You are on page 1of 11

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA KLIEN DENGAN RIWAYAT ISOLASI SOSIAL

A. Latar Belakang Ilmu keperawatan memandang manusia itu unik, dalam arti bahwa manusia tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya. Dan manusia pun dipandang secara kholistik (utuh), yaitu dilihat dari aspek bio-psiko-sosiospiritual. Dalam setiap tahap perkembangan kehidupannya manusia tidak hanya mengalami gangguan fisik atau biologis saja, namun emosi serta mental pun sering kali mengalami gangguan dalam arti lain gangguan kejiwaan atau dalam kata lain klien dengan gangguan jiwa. Gangguan jiwa tersebut bermacam-macam jenisnya, ada yang disebut gangguan halusinasi, resiko bunuh diri, perilaku kekerasan, gangguan harga diri rendah, isolasi sosial, dan lain-lain. Dari sekian jenis gangguan jiwa tersebut berbeda-beda akibat/perilakunya serta cara penanganannya. Ada yang dinamakan gangguan Isolasi Sosial atau disebut Isos, yaitu klien gangguan jiwa yang mengalami gangguan dalam berhubungan dengan dunia luar atau tidak bisa bersosialisasi secara optimal, baik dengan individu, masyarakat, atau lingkungannya. Klien dengan gangguan Isos ini cenderung menarik diri dari dunia luar dan kehidupan bersosialisasi. Tidak seperti penyakit biologis yang mungkin lebih banyak

penanganannya dengan menggunakan obat-obatan seperti penyakit stroke, gagal ginjal, kanker, dan lain-lain. Untuk klien gangguan jiwa tidak hanya dilakukan pengobatan secara farmakokinetik namun kita sebagai seorang perawat harus melakukan suatu terapi yaitu terapi psikologis. Terapi psikologis bermacam-macam caranya. Ada yang disebut logoterapi, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi kelompok dan lain-lain. Dalam kegiatan yang akan dilaksanakan kali ini yaitu Terapi Aktivitas Kelompok, dimana terapi ini dilakukan yaitu secara berkelompok. Perawat akan mengumpulkan beberapa klien menjadi sebuah kelompok terapi yang nantinya mereka dirangsang untuk berinteraksi satu sama lain, berdiskusi,

serta memecahkan masalah secara bersama-sama. Dan sasaran kliennya dalam terapi aktivitas kelompok kali ini yaitu pada klien dengan gangguan Isolasi Sosial.

B. Pengertian Sebelum kita melakukan terapi terhadap klien dengan gangguan isolasi sosial tersebut maka kita perlu mengetahui dan memahami kerangka teori dari gangguan isolasi sosial dan terapi aktivitas itu sendiri. 1. Isolasi Sosial Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain (Keliat, 1998). Biasanya proses terjadinya gangguan isolasi sosial diakibatkan oleh pola asuh keluarga, koping individu tidak efektif, gangguan tugas

perkembangan, stress internal dan eksternal. Respon maladaptif dari isos ini yaitu menarik diri, ketergantungan kepada orang lain, manipulasi, dan curiga. Tanda-tanda klien isos biasanya merasa kesepian atau ditolak sama orang lain, merasa tidak aman berada didekat orang lain, respon verbal kurang/singkat, bosan, tidak bisa berkonsentrasi dan membuat keputusan, merasa tidak berguna, banyak berdiam diri di kamar, apatis, rendah diri, dan lain-lain. 2. Terapi Aktivitas Kelompok Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara

kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007). Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan uji realitas (Birckhend, 1989) sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat dilakuan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah secara kelompok,

menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi ini juga terdapat kekurangan yaitu: kehidupan pribadi klien tidak terlindungi, klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak. Dengan dilakukannya terapi aktivitas kelompok ini diharapkan klien denga gangguan isolasi sosial tersebut dapat mengatasi masalah komunikasi dan interaksinya denga orang lain atau lingkungannya. Dalam terapi aktivitas kelompok ini klien dilatih agar dapat berinteraksi dengan cara berdiskusi dengan anggota kelompoknya sehingga komunikasi antara klien dapat terjadi.

C. Metode Terapi Aktivitas Kelompok Metode dalam terapi aktivitas kelompok ini yaitu: 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan Tanya jawab 3. Roll play

D. Tujuan 1. Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan klien untuk berinteraksi/bersosialisasi dengan orang lain (klien lain)

2. Tujuan Khusus a) Klien tidak kesulitan dalam berkomunikasi b) Masing-masing klien dapat memperkenalkan diri c) Klien dapat mencurahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi 3. Tujuan Hari Ini Klien dapat memperkenalkan dirinya, minimal dapat menyebutkan namanya atau berkenalan dengan klien dalam kelompok terapi. E. Kriteria Klien (hanya contoh) 1. Klien dengan riwayat isolasi sosial 2. Klien tidak menderita cacat fisik 3. Klien bersedia mengikuti kegiatan 4. Klien dapat melakukan kontak mata F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan (hanya contoh) 1. Hari dan Tanggal Senin, 27 Juni 2011 2. Tempat Ruang Perkutut, RSJ Cisarua, Bandung 3. Durasi/Waktu Kegiatan 30 menit G. Nama Peserta/Klien (hanya contoh) 1. Tn. Didi Masalah keperawatan Riwayat isolasi sosial : isolasi sosial : sebelum masuk RS, klien stress dan depresi karena gagal dalam usahanya. 2. Tn. Kusuma Masalah keperawatan Riwayat isolasi sosial : resiko mencederai diri :sebelum masuk RS, klien sering menyendiri dan hampir melakukan percobaan bunuh diri.

3. Ny. Imas Masalah keperawatan Riwayat isolasi sosial : harga diri rendah : sebelum masuk RS, klien malu karena pernah menjadi korban perkosaan. 4. Tn. Kusdi Masalah keperawatan Riwayat isolasi sosial : isolasi sosial : sebelum masuk RS, klien sering mengurung dirinya/menyalahkan diri sendiri akibat dari kematian istrinya. H. Media dan Alat (hanya contoh, boleh ditambahkan sesuai dengan kebutuhan) Kursi, laptop, papan tulis, buku catatan, dan pulpen

I. Susunan dan Uraian Tugas Pelaksana (Perawat/Terapist) 1. Leader : ............... (nama pelaksana) Memimpin TAK : merencanakan, mengontrol dan mengendalikan jalannya TAK. Membuka acara TAK Memimpin perkenalan Menjelaskan tujuan TAK Menjelaskian proses kegiatan TAK. Menutup kegiatan. 2. Co Leader : (nama pelaksana) Membacakan tata tertib dan program antisipasi Mengambil alih tugas leader apabila jalannya TAK pasif, dan menyerahkannya kembali kepada leader apabila jalannya TAK sudah normal kembali. Menuliskan apa yang diucapkan klien, di papan tulis. 3. Fasilitator : (nama pelaksana) (jumlah fasilitatot bisa

disesuaikan dengan kebutuhna/tergantung dari banyaknya klien, biasanya satu orang fasilitator mengawasi dua atau 3 orang klien)

Mempertahankan kehadiran peserta. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun dari dalam kelompok 4. Observer : (nama pelaksana) Mengobservasi jalannya kegiatan TAK dari awal sampai akhir. Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis. Mengevaluasi jalannya TAK dari awal sampai akhir. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan dating. Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya. J. Mekanisme Kegiatan (hanya contoh, mekanisme kegiatan disesuaikan dengan klien/permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien yang kita tangani, mekanisme ini saya buat untuk klien dengan gangguan isolasi sosial) 1. Tahap Kegiatan a) Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan klien. 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. b) Orientasi 1) Salam terapeutik o Salam dari terapis pada klien. o Klien dan terapi pakai papan nama. o Perkenalkan nama panggilan serta asal terapis dengan menggunakan gaya yang disambut oleh semua yang terlibat dalam terapi aktivitas kelompok dengan menggunakan Hai sambil menirukan gaya terapis. o Mempersilakan semua yang terlibat dalam terapi aktivitas kelompok untuk memperkenalkan diri dengan menggunakan gaya dan disambut dengan mengatakanHai sambil menirukan gayanya oleh semua yang terlibat dalam terapi aktivitas kelompok. o Mengajarkan yel-yel: ketika terapis mengatakan Kita

Sehat, maka semua yang terlibat terapi aktivitas kelompok menyambut dengan mengatakan Pasti Sehat. 2) Evaluasi o Menanyakan perasaan klien saat ini. o Menanyakan aktivitas apa yang telah dilakuan klien hari ini 3) Kontrak o Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan dirinya, minimal dapat menyebutkan namanya atau berkenalan dengan klien dalam kelompok terapi o Menjelaskan aturan main sebagai berikut : Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. Lama kegiatan 30 menit. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. c) Tahap kerja 1) Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosial Menanyakan pendapat klien tentang kebiasaan berinteraksi Menanyakan klien apa yang menyebabkan klien tidak mau berinteraksi Diskusikan keuntungan apabila klien mempunyai banyak teman Diskusikan kerugian jika klien hanya mengurung diri saja Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik 2) Melatih klien cara-cara berinteraksi secara bertahap Latih klien untuk menyebutkan namanya sendiri Ajarkan klien untuk memperkenalkan diri, berikan contoh Berikan kesempatan klien untuk memperkenalkan diri secara bergiliran Bantu klien untuk berinteraksi dengan satu orang anggota terapi Bila klien menunjukkan kemajuan tingkatkan jumlah interaksi dengan dua sampai tiga orang

Berikan pujian pada setiap kemajuan yang ditunjukkan Tanyakan perasaan klien setelah melakukan interaksi dengan orang lain. 3) Diskusikan dengan klien tentang kekurangan dan kelebihan yang dimiliki setiap individu d) Tahap terminasi 1) Evaluasi Tanyakan perasaan klien setelah melakukan interaksi dengan orang lain. Berikan pujian pada setiap kemajuan yang ditunjukkan 2) Rencana tindak lanjut Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk terus melakukan komunikasi/interaksi yang telah dicapai dan anjurkan untuk meningkatkannya Masukan pada jadwal harian klien 2. Perilaku Yang Diharapkan 1) Persiapan. a) Terapis atau perawat : Mengidentifikasi masalah klien sebelum pelaksanaan Menentukan tujuanMenentukan waktu dan tempat Mempersiapkan setting terapi aktivitas kelompok, tempat alat dan sebagainya b) Klien: Siap mengikuti TAK Mengetahui dan mentaati tata tertib TAK Hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai c) Proses o Klien atau anggota kelompok: Mampu mengikuti TAK sampai selesai Mampu mengeluarkan pendapatnya dalam kelompok. Mampu memberikan tanggapan dalam diskusi dan berespon

terhadap stimulus yang diberikan oleh anggota kelompok lain atau terapis. o Terapis atau perawat Perawat melaksanakan TAK sesuai

perencanaan. Perawat dapat mengantisipasi hal-hal yang terjadi saat TAK. Perawat mampu memotivasi klien untuk berpartisipasi aktif . d) Hasil Perawat dapat melaksanakan tugas dengan baik. Klien mampu memahami tujuan dari terapi dan mencapai tujuan yang ditetapkan pada pertemuan.

K. Setting Tempat

Keterangan: Klien

Fasilitator

Observer

Leader

co-leader

L. Tata Tertib dan Program Antisipasi 1. Tata Tertib a) Peserta TAK harus hadir paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai. b) Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan. c) Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak menggangu anggota yang lain. d) Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak diperkenankan makan, minum dan merokok. e) Setiap anggota kelompok yang akan berbicara harap mengacungkan tangan, dan berbicara apabila dipersilahkan oleh leader. f) Bagi peserta yang akan pergi ke toilet, dipersilahkan sebelum acara dimulai. g) Peserta tidak diperbolehkan membicarakan hal-hal lain diluar topik TAK. h) Peserta yang melanggar aturan diperingatkan dan tidak

diperkenankan mengikuti permainan selanjutnya. 2. Program Antisipasi Adapun beberapa langkah yang diambil untuk mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut : a) Sebelumnya telah dipersiapkan adanya klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan diterima oleh anggota kelompok lainnya dengan cara ditawarkan terlebih dahulu. b) Apabila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang tidak mentaati tata tertib yang telah ditentukan sebelumnya maka klien diperingatkan atau

jika tidak mau akan ditawarkan pada klien untuk melanjutkan atau keluar dari rencana TAK. c) Bila ada anggota kelompok yang ingin keluar harus dibicarakan dengan semua anggota kelompok untuk mencari solusinya, tapi keputusan tetap pada masing-masing klien d) Bila ada anggota kolompok yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan, leader harus mengexplorasi dalam kelompok. e) Bila ada anggota kolompok yang menghindari kelompok maka leader berusaha memotivasi agar kllien mengikuti TAK.

M. Evaluasi Hasil kegiatan yang dicatat oleh observer (dilampirkan) (maaf hasil evaluasi/catatan observer tidak saya sertakan, soalnyadokumen format evaluasinya hilang, hehe)

You might also like