Professional Documents
Culture Documents
''
2.1
Sistem Telepon Sistem telepon dimulai dengan local loop (Jaringan !oka!), yang menghubungkan pesawat te!epon dengan sentral telepon melalui sepasang kabel. (Schweber, W., !998, p459)
:1
' .
;
1
2.1.1
Pesawat Telepon
Skema dari pesawat telepon biasa ditunjukan pada gambar 2. l.
Earphone:
Speaker
l i
\
Gambar 2.1
'
Ketika pesawat telepon sedang on-hook (gagang pesawat di!etakan), ia seperti ra."lgkaian yang terbuka dan tidak ada arus yang mengalir dan hanya terdapat tegangan DC dari sentral sebesar -48 V. Ketika pesawat telepon menjadi
ofihook (gagang diangkat) maka akan terjadi rangkaian te1iutup dan arus akan mengalir sebesar 20 rnA, dengan tegangan sebesar -6 V sampai -8 V. Adanya arus yang mengalir pada rangkaian akan dideteksi oleh sentral telepon dan akan diindikasikan bahwa pesawat telepon sedang off-hook. Ketika ada panggilan yang masulc "Ringing Voltage" Suatu sinyal AC yang dinamakan
telepon, tegangan ini alcan mengaktifkan bel elektronik dari pesawat telepon. Rangkaian bel dihubungkan dengan kabel local loop melalui kapasitor secara seri yang akan memblok arus DC dan melewatkan arus AC serta untuk mencegah pesawat telepon yang sedang on-hook menghabiskan tegangan baterai sentral. Dua kabel antara pesawat telepon dan local loop dinamakan Tip dan Ring. Tip dan Ring meru.pakan dua buah kabel berdiameter 1 1 4 inci yang digunakan sejak penggunaan telepon pertama kali sebagai konektor fisik yang dapat dimasukan dan dicabut secara mudah.
2.1.2
Alat Panggil Untuk melakukan panggilan dikenal dua macam alat panggil, yaitu pulse dan tone dialing. Pada pulse dialing ketika suatu angka di panggil, local loop a ..lc a n te1iutup/terbuka sebanyak jumlah angka yang dipanggil, dengan jangkauan 10 tutup/buka per detik dan duty cycle sebanyak 50 %. Sentra! telepon akan memonitor dan menghitung uru.tandari tutup/buka untuk mengetahui angka yang dipanggil.
, ;
r,
'
I 8
'
Ala:panggil yang kedua adalah tone dialing. Pada tone dialing, setiap angka direpresentasikan oleh pasangan tone yang unik, seperti ditunjukan pada gambar 2.2. Terdapat empat group tone rendah. masing - masing untuk setiap baris, dan 3 group tone tinggi, masir;.g - masing untuk setiap kolom (satu group tone tinggi lagi hanya terdapat pada telepon khusus). Sentral telepon akan
I I
q J---q J---c p -I I I I I
Rcw2
RowS
770Hz
Row4
r--r--r--r
852Hz 941Hz
1477 t-lz
j.:
I .
'
1633Hz
telepon tetjadi komunikasi lebih dahulu. Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk saling mengirim sinyal - si::yal seperti dial tone, ringing tone, busy tone,
congestion tone serta pengiriman nomor yang dipanggil oleh pesawat telepon.
Masing - masing tone tersebut dijelaskan pada tabel 2. l.
I .
mengangkat
handset,
yang
mengakibatkan saklar hook menr;.tup dan menyebabkan adanya aliran arus. Kecika terdeteksi adanya aliran arus, perangkat di sentral teiepon akan
'
j.
menghubu.'lgka.>loop pemanggil ke tone receiver dan mengirimkan dial tone ur1tuk mengindikasikan bahwa bahwa sentral telepon siap untuk menerima nomor yang akan dipanggil. Ketika mendengar dial tone, pema.'lggil menekan tombol untuk nomor yang dipanggii, yang akan mengirimkan pasangan
\ e x p n d 0:
. I'1 I
I!
9
j '
'!':
'
l
: i
Jenis
I Frekuensi
\ Cadence
----,
ff- ,
-.::-j
G)ial t ne
i 425 Hz 25 Hz
- --! 4 2
\ Continous 25
I Busy Tone
H;-i-O
. --+
5z H
:Ss-o 05 s
L g-est _'1_Ton_
0.25 S Off J
Off
I Ring Back
Trme
!.
telepon akan menentukan status dari loop yang r:Jelayani nomor ya.1g dipanggil. Jika loop yang dipanggi! dalam kondisi
I,
Sedang dignnakan atal! jaringan sedang sibuk, pesawat di sentral telepon akan memberikan busy sinya: atau congestion sinyal kepada pemanggil yang :nengindikasikan bahwa panggilan tidak dapat dilanjutkan.
'
" Tidak digm:nakan, Ringing voltage akan diberikan, pada saat y a::1 gsama
sinyal Ringback diberikan pada loop pemanggil, sehirtgga p ggil e= mengetahui bahwa nomor yang dipanggil sedang berdering. Ketika pesawat telepon yang berdering
akan
l
j '
Ij
10
i'
'
ke ioap. Peruba.'ra.'limpedailsi yang dihasilkan memberitahukan sentral telepon bahwa pa:1ggilan telah dijawab dan hubungan telah terjadi. Sentral telepon kemudian n:enghentilam Ringing voltage kepada yang dipanggil dan Ringback sinyal kepada pemanggil. Ketika pembicara.an telah se!esai, maka masing - masiJ:g a.kan meletakan gagang pesawat telepon (on-hook). Hal ini akan menghentikan aliran arus yang
I!
menandakan pemutusan hubungan. Loop kembali berada dalarn kondisi idle dan siap m eneri..'ll.a panggilan berikutnya.
2.2
Konsep Sistem Te!epon Bergerak Pada sistem telepon bergerak seorang pengguna terhubur:g dengan
jaringan melalui tmnsmisi si.r::y al radio. Pengguna dari telepon bergera.l;:dapat berpindahpindah dan melakukan ataupuil menerima panggi!an dimana saja selama ia masih dalan:jangkananjaringan telepon bergerak.
Istilah "Selular" berdasarkan fu :..1 a bahwa area dimana sistem telepon hergerak beroperasi dibagi kedalam sejumlah area kecil yang dinama.lcan"celr', Suatu cell biasanya terdiri dari satu transmitter dan receiver radio dengan daya yang rendah. Transmitter dan receiver radio dengan daya yang rendal1 tersebut di.;1an:akan base station, Biasanya terdapat satu base station seti .p cell, meskipun dibeberapa sistem selula:-, setiap cell mungkin saja dibagi kedalam sejumlah sektor, dengan setiap sektor mempnnyal base station tersendiri. Ketika suan mobile station berada daiam cell tertentu, maka ia akan men-transmit atau
11
me-receive sinyal radio dari base station yang ada di cell tersebut. Setiap base station alam tersambung dengan suatu Mobile Switching Center (MSC)) yang
berf..:ngsi untuk menghuoungkan sistem telepor: selular C.engan sistem telepon tetap. Gambar 2.3 merepresentasikan struktur dari sistem telepon selnlar
Sistem Celular Sistem Tefepon Tetap
0
Station
= Mobfle
Telephone
'-l ---
Gambar
2 . 2 . 1 .Hand Off 1
Hand Off adalah kemampuan untuk
dari satu base station yang menangani proses percakapan tcrsebut ke base station yang lain k are::-wlemalmya sinyal dari base station.
2 . 2 . 21 .) r o 1< J7 a l l 1
Drop Call adalah proses terputusnya percakapan pada sistem telepon
selular. Drop Call dapat terjadi jika mobile station memasuki area yang : a. Terhalang oleh kondisi geografi untuk menerima sinyal radio dari base
station.
12 b. Tidak dipunyai oieh suatu cell sehingga tidak mempunyai base station yang dapat menerima atau mengirimkan transmisi radio (hal ini sering disebut sebaga; diluar coverage area)
1 I
2.2.1.3 Roaming
ya::tg
rr.emungkinkan suatu mobile station untuk tetap dapat dilayani wa\aupun mobile
2.3
saja, seperti eara penggunaa'1 channel radio oleh beberapa pengguna, cara pengkodean sinyal bicara, pemilihan band radio dan modulasi frekuensi carrier.
I
!
'I
I :
.
13
l :
i '
I I I I
I' '
I, I
I
J
' I
= J .
(c:)CD A
! I
' '
'
,.
l
(b)TDMA
'l '
Gambar 2.4
a. Frequency Division Multiple Access (FDMA) Sistem FDMA adalah sistem dimana masing masing pengguna!pemakai menduduki suatu frekuensi yang berbeda dig-ch'lakan oleh teknologi NMT d& '1A .1\1PS h. Time Division Multiple Access (TDMA ) Dalam sistem TDMA pengg:Ina/pemakai dipisahkm1 oleh waktu (time slot) yang berbeda dalam sebua.lj frekuensi bersama (Gambar 2.4 b). Tekno!ogi GSM merupakan teknologi yang meuggu.:1akansistem TDMA. e. Code Division Multiple Access (CDMA ) Pada sistem CDMA pengguna/pema.kai menggunaka.u waktu dan frekuensi yang sama, namun menggunakan kode yang berbeda (Gambar 2.4 c). beda (Gambar 2.4 a). Sistem ini
I.
!
II
2.3.2
K<: nsepSistem Telepon Selular CDMA CDMA didasarkan pada prinsip bahwa setiap pengguna mempt;nym sebuah kode yang U l1ik yang digunakan oleh sistecn untuk membedakan
pengguna dari pengguna yang lain ketika ciigunakan secara bersamam1 pada
l .
'
14 CD l'v1Amenggunakan teknik yang dikenai sebagai penyebaran spektrum untuk mena'llbah cfisiensi dari penggunaac'lkana!RF. Teknik ini memungkidmn banyak pemakai dapat mengakses secara serempak pada frek:uensi pembawa yang sama. Sistem ini menggunakan kode- kode yang unik (Pseudonoise) untuk membedakan pemakai yang satu dengan yang lain.
1:
i,'
l., .
'
2.3.2.1Pengulangan
'
! '
'
'
frekuensi
membedakan base station yang satu dengan yang lain adaiah penggunaan kode PN (Pseudonoise) yang khusus disetiap base station.
2.3.2.2 Rake Receiver Konsep selclar CDMA yang lain adalah ketahan.an sinyalnya terhadap pantulan gedu11g "gedung (multipath fading). CDl\1A dirancang mampu
l.
;
'
l:
: .
menerima dan menggabungkan sinyal - sinyal pantulan untuk mendapatkan penerirr"aa.rty < U " lg terbaik. Hal ini dimur1gkinkan karena adauya tiga penerimaan daiam satu mobile station (rake receiver).
1 :
1 .: ,,
'.
'
2.3.2.3 Soft Hand Off Keunggulan lain daci CDMA adalah kemampurcn untuk sofi hand off, di.mana sistem CDMA mampu memegang sebuah percakapan oleh dua atau tiga base station yac'lg berbeda. Dengan kemampuatl ini drop call akibat kegagalan
l I
'
. j.
I
15
peralihan kana!yang disebabkan karena tidak adanya kanal di base station yang dituju dapat dihindari.
':
2.3.2.4 Kent::ol Daya Agar seluruh sinyal dapat diterima dengan baik seluruhnya oleh base station, maka selun.u'1sinyal yang diterii11a base station perlu dikontrol agar Untuk memungkinkan hal tersebut maka setiap mobile beda
ke:matannya sama.
station akan mengirim..l;:an sinyal dengan keknatan sinyal yang berbeda tergantung jaral' dari mobile station ke base station tersebut.
l.
dilakakan k:arena terdapat kontrol daya pada sistem CDMA sehingga mobile station dapat menghemat energi bateral-nya.
:j '
i .
i
I.
'
2.3.4
Kekurangan Cl)J\clA
i '
Disamping kelebiha.'l - kelebihan CDMA memi!iki beberapa kelemahan sebagal berikut : a. s:stem belurn mapa::masih terus dikembangkan
l :
t
b. Belum terdapat standar yang global c. Tingkat produksi masih rendah
. :
16
l
i
1
i.
'
'
2.4
'
n:embet"kan akses yang cepat pada jasa telepon yang bed,"Ualitastinggi, handal dan murah. Ketika pengguna atau pemakai rr;engangkat gagang telepon, m aclal akau terdengar dial tone dan pesav.'llt telepon akan beroperasi seperti ia terhubung ke jaringa_'1 telepon tetap (PSTN). TenrJnal darifixed wireless dapat berupa pesawat telepon biasa, mesi:n fax dan komputer.
I
I
\
MSC COMA
m
PSTN
Mobile FW
I
'i
I.
'
'
Basa Statior.
I .
,-
I ,
'
-S-tat!on
-T
.
T Te!e.phone
OTHER
MOBlLE StATION
I I .
:1. . ._.FW
I
JI
Gatnbar 2.5
l
I
'
17
i;
selular CDMA. FWT dapat dihubungkan dengan tiga buah pesawat telepon yang
I :
menggunakan bel elektromagnetik sampai sejau.l-t 100 meter, tetapi selama pembicaraan hanya dapat digunaka!Jtidak lebih dari dua pesawat telepon secara bersama:m.
1 '
a. Tone dari panggilan yang sedang berlangslli>.g sepe11idial tone dan busy tone.
b. DTMF da>.Pulse Dialing c. Fi:ur pelanggan (Call Waiting, Call Forwarding, Caller ID, Three-Way
c L Multi parallel (sampai tiga buah untuk telepon mekanik dan sampai lima
tmtuk telepon elektronik)
e. Echo cancelataion
2.5
I,
GPS adalah
suatu Jaringan
menerus untuk
I .. i
I.
j !'
l ' 'I
Ei -
18 mengidentifikasi suatu lokasi di bumi secara teliti dengan mengukur jarak dad satelit yang secara konstan memutari bumi. Sate!it tersebut memancarkan sinyal radio ya.'lg sangat lemah sehingga memrn1gkinkan seseorang yang mempunyai pe11erimaGPS untuk menentukan lokasillya dibu:ni. (Gannin, 2001, pl)
j :
l :
1
i
2.5.1 Komponen GPS
Terdapat tiga buah komponen untuk membentuk sistem GPS, ketiga komponen tersebut dijelaskan dibavvah ini:
;
i
:
l
l 1'
1
Segmen ruang angkasa, ter::liri dari sedikitnya 24 sate!it (21 aktif + 3 cadangan) yang merupakan jantnng dari sistem ini. Sate!it tersebut terletuk sekitar 12.000 mil dari pennukaan bumi. S te a liti .
,! '
satelit tersebut diatur sedemi.kian rupa sehingga penerima GPS di bumi dapat selalu menerima siayal dari sedikitnya 4 buah sate!it.
i
:1
'
j
i
. :
i .
'I
i
'
l.
berjalan sesuai dengan orbitnya dan mengatm infonnasi waktu. Terdapat lima bua.'1 stasiun kontrol yang terdapat di bumi - 4 stasi:L c'1 tidak berawak dan l stasiun kontrol utama. 4 stasiun yang tidak berawak secara terus menerus menerima data dari satelit kemudian mengirimkan infonnasi tersebut ke stasiun kontrol utama. Stasiun kontrol utama kemudiaJl. membetulkan data satelit dan mengirimka.'lllya kembali ke satelit.
I,
j.
'
'
l .
l:
j .
I 1
19
2.5.2
Prinsip kerja
Penerima GPS harus mengetahui dna hal untnk dapat melakukan
fungsinya. Yang pertama adzlah mengetahui dimana letak satelit (posisinya) dan sejauh mana mereka berada Garak).
2.5.2.1 Lokasi
Penerima GPS mengambil dua jenis data dari informasi yang dikirimkan oieh satelit. Jenis yang adalah data 'almanac', berisi posisi yang
I
!
mendekati (lokasi) dari satelit. Data tersebut secara tems menerus ditransmisikan dan disimpan daiam memory penerima GPS sehingga ia dapat mengetahui orbit dari sateEt da.'l dima:1a setiap satelit seharusnya berada. Data almanac secara periodik di update dengan inform?.si yang baru ketika satelit bergerak. Setiap satelit dapat bergerak diluar orbit yang telah ditentnkan, karena itu stasiun monitor dibu:mi selalu menjaga orbit, ketinggian, lokasi dan
kecepatan satelit. Stasiun bumi mengirimkan data orbit ke stasiun kontrol pusat yang kemudian membetulkan dan mengirimkannya kembali satelit. Data yang te!
ah dibetulkan dan posisi yang pasti dari satelit dinamakan data 'ephemeris',
' .
'I
l '
20
dimana data terse\'lut aka."lbenar selama kurang !ebih 6 jam, dan ditransmisikan dalam informasi yang dikodekan ke penerima GPS. Dengart menerima data almanac dan ephemeris, penerima GPS dapat mengetahui posisi dari satelit setiap wakm.
2.5.2.2 Penerima GPS perlu mengetal:ui se jm .L 'J. mana satelit itu berada Qa.rak) sehingga ia dapat menentukan posis:nya dari bumi. Satelit mentrasmisikan
'
r:
.
sinyal yang telah dikodekan, sinyal yang dikodekan tersebut disebut 'pseudorandom code' karena mirip seperti signal noise. Ketika satelit menghasilkan pseudo-random code, penerima GPS juga menghasilkan kode yang sama dan
berusaha untuk mencocokan dengan sinyal dari satelit. Penerima GPS kemudian membandingkan kode tersebut untuk dapat menghitung seberapa banyak
! '
delay (atau menggeser) kodenya supaya cocok dengan kode dari sateiit. W akt11 delay (atau geser) dikalikan dengan kecepatan untuk mengetahuijarak.
2.5.2.3 Penentu:m Koordinat Dengar;.mempunyai data tentang lokasi satelit dan jarak, penerima GPS dapat menentukan posisinya dibumi. Contoh : Pada suatu sateii: lokasi kita
I ' .'
berjarak 11.000 mil, maka lokasi kita dapat berada dimana saja dari suatu lingkaran dengan radius 11.000 mil. Lalu pada sate!it kedua lokas:kita be:jarak 12.000 miL Malm pada lingkaran pertama akan berpotongan dengan lingkarat1 kedua yang membetuk potongan lingkaran. Jika kita mempunyai sateiit yang
'J .:
l :' l
! '' ' 21
;;:etiga maka akan mempunyai dua buah potongan lingkaran dimana tiga buah satelit saling be;potongan. Meskipun terdapat dua buah kemungkinan posisi, mereka sangat berbeda pada posisi lattide atau longitude dan altitude. Untuk menentukan dari lokasi
I
I ,
'
'
'1
1
'
tersebut yang mana lokasi yang b er. penerima GPS memerlukan altitude yang mendekati, dengan begitu penerima dapat menghitung posisi dua dimensi
I .
!:
i '
I'
i :
'
I ,
I '
2.6
Perhitnngan Pulsa
Perhirungan pulsa pada sistem telepon selular merupakan sesuatu hal
I .
yang sangat rumit jika dibandingan sistem te!epon tetap. Sifat dari pelanggannya ya.'lg selalu bergerak akan menyebabkan perhittngan pu:sa selan1a te::jadi pereakapan. perubahan - perubahan dari Karena adanya fasi!itas roaming
I '
'
suatu pereakapan yang pertama kali dikategorikan sebagai percakapan SLJJ (Sambungan Langsu:J.g Jarak Jaul::) akan menjadi percakapan Jokal jika mobile
sebaliknya suatu
I
'
j
.
'
percakapan lokal akan menjadi menjadi percakapan SLJJ jika mobile station r::teninggalka:narea dari pelayar""n lokaL Karena hal itu dengan pasti. maka posisi dari
station mana mobile station tersebut dilayani. Dari base station tersebut
di;;:etahui apaka.1jenis pereakapan yang dilakukan termasuk lokal atau SLJJ, juga
l
22 dapat diketahui apakah mobile station tersebut sedfu<groaming atau tidak. Pada WARIEL bergerak, lokasi dari
tersebut hanya
di ser:tral
telepon,
untuk
' l'
Dari dua data tersebut dapat diketahui di base station mana WARTEL tersebut dilayani. Hal ini dilakukan de;1gan menentukan jarak terdekat antara koordinat WARTEL dengan koordinat base station.
' :
l
J .
I .
2.6.1
Pola Penomoran
Peno!21.oran adalah suatu kegiatan untuk memberi nomor - nomor kepada setiap pesawat pe!angga.11, Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ciri - ciri khusus kepada pesawat tersebut (Goil7 li Saydam, 1992, P78). Sesuai dengan ketentuan ITU-T, digit maksimum untuk nomor telepon intemasional adalah 15 digit Untuk memenuhi ketentuan ITU-T ini b a t,'> 'iIndonesia yang sudah mempunyai kode negara 62 (2 digit), makajumlah digit maksimmn untuk nomor
I .
'
;
'
.
. '
.l ' 'l
Gambar 2.6
'
l
l .
j:
I-
23 b. Kode Wilayah Mer,;pakan kombinasi angka - angka yang menunjukan wilayah tempat pela;1ggan berada. Menurut ketentuan ITT, bahwa digit pertama kode wilayah yang bo!eh cigunakan adalah angka 2,3,4,5,6,7 dan 9. Sedangkan a:",gka1 di.gunakan untuk hubunga:" intemasional terbatas. Digit 8 digunakan . U .." ltu ksambungan telepon bergerak dan digit 0 dipak:ai untuk awalan jarak jauh. c. Nemor Telepon Pelanggan Nomor telepon pclanggan merupa.latn nomor telepon yang harus diputar untuk mencapai pelanggan dalam kota yang sama. Bila si pemanggil berada disuatu kota ingin menghubungi nomor pelanggan dikota lain, maka ia harus memutar lebih dulu kode \Vilayah dari kota tempat pelanggan yang akan dipanggiL Untuk pelangga:teleponselular ketentuan ini tidak berlaku.
I
,,
2.6.2
pembebanan wtuk percakapan tersebut ditentukan dan dicatat, dan kegiatan perhitungan pembebax1an dimulai. Titik pembebanan berf<lngsiscbagai jarak dan
zoning dati percakapan telepon. Titik pembeb2.nandinyatakan dalam koordinat
bumi yang bempa besaran garis bujuc (derajat, menit) dan besaran g a.r:is !intang (derajat + 100, Meait). (Dirjen Poste:, 2000, piV-2) Penentuan titik pembebanan
m1
biasanya
berdasarkan
wilayah
pemerintahan dikarenaka.:1 masyarakat !ebih mudah mengenal lokasi d at:J luas wiiayal1 pemerintahan daripada mengenal wilayah atau daerah pengelolaan
24 operator penyedia jasa teiekomunikasi. Penentuan titik pernbebanan dila.kukan oleh telkom sebagai pemegang hak eksklusif penyedia jasa telepon tetap Untuk sistem selular penentuan titik pembebanan berdasarkan base juga berdasarkan
2.6.3
Z1ming
Zoning adalah kelompok ja 2 :" a k pada pemakaian jasa telepon yang
memiliki
udara (lengkung burni) antara titik pernbebanan pemanggii dan titik pembebanan yang dipanggil. Jara.k udara antar titik pembebanan dihitu.rtg berdasa:-kan pada koordinat titik pembebanan dengan melaJ::nkansuatu pendekatan bahwa I (satu) menitjara.l;:le;tgkung bumi = 1,85 km. (PT Telkom, 1997, p3) Sekarang iai terdapat empat buah pembagian zona, nama dan jarak anta:zona diperlihatkan pada tabel2.2 Tabel 2.2 Zoning
I1
-
>3o-2oo
I Lokal-jS J L
Keterangan
l>2o_c;_-_s_o_c
50 0
- -- -- - - -- -- - - -
dengan titik pembebanan y & "Ig dipanggil dengan memperhatikan zona percakapat1 tersebut. "' Lokal, jika zone dari Jarak adalah 0 (no!), maka percakapan tersebut
dikatego-::ikansebagai percakapan lokal. "' SLJJ, jika zone dari Jarak lebih besiT dari 1 (satu), maka percakapan tersebut dikategorikan sebagai percakapan SLJ.T.
d L Rnaming, Biaya yang dikenakan jika suatu mobile station melakukan suatu
percakapan dil.uar daerah pelayanan a%lnya. Terdiri dari : " Behan Roaming, biaya beban yang dikenakan pada mobile station jika ia melakukan suatu percakapan diluar daerah pelayanan asalnya. Pasif Roaming, biaya yang ditangg;;ng oleh mobile station jika ta menerima suatu panggilan diluar daerah pelayanan asalnya. " Aktif Roaming, biaya yang dita_nggung oleh mobile station jika ra melakukan suatu panggiian diluar daerah pelayanan asalnya. c. Behan, Biaya tambal:'.an yang ditanggung oleh pelanggan WARTEL unt.: k satu percakapan telepon. Terdiri dari Beban aktif, biaya beban unt,;k melakukan sat::rpar1ggilan Beban pasif, biaya beban untuk menerima satu panggilan d. Interval, Waktu dari percakapan unr.:k dianggap sebagai satu pulsa telepon. i
i
!I
26
e, Perhitu.'lgan pulsa dibedakar, u ntiL :C perhitungan pada hari kerja
libur atau hari raya.
f.
dan
Jam, Perhitungan pulsa dibedakan ur:tuk perhitungan pada jam jam sibuk dan pada jam tidak sibuk seperti pada malam hari.
pada
2.6.5
Perhitlmgan Pulsa
Untuk perhitangan pulsa pada WARTEL bergerak perhitungan pulsa berdasarkan pada beberapa
penyesuaian terutama pada perhitungan antara mobile station ke mobile station dima:na letak mobile station dipanggil tida.J,:dapat diketahui.
2.6.5.1
Mobile Station
Operator
te::iadi jika pelanggan WARTEL menghubungi mengetahuinya, dila.l<ukan dengan
menganalisa digit nomor telepon yang dipanggil, dimana mobile station CDWlA mempunyai office code (Kode awalanjarakjauh percakapan ini dibagi kedalam beberapa kategori:
a.
keMSCDMA Pelm1ggan W A..TEL memanggil. mobile station CDMA, keduanya tidak ada
- --.&
Jika Jara.k ZO maka Jarak = Rp 0.00
i:
I
27
MS COMA Ket&D
Ga.uhar 2.7
,.
iI
Gantbac 2.8
pelanggan WARTEL jika ia menghubungi penyedia jasa telepon bergerak lain selain CDMA. Seperti menghubungi lvfobile station A.MPS, N 2 'v 1 T atau GSM.
Untuk
28
office code
08 selain
082181
Beban Aktif + 2 *Air Time+ Jarak ................................... POC MSC Non CDMA - POC WARTEL
.(2A)
Dimana : Janik
Gam'Jar 2.9
WARIEL
berada dalam posisi roaming (Gambar 2.10) Pu1.sa = B ebc nLAk1"1"'' _7 * 41r
............ .(-75,\
Dimana : Jarak = POC MSC Non CDMA- POC WARTEL
WI
m
MS on CD;!;1A
MSNon CDMA
29
2.6.5.3 WARIEL ke PSTN
Pada jenis percakapa_rtini adaiah setiap percakapan yang dilakukan oleh pelanggan WARTELjika ia menghubungi sistem telepon tetap.
a. W ARTEL ke PSTN
Pel<mggan WARTEL memartggii pasisi roaming (Gambar 2.11) P tlsa Beban Aktlf + Air Time+ Jarak ........................................ .(2.6) PSTN,
Dimana: Jarak
-- ] -[ !
''
Sootr.ol P$TN
/
MS CD!Y.ARaln A
!\.'ilK CDIHAb:olli A
\'W A TEL) R
MSC COMA K la A
30
Pada jenis percakapa.'t ini ao.alah setiap percakapan yang dilakukan o!eh pelanggan W ARTEL jika ia menghubungi nomor IDD
a. WARTEL ke
mD
memanggil IDD, WARTEL tidak berada dalam
Peianggan WARTEL
.(2.8)
IJ. W ARTEI.Roami11g ke
Pelanggan W T L E
roaming (Gambar 2.14)
memanggil
.(2.9}
31
2.6.5.5 WARTEL Menerima Panggilan
Pada jenis percakapac'lini adalah setiap percakapan yang dilakukan oleh pelanggan WARTEL jika ia dihubungi oleh semua sistem telepon
. (2.10)
MS CDMA Kot!A
{WA RTEL )
.(2.11)
32
2.1
::vl:ikrok<llltroler AT8\IC51
AT89C51 adalah suam produk mikrokontroler kompatibel dengan MCS-5 buatan ATMEL yang
rn . AT89C51
mempunyai daya rendah, CMOS berdaya kelja tinggi dengan 4K bytes Flash programmable dan erasable read only memory (PEROM). di.produksi dengan teknologi Mikrokontroler ini
Dengan adanya fasilitas flash on-chip menjadikan Program Memory dapat diprogram ulang didalam sistem atau melah.ti programer Nonvolatile memory yang konventionaL Fit:ur yang terda;Jat pada AT89C51 adalah
$
<>
2.8
DTYAFDecoder MT8870
MT8870 merupakan suatu perangkat decoder untuk DTMF yang
frekuensi tinggi dan rendac. Bagian decoder menggunakan teknik perhitnnga11 digital untuk mendeteksi dan mengkodekan 16 pasang tone dari ked>Lam kode 4 bit Jumlah perangkat eksterna! dibrangi
DTiv!F
dengan adanya
rangkaian internal seperti penguat differensial, Clock oscillator dan bus three-
state.
DTMF Decoder ini terdiri dari beberapa sub sistem yaitu filter, decoder, oscillator dan rangkaian steering. Diagram Blok dari DTMF Decoder qjelask '1 pada gambar 2.17.
j!-J -'-"'y
?-1- ,, , , ......
G -lf-----1 S
c. ., .
OSC1
STD
TOE
2.7.1
memasukan sinyal DTMF kedalam dua filter kapasitor berorde enam, yang menghasilkan kelompok frekuensi rendah dan kelompok frekuensi tinggi Bagian filter ini juga membuailg frekuensi dari dial tone (350 Hz dan 440 Hz). Masing-
34
masing keluaran filter dimasukan kembali ke dalam filter kapasitor berorde
2.7.2 Decoder
Seteial: difilter sinyal tersebut kemudian dimasc;kan ke dalam sebuah decoder yang berfungsi lliltuk menentukan frekuensi dari tone yang diterima dan
untllk mernastikan bal1wa tone tersebut memenuhi standar dari frekuensi D'Th1F.
S:Jatu algoritma
menghindari adanya suatu tone palsu yang berasal dari sinyallain seperti suara dengarr rnernberika.c' tolerasi yang kecil pada deviasi dan variasi frekuensi . 1
2.7.3
R1mgkll.ian Steering
Sebelum sinyal yang telah di kodekan di tersebut dicheck apak:ah durasi dari sinyal benar.
sinyal tersebut dikelurkan melalui output Q1 - Q4 yang a k a .1 1merepresentasikan niiai biner dari berbagai macal!l keadaan input.
2.7.4
Osilator l!Uistal
Rangkaian Clock internal dari MT 8870 cukup d!lengkapi suatu kristal eksternal sebesar 3.579545 MHz.
'
LCD HD44780U LCD (Liquid Crystal Display) :yang digunakan pada alat ini diatur
melalui Slli!tu controller atau driver HD44780U dari Hitachi yang dapat
Eo
10
'o l 1
Baca Busy flag [ilB7) and address counter (DBO-DB6) 1
0 menampilkan huruf alphanumeric, karakter kana Jepang dan simbol. LCD yang Tulis DR sebagai operasi internal digunaka<1pada alat ini berukuran 16 karakter X 2 bari s dengan ukuran karakter
. .
= l
35
Il 5 x 7 dot matrik dan 1 baris Baca DR sebagai operasi intemal dibawahnya y ac'l.g dign11akanuntuk kursor.
(CGROM) yang :nampu menampilkac'l 208 karakter pada ukuran karakter 5 x 8 dotma0Jc
2.8.1
Register Didala:n kontroler LCD terdapat dua Register 8 bit, Instruction Register
(IR) d fu '1Data Register (DR). Meialui sinyal Register Selector (RS), pemilihan
dua Register tersebut dila..kthlcan. Tabel2.3 Pemilihan Register
seperti
membersihkan layar da:1 menggeser cursor, juga rr<enggeser informasi alamat dari Display Data RAM (DDRA,\1) dan Character Generator RAM (CGR.l\M). lR hanya dapat dirubah oleh mikroprosesor . DR berfungsi
36 2.8.2
Busy Flag
Ketika busy flag bernilai 1, maka controller dari LCD sedang berada dalam mode operasi internal, dan instruksi berikutnya tidak akan diterima. Ketika RS 0 dan R !W = 1 busy flag dikeiuarkan pada output DB7.
2.8.3
CGRAM. Ketika suatu alamat dari ilh'ltn:ksi diMis kedalam IR, informasi alamat dikirim dari lR ke AC. Pemilihan antara DDRAM atau CGRA\ 1 juga ditentukan secara bersamaan dengan insttuksi. Setelah menulis atau membaca DDRA'vf atau CGRAM, Nilai AC secara otomatis bertambah atau berkurang 1. Nilai AC kemudian dikeluarkan ke DBO sampai DB6 ketika RS = 0 atau RIW = l i
2.8.4
men:y1mpan
data
display
yang
direpresentasikan dalam kode character 8 bit Mempunyai kemampuan 80 x 8 bit atau 80 karakter. AC akan menunjukan aiarnat dari display yang tarnpil. Setiap DDRAM mempunyai alamat relatif.
;,
2.8.5
'
37
2.8.6
ASCII menjadi pola karaktcor5 x 7 dot matrik yang akan ditampilkan di LCD.
2.8.7
Instrnksi
Seorang user dapat mengatur fungsi dari LCD melalui IR dm1 membaca atau menulis melaiui DR. Semua intruksi dari LCD dapat dikategorikan kedalam tiga kategori a .. Mengatur fungsi dari LCD b. Penga!amatan RAM internal c. Menulis atau membaca RAM intel1l!ll.
2.9
Yang dimaksud dengan RTC adalah IC ini mmnpu meyedia.kan Clock yang tetap benar waiaupun tidak ada tegangan. Selain menyediakan Clock, IC ini juga
menyediakan Kalender, Oscilator kotak yang dapat diprogram, Time Alarm dan
User Rmn.. IC ini dapat berkerja berdasarkan dua Tipe bus prosesor Motorola
dan Ir tel, dimana pengaiurannya dilakukan melalui pin MOT. IC irJ sudah mempunyai baterai lithium da.> Quartz yang membuat isi RAM dari DS12C887 dapat bertahan smnpai l 0 tahun sedangkan kale:;.demya valid sa.mpai tahun 2100. Tiga bual1 maemn lnterupt disediakan dan dapat diprogram melalui softwore. Representasi wa.ktn, kalender dan alarm dapat dipilih antara binary
38
ataE BCD. Mode dati jam juga dapat dipilih e41tara:uode 12 jam (AM, ?M) atau
dengan mode 24 jam. Untuk mengefisiensikan bus IC ini sudah me-multtjlex-kru1 antara bus data dengan bus ala..'TI.atuya. RTC pada slu psi ini digunakan sebagai
pewak:u selain ini User RAM nya digunakan sebagai buffer dari serial RS232.
Diagram Blok dari RTC dapat dilihat pada gam "!:Jar 2.18.
SQW
CCNTURYBYTE
2.9.I
Pengalamatru1 tersebut terdiri dari 113 byte yang digunakan untuk user RAM. 11 byte R .A rv1 berisi wktu RTC, kalender dan data alarm, 4 by1e digunakan untuk menenmkarc status dan control. Keselun:han dari 128 byte tersebut dapat ditu!is dan dibaoa kecU JJ.liuntuk beberapa hal dibawah ini :
,
50
a. b.
c.
Register C dan D hanya dapat dibaca Bit 7 dari Register A hanya dapat dibaca Bit high order bit byte vvaktu hanya dapat dibaca
'
.,
=>
39
BYTES
14
SECONDS ALARM
I OE
OD
"
s
7
",_'
""
51
HOURSALARM
"-
10
D A YO F T H EM O f\f'T li
MONTH
l!il
[ 5
,_
0:
"'
1l
5ll
Gambar2.19
Pemctaan Alamat
Informasi waktu dan kalender dilakukan dengan membaca byte ya.'1g bersesuaian. Sedangkan untuk menginisialisasi atau mengatcr nilai dari waktu, kalender dan alarm dilakukan dengan cn::enulis byte yang bersangkutan. Ni!ai dari
10 byte dari waktu, kalender d a ..Tala:-m dapat ber..tpa binary atau BCD dilakukan I
dengan mengatur nilai DM (Data Mode) pada Register B. Sebelum menulis kedalam hants Register waktu, kalender dan aim-m, nilai dari SET bit di Register B ditu!is ke logika satu untuk menghindari update yang terjadi ketika pada Register B
sedang menulis/membaca. Setelah penulisan selesai nilai bit harus diclearkan kemba!i agar RTC dapat melakukan update data.
40 Tiga bual1 byte a!at-m dapat digunakan dengan dua cara. Cara pertama,
ketika waktu alarm dituliskan kedalam lokasi ja.rn, menit dan detik yang bersesuaian, maka alarm interrupt aka,, ctiinisialisasi pacta waktu yang te-pat setiap harinya jika bit enable-nya bemilai satu. Cara yang kedua ctengan megisi kondisi "don't care" pada satu atau lebih tiga buah byte alarm. Kode "don't
dimasukan pada byte jam maka Alarm lnterupt akan di!aksanakan setiap Jam pacta menit dan detik yang bersesuaian.. Jika "don't care' dimasukan pada byte jam dan menit maka Alarm lnterupt akan dilaksanakan setiap menit pada detik yang bersesuaian.. Sedangkan jika semuanya kita i1llis dengan kode "don't care" malca alarm interrupt akan teljadi setiap detik.
2.9.3
Register Kontrol DS12C887 memiiiki empat buah Register kontrol yang kesemuanya
da?at cliakses setiap saat walaupun pada saat update cycle. Register tersebut terdiri dari Register A, B, C dan D, Untuk melakukan pengaturan terhadap RTC dilakukan dengan mengatur isi bit dari keempat register tersebut
2.9.4
Nonvolatile RAM
113 Nonvolatile RAM tidak digunakan oleh DS12C887 dan dapat digunakan sebagai user RAM. Pada system kita 1 i3 Nonvolatile tersebut
digunakan oleh Mikrokontroler sebagai buffer dala.m tra:unisi data seriaL Hal ir.i dilalcrkan karena padatnya komunikasi antara komputer dengan Mikrokontroler.
41 2.9.5 Register Abad Register Abad terletak pada alarn.at 32h, fonnat datanya selalu dalam
bentuk BCD. Ketika Register tahu1 berubah dari 99 menjadi 00 maka Register 1 abad akan berubah menjadi 20. Register abad ini merupakan salal1 satJ kelebihan dari DS l2c887
dibandingkan dengan IC Real Time Clock sebehannya. Dengan penarnbahal"l register abad maka IC RTC memp;.myai fitur Y2K Ready.