Professional Documents
Culture Documents
Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih
Apakah kau melihatnya
seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu
dengan congkak,
tanah hanya patut diinjak,
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya jadi lahan
pemanjaan nafsu
serakah dan tamak.
Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih
Bagi Mu
Alangkah amat
mudahnya Engkau
melumatnya Allah,
sekali Engkau
lumat terbanglah cerdikku,
terbanglah gengsiku
terbanglah kehormatanku,
terbanglah kegagahanku,
terbanglah kebanggaanku,
terbanglah mimpiku,
terbanglah hidupku.
Allah,
jika terbang-terbanglah,
sekarangpun aku pasrah,
asal menuju haribaan rahmatMu.
Di Arafah
Terlentang aku
seenaknya dalam pelukan bukit-bukit
batu bertenda langit biru,
seorang anak entah
berkebangsaan apa
mengikuti anak mataku
dan dalam
isyarat bertanya-tanya
kapan Tuhan turun?
Aku tersenyum.
Setan mengira dapat mengendarai
matahari,
mengusik khusukku apa tak melihat
ratusan ribu hati putih
menggetarkan bibir,
melepas dzikir,
menjagamu
dari jutaan milyar malaikat
menyiramkan berkat.
Kulihat diriku
size="2">terapung-apung
dalam nikmat dan sianak
entah berkebangsaan apa
seperti melihat arak-arakan
karnaval menari-nari
dengan riangnya.
Terlentang aku
satu diantara jutaan tumpukan
dosa yang mencoba menindih,
akankah
kiranya bertahan dari banjir
air mata penyesalan
massal ini
Gunung-gunung batu
menirukan tasbih kami,
pasir menghitung wirid kami
dan sianak
yang aku tak tahu
berkebangsaan apa
tertidur dipangkuanku
pulas sekali
Tuhan,
lihatlah betapa baik
kaum beragama
negeri ini
mereka tak mau kalah dengan kaum
beragama lain
di negeri-negeri lain.
Demi mendapatkan ridhomu
color="#000000">mereka rela mengorbankan
saudara-saudara mereka
untuk merebut tempat
terdekat disisiMu
Tuhan,
lihatlah
betapa baik kaum beragama
negeri ini
mereka terus membuatkanmu
rumah-rumah mewah
di antara gedung-gedung kota
hingga di tengah-tengah sawah
dengan kubah-kubah megah
dan menara-menara menjulang
untuk meneriakkan namaMu
menambah segan
dan keder hamba-hamba
kecilMu yang ingin sowan kepadaMu.
Di pelataran agungMu
nan lapang kawanan burung merpati
sesekali sempat memunguti butir-butir
bebijian yang Engkau tebarkan
lalu terbang lagi
menggores-gores biru langit
melukis puja-puji
yang hening
Di pelataran agungMu
nan lapang aku setitik noda
setahi burung merpati menempel pada pekat
gumpalan yang menyeret warna bias kelabu
berputaran mengatur
melaju luluh dalam gemuruh
talbiah, takbir dan tahmit
Dikejar dosa-dosa
dalam kerumuman dosa
ada sebaris doa
siap kuucapkan
lepas terhanyut air mata
tersangkut di kiswah nan hitam
Di pelataran agungMu
nan lapang
aku titik-titik tahi merpati
menggumpal dalam titik noda berputaran,
mengabur, melaju, luluh
dalam gemuruh talbiah,
takbir dan tahmit
mengejar ampunan dalam lautan
ampunan
terpelanting dalam qouf dan roja.
[ Selasa, 14 Oktober 2008 ]
Dahlan Iskan : Benar-Benar Senin yang Melegakan
DUA jam kemarin pagi adalah dua jam yang paling menegangkan bagi siapa pun yang
tidak menginginkan Indonesia terseret dalam krisis keuangan dunia. Senin kemarin
menjadi hari yang penuh harap-harap cemas, karena merupakan hari kerja pertama
setelah libur lima hari (bagi bursa saham) dan libur dua hari bagi bank nasional.
Sejak malam sebelumnya, dua pertanyaan besar terus mencemaskan: 1). Apakah ketika
bank mulai buka pada pukul 08.00 terjadi rush atau tidak? 2). Ketika bursa saham mulai
buka, terjadi kemerosotan indeks secara drastis atau tidak?
Kalau saja terjadi rush, kacaulah perekonomian kita. Demikian juga, kalau terjadi
guncangan besar di lantai bursa, paniklah kita.
Dua-duanya sangat melegakan. Begitu melewati pukul 10.00 WIB kemarin semua orang
seperti bernapas panjang -lega. Semua bank aman dari gejala rush. Lantai bursa juga
hanya turun beberapa puluh poin, lalu menguat di sore hari dan ditutup dengan posisi
positif.
Pasar saham dan pasar Tanah Abang ternyata tidak perlu harus dikorbankan salah
satunya.
Kita harus berterima kasih atas kesigapan dan keseriusan pemerintah menjaga
perekonomian dari imbas krisis di Amerika. Saya dengar tim ekonomi, termasuk tim
pasar modal, harus sudah bekerja pukul lima pagi dan baru pulang tengah malam. Tapi,
memang itulah yang harus dikerjakan agar selamat dari badai.
Bahkan, penjaminan terhadap bank jauh melebihi yang diinginkan banyak orang. Saya
hanya mengusulkan bahwa yang penting ada. Ini pun sekadar untuk menenteramkan
masyarakat. Sebab, jaminan itu pada kenyataannya tidak akan dipakai. Para pengusaha
memang minta jaminan sampai Rp 1 miliar. Menurut saya, itu sudah sangat tinggi.
Pemerintah ternyata justru menjamin sampai Rp 2 miliar. Sekali lagi, Rp 1 miliar atau Rp
10 miliar toh hanya jaminan. Di sini pemerintah sangat "cerdas" menyikapinya.
Setelah aman dari bahaya rush, perbankan memang masih perlu satu senjata lagi:
likuiditas. Kini saatnya bank perlu diberi pinjaman. Tentu pinjaman yang sifatnya hanya
untuk menggantikan sumber dana "satu malam". Dana "satu malam" itu biasanya mereka
atasi sendiri dengan apa yang disebut "pinjaman antarbank". Setiap sore bank selalu tutup
buku. Dari sini akan diketahui mana bank yang "kalah kliring" dan mana yang "surplus".
Yang kalah kliring biasanya meminjam uang ke bank yang surplus.
Kini, dalam keadaan krisis dunia, semua bank hanya memikirkan dirinya sendiri. Bukan
hanya bank, setiap perusahaan harus mengambil sikap aman untuk dirinya sendiri dulu.
Bahkan, perorangan pun akan mengambil sikap serupa. Maka dalam situasi seperti ini
sama sekali jangan berusaha mencari pinjaman. Semua orang, semua pihak "mengunci"
pintu masing-masing.
Sampai kapan? Sampai rasa saling percaya itu tumbuh kembali. Selama masa saling tidak
percaya itulah pemerintah diminta menjadi "terminal terakhir". Di bidang ini pun langkah
pemerintah sangat memuaskan.
Di bidang bursa, ada dua kiat penting yang dilakukan otoritas bursa. Menjelang dibuka
kemarin, apa yang selama ini disebut "pre opening market" ditiadakan. Kapan
diperbolehkan lagi masih belum diputuskan. Masih harus menunggu situasi menjadi
stabil dulu.
Pre opening market itu memang bisa mengguncangkan. Waktu pre opening market hanya
sekitar lima menit sebelum bursa dibuka. Di situlah dilakukan negosiasi pembelian dan
penjualan secara blok (pembelian saham dalam jumlah besar). Pelakunya biasanya para
broker saham, baik yang terafiliasi dengan emiten maupun tidak.
Kelemahan pre opening market adalah tidak terbukanya harga saham, justru sebelum
pasar dibuka.
Langkah kedua yang juga hebat adalah ditindaknya pelaku short selling yang gagal serah
atau gagal bayar. Short selling dalam praktiknya adalah menjual saham di pagi hari lalu
membelinya kembali di sore hari. Atau sebaliknya. Praktik itu sendiri sampai sekarang
secara legal masih sah, tapi akan menjadi pelanggaran kalau ternyata pelakunya gagal
menyerahkan saham atau gagal membayar.
Senin kemarin benar-benar hari yang melegakan dan memberi harapan. (*)