You are on page 1of 42

l l ' ..

''

BAB2 LANDASAN TEORI


i .: '
.

2.1

Sistem Telepon Sistem telepon dimulai dengan local loop (Jaringan !oka!), yang menghubungkan pesawat te!epon dengan sentral telepon melalui sepasang kabel. (Schweber, W., !998, p459)

:1

' .

;
1

2.1.1

Pesawat Telepon
Skema dari pesawat telepon biasa ditunjukan pada gambar 2. l.

Earphone:
Speaker

Hybrid inside ?hone

l i
\

Gambar 2.1

Skema pesawat telepon biasa

'

Ketika pesawat telepon sedang on-hook (gagang pesawat di!etakan), ia seperti ra."lgkaian yang terbuka dan tidak ada arus yang mengalir dan hanya terdapat tegangan DC dari sentral sebesar -48 V. Ketika pesawat telepon menjadi

ofihook (gagang diangkat) maka akan terjadi rangkaian te1iutup dan arus akan mengalir sebesar 20 rnA, dengan tegangan sebesar -6 V sampai -8 V. Adanya arus yang mengalir pada rangkaian akan dideteksi oleh sentral telepon dan akan diindikasikan bahwa pesawat telepon sedang off-hook. Ketika ada panggilan yang masulc "Ringing Voltage" Suatu sinyal AC yang dinamakan

sebesar -90 Vrms dikirim dari sentral telepon ke pesawat

telepon, tegangan ini alcan mengaktifkan bel elektronik dari pesawat telepon. Rangkaian bel dihubungkan dengan kabel local loop melalui kapasitor secara seri yang akan memblok arus DC dan melewatkan arus AC serta untuk mencegah pesawat telepon yang sedang on-hook menghabiskan tegangan baterai sentral. Dua kabel antara pesawat telepon dan local loop dinamakan Tip dan Ring. Tip dan Ring meru.pakan dua buah kabel berdiameter 1 1 4 inci yang digunakan sejak penggunaan telepon pertama kali sebagai konektor fisik yang dapat dimasukan dan dicabut secara mudah.

2.1.2

Alat Panggil Untuk melakukan panggilan dikenal dua macam alat panggil, yaitu pulse dan tone dialing. Pada pulse dialing ketika suatu angka di panggil, local loop a ..lc a n te1iutup/terbuka sebanyak jumlah angka yang dipanggil, dengan jangkauan 10 tutup/buka per detik dan duty cycle sebanyak 50 %. Sentra! telepon akan memonitor dan menghitung uru.tandari tutup/buka untuk mengetahui angka yang dipanggil.
, ;

r,

'

I 8

'

Ala:panggil yang kedua adalah tone dialing. Pada tone dialing, setiap angka direpresentasikan oleh pasangan tone yang unik, seperti ditunjukan pada gambar 2.2. Terdapat empat group tone rendah. masing - masing untuk setiap baris, dan 3 group tone tinggi, masir;.g - masing untuk setiap kolom (satu group tone tinggi lagi hanya terdapat pada telepon khusus). Sentral telepon akan
I I

mendeteksi pasangan frekuensi tersebut untuk mengetahui angka yang dipanggi!.


Coiurnn Column
Row1 Co!umn Cof:1mn{Absen most phones) t on 6 9 '7 H : r .

q J---q J---c p -I I I I I

Rcw2

RowS

$--- c' t --8-- -rt J -' $------$---$-:200Hz


1336 H:t

770Hz

Row4

r--r--r--r
852Hz 941Hz
1477 t-lz

j.:
I .

'

1633Hz

C '.ram bar 2.2

Pengelompolan Frekuensi DTMF

2.1.3 Pembentukan Hu!:mngan


Untuk pencbentulmn hubunga..;telepon malm antara sentral dan pesawat

telepon tetjadi komunikasi lebih dahulu. Komunikasi ini dilakukan dalam bentuk saling mengirim sinyal - si::yal seperti dial tone, ringing tone, busy tone,

congestion tone serta pengiriman nomor yang dipanggil oleh pesawat telepon.
Masing - masing tone tersebut dijelaskan pada tabel 2. l.
I .

Untuk memulai panggi!an, pemanggil

mengangkat

handset,

yang

mengakibatkan saklar hook menr;.tup dan menyebabkan adanya aliran arus. Kecika terdeteksi adanya aliran arus, perangkat di sentral teiepon akan

'

j.
menghubu.'lgka.>loop pemanggil ke tone receiver dan mengirimkan dial tone ur1tuk mengindikasikan bahwa bahwa sentral telepon siap untuk menerima nomor yang akan dipanggil. Ketika mendengar dial tone, pema.'lggil menekan tombol untuk nomor yang dipanggii, yang akan mengirimkan pasangan

\ e x p n d 0:

. I'1 I

I!

9
j '

'!':

'

l
: i

frekuensi kepada tone receiver di sentral telepon.


.

Tahe\2.1 Karakteristik Nada


, - ---

Jenis

I Frekuensi

\ Cadence

----,
ff- ,
-.::-j

G)ial t ne

i 425 Hz 25 Hz
- --! 4 2

\ Continous 25

I Busy Tone
H;-i-O

. --+

5z H

:Ss-o 05 s

L g-est _'1_Ton_

Hz _ L '1 '2 5 25 Hz . l.0.25 S On; 5 z25 Hz H


jl.o S nO;

0.25 S Off J
Off

I Ring Back
Trme

!.

(PT Telkom, 1996, pVIII-19)

Pada saat :mmor yang dipanggi:

telah lengkap, perangkat disentral

telepon akan menentukan status dari loop yang r:Jelayani nomor ya.1g dipanggil. Jika loop yang dipanggi! dalam kondisi

I,

Sedang dignnakan atal! jaringan sedang sibuk, pesawat di sentral telepon akan memberikan busy sinya: atau congestion sinyal kepada pemanggil yang :nengindikasikan bahwa panggilan tidak dapat dilanjutkan.

'

" Tidak digm:nakan, Ringing voltage akan diberikan, pada saat y a::1 gsama

sinyal Ringback diberikan pada loop pemanggil, sehirtgga p ggil e= mengetahui bahwa nomor yang dipanggil sedang berdering. Ketika pesawat telepon yang berdering

akan
l
j '

diangkat maka akan

Ij

memutuskan Ringer dan menglmbungkan rangkaian microphone dan earphone

10

i'
'

ke ioap. Peruba.'ra.'limpedailsi yang dihasilkan memberitahukan sentral telepon bahwa pa:1ggilan telah dijawab dan hubungan telah terjadi. Sentral telepon kemudian n:enghentilam Ringing voltage kepada yang dipanggil dan Ringback sinyal kepada pemanggil. Ketika pembicara.an telah se!esai, maka masing - masiJ:g a.kan meletakan gagang pesawat telepon (on-hook). Hal ini akan menghentikan aliran arus yang

I!

menandakan pemutusan hubungan. Loop kembali berada dalarn kondisi idle dan siap m eneri..'ll.a panggilan berikutnya.

2.2

Konsep Sistem Te!epon Bergerak Pada sistem telepon bergerak seorang pengguna terhubur:g dengan

jaringan melalui tmnsmisi si.r::y al radio. Pengguna dari telepon bergera.l;:dapat berpindahpindah dan melakukan ataupuil menerima panggi!an dimana saja selama ia masih dalan:jangkananjaringan telepon bergerak.

Sistem 'feliepon Selulmr

Istilah "Selular" berdasarkan fu :..1 a bahwa area dimana sistem telepon hergerak beroperasi dibagi kedalam sejumlah area kecil yang dinama.lcan"celr', Suatu cell biasanya terdiri dari satu transmitter dan receiver radio dengan daya yang rendah. Transmitter dan receiver radio dengan daya yang rendal1 tersebut di.;1an:akan base station, Biasanya terdapat satu base station seti .p cell, meskipun dibeberapa sistem selula:-, setiap cell mungkin saja dibagi kedalam sejumlah sektor, dengan setiap sektor mempnnyal base station tersendiri. Ketika suan mobile station berada daiam cell tertentu, maka ia akan men-transmit atau

11

me-receive sinyal radio dari base station yang ada di cell tersebut. Setiap base station alam tersambung dengan suatu Mobile Switching Center (MSC)) yang

berf..:ngsi untuk menghuoungkan sistem telepor: selular C.engan sistem telepon tetap. Gambar 2.3 merepresentasikan struktur dari sistem telepon selnlar
Sistem Celular Sistem Tefepon Tetap

0
Station

= Ce!! S !'!le G J = Base Station .

= Mobfle

Telephone

'-l ---

Gambar

Sistem Telepon Selular d a ."Sistem Telepon Tetap 1

2 . 2 . 1 .Hand Off 1
Hand Off adalah kemampuan untuk

memindahkan proses pereakapan

dari satu base station yang menangani proses percakapan tcrsebut ke base station yang lain k are::-wlemalmya sinyal dari base station.

2 . 2 . 21 .) r o 1< J7 a l l 1
Drop Call adalah proses terputusnya percakapan pada sistem telepon

selular. Drop Call dapat terjadi jika mobile station memasuki area yang : a. Terhalang oleh kondisi geografi untuk menerima sinyal radio dari base
station.

12 b. Tidak dipunyai oieh suatu cell sehingga tidak mempunyai base station yang dapat menerima atau mengirimkan transmisi radio (hal ini sering disebut sebaga; diluar coverage area)

1 I

c. Mempunyai cell tetapi sedang dalam kondisi rusak.

2.2.1.3 Roaming

Roaming adala h suat u kemarnpua n dari sistem telepo n selula:r

ya::tg

rr.emungkinkan suatu mobile station untuk tetap dapat dilayani wa\aupun mobile

station tersebut berada diluar dae7ah pelayanan asalnya.

2.3

Sistem Telepon Selutar C:DMA


Semua sistem telepon se!ular yang ada berdasarkan prinsip yang telah

dUelaskan pada bagian diatas.

Perbedaaimya hanya terdapat di penerapannya

saja, seperti eara penggunaa'1 channel radio oleh beberapa pengguna, cara pengkodean sinyal bicara, pemilihan band radio dan modulasi frekuensi carrier.

2.3.1 Tekuik .Akses Bersama


Di sistem selular yang lama, suatu kanal snara akan menempati seluTUh kana! radionya, sedangkan pada sistem yang lebih baru satu kanal radio akan ditempati oleh beberapa kana] suara. Hal ini dilakukan untuk me!lingkatkan kapasitas sistem. Berikut ini merupakan tipe pembagian kode akses:

I
!

'I

I :
.

13
l :

ln rI i 'li !'l l' ""


" I

i '

.. ,,1, 1 II ' ' I

I I I I

I' '
I, I

,= = : = J It= = = = = " ==:::::== c


I
Frekutnsi

I
J

' I

= J .
(c:)CD A

! I

' '

'

,.

l
(b)TDMA

'l '

Gambar 2.4

Tekn:k Akses Bersama

a. Frequency Division Multiple Access (FDMA) Sistem FDMA adalah sistem dimana masing masing pengguna!pemakai menduduki suatu frekuensi yang berbeda dig-ch'lakan oleh teknologi NMT d& '1A .1\1PS h. Time Division Multiple Access (TDMA ) Dalam sistem TDMA pengg:Ina/pemakai dipisahkm1 oleh waktu (time slot) yang berbeda dalam sebua.lj frekuensi bersama (Gambar 2.4 b). Tekno!ogi GSM merupakan teknologi yang meuggu.:1akansistem TDMA. e. Code Division Multiple Access (CDMA ) Pada sistem CDMA pengguna/pema.kai menggunaka.u waktu dan frekuensi yang sama, namun menggunakan kode yang berbeda (Gambar 2.4 c). beda (Gambar 2.4 a). Sistem ini

I.
!

II

2.3.2

K<: nsepSistem Telepon Selular CDMA CDMA didasarkan pada prinsip bahwa setiap pengguna mempt;nym sebuah kode yang U l1ik yang digunakan oleh sistecn untuk membedakan

pengguna dari pengguna yang lain ketika ciigunakan secara bersamam1 pada

frek:uensiband ya.'lg sama.

l .

'
14 CD l'v1Amenggunakan teknik yang dikenai sebagai penyebaran spektrum untuk mena'llbah cfisiensi dari penggunaac'lkana!RF. Teknik ini memungkidmn banyak pemakai dapat mengakses secara serempak pada frek:uensi pembawa yang sama. Sistem ini menggunakan kode- kode yang unik (Pseudonoise) untuk membedakan pemakai yang satu dengan yang lain.

1:
i,'

l., .
'

2.3.2.1Pengulangan

F:reimensi selular CDMA, karena sistem ini tahan terhadap

'

! '

'
'

Dai&'1l sistem interferensi sehingga

w.aka ta tidak memerlukan perencanaan seluruh base station mengg=akan

pengulangan frekuensi yang sama.Yang

frekuensi

membedakan base station yang satu dengan yang lain adaiah penggunaan kode PN (Pseudonoise) yang khusus disetiap base station.

2.3.2.2 Rake Receiver Konsep selclar CDMA yang lain adalah ketahan.an sinyalnya terhadap pantulan gedu11g "gedung (multipath fading). CDl\1A dirancang mampu

l.
;
'

l:
: .

menerima dan menggabungkan sinyal - sinyal pantulan untuk mendapatkan penerirr"aa.rty < U " lg terbaik. Hal ini dimur1gkinkan karena adauya tiga penerimaan daiam satu mobile station (rake receiver).

1 :

1 .: ,,

'.

'

2.3.2.3 Soft Hand Off Keunggulan lain daci CDMA adalah kemampurcn untuk sofi hand off, di.mana sistem CDMA mampu memegang sebuah percakapan oleh dua atau tiga base station yac'lg berbeda. Dengan kemampuatl ini drop call akibat kegagalan
l I

'

. j.

I
15

peralihan kana!yang disebabkan karena tidak adanya kanal di base station yang dituju dapat dihindari.

':

2.3.2.4 Kent::ol Daya Agar seluruh sinyal dapat diterima dengan baik seluruhnya oleh base station, maka selun.u'1sinyal yang diterii11a base station perlu dikontrol agar Untuk memungkinkan hal tersebut maka setiap mobile beda

ke:matannya sama.

station akan mengirim..l;:an sinyal dengan keknatan sinyal yang berbeda tergantung jaral' dari mobile station ke base station tersebut.

Hal ini dapai

l.

dilakakan k:arena terdapat kontrol daya pada sistem CDMA sehingga mobile station dapat menghemat energi bateral-nya.

2.3.3 Kelehih2cil CDr.lA


Beberapa kelebihan CDMA dibandingkan dengan teknik ak.ses lai!lllya : a . Tingkat keamanan yang lebih tinggi. b. Soft Hand Off
c. Peningkatar::kapasitas sistem.

:j '

i .
i

I.

'

d. Lebih tahan terhadap interferensi. e. Efisie:1si spectrum yang :inggi.

2.3.4

Kekurangan Cl)J\clA
i '

Disamping kelebiha.'l - kelebihan CDMA memi!iki beberapa kelemahan sebagal berikut : a. s:stem belurn mapa::masih terus dikembangkan

l :

t
b. Belum terdapat standar yang global c. Tingkat produksi masih rendah

. :
16

l
i
1

i.

'

'

2.4

Fixed wireles:rTerminal (FWT )


Teknologi fixed wireless (selular tetap) merup<L\an suatu teknologi

dimana seoraz;g pengguna atau pemakai dapat menghubt.mgkan pesawat telepon

fax dan komputer bkiaesaj,arminegsain:

te!epon selula:r. Fixed wireless

'

n:embet"kan akses yang cepat pada jasa telepon yang bed,"Ualitastinggi, handal dan murah. Ketika pengguna atau pemakai rr;engangkat gagang telepon, m aclal akau terdengar dial tone dan pesav.'llt telepon akan beroperasi seperti ia terhubung ke jaringa_'1 telepon tetap (PSTN). TenrJnal darifixed wireless dapat berupa pesawat telepon biasa, mesi:n fax dan komputer.

I
I
\

MSC COMA

m
PSTN
Mobile FW

I
'i

I.
'

'
Basa Statior.

I .

,-

I ,
'

-S-tat!on

-T
.
T Te!e.phone

OTHER
MOBlLE StATION

I I .
:1. . ._.FW

I
JI

Gatnbar 2.5

FWT dalam Jarrngan CDJ\fl.A

l
I

'

17

2.4.1 FWT CDMA Telular


FWI' CDMA Telular meupakan suatu produk FWT berdasarkan sistem selula:CDl\lA, yang dibuat olch perasahaan telekomunikasi Teblar. Gambar
I .

i;

2.5 mengilustrasikan bagaimana FWT diintegrasikan ke dalarn arsitektur sistem

selular CDMA. FWT dapat dihubungkan dengan tiga buah pesawat telepon yang
I :

menggunakan bel elektromagnetik sampai sejau.l-t 100 meter, tetapi selama pembicaraan hanya dapat digunaka!Jtidak lebih dari dua pesawat telepon secara bersama:m.

1 '

2A.3.l Kemampuan F i menyediakan fitur beri.kut: w


J I

a. Tone dari panggilan yang sedang berlangslli>.g sepe11idial tone dan busy tone.
b. DTMF da>.Pulse Dialing c. Fi:ur pelanggan (Call Waiting, Call Forwarding, Caller ID, Three-Way

Calling dan Recall, Hook Flash)

c L Multi parallel (sampai tiga buah untuk telepon mekanik dan sampai lima
tmtuk telepon elektronik)
e. Echo cancelataion

f. Internal backup batte1y 12 V


I.

2.5

Global Positionilzg System (GPS)

I,

GPS adalah

suatu Jaringan

satelit yang secara terus

menerus untuk

I .. i
I.

mentransmisikan infonr.asi ya:1g telah dikodekan, yang memungkinkan

j !'
l ' 'I

Ei -

18 mengidentifikasi suatu lokasi di bumi secara teliti dengan mengukur jarak dad satelit yang secara konstan memutari bumi. Sate!it tersebut memancarkan sinyal radio ya.'lg sangat lemah sehingga memrn1gkinkan seseorang yang mempunyai pe11erimaGPS untuk menentukan lokasillya dibu:ni. (Gannin, 2001, pl)
j :
l :
1

i
2.5.1 Komponen GPS
Terdapat tiga buah komponen untuk membentuk sistem GPS, ketiga komponen tersebut dijelaskan dibavvah ini:
;

i
:

l
l 1'
1

Segmen ruang angkasa, ter::liri dari sedikitnya 24 sate!it (21 aktif + 3 cadangan) yang merupakan jantnng dari sistem ini. Sate!it tersebut terletuk sekitar 12.000 mil dari pennukaan bumi. S te a liti .
,! '

dalam posisi 'high orbit'

satelit tersebut diatur sedemi.kian rupa sehingga penerima GPS di bumi dapat selalu menerima siayal dari sedikitnya 4 buah sate!it.

i
:1

'

j
i

. :

i .

'I

i
'

2.5.1.2 Segmen K onkol


Segmen kor.trol berfimgsi untuk mengontrol satetii GPS supaya tetap

l.

berjalan sesuai dengan orbitnya dan mengatm infonnasi waktu. Terdapat lima bua.'1 stasiun kontrol yang terdapat di bumi - 4 stasi:L c'1 tidak berawak dan l stasiun kontrol utama. 4 stasiun yang tidak berawak secara terus menerus menerima data dari satelit kemudian mengirimkan infonnasi tersebut ke stasiun kontrol utama. Stasiun kontrol utama kemudiaJl. membetulkan data satelit dan mengirimka.'lllya kembali ke satelit.

I,
j.
'

'

l .

l:
j .

I 1

19

2.5.1.3 Segmen Penggnna


Merupakan perangkat eiektronik yang digunakan oleh pe1:gguna yang dapat menerima sinyal dari empat satelit, menghitung perbedaan waktu, dan menenrukan posisi. Tidak ada ':latas untuk receiver yang dapat digunakan secara bersamaan, karena satelit tidak memancarkan ke pengguna tertentn tetapi memancarkanr:ya kesemua pengguna.

2.5.2

Prinsip kerja
Penerima GPS harus mengetahui dna hal untnk dapat melakukan

fungsinya. Yang pertama adzlah mengetahui dimana letak satelit (posisinya) dan sejauh mana mereka berada Garak).

2.5.2.1 Lokasi
Penerima GPS mengambil dua jenis data dari informasi yang dikirimkan oieh satelit. Jenis yang adalah data 'almanac', berisi posisi yang
I
!

mendekati (lokasi) dari satelit. Data tersebut secara tems menerus ditransmisikan dan disimpan daiam memory penerima GPS sehingga ia dapat mengetahui orbit dari sateEt da.'l dima:1a setiap satelit seharusnya berada. Data almanac secara periodik di update dengan inform?.si yang baru ketika satelit bergerak. Setiap satelit dapat bergerak diluar orbit yang telah ditentnkan, karena itu stasiun monitor dibu:mi selalu menjaga orbit, ketinggian, lokasi dan

kecepatan satelit. Stasiun bumi mengirimkan data orbit ke stasiun kontrol pusat yang kemudian membetulkan dan mengirimkannya kembali satelit. Data yang te!

ah dibetulkan dan posisi yang pasti dari satelit dinamakan data 'ephemeris',

' .

'I

l '

20

dimana data terse\'lut aka."lbenar selama kurang !ebih 6 jam, dan ditransmisikan dalam informasi yang dikodekan ke penerima GPS. Dengart menerima data almanac dan ephemeris, penerima GPS dapat mengetahui posisi dari satelit setiap wakm.

2.5.2.2 Penerima GPS perlu mengetal:ui se jm .L 'J. mana satelit itu berada Qa.rak) sehingga ia dapat menentukan posis:nya dari bumi. Satelit mentrasmisikan
'

r:
.

sinyal yang telah dikodekan, sinyal yang dikodekan tersebut disebut 'pseudorandom code' karena mirip seperti signal noise. Ketika satelit menghasilkan pseudo-random code, penerima GPS juga menghasilkan kode yang sama dan

berusaha untuk mencocokan dengan sinyal dari satelit. Penerima GPS kemudian membandingkan kode tersebut untuk dapat menghitung seberapa banyak
! '

delay (atau menggeser) kodenya supaya cocok dengan kode dari sateiit. W akt11 delay (atau geser) dikalikan dengan kecepatan untuk mengetahuijarak.

2.5.2.3 Penentu:m Koordinat Dengar;.mempunyai data tentang lokasi satelit dan jarak, penerima GPS dapat menentukan posisinya dibumi. Contoh : Pada suatu sateii: lokasi kita
I ' .'

berjarak 11.000 mil, maka lokasi kita dapat berada dimana saja dari suatu lingkaran dengan radius 11.000 mil. Lalu pada sate!it kedua lokas:kita be:jarak 12.000 miL Malm pada lingkaran pertama akan berpotongan dengan lingkarat1 kedua yang membetuk potongan lingkaran. Jika kita mempunyai sateiit yang

'J .:

l :' l

! '' ' 21
;;:etiga maka akan mempunyai dua buah potongan lingkaran dimana tiga buah satelit saling be;potongan. Meskipun terdapat dua buah kemungkinan posisi, mereka sangat berbeda pada posisi lattide atau longitude dan altitude. Untuk menentukan dari lokasi
I

I ,
'
'

'1
1

'

tersebut yang mana lokasi yang b er. penerima GPS memerlukan altitude yang mendekati, dengan begitu penerima dapat menghitung posisi dua dimensi
I .

!:

(/attitude, longitude). Dengan menambah..kan satelit ke empat, penerima


mempunyai koordinat tiga dimensi (lattide, longitude dan altitude).

i '

I'

i :
'

I ,

I '

2.6

Perhitnngan Pulsa
Perhirungan pulsa pada sistem telepon selular merupakan sesuatu hal
I .

yang sangat rumit jika dibandingan sistem te!epon tetap. Sifat dari pelanggannya ya.'lg selalu bergerak akan menyebabkan perhittngan pu:sa selan1a te::jadi pereakapan. perubahan - perubahan dari Karena adanya fasi!itas roaming

I '

'

suatu pereakapan yang pertama kali dikategorikan sebagai percakapan SLJJ (Sambungan Langsu:J.g Jarak Jaul::) akan menjadi percakapan Jokal jika mobile

station memasuki area dari non:or te!epo'l yang dipanggil,

sebaliknya suatu

I
'
j

.
'

percakapan lokal akan menjadi menjadi percakapan SLJJ jika mobile station r::teninggalka:narea dari pelayar""n lokaL Karena hal itu dengan pasti. maka posisi dari

mobile station harus dapat diketahui


clidaerah mana mobile melihat di base dapat

Pada umunu:ya untuk dapat menentukan

station tersebut berada, sistem billing operator selular akan

station mana mobile station tersebut dilayani. Dari base station tersebut

di;;:etahui apaka.1jenis pereakapan yang dilakukan termasuk lokal atau SLJJ, juga

l
22 dapat diketahui apakah mobile station tersebut sedfu<groaming atau tidak. Pada WARIEL bergerak, lokasi dari

base station tidak tersedia karena infonnasi


i '

tersebut hanya

terdapat pada data percakapan

di ser:tral

telepon,

untuk

mengetahuinya WARTEL memerlukan

GPS dan koordinat dari base station.

' l'

Dari dua data tersebut dapat diketahui di base station mana WARTEL tersebut dilayani. Hal ini dilakukan de;1gan menentukan jarak terdekat antara koordinat WARTEL dengan koordinat base station.
' :
l
J .

I .

2.6.1

Pola Penomoran
Peno!21.oran adalah suatu kegiatan untuk memberi nomor - nomor kepada setiap pesawat pe!angga.11, Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ciri - ciri khusus kepada pesawat tersebut (Goil7 li Saydam, 1992, P78). Sesuai dengan ketentuan ITU-T, digit maksimum untuk nomor telepon intemasional adalah 15 digit Untuk memenuhi ketentuan ITU-T ini b a t,'> 'iIndonesia yang sudah mempunyai kode negara 62 (2 digit), makajumlah digit maksimmn untuk nomor
I .

nasior al tir:ggal 13 digit.


Awa!an Jarak .Jauh (Trunk Pref!k)

Kode Wilayah (Area Code)

'

;
'

.
. '

Nomor Pelanggan (SCJbscriberNumber)

Nomor Teiepon Nasiona!

.l ' 'l

Gambar 2.6

Pola Penomoran (Dirjen Postel, 2000, pli-6)

2.6.L1 Keterntmm l::mum

a. Awahm Jarak Jau!Jl


Adalah angka yang harus diputar terlebi:1 da.'Iulu hila kita ingin melakukan pereakapan SLJJ. Untuk awalanjarakjauh dipal<aiangka 0 (nol) 1
I
i

'

l
l .

j:

I-

23 b. Kode Wilayah Mer,;pakan kombinasi angka - angka yang menunjukan wilayah tempat pela;1ggan berada. Menurut ketentuan ITT, bahwa digit pertama kode wilayah yang bo!eh cigunakan adalah angka 2,3,4,5,6,7 dan 9. Sedangkan a:",gka1 di.gunakan untuk hubunga:" intemasional terbatas. Digit 8 digunakan . U .." ltu ksambungan telepon bergerak dan digit 0 dipak:ai untuk awalan jarak jauh. c. Nemor Telepon Pelanggan Nomor telepon pclanggan merupa.latn nomor telepon yang harus diputar untuk mencapai pelanggan dalam kota yang sama. Bila si pemanggil berada disuatu kota ingin menghubungi nomor pelanggan dikota lain, maka ia harus memutar lebih dulu kode \Vilayah dari kota tempat pelanggan yang akan dipanggiL Untuk pelangga:teleponselular ketentuan ini tidak berlaku.
I

,,

2.6.2

Pembebanan Titik pembebanan (Point Of Charging, POC) adalah tempat dimana


i

pembebanan wtuk percakapan tersebut ditentukan dan dicatat, dan kegiatan perhitungan pembebax1an dimulai. Titik pembebanan berf<lngsiscbagai jarak dan
zoning dati percakapan telepon. Titik pembeb2.nandinyatakan dalam koordinat

bumi yang bempa besaran garis bujuc (derajat, menit) dan besaran g a.r:is !intang (derajat + 100, Meait). (Dirjen Poste:, 2000, piV-2) Penentuan titik pembebanan
m1

biasanya

berdasarkan

wilayah

pemerintahan dikarenaka.:1 masyarakat !ebih mudah mengenal lokasi d at:J luas wiiayal1 pemerintahan daripada mengenal wilayah atau daerah pengelolaan

24 operator penyedia jasa teiekomunikasi. Penentuan titik pernbebanan dila.kukan oleh telkom sebagai pemegang hak eksklusif penyedia jasa telepon tetap Untuk sistem selular penentuan titik pembebanan berdasarkan base juga berdasarkan

station. Penentuan titik pembebanan untuk base station

v, layah pemerintal1anbukan berdasarkan cakupan dari base station tersebut

2.6.3

Z1ming
Zoning adalah kelompok ja 2 :" a k pada pemakaian jasa telepon yang

memiliki

charging y a1 1 gsama. Perhitungan zoning dihitung berdasarkan jarak

udara (lengkung burni) antara titik pernbebanan pemanggii dan titik pembebanan yang dipanggil. Jara.k udara antar titik pembebanan dihitu.rtg berdasa:-kan pada koordinat titik pembebanan dengan melaJ::nkansuatu pendekatan bahwa I (satu) menitjara.l;:le;tgkung bumi = 1,85 km. (PT Telkom, 1997, p3) Sekarang iai terdapat empat buah pembagian zona, nama dan jarak anta:zona diperlihatkan pada tabel2.2 Tabel 2.2 Zoning

I No Zona I Jarak (km)


0--30

I1
-

>3o-2oo

I Lokal-jS J L

Keterangan

l>2o_c;_-_s_o_c
50 0
- -- -- - - -- -- - - -

(PI Telkom, 1997, pXVII)

25 2.6.4 Komponen Pu!sa


a. Air Time, Biaya pemakaia.'1 atau pendudukan fiekuensi oieh pelanggan telepon bergerak.

Jarak, Biaya untuk suatcjarak percakapan dari titik pembebanan pemanggil

dengan titik pembebanan y & "Ig dipanggil dengan memperhatikan zona percakapat1 tersebut. "' Lokal, jika zone dari Jarak adalah 0 (no!), maka percakapan tersebut

dikatego-::ikansebagai percakapan lokal. "' SLJJ, jika zone dari Jarak lebih besiT dari 1 (satu), maka percakapan tersebut dikategorikan sebagai percakapan SLJ.T.
d L Rnaming, Biaya yang dikenakan jika suatu mobile station melakukan suatu

percakapan dil.uar daerah pelayanan a%lnya. Terdiri dari : " Behan Roaming, biaya beban yang dikenakan pada mobile station jika ia melakukan suatu percakapan diluar daerah pelayanan asalnya. Pasif Roaming, biaya yang ditangg;;ng oleh mobile station jika ta menerima suatu panggilan diluar daerah pelayanan asalnya. " Aktif Roaming, biaya yang dita_nggung oleh mobile station jika ra melakukan suatu panggiian diluar daerah pelayanan asalnya. c. Behan, Biaya tambal:'.an yang ditanggung oleh pelanggan WARTEL unt.: k satu percakapan telepon. Terdiri dari Beban aktif, biaya beban unt,;k melakukan sat::rpar1ggilan Beban pasif, biaya beban untuk menerima satu panggilan d. Interval, Waktu dari percakapan unr.:k dianggap sebagai satu pulsa telepon. i

i
!I

26
e, Perhitu.'lgan pulsa dibedakar, u ntiL :C perhitungan pada hari kerja
libur atau hari raya.
f.

dan

Jam, Perhitungan pulsa dibedakan ur:tuk perhitungan pada jam jam sibuk dan pada jam tidak sibuk seperti pada malam hari.

Dilikn:ll, Besamya diskon yang diberikan oleh pengelola WARTEL


waktu, jenis par,ggil&'ldan Tipe pelanggan tertentu.

pada

2.6.5

Perhitlmgan Pulsa
Untuk perhitangan pulsa pada WARTEL bergerak perhitungan pulsa berdasarkan pada beberapa

pelanggan C l.JlV lA biasa dengan melakukan

penyesuaian terutama pada perhitungan antara mobile station ke mobile station dima:na letak mobile station dipanggil tida.J,:dapat diketahui.

2.6.5.1

Mobile Station

Operator
te::iadi jika pelanggan WARTEL menghubungi mengetahuinya, dila.l<ukan dengan

Je!is percakapan ini

mobile station sistem CDMA Untuk

menganalisa digit nomor telepon yang dipanggil, dimana mobile station CDWlA mempunyai office code (Kode awalanjarakjauh percakapan ini dibagi kedalam beberapa kategori:

+ kode wilayah) 082181. Jeris

a.

keMSCDMA Pelm1ggan W A..TEL memanggil. mobile station CDMA, keduanya tidak ada

ya1:gmela.'<:ukan roaming (Gan1bar 2.7)


Pulsa BebanAktif+ 2 *Air Time+ JaraL ....................................... .(2.1)

Dimana: .Tarak= POC MSC C:::J 1A Kota B - POC WARTEL

- --.&
Jika Jara.k ZO maka Jarak = Rp 0.00

i:
I

27

MS CD.\fA KMn A (WARTEL)

MSC CDMA K < > ta A

MSC CPMA K o t :>1 '; 1

MS COMA Ket&D

Ga.uhar 2.7

Call Flow WARTELke MS CDMA


i

b. W ARTEL Roaming ke MS CDMA


Pelanggan WARTEL mema.'"lggilmobile station CDMA. WARTEL sedang herada dalam posisi roaming (Gam bar 2.8) l':.ilsa =Behan Aktif + 2 * Air Time + Jarak +Behan Roaming ........... (2.2) Dimanz. : Jarai> = POC MSC CDMA Kota B - POC WARTEL : Jika Jarak = Z O maka Jarak = Rp 0.00

,.
iI

Gantbac 2.8

Call Flow WARTEL Roaming ke :'viS CDMA

2.6.5.2 WARTEL ke Mobile .Ytation Bedm Operator


Jenis percakapan ini adalalt setiap percakapan

yang dilakukan oleh

pelanggan WARTEL jika ia menghubungi penyedia jasa telepon bergerak lain selain CDMA. Seperti menghubungi lvfobile station A.MPS, N 2 'v 1 T atau GSM.

Untuk

mengetahliL'lya, dilakukan dengan mer.ganalisa office code, dimana

mobile station selain


C O !v'LAmemounyai

28

office code

08 selain

082181

(COMA) dan 080 (layanan JAPATI)

a. WARTELke MS Non CDMA


Pehmggan WARTEf memanggil

mobile station Non COMA, WARTEL

tidak berada dalam posisi roaming (Gambar 2.9) Pulsa


=

Beban Aktif + 2 *Air Time+ Jarak ................................... POC MSC Non CDMA - POC WARTEL

.(2A)

Dimana : Janik

MSCD MK<>b.A (WAR'fEl )

Gam'Jar 2.9

Cali Flow WARTEL ke MS Non COMA

h. W ARTEL Roaming ke ffS Non CDMA


WARTEL memanggil Peim::gga\1

mobile station Non CDMA,

WARIEL

berada dalam posisi roaming (Gambar 2.10) Pu1.sa = B ebc nLAk1"1"'' _7 * 41r

rzme .- . Jara k + Bebar1 Roamm g

............ .(-75,\
Dimana : Jarak = POC MSC Non CDMA- POC WARTEL

I -u..M S< :rioo COMA

WI

m
MS on CD;!;1A

Gombar 2.10 CallFlowWARTELRoaming

MSNon CDMA

29
2.6.5.3 WARIEL ke PSTN
Pada jenis percakapa_rtini adaiah setiap percakapan yang dilakukan oleh pelanggan WARTELjika ia menghubungi sistem telepon tetap.

a. W ARTEL ke PSTN
Pel<mggan WARTEL memartggii pasisi roaming (Gambar 2.11) P tlsa Beban Aktlf + Air Time+ Jarak ........................................ .(2.6) PSTN,

WARTEL tidak berada dalam


!'

Dimana: Jarak

= POC PSTN - POC WARTEL


I

-- ] -[ !

''
Sootr.ol P$TN

/
MS CD!Y.ARaln A

!\.'ilK CDIHAb:olli A

\'W A TEL) R

G:::mbar2.11 Call Flow WARTEL ke PSTN

b. WARTEL Roaming ke PSTN


Pelanggan WARTEL roaming (Gambar 2.12) Pu!sa =Behan Aktif + Air Tii.ze + Jarak"'" Beban Roaming .......... ...... .(2.7) Dimana : Jarak POC PSTN - POC WARTEL memanggil PSTN, WARTEL berada dalam posisi

MSC COMA K la A

Gan:bar 2.12 Call How WARTEL Roaming - PSTN

30

2.6.5.4 WARTEL ke IDD

Pada jenis percakapa.'t ini ao.alah setiap percakapan yang dilakukan o!eh pelanggan W ARTEL jika ia menghubungi nomor IDD
a. WARTEL ke

mD
memanggil IDD, WARTEL tidak berada dalam

Peianggan WARTEL

pos:si maming (Gambar 2.13)

Pulsa = Beban 1ctif + Air Time -i IDD ........................................

.(2.8)

MS ('!J) l.A Kt ta A (WARTft. )

Ganbar 2.13 Call Flow WARIEL ke IDD .

IJ. W ARTEI.Roami11g ke

Pelanggan W T L E
roaming (Gambar 2.14)

memanggil

IDD, WARTEL berada dalam posisi

Puisa =Behan Aktif + Air Time+ IDD + Beban Roaming ...............

.(2.9}

MSC COMA Kota A

MSC COMA K<lta C

Gambar 2.14 Call Flow WARTEl.. Roaming ke IDD

31
2.6.5.5 WARTEL Menerima Panggilan
Pada jenis percakapac'lini adalah setiap percakapan yang dilakukan oleh pelanggan WARTEL jika ia dihubungi oleh semua sistem telepon

a. WARTEL Menerima Panggilru:n


Pelanggan WAR'fEL meneriDia panggilan, WARTEL tidak berada daiam posisi roaming (Gambar 2.15)

Pulsa = Beban Pasif ................................................................

. (2.10)

MS CDMA Kot!A
{WA RTEL )

Gambar 2.15 Call Flow WARTEL me:1erima panggilan

b. WARTEL Roaming Menerima Panggi!:lll:l!


Peianggan WARTEL roaming (Gambar 2.16) mer:erima panggilan, WARTEL berada dalam posisi

Pulsa = Beban Pasif + Beban Roaming+ Jarak .............................


Dimac'la: Jarak = POC WA RIEL - POC KOTA A

.(2.11)

Gambar 2. i6 Call Flow WARTEL Roaming menerima panggilan

32

2.1

::vl:ikrok<llltroler AT8\IC51
AT89C51 adalah suam produk mikrokontroler kompatibel dengan MCS-5 buatan ATMEL yang

rn . AT89C51

merupakan mikrokontroler 8 bit yang

mempunyai daya rendah, CMOS berdaya kelja tinggi dengan 4K bytes Flash programmable dan erasable read only memory (PEROM). di.produksi dengan teknologi Mikrokontroler ini

Nonvolatile memory yang berkerapatan tinggi dan 80C5l dan 80C52.

instruction set dan pinout-nya kompatibel dengan standar

Dengan adanya fasilitas flash on-chip menjadikan Program Memory dapat diprogram ulang didalam sistem atau melah.ti programer Nonvolatile memory yang konventionaL Fit:ur yang terda;Jat pada AT89C51 adalah
$

CPU 8-bit yang dioptimasikau untuk aplikasi control

32 VO bidirectional dan dapat dialamati secara terpisah


128 bytes Data RAM on-chip Dua 16-bit timer/counter

<>

* Full Duplex t;ART


e 5 sumber Interupt dengan 2 level prioritas 4K bytes Program Memory on-chip

" 64K Bytes ru E L 'lg alamat Program Memory


e

64K Bytes ru a= :1alamat Data Memory g

2.8

DTYAFDecoder MT8870
MT8870 merupakan suatu perangkat decoder untuk DTMF yang

mengintegrasikan fungsi dari bandsplit filter dan digital decoder. Bagiac'1filter


I
I
'

33 menggunakan teknik penyambungan kapasitor untuk menyarL11g kelompok

frekuensi tinggi dan rendac. Bagian decoder menggunakan teknik perhitnnga11 digital untuk mendeteksi dan mengkodekan 16 pasang tone dari ked>Lam kode 4 bit Jumlah perangkat eksterna! dibrangi
DTiv!F

dengan adanya

rangkaian internal seperti penguat differensial, Clock oscillator dan bus three-

state.
DTMF Decoder ini terdiri dari beberapa sub sistem yaitu filter, decoder, oscillator dan rangkaian steering. Diagram Blok dari DTMF Decoder qjelask '1 pada gambar 2.17.

j!-J -'-"'y
?-1- ,, , , ......

G -lf-----1 S

:::.> c o ----,--1 >

c. ., .

OSC1

STD

TOE

Gambar 2.17 Diagram Blok '\1T8870

2.7.1

Filter Pemisalllm kelompok tone rendah dan tinggi dilakukan dengan

memasukan sinyal DTMF kedalam dua filter kapasitor berorde enam, yang menghasilkan kelompok frekuensi rendah dan kelompok frekuensi tinggi Bagian filter ini juga membuailg frekuensi dari dial tone (350 Hz dan 440 Hz). Masing-

34
masing keluaran filter dimasukan kembali ke dalam filter kapasitor berorde

tw1ggal untuk mengha!uskan kembali sinyaL

2.7.2 Decoder
Seteial: difilter sinyal tersebut kemudian dimasc;kan ke dalam sebuah decoder yang berfungsi lliltuk menentukan frekuensi dari tone yang diterima dan
untllk mernastikan bal1wa tone tersebut memenuhi standar dari frekuensi D'Th1F.

S:Jatu algoritma

perata - rataan yang sangat komplek diterapkan tmtuk

menghindari adanya suatu tone palsu yang berasal dari sinyallain seperti suara dengarr rnernberika.c' tolerasi yang kecil pada deviasi dan variasi frekuensi . 1

2.7.3

R1mgkll.ian Steering

Sebelum sinyal yang telah di kodekan di tersebut dicheck apak:ah durasi dari sinyal benar.

keluarkan, sebelumnya sinyal Jika durasinya benar baru

sinyal tersebut dikelurkan melalui output Q1 - Q4 yang a k a .1 1merepresentasikan niiai biner dari berbagai macal!l keadaan input.

2.7.4

Osilator l!Uistal
Rangkaian Clock internal dari MT 8870 cukup d!lengkapi suatu kristal eksternal sebesar 3.579545 MHz.
'

LCD HD44780U LCD (Liquid Crystal Display) :yang digunakan pada alat ini diatur

melalui Slli!tu controller atau driver HD44780U dari Hitachi yang dapat

Eo

10

'o l 1
Baca Busy flag [ilB7) and address counter (DBO-DB6) 1

0 menampilkan huruf alphanumeric, karakter kana Jepang dan simbol. LCD yang Tulis DR sebagai operasi internal digunaka<1pada alat ini berukuran 16 karakter X 2 bari s dengan ukuran karakter
. .

= l
35

Il 5 x 7 dot matrik dan 1 baris Baca DR sebagai operasi intemal dibawahnya y ac'l.g dign11akanuntuk kursor.

ILCD HD44780U dapat dikonfigurasi


LCD HD44780U

untthlcbekerja pada mikroprosesor

4 bit atau 8 bit.

mempunyai Character Generator ROM

(CGROM) yang :nampu menampilkac'l 208 karakter pada ukuran karakter 5 x 8 dotma0Jc

2.8.1

Register Didala:n kontroler LCD terdapat dua Register 8 bit, Instruction Register

(IR) d fu '1Data Register (DR). Meialui sinyal Register Selector (RS), pemilihan
dua Register tersebut dila..kthlcan. Tabel2.3 Pemilihan Register

IRS j_ru_w _"+l-op_er_ _on

lR berfungsi t;Utth men}1mpan kode - kode instmksi

seperti

membersihkan layar da:1 menggeser cursor, juga rr<enggeser informasi alamat dari Display Data RAM (DDRA,\1) dan Character Generator RAM (CGR.l\M). lR hanya dapat dirubah oleh mikroprosesor . DR berfungsi

pe11yimpanandata sel:lentara yang akan ditulis kedalam DDRAM atau CGRAM.

36 2.8.2

Busy Flag
Ketika busy flag bernilai 1, maka controller dari LCD sedang berada dalam mode operasi internal, dan instruksi berikutnya tidak akan diterima. Ketika RS 0 dan R !W = 1 busy flag dikeiuarkan pada output DB7.

2.8.3

Address Counter (AC) Address Counter (AC)


berisi pengala:tr..atan untuk DDRAM dan

CGRAM. Ketika suatu alamat dari ilh'ltn:ksi diMis kedalam IR, informasi alamat dikirim dari lR ke AC. Pemilihan antara DDRAM atau CGRA\ 1 juga ditentukan secara bersamaan dengan insttuksi. Setelah menulis atau membaca DDRA'vf atau CGRAM, Nilai AC secara otomatis bertambah atau berkurang 1. Nilai AC kemudian dikeluarkan ke DBO sampai DB6 ketika RS = 0 atau RIW = l i

2.8.4

Display Data RAM (DDRAM )

Display Data RA\1 (DDRAM)

men:y1mpan

data

display

yang

direpresentasikan dalam kode character 8 bit Mempunyai kemampuan 80 x 8 bit atau 80 karakter. AC akan menunjukan aiarnat dari display yang tarnpil. Setiap DDRAM mempunyai alamat relatif.

;,

2.8.5

Character Generator RAM (CGRA.'VI)


Pa.da Character Generator RAM, seorang user dapat menulis sendiri pola karakter melalui program. Terdapat 8 pola karakter yang dapat dibuat.

'

37
2.8.6

Character Generator ROM (CGROM )


Untuk menampilkan display ke d ah L 'T ILCD, kita cukup menuliskan mengkonversi kode

koce ASCII-nya. Di LCD terdapat CGROM yang akan

ASCII menjadi pola karaktcor5 x 7 dot matrik yang akan ditampilkan di LCD.

2.8.7

Instrnksi
Seorang user dapat mengatur fungsi dari LCD melalui IR dm1 membaca atau menulis melaiui DR. Semua intruksi dari LCD dapat dikategorikan kedalam tiga kategori a .. Mengatur fungsi dari LCD b. Penga!amatan RAM internal c. Menulis atau membaca RAM intel1l!ll.

2.9

Real Time Clock DS12C887


IC Dallas DS12C887 merupakan sebuah IC Real Time Clock (RTC).

Yang dimaksud dengan RTC adalah IC ini mmnpu meyedia.kan Clock yang tetap benar waiaupun tidak ada tegangan. Selain menyediakan Clock, IC ini juga

menyediakan Kalender, Oscilator kotak yang dapat diprogram, Time Alarm dan

User Rmn.. IC ini dapat berkerja berdasarkan dua Tipe bus prosesor Motorola
dan Ir tel, dimana pengaiurannya dilakukan melalui pin MOT. IC irJ sudah mempunyai baterai lithium da.> Quartz yang membuat isi RAM dari DS12C887 dapat bertahan smnpai l 0 tahun sedangkan kale:;.demya valid sa.mpai tahun 2100. Tiga bual1 maemn lnterupt disediakan dan dapat diprogram melalui softwore. Representasi wa.ktn, kalender dan alarm dapat dipilih antara binary

38
ataE BCD. Mode dati jam juga dapat dipilih e41tara:uode 12 jam (AM, ?M) atau

dengan mode 24 jam. Untuk mengefisiensikan bus IC ini sudah me-multtjlex-kru1 antara bus data dengan bus ala..'TI.atuya. RTC pada slu psi ini digunakan sebagai
pewak:u selain ini User RAM nya digunakan sebagai buffer dari serial RS232.

Diagram Blok dari RTC dapat dilihat pada gam "!:Jar 2.18.

SQW

CCNTURYBYTE

G & 'T I.b ar 2.18 Diagra..mBiok DS12C887

2.9.I

Pemetaan Alamat RTC


Pengalamatan dari DS12C887 dapat dijelask<L'l pada gambar 2.19.

Pengalamatru1 tersebut terdiri dari 113 byte yang digunakan untuk user RAM. 11 byte R .A rv1 berisi wktu RTC, kalender dan data alarm, 4 by1e digunakan untuk menenmkarc status dan control. Keselun:han dari 128 byte tersebut dapat ditu!is dan dibaoa kecU JJ.liuntuk beberapa hal dibawah ini :

,
50

a. b.
c.

Register C dan D hanya dapat dibaca Bit 7 dari Register A hanya dapat dibaca Bit high order bit byte vvaktu hanya dapat dibaca

'

.,
=>

39

BYTES
14

SECONDS ALARM

I OE

OD

MINUTES MINUTES ALARM


HOURS

"

s
7

",_'

DAY OF THE WEEK

""
51

HOURSALARM

"-

10

D A YO F T H EM O f\f'T li
MONTH

l!il
[ 5

YEAR REGISTER A REGISTER ! E


REGfSTERC
REG(STERD CENTURY

,_

0:

"'

1l
5ll

Gambar2.19

Pemctaan Alamat

Informasi waktu dan kalender dilakukan dengan membaca byte ya.'1g bersesuaian. Sedangkan untuk menginisialisasi atau mengatcr nilai dari waktu, kalender dan alarm dilakukan dengan cn::enulis byte yang bersangkutan. Ni!ai dari

10 byte dari waktu, kalender d a ..Tala:-m dapat ber..tpa binary atau BCD dilakukan I
dengan mengatur nilai DM (Data Mode) pada Register B. Sebelum menulis kedalam hants Register waktu, kalender dan aim-m, nilai dari SET bit di Register B ditu!is ke logika satu untuk menghindari update yang terjadi ketika pada Register B

sedang menulis/membaca. Setelah penulisan selesai nilai bit harus diclearkan kemba!i agar RTC dapat melakukan update data.

40 Tiga bual1 byte a!at-m dapat digunakan dengan dua cara. Cara pertama,

ketika waktu alarm dituliskan kedalam lokasi ja.rn, menit dan detik yang bersesuaian, maka alarm interrupt aka,, ctiinisialisasi pacta waktu yang te-pat setiap harinya jika bit enable-nya bemilai satu. Cara yang kedua ctengan megisi kondisi "don't care" pada satu atau lebih tiga buah byte alarm. Kode "don't

care" adalah semua nilai hexadecimal da.ri CO samapai

FF Jika "don't care'

dimasukan pada byte jam maka Alarm lnterupt akan di!aksanakan setiap Jam pacta menit dan detik yang bersesuaian.. Jika "don't care' dimasukan pada byte jam dan menit maka Alarm lnterupt akan dilaksanakan setiap menit pada detik yang bersesuaian.. Sedangkan jika semuanya kita i1llis dengan kode "don't care" malca alarm interrupt akan teljadi setiap detik.

2.9.3

Register Kontrol DS12C887 memiiiki empat buah Register kontrol yang kesemuanya

da?at cliakses setiap saat walaupun pada saat update cycle. Register tersebut terdiri dari Register A, B, C dan D, Untuk melakukan pengaturan terhadap RTC dilakukan dengan mengatur isi bit dari keempat register tersebut

2.9.4

Nonvolatile RAM
113 Nonvolatile RAM tidak digunakan oleh DS12C887 dan dapat digunakan sebagai user RAM. Pada system kita 1 i3 Nonvolatile tersebut

digunakan oleh Mikrokontroler sebagai buffer dala.m tra:unisi data seriaL Hal ir.i dilalcrkan karena padatnya komunikasi antara komputer dengan Mikrokontroler.

41 2.9.5 Register Abad Register Abad terletak pada alarn.at 32h, fonnat datanya selalu dalam

bentuk BCD. Ketika Register tahu1 berubah dari 99 menjadi 00 maka Register 1 abad akan berubah menjadi 20. Register abad ini merupakan salal1 satJ kelebihan dari DS l2c887

dibandingkan dengan IC Real Time Clock sebehannya. Dengan penarnbahal"l register abad maka IC RTC memp;.myai fitur Y2K Ready.

You might also like