Professional Documents
Culture Documents
segala sesuatu yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka. Ketua BPUPKI adalah dr K.R.T. Radjiman Wediodiningrat.Ia dibantu 2 orang ketua muda yaitu seorang Jepang Shucokan Cirebon bernama Ichibangase R.P. Suroso sebagai kepala sekretariat dengan dibantu oleh Toyohito Masuda dan M.r. A.G. Pringgodigdo.Anggota BPUPKI ada 60 orang termasuk 4 golongan Arab serta golongan peranakan Belanda dan terdapat pula 7 orang Jepang dalam pengurus istimewa yakni tanpa hak suara,sehingga seluruhnya berjumlah 63 orang. BPUPKI ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In yang dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan dua pembesar Jepang yakni Jenderal Itagaki dan Jenderal Yaiciro Nagano.
a.Muhammad Yamin (29 Mei 1945) Pada hari pertama sidang,Muh. Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan sidang lengkap BPUPKI.Pidato Muh. Yamin itu berisikan lima asas dasar untuk negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan itu,antara lain: 1.Peri Kebangsaan 2.Peri Kemanusiaan 3.Peri Ketuhanan 4.Peri Kerakyatan 5.Kesejahteraan Rakyat Setelah berpidato beliau menyampaikan usul tertulis mengenai rancangan UUD Republik Indonesia.Di dalam pembukaan dari rancangan UUD itu tercantum perumusan lima asas dasar negara yang berbunyi seagai berikut. 1.Ketuhanan Yang Maha Esa 2.Kebangsaan persatuan Indonesia 3.Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Perlu dicatat bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Muh. Yamin secara lisan dan dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan,baik perumusan kata-katanya maupun sistematikanya. b.Prof Supomo (31 Mei 1945) Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Supomo yang memang ahli hukum memberikan uraiannya tentang dasar negara yang seharusnya dapat digunakan jika negara Indonesia kelak merdeka pada kemudian hari.Pada hari itulah ia menganjurkan ide integralistik sebagai dasar negara. Hal ini karena yang seharusnya menjadi dasar filsafat negara haruslah dapat menciptakan kekuatan yang bersifat kekeluargaan dan menyatu kerja sama antara yang memerintah dan
3
diperintah.Pendapat Supomo ini mengacu pada ide integralistik yang didasari oleh pikiran Spinoza dan Hegel yamg mencakup asas-asas: 1.Persatuan 2.Kekeluargaan 3.Keseimbangan lahir dan batin 4.Musyawarah 5.Keadilan rakyat c.Ir. Soekarno (1 Juni 1945) Pada tanggal 1 Juni 1945,Ir. Soekarno mengucapkan pidatonya di hadapan sidang BPUPKI hari ketiga.Dalam pidato itu dikemukakan/diusulkan juga lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara merdeka,yang perumusan serta sistematikanya sebagai berikut. 1.Kebangsaan Indonesia 2.Internasionalisme atau perikemanusiaan 3.Mufakat atau demokrasi 4.Kesejahteraan Sosial 5.Ketuhanan yang berkebudayaan Untuk lima dasar negara itu beliau usulkan pula agar diberi nama Pancasila.Dikatakannya bahwa nama ini berasal dari seorang ahli bahasa kawan beliau tetapi tidak dikatakannya siapa.Usul mengenai nama Pancasila ini kemudian diterima oleh sidang. Sidang pertama BPUPKI berakhir tanggal 1 juni 1945.Dalam sidang pertama ini tidak menghasilkan kesimpulan atau perumusan.Pada waktu itu hanya ada saran-saran atau usulan mengenai rumusan dasar negara bagi Indonesia merdeka.Setelah itu BPUPKI mengadakan reses selama lebih dari satu bulan.
Sebelum reses,dibentuklah panitia kecil di bawah pimpinan Ir. Soekarno.Pania kecil itu berjumlah 8 orang,terdiri dari:
4
1.Ir. Soekarno 2.Moh. Hatta 3.Sutardjo Kartohadikusumo 4.Wachid Hasyim 5.Ki Bagus Hadikusumo 6.Otto Iskandardinata 7.Muhammad Yamin Tugas mereka adalah menampung saran,usul dan konsepsi para anggota untuk diserahkan melalui sekretariat. Ir. Soekarno melaporkan bahwa pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Kecil itu mengadakan pertemuan dengan 38 anggota BPUPKI,sebagian diantaranya menghadiri sidang Cuo Sangi In.Hasil pertemuan itu adalah telah ditampungnya suara-suara dan usul-usul lisan anggota BPUPKI. Dalam pertemuan itu pula terbentuk panitia kecil lain yang berjumlah 9 orang,yang kemudian dikenal dengan Panitia Sembilan.Mereka terdiri atas: 1.Ir. Soekarno 2.Drs. Moh Hatta 3.Mr. Muh Yamin 4.Mr. Ahmad Soebardjo 5.Mr. A.A. Maramis 6.Abdulkahar Muzakkir 7.Wachid Hasyim 8.H. Agus Salim 9.Abikusno Cokrosuyoso Panitia Sembilan tersebut berkumpul menyusun rumusan dasar negara berdasarkan pemandangan umum para anggota.
Akhirnya,pada tanggal 22 Juni 1945,mereka berhasil merumuskan maksud dan tujuan negara Indonesia merdeka.Rumusan itu diterima secara bulat dan
5
ditandatangani.Oleh Mr.Muh Yamin rumusan hasil Panitia Sembilan itu diberi nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta Rumusan dasar negara Indonesia Merdeka berdasar Piagam Jakarta sebagai berikut. 1.Ketuhanan,dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pada intinya,rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul atau sila pertama pada pancasila,di belakang kata Ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
6
dihapus.Jika tidak,maka rakyat Indonesia bagian timur lebih baikmemisahkan diri dari negara RI,yang baru saja diproklamasikan.Usul ini oleh Moh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI,khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam,antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo,KH. Wachid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Moh Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam,demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan,mengingat Indonesia baru saja merdeka,akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknyadi belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan Yang Maha Esa. Dan inilah hasil akhir dari perumusan Pancasila 1.Ketuhanan Yang Maha Esa 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia