You are on page 1of 38

INTOKSIKASI

Penyaji: Dr. Indah Permata Dr. Magdalena Ariyani Dr. Priscilla Budhipramono Dr. Reza Akmal Dr. Ahmad Apriansyah

PENDAHULUAN

Baik di luar negeri maupun di Indonesia jumlah penderita keracunan, terutama akibat usaha bunuh diri tampak meningkat terus.

Etiologi

Dapat akut/kronik Dapat akibat bunuh diri, pembunuhan, kecelakaan

Gambaran Klinik
Tergantung pd jenis bahan kimia penyebab keracunan

Diagnosis
Penderita yg sehat mendadak koma, kejang, syok, sianosis, psikosis akut, GGA, gagal hati akut, tanpa diketahui sebabnya

PENGOBATAN
A. Pengobatan Umum

1. Resusitasi (ABC) -A (Airway = jalan nafas) -B (Breathing =pernafasan) -C(Circulation = peredaran darah)

2. Eliminasi
-Tujuan menghambat penyerapan, kalau dapat menghilangkan bahan racun/hasil metabolisme tubuh -Dapat dikerjakan dengan cara :

a. Emesis: menggunakan sirup Ipecac mengeluarkan sebagian isi lambung jk diberikan dg segera setelah keracunan, tapi menghambat kerja karbon aktif, sekarang tdk dipakai lagi

Indikasi: Jarang
Kontraindikasi: pasien pusing, tidak sadar, atau kejang atau pada pasien keracunan kerosin atau hidrokarbon yg lain, racun korosif, konfulsan kerja cepat(tricyclic antidepresan, stricnin, kamper) Tehnik: Berikan 30 ml sirup diikuti dg 8 gelas kecil air/800cc , jk diperlukan ulangi setiap 20 menit

b. Katarsis (intestinal lavage) diberi laksans Cara pemberian: magnesium sulfat 10% 2-3 ml/kg atau sorbitol 70% 1-2 ml/kg

c. Kumbah lambung
efektif pada racun yg berbentuk cair/pil yg kecil kecil dan sangat efektif jk dilakukan <1 jam setelah keracunan.

Indikasi: Pada keracunan yg dalam jumlah banyak untuk mengidentifikasi jenis racun dan untuk pemberian carcoal dan antidotum Kontraindikasi: Tidak digunakan pada pasien dg penurunan kesadaran dan tidak ada reflek gag

Cara melakukan: Pada pasien dg penurunan kesadaran risiko pnemonia aspirasi dapat dikurangi dg membaringkan pasien dg kepala dibawah, posisi lateral kiri dikubitus, dan jika diperlukan dapat dilakukan intubasi endotracheal untuk melindungi jalan nafas masukkan selang yg sudah diberi anestesi lokal melalui mulut atau hidung ke dalam lambung. Lakukan aspirasi kemudian lakukan lavage berulang dg 50-100 cc cairan hingga cairan yg kembali jernih (gunakan air hangat/salin)

d. Carbon aktif

Dapat mengabsorbsi hampir semua jenis obat & racun, kecuali besi, lithium, Na, K, sianida, mineral asam & alkohol.

Indikasi: sebagai pilihan utama pada keracunan lewat lambung dan usus Kontra Indikasi: Tidak boleh diberikan: > pada pasien dg penurunan kesadaran /kejang kec jk diberikan melalui NGT & jalan nafas hrs dilindungi dg ETT > pada pasien dg obstruksi ileus atau intestinal
Cara pemberian: Berikan 60-100 mg oral. Pengulangan dosis dapat dilakukan untuk meningkatkan absorbsi racun.

e. Mandi dan keramas


pada keracunan bahan yang dapat lewat kulit.

Cara melakukan:
Daerah yg terkontaminasi dibersihkan dg air hangat atau larutan salin, untuk zat yg berminyak (pestisida) bersihkan kulit setidaknya dg sabun 2x , jk daerah berambut gunakan shampo. Pada paparan racun kimia seperti zat yg mengganggu sistem syaraf beberapa ahli menyarankan pengunaan larutan dilusi hipoklorid dg perbandingan 1:10

3.Terapi Penyangga (Suportif) Mempertahankan fungsi alat vital tubuh. Memperhitungkan keseimbangan cairan, elektrolit, asam-basa, kalori setiap hari.
4.Antidotum Hanya kurang dari 10% bahan kimia yang mempunyai antidotumnya. Beberapa contoh antidotum: -Nallorphine untuk keracunan morphine. -Atrophine sulfat untuk keracunan fosfat organik. -Na-thiosulfate untuk keracunan sianida.

B. PENGOBATAN KHUSUS Tujuan :


Khusus untuk keracunan obat Mengetahui apakah efek ketinggian yang berhubungan dengan angka dataran sudah dapat dipastikan jenisnya. kelahiran mati

KERACUNAN INSEKTISIDA FOSFAT ORGANIK


Pendahuluan Nama lain (IFO): -Insektisida organo fosfat atau -Insektisida cholinesterase inhibitor. IFO merupakan insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas tinggi

Etiologi IFO dibagi dua macam: IFO murni & gol. Carbamate. Salah satu contoh gol.carbamate: Baygon Beberapa contoh IFO: Malathion, Diazinon, Basudin, Paraoxon, Phosdrin, Raid, Systox, dll.

Gambaran Klinik Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar ludah /keringat, saluran makan dan kesukaran bernafas. Ringan: anoreksi, nyeri kepala, lemah, rasa takut, tremor lidah & kelopak mata, miosis pupil.

Sedang: nausea, muntah, kejang/kram perut, hipersalivasi, hiperhidrosis, fasikulasi otot, bradikardi. Berat: diare, pupil pin-point, reaksi cahaya (-), sesak, sianosis, edema paru, inkontinensia urin & alvi, konvulsi, koma, blok jantung, akhirnya meninggal.

Pengobatan
a. Resusitasi b. Eliminasi c. Antidotum: - Atrofin Sulfat (SA), menghambat efek akumulasi AKh pada tempat penumpukan. -Dosis; mula-mula bolus iv 1-2,5 mg, dilanjutkan 0,5-1 mg setiap 5-10-15 menit, sampai timbul gejala atropinisasi. Kemudian interval diperpanjang setiap 15-30-60 menit, selanjutnya setiap 2- 4-6 dan 12 jam. -SA dihentika minimal setelah 2 x 24 jam

KERACUNAN BAHAN KOROSIF


Pendahuluan

Ada 2 bentuk: a. Asam kuat b. Basa/alkali kuat

Etiologi
Asam kuat; asam oksalat, asam asetat glasial, asam sulfat/air aki, HCl, asam format, asam laktat. Basa Kuat: KOH, NaOH, NH4OH, CaOH, K/Na karbonat, Na fosfat

Gambaran klinik: Segera setelah kontak, timbul rasa nyeri yang hebat seperti terbakar sekitar mulut, faring, dan abdomen. Kemudian muntah, diare, dan kolaps. Muntahan sering disertai darah segar. Dapat timbul gejala asfiksia akibat edema glottis. Adanya demam yang tinggi dapat disebabkan timbulnya mediastinitis/peritonitis, perforasi esofagus/ lambung.

Diagnosis: Sangat mudah, cukup dengan gambaran klinis yang khas. Pemeriksaan Hb perlu bila timbul hematemesis melena/syok. Pengobatan: a. KL, emesis dan katarsis merupakan kontra indikasi. b. Segera suruh minum air/ air susu sebanyak mungkin.

c. Infus D5%, kalau perlu koloid / transfusi. d. Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, kemudian dosis diturunkan 10-20 hari. e. Antibiotika f. Diet/ obat oral ditunda sampai dilakukan pemeriksaan laringoskopi indirek /esofagoskopi. g. Bila lesi ringan; diet oral segera dengan makanan cair, steroid-antibiotika dipercepat penghentiannya. Bila lesi luas; perlu sonde lambung atau penderita dipuasakan dan diberi nutrisi parenteral total atau konsul bedah untuk pemasangan sonde lewat gastrostomi.

KERACUNAN MAKANAN
KERACUNAN JENGKOL Nama latin adalah Phitecolobium lobatum Dalam jengkol terdapat asam jengkolat dianggap sebagai penyebab keracunan.

Gejala: 1. Sakit perut disertai muntah, sakit pinggang, nyeri BAK. 2. Sesudah air kemih keluar, benda putih dan tetesan darah menyusul. 3. Mulut, nafas dan urin berbau jengkol. 4. Kesadaran umumnya tidak menurun. 5. Pemeriksaan laboratorium memerlukan urin segar sebab kristal cepat hilang dalam urin yang jadi alkalis.

Pengobatan 1. Jika ringan, dinasehati minum banyak, beri natrium bikarbonat/soda. 2. Keracunan berat; penderita perlu dirawat. 3. Dikerjakan sistoskopi & kateterisasi ureter, kateter setinggi mungkin untuk mengeluarkan kristal yang menyumbat, dilanjutkan dengan ureter dengan lar. Natrium bikarbonat untuk melarutkan kristal.

Pencegahan Melarang makan jengkol Mengolah jengkol jadi kerupuk, membakarnya / menanamnya.

KERACUNAN SINGKONG
Akar maupun daun singkong mengandung asam hydrocyanate (HCN). Terjadi proses sbb; HCN mengikat cytochrome oxydase hingga terbentuk cytochrome oxydase HCN compleks, dengan akibat bahwa semua proses oksidasi di jaringan tubuh dihambat.

Gejala: 1. Timbul beberapa menit-jam setelah makan singkong. 2. Timbul mual dan muntah, kadang diare. Penderita sesak dan sianosis, apatis, lambat laun koma, syok. Pengobatan: 1. Diusahakan penderita muntah & dilakukan KL. 2. Berikan suntikan Natrium thiosulfat 10 cc larutan 10 % iv.

Terimakasih

You might also like