You are on page 1of 33

PENYAKIT-PENYAKIT HATI 1. SOMBONG Sombong atau istilah bahasa Arab al-takabur.

Orang yang sombong bererti tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Allah melarang kaum muslimin berlaku sombong, karena perbuatan ini akan mengakibatkan hal-hal yang telah tersebut dalam firman Allah berikut ini : Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenangsenang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada didiami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kami adalah pewarisnya. (QS. 28 : 58). Penjelasan ayat tadi mengatakan bahwa Allah menghukum orang-orang yang berlaku sombong suatu siksaan yang merusak mereka, tidak patut lagi dihuni, kecuali hanya beberapa saat yang digunakan oleh para mufasir sebagai tempat singgah. Setelah itu, tak ada seorangpun yang mau mendiami atau memilikinya, karena semuanya adalah menjadi milik Allah. Cukuplah kiranya contoh ayat di atas dapat dijadikan teladan atau perumpamaan bagi orang-orang yang hendak berlaku sombong, agar mereka mau meninggalkan kebiasaannya dan kembali meniti jalan yang benar. Termasuk di antara gejala-gejala sombong ialah : mengingkari nikmat, terlalu mewah, terlalu berlebih-lebihan, takabur dan menimbulkan kerusakan di bumi. Semua perbuatan tersebut akibatnya akan merusak umat apabila tersiar di dalamnya, dan juga dapat merusak setiap individu atau kelompok masyarakat. Artikel-artikel berikutnya akan membahas gejala-gejala dari perbuatan sombong dengan terperinci, dan kami akan jelaskan pula bahaya-bahaya yang diakibatkan olehnya yang tentu saja amatlah fatal akibatnya baik terhadap individu maupun masyarakat.

Sifat Takabur dan Pengobatannya dalam Islam Takabur adalah salah satu diantara dosa-dosa yang besar. Allah melarang kita berperilaku takabur. Allah telah berfirman : Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar. (QS. 7 : 46). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS. 16 : 23). Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. (QS. 40 : 35).

Gejala-gejala sombong sangat banyak ragamnya. Di antaranya ialah besar diri, menghina orang lain, tidak mau menurut nasihat orang lain yang benar, tidak mau disamakan dengan orang lain dan lain sebagainya. Rasulullah SAW memberi penjelasan mengenai gejala-gejala sifat sombong, diantaranya ialah tidak mau tunduk kepada barang yang hak. Beliau bersabda : Takabur adalah menolak barang yang hak dan menghina serta meremehkan orang lain. Berdasarkan pengertian hadits di atas, maka orang-orang yang tidak mau tunduk atau menurut ia adalah orang yang sombong. Demikian pula seseorang yang menghina atau meremehkan orang lain. Adapun faktor yang menyebabkan seseorang berlaku sombong, mungkin dikarenakan seseorang merasa dirinya lebih istimewa dari pada orang lain, baik dari segi pengetahuannya, pekerjaannya, keturunannya, kekayaannya, pangkatnya, kekuasaannya, banyaknya para pengikuti, atau kecantikannya. Gejala terakhir ini kebanyakan berlaku di kalangan kaum wanita. Takabur dapat menimbulkan malapetaka pada masyarakat. Sejarah telah membuktikan bahaya perbuatan ini bagi masyarakat yang tak terhitung banyaknya. Sifat takabur tumbuh dari perasaan egoisme yang menyolok, membuat dari kita tidak mau mencintai orang lain atau membaktikan diri pada masyarakat. Takabur adalah sumber segala kedengkian dan persengketaan di antara individu-individu di dalam masyarakat. Mengagungkan diri atau menghina orang lain akan membentuk sifat yang amat tercela, yaitu membuat pelakunya merasa benci terhadap orang lain. Sifat takabur ini dapat merusak diri sendiri, karena penyebab utamanya ialah perasaan kagum terhadap dirinya sendiri. Barang siapa merasa kagum terhadap dirinya, ia akan besar kepala; tidak mau mendengar nasihat orang lain dan keras kepala dengan pendapatnya sendiri, sehingga akan menyeret pelakunya kepada kerugian. Takabur atau sombong terhadap orang lain, lama kelamaan akan bersikap takabur terhadap Allah. Apabila sudah sampai ke taraf ini, berarti kerusakan yang nyata bagi pelakunya. Ketika iblis takabur terhadap nabi Adam dengan perkataannya : Aku lebih baik dari padanya (Adam). Akhirnya ia berbuat takabur terhadap Allah dan melanggar perintah-Nya. Ia tidak mau bersujud kepada Adam, akhirnya ia terkutuk selama-lamanya. Lalu Allah mengusir Iblis dari surga. Berikut ini ayat Al-Quran yang menceritakan tentang pengusiran Iblis dari surga : Allah berfirman : Turunlah kamu dari surga ini; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina. (QS. 7 : 13). Rasulullah SAW melarang kita berbuat takabur dan beliau menjelaskan bahwa dosa takabur adalah besar. Beliau bersabda :

, ) Tersebutlah seorang lelaki dari orang-orang sebelum kamu, ia menyeret selendangnyadengan rasa takabur. Akhirnya ia disiksa Allah timbul tenggelam di dalam perut bumi sampai hari kiamat( Hadits riwayat Bukhari). Di antara sabda-sabda Rasulullah mengenai perbuatan takabur ialah : , : , : , ) Sesungguhnya Allah tidak akan memberi rahmat-Nya kepada orang yang suka menyeret selendangnya karena sombong. Tak akan bisa masuk surga seseorang yang dalam hatinya rasa takabur sekalipun seberat biji sawi. Beliau ditanya : Wahai Rasulullah, seseorang tentu menyenangi baju baik dan sandal yang baik. Beliau menjawab : Sesungguhnya Allah itu cantik dan mencintai kecantikan; yang dinamakan takabur ialah menolak barang yang baik, dan menghina orang lain( Hadits riwayat Muslim). Seseorang yang terus-menerus berlaku takabur di mana saja berada, dalam tulisan amalnya ia akan dimasukkan ke dalam orang-orang yang takabur sehingga ia akan mendapat (siksaan) seperti mereka.( Hadits riwayat Muslim ) ) Barangsiapa merasa besar diri dan berlaku sombong , kelak ia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan marah kepadanya.( Hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam Khamsah ) Hadits terakhir ini sama dengan maksud firman Allah dalam Al-Quran berikut ini : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. 31 : 18). Salah satu gejala sombong atau takabur, ialah apa yang kita lihat pada masa sekarang, di kalangan para pemilik kendaraan bermotor terutama sekali kaum muda. Mereka terlalu berlebih-lebihan dalam menghiasi kendaraan-kendaraan mereka, dan memakai klakson yang bersuara keras sehingga mengejutkan orang lain yang sedang istirahat atau yang sedang sakit. Sepak terjang mereka hanya terdorong oleh perasaan sombong tanpa menghiraukan keadaan orang lain. mereka tidak cukup sampai di situ saja, bahkan kenalpot kendaraan mereka dibuka sehingga suara mesin kendaraan membisingkan telinga, dan dengan kecepatan yang gila mereka suka melarikan kendaraannya sehingga membahayakan orang lain. semoga saja polisi bisa menertibkan gejala ini dan menindak para pelakunya demi lancarnya keamanan.

Untuk pengobatan terhadap penyakit takabur ini, maka seseorang harus merenungkan asal kejadiannya. Ia harus ingat bahwa asalnya dari tanah, lalu dari setetes air mani yang hina. Sesudah menjalani kehidupan dalam batas-batas umur yang sudah ditentukan di dunia ini, ia akan mati dan terus dikubur. Kini, ia akan menjadi mayat. Siapa saja yang mau merenungkan hal ini dari awal sampai akhir ia tak mungkin bis berbuat sombong. Al-Quran mengajak umat manusia untuk merenungkan asal kejadiannya, dan menganjurkan agar hal itu dijadikan sebagai peringatan. Allah telah berfirman : Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes air mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. (QS. 80 : 17 22) Salah seorang di antara kaum muslimin melihat Muhallab (dia adalah orang yang terkaya) berjalan dengan penuh sombong memakai jubbah yang terbuat dari kain sutera. Kemudian berkatalah ia menegur Muhallab: Hai hamba Allah, cara jalanmu adalah cara yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Muhallab menjawab : Tidak tahukah engkau, siapa saya ini?. Orang itu menjawab : Ya, saya mengetahui siapa anda; asalmu adalah mani yang hina dan akhirmu adalah bangkai yang menjijikkan, hanya itulah yang kau andalkan. Akhirnya Muhallab merasa malu terhadap dirinya sendiri, lalu ia meninggalkan kebiasaannya. Imam Hanafie berkata : Alangkah mengherankan tingkah laku anak Adam yang takabur, sedangkan ia dikeluarkan dari dua jalan kencing (pertama dari ayahnya dan yang kedua dari ibunya). Apabila manusia menyadari hakikat dirinya, maka ia akan merasa betapa hinanya asal kejadian dirinya. Hal ini akan menjadi pendorong bagi dirinya untuk memberantas sifat sombong yang mengidap pada dirinya. Oleh karena itu, Al-Quran mengajak manusia agar memikirkan hal ini. Allah telah berfirman : Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (QS. 17 : 37).

(2)

Pengertian 'Ujub

'Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ibnul Mubarok pernah berkata, "Perasaan 'ujub adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain."

Imam Al Ghozali menuturkan, "Perasaan 'ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh k." Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu ? Allohk berfirman : "Bagi Alloh semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya." (QS. Al Maidah : 120) Maksud dari ayat di atas adalah apapun yang kita miliki, semuanya adalah milik Alloh yang dipinjamkan kepada kita agar kita dapat memanfaatkannya dan sebagai ujian bagi kita. Tidak seorangpun yang memiliki sesuatu di alam semesta ini walaupun sekecil atom kecuali Alloh k.

Faktor Penyebab Timbulnya 'Ujub Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan perasaan 'ujub di hati setiap orang, di antaranya adalah : 1. Banyak dipuji orang Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan perasaan 'ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya. Makin lama perasaan itu akan menumpuk dalam hatinya, maka ia akan semakin dekat kepada kebinasaan dan kegagalan sedikit demi sedikit. Karena orang yang mempercayai pujian itu akan selalu merasa bangga dan dirinya punya kelebihan, sehingga menjadikannya malas untuk berbuat kebajikan. Rosululloh pernah terkejut ketika melihat seseorang yang memuji orang lain secara langsung, sampai-sampai beliau bersabda, "Sungguh dengan pujianmu itu, engkau dapat membinasakan orang yang engkau puji. Jikalau ia mendengarnya, niscaya ia tidak akan sukses." 2. Banyak meraih kesuksesan Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya, akan mudah dirasuki perasaan 'ujub dalam hatinya, karena ia merasa bisa mengungguli orang lain yang ada di sekitarnya dan tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang diraihnya adalah atas kehendak Alloh yang Maha Kuasa. 3. Kekuasaan Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada protes dari orang yang ada di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya. Fenomena semacam ini akan menyebabkan hati seseorang mudah dimasuki perasaan 'ujub. Seperti kisah Raja Namrud yang

menyebut dirinya sebagai Tuhan, karena dia menjadi seorang penguasa. Dan seandainya di lemah dan miskin, tentulah tidak akan menyebut dirinya sebagai Tuhan. 4. Tersohor di kalangan orang banyak Tersohor di kalangan orang banyak merupakan cobaan besar bagi diri seseorang. Karena semakin banyak yang mengenalnya, maka dia semakin kagum terhadap dirinya sendiri. Semuanya itu akan memudahkan timbulnya perasaan 'ujub pada hati seseorang. 5. Mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang tinggi Orang yang mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang lebih, biasanya merasa bangga dengan dirinya sendiri dan egois, karena merasa mampu dapat menyelesaikan segala permasalahan kehidupannya tanpa campur tangan orang lain. Kondisi seperti itu akan melahirkan sikap otoriter dengan pendapatnya sendiri. Tidak mau bermusyawarah, menganggap bodoh orang-orang yang tak sependapat dengannya, dan melecehkan pendapat orang lain. 6. Memiliki kesempurnaan fisik Orang yang memiliki kesempurnaan fisik seperti suara bagus, cantik, postur tubuh yang ideal, tampang ganteng dan sebagainya, lalu ia memandang kepada kelebihan dirinya dan melupakan bahwa semua itu adalah nikmat Alloh yang bisa lenyap setiap saat, berarti orang tersebut telah kemasukan sifat 'ujub. 7. Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya sendiri. Apabila seseorang lalai atau tidak memahami hakikat bahwa dirinya berasal dari air yang hina serta akan kembali ke dalam tanah, kemudian menjadi bangkai, maka orang seperti ini akan mudah merasa bahwa dirinya hebat. Perasaan seperti ini akan diperkuat oleh bisikan setan yang pada akhirnya akan muncul sifat kagum terhadap diri sendiri.

Bahaya 'Ujub Sifat 'ujub membawa akibat buruk dan menyeret kepada kehancuran, baik bagi pelakunya maupun bagi amal perbuatannya. Diantara dampak dari sifat 'ujub tersebut adalah : 1. Membatalkan pahala

Seseorang yang merasa 'ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia-sia. Karena Alloh tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rosululloh n bersabda : "Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri." (HR. Thobroni). 2. Menyebabkan Murka Alloh Nabi n bersabda, "Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Alloh. Sedang seseorang yang merasa 'ujub, maka ia menanti murka Alloh." (HR. Baihaqi) Perasaan 'ujub menyebabkan murka Alloh, karena 'ujub telah mengingkari karunia Alloh yang seharusnya kita syukuri. 3. Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur. Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur. Nabi n bersabda, " Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa'i) 4. Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupaka dosa-dosa Seseorang yang mempunyai perasaan 'ujub akan selalu menilai dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi bersabda, "Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun, pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar, yaitu perasaan ujub." (HR. Al Bazzar). 5. Menyebabkan orang lain membenci pelakunya. Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang 'ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya. Syeikh Mustofa As Sibai berkata, "Separuh kepandaian yang disertai tawadhuk lebih disenangi oleh orang banyak dan lebih bermanfaat bagi mereka daripada kepandaian yang sempurna yang disertai kecongkakan." 6. Menyebabkan Su'ul Khotimah dan kerugian di Akherat

Nabi n bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras." (HR. Nasa'i) Orang yang mempunyai sifat 'ujub biasanya suka menyebut-nyebut kembali sesuatu yang sudah diberikan. Umar a pernah berkata,"Siapapun yang mengakui dirinya berilmu, maka ia seorang yang bodoh dan siapapun yang mengaku dirinya akan masuk surga, maka ia akan masuk neraka." Qotadah berkata, "Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhuk, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat."

Cara menanggulangi Penyakit 'ujub Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap orang muslim agar dirinya terhindar dari penyakit 'ujub, diantaranya adalah : 1. Selalu mengingat akan hakikat diri Orang yang kagum pada diri sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada dalam tubuhnya semata-mata anugerah Alloh l. Andaikan nyawa tersebut meninggalkan badannya, maka badan tidak ada harganya lagi sama sekali. Dia harus sadar bahwa tubuhnya pertama-tama dibuat dari tanah yang diinjak-injak manusia dan binatang, kemudian dari air mani yang hina, yang setiap orang merasa jijik melihatnya, lalu kembali lagi ke tanah dan menjadi bangkai yang berbau busuk dan setiap orang tidak suka mencium baunya. 2. Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat Hendaklah seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah tempat menanam kebahagiaan kehidupan akherat. Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya panjang, namun tetap akan mati, kemudian hidup di sebuah kampung abadi yaitu akherat. Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang untuk meluruskan akhlaknya yang bengkok, sebelum nafasnya meninggalkan jasadnya dan sebelum hilang kesempatan untuk bertaubat. 3. Selalu mengingat nikmat Alloh Alloh l berfirman :

"Dan jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya." (QS. Ibrohim : 34) Dengan kesadaran seperti ini, seseorang akan merasa lemah dan merasa butuh kepada Alloh, sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum diri dan berusaha terhindar darinya. 4. Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang meninggalkan perasaan kagum diri karena takut akan berbagai kesengsaraan hidup setelah mati. 5. Tidak berkawan dengan orang yang kagum diri Sebaiknya, berkawanlah dengan orang-orang yang tawadhuk dan memahami status dirinya. Hal semacam itu sangat membantu seseorang untuk meninggalkan perangai buruk kagum diri. 6. Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit, bahkan keadaan orang yang meninggal dunia, ziarah kubur dan merenungkan keadaan ahli kubur Cara semacam ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan perasaan kagum diri dan panyakit hati lainnya. 7. Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri) Dengan demikian, mudah dideteksi gejala awal dari segala bentuk penyakit hati, terutama penyakit kagum diri. Dengan demikian, penyakit ini akan mudah diobati. 8. Selalu memohon bantuan dari Alloh Dengan cara berdoa dan senantiasa memohon perlindungan dari-Nya agar terhindar dari penyakit kagum diri dan tidak terjerumus ke dalamnya. 9. Penyembuhan dengan Al Qur'an Al Qur'an sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit hati, khususnya penyakit 'ujub dan berbagai sebabnya. Karena Al Qur'an telah mengenalkan diri kita kepada Alloh, dan Al Qur'an juga telah mengenalkan diri kita kepada kita, yaitu kelemahan, kemiskinan, dan kebutuhan kepada Alloh. Maka tidaklah pantas jika seseorang mengagumi dirinya sendiri sementara dia adalah makhluk yang tak mampu berdiri sendiri. Al Qur'an juga telah mengingatkan kita akan akibat dari penyakit 'ujub, sombong, dan bangga diri. Seperti halnya kisah Fir'aun, Qorun, dan lain sebagainya.(@ys_N)

Referensi : Al Ghozali, Menjelang Hidayah Sa'id Hawa, Mensucikan Jiwa Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Menggapai Ridla Illahi Dr. Majdi Al Hilali Pengertian ujub Sifat ujub adalah sifat yang melanda umat Islam sekarang. Ia boleh diertikan dengan rasa kagum terhadap diri sendiri atau bahasa yang lebih mudah ialah perasan. Ia disebabkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki manusia samaada kelebihan dunia seperti baju yang cantik, pandai berpidato, kejayaan ataupun kelebihan akhirat seperti solat jemaah , qiamul lail, dakwah, zikir dan sebagainya. Ujub adalah tergolong dari maksiat hati yang lebih besar dari maksiat zahir.

PERBEZAAN UJUB DAN RIYA

Riya adalah beramal kepada manusia dan mestilah semasa adanya manusia. Adapun ujub adalah perasaan yang ada dalam yang rasa kagum dan terpesona dengan diri sendiri. Ia berlaku samada depan manusia atau bersendirian. Imam ibnu Taymiyah berkata:

Riya adalah menyengutui tuhan dengan mahkluk dan ujub adalah menyengutui tuhan dengan diri sendiri.

Maksudnya bila seorang itu rasa kagum dengan blognya atau bacaan qurannya yang sedap maka dia telah menyengutui tuhan dengan dirinya sebab kehebatan blognya atau kesedapan bacaan Qurannya adalah daripada tuhan. Kenapa dia kagum dirinya dan dalam masa mengetahui ia dari tuhan. Sepatutnya dia hanya kagum kepada tuhannya sahaja.

UJUB DENGAN BANYAKNYA PENGIKUT DAN AHLI

Firman Allah swt:

Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan peperangan yang" banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi UJUB (kagum) dengan banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa'at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu (lari kebelakang dengan bercerai-berai. (25 : at-Taubah

Disini menunjukkan ujub dengan banyaknya tentera (10,000) ketika itu menyebabkan mereka telah tewas pada pusingan pertama. Tuhan menegaskan bahawa banyaknya mereka .tidak memberi makna sedikit pun pada buat mereka

Oleh berhati2lah kepada guru yang rasa kagum dengan banyak anak muridnya, penganjur program yang kagum dengan ramai pesertanya, persatuan yang kagum dengan banyak ahlinya, bloger yang ramai yg banyak follower bahwa banyak tidak memberi makna , .malahan mendatangkan kemurkaan tuhan seperti dalam tajuk seterusnya

:MORAL KITA TEWAS DAN GAGAL BUKAN KERANA SEDIKIT AHLI TETAPI KERANA .PENYAKIT HATI YANG MASIH MELANDA TERUTAMA SIFAT UJUB

KEMURKAAN TUHAN KEPADA YANG KAGUM DENGAN DIRINYA

:Nabi saw bersabda

Apabila seorang lelaki sedang berjalan dengan memakai baju dan rambut yang disikat meneybabkan dia rasa kagum dengan pakain dan dandanan rambutnya (perasan lawa). Lalu Allah menenggelamkan dia ke dalam muka bumi dan dia terus ditenggelamkan sampai .hari kiamat

.(Hadis sahih riwayat Bukhari (5789) dan Muslim ( 2088

Kita digalakkan untuk memakai cantik tetapi dilarang untuk merasa kagum dengan diri kita tetapi kita hendaklah melihat Allah yang memberinya nikmat. Lihat betapa murkanya .tuhan dengan manusia sebagini sehingga Allah menenggelamkan dia sehingga hari kiamat

-:Ingatlah wahai manusia yang kagum dengan dirinya disebabkan .rupa paras yang cantik .Bilik yang cantik -

Petah berpidato dan berhujjah Kenderaan yang mahal baju yg branded rumah yang cantik masakan yang sedap blog yang menarik skill dalam permainan result exam yg bagus Dengan Azab Allah yang akan berikan didunia dan akhirat. Ingatlah ianya dari tuhan, oleh .itu kagumlah hanya kepada tuhan bukan diri sendiri

UJUB PEROSAK AMALAN

:Nabi saw bersabda

Tiga perkara yang merosakkan: Sikap kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan .rasa kagum dengan diri sendiri .Hadis riwayat Bazzar (80) dengan sanad yang hasan

:Imam Nawawi berkata

Ketahuilah bahawa keikhlasan akan terdedah dengan penyakit ujub. Sesiapa kagum .dengan amalannya akan terbatal amalannya

Oleh itu orang yang beramal tidak kira apa amalan tersebut hendaklah menjauhi rasa kagum dengan amalannya seperti mana orang yang qiamullail pada malam hari rasa :bahawa dia orang yang baik atau soleh. Berkata Nabi Isa alaihis salam

Wahai para penolong-penolongku, berapa banyak pelita yang dipadam apinya oleh angin .dan berapa ramai orang yang beribadat dirosakkan amalannya oleh sifat ujub

:Muthrif rahimahullah telah berkata

Kalau aku tidur tanpa tahajud dan bangun dalam keadaan menyesal lebih baik dari aku .bertahajud tetapi berasa kagum dengan amalan tahajud tadi

Ibadah yang sebenar akan menyebabkan hati seorang itu semakin tunduk dan hina dengan tuhannya. Namun ibadah yang menghasilakan rasa kagum dan bangga itu adalah ditolak dan hasil dari tipu daya syaitan. Lihat apa yang berlaku kepada seorang sahabat Nabi Abu :Ubaidah al-Jarrah yang menjadi imam. Setelah selesai beliau berkata

Syaitan sentiasa menghasut aku supaya merasa aku ini lebih dari orang di belakang ku .(bila jadi imam) . Aku tidak mahu jadi imam sampai bila2

Hendak buat amal itu pun satu benda yg susah tetapi hendak menjaga amalan dari perosak adalah lebih susah. Orang yang berilmu rasa kagum dengan ilmunya. Orang yang memimpin rasa kagum dengan kepimpinannya. Orang yang bertahajud kagum dengan tahajudnya. Orang yang berdakwah rasa kagum dengan dakwahnya. Semua amalan tadi akan dirosakkan dengan sifat ujub itu. Hai ya Allah jaga lah hati-hati kami dari sifat ujub .ini

Kesimpulan

Ujub ini adalah penyakit yang melanda semua manusia. Manusia terdedah dengan ujub pada setiap ketika. Oleh itu hendaklah dia berusha untuk menidakkan sifat ujub tersebut. Yang lebih penting hendaklah dia belajar dari guru murabbi untuk menghilangkan sifat ujub ini. Rugilah jika amalan kita yang sedikit ini habis ditelan oleh ujub. Saya hanya menyebut sedikit sahaja tentang perihal ujub ini, banyaklah lagi tentang bahaya ujub, syptom2 ujub dan penawar ujub menurut Quran, hadis dan para ulama yang perlu dipelajari. Dr Majdi telah membahaskannya dalam kitab Hattim Sonamak dan menganggap manusia yang ujub ini menyembah dirinya. Saya berhasrat untuk mendiskusikan kitab ini .pada cuti musim panas insyaAllah Rujukan: Hattim Sonamak oleh Dr Majdi Hilali, Minhajul Qasidin dan Sahih Bukhari

Pengertian tamak (3 ) Tanbihun Dalam diri manusia terdapat 2 sifat, yaitu: baik dan buruk. Sifat yang baik dilandaskan atas dasar rasa keimanan, ketakwaan dan kemanusiaan, manakala sifat buruk selalu didorong nafsu, seperti: sifat kebinatangan, kejahilan dan ingkar akan perintah Allah. Kedua sifat ini saling bertentangan antara satu sama lain. Jika iman dan takwa lebih berkuasa, maka hidup seseorang akan aman daripada pengaruh sifat buruk yang didalangi syaitan. Diantara sifat buruk

yang kita kenal adalah tamak, yaitu sifat yang berlawanan dengan Qanaah (menerima dengan lapang dada). Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar[1]. Dari definisi diatas bisa kita fahami, bahwa tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram. Sifat ini dijelaskan oleh Syeikh Ahmad Rifai sebagai sebab timbulnya rasa dengki, hasud, permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang kemudian pada penghujungnya mengakibatkan manusia lupa kepada Allah SWT, kehidupan akhirat serta menjauhi kewajiban agama. Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.[2] Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup. Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini. Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan nafsu tamaknya. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba-Nya. Seperti dalam firman-Nya: Dan ku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaA Ku.[3] Tamak timbul dari waham iaitu ragu-ragu dengan rezeki yang dijamin oleh Allah SWT. Karena itu Ibnu Athaillah melanjutkan: Tak ada yang lebih mendorong kepada Tamak melainkan imajinasi (waham) itu sendiri, Dorongan imajinatif, dan lamunan-lamunan panjang yang palsu senantiasa menjuruskan kita pada ketamakan dan segala bentuk keinginan yang ada kaitannya dengan kekuatan, kekuasaan, dan fasilitas makhluk. Waham atau imajinasi itulah yang memproduksi hijab-hijab penghalang antara kita dengan Allah SWT, Sehingga pencerahan cahaya yakin sirna ditutup oleh hal-hal yang imajiner belaka. Sebagian orang arif berkata, Jangan sampai anda menduga bahwa diri anda hadir di depan Allah sementara ada sesuatu di belakang anda yang masih menarik diri anda. Maka perlu kita renungkan firman Allah SWT dalam surat Asy-Syuaraa ayat 88-89:

)88(

88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, 89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, Qalb al-Salim adalah hati yang selamat dari segala hal selain Allah SWT. Kesimpulannya memang imajinasi itu menjadi hijab. Dari segi implementasinya, hijab terbagi dalam tiga macam: 1. Hijab kaum awam, berupa dorongan imajinatif untuk bergantung dengan sesama makhluk dan terhalang untuk berjalan menuju kepada Allah. 2. Hijab kaum khawash (kalangan khusus) manakala masih berbekas adanya wujud dunia dan terpaku pada cahaya-cahaya pencerahan. 3. Hijab kaum khawas al- khawash (kalangan sangat khusus) adalah halangan yang terbebas dari hijab.

Karena itu jika ketamakan menyimpulkan kehinaan, sementara ubudiyah, yaqin dan wara menumbuhkan kemuliaan dan kebebasan, maka dalam matan Al-Hikam-nya, beliau melanjutkan: Anda adalah bebas merdeka manakala asa anda putus dari orang yang anda tamaki, dan anda menjadi budak bagi yang anda harapkan. Padahal seluruh jagad semesta ini adalah hamba Allah dan tunduk atas perintah-Nya. Jika anda berada dan bersama dengan jagad semesta, sepanjang tidak melihat yang mencipta alam semesta, maka alam semestalah yang bersama anda, siapa yang menjadi hamba Allah, berarti bebas dari segala hal selain Allah.

Orang yang ragu-ragu terhadap jaminan Allah SWT menafikan kewajiban yang diamanatkan kepadanya serta rajin mencari apa yang dijamin untuknya sehingga mengambil yang menjadi jaminan untuk orang lain. Inilah yang terjadi pada orang tamak. Bagaimana bisa dia menghampiri Allah, jika amanat yang diserahkan kepadanya diabaikan dan tanggungjawab yang dipikulkan kepadanya pun ia campakkan. Tamak dan sangkaan tidak berpisah. Kekuasaan, pangkat dan harta tidak memerdekakan seseorang yang tamak, dia hanya boleh merdeka jika dia membuang sifat ini. Apabila tidak ada lagi keinginannya untuk memiliki apa yang berada di dalam tangan orang lain, barulah dia bebas berjalan menuju Allah SWT. Allah SWT memberi ancaman keras kepada mereka yang tamak, dijelaskan dalam surah Al-Aadiyat ayat 6-11:

)88( )6( )7( 8) ) 10) ) )9( 11) ) 6. Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, 7. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, 8. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta[4]. 9. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, 10. Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, 11. Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka. Dalam surah al-Fajr ayat 16-23, Allah berfirman: 16) ) 18) ) )71( 20) ) )91( 22) ) )12( 23) ) Artinya: 16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: Tuhanku menghinakanku[5]. 17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[6], 18. Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, 19. Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil), 20. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. 21. Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut,

22. Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris. 23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Syeikh Abul Abbas al-Mursy berkata: Demi Allah, saya tidak melihat kemuliaan kecuali menghilangkan hasrat terhadap sesama makhluk. Mari kita contoh Nabiyullah Ibrahim as, ketika mengatakan, Sesungguhnya aku tidak senang dengan yang bisa sirna, Padahal segala hal selain Allah adalah sirna. Ketika Nabi Ibrahim dihukum oleh Raja Namrud untuk dibakar, Malaikat Jibril As, ingin sekali menolongnya. Apa kau memerlukan sesuatu (pertolongan?) tawar Jibril. Kalau untukmu tidak, tetapi kalau kepada Allah, memang! Jawab Nabi Ibrahim as, kalau begitu mohonlah kepada-Nya. Lalu Nabi Ibrahim balik menjawab, Cukuplah permohonanku bahwa Dia mengetahui kondisiku. Coba kita renungkan bagaimana Nabi Ibrahim as, menghilangkan keterkaitan sesama makhluk termasuk dengan Jibril as, dan hanya memohon pertolongan dengan Allah, dan itu pun dengan kalimat kepasrahan total kepada Allah.

Kisah Abul Abbas al-Mursy ketika masa awal di Iskandariyah, suatu ketika ingin sedekah kepada orang yang ia kenal dengan harga separo dirham. Saya berkata dalam diri saya, siapa tahu ia tidak mau mengambil uang saya, karena kenal saya. Tiba-tiba muncul hatif/hawatif (bisikan ruhani) Keselamatan dalam agama itu melalui sikap meninggalkan tamak terhadap sesama. Beliau dijaga oleh Allah sehingga tidak terjerumus dalam tamak. Bahkan beliau juga mengatakan, Orang yang tamak tak pernah kenyang selamanya. Lihatlah kata Tamak terdiri dari huruf-huruf yang berlubang: Tha , : Mim : , Ain : , semua huruf ini apabila di satukan maka akan berlubang, yaitu: .

Abul Hasan Al-Warraq ra berkata, Siapa yang merasakan cinta terhadap sesuatu dari dunia, berarti ia telah dibunuh oleh pedang ketamakan. Kalau tamak ditanya siapa bapakmu? Maka sang tamak mengatakan, Keraguan terhadap takdir .. Kalau ditanya apa pekerjaanmu wahai tamak? Pekerjaanku adalah menciptakan kehinaan. Jika ditanya apa tujuanmu? Tujuanku adalah menghalangi hamba dengan Allah.

Cara mengobati penyakit tamak: Obat dari penyakit ini terdiri dari tiga unsur, yaitu : sabar, ilmu, dan amal. Secara keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini: 1. Ekonomis dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.

2. Jika seseorang bisa mendapatkan keperluan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu gusar memikirkan masa depan, yang bisa dibantu dengan membatasi harapan-harapan yang hendak dicapainya dan merasa yakin bahwa dia pasti akan mendapatkan rezeki dari Allah. Jika sebuah pintu rezeki tertutup baginya, sesungguhnya rezeki akan tetap menunggunya di pintu-pintu yang lain. Oleh karena itu hatinya tidak perlu merasa gusar, sebagaimana di jelaskan dalam surat Al-Ankabut ayat 60:

Artinya: Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 3. Hendaklah dia mengetahui bahwa qana`ah itu adalah kemuliaan karena sudah merasa tercukupi, dalam kerakusan dan tamak itu ada kehinaan karena dengan kedua sifat tersebut dia merasa tidak pernah cukup. Barangsiapa yang lebih mementingkan hawa nafsunya dibandingkan kemuliaan dirinya, berarti dia adalah orang yang lemah akalnya dan tipis imannya. 4. Memikirkan orang-orang Yahudi dan Nasrani, orang-orang yang hina dan bodoh karena tenggelam dalam kenikmatan. Setelah itu hendaklah dia melihat kepada para nabi dan orang shalih, menyimak perkataan dan keadaan mereka, lalu menyuruh akalnya untuk memilih antara makhluk yang mulia di sisi Allah ataukah menyerupai penghuni dunia yang hina. 5. Dia harus mengerti bahwa menumpuk harta itu bisa menimbulkan dampak yang kurang baik[7]. Rasulullah SAW bersabda:

Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat yang Allah limpahkan kepada kalian. (Hadits riwayat Muslim). Hadits ini berlaku dalam urusan dunia. Adapun dalam urusan akhirat, maka hendaklah setiap muslim berlomba-lomba untuk mencapai derajat kedudukan tertinggi. Penopang urusan ini adalah sabar dan membatasi harapan serta menyadari bahwa sasaran kesabarannya di dunia hanya berlangsung tidak seberapa lama untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi, seperti orang sakit yang harus menunggu pahitnya obat saat menelannya, karena dia mengharapkan kesembuhan selama-lamanya. Karena itu wahai penempuh Jalan Ilahi, hendaknya anda menghilangkan hasrat harapanmu kepada sesama makhluk, dan jangan membuat dirimu hina di hadapan mereka, dalam soal rizki, dimana bagiannya telah tergariskan.

Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya: Hari kiamat telah hampir dan manusia masih lagi bertambah tamak kepada dunia dan bertambah jauh dengan Allah. (Hadis riwayat Tirmizi, Ibnu Majah dan Hakim). Para ulama mengatakan bahwa:

Artinya: Tidaklah panjang dahan kehinaan melainkan yang tumbuh dari benih tamak. Tamak diibaratkan sebagai benih yang menumbuhkan pohon kehinaan. Dahan-dahan kehinaan akan menjalar dan terhulur ke sana ke mari, sehingga akan semakin bercabang kepada penyakit lainnya, penyakit tamak akan mengikis perasaan malu dan menghapuskan harga diri, dia menjadi hina dalam pandangan makhluk dan lebih buruk lagi kedudukannya di sisi Allah SWT. Dia umpama anjing yang lidahnya selalu terjulur melihat apa yang ada di tangan orang lain. Si anjing tidak memperdulikan apakah ia dimaki, diusir atau dipukul asalkan ia bisa mendapatkan apa yang ia mau. Si tamak melihat seolah-olah rezeki untuknya tidak terbatas, sementara rezeki orang lain masuk di dalam rezekinya, sebab itu menjadi hak untuk mengambil hak orang lain. Si tamak tidak memperdulikan bagaimana dia mendapatkan apa yang dia hajatkan, apakah dengan menengadahkan kedua tangan, memujuk rayu, menipu ataupun memaksa. Dasar pijakan hukum lainnya, sebagaimana dalam surah Asy Syuraa ayat 20:

. , ,

Artinya: Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. Ayat ini menjelaskan bahwa aspek ke-rakus-an manusia lebih cenderung terhadap unsur-unsur bendawi (uang, kemuliaan dunia berupa jabatan dan imbalan yang diterima). Orang yang tamak dalam mencari kesenangan duniawi, sanggup melakukan apa saja asalkan tujuannya tercapai, walaupun perbuatan itu bertentangan dengan syariat. Sikap tamak meletakkan urusan mencari kekayaan dan kedudukan dengan jalan keterlaluan dan terdorong melakukan perbuatan salah. Sebagaimana para ulama berpendapat:

Yang dinamakan dunia (harta, kemewahan. pangkat dan jabatan) itu semua sedikit tidak ada nilainya, adapun orang-orang yang selalu asyik dan terlena kepadanya (dunia), maka ia termasuk dalam golongan yang hina.

Orang tamak senantiasa tidak puas dan cukup dengan apa yang dimiliki. Sikap terlalu cintakan kebendaan dan kemewahan mendorong perasaan untuk memiliki semua apa yang ada di dunia ini. Orang-orang ini sekalipun secara lahiriyah memiliki segalanya, tetapi bathinnya kosong dan selalu tidak puas dengan pemberian dan anugerah Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan oleh ulama:

Orang tamak itu fakir hatinya, walaupun ia memiliki dunia beserta isinya[9].

orang tamak tidak pernah merasa dirinya sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, mereka menjadi hamba kepada dunia dan bertuhankan nafsu. Mereka mempertaruhkan seluruh usaha dan fikirannya untuk mengejar bayang kemewahan dunia. Oleh karena itu, mari kita telaah firman Allah SWT:

, Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

Ibnu dahlan El-Madary Shollallahu Ala Muhammad Wa Aalihi Seri Kembangan, Sungai Besi, Kuala lumpur

12 Rabiul Akhir 1432H/17 Maret 2011:09:45PM.

[1] Syeh Ahmad RifaI, Riayah Akhir, Bab Ilmu Tasawuf, Korasan 21, Halaman 8, baris 3, bisa juga lihat dalam kitab karangan beliau lainnya seperti dalam Abyan al-Hawaaij, Asn Al-Miqashad beliau menjelaskan tamak adalah: Lebih banyak berharap kepada dunia, tanpa memperhitungkan haram dan dosa besar. [2] Shodiq Abdullah, Islam Tarjumah: Komunitas, Doktrin dan tradisi, RaSAIL: Semarang, Desember 2006, halaman 134 [3] Surah Adz-Dzariyat ayat 56 [4] Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat ini Ialah: manusia itu sangat kuat cintanya kepada harta sehingga ia menjadi bakhil.

[5] Maksudnya ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya. [6] Yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.

[7] Ibnu Qudamah al-Maqdisi: Mukhtashar Minhajul Qashidin [8] Syeh Ahmad RifaI, Riayah Akhir, Bab Ilmu Tasawuf, Korasan 21, Halaman 11, baris 1 [9] Ibid, Korasan 21, halaman 11, baris 9 [10] Surah Al-Munafiquun ayat 9

Pengertian buruk sangka

(5)

Saudaraku, beralih kita kepada masalah buruk sangka. Buruk sangka di dalam bahasa Arab disebut Suuzhan, artinya prasangka-prasangka buruk atau menyangka buruk terhadap Allah dan Rasul.Nya dan juga berprasangka buruk serta curiga kepada orang lain tanpa alasan : Kita perhatikan Firman Allah SWT yang termaktub di dalam kitab suci Al-Quran

Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang dihatinya ada penyakit berkata : Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kita, melainkan tipuan. (QS. Al-Ahzab (: 12 : Dan di dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman Hai orang-orang yang beriman, jauhilah olehmu kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha (Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat : 12 Ayat pertama menjelaskan kepada kita bahwa orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit hati itu menganggap bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan apa-apa kepada manusia. Inilah yang dinamakan suuzhan kepada Allah dan Rasul-Nya. Termasuk suuzhan kepada Allah adalah kita menganggap Allah tidak mengabulkan doa kita, Allah menciptakan kita dalam kondisi yang jelek dan lain-lain. Di dalam ayat kedua di atas ada 3 (tiga) perbuatan yang harus dihindari : oleh orang-orang yang beriman. Ketiga hal tersebut adalah a. Berprasangka buruk (b. Memata-matai orang (mencari-cari kesalahan orang lain c. Menggunjing orang lain Buruk sangka adalah dosa, karena ia adalah tuduhan yang tidak beralasan dan bisa memutuskan silaturahmi di antara dua orang yang berbaik. Bagaimanakah perasaan orang yang tidak mencuri, kemudian disangka bahwa dia mencuri, sehingga semua orang bersikap lain kepada dirinya ? .Rasulullah SAW sangat melarang orang berburuk sangka : Perhatikan Sabda Nabi Muhammad SAW Sekali-kali janganlah kamu berburuk sangka, karena sungguh buruk sangka itu adalah perkataan yang paling bohong. Dan janganlah kamu mengintai-intai dan janganlah kamu saling berebut dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling membelakangi dan (jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari, Muslim dan Daud Mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing adalah membicarakan aib dan keburukan seseorang, sedang ia tidak hadir. Hal ini semua merupakan bentuk-bentuk kemunafikan. Orang asyik sekali membongkar rahasia keburukan dan kebusukan seseorang, ketika orang orang itu tidak ada. Dan ketika orang itu datang, maka pembicaraan pun berhenti dengan sendirinya, kemudian .berganti dengan memuji dan menyanjung. Ini adalah perbuatan hina dan pengecut Saudaraku, buruk sangka adalah dosa dan setiap dosa akan berakibat sengsara bagi siapa saja yang melakukannya. Sementara akibat yang ditimbulkan dari berburuk sangka antara lain adalah : Dapat memutuskan tali silaturahmi, merugikan orang lain dan diri sendiri, mengotori pikiran, dibenci .Allah SWT dan Rasul-Nya serta akan dibenci dan dihindari (dikucilkan) orang lain Kemudian seperti penyakit hati lainnya maka penyakit buruk sangka ini disebabkan oleh :

Menuruti hawa nafsu, menuruti bujukan syetan, tidak percaya diri, iri dengan orang lain dan kurangnya mensyukuri nikmat Allah SWT. Lantas, bagaimana cara menghindari buruk sangka itu ? Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk kita menghindari penyakit buruk sangka, yaitu : Usahakan membayangkan bagaimana sedihnya kalau diri kita dijadikan objek buruk sangka, dengan demikian tentunya bahwa kita juga tidak mau kalau diri kita dijadikan objek, begitu juga orang lain. Lakukan yang positif misalnya dengan mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan kesadaran dan hormat menghormati dan jangan dilupakan isi rohani kita dengan .santapan-santapan bergizi seperti tholabul ilmi, dengan banyak belajar tentang ilmu-ilmu agama Saudaraku, sekarang pembahasan kita sampai pada setentang pengertian khianat. Khianat artinya mengingkari tanggung jawab, berbuat tidak setia atau melanggar (mengingkari) janji yang telah dibuat. Secara luas, khianat berarti mengingkari tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, baik datangnya dari orang lain maupun dari Allah SWT. Penyakit hati khianat ini muncul karena adanya dorongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengorbankan sahabat, kelompok seperjuangan atau negara. Selain itu, khianat juga biasanya muncul karena ingin .mendapatkan keuntungan pribadi yang banyak dengan jalan pintas : Didalam kitab suci Al-Quran Allah SWT berfirman Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu (mengetahui. (QS. Al-Anfal : 27 : Dan di dalam sebuah Hadist, bersabda Rasulullah SAW Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang telah mempercayai mu dan janganlah kamu (berkhianat kepada orang yang mengkhianatimu. (HR. Ashabus Sunan Hadist di atas memerintahkan kita untuk menunaikan amanat dan melarang kita berkhianat. Ada juga hadist lain yang menyatakan bahwa salah satu dari ciri (tanda) orang munafik adalah .berkhianat Khianat merupakan penyakit yang sangat berbahaya, baik bagi diri penderitanya maupun bagi masyarakat dan bahkan negaranya. Dan di antara akibat yang ditimbulkan oleh penyakit khianat antara lain adalah : Merugikan diri sendiri dan orang lain, tidak akan dipercaya orang, menghancurkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, dibenci Allah SWT dan Rasul-Nya serta .kelak apabila meninggal dunia masuk neraka Kemudian bagaimana cara menghindari penyakit Khianat itu ? Saudaraku, ada beberapa cara menghindari penyakit khianat, antara lain seperti tersebut ini : Membiasakan diri melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap segala hal dihadapi, menyadari akibat perbuatan khianat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, jujur terhadap keadaan dan selalu mensyukuri nikmat serta selalu berdoa kepada Allah SWT agar .terhindar dari penyakit khianat Saudaraku, saya sudahi dulu tulisan (artikel) religius saya ini, harapan saya semoga tulisan ini mendapat tempat di hati setiap pembaca, sehingga nawaitu penulis yang mengketengahkan artikel ini sebagai syiar dakwah menjadi dapat tersebar luaskan

Buruk sangka Buruk sangka adalah satu dari penyakit hati yang amat kronik. Ia bukan sahaja menjarah dengan parah hati dan jiwa pengidapnya, tetapi turut memusnah individu lain sebagai mangsanya. Buruk sangka juga tidak lahir tersendiri, malah ia lahir bersama dengan sifat-sifat mazmumah yang lain sebagai pakej pelengkap, seperti hasad, dengki, marah, sombong, bongkak, dendam, zalim dan sebagainya. Apabila sifat-sifat tersebut meneraju dan memacu kehidupan seseorang insan, ia akan menjadi manusia yang sentiasa resah, gelisah dan tidak tenteram, kerana sentiasa sibuk mencari keaiban dan kelemahan orang lain, tidak punya masa untuk mengingati Allah s.w.t. Allah s.w.t berfirman yang bermaksud: (Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah. Ketahuilah, dengan zikrullah itu, tenang tenteramlah hati manusia. (ar-Rad: 28) Buruk sangka yang dimaksudkan di sini ialah buruk sangka yang tidak baik. Ia mengheret sifatsifat mazmumah yang lain bersarang di hati, yang akan mempengaruhi anggota-anggota badan yang lain supaya mengikut kehendaknya. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: Ketahuilah bahawa di dalam anggota badan ada seketul daging. Apabila ia baik, baiklah anggota seluruhnya, dan apabila ia rosak, rosaklah sekaliannya. Ketahuilah, itulah yang dikatakan hati. (Riwayat Bukhari dan Muslim) Buruk sangka dibahagikan kepada dua jenis: 1. Buruk sangka yang bertujuan baik, seperti untuk menyedar dan memperbaiki seseorang yang dikatakan melakukan kejahatan. 2. Buruk sangka yang bertujuan jahat demi untuk menjatuhkan maruah kedudukan seseorang. Walau apapun tujuannya, buruk sangka tetap memberi impak yang sangat negatif. jarang ada manusia yang terselamat daripada terkena bahana prasangka. Dengan sebab itulah, Islam sangat melarang daripada berprasangka. Dalam Sirah An-Nabawi, kita berdepan dengan satu peristiwa yang menimpa rasulullah s.a.w dan keluarga baginda, iaitu kisah Hadis Ifqi (berita dusta) yang cuba disebarluaskan oleh musuhmusuh Islam; yang menjadi dalang utamanya ialah si munafik Abdullah bin Abi Salul. Ceritanya bermula pada saat kepulangan tentera Islam di bawah pimpinan Rasulullah s.a.w dari suatu medan perang. Saidatina Aishah r.a meninggalkan tempat duduknya di atas unta (pondok

kecil yang diletak di atas kenderaan seperti pada zaman raja dahulu kala) untuk menunaikan hajat. Apabila beliau kembali, beliau mendapati rantai lehernya telah hilang. Aisyah berpatah balik mencari rantai itu. Sesampainya di tempat tentera, didapatinya tentera sudah berangkat meninggalkan tempat itu. Mereka yang ditugaskan mengawasi keselamatan Aisyah tidak sedar ketiadaan Aisyah dalam tempat duduk itu, mereka terus mengangkat pondok kecil itu ke atas belakang unta dengan sangkaan Aisyah berada di dalamnya, kerana Aisyah berbadan kecil dan ringan. Aisyah terus menunggu di situ dengan harapan mereka akan menyedari kehilangannya. Seperti biasa Rasulullah menempatkan seorang petugas terakhir di belakang pasukan tenteranya sebagai pengawal, iaitu Safwan bin al-Mukthal. Pada ketika Safwan membuat pemeriksaan terakhir, beliau ternampak satu bayang-bayang bergerak. Apabila diamat-amatinya, ternyata itu adalah Aisyah. Lalu beliau merendahkan untanya dan menyuruh Aisyah menaiki unta itu dan beliau berjalan di belakang tanpa bercakap sepatah pun dengan Aisyah. Mereka sampai di Madinah ketika waktu Zuhur. Semua orang menyaksikan ketibaan mereka berdua. Seluruh kota Madinah gempar dan heboh. Cerita sumbang dan palsu diuar-uarkan oleh musuh-musuh Islam. Tentu dapat kita bayangkan betapa keadaan Rasulullah s.a.w ketika itu dalam menghadapi peristiwa tersebut. Apa yang terdaya dilakukan oleh Aisyah selain menangis, sedangkan dia sedar dirinya suci dan bersih. Keadaan berlangsung selama sebulan. Aisyah bersabar menantikan ketentuan Allah s.w.t terhadap dirinya. Ia teringat akan perihal kisah Nabi Yaakob a.s yang katanya: Kalau demikian, bersabarlah aku dengan sebaik-baiknya, dan kepada Allah jualah dipohonkan pertolongan mengenai apa yang kamu katakan itu. Akhirnya, tiba juga penentuan Allah s.w.t. Mana mungkin Allah membiarkan Rasul-Nya dan kekasih-Nya tertekan perasaan begitu sahaja. Dengan itu turunlah firman Allah s.w.t yang menyatakan kesucian Aisyah: Sesungguhnya orang-orang yang membawa datangnya berita yang amat dusta itu, ialah segolongan dari kalangan kamu, janganlah kamu menyangka (berita yang dusta) itu buruk bagi kamu, bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang di antara mereka akan beroleh hukuman sepadan dengan kesalahan yang dilakukannya itu, dan orang yang mengambil bahagian besar dalam menyebarkannya di antara mereka, akan beroleh seksa yang berat (di dunia dan diakhirat kelak). Peristiwa tersebut memberi pengajaran yang sangat besar bagi setiap orang yang cepat bersangka buruk daripada mengutamakan sangka baik.

Buruk sangka yang sedemikian itu adalah wadah kehancuran, mengundang segala macam keruntuhan. Jiwa mangsanya hancur luluh, perasaan amat tertekan, rumah tangga kian rapuh, kedamaian akan musnah, masyarakat menjadi porak-peranda. Kesemuanya itu adalah gara-gara perangai buruk sangka. Justeru, Islam menyeru umatnya agar mendahulukan bersangka baik daripada cepat bersangka buruk. Sangka buruk boleh terjadi dengan berbagai-bagai sebab, antaranya: 1. Godaan dan tipu helah syaitan atau iblis: Buruk sangka adalah jalan terbaik bagi syaitan merangsang manusia untuk bergaduh, mengumpat, melempar tohmahan, membuat pakatan jahat, berpecah belah dan sebagainya. 2. Kelemahan jiwa: Jiwa yang lemah akan mendorong seseorang mudah terikut dengan pemikiran yang negatif dan buruk terhadap orang lain. 3. Perasaan sombong dan bongkak: Perasaan ini menyebabkan seseorang itu merasakan dirinya lebih baik daripada orang lain. Ia merasa dengki kalau ada orang lain mendahului dalam mengecapi sesuatu kejayaan atau membuat sesuatu kebaikan ataupun mendengar orang memuji musuhnya di hadapannya. 4. Keburukan batinnya: Seseorang yang biasa membuat tipu helah dan penipuan akan merasakan orang lain juga sama sepertinya. Tiada penawar mahupun yang berasaskan sainstifik atau tradisional yang mampu mengubati dan menyembuhkan penyakit buruk sangka ini. Namun para ulama dan cendiakawan Islam ada menyarankan beberapa cara. Antaranya: 1. Buruk sangka terhadap diri sendiri, tetapi jangan mencari kekurangan orang lain, tetapi bergaullah dengan orang yang diburuk sangka terhadapnya itu dengan lebih rapat dan berdoalah untuk kebaikkan baginya. 2. Bermuhasabah diri setiap hari, jadikanlah diri kita seorang yang dapat menguasai was-was, bukan orang yang dikuasai was-was. 4. Perbaikilah diri kita dan bersihkanlah ia dari sifat buruk, kerana disebalik buruk sangka akan mengundang sifat-sifat keji yang lain.

5. Ingatlah selalu bahawa mahabbah, mawaddah dan bersikap toleransi itu adalah nikmat yang sangat besar. Jangan musnahkan nikmat itu dengan sifat buruk sangka. 6. Ingatlah selalu, bahawa buruk sangka boleh merosakkan diri kita. Kita akan kehilangan rakan, kekasih, saudara-mara, malah juga isteri. Kita akan kehilangan ramai khalik dan disisih oleh masyarakat. Susunan MUHAMAD SALEH

(6 ) Pengertian Dendam 1. 1. Pengertian Pengertian dendam menurut bahasa adalah rasa ingin melakukan pembalasan. Sedangkan, menurut Syari, dendam adalah menyimpan permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk melepaskannya. Allah SWT berfirman, 32. dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Selain itu Rasulullah SAW juga pernah bersabda,

Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan shadaqoh?, Jawab sahabat: Tentu mau. Sabda Nabi saw: yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah menjadi pencukur yakni perusak agama. (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Janganlah kamu putus hubungan, belakang membelakangi, benci membenci, hasut menghasut. Hendaknya kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama yang lain (yang muslim) dan tidaklah halal bagi (setiap) muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Bukhori dan Muslim)

1. 2. Kisah-kisah Abu Sufyan adalah salah seorang tokoh terkemuka di kalangan masyarakat kota Mekkah. Dia seorang yang dihormati, kaya dan pandai dalam melakukan diplomasi. Namun hatinya nyaris tertutup terhadap risalah kebenaran yang dibawakan Nabi. Dia tidak tanggung-tanggung dalam upayanya untuk memusuhi Nabi dan kaum muslimin, baik ketika Nabi dan para sahabatnya masih bermukim di Mekkah, maupun ketika kaum muslimin sudah berada di Madinah.

Beberapa kali Abu Sufyan memimpin ekspedisi militer kaum Quraisy untuk memerangi Nabi. Sekalipun dia terpaksa menanggung malu akibat kegagalan pasukan-pasukan Quraisy untuk menghancurkan kaum muslimin dalam Perang Khandak, dia tetap merasa bahwa kedudukan mereka yang menentang Nabi dan kaum muslimin masih cukup kuat, apalagi setelah kaum Quraisy berhasil memaksa kaum muslimin untuk menerima gencatan senjata yang sifatnya merugikan, dalam perjanjian Hudaibiyah. Namun keangkuhan Abu Sufyan ini berubah menjadi kekhawatiran yang amat sangat, ketika dia menerima informasi bahwa Rasulullah saw menggerakkan kaum muslimin dalam jumlah yang sangat besar pada tahun ke-9 setelah terjadinya peristiwa hijrah, menuju Mekkah sebagai akibat pelanggaran yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap perjanjian Hudaibiyah. Dengan meminta bantuan al-Abbas, seorang paman Nabi yang telah menjadi muslim, Abu Sufyan berusaha untuk dapat menemui Nabi, yang dengan pasukan muslim yang amat besar berkemah tidak jauh dari kota Mekkah, untuk mengetahui tujuan dari misi militer muslim itu. Kesadarannya bahwa kaum Quraisy berada di pihak yang salah karena melanggar perjanjian itu, telah mendorongnya untuk berusaha menemui Rasulullah. Rasa takjubnya yang amat sangat melihat besarnya jumlah pasukan muslim, ketaatan kaum muslimin kepada Rasulullah dan ketakutannya pada bayangan kehancuran kota leluhurnya bila kaum muslimin bergerak menyerbu kota Mekkah, telah membuka hati Abu Sufyan untuk menerima ajaran Islam, ketika dia diterima menghadap Nabi. Rasulullah yang pernah merasakan kezaliman dari orang-orang Quraisy dan para pemukanya, tidak memiliki rasa dendam terhadap kaum yang menzaliminya itu, dan bahkan memberikan jaminan keamanan kepada penduduk Mekkah yang mencari perlindungan di rumah Abu Sufyan. Rasulullah pun memberikan pengampunan kepada Hindun, isteri Abu Sufyan, padahal Hindun inilah yang melakukan perbuatan keji dengan melakukan mutilasi terhadap jenazah Hamzah ra, yang syahid dalam Perang Uhud; suatu perbuatan yang menjadikan Nabi amat berduka. 3. Penyebab & Akibat Dendam Dendam adalah penyakit hati yang diajarkan Islam untuk menghindarinya. Dendam disebabkan sempitnya hati, dangkalnya iman, tak memiliki rasa murahhati sehingga sulit memaafkan kesalahan orang. Akibatnya hanya akan kembali kepada dirinya sendiri, di mana dirinya akan selalu mendapatkan kesulitan atas perbuatan dendamnya. Selain itu dendam akan menyebabkan perpecahan dan pertikaian dalam Islam. 1. 4. Bentuk Dendam Ada beberapa bentuk dendam, yaitu

Rasa ingin membalas pada orang yang pernah menyakitinya

Rasa ingin melampiaskan rasa dendam pada orang yang tidak menyakitinya

1. 5. Hikmah Sebagai orang islam, kita dilarang untuk mempunyai sifat dendam, karena dendam hanya akan menyebabkan perpecahan dan pertikaian dalam Islam 6. Kesimpulan Dendam adalah penyakit hati dalam bentuk rasa permusuhan dan mencari kesempatan untuk dapat membalas dendam, sebagai orang islam kita dilarang memiliki rasa dendam, karena dendam hanya akan menyebabkan perpecahan dan pertikaian dalam islam

Pengertian dendam dan munafik dalam Islam - Kali ini share tentang Ilmu agama Islam, mengenai sifat buruk manusia yaitu dendam dan Munafik, lalu apa sih artinya dari sifat ini mari kita bahas disini untuk sedikit memberi renungan tentang sifat yang tidak baik kita lakukan dan sebisa mungkin kita berusaha untuk menghilangkannya mari kita simak bersama definisi pengertian dendam . 1. Pengertian Dendam Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu . Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita. Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas. Nabi muhammad SAW dan para sahabatnya ketika mereka berdakwah di Makkah selalu mendapatkan tekanan dan gangguan yang berat yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Gangguan dan tekanan itu berupa siksaan, hinaan bahkan ada anggota keluarganya yang dibunuh, sehingga nabi dan para sdahabatnya hijrah ke Madinah.akan tetapi ketika Fathul Makkah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak membalas perbuatan orang-orang kafir tersebut, meskipun nabi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kaum kafir Quraisy. Bahkan nabi mengumandangkan perdamaian dan memaafkan kesalahan kesalahan mereka pada waktu yang lalu. Rasulullah juga memberikan teladan tentang perilaku pemaaf, bukan dendam. Misalnya, perlakuan orang Thaif terhadap rasulullah para sahabatnya yang telah mengusirnya, bahkan melemparinya

dengan batu. Ketika malaikat menawari Rasulullah untuk menghancurkan kaum itu Rasulullah justru berdoa : Artinya: Ya Allah, berilah petunujuk atas kaumku karena sesungguhnya mereka itu belum mengetahui. Kisah diatas memberikan gambaran , bahwa akhlak yang pantas dimilki oleh kaum beriman bukanlah sifat dendam dan sombong, tetapi adalah sifat terpuji diantaranya memaafkan kesalahan orang lain. Allah berfirman (199 : ) Artinya: jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.(Qs.Al-Araf : 199) Allah berfirman (22 :... ) Artinya: Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada . apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.(An-Nuur : 22) 2. Ciri-ciri sifat dendam Tujuan hidupnya membinasakan orang yang menjadi lawannya Perbuatan yang dilakukannya selalu bertujuan mengalahkan lawannya Tidak merasa puas bila lawannya belum mendapatkan kekalahan Hobi menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalas dikemudian hari Tidak mau mamaafkan kesalahan orang lain Selalu menjelek-jelekkan orang lain dan membuka aib orang lain 3. Bahaya sifat dendam a. Perbuatan yang dibenci oleh Allah ) Artinya: orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).(HR.Muslim) b. Hilangnya ketenangan jiwa, jiwanya akan selalu bergemuruh oleh perasaan yang tidak nyaman c. Menghindar bila bertemu dengan orang yang dibenci Padahal Allah menciptakan manusia dimuka bumi bukan untuk bermusuh-musuhan dan saling dendam, melainkan agar saling kenal-menganal, saling menghormati dengan sesama. Firman Allah: (13 : ... ) Artinya: Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan manjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal.(al-Hujurat :13) d. Selalu marah ketika mendengar kebaikan orang yang dibenci e. Dikucilkan dalam pergaulan 4. Cara menghindari sifat dendam

a. Mengetahui bahaya dari sifat dendam b. Senantiasa ingat kepada Allah dalam keadaan apapun c. Memaafkan kesalahan orang lain d. Saling menghormati dan menyayangi sesama manusia

You might also like