You are on page 1of 23

AHMADIYAH

Makalah Mata Kuliah Studi Islam II

DISUSUN OLEH: 110091000076 110091000084 Gerry Widya Ganesha Hadid Sareka

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Ahmadiyah ini membahas mengenai pengertian, perkembangannya, dan ajaran yang dibawanya. Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Jakarta, 11 Juni 2011

DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Latar Belakang Masalah....................................................................................... 5 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 6 Batasan Masalah .................................................................................................. 6 Metodologi Penulisan .......................................................................................... 6 Rumusan Masalah ................................................................................................ 6

BAB II.................................................................................................................................. 7 PENGERTIAN .................................................................................................................... 7 2.1 2.2 Ahmadiyah ........................................................................................................... 7 Tujuan Pendirian .................................................................................................. 7

BAB III ................................................................................................................................ 8 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ................................................................................ 8 3.1 3.2 Ahmadiyah Qadian .............................................................................................. 8 Ahmadiyah Lahore............................................................................................. 10

BAB IV .............................................................................................................................. 11 POKOK POKOK AJARAN AHMADIYAH ................................................................. 11 4.1 4.2 4.3 Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian ..................................................................... 11 Pokok Ajaran Ahmadiyah Lahore...................................................................... 12 Baiat dalam Jemaat Ahmadiyah ....................................................................... 13

BAB V ............................................................................................................................... 16 Kontroversi Ahmadiyah ..................................................................................................... 16 5.1 5.2 5.3 Kontrovensi Ajaran Ahmadiyah ........................................................................ 16 Ringkasan Kontroversi Ahmadiyah menurut LPPI............................................ 17 Dasar Hukum untuk Pelarangan Ahmadiyah di Indonesia ................................ 20

5.4 Sikap Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Internasional terhadap Ahmadiyah ..................................................................................................................... 21 BAB VI .............................................................................................................................. 22

PENUTUP ......................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring berjalannya waktu, banyak terjadi perbedaan dan perdebatan diantara umat Islam baik di dunia maupun di Indonesia. Perbedaan bisa terjadi karena timbulnya aliran aliran baru, terbentuknya teologi teologi dalam Islam, hingga bermunculan orang orang yang mengaku sebagai Nabi baru yang membawa ajaran ajaran yang baru, namun berkedok Islam. Salah satu ajaran ajaran itu adalah yang kini sedang berkembang di Indonesia adalah Ahmadiyah, atau Qadianiah dengan berbagai kontrovensi di dalamnya.Bila kita cermati, fenomena Nabi baru sudah banyak dimulai, bahkan pada masa kekhalifahan.Mengapa fenomena ini bisa berlanjut hingga sekarang, bahkan bisa berkembang. Di banyak Negara barat, Ahmadiyah banyak didukung dan dilindungi keberadaanya karena dianggap sebagai hak asasi manusia dalam memegang teguh kepercayaannya masing masing.Namun bagi umat Islam sendiri, munculnya Ahmadiyah dianggap sebagai penodaan terhadap Islam.Masalah ini sampai sekarang tetap menjadi perdebatan yang tidak kunjung henti. Lalu sebenarnya apakah Ahmadiyah atau Qadianiah itu sebuah perbedaan dalam islam ataukah sebuah penyimpangan dalam Islam ?Dan bagaimanakah seharusnya kita menyikapinya.

1.2 Tujuan Penulisan

1. 2. 3.

Memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Islam. Menambah wawasan kepada pembaca maupun kepada penulis. Mengetahui lebih dalam tentang Ahmadiyah.

1.3 Batasan Masalah

Dalam kesempatan ini, penulis hanya membahas tentang apa itu Ahmadiyah, sejarah terbentuknya Ahmadiyah, dan perkembangannya di Indonesia. 1.4 Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode deskripsi, dalam makalah ini penulis membahas masalah sesuai dengan data dan informasi yang di dapatkan dari berbagai sumber. 1.5 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah diatas maka penulis akan merumuskan makalahnya yaitu sebagai berikut: 1. Apaitu Ahmadiyah? 2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Ahmadiyah di Indonesia? 3. Apa ajaran yang dibawa oleh Ahmadiyah? 4. Hal-hal apasaja yang bertentangan dengan ajaran Islam? 5. Ahmadiyah Perbedaan atau Penyimpangan

BAB II PENGERTIAN

2.1 Ahmadiyah

Ahmadiyah atau juga biasa juga ditulis Ahmadiyyah adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889, di sebuah kota kecil yang bernama Qadian di negara bagian Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi. Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah "Ahmadiyya Muslim Jama'at" atau disebut juga Ahmadiyah Qadian..Kelompok kedua ialah "Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore" atau disebut juga Ahmadiyah Lahore. 2.2 Tujuan Pendirian

Tujuan pendirian dari Ahmadiyah adalah untuk menyebarkan ajaran dari Mirza Ghulam Ahmad. Bahwa dia adalah juru selamat yang dijanjikan, dan akan membawa pengikutnya kedalam surga. Sejak pendiriannya pada tahun 1889 Jemaat Muslim Ahmadiyah telah menjadi suatu organisasi keagamaan

Internasional yang telah tersebar ke lebih dari 185 negara di dunia.Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Eropa.Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia lebih dari 150 juta orang.Jemaat Ahmadiyah Internasional juga telah menerjemahkan al Quran ke dalam bahasa-bahasa besar di dunia dan sedang merampungkan penerjemahan al Quran ke dalam 100 bahasa di dunia.Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan al Quran dalam bahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa.
7

BAB III SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

3.1 Ahmadiyah Qadian

Tiga pemuda dari Sumatera Tawalib yakni suatu pesantren di Sumatera Barat meninggalkan negerinya untuk menuntut Ilmu.Mereka adalah (alm) Abubakar Ayyub, (alm) Ahmad Nuruddin, dan (alm) Zaini Dahlan. Awalnya meraka akan berangkat ke Mesir, karena saat itu Kairo terkenal sebagai Pusat Studi Islam. Namun Guru mereka menyarankan agar pergi ke India karena negara tersebut mulai menjadi pusat pemikiran Modernisasi Islam. Sampailah ketiga pemuda Indonesia itu di Kota Lahore dan bertemu dengan Anjuman Isyaati Islam atau dikenal dengan nama Ahmadiyah Lahore. Setelah beberapa waktu disana, merekapun ingin melihat sumber dan pusat Ahmadiyah yang ada di desa Qadian. Dan setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan, akhirnya mereka Bai'at di tangan Hadhrat Khalifatul Masih II r.a., Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad. Kemudian tiga pemuda itu memutuskan untuk belajar di Madrasah Ahmadiyah yang kini disebut Jamiah Ahmadiyah.Merasa puas dengan pengajaran disana, Mereka mengundang rekan-rekan pelajar di Sumatera Tawalib untuk belajar di Qadian.Tidak lama kemudian duapuluh tiga orang pemuda Indonesia dari Sumatera Tawalib bergabung dengan ketiga pemuda Indonesia yang terdahulu, untuk melanjutkan studi juga baiat masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah. Dua tahun setelah peristiwa itu, para pelajar Indonesia menginginkan agar Hadhrat Khalifatul Masih II r.a. berkunjung ke Indonesia. Hal ini disampaikan (alm) Haji Mahmud - juru bicara para pelajar Indonesia dalam Bahasa Arab. Respon positif terlontar dari Hadhrat Khalifatul Masih II r.a..Ia meyakinkan bahwa meskipun beliau sendiri tidak dapat mengunjungi Indonesia, beliau akan mengirim wakil beliau ke Indonesia. Kemudian, (alm) Maulana Rahmat Ali HAOT dikirim sebagai muballigh ke Indonesia sebagai pemenuhannya.Tanggal 17 Agustus 1925,

Maulana Rahmat Ali HAOT dilepas Hadhrat Khalifatul Masih II r.a berangkat dari Qadian.Tepatnya tanggal 2 Oktober 1925 sampailah Maulana Rahmat Ali HAOT di Tapaktuan, Aceh.Kemudian berangkat menuju Padang, Sumatera Barat.Banyak kaum intelek dan orang orang biasa menggabungkan diri dengan Ahmadiyah. Pada tahun 1926, Disana, Jemaat Ahmadiyah mulai resmi berdiri sebagai

organisasi.[10] Tak beberapa lama, Maulana Rahmat Ali HAOT berangkat ke Jakarta, ibukota Indonesia. Perkembangan Ahmadiyah tumbuh semakin cepat, hingga dibentuklah Pengurus Besar (PB) Jemaat Ahmadiyah dengan (alm) R. Muhyiddin sebagai Ketua pertamanya.Terjadilah Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.Di dalam meraih kemerdekaan itu tidak sedikit para Ahmadi Indonesia yang ikut berjuang dan meraih kemerdekaan.Misalnya (alm) R. Muhyiddin. Beliau dibunuh oleh tentara Belanda pada tahun 1946 karena beliau merupakan salah satupejuang kemerdekaan Indonesia. Juga ada beberapa Ahmadi yang bertugas sebagai prajurit di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, dan mengorbankan diri mereka untuk negara. Sementara para Ahmadi yang lain berperan di bidang masing-masing untuk kemerdekaan Indonesia, seperti (alm) Mln. Abdul Wahid dan (alm) Mln. Ahmad Nuruddin berjuang sebagai penyiar radio, menyampaikan pesan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia. Sementara itu, muballigh yang lain (alm) Mln. Sayyid Syah Muhammad merupakan salah satu tokoh penting sehingga Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, di kemudian hari menganugerahkan gelar veteran kepada beliau untuk dedikasi beliau kepada negara. Di tahun lima puluhan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia mendapatkan legalitas menjadi satu Organisasi keormasan di Indonesia. Yakni dengan dikeluarkannya Badan Hukum oleh Menteri Kehakiman RI No.JA.5/23/13 tertanggal 13-3-1953. Ahmadiyah tidak pernah berpolitik, meskipun ketegangan politik di Indonesia pada tahun 1960-an sangat tinggi. Pergulatan politik ujungujungnya membawa kejatuhan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, juga memakan banyak korban. Satu lambang era baru di Indonesia pada masa itu adalah gugurnya mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, Arif Rahman Hakim, yang tidak lain melainkan seorang khadim Ahmadiyah. Dia terbunuh di tengah ketegangan politik masa itu dan menjadi simbol bagi era baru pada masa itu.Oleh

karena itu iapun diberikan penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Ampera.Di Era 70-an, melalui Rabithah Alam al Islami semakin menjadi-jadi di awal 1970-an, para ulama Indonesia mengikuti langkah mereka. Maka ketika Rabithah Alam al Islami menyatakan Ahmadiyah sebagai non muslim pada tahun 1974, hingga MUI memberikan fatwa sesat terhadap Ahmadiyah. Periode 90-an menjadi periode pesat perkembangan Ahmadiyah di Indonesia bersamaan dengan diluncurkannya Moslem Television Ahmadiyya (MTA). Ketika Pengungsi Timor Timur yang membanjiri wilayah Indonesia setelah jajak pendapat dan menyatakan bahwa Timor Timur ingin lepas dari Indonesia, hal ini memberikan kesempatan kepada Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia untuk mengirimkan tim Khidmat Khalq untuk berkhidmat secara terbuka. Ketika Tahun 2000, tibalah Hadhrat Mirza Tahir Ahmad ke Indonesia datang dari London menuju Indonesia.Ketika itu beliau sempat bertemu dan mendapat sambuatan baik dari Presiden Republik Indonesia, Abdurahman Wahid dan Ketua MPR, Amin Rais. 3.2 Ahmadiyah Lahore

Tahun 1924 dua pendakwah Ahmadiyah Lahore Mirza Wali Ahmad Baig dan Maulana Ahmad, datang ke Yogyakarta. Minhadjurrahman Djojosoegito, seorang sekretaris di organisasi Muhammadiyah, mengundang Mirza dan Maulana untuk berpidato dalam Muktamar ke-13 Muhammadiyah. Pada tahun 1926, Haji Rasul mendebat Mirza Wali Ahmad Baig, dan selanjutnya pengajaran paham Ahmadiyah dalam lingkup Muhammadiyah dilarang.Pada Muktamar Muhammadiyah 18 di Solo tahun 1929, dikeluarkanlah pernyataan bahwa "orang yang percaya akan Nabi sesudah Muhammad adalah

kafir".Djojosoegito yang diberhentikan dari Muhammadiyah, lalu membentuk dan menjadi ketua pertama dari Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang resmi berdiri 4 April 1930.

10

BAB IV POKOK POKOK AJARAN AHMADIYAH

4.1 Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian

Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian sebagai berikut: 1. Mengimani dan meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran India yang mengaku menjadi nabi, adalah nabinya. 2. Mengimani dan meyakini bahwa "Tadzkirah" yang merupakan kumpulan sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab sucinya. Mereka menganggap bahwa wahyu adalah yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad. 3. Mengimani dan meyakini bahwa kitab "Tadzkirah" derajatnya sama dengan Alquran. 4. Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian tidak terputus dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian terus berlanjut sampai hari kiamat. 5. Mengimani dan meyakini bahwa Rabwah dan Qadian di India adalah tempat suci sebagaimana Mekah dan Madinah. 6. Mengimani dan meyakini bahwa surga berada di Qadian dan Rabwah. Mereka menganggap bahwa keduanya sebagai tempat turunnya wahyu. 7. Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah, namun laki-laki Ahmadiyah boleh menikah dengan wanita di luar Ahmadiyah. 8. Haram hukumnya salat bermakmum dengan orang di luar Ahmadiyah.

11

4.2 Pokok Ajaran Ahmadiyah Lahore Pokok pokok ajaran Ahmadiyah Lahore sebagai berikut : 1. Percaya pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam al Quran dan Hadits, dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui oleh para ulama salaf dan ahlus-sunnah waljama'ah, dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir. 2. Nabi Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akan datang nabi lagi, baik nabi lama maupun nabi baru. 3. Sesudah Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada siapa pun. 4. Apabila malaikat Jibril membawa wahyu nubuwwat (wahyu risalat) satu kata saja kepada seseorang, maka akan bertentangan dengan ayat: walkin raslillhi wa khtamun-nabiyyn (QS 33:40), dan berarti membuka pintu khatamun-nubuwwat. 5. Sesudah Nabi Muhammad SAW silsilah wahyu nubuwwat telah tertutup, akan tetapi silsilah wahyu walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlak umat tetap cerah dan segar. 6. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa di dalam umat ini tetap akan datang auliya Allah, para mujaddid dan para muhaddats, akan tetapi tidak akan datang nabi. 7. Mirza Ghulam Ahmad adalah mujaddid abad 14 H. Dan menurut Hadits, mujaddid akan tetap ada. Dan kepercayaan kami bahwa Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi, tetapi berkedudukan sebagai mujaddid. 8. Percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari Rukun Islam dan Rukun Iman, maka dari itu orang yang tidak percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir.

12

9. Seorang muslim, apabila mengucapkan kalimah thayyibah, dia tidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, akan tetapi seseorang dengan sebab berbuat salah dan maksiat, tidak bisa disebut kafir. 10. Ahmadiyah Lahore berpendapat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah pelayan dan pengemban misi Nabi Muhammad SAW.

Selain pokok ajaran diatas, Ahmadiyah juga memiliki perbedaan dengan Islam yang lain, yaitu memiliki penanggalan yang berbeda dengan umat islam, yaitu nama bulan: 1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman 4.Syahadah 5.Hijrah 6.Ikhsan 7.Wafa 8.Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12. Fatah. Sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsyi (disingkat HS). 4.3 Baiat dalam Jemaat Ahmadiyah

Bulan Desember 1888, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima ilham Ilahi untuk mengambil bai'at dari orang-orang. Bai'at yang pertama diselenggarakan di kota Ludhiana pada tanggal 23 Maret 1889 di rumah seorang mukhlis bernama Mia Ahmad Jaan. Dan orang yang bai'at pertama kali adalah Hadhrat Maulvi Nuruddin (yang nantinya menjadi Khalifah pertama Jemaat Ahmadiyah).Pada hari itu kurang lebih 40 orang telah bai'at. Syarat syarat seseorang untuk dibaiat adalah sebagai berikut : 1. Orang yang bai'at, berjanji dengan hati jujur bahwa dimasa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur, senantiasa akan menjauhi syirik. 2. Akan senantiasa menghindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasik, kejahatan, aniaya, khianat, huru-hara, pemberontakan; serta tidak akan dikalahkan oleh gejolak-gejolak hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya. 3. Akan senantiasa mendirikan salat lima waktu tanpa putus-putusnya, semata-mata karena mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan dengan
13

sekuat

tenaga

akan

senantiasa

mengerjakan

salat

tahajjud,

dan

mengirimkan shalawat kepada Yang Mulia Rasulullah saw, dan memohon ampun dari kesalahan dan memohon perlindungan dari dosa; akan ingat setiap saat kepada nikmat-nikmat Allah, lalu mensyukuri dengan hati tulus, serta memuji dan menjunjung-Nya dengan hati yang penuh kecintaan. 4. Tidak akan kesusahan apapun yang tidak pada tempatnya terhadap makhluk Allah umumnya dan kaum Muslimin khususnya karena dorongan hawa nafsunya, baik dengan lisan atau dengan tangan atau dengan cara papaun juga. 5. Akan tetap setia terhadap Allah Taala baik dalam segala keadaan susah ataupun senang, dalam duka atau suka, nikmat dan musibah; pendeknya, akan rela atas putusan Allah. Dan senatiasa akan bersedia menerima segala kehinaan dan kesusahan di dalam jalan Allah. Tidak akan memalingkan mukanya dari Allah Taala ketika ditimpa suatu musibah, bahkan akan terus melangkah ke muka. 6. Akan berhenti dari adat yang buruk dan dari menuruti hawa nafsu. Dan benar-benar akan menjunjung tinggi perintah al Quran Suci atas dirinya. Firman Allah dan sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam setiap langkahnya. 7. Meninggalkan takabur dan sombong; akan hidup dengan merendahkan diri, beradat lemah lembut, berbudi pekerti halus, dan sopan santun. 8. Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencintai Islam lebih dari pada jiwanya, hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya. 9. Akan selamanya menaruh belas kasihan terhadap makhluk Allah umumnya, dan akan sejauh mungkin mendatangkan faedah kepada umat manusia dengan kekuatan dan nikmat yang dianugerahkan Allah Taala kepadanya. 10. Akan mengikat tali persaudaraan dengan hamba ini "Imam Mahdi dan al Masih Mau'ud", semata-mata karena Allah dengan pengakuan taat dalam hal ma'ruf dan akan berdiri di atas perjanjian ini hingga mautnya, dan

14

menjunjung tinggi ikatan perjanjian ini melebihi ikatan duniawi, baik ikatan keluarga, ikatan persahabatan, ataupun ikatan kerja.

15

BAB V

Kontroversi Ahmadiyah

5.1 Kontrovensi Ajaran Ahmadiyah

Menurut sudut pandang umum umat Islam, ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng dari ajaran Islam sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi yaitu Isa al Masih dan Imam Mahdi, hal yang bertentangan dengan pandangan umumnya kaum muslim yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir walaupun juga mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi setelah Beliau saw(Isa al Masih dan Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi Muhammad SAW) . Perbedaan Ahmadiyah dengan kaum Muslim pada umumnya adalah karena Ahmadiyah menganggap bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi telah datang ke dunia ini seperti yang telah dinubuwwatkan Nabi Muhammad SAW.Namun umat Islam pada umumnya mempercayai bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi belum turun ke dunia.Sedangkan permasalahan-permasalahan selain itu adalah perbedaan penafsiran ayat-ayat al Quran saja. Ahmadiyah sering dikait-kaitkan dengan adanya kitab

Tazkirah.Sebenarnya kitab tersebut bukanlah satu kitab suci bagi warga Ahmadiyah, namun hanya merupakan satu buku yang berisi kumpulan pengalaman ruhani pendiri Jemaat Ahmadiyah, layaknya diary.Tidak semua anggota Ahmadiyah memilikinya, karena yang digunakan sebagai pegangan dan pedoman hidup adalah Al Quran-ul-Karim saja. Ada pula yang menyebutkan bahwa Kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah Qadian dan Rabwah. Namun tidak demikian adanya, kota suci Jemaat Ahmadiyah adalah sama dengan kota suci umat Islam lainnya, yakni Mekkah dan Madinah.

16

Sedangkan Ahmadiyah Lahore mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah mujaddid dan tidak disetarakan dengan posisi nabi, sesuai keterangan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Lahore) untuk Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. 5.2 Ringkasan Kontroversi Ahmadiyah menurut LPPI Dari hasil penelitian LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) ditemukan butir-butir kesesatan dan penyimpangan Ahmadiyah ditinjau dari ajaran Islam yang sebenarnya. Butir-butir kesesatan dan penyimpangan itu bisa diringkas sebagai berikut: 1. Ahmadiyah Qadian berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India itu adalah nabi dan rasul. Siapa saja yang tidak

mempercayainya adalah kafir dan murtad. 2. Ahmadiyah Qadian mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci Tadzkirah. 3. Kitab suci Tadzkirah adalah kumpulan wahyu yang diturunkan Tuhan kepada Nabi Mirza Ghulam Ahmad yang kesuciannya sama dengan Kitab Suci Al-Quran dan kitab-kitab suci yang lain seperti; Taurat, Zabur dan Injil, karena sama-sama wahyu dari Tuhan. 4. Orang Ahmadiyah mempunyai tempat suci sendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadian di India. Mereka mengatakan, Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenangsenang dalam Haji Akbar ke Qadian. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadian adalah haji yang kering lagi kasar. Dan selama hidupnya Nabi Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah pergi haji ke Makkah. 5. Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa 8. Zuhur 9. Tabuk 10. Ikha 11. Nubuwah 12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan HS. Dan tahun Ahmadiyah saat

17

penelitian ini dibuat 1994 M/1414 H adalah tahun 1373 HS. Kewajiban menggunakan tanggal, bulan, dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu: Basyiruddin Mahmud Ahmad. 6. Berdasarkan firman Tuhan yang diterima oleh Nabi dan Rasul Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci Tadzkirah yang berbunyi: 7. Artinya: Dialah Tuhan yang mengutus Rasulnya Mirza Ghulam Ahmad dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya. (kitab suci Tadzkirah hlm. 621). 8. Menunjukkan bahwa Ahmadiyah bukan suatu aliran dalam Islam, tetapi merupakan suatu agama yang harus dimenangkan terhadap semua agama-agama lainnya termasuk agama Islam. 9. Secara ringkas, Ahmadiyah mempunyai nabi dan rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke-4 yang bermarkas di London Inggris bernama: Thahir Ahmad. (Setelah Tahir Ahmad mati, kemudian digantikan khalifah yang kelima). Semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve kepada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir, sedang wanita Ahmadiyah haram dikawini laki-laki di luar Ahmadiyah. Orang yang tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran. 10. Berdasarkan ayat-ayat kitab suci Ahmadiyah Tadzkirah. Bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al-Quran, dibatalkan dan diganti oleh nabi orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad. 11. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan bunyi kitab suci Ahmadiyah Tadzkirah yang dikutip di bawah ini: Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah:

18

Artinya: Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah ini dekat dengan Qadian-India. Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun.(Kitab Suci Tadzkirah hlm. 637). Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah: Artinya: Katakanlah, wahai Mirza Ghulan Ahmad Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku. (Kitab Suci Tadzkirah hlm. 630) Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah, Artinya: Dan kami tidak mengutus engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad- kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Kitab Suci Tadzkirah hlm. 634) Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah, Artinya: Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad - Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepada-Ku.(Kitab Suci Tadzkirah hlm.633). Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah, Artinya: Sesungghnya kami telah memberikan kepadamu wahai Mirza Ghulam Ahmad kebaikan yang banyak. (Kitab Suci Tadzkirah hlm. 652) Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah, Artinya: Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau wahai Mirza Ghulam Ahmad- imam bagi seluruh manusia. (Kitab Suci Tadzkirah hlm. 630) Firman Tuhan dalam Kitab Suci Tadzkirah, Artinya: Oh, Pemimpin sempurna, engkau -wahai Mirza Ghulam Ahmad- seorang dari rasulrasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Mahakuasa, Yang Rahim.1

Kitab suci Tadzkirah, bagian XCVIV, Majalah Sinar Islam, 1 Nopember 1985.
19

Dan

masih

banyak

lagi

ayatayat

kitab

suci

Al-Quran

yang

dibajaknya.Ayatayat kitab suci Ahmadiyah Tadzkirah yang dikutip di atas, adalah penodaan dan bajakanbajakan dari kitab suci umat Islam, Al-Quran.Sedang Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada umatnya (orang Ahmadiyah), bahwa ayat ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari Tuhannya di India.

5.3 Dasar Hukum untuk Pelarangan Ahmadiyah di Indonesia

1.

Undang-undang No.5 Th.1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama menyebutkan; Pasal 1: Setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceriterakan, menganjurkaan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu: penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu. Pasal 4: Pada Kitab UndangUndang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb.: PASAL 56 a: Dipidana dengan Pidana penjara selamalamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pokoknya bersifat permusuhan.

Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. (hlm. 87-88) Majelis Ulama Indonesia telah memberikan fatwa bahwa ajaran Ahmadiyah Qadian sesat menyesatkan dan berada di luar Islam. (fatwa dua kali, tahun 1980 dan tahun 2005). Surat Edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3099/84 tanggal 20 September 1984, a.l. :

20

2.

Pengkajian terhadap aliran Ahmadiyah menghasilkan bahwa Ahmadiyah Qadian dianggap menyimpang dari Islam karena mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sehingga mereka percaya bahwa Nabi Muhammad bukan nabi terakhir. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas kiranya perlu dijaga agar kegiatan jemaat Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Qadian) tidak menyebarluaskan pahamnya di luar pemeluknya agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat beragama dan mengganggu kerukunan kehidupan beragama.

5.4 Sikap Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Internasional terhadap Ahmadiyah

1.

Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975.

2.

Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Negara Brunei Darussalam.

3.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah.

4.

Pemerintah

Pakistan

telah

mengeluarkan

keputusan

bahwa

Ahmadiyah golongan minoritas non muslim. 5. Rabithah Alam Islamy yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkam fatwa bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam.

21

BAB VI

PENUTUP
Ahmadiyah merupakan sebuah ajaran yang dibawa oleh Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian tempat munculnya ajaran ini.Ajaran ini menyebar dan akhirnya masuk ke Indonesia.Setelah ajaran Ahmadiyah ini masuk, tibulah aksiaksi penolakan dari berbagai Organisasi Masyarakat.Yang harus kita tekankan disini adalah Apakah Ahmadiyah merupakan perbedaan dalam meyakini Islam atau merupakan penyimpangan terhadap Islam? disinilah landasan kita dalam menentukan sikap kita terhadap Ahmadiyah. Apabila Ahmadiyah merupakan perbedaan layaknya Nadhatul Ulama dengan Muhammadiyah, haruslah kita bertoleransi, menghargai pendapat atau ajarannya. Layaknya pula seperti Islam dan Kristen, (Al-Kafirun : 6) Bagimu agamamu bagiku agamaku. Apabila Ahmadiyah merupakan penyimpangan, kita hendaklah berlaku tegas, tegas disini adalah seperti layaknya kita menyikapi kasus Lia Eden, dan kasus penistaan agama.Hal yang paling mudah sebagai individu untuk menyikapinya adalah dengan membentengi diri kita agar tidak terjerumus kedalamnya.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. Gerakan Ahmadiyah hartono Ahmad Jaiz http://www.alislam.org/indonesia/latar.html http://putrahermanto.wordpress.com/2010/09/13/wanita-wanita-ahmadiyah haram-menikah-dengan-laki-laki-yang-bukan-ahmadiyah/

23

You might also like