You are on page 1of 17

hiperkes,ergonomi dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)

08:42 DSCku No comments

HIPERKES 1. Definisi : cabang dari IKM, yang mempelajari cara-cara pengawasan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja dan masyarakat di sekitar perusahaan dan segala kemungkinan gangguan kesehatan dan keselamatan akibat proses produksi di perusahaan. Lapangan kesehatan yg engurusi proses kesehatan secara menyeluruh (kuratif,preventif,penyesuaian factor manusiawi,hygiene).nurul 2. Tujuan a. Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosialnya. b. Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan. c. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat konsumennya. d. Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan. e. Sebagai tindakan korektif pada lingkungan

Hyghiene:agar tenaga kerja terlindung dari resiko kerja(pemantauan) Kshatan kerja:pmeliharaan kesehatan,pmbrantasan klelahan kerja,prlndungan masy skitar,mcptakan tnga kerja yg produktif

3. Usaha Meningkatkan moril kerja,meningkatkan dan memelihra kesehatan yg setinggi2nya,mcgah timbulnya gangguan kesehatan.bunga

pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja pmeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja

pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja pemeliharaan dan peningkatan hygieni dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan cara pembuangan sampah pengolaan dsb. perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan

perlindungan masyarakat luas dari bahay-bahay yg mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan Prinsip dasar : pengenalan faktor yg berisiko,penilaian dan pengendaliannya dikenalkan pd tenaga kerjanya 4. Ruang lingkup kesehatan masyarakat : masyarakat umum hiperkes : tenaga kerja dan masyarakat di sekitarnya, mcegah timbulnya gangguan kesehatan bagi pekerja,mmelihara kesehatn di lingkungan kerja,mmberi perlindungan bagi pekerja.sela hiperkes: ilmu kedokteran kerja,occupational medicine : kshatan kerja,keracunan perusahaan ,jiwa perusahaan,keselamatan kerja.nurul

5. Perbedaan hiperkes dan kesehatan masyarakat No. HIGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN KERJA 1. Kesehatan masyarakat tenaga kerjaKesehatan masyarakat umum sebagai merupakan tujuan utama. sasaran utama 2. Yang diurusi biasanya golongan ygMengurusi masyarakat yang kurang mudah didekati. mudah dicapai. 3. Ditandai dengan sangat efektifnyaSulit untuk melaksanakan pemeriksaan pemeriksaan kesehatan sebelumperiodik. bekerja dan periodik. 4. Yang dihadapi adalah lingkunganLingkungan umum merupakan suatu kerja. problema pokok. 5. Terutama bertujuan peningkatanTujuan pokoknya adalah kesehatan dan produktivitas. kesejahteraan masyarakat, sedangkan aspek produktivitas hanya menonjol

6. 7.

Dibiayai oleh perusahaan masyarakat tenaga kerja. Pengembangannya sangat sesudah revolusi industri. Perundang-undangan berada lingkup ketenagakerjaan.

apabila terjadi wabah-wabah. atauDibiayai oleh anggaran pemerintah. pesatPerkembangannya sangat cepat setelah kemajuan-kemajuan di bidang ilmu jasad renik. dalamPerundang-undangan termasuk dalam ilmu kesehatan.

8.

K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA) 1. Definisi : upaya dr perusahaan untuk mempersiapkan,memelihara dlm rangka penggunaan tenaga krja dengan kesehatan shg bekerja scra maksimal Upaya untuk menjamin keutuhan scra jasmani rohani untuk menuju masyarakat adil dan makmur.purna Kesehatan kerja : spesialisasi dlm ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktek agar tenaga kerja memperoleh kesehatan setinggi2nya Keselamtan kerja : berkaitan dengan cara kerja,mesin,peralatan,lingkungan,sifat pekerjaaan.nurul Ilmu pengetahuan untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja.bunga 2. Tujuan Perlindungn bagi masyarakat dari bahaya yg timbul dari pekerjaan kita.bunga Kesehatan kerja :memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja,melindungi dari gaguan kerja,meningkatkan efisiensi kerja,menempatkan pekerjaaan yg sesuai dgn kemampuan Keselamatan:melindungi hak keselamatan pekerja,mmlihara sumber prodksi agar berdaya guna. Meningkatkn kesehatan tenaga kerja Menempakan pekerja sesuai kemampuan Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.tisa Agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatn setiggi2nya dengan usaha preventif kuratif thd ganguan kesehatan yg timbul.sela a. Melindungi tenaga kerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas. b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. c. Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.

pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja pemeliharaan dan peningkatan hygieni dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan cara pembuangan sampah pengolaan dsb. perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan

perlindungan masyarakat luas dari bahay-bahay yg mungkin ditimbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan 3. ruang lingkup diterapkan ke semua tempat kerja (tenaga kerrja,bahaya akibat kerja,usaha yg diakibatkan) aspek perlindungna dlm k3 (dr semua jenis dan jenjang keahlian) lingkungan kerja,karakteristik dan sifat pekerja,metodologi pkerjaan, k3 dilakukan sebaik2nya dalm produksi barang dan jasa.bunga 4. manfaat agar tiap pekerja bekerja tanpa membahayakan diri untuk memperoleh produktifitas kerja yg optimal.tama 5. akibat tidak melaksanakan (penyakit + etiologi + tata laksana) faktor penyebab fisik (bising),kimia (debu) ,psikososial (stres),sikap (ergonomi,tata letak).arin membuat ventilasi yg besar,mengganti bahan kimia.bunga Faktor2 penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkannya a. Golongan fisik 1) Suara yang keras dapat menyebabkan tuli. 2) Suhu tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia. Suhu rendah menyebabkan chilblains, trench foot, atau frostbite. 3) Penerangan yang kurang atau yang terlalu terang (menyilaukan) menyebabkan kelainan penglihatan dan memudahkan terjadinya kecelakaan. 4) Penurunan tekanan udara (dekompressi) yang mendadak dapat menyebabkan caisson disease. 5) Radiasi dan sinar Roentgent atau sinar radio aktif menyebabkan penyakitpenyakit darah, kemandulan, kanker kulit dan sebagainya.

6) Sinar infra merah dapat menyebabkan catharfact lensa mata. 7) Sinar ultra violet dapat mnyebabkan conjunctivitis photo electrica. b. Golongan kimiawi 1) Gas yang menyebabkan keracunan misalnya: CC, HCN, H2S, SQ2. 2) Uap dan logam dapat menyebabkan metal fume fever, ataupun keracunan logam misalnya karena Hg, Pb. 3) Larutan ataupun cairan misalnya H2S04, HC1 dapat menyebabkan keracunan ataupun dermatosis (penyakit kulit). 4) Debu-debu misalnya debu silica, kapas, asbest ataupun debu logam berat bila terhirup ke dalam paru-paru menyebabkan pneumoconiosis. 5) Awan atau kabut dan insecticida ataupun fungicida pada penyemprotan serangga dan hama tanaman dapat menyebabkan keracunan. c. Golongan penyakit infeksi Misalnya penyakit anthrax yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis pada penyamak kulit atau pengumpul wool. Penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidang mikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular. d. Golongan fisiologi Penyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik; karena konstruksi mesin yang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai. e. Golongan mental-psikologi Penyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesama karyawan, antara karyawan dengan pimpinan, karena pekerjaan yang tidak cocok dengan psikis karyawan, karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah (imbalan) yang terlalu sedikit sehingga tenaga pikirannya tidak dicurahkan kepada pekerjaannya melainkan kepada usahausaha pribadi untuk. menambah penghasilannya. Tata laksana : anamnesis, riwayat pekerjaan,membandingkan gejala penyakit ketika bekerja dan tidak bekerja,pemajanan,pem fisik,lab,dugaan penyakit akibat kerja,pengujian tempat kerja.tisa Bunga :isolasi, subtitusi (mengganti bahan tanpa mengurangi mutu), ventilasi umum, penggantian udara lokal, perlindungan diri,pemeriksaan kerja. Faktor yang berpengaruh 1) Faktor Biologis Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi

1. 2.

3. 4.

1. 2. 3. 4. 5.

dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Pencegahan : Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar Kebersihan diri dari petugas. 2) Faktor Kimia Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar. Pencegahan : Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar. 3) Faktor Ergonomi Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job

1. 2. 3. 4. 5.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain) 4) Faktor Fisik Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi : Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian Pencahayaan yang kurang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar. Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani. Pencegahan : Pengendalian cahaya di ruang kerja Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi Pengaturan jadwal kerja yang sesuai. Pelindung mata untuk sinar laser Filter untuk mikroskop 5) Faktor Psikososial Beberapa contoh faktor psikososial yang dapat menyebabkan stress Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja

Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai (modal) awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat depengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Bebanbeban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.

6. sasaran tenaga kerja,lingkungan kerja (fisik-cahaya tekanan suhu,kimia-bahan jadi,biologis-flora fauna,sosial-hasil sesama pekerja),masyarakat sekitar.arin pekerja,masyarakat sekitar,masyarakat luas dan konsumen,memelihara dan meningkatkan pprooduktifitas,lingkungan kerja. Sasaran-sasaran utama keselamatan kerja adalah tempat kerja, yang padanya : Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dilakukan pekerjaan persiapan. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun udara.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang. h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air. i. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah. j. Dilakukan pekerjaaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting. k. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur, atau lobang. l. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran. m. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah. n. Dilakukan pendidikan atau pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang menggunakan alat teknis. o. Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air. p. Dilakukan pekerjan-pekerjaan yang lain yang berbahaya. 7. determinan untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat pekerja dan produktivitas kerja dan yang setinggi-tingginya diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang disebut determinan kesehatan kerja yang mencakup tiga faktor utama, yaitu : beban kerja, beban tambahan akibat dari lingkungan kerja, dan kemampuan kerja a. beban kerja beban pekerjaan dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Tingkat ketepatan penempatan seseorang pada suatu pekerjaan, disamping didasarkan pada beban optimum, juga dipengaruhi oleh pengalaman, keterampilan, motivasi dsb. Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur beban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja. Misalnya alat untuk mengangkat barang yang berat diciptakan gerobak, untuk mempercepat pekerjaan tulis menulis diciptakan mesin ketik dan komputer, untuk mengurangi beban hitung menghitung diciptakan kalkulator atau komputer. Tingkat gajistres b. beban tambahan lingkungan merupakan beban tambahan karena mengganggu pekerjaan dan harus diatasi oleh pekerja atau karyawan yang bersangkutan. Beban tambahan dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor yaitu : faktor fisik, misalnya : penerangan/ pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelembaban yang tinggi atau rendah, suara yang bising dsb

faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya : bau gas, uap atau asap,debu, dsb faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak menggangu misalnya : lalat,kecoa, lumut, taman yang tak teratur, dsb faktor fisiologi,yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan ( ergonomic , misalnya : meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek faktor sosial-psikologi, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya : adanya klik, gosip, cemburu, dsb lingkungan kerja yang tidak sehat akan menjadi beban tambahan bagi kerja atau karyawan, misalnya : penerangan atau pencahayaan ruangan kerja yang tidak cukup dapat menyebabkan kelelahan mata kegaduhan dan bising dapat menggangu konsentrasi, mengganggu daya ingat, dan menyebabkan kelelahan psikologis gas, uap, asap dan debu yang terhisap lewat pernafasan dapat mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh, yang akhirnya menurunkan daya kerja binatang, khususnya serangga ( nyamuk, kecoa, lalat, dsb ) di samping menganggu konsentrasi kerja, juga merupakan pemindahan ( vektor ) dan penyebab penyakit alat-alat bantu kerja yang tidak ergonomis ( tidak sesuai dengan ukuran tubuh ) akan menyebabkan kelelahan kerja yang cepat hubungan atau iklim kerja yang tidak harmonis dapat menimbulkan kebosanan, tidak betah kerja, dsb, yang akhirnya menurunkan produktivitas kerja kemampuan kerja : berbeda dengan orang lain meski pendidikan sama, dipengaruhi gizi,jenis kelamin,ukuran tubuh. ERGONOMI 1. definisi : studi ttg manusia untuk menciptakan posisi kerja yg aman nyaman.purna KG :mengatur ruang yg mempelajari ttg operator agar tidak timbul kelelahan,kebosanan pasien,ketakutan Ergos : kerja Nomos:aturan Menyerasikan alat thd kemampuan dan keterbatasan manusia untuk produktifitas yg setinggi2nya.arin Meningktkan produksi kerja.sela Studi ttg aspek2 lingkungan kerja scra anatomi,engineering,desain.tama 2. prinsip : 9 a) Pastikan semua benda yang ada mudah digunakan

b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) a.

Bekerja dengan ketepatan yang tinggi Hindarkan ekses kerja terulang ulang Postur kerja harus baik (tepat) Hindarkan atau kurangi dipaparan getaran Minimkan kelelahan dan ketegangan otot Minimkan dari tekanan secara langsung Peralatan dalam ruang kerja dapat disetel Perlengkapan kerja harus standar Perbaiki organinsasai kerja Desain tempat kerja Latihan bila belum sempurna.tisa

i. ii.

i. ii. iii.

sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk , susunan , ukuran dan penempatan mesin2 , penempatan alat2 petunjuk , cara2 harus melayani mesin (macam gerak , arah, kekuatan dsb) b. untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sbg dasar , serta diatur dengan suatu cara , shg ukuran tsb dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.misalnya : tempat duduk yang dapat dinaik-turunkan dan dapat dimajukan atau diundurkan c. ukuran2 antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alat2 kerja sbg berikut : berdiri : tinggi badan , tinggi bahu , tinggi siku , tinggi pinggul , panjang lengan duduk : tinggi duduk , panjang lengan atas , panjang lengan bawah dan tangan , jarak lekuk lutut d. pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri , tinggi kerja sebaiknya 5 10 cm dibawah tinggi siku e. dari segi otot , sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk , sedang dari sudut tulang , dianjurkan duduk tegak , agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas f. tempat duduk yang baik adalah : tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut , sedangkan paha dalam keadaan datar lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung g. arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 37 derajat dibawah , sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan antara 32 44 derajat kebawah.Arah penglihatan inbi sesuai dengan sikap kepala yang istirahat h. kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukn sebesar 40 kg i. kemampuan seseorang bekerja adalah 8 10 jam per hari.Lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja menurun bunga

bekerja posisi netral,tulang punggung S,membuat semua mudah dijangkau,minim kelelahan,minim tekanan,kesesuaian tempat,pindah tempat/peregangan otot 3. metode nurul,ada 3 - diagnosis :inspeksi langsung,uji pencahayaan,pengukuran lingkungan kerja - treatment : tergantung diagnosis,merubah posisi,letak jendela - follow up : subjektif (Tanya langsung),objektif (absensi sakit) 4. ruang lingkup teknik, fisik, pengalaman psikis,anatomi, persendian, sosiologi,fisiologi (temperature tubuh), desain.tama bunga.anteropometri :aspek gerakan manusia yg dikeluarkan.bagian ergonomi yg khusus mempelajari garis linier,kecepatan tubuh,anatomi manusia. 5. akibat tidak melaksanakan.purna hasil kerja tidak memuaskan terjadi kecelakaan kerja sering human error musculoskeletal disorder (low back pain) :pengelolaan gerakan yg terus menerus,kekuatan,mechanical stress,postur tubuh,getaran handpiece,suhu alat dan tekanan. postur kerja yg buruk komitmen kerja yg rendah rendahnya partisipasi kerja sondrom carpal.arin 6. manfaat menciptakan kombinasi subsistem peralatan dengan manusia mengatur metode kerja mencegah kecelakaan kerja mengkaji factor manusia.sela terwujudnya lingkungan kerja yg aman, nyaman.arin PERTANYAAN SKENARIO 1. jenis toksik dlm KG (proteksi diri) amalgam diganti komposit.yutia larutan irigasi sodium hipokloritiritas kulit (proteksi dg hanscon,ruber dam,masker) KECELAKAAN KERJA

1. dfnisi : kejadian yg tidak terduga dan tidak diharapkan, biasanya kecelakaan ini menyebbkan kergian material dari yg paling kecil smpe besar menyebabkan kerugian harta dan benda 2. klsfkas 2. Klasifikasi kecelakaan akibat kerja Accident : KTD dng kerugian Insident : KTD tanpa kerugian Near miss : KTD hampir timbul kerugian Diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni : a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh Tertimpa benda Tertumbuk atau terkena benda2 Terjepit oleh benda Gerakan2 melebihi kemampuan Pengaruh suhu tinggi Terkena arus listrik Kontak bahan2 berbahaya atau radiasi b. Klasifikasi menurut penyebab : Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergaji kayu,dsb Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat2 listrik, dsb Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2 kimia,dsb Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah) Penyebab lain yg belum masuk tsb diatas c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang Dislokasi (keseleo) Regang otot (urat) Memar dan luka dalam yg lain Amputasi Luka di permukaan Gegar dan remuk Luka bakar

d.

Keracunan2 mendadak Pengaruh radiasi Lain2 Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala Leher Badan Anggota atas Anggota bawah Banyak tempat Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb 3. Pnyebab Arin Kondisi yg berbahaya : mesin,peralatan,Lingkungan kerja Perbuatan : kurang pengetahuan,cacat tubuh,letih daya tahan,perilaku kerja yg tidak baik Yutia 4 Manusia : kurang mampu, Langsung Insiden kontak dg bahan Kurang pengawasan Ada 4 faktor : 1. alat dan bahan yang tidak aman penggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia berbahaya. 2. keadaan tidak aman ruang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak teratur dsb. 3. tingkah laku pekerja, apabila : lalai atau ceroboh dalam bekerja meremehkan kemungkinan setiap bahaya tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan. Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk pemakaian alat pelindung diri.

4. pengawasan, apabila : memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan adanya bahaya terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk menaati peraturan keselamatan kerja TOKSIKOLOGI INDUSTRI 1.definisi : cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi 2. Jenis-jenis zat kimia toksik yang umum di tempat kerja Faktor yang mempengaruhi toksisitas :
a. Sifat fisik misalnya berupa : gas, uap, debu, fume, asap mist/kabut atau

fog. Timah hitam dalam bentuk fume lebih beracun dari bentuk debunya, larutan yang bertekanan uap tinggi (misal benzena) lebih toksik dibanding larutan yg tekanan uapnya rendah (contoh toluene) b. Sifat kimia : jenis senyawa, besar molekul, konsentrasi dan daya larut.
Sebagai contoh gas mudah larut dalam air (amonia dan sulfur dioksida) bila terhirup meskipun kadarnya rendah akan mengiritasi saluran nafas atas. Sedang gas yg tidak mudah larut dalam air (nitrogen dioksida, ozon dan fosgen) dapat mencapai saluran nafas yg lebih dalam.
c. Port dentre ( Cara masuk dalam tubuh )

Zat kimia masuk kedalam tubuh melalui saluran pernafasan (per inhalasi), saluran cerna (per oral), dan kulit (per dermal). Inhalasi merupakan cara masuk yang paling sering dalam industri. Faktor individu seperti jenis kelamin, usia, ras, status gizi, kesehatan, faktor genetik dan kebiasaan lainnya misal ; merokok, minum2an keras dsb. Klasifikasi a. Zat padat walaupun kecil kemungkinan untuk menyebabkan keracunan, tetapi dapat masuk ke mulut melalui makanan, dapat terhirup maupun terabsorpsi melalui kulit jika berubah bentu. Padahal beberapa proses industri memungkinkan zat padat berubah menjadi debu, gas maupun uap dan akhirnya menjadi cair, misalnya: debu kayu, asap dan uap las, pembakaran polyurethane (bahan plastik).

b. Debu adalah partikel kecil dari zat padat, misal: debu semen, debu fiberglass, debu kapas, debu biji-bijian, debu asbes, dll. Bahaya debu terutama bila terhirup dalam sistem pernafasan. c. Cairan banyak ditemukan dalam proses dan produk industri, misal: asam dan solvent. Banyak dari cairan kimia juga mengeluarkan uap yang sangat toksik jika terhirup. Cairan ini juga terabsorpsi ke dalam sistem peredaran darah melalui kulit. d. Uap bisa berasal dari bentuk alamiah zat tersebut dalam temperatur normal maupun uap dari zat cair. Selain dapat bersifat iritatif bagi kulit, mata dan saluran pernafasan, uap juga dapat bersifat flammable atau mudah terbakar dan explosive atau mudah meledak. e. Gas dapat berasal dari perubahan bentuk zat padat maupun cair dalam kondisi panas. Gas dapat terdeteksi dari bau dan warna, tetapi ada beberapa gas yang tidak bisa terdeteksi dengan bau dan warna, contoh gas CO. Gas mudah terhirup dan efeknya sering dirasakan ketika kondisi tubuh sudah sangat rapuh. Gas juga dapat bersifat flammable atau explosive. Terhadap tubuh bahan bahan kimia tersebut digolongkan dalam klasifikasi fisiologis sebagai berikut : Bahan partikel yg bersifat : perangsang ( kapas, sabun, bubuk beras ), toksik ( Pb, As, Mn ), fibrosis ( kwarts, asbes ), allergen ( tepung sari, kapas ), menimbulkan demam ( fume, Zn O ), Inert ( aluminium, kapas ). Bahan non partikel yg bersifat : Asfiksian ( metan, helium ), perangsang ( amoniak, Hel, H2S ), racun organik, organik ( TEL, As H3 ), Mudah menguap yg : berefek anesthesi ( Trichloroetilen ), merusak alat dalam ( C C14 ), merusak darah ( benzene ), merusak saraf ( Parathion ). Menurut lama terjadinya pemajanan : Akut, contoh : kecelakaan kerja/keracunan mendadak Subkronik, contoh : proses kerja dengan bahan kimia selama 1 tahun/lebih Kronik, contoh : bekerja untuk jangka waktu lama dengan bahan kimia. Pada tingkat efek racun : Berdasarkan LD50 (lethal dose 50 menunjukan dosis dalam miligram tiap kilogram berat badan yang mengakibat kematian )atau LC50 (lethal concentration 50 menggambarkan jumlah konsentrasi suatu zat ) dan cara masuknya bahan beracun kedalam tubuh, yaitu : Klasifikasi Cara masuk Oral Dermal Inhalasi LD50 LD50 LC50 (mg/kg BB) (mg/kg BB) (mg/m) Supertoxic <5 <250 <200 Extremely 5-50 250-1000 250-1000

a.

b.

a. b. c.

toxic Very toxic 50-500 1000-3000 1000-10.000 Moderately 500-5000 300010.000toxic 10.000 30.000 Slightly >5000 >10.000 >30.000 toxic Sumber : Stacey NH ; Occcupational Toxicology PNYAKIT YG SERING DITEMUI : dermatosis 3. Macam-macam penyakit pneumokoniosis Silicosis disebabkan oleh SiO2 bebas Silikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakitPneumokonioses.Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam debu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun dalam paru paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun.Pekerja yang sering terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik,tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, dan lain lain.Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan sedang dan berat.Pada tingkat Ringan ditandai dengan batuk kering, pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi karena emphysema.Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang bronchial,ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total,hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan Asbestosis disebabkan oleh debu asbes Asbestosis adalah jenis pneumokosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang terp[enting adalah campuran magnesium silikat pekrja yang umumnya terkenan penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan,pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak nafas,batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis paru, cyanosis terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus yang disebut Iground glass appearance, batas jantung dengan diafragma tidak jelas seperti ada duri duri landak sekitar jantung (Percupine hearth)
http://dscku.blogspot.com/2011/10/hiperkesergonomi-dan-k3-kesehatan-dan.html

You might also like