Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Ny. EP, perempuan, 45 thn, masuk RSPAD tgl. 30 Mei 2012. Diagnosis bedah : multiple mioma uteri. Rencana bedah : dilatasi dan kuretase (D&C). Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan status fisik ASA kelas II dengan anemia dan trombositopenia. Rencana anestesi : teknik anestesia umum napas spontan dengan sungkup muka.
Px. Laboratorium
Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Trombosit MCV MCH MCHC Bleeding Time Clotting Time Hasil 03/06/2012 10.9 38 4.9 6000 115000 77 22 29 410 545 12 - 16 g/dl 37 - 47% 4.3 - 6.0 juta/l 4800 - 10800/l 150000 - 400000/l 80 - 96 fl 27 - 32 pg 32 - 36 g/dl 1 - 3 menit 1 - 6 menit Nilai rujukan
Resume
Pasien perempuan, 45 tahun, datang dengan keluhan menstruasi dengan perdarahan yang berlebihan dan lama. 12 hari SMRS terdapat flek kecoklatan lalu diikuti dengan 2 hari perdarahan yang tidak bisa berhenti. Perdarahan berwarna merah tua dgn gumpalan seperti daging. Keluhan ini disertai nyeri perut bagian bawah. Ps mengganti pembalut 1 jam sekali karena pembalut yg dipakai selalu penuh. Keluhan ini dirasakan ps sejak 1,5 thn yg lalu.
Resume
Saat ini ps menyangkal ada demam, batuk, dan pilek. Ps mengaku memiliki riwayat asma & penyakit radang ginjal kanan sejak SMA. Alergi obat-obatan / makanan, DM, hipertensi, penyakit paru & jantung, gigi goyang, dan gigi palsu disangkal. Ps belum pernah operasi sebelumnya. Pasien menyangkal kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, maupun obat-obatan. Pada px. fisik ditemukan prehipertensi, obese I, dan Mallampati I, konjungtiva anemis, dan teraba massa pada bagian bawah tengah, status generalis lain dalam batas normal.
Resume
Pada px. laboratorium terdapat anemia & trombositopenia. Pada px. EKG didapatkan adanya sinus takikardi. Pada pemeriksaan paru dan foto thoraks tidak ditemukan kelainan. Diagnosa : Multiple mioma uteri Diagnosa Anestesi : Status fisik ASA II, perempuan, usia 45 tahun, pro kuretase, dengan obese I, pre hipertensi, anemia dan trombositopenia. Rencana Pembedahan : Dilatasi dan kuretase (D&C) Rencana Anestesi : Anestesi umum nafas spontan dengan sungkup muka
Persiapan Pasien
Informed consent Surat persetujuan Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi. Pengosongan kandung kemih dilakukan sesaat sebelum operasi. Pembersihan wajah dan kuku pasien dari kosmetik agar tidak mengganggu pemeriksaan selama anestesi. Pasien memakai pakaian operasi yang telah tersedia di ruang operasi. Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan TD : 150/90 mm Hg RR : 18 x/menit Nadi : 100 x/menit Suhu : 36,5oC
Anaesthetic machine
Gas Sources Flow Meter Vaporizer Y-piece / circle system
Carbo Absorber
Pelaksanaan Anestesia
Pukul 1000 WIB Pukul 1015 WIB (Diberikan deksametason 10 mg, midazolam 2,5 mg + fentanil 75 mcg, ranitidin 50 mg IV) Pukul 1030 WIB Pukul 1045 WIB (Diberikan propofol 100 mg IV + bantuan nafas) Pukul 1050 WIB (Dilakukan tindakan operasi (D&C)) Pukul 1105 WIB (Tindakan operasi selesai dilakukan dan pasien mulai dibangunkan)
Jumlah cairan yang keluar selama operasi: Urin + 50 ml Perdarahan + 50 ml + Jumlah + 100 ml
Post Operasi
Pada pukul 11.05 WIB pasien dibawa ke ruang pemulihan. Tekanan darah : 129/80 mmHg Nadi : 83 x/menit Saturasi O2 : 99% Aldrette Score : Kesadaran : 2 Respirasi : 2 Warna kulit : 2 Kardiovaskular : 2 Aktivitas : 2 Instruksi post-operasi Awasi TTV tiap 15 menit selama 1 jam pertama. Selanjutnya awasi tiap 1 jam. Pengobatan : Cefadroxyl 3 x 1 tab, asam mefenamat 3 x 1 tab, transamin 1 x 1 gr. Infus RL 20 tpm. Boleh dihentikan bila intake sudah adekuat. Pasien diperbolehkan makan atau minum bila tidak ada mual atau muntah. Perhatian khusus yaitu tirah baring selama 6 jam sesudah anestesi.
Pembahasan
Pasien digolongkan dalam kelas ini, karena dari pemeriksaan fisik termasuk ke dalam obese I (BMI 32,02), Hipertensi Grade I (Tekanan darah : 150/90 mmHg) dan dari pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia dan trombositopenia
2. Perektal
Anestesia umum yang diberikan melalui rektal kebanyakan dipakai pada anak, terutama untuk induksi anestesia atau tindakan singkat. 3. Perinhalasi Anestesia umum yang menggunakan gas atau cairan anestetika yang mudah
3. Jaringan
4. Zat anestetika
STADIUM ANESTESI
Stadium I (analgesia) Stadium II (eksitasi, delirium) Stadium III (Anestesi bedah plana 1-4) Stadium IV (intoksikasi)
ringan menandakan anestesi reaksinya cukup dan baik/ stadium yang paling baik untuk
dilakukan pembedahan, midriasis maksimal menandakan pasien mati. 2. Reflek bulu mata Dengan meraba bulu mata, menyebabkan kontraksi kelopak mata. Refleks ini hilang pada akhir stadium I awal stadium II. 3. Reflek kelopak mata Dengan menarik kelopak mata secara aktif, timbul kontraksi (tahanan). Refleks ini hilang saat masuk stadium III. 4. Reflek cahaya Dengan menyinari cahaya di tengah mata, timbul miosis. Refleks ini hilang pada stadium III, permulaan plana 3.
Kontra indikasi mutlak : pasien sama sekali tidak boleh diberikan anestesi umum sebab akan menyebabkan kematian. Kontra indikasi relatif : pada saat itu tidak bisa dilakukan anestesi umum tetapi melihat perbaikan kondisi pasien hingga stabil mungkin baru bisa diberikan anestesi umum.
Sirkuit Nafas
Untuk anestesinya, obat yang digunakan adalah (BB = 74 kg): Midazolam (dosis premedikasi 0,05mg/kgBB) 3,7 mg disuntikkan 15-60 menit pre op IV Fentanil (1-2 mcg/kgBB) 74 144 mcg IV Propofol (2-3 mg/kgBB) 144 218 mg IV