You are on page 1of 8

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL NURSING

OLEH KELOMPOK II

DEDE BAYU PRAMANA NUGRAHA I GEDE EKA PUTRAYASA I MADE OKI PARAMARTA I MADE YULI ASTRAWAN I NENGAH ARYONO I PUTU SILA ADIYANG NI KETUT FITRIA DESI

093210357 093210359 093210363 093210366 093210367 09321 09321

I KOMANG ANDRIAS WIRAKARTIKA 093210361

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2012

Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa, diagnosis medis abortus. Klien hamil 12 minggu, klien sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk kuretase. Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di sana. Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan perbuatan dosa. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki-laki, pola pengambilan keputusan dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung pisang, gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi. Aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri. Ada tabungan yang sudah dipersiapakan oleh keluarga untuk persalinan ini. Tugas
1. Jelaskan masing-masing komponen di atas, mana saja yang termasuk 7 sub sistem

pengkajian menurut model sunrise leininger 2. Buatlah analisis data dan diagnosis keperawatannya (Dx kep lebih dari 1) 3. Buatlah rencana keperawatannya

Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing A. Pengkajian


1. Faktor Teknologi

Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di sana, Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien mengeluh mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien biasa berobat kedukun, Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib 2. Faktor agama dan filsafah hidup a. Agama yang diatut yaitu agama islam
b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut aturan

yang dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para laki-laki yang istrinnya hamil dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon tinggi.
c. Klien dan keluarga percaya bahwa banyak anak banyak rejeki dan percaya

bahwa abortus perbuataan dosa sehingga klien merencanakan akan berobat kedukun. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti tidak boleh memakan jantung pisang , gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang untuk memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi. 3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan a. Nama lengkap : Ny. W b. Nama panggilan : Ny. W c. Umur : 30 tahun d. Jenis kelamin : perempuan e. Status : sudah menikah
f. Tipe keluarga : intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)

g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : ada pada pihak laki-laki 4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup a. Makanan pantangan yaitu jatung pisang, gurita dan air kelapa b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu: 1) Pasien memeriksakan kehamilannya didukun dan berencana akan melahirkan disana.

2) Pasien mmengeluh mengalami perdarahan selama 3 hari dan juga mulasmulas, pasien dianjurkan kuretase. 5. Faktor politik Kebijakan dan peraturan RS, yaitu: a. Alasan mereka datang ke RS Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan mules-mules serta mengalami perdarahan. b. Kebijakan yang didapat di RS Klien disuruh melakukan kuretase karena pasien didiagnosa abortus 6. Faktor ekonomi a. Pekerjaan Klien bekerja sebagai petani b. Sumber biaya pengobatan Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin 7. Faktor pendidikan a. Pasien hanya pendidikan akhirnya hanya SMP b. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat ke dukun. Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada medis

B. Analisa Data No 1. Data DS : Klien mengatakan bahwa klien lebih memilih untuk berobat kembali ke dukun itu setelah Ketidakpatuhan dalam pengobatan adalah disarankan untuk kuretase dan menganggap perbuatan dosa. DO : 2. DS : Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertuanya. Klien percaya ibunya melanggar pantangan dalam sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah laki-laki. Aturan dan kebijakan lebih diatur oleh pemuka agama dan para santri. Makanan pantangan untuk perempuan adalah jantung pisang, gurita dan air kelapa. 3. DS : Klien percaya dengan sihir dan hal-hal gaib. Pasien tidak percaya dan tidak menerima diagnosa dari dokter. Klien mempunyai pantangan makan jantung pisang, gurita dan air kelapa. Kurang pengetahuan Gangguan interaksi sosial Masalah (P)

DO : Pendidikan klien SMP.

C. Diagnosa

NO 1. 2. 3.

Diagnosa Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut klien tentang aborsi.

D. Rencana Keperawatan NO Dx 1. 1 Tujuan Setelah diberikan askep selama Sebaiknya dalam mengikuti Rencana Kegiatan kita melakukan pendekatan

(...x....) diharapkan klien mau patuh dengan cara restrukturisasi. Memberikan pengobatan, penjelasan dan pengertian, bahwa abortus ini harus segera dilakukan jika tidak dilakukan bersedia untuk akan membahayakan dan merugikan kesehatan dari klien sendiri. dengan KH : Klien dilakukan kuretase. Klien menerima didiagnosa 2. 2 abortus oleh dokter. Setelah diberikan askep selama Sebaiknya kita sebagai perawat melakukan (...x....) diharapkan Klien tidak pendekatan kepada klien secara mengalami Klien gangguan dan interaksi restrukturisasi, karena klien dan keluarganya mempunyai sebuah pantangan makanan keluarga tidak seperti tidak boleh mengkonsumsi jantung pantangan tersebut sebenarnya bagus untuk kesalahpahaman pisang, gurita dan air kelapa dimana

sosial. Dengan KH : mengalami

dalam hal kepercayaan. memahami persepsi yang kesehhatan klien.

Klien dan keluarganya dapat kesehatan klien yang baru mengalami perbedaan abortus. Seperti misalnya : mendukung Air kelapa bagus untuk klien yang mengalami kekurangan cairan setelah mengalami perdarahan. Gurita mengandung protein dan sangat baik dikonsumsi untuk menambah energi klien pasca abortus. 3. 3 Jantung pisang Setelah diberikan askep selama Kita sebagai perawat hendaknya melakukan (...x....) diharapkan klien memahami pendekatan tentang penyakit yang dialaminya membantu KH : Klien Klien bersedia tinndakan kuretase. mengetahui meningkatkan secara klien derajat negosiasi, mmemilih kesehatan dengan serta klien.

dan cara penanganannya. Dengan menyarankan hal-hal yang dapat mendukung dilakukan Sebagai contoh klien mempunyai pantangan untuk mengkonsumsi air kelapa dimana air dan kelapa itu sangat baik bagi klien yang baru

mengerti jenis makanan yang mengalami abortus dan kehilangan cairan dapat meningkatkan kondisi kita bisa menyarankan klien untuk lebih kesehatannya. banyak minum air putih dan cairan isotonik lainnya, gurita kita bisa ganti dengan makanan berprotein lainnya seperti telur, ikan, tahu dll. Sedangkan jantung ppisang kita bisa ganti dengan buah apel, jeruk dll.

You might also like