya sendiri yang menderita penyakit itu. Dokter sungguh mengusahakan cara-cara penyembuhan untuk penyakit para pasian. Teknik berkomunikasi dokter dengan pesakit tentu makin fasih, sejalan dengan pengalaman-pengalaman menghadapi pesakit yang nyata. Dokter yang tidak terlalu dapat berkomunikasi dengan pasien, dokter itu belum berpengalaman atau dokter yang baru dari masa belajarnya. Boleh kerana tindakan dokter itu merupakan kebijakan dari rumah sakit tempat dokter itu bekerja. Tapi tentu dokter itu bukan untuk menutup-nutupi atau membodohi pasien, melainkan untuk kebaikan pasien untuk menghindari pasien dari kepanikan dan rasa tertekan, boleh makin menambah penyakit yang dideritanya, apalagi kalau penyakit pesakit cukup parah. Hubungan dokter - pasien sudah tentunya meliputi dasar-dasar komunikasi umum sampai dengan spesifikasi atau arah untuk mendapat solusi
9

tepat atas masalah yang dihadapi pasien. Dalam aspek empati memang sering dianggap paternalistik, sebab tidak banyak hal yang dapat membincangkan hanya dengan satu - dua sesi pertemuan. Empati dokter terhadap pasiennya adalah suatu perasaan dokter yang dapat merasa dan meraba apa yang diderita atau masalah pasien. Empati menjadi suatu faktor yang sangat penting, yang bila dituruti atau ditindaklanjuti oleh dokter, dapat menimbulkan kesabaran dokter dan mendorongnya untuk mempertimbangkan matangmatang apa yang akan dikerjakannya. Ada pelbagai fokus empati, yaitu: 1) empati terhadap pasien;1 2) empati terhadap emosi dan perasaan pasien;2 3) empati dari segi sosial ekonomi;3 4) empati dari segi budaya dan agama.4 Conclucion Memilihara covert-role taking musti serius, karena disini isu malpraktek dapat di tangkis seperti telah melaksanakan ajaran Hippocrates.

Sebagai contoh seorang dokter dapat membayangkan betapa sakitnya tulang yang patah pada seorang pemuda. Meskipun patahnya kerana ngebut di jalanan, dokter tidak perlu mencemooh dan mengejeknya kerana mengebut. Misalnya, dokter menghadapi pasien batuk dengan Tbc paru, kemudian dokter menghibur bahwa sakitnya dapat sembuh dengan pengobatan teratur serta mengajarkan dengan baik agar tidak menularkannya pada orang lain. Suatu contoh lain yang berempati negatif iaitu dokter yang mencemoohkan seorang penderita penyakit hubungan seksual misalnya gonore. Pasien diri sudah sedih dan merasa berdosa, tidak perlu lagi ditambah oleh hinaan dari dokternya. Misalnya, seorang tukang becak yang sakit gagal ginjal terminal tidak perlu diceritakan bahwa hidupnya dipertahankan dengan hemodialisa. Ada sekte agama yang melarang penganutn mereka untuk melakukan transfusi darah. Namun tidak perlu berlepas tangan tidak mau mengobati pasien tersebut. Ada contoh lain budaya masyarakat yang menganggap menderita kanker suatu aib dalam keluarga. Bila hal ini terjadi, doktor perlu ekstra hati-hati dalam menjelaskan pada pasien maupun keluarga mereka.
4 3 2

10

Doctor-Patient Relationship, New Paradigm in the World. (figure: egg-shaped layers model, closed authority role theory)

Role Doctor Patient Autonomy

Covert-role taking Social Norms eeeeffective

BoundaryMaintenance

Table: Doctor-Patient Relationship Difference ------------------------------------------------------------------------------------Old Paradigm 500 BC New Paradigm 2000 AD

-------------------------------------------------------------------------------------Doctor-Centered/Disease-Centered Parent-Child Model/Biomedical model Paternalism Boundary -maintenance: Belief/Trust Vertical Patient-Centered Egg-shaped layers model Autonomy Believe/fiduciary Dyadic

On care/decision-making asymmetrical Patient decides Doctor as expert Not autonomy The dignity of the person Covert-role taking: with role distance; Social norms not Doctor presents option Max. autonomy for patient Professional No role distance; Social norms yes
11

Arrogance Oriented: oath, ethic Informed consent: not yet No theory Another model

Emphatic add effective Communication Informed consent: obligation Closed authority role theory One model of the physicianpatient

Malpractice doctor: yes

No

-----------------------------------------------------------------------------------------

12

You might also like