You are on page 1of 11

LAPORAN PENGAMATAN PROSES PENGOLAHANKARET

Disusun Oleh: Vika Miftakhuddin SMA NEGERI 1PESANGGARAN Jalan Raya Pesanggaran NO. 50 Telp. (0333) 710091 Kelas Xi IPA 5

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT. Karena dengan limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari teman-teman. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan menumbuhkan rasa keingin tahuan yang besar. Jika ada kesalahan atau kurang sempurnanya laporan ini, segala kritik dan saran kami harapkan untuk meningkatkan mutu laporan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua kalangan.

2|Page

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan I.3 Lokasi dan Waktu Kunjungan Bab II Kegiatan Kunjungan II.1Penyambutan dan Pengenalan PTPN XII Sungailembu II.2 Melihat Proses pembuatan Karet II.2.a Pengolahan Latex II.2.b Pengasapan Karet II.2.c Penentuan Kualitas dan Pengepakan Karet Bab III Penutup III.1 Kesimpulan III.2 Saran 1 2 3 4 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 11 11 11

3|Page

DAFTAR GAMBAR

PTPN XII Sungailembu

Bak Koagulum

Latex

Cairan latex yang menggumpal

Penggilingan

4|Page

Pabrik pengolahan karet

Proses penghitungan K3(kadar karet kering)

Pengadukan latex yang telah dicampur asam semut

Pengasapan pada hari ke-1

Pengasapan pada hari ke-2

Pengasapan pada hari ke-4

5|Page

Pengasapan pada hari ke-5

Lembaran karet kualitas rendah

Pemeriksaan gelembung pada lembaran karet

Proses pengepakan

Penimbunan

6|Page

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Koloid adalah penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi. Walaupun banyak siswa yang sudah pintar dan tahu tentang teori koloid, tapi mereka belum mengetahui seperti apa koloid itu. Mereka masih bingung membedakan suspensi, larutan dan koloid. Memang masih sulit membedakan antara suspensi, larutan, dan koloid jika tidak ada bukti fisik. Maka untuk itu diadakan pengamatan proses pengolahan karet. Pengamatan ini dilakukan langsung di lapangan. 1.2 Tujuan Siswa dapat melihat sendiri seperti apa koloid. Dan dapat membedakan antara koloid, suspensi, dan larutan. Dengan pengamatan secara langsung siswa dapat langsung bertanya kepada petugas pabrik. Sehingga siswa mendapatkan informasi yang dapat menguatkan teori yang telah dimiliki. Dengan pengamatan itu maka melengkapi ilmu yang diperoleh dan diharapkan dapat memaksimalkan dalam penggunaan di kehidupan sehari-hari. 1.3 Lokasi dan Waktu Kunjungan Kegiatan pengamatan proses pengolahan karet dilakukan pada : hari tanggal tempat : kamis : 10 mei 2012 : PTPN XII Sungailembu

Kegiatan ini dimulai pukul 07.30 sampai pukul 12.00.

7|Page

Bab II Kegiatan Kunjungan 2.1 Penyambutan dan pengenalan PTPN XII Sumgailembu Karet adalah benda yang memiliki sifat elastis, yaitu sifat yang dapat kembali ke bentuk semula jika ditarik. Sebelum melihat proses pengolahan karet, acara pertama yang akan dilakukan adalah sambutan dari PTPN XII Sungailembu. Di dalam acara manajer PTPN XII Sungailembu memberikan sambutan. Di dalam sambutannya manajer memberikan motivasi kepada para siswa. Dan juga betapa pentingnya belajar langsung di lapangan. Lalu acara dilanjutkan dengan pengenalan PTPN XII Sungailembu. Dalam pengenalan ini diberikan beberapa informasi diantaranya : kebun Sungailembu didirikan tahun 1923 oleh pemerinyah Belanda. Pemilik perkeunan adalah LMOD(Landbow Matshaphy Out Djember). kebun Sungailembu diambil alih oleh bangsa Indonesia pada tanggal 12 Desember 1957. PTPN XII Sungailembu memiliki areal tanah seluas 3.026,57 Ha. Dalam pengenalan ini juga diperlihatkan tabel produksi karet dan kakao, peta perkebunan Sungailembu, profil kebun Sungailembu PTPN XII, tabel laba dan rugi kebun Sungailembu di tahun 2006 sampai dengan 2011, dan data curah hujan di Sungailembu tahun 1997 sampai dengan 2011. 2.2 Melihat Proses Pengolahan Karet Di dalam proses pengolahan karet terdapat beberapa tahap diantaranya : 1. pengolahan latex 2. pengasapan lembaran basah 3. penentuan kualitas dan pengepakan 2.2.1 Pengolahan Latex Getah karet berasal dari pohon karet. Cara mengambil getah karet adalah dengan cara disayat pada bagian kulitnya. Sehingga keluar cairan putih kental yaitu getah karet. Getah karet biasa disebut dengan latex. Lalu getah tersebut disaring dengan saringan kasar berukuran 20 mesh. Setelah disaring, dimasukkan ke dalam bull, yaitu tong berukuran sedang yang terbuat dari plastik. Agar latex tersebut tidak menggumpal saat diangkut maka diberi amonia yang berguna untuk mengencerkan latex. Semua bull dibawa ke tempat pengolahan. Bull dikumpulkan disatu tempat. Setelah terkumpul, pemisahan gumpalan pada latex. Walaupun sudah diberi amonia, tapi masih ada yang menggumpal. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas karet.

8|Page

Dari setiap bull diambil sampel untuk digunakan mengukur K3 (kadar karet kering). Ukuran untuk K3 yang bagus adalah berkisar 30. Semakin besar nilainya maka semakin bagus kualitas karet yang akan dibuat. K3 juga digunakan untuk mengetahui jika ada kecurangan dalam pengambilan latex. Latex dimasukkan ke dalam bak koagulum. Sebelum dimasukkan latex disaring dulu dengan saringan halus berukuran 40-60 mesh. Setelah dimasukkan ke dalam bak koagulum, latex dicampur dengan air aquades dan asam semut. Lalu diaduk sebanyak 8 kali. Selesai diaduk, bak koagulum di beri skat. Setiap bak koagulum memiliki 75-90 skat. Latex akan menggumpal selama 1-5 menit. Tapi baru bisa diangkat setelah 1-2 jam. Setelah menggumpal latex menjadi gumpalan dengan bentuk persegi panjang. Lalu masuk ke dalam penggilingan untuk mengurangi kadar airnya. Dari kadar air gumpalan tersebut menjadi lembaran basah. Lembaran basah masuk ke tahap pencucian. Setelah dicuci lembaran masuk ke kereta pengangkut. Kereta pengangkut membawanya ke For Klip. Di For Klip lembaran basah di bentuk bergaris pada permukaan lembaran basah. Ini bertujuan agar saat tahap pengasapan, panas yang didapatkan pada lembaran dapat merata. 2.2.2 Pengasapan Lembaran basah Lembaran basah dibawa ke dalam rumah asap. Rumah asap terdiri dari beberapa ruangan dan setiap ruangan memiliki tungku di bawahnya. Di depan pintu dari setiap ruangan terdapat tuas yang berguna untuk membuka dan menutup ventilasi. Lembaran basah dimasukkan ke dalam ruangan dan digantung. Suhu yang digunakan untuk pengasapan mengalami kenaikan hari demi hari. Suhu pada hari : hari ke-1 : 40 45 C hari ke-2 : 45 50 C hari ke-3 : 50 55 C hari ke-4 : 55 60 C hari ke-5 : 60 C tetap sampai turun. Pengasapan ini berguna untuk mengurangi kadar air yang masih tersisa. Lembaran yang telah kering telah menjadi lembaran kering. Lembaran kering diangkut ke tempat sortasi dan pengepakan. 2.2.3 Penentuan Kualitas dan Pengepakan Di tempat pengepresan, lembaran kering dibersihkan. Setelah itu lembaran diseleksi menjadi beberapa kelas : RSS 1 atau Kelas 1 adalah kualitas ekspor. RSS 2 atau Kelas 2 adalah kualitas lokal. RSS 3 atau Kelas 3 adalah kualitas lokal di bawah RSS 2.
9|Page

Cutting adalah kualitas paling jelek. Kualitas dari lembaran dapat ditentukan dengan melihat permukaan lembaran. Apakah terdapat gelembung-gelembung atau tidak? Semakin banyak gelembung maka semakin rendah pula kualitas dari lembaran tersebut. Terakhir adalah pengepresan. Lembaran ditumpuk lalu dipres dengan alat pengepres. Lalu dipak menjadi dua ukuran yaitu : small ball 1. Ukuran Panjang Lebar Tinggi Berat 2. Pengepresan Di pres Pembegelan 3. Bahan Plastik Pembungkus Alas/saf Sungkup : 71 cm : 36 cm : 16 cm : 33,333 kg : 7 menit : 16 - 20 jam : 0,04 mm : 0,06 mm : 0,30 mm Big ball 1. Ukuran Panjang : 60 cm Lebar : 48 cm Tinggi : 48 cm Berat : 113 kg 2. Bahan Lem (90 ball) Terpentyn : 7 liter Cutting : 0,75 kg 3. Bahan Laburan (100 ball) Terpentyn : 10 liter Talk Powder : 25 kg Cutting : 1 kg

Selesai dipak, lalu dikumpulkan di dalam gudang penyimpanan. Setelah 1 hari dikirim ke pabrik pusat dan ditimbun. Dan siap untuk dikirim ke pemesan.

10 | P a g e

Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan Dalam pengolahan karet diperlukan waktu yang lama. Dan diperlukan pengetahuan tentang pemahaman zat-zat kimia seperti, amonia dan asam semut. Perlu diperhatikan juga proses reaksi kimia pada proses ini. Jika tidak maka akan menyebabkan kualitas karet menurun. Berikut beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas karet : a. b. c. d. 3.2 Saran Proses ini memakai zat kimia, maka sebaiknya memakai alat keselamatan yang lengkap seperti, sarung tangan, masker, sepatu boot, dan kaca mata. Agar terlindung dari zatzat berbahaya. Dan sebaiknya berhati-hati saat penggunaan zat kimia yang berbahaya. Karena jika salah maka akan berakibat fatal pada diri sendiri ataupun orang lain. suhu K3 proagulasi gelembung pada lembaran

11 | P a g e

You might also like