Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TARTIL
A. Pengertian Tartil
Pengertian Tartil secara bahasa berasal dari kata
- - yang
artinya serasi atau indah. Sedangkan arti secara istilah adalah membaca
perlahan-lahan sambil memperjelas tempat keluarnya huruf (makhraj), mengerti
cara berhenti dan memulai (waqof wal ibtida), sehingga pembaca dan pendengar
dapat memahami dan menghayati kandungan Al-Quran.
Kesempurnaan tartil adalah
serta jelas huruf-hurufnya, dan satu huruf tidak ada yang tercampur dengan huruf
lain. Abu Daud meriwayatkan dari Ummu Salamah. Ia menceritakan tentang cara
Nabi saw. membaca Al-Quran adalah dengan bacaan yang perlahan satu huruf
demi satu huruf.
Diantara etika membaca Al-Quran yang disepakati oleh para ulama
adalah memperbagus suara saat membaca. Al-Quran tentunya adalah indah
bahkan ia amat indah. Namun, suara yang indah akan memambah keindahannya
sehingga menggerakkan hati dan menggoncangkan kalbu.
B. Dasar Hukum Mempelajari Tartil
Sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al Muzzammil ayat 4
Artinya : Hendaklah kamu sekalian hiasi Al-Quran dengan suaramu yang
merdu. (HR. At Turmudzi)
Dalam hadits ad-Darimi dikatakan,
harus diperhatikan pula hubungan setiap huruf dengan yang sebelum dan
sesudahnya dalam pengucapannya. Oleh karena itu tidak dapat diperoleh hanya
sekedar dipelajari namun melalui latihan, praktek, dan menirukan orang yang baik
bacaannya.
Mempelajari Ilmu Tajwid hukumnya Fardlu Kifayah (wajib representatif)
yaitu kewajiban yang boleh dimiliki oleh sebagian orang muslim saja. Dan
mengamalkannya Fardlu Ain (wajib personal) bagi setiap pembaca Al-Quran
(muslim).
Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat AlQuran secara benar (fashih), sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Serta dapat memelihara dari kesalahan-kesalahan ketika membaca.
BAB II
HUKUM NUN SUKUN ATAU TANWIN
Huruf Nun Sukun dan tanwin jika bertemu salah satu huruf hijaiyah maka
akan timbul empat hukum bacaan. Diantaranya adalah :
I. IDZHAR HALQI
Idzhar menurut bahasa berarti jelas (terang). Menurut istilah berarti
mengeluarkan huruf dari makhrajnya tampa dengung, yaitu apabila nun sukun
atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf Halqi ( HAMZAH, KHA, KHO, AIN,
GHAIN, HA) baik dalam satu kalimat atau dua kalimat, maka wajib di baca idzhar.
Contoh :
:
:
:
:
:
:
IDHAR WAJIB
Idhar Wajib ialah nun sukun bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu
kalimat yang terdapat pada empat kalimat / kata.
Contoh :
Idhar Wajib ini tidak termasuk kelompok hukun nun sukun dan tanwin,
merupakan suatu perkecualian.
II. IDZGHOM
Idzghom menurut bahasa berarti memasukkan. Menurut istilah berarti
membaca dua huruf jadi satu seperti yang kedua dengan tasydid, apabila ada
nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf 6.
Bacaan Idzghom di bagi menjadi 2 macam :
1. Idzghom Bighunnah artinya masuk dengan dengung, apabila ada
nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf YA, NUN, MIM,
WAWU.
, , ,
Contoh :
- :
- :
- :
-
:
,
Contoh :
- :
- :
CATATAN :
Apabila ada Nun Sukun bertemu huruf YA atau WAWU dalam satu kalimat
maka dibaca Idzhar Wajib. Terdapat pada empat kalimat / kata.
Contoh :
al-baqoroh
Ash-Shoff : 4
ar Rodu : 4
al-Anam : 99
III. IQLAB
Iqlab menurut bahasa berarti mengubah atau mengganti. Menurut istilah
berarti membaca nun sukun atau tanwin seperti mim mati, yaitu apabila ada
nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf BA baik dalam satu kata atau
dilain kata.
Contoh :
dibaca
dibaca
VI. IKHFA HAQIQI
Ikhfa menurut bahasa berarti samar (menyamarkan). Menurut istilah
berarti membaca huruf antara jelas dan masuk tanpa tasydid dengan ghunnah
(dengung) pada huruf awal kira-kira 3 harokat. Apabila ada nun sukun atau
tanwin bertemu dengan salah satu huruf 15. Yaitu : TA, TSA, JIM, DAL, DZAL,
ZAI, SIN, SYIN, SHOD, DHOD, THO, DHO , FA, QOF, KAF.
Contoh :
:
- :
- :
-
:
-
:
-
:
-
:
- :
-
:
-
-
:
:
Ikhfa Ala
(
)
2.
3.
(
)artinya paling rendah, yaitu bacaan Ikhfanya lebih
pendek dari ghunnahnya, hurufnya adalah :
Ikhfa Ausath (
)artinya tengah-tengah yaitu bacaan Ikhfa dan
Ikhfa Adna
BAB III
GHUNNAH
Contoh :
10
BAB IV
HUKUM MIM SUKUN
Apabila ada mim sukun bertemu dengan salah satu huruf Hijaiyah, maka
hukum ada 3 bacaan:
1. Idzghom Mimi Mitslain (Idgham = masuk, Mimi = huruf mim)
Artinya memasukkan huruf yang sama jenisnya, yaitu apabila ada
mim sukun bertemu dengan huruf Mim.
Contoh :
:
:
:
11
BAB V
HUKUM IDZGHAM
Idzgham ialah memasukkan sesuatu pada sesuatu, atau mengucapkan
dua huruf menjadi satu, seperti huruf yang bertasydid. Idh-gham adalah bacaan
yang harus dimasukkan.
Bacaan Idzgham ada 3 macam :
1.
al-maidah 61
al-baqoroh 16 -
al-
baqoroh 60
2.
(
) Idzgham Mutajanisain (sejenis)
Mutajanisain (sejenis) yaitu sama makhroj dan beda sifat. Cara
membacanya huruf pertama masuk pada huruf kedua atau dengan
mentasydidkan.
Contoh :
12
al-baqoroh 256
yunus 89
ash-shoff 14
al-maidah 28
al-arof 176
hud 42
3.
()
al-mursalat 20
13
BAB VI
HUKUM TAFKHIM DAN TARQIQ
I. Pengertian Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim berarti menebalkan, maksudnya adalah membunyikan huruf
tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Sedangkan pengertian tarqiq
adalah menipiskan, yaitu membunyikan huruf tertentu dengan suara tipis.
Huruf yang dibaca tebal dan tipis (tafkhim dan tarqiq) adalah huruf Lam dan
Ra.
II. Membaca Huruf Lam
Huruf Lam yang dibaca tebal dan tipis hanya terdapat pada lafadl Allah
atau yang disebut Lam Jalalah. Cara membaca lafadl Allah dibagi dua :
1.
Dibaca Tafkhim (tebal), jika lafadh Allah didahului harakat fathah atau
dlummah
Contoh :
2.
( )
RA dlummah, RA dlummatain, (
)
RA fathah, RA fathatain,
()
14
(
)
()
RA sukun didahului kasrah, (
)
RA kasrah, RA kasratain,
15
BAB VII
HUKUM LAM TARIF
Lam Tarif atau Al Tarif ialah Alif dan Lam yang berada diawal kata benda
(Isyim). Adapun hukum bacaannya dibagi menjadi 2 macam :
1. Idh-gham Syamsiyyah
2. Idh-har Qomariyyah
1. Idh-gham Syamsiyah (Idh-gham = masuk, Syamsiyah = sebangsa
matahari)
Apabila ada ( )bertemu dengan salah satu huruf 14.
Dibaca lebur (Idhgham), ada tasdhid sesudah al.
Huruf Syamsiyah ada 14 :
Contoh :
Contoh :
16
BAB VIII
GHARIB DAN MUSYKILAT
Pengertian Gharaibul kalimat atau Musykilatul kalimat secara bahasa
berarti yang aneh, tidak biasa atau perkara susah yang samar jarang terjadi.
Maksudnya adalah suatu bacaan yang aneh dan tidak biasa yang tulisan dan
bacaannya berbeda. Pembaca harus hati-hati apabila terdapat bacaan tersebut.
1. Imalah
Q.S. Yusuf (12 : 11)
Bacaan Isyman (Isyman = mengumpulkan dua bibir)
Artinya : bibir mecucu di tengah-tengah dengung sebagai isyarat bunyi
dlummah.
Di dalam Al-Quran hanya ada satu, terdapat dalam surat Yusuf ayat 11. Cara
membacanya : Nun tasydid disuarakan antara fathah dan dhummah sambil
kedua bibir dimoncongkan kedepan (mecucu).
3. Tashil
....
....
5. Saktah
Saktah = berhenti sejenak tanpa bernafas. Selama dua kharakat/dua ketukan
kemudian melanjutkan bacaan.
Dalam Al-Quran ada empat saktah :
18
al-baqoroh 180
al-kahfi
88
an-najm 50
al-jumuah 11
yusuf 8-9
19
7. Sifr
(Sifr = kosong/bulat)
Maksudnya : kosong bacaannya tetapi tulisannya ada.
Sifr ada 2 :
1.
Sifr Mustadir
(Bulatan kecil)
Ialah bulatan kecil yang terdapat diatas huruf tidak berfungsi / dalam
keadaan waqof atau washol dibaca pendek.
Contoh :
yusuf 87
al-kahfi23
ar-ruum 39
ad-dahr 4
ad-dahr 16
2.
20
al-kafirun 4
al-kahfi 38
al-akhzab 10
ad-dahr 15
21
BAB IX
BACAAN YANG PERLU DIPERHATIKAN
dibaca panjang apabila waqof. Kecuali empat kata dalam Al-Quran yang
tetap dibaca panjang yaitu:
1. Q.S. Ali Imron (3) : 119
2. Al-Furqon (25) : 49
3. Luqman (31) : 15
4. Az-zumar (39) : 17
B. Cara Membaca I
Semua tulisan
Kecuali tiga tempat yang ada dalam Al-Quran harus dibaca pendek
1. Q.S. yunus (10) : 15
2. Ar-Ruum (30) : 8
3. Asy-Syura (42) : 51
22
C. Cara membaca U
Dalam Al-Quran
2. An-Nisa (4) : 11 & 22
3. Al-Maidah (5) : 18
4. Al-Anam (6) : 22
D. Cara membaca U
2. Al-Anam : 94
3. Hud (11) : 87
4. Yusuf (12) : 85
5. Ibrohim (14) : 21
23
6. An-Nahl (16) : 48
7. Toha (20) : 18
8. Ar-Rum (30) : 13
9. Al-Fathir (35) : 28
E. Cara membaca U
Ada beberapa lafadh diawal kata yang harus dibaca pendek yaitu:
1. Q.S. Al-Baqoroh (2) : 5
2. Al-Baqoroh : 269
3. Toha (20) : 84
4. Al-Isro (17) : 5
5. At-Tholaq (65) : 4
24
25