You are on page 1of 51

1

PENGARUH JAM PELAJARAN KOSONG TERHADAP KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH


(Studi di SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung)

KARYA TULIS HASIL PENELITIAN

Oleh : Drs. AGUS SUNARYO, MM.

STKIP PGRI TULUNGAGUNG PRODI PENDIDIKAN EKONOMI TULUNGAGUNG MEI 2007

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR . ABSTRAKSI . DAFTAR ISI .. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR .. DAFTAR LAMPIRAN . BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian .. D. Hipotesis .. E. Manfaat Penelitian .. F. Kerangka Konseptual BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Perilaku .. .. 9 11 13 14 i ii iii

iv
vi vii viii ix

1
6 6 6 6 7

B. Perilaku Negatif

C. Jam Pelajaran Kosong ... D. Kenakalan Siswa

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi . B. Definisi Variabel Operasional . C. Teknik Pengumpulan Data . 16 16 18

D. Uji Validitas dan Reliabilitas . 20 E. Metode Analisa Data . BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas B. Analisis Statistik .. 26 29 22

C. Pembahasan Hasil Penelitian . 36 BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan .. B. Saran-saran .. DAFTAR RUJUKAN .

38
39 40

DAFTAR TABEL

Tabel : 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 : Variabel, Indikator, dan Item Penelitian

Halaman . 18 21 27 28 28

: Indeks Kriteria Reliabilitas .. : Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong ... .. : Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa .... : Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen ... : Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang Variabel Jam Pelajaran Kosong ...

29

4.5

: Distribusi Frekuensi Jawaban dari 42 Responden Tentang Variabel Kenakalan Siswa .... 30 33

4.6

: Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ......

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 4.1 4.2

Halaman 31 32

: Diagram Scatterplot Untuk Uji Histeroskedastisitas Y .. : Diagram Uji Normalitas .......

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1 2 3 4 5

Halaman 41 42 43 45 46

: Daftar Kuesioner .... : Data Penelitian .. : Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen .. : Uji Validitas Instrumen .. : Hasil Analisis Regresi ...

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang ada dalam keluarga maupun masyarakat. Pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga dan masyarakat. Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembaharuan sistem pendidikan nasional terus dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut. Visi, misi dan strategi di bidang pendidikan juga terus diperkembangkan agar pelaksanaan kegiatan pendidikan semakin terarah dan terpadu dan dapat dengan tepat mencapai sasaran yang ingin diwujudkan. Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Berdasarkan visi tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi sebagai berikut: 1

1. mengupayakan

perluasan

dan

pemerataan

kesempatan

memperoleh

pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; 2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; 3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; 4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global; dan 5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang berat mengemban dan melaksanakan kegiatan pendidikan melalui proses belajar mengajar sehingga visi dan misi tersebut dapat dicapai dengan baik. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan berbagai prasarat, baik dari pihak guru sebagai tenaga pendidik, pihak sekolah untuk dapat menyediakan prasana yang memadai, maupun pihak siswa sebagai peserta didik. Berbagai komponen tersebut harus saling mendukung, sehingga akan tercipta suasana yang harmonis dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 40 (2) disebutkan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; b. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Menurut Mulyasa (2005: 45) menyebutkan guru sebagai model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Selanjutnya disebutkan, sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa saja yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru guru. Apabila bewajiban-kewajiban tersebut secara konsisten dilaksanakan, maka proses kegiatan pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik. Siswa akan selalu berupaya berperilaku sesuai dengan apa yang dilihat dari para guru. Sedangkan dalam pasal 12 (2) disebutkan setiap peserta didik berkewajiban: a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan;

10

b. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Norma-norma pendidikan dalam lingkungan sekolah mencakup berbagai aturan-aturan yang ada di sekolah untuk dapat dipatuhi oleh setiap siswa. Segala bentuk aturan di sekolah, apabila dapat dipatuhi oleh setiap siswa, maka proses pendidikan di sekolah akan dapat berjalan dengan baik. Namun jika dilihat dari kenyataan di sekolah saat ini, tidak semua tenaga pendidik, siswa, maupun pihak sekolah mampu memainkan peran masing-masing. Sehingga berbagai kesenjangan masih banyak terjadi, baik dari pihak guru, siswa, maupun pihak pemerintah untuk dapat menyediakan berbagai sarana secara lengkap di sekolah. Berbagai kesenjangan menimbulkan masalah, dan dari

masalah yang ada akan semakin mempersulit pihak sekolah untuk dapat melaksanakan proses pendidikan yang baik. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam proses pendidikan di sekolah. Sikap dan perilaku guru yang baik akan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat bersikap dengan baik pula. Namun sikap dan perilaku guru yang menyimpang, juga akan dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk berperilaku yang menyimpang. Perilaku guru yang menyimpang dapat berupa tidak masuk sekolah, terlambat masuk kelas, meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan lain-lain. sedangkan perilaku yang menyimpang dari siswa dapat berupa tidak masuk sekolah, bolos, berbuat gaduh/mengganggu teman yang lain, melakukan perusakan terhadap sarana yang ada, dan sebagainya.

11

Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa perilaku guru

yang

menyimpang akan dapat berpengaruh terhadap siswa untuk berperilaku yang menyimpang pula. Namun hal tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya. Dengan bukti yang ada akan dapat dipakai oleh kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah dalam mengambil kebijakan agar kegiatan disekolah dapat berjalan dengan baik. Demikian juga dengan kondisi di SMP Negeri 2 Rejotangan. Motivasi belajar siswa relatif rendah. Sarana penunjang kegiatan belajar mengajar cepat rusak. Siswa banyak yang sering membolos atau tidak masuk sekolah. Sehingga kegiatan belajar mengajar sulit untuk dapat dilaksanakan secara efektif. Dengan kondisi seperti tersebut di atas, maka kami ingin melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Jam Pelajaran Kosong Terhadap

Kenakalan Siswa Di Sekolah". Penelitian tersebut kami lakukan dalam bentuk kajian yang diadakan di SMP Negeri 2 Rejotangan. Dengan mengetahui pengaruh tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi Kepala Sekolah untuk mengambil berbagai kebijakan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

B.

Rumusan Masalah Guru sebagai teladan bagi siswa di sekolah. Segala bentuk perilaku guru di

sekolah akan ditiru oleh siswa. Perilaku guru yang negative dapat menyebabkan jam pelajaran menjadi kosong. Situasi dan kondisi seperti ini akan memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan berbagai hal yang mengarah pada kenakalan siswa. Namun semua permasalahan tersebut tidak dapat begitu saja dibebankan kepada guru. Sehingga penulis merasa perlu untuk meneliti tentang

12

masalah tersebut. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: "Apakah ada pengaruh antara variabel jam pelajaran kosong terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah".

C.

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel jam pelajaran kosong terhadap variabel kenakalan siswa di sekolah.

D.

Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah di atas, dapat

dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: "Diduga ada pengaruh antara jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa di sekolah".

E.

Manfaat Penelitian Setiap kegiatan penelitian selalu mengharapkan hasil yang optimal dan

dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan bagi pemimpin dalam mengambil kebijakan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. 2. Sebagai acuan bagi guru dalam melakukan tugas sehari-hari. 3. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan konsep ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja guru.

13

4. Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan referensi dalam penelitian lebih lanjut.

F.

Kerangka Konseptual Dalam pembahasan karya tulis ini yang dimaksud dengan jam pelajaran

kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru. Keadaan ini disebabkan oleh perilaku guru yang negatif / menyimpang, yaitu: guru tidak masuk sekolah, guru tidak masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat datang masuk kelas, guru meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran. Pada saat kondisi kelas seperti dijelaskan di atas, maka akan sangat menimbulkan berbagai kerawanan pada siswa. Kerawanan-kerawanan yang dimaksud dapat berupa kenakalan siswa di sekolah. Sedangkan kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku siswa yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, seperti : tidak masuk sekolah, membolos/meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir, mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan perusakan terhadap sarana sekolah yang ada, sering meninggalkan kelas pada saat pelajaran berlangsung, dan melakukan perkelaian. Kenakalan siswa tersebut merupakan bentuk perilaku sebagai akibat dari salah satu penyebab yaitu jam pelajaran yang kosong.

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Perilaku Memahami orang lain merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan

oleh setiap orang dalam menjalankan tugas sehari-hari, jika kegiatan yang dilakukan selalu berhubungan dengan sesame manusia. Karena ia berada pada posisi penting untuk menggerakkan orang lain, mengkondisikan dan mengarahkan orang tersebut tersebut untuk mencapai sasaran. Organisasi terdiri dari karyawan atau pegawai yang memiliki keunikannya masing-masing dan dalam banyak hal berbeda. Perbedaan tersebut menjadi tantangan berikut kesempatan bagi berbagai pihak untuk menghargai keunikan masing-masing. Perilaku seseorang timbul sebagai hasil interaksi yang komplek dari orang tersebut dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat. Semakin besar ruang lingkup lingkungan yang

dimasuki, akan semakin besar dan bervariatif interaksi yang dilakukannya. Sehingga dapat menghasilkan perilaku yang bervariasi pula. Menurut Wursanto (2003: 275), menyebutkan ada perilaku intern dan perilaku ekstern; perilaku individu dan perilaku kelompok; perilaku negatif dan perilaku positif; perilaku nyata dan perilaku diarahkan. 1. Perilaku Intern, adalah perilaku-perilaku yang dipengaruhi oleh factor genetika, yaitu segala hal yang dibawa sejak lahir, sehingga merupakan warisan dari orang tuanya.

15

2. Perilaku Ekstern, adalah perilaku yang dipengaruhi oleh faktor dari luar, misalnya faktor lingkungan. 3. Perilaku Individu, yaitu perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Setiap individu memiliki watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. 4. Perilaku Kelompok, yaitu perilaku dari beberapa invidu dalam suatu kelompok, sehingga akan menjadi cerminan dari perilaku kelompok tersebut. Jika berkembang secara terus menerus akan menjadi perilaku organisasi. 5. Perilaku Negatif, adalah perilaku yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. 6. Perilaku Positif, adalah perilaku yang didasarkan atas aturan-aturan yang berlaku. 7. Perilaku Nyata, disebut juga perilaku obyektif, yaitu perilaku yang timbul dari kesadaran diri sendiri untuk berbuat. 8. Perilaku Diarahkan, disebut juga perilaku semu, yaitu perilaku yang dilakukan atas dasar dorongan dari faktor lain atau di luar dirinya. Perilaku juga dipengaruhi oleh berbagai variable, antara lain: variabel norma-norma hukum, variabel lingkungan, dan variabel psikologis. 1. Variabel Norma-norma Hukum, terdiri dari: Norma-norma kelaziman Aturan kesusilaan Norma-norma hokum keagamaan

2. Variabel Lingkungan, terdiri dari:

16 Keadaan alam disekitar manusia dan kebudayaan Kondisi masyarakat sekeliling Kelompok Kondisi lingkungan kerja 3. Variabel Psikologis, terdiri dari: Persepsi Sikap Kepribadianbelajar Pendidikan Pengalaman Ketrampilan

B.

Perilaku Negatif Menurut Drs. Ig. Wursanto (2003:278), perilaku negatif adalah perilaku

yang menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Perilaku negatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Perilaku negatif yang nyata Perilaku negatif yang nyata adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan dan norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu didasarkan atas desakan dari dalam, bukan pengaruh dari luar. Jadi perilaku ini merupakan

perilaku murni, tidak dibuat-buat, sesuai dengan tabiat orang tersebut.

b. Perilaku negatif yang diarahkan

17

Perilaku negatif yang diarahkan adalah perilaku yang bertentangan dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dimana perilaku itu dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Perilaku negatif tersebut dapat berpengaruh terhadap siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Perilaku negative dapat terjadi di sekolah, di lingkungan masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarga.

1. Perilaku Negatif di Sekolah Di dalam lingkungan sekolah, perilaku negatif dapat berpengaruh terhadap semua komponen di sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru maupun siswa. Kepala sekolah selaku pimpinan di sekolah harus dapat menjadi teladan dari semua komponen di lingkungan sekolah. Jika perilaku yang ditunjukkan negative, maka semua komponen di sekolah akan memiliki kecenderungan untuk meniru, sehingga akan terbangun citra dan perilaku negatif di sekolah. 2. Perilaku Negatif di Masyarakat Masyarakat menjadi tempat bagi siapa saja untuk melakukan interaksi, baik orang dewasa maupun anak-anak. Setiap masyarakat memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda. Kehidupan di masyarakat yang sering menunjukkan perilaku yang negative, akan menjadi teladan atau contoh bagi anak untuk melakukan yang negatif pula. Jika kondisi ini tidak memperoleh perhatian yang serius dari berbagai pihak, maka akan dapat menumbuhkan berbagai kerawanan di masyarakat. Perilaku negative atau menyimpang di masyarakat dapat berupa : berjudi, minum-minuman keras, maraknya warung remang-remang. 3. Perilaku Negatif di Keluarga

18

Dalam lingkungan keluarga, perilaku negative dapat ditunjukkan oleh orang tua maupun anak. Orang tua menjadi contoh yang pertama bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan. Perilaku yang kurang baik yang ditunjukkan oleh orang tua terhadap anak akan menjadi contoh untuk ditiru oleh anak dalam kehidupannya. Perilaku negative yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak misalnya dapat berupa : kebiasaan marah-marah yang bahkan disertai dengan tindakan kekerasan kepada anak, merokok, pertengkaran dalam keluarga. Kondisikondisi tersebut dapat berpengaruh pada anak dalam berperilaku.

C. Jam Pelajaran Kosong Di dalam lingkungan sekolah, banyak pihak yang memiliki peran dalam memberikan warna perilaku sekolah sebagai organisasi. Kepala sekolah sebagai pimpinan, guru, siswa, orang tua siswa, serta anggota masyarakat di sekitar lingkungan sekolah merupakan pihak-pihak yang sangat memberikan kontribusi dalam pembentukan perilaku sekolah sebagai organisasi. Guru merupakan bagian dari sekolah yang juga memiliki peran yang besar. Perilaku guru akan menjadi cermin dari perilaku sekolah sebagai organisasi. Guru-guru yang berperilaku baik, maka sekolah juga akan mendapat nama baik. Namun jika para guru berperilaku kurang baik, maka sekolah juga akan mendapat predikat kurang baik. Jadi perilaku guru, baik secara individu maupun secara kelompok sangat berpengaruh terhadap perilaku sekolah sebagai organisasi. Guru memiliki peranan yang penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga setiap perilaku yang ditunjukkan oleh guru akan senantiasa menjadi

19

teladan

bagi siswa di sekolah. Perilaku yang negatif

juga sangat mungkin

ditunjukkan oleh guru di sekolah. Perilaku guru yang negatif/menyimpang dapat berupa : a. tidak masuk sekolah; b. tidak masuk kelas pada saat mengajar; c. terlambat masuk kelas; d. meninggalkan kelas pada saat mengajar; dan e. mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran. Semua perilaku guru yang negatif/menyimpang tersebut dapat

menyebabkan jam pelajaran kosong, dalam arti kelas tanpa pengawasan guru pada saat proses belajar mengajar. Kondisi kelas seperti tersebut di atas, akan banyak menimbulkan berbagai kerawanan.

D. Kenakalan Siswa Perilaku negatif juga dapat ditunjukkan oleh siswa. Perilaku negatif ini memiliki kecenderungan merupakan bentuk akibat dari berbagai situasi dan kondisi yang kurang baik, sehingga mendorong siswa melakukan kegiatan yang negatif atau menyimpang. Perilaku yang menyimpang dari siswa dapat berupa : a. tidak masuk sekolah; b. c. d. bolos / pulang sekolah sebelum waktunya; berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain; melakukan perusakan terhadap sarana yang ada;

e. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung; dan f. melakukan perkelaian.

20

Perilaku negatif / menyimpang yang ditunjukkan oleh siswa tersebut merupakan bentuk kenakalan siswa di sekolah.

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Populasi Penyusunan karya tulis ini menggunakan penelitian populasi. Seluruh

populasi menjadi obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, pada tahun pelajaran 2006/2007 yang sering atau pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah, antara lain: tidak masuk sekolah, membolos, berbuat gaduh, melakukan perusakan terhadap sarana sekolah, dan ke luar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh dari

bapak/ibu guru, serta data-data yang ada, jumlah siswa yang sering dan pernah melakukan pelanggaran tersebut adalah berjumlah 42 siswa dari 265 siswa di sekolah tersebut.

B.

Definisi Variabel Operasional Guna menghindari kesalahan dalam penafsiran tentang variable dalam

penelitian ini, maka diperlukan operasionalisasi masing-masing variable. a. Jam Pelajaran Kosong Dalam pembahasan karya tulis ini bahwa yang dimaksud dengan jam pelajaran kosong adalah suatu keadaan dimana pada saat proses belajar mengajar berlangsung, di dalam kelas tidak ada guru, yang indikatornya meliputi : guru tidak masuk sekolah, guru tidak masuk kelas pada saat mengajar, guru terlambat

15

22

datang masuk kelas, guru meninggalkan kelas pada saat mengajar, dan guru mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran.

b. Kenakalan Siswa di Sekolah Yang dimaksud kenakalan siswa di sekolah merupakan bentuk perilaku siswa yang negatif / menyimpang di dalam lingkungan sekolah, yang indikatornya meliputi : tidak masuk sekolah, membolos / meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir, mengganggu teman yang lain atau berbuat gaduh, melakukan perusakan terhadap sarana sekolah yang ada, dan sering meninggalkan kelas pada saat pelajaran berlangsung Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk table tentang konsep, variable, indikator dan item sebagai berikut:

23

Tabel 3.1 Variabel, Indikator, dan Item Penelitian VARIABEL 1 (X) Jam Pelajaran Kosong INDIKATOR 2 1. tidak masuk sekolah 2. tidak masuk kelas pada saat mengajar 3. terlambat masuk kelas 4. meninggalkan kelas pada saat mengajar 5. mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran. 1. tidak masuk sekolah 2. bolos / pulang sekolah sebelum waktunya 3. berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain 4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada 5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung; 6. berkelahi ITEM 3 1. tidak masuk sekolah 2. tidak masuk kelas pada saat mengajar 3. terlambat masuk kelas 4. meninggalkan kelas pada saat mengajar 5. mengakhiri pelajaran sebelum habis jam pelajaran. 1. tidak masuk sekolah 2. bolos / pulang sekolah sebelum waktunya 3. berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain 4. melakukan perusakan terhadap sarana yang ada 5. sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung; 6. berkelahi

(Y) Kenakalan Siswa di Sekolah

C.

Teknik Pengumpulan Data Dalam melaksanakan kegiatan penelitian diperlukan kecermatan setiap

peneliti dalam memilih teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang tepat akan memberikan jaminan terhadap obyektifitas data yang diperoleh. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

24

1. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat pertanyaan yang ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data secara tertulis. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2

Rejotangan, Tulungagung, yang sering atau pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, sebagaimana dijelaskan dalam definisi variable operasional. Hasil data dari kuesioner berupa jawaban responden dari variable jam pelajaran kosong dan kenakalan siswa di sekolah. Data tersebut untuk

selanjutnya yang akan diolah dengan menggunakan teknik analisa data yang sudah dipersiapkan. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh berupa kondisi obyektif dari sekolah, dapat meliputi jumlah siswa, jumlah siswa yang bermasalah jumlah dan nama guru pengajar, jumlah ruang, lokasi sekolah dan sebagainya. pelengkap atau pendukung saja. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan dialog atau bertanya secara langsung kepada responden maupun sumber lain yang memiliki pengetahuan tentang obyek penelitian. Hasil data yang diperoleh digunakan sebagai pembanding dari data yang diperoleh dari teknik kuesioner. Data yang terkumpul hanya sebagai

25

D. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Suatu instrument penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang perlu diukur dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tetap. Yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas dilakukan dengan jalan analisa butir. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari r tabel dengan alpha 0,05. untuk menguji validitas instrument digunakan korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut: n( XY) - ( X Y ) _______________________________ n X2 - ( X) 2 } { n Y2 - ( Y) 2 }

r =

Keterangan : r X Y n = Koefisien Korelasi = Variabel bebas = Variabel terikat = Jumlah subyek

2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk membuktikan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

26

instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto : 1993: 142).

Menurut

Sugiyono, (1994: 97) menyatakan, "Tingkat reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan dapat dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama pula". Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih, dengan kriteria indeks reliabilitas sebagai berikut: Tabel 3.2 Indeks Kriteria Reliabilitas

No 1 2 3 4 5

Interval Koefisien < - 0,30 0,30 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000

Kriteria Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi

Sumber : Arikunto, 1993 Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus alpha dari Suharsimi Arikunto (1993: 165), yaitu:

k Ri = (k-1)

b2 t2

Keterangan : Ri = Reliabilitas instrument

27

k b2 t2

= Jumlah butir soal = Jumlah varian butir = Varian total

E.

Metode Analisa Data Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

model regresi linier berganda, dalam mana data yang akan diolah harus memenuhi persyaratan tertentu, yang harus dilakukan dengan uji statistik yang lain, yaitu: 1. Analisis Statistik Deskriptik Analisis Statistik Deskriptik digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi jawaban responden dari hasil kuesioner yang telah disampaikan kepada responden yang terdiri atas variable jam pelajaran kosong (X) dan variable kenakalan siswa di sekolah (Y). Variabel jam pelajaran kosong (X) dikembangkan menjadi 5 indikator yang sekaligus menjadi 5 item pertanyaan. Sedangkan variable kenakalan siswa di sekolah (Y) dikembangkan menjadi 6 indikator yang sekaligus juga menjadi 6 item pertanyaan. 2. Uji Asumsi a. Uji Hiteroskedastisitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke pengamat yang lain. Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. b. Uji Normalitas, yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi

28

normal atau mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data penyebarannya disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

3. Analisis Regresi Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variable dependent dengan variable independent. Untuk menghitung

regresi ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Nazir (1988: 531) sebagai berikut: Y = ao + a1X1 + e1 Selanjutnya disebutkan dengan menggunakan teknik Ordinary Least Square (OLS), estimasi terhadap parameter dikerjakan dengan menggunakan persamaan normal sebagai berikut: Y = aon + a1X1 X1Y = aoX1 + a1Xi2 Jika dinyatakan dalam bentuk deviasi dari mean, di mana xi = (Xi - X), persamaan normal mempunyai bentuk: X1Y = a1X i2 Di mana: Y X1 X n ao a1 = variable dependen = variable independent = mean dari variable independent = jumlah observasi = intercept = estimator dari parameter atau koefisien regresi

29

Sedangkan untuk mencari estimator parameter (koefisien regresi) digunakan rumus: X1Y _______________ X12 y - a1Xi2 ____________________ n

a1 =

ao =

Sedangkan koefisien determinasi dihitung dengan rumus:


2

R =

A12 x2 ____________ y2

Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut: ao untuk ao = t = S a. o a1 _______ S a. 1 Dimana :
_________________

untuk a1 =

*2 X12 nX2

Sa. 1 =

Sedangkan

(Y2) a12 X2 ________________________ n 2

30

di mana: *2 n = estimator dari variance disturbance term = jumlah pengamatan

Berdasarkan perhitungan uji t tersebut, maka semakin besar koefisien regresi yang diperoleh dari variabel bebas, semakin besar pula pengaruhnya terhadap variabel terikat. Untuk menyelesaikan analisis data dalam penelitian ini digunakan Program Komputer melalui program SPSS (Statistical Program for Social Sciences).

31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan secara tepat dari berbagai variable yang diteliti. Suatu instrument valid untuk 11 item, jika korelasinya lebih besar dari 0,306 dengan alpha 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan validitas instrument berdasarkan perhitungan SPSS 10.01 sebagai berikut: a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Correlations X X1 X2 Correlation 1.000 .539 .675 Coefficient Sig. (2-tailed) . .000 .000 N 42 42 42 ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the .05 level (2-tailed). Spearman' s rho X X3 .662 .000 42 X4 .585 .000 42 X5 .737 .000 42

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table sebagai berikut: TABEL 4.1 Uji Validitas Instrumen Jam Pelajaran Kosong (X) Inti Pertanyaan Correlation Probability (Sig. 1-tailed) Guru sering tidak masuk .539 .000 Guru sering terlambat masuk kelas .675 .000 Guru sering meninggalkan kelas .662 .000 Guru tidak memberi tugas .585 .000 Guru mengakhiri pelajaran sebelum waktunya .737 .000

1. 2. 3. 4. 5.

26

32

Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table (0,306) dan nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Jam Pelajaran Kosong (X) dinyatakan valid.

b. Variabel Kenakalan Siswa


Correlations Y Y1 Y2 Correlation 1.000 .366 .554 Coefficient Sig. (2-tailed) . .017 .000 * Correlation is significant at the .05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). Spearman' s rho Y Y3 .486 .001 Y4 .355 .021 Y5 .568 .000 Y6 .518 .000

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan dengan table sebagai berikut: TABEL 4.2 Uji Validitas Instrumen Kenakalan Siswa (Y) Inti Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Anak sering tidak masuk sekolah Anak sering membolos Anak sering berbuat gaduh Anak sering merusak sarana sekolah Anak sering ke luar kelas Anak sering berkelahi Correlation .366 .554 .468 .355 .568 .518 Probability (Sig. 1-tailed) .017 .000 .001 .021 .000 .000

Dari table tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r table (0,306) dan nilai probabilitasnya < 0,05, sehingga instrument variable Kenakalan Siswa (Y) dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan handal apabila memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (lihat tabel 4.2).

33

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01 (lihat lampiran 4) diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen

No 1 2

Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) Kenakalan Siswa (Y)

Koefisien Alpha .7611 .6627

Sumber: Reliability Analisys (lampiran 4) Keseluruhan nilai alpha () dari variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0.6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua instrument yang dipergunakan untuk mengambil data pada variabel-variabel tersebut adalah reliabel.

B. Analisis Statistik 1. Analisis Statistik Deskriptik a. Deskriptik Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) Sejumlah lima item pertanyaan diajukan kepada responden dengan frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:

34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden Tentang Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) No Item X1 X2 X3 X4 X5 f 0 0 0 0 0 1 % 0 0 0 0 0 F 1 6 4 7 3 2 % 2.4 14.3 9.5 16.7 7.1 f 35 30 26 30 29 3 % 83.5 71.4 61.9 71.4 69.0 f 6 6 12 5 10 4 % 14.3 14.3 28.6 11.9 23.8 Skor Mean 3.1190 3.0000 3.1905 2.9524 3.1667 3.0857

Rata-rata Skor Mean

Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Jam Pelajaran Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah ditunjukkan dengan rata-rata mean 3.0857. b. Variabel Kenakalan Siswa (Y) Sejumlah enam item pertanyaan diajukan kepada responden dengan frekuensi seperti yang terlihat di bawah ini:

35

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Dari 42 Responden Tentang Variabel Kenakalan Siswa (Y) No Item Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 f 0 0 0 0 0 0 1 % 0 0 0 0 0 0 F 10 4 9 13 15 4 2 % 23.8 9.5 21.4 31.0 35.7 9.5 f 29 35 33 28 26 33 3 % 69.0 83.3 78.6 66.7 61.9 78.6 f 3 3 0 1 1 5 4 % 7.1 7.1 0 2.4 2.4 11.9 Skor Mean 2.8333 2.9762 2.7857 2.7143 2.6667 3.0238 2.8333

Rata-rata Skor Mean

Berdasarkan table tersebut dapat diuraikan tentang frekuensi jawaban responden bahwa semua kegiatan yang terdapat dalam variabel Kenakalan Siswa (Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan oleh siswa, namun menuju sering dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata mean 2.8333.

2. Uji Asumsi a. Uji Hiteroskedastisitas Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamat ke pengamat yang lain. Model regresi ini menghendaki tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.

36

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01, dengan diagram scatter plot, dapat dilihat sebagai berikut:
Scatterplot Dependent Variable: Y
3

Regression Standardized Residual

-1

-2 -3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

Gambar Diagram 4.1 : Scatterplot Untuk Uji Histerokedaastisitas Y Berdasarkan gambar tersebut jelas bahwa variabel-variabel penelitian tidak mengandung hiteroskedastisitas, karena data menyebar baik di bawah atau di atas sumbu Y.

b. Uji Normalitas Yaitu untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi ini menghendaki apabila data penyebarannya disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

37

Normal P-P Plot of Regression Standardized Res Dependent Variable: Y


1.0 0

.75

Expected Cum Prob

.50

.25

0.0 0 0.0 0 .25 .50 .75 1.0 0

Observ ed Cum Prob

Gambar Diagram 4.2 : Uji Normalitas Y Berdasarkan gambar diagram tersebut, maka variabel penelitian dikatakan normal, karena titik-titik menyebar disekitar garis linier.

3. Analisis Regresi Dalam penelitian ini mengambil taraf signifikansi 5 %, maka nilai t table dengan jumlah data 42 adalah t(0.05;40) = 2.021. Jadi hasil yang diperoleh dari t hitung akan dibandingkan dengan t table. Dengan mengambil hipotesa sebagai berikut: H0 = Koefisien regresi tidak signifikan H1 = Koefisien regresi signifikan Dengan ketentuan, jika: T hitung > t table, maka Ho ditolak dan H1 diterima. T hitung < t table, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

38

Pengujian Hipotesis Bunyi : Diduga ada pengaruh antara variabel jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa di sekolah. Untuk pengujian analisis terhadap hipotesis tersebut menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 10.01 dapat diketahui dalam Analisis Koefisien Regresi sebagai berikut:
a Coe fficients

Model 1

(Cons tant) X

Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6.276 .965 .695 .062

Standardized Coef f icients Beta .870

t 6.501 11.177

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: Y

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi (Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y) Koefisien Determinasi

Variabel Constanta Jam Pelajaran Kosong (X)

B 6.276 .695

t 6.501 11.177

Sig. .000 .000

.870

Berdasarkan table tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta Konstanta memperoleh nilai t hitung sebesar 6.501. Sehingga 6.501 > 2.021, maka H0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata lain konstanta berpengaruh terhadap model regresi.

39

b. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) Signifikansi Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar 11.177. Dengan demikian 11.177 > 2.021, maka menolak H0 dan menerima H1 atau dengan kata lain Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh terhadap Variabel Kenakalan Siswa (Y). Variabel Jam Pelajaran Kosong juga memiliki probabilitas sebesar 0.000, maka pengaruh Variabel Jam Pelajaran Kosong terhadap Variabel Kenakalan Siswa adalah signifikan. Koefisien Determinasi Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) mempunyai pengaruh terhadap Variabel Kenakalan Siswa (Y) dengan kontribusi sebesar 87,0 %. Koefisien Regresi (B) Variabel jam pelajaran kosong memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu poin, maka akan mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan siswa sebesar 0,695. Selain analisis tersebut juga diketahui nilai F hitung seperti berikut:
b Model Summ ary

Change Statistics Model 1 R R Square .870 a .757 Adjusted R Square .751 Std. Error of the Estimate .68770 R Square Change .757 F Change 124.931 df1 1 df2 40 Sig. F Change .000

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y

40

Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 124.931. Sedangkan berdasarkan taraf signifikansi 5 %, df 1 = 1 dan df2 = 40, maka diperoleh F table sebesar 4.08. Sehingga F hitung lebih besar dari pada F tabel (124.931 > 4.08). Jadi variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel jam pelajaran kosong (X) terhadap variabel kenakalan siswa (Y), memiliki multiple regresi (R) sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi sebagai berikut: Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757

C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan di atas, ditunjukkan bahwa variable Jam Pelajaran Kosong secara signifikan berpengaruh terhadap variable kenakalan siswa di sekolah dengan kontribusi sebesar 87 %. Koefisien regresi (B) sebesar 0,695. Setiap peningkatan variable jam pelajaran kosong sebesar satu poin, maka akan diikuti oleh peningkatan variable kenakalan siswa sebesar 0,695. Namun jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan siswa sebesar 0,695.

41

Berdasarkan perhitungan juga ditunjukkan bahwa diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. Yang dimaksud faktor yang lain dapat berupa pengaruh yang datangnya dari luar jam pelajaran kosong, misalnya: lingkungan keluarga, masyarakat. Jadi sebagian

besar kenakalan siswa di sekolah disebabkan oleh adanya waktu yang tidak terisi pada saat jam pelajaran berlangsung. Dalam kondisi yang seperti ini, jumlah siswa yang semula kecil dapat menjadi dominant dan mempengaruhi yang lain untuk melakukan kenakalan yang sama. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar merupakan tuntutan mutlak dalam rangka menekan tingkat kenakalan siswa dfi sekolah. Dengan kontribusi yang cukup besar tersebut, maka pihak sekolah dapat menggunakan hasil ini untuk mengambil kebijakan yang sesuai sehingga berbagai kekurangan, baik yang terdapat pada guru pengajar maupun pada siswa dapat semakin ditekan. Untuk menunjang keberhasilan usaha tersebut perlu kerjasama yang baik dari berbagai pihak.

42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam bab terdahulu, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptik a. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) terjadi kadang-kadang, yang sudah ditunjukkan dengan rata-rata mean 3,0857. Sehingga masih perlu ditingkatkan agar kondisinya semakin baik. b. Variabel Kenakalan Siswa (Y) Variabel Kenakalan Siswa (Y) menunjukkan kadang-kadang dilakukan oleh siswa, namun menuju sering dilakukan, hal ini dapat dilihat dengan rata-rata mean 2,8333. Harus segera dicarikan jalan keluar yang terbaik, agar tingkat kenakalan dapat semakin ditekan. 2. Analisis Regresi Variabel jam pelajaran kosong (X) memperoleh nilai t hitung sebesar 11.177. Dengan demikian Variabel Jam Pelajaran Kosong (X) berpengaruh

terhadap Variabel Kenakalan Siswa (Y) secara signifikan, dengan kontribusi sebesar 87,0 %. Variabel jam pelajaran kosong juga memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,695, yang berarti apabila variabel ini ditingkatkan satu poin, maka akan mempengaruhi peningkatan variabel kenakalan siswa sebesar

36

43

0,695. Namun jika variable ini ditekan satu poin maka akan dapat menekan variable kenakalan siswa sebesar 0,695. Hasil uji regresi menunjukkan nilai F hitung sebesar 124.931. Jadi

variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi tersebut memiliki multiple regresi (R) sebesar 0.870 dan mempunyai pengaruh dengan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.757. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variable jam pelajaran kosong terhadap kenakalan siswa sebesar 75.7 %, sedangkan sisanya sebesar 24.3 % dipengaruhi oleh variabel yang lain. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan hasil analisa regresi sebagai berikut: Y = 6,501 + 0,695 X1 dengan R2 = 0,757

B. Saran-saran 1. Kepada Kepala Sekolah hendaknya memperhatikan pemanfaatan waktu belajar dan mengupayakan setiap pergantian waktu belajar dapat berjalan secara efektif, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang. 2. Kepada para guru hendaknya selalu datang tepat waktu dan tetap berada di dalam kelas pada saat mengajar. 3. Kepada petugas disiplin sekolah hendaknya memberlakukan peraturan yang lebih ketat, sehingga kebiasaan siswa yang kurang baik akan dapat ditekan.

44

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinika Cipta. Djarwanto. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Yogyakarta: Liberty. Muchlas Samani, dkk. 1999. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdikbud. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Kloang Klede Putra Timur. Wursanto, Ig. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi. PT Remaja

38

45

Lampiran 1 : DAFTAR KUESIONER

Petunjuk: Pilihlah salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan anda! A. Perilaku Negatif 1. Apakah Bapak dan Ibu guru sering tidak masuk sekolah sesuai dengan tugasnya? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 2. Apakah Bapak dan Ibu guru sering terlambat masuk kelas dalam mengajar? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 3. Apakah Bapak dan ibu guru sering meninggalkan kelas pada saat mengajar? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 4. Apakah Bapak dan Ibu guru tidak memberikan tugas pada saat tidak masuk sekolah? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 5. Apakah Bapak dan Ibu guru mengakhiri pelajaran sebelum habis waktu jam pelajaran? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah B. Kenakalan Siswa 1. Apakah anda sering tidak masuk sekolah ? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 2. Apakah anda sering bolos / pulang sekolah sebelum waktunya? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 3. Apakah anda sering berbuat gaduh / mengganggu teman yang lain? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 4. Apakah anda sering melakukan perusakan terhadap sarana yang ada? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 5. Apakah anda sering sering ke luar kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah 6. Apakah anda sering berkelahi dengan teman atau orang lain? a. sangat sering b. sering c. kadang-kadang d. tidak pernah

46

Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian


DATA PENELITIAN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 X 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 5 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 JML 15 17 14 17 19 13 16 18 19 15 12 19 17 15 15 14 14 15 14 14 15 15 16 16 14 18 16 15 14 18 14 16 14 14 15 18 15 15 16 15 13 14 1 3 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 Y 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 5 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 6 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 JML 17 18 16 18 19 14 17 19 19 17 14 20 17 16 17 16 17 17 16 15 17 17 18 17 18 18 18 16 15 19 15 17 17 16 17 19 18 17 18 17 15 16

47

Lampiran 3: Uji Korelasi Untuk Uji Validitas Instrumen A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)
Cor relations X 1.000 . 42 .539** .000 42 .675** .000 42 .662** .000 42 .585** .000 42 .737** .000 42 X1 .539** .000 42 1.000 . 42 .233 .138 42 .332* .032 42 .146 .355 42 .380* .013 42 X2 .675** .000 42 .233 .138 42 1.000 . 42 .244 .120 42 .333* .031 42 .499** .001 42 X3 .662** .000 42 .332* .032 42 .244 .120 42 1.000 . 42 .114 .471 42 .380* .013 42 X4 .585** .000 42 .146 .355 42 .333* .031 42 .114 .471 42 1.000 . 42 .365* .018 42 X5 .737** .000 42 .380* .013 42 .499** .001 42 .380* .013 42 .365* .018 42 1.000 . 42

Spearman's rho

X1

X2

X3

X4

X5

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).

48

B.

Variabel Kenakalan Siswa (Y)

Cor relations Y 1.000 . 42 .366* .017 42 .554** .000 42 .486** .001 42 .355* .021 42 .568** .000 42 .518** .000 42 Y1 .366* .017 42 1.000 . 42 -.137 .387 42 -.071 .656 42 .008 .958 42 .040 .801 42 .203 .196 42 Y2 .554** .000 42 -.137 .387 42 1.000 . 42 .255 .103 42 .205 .193 42 .311* .045 42 .130 .413 42 Y3 .486** .001 42 -.071 .656 42 .255 .103 42 1.000 . 42 -.076 .633 42 .107 .499 42 .277 .075 42 Y4 .355* .021 42 .008 .958 42 .205 .193 42 -.076 .633 42 1.000 . 42 .009 .953 42 -.183 .247 42 Y5 .568** .000 42 .040 .801 42 .311* .045 42 .107 .499 42 .009 .953 42 1.000 . 42 .138 .384 42 Y6 .518** .000 42 .203 .196 42 .130 .413 42 .277 .075 42 -.183 .247 42 .138 .384 42 1.000 . 42

Spearman's rho Y

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

*. Correlation is significant at the .05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

49

Lampiran 4: Uji Validitas Instrumen A. Variabel Jam Pelajaran Kosong (X)


****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S Mean 1. 2. 3. 4. 5. 6. X X1 X2 X3 X4 X5 15.4286 3.1190 3.0000 3.1905 2.9524 3.1667 S C A L E (A L P H A) Cases 42.0 42.0 42.0 42.0 42.0 42.0

Std Dev 1.7270 .3952 .5410 .5942 .5389 .5372

Reliability Coefficients N of Cases = Alpha = .7611 42.0 N of Items = 6

B. Variabel Kenakalan Siswa (Y)


****Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis *** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S Mean 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Y Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 N of Cases = Reliability Coefficients Alpha = .6627 17.0000 2.8333 2.9762 2.7857 2.7143 2.6667 3.0238 42.0 7 items Standardized item alpha = .6329 S C A L E (A L P H A) Cases 42.0 42.0 42.0 42.0 42.0 42.0 42.0

Std Dev 1.3793 .5372 .4125 .4153 .5078 .5258 .4679

50

Lampiran 5: Hasil Analisis B. Uji Normalitas

Normal P-P Plot of Regression Standardized Res Dependent Variable: Y


1.0 0

.75

Expected Cum Prob

.50

.25

0.0 0 0.0 0 .25 .50 .75 1.0 0

Observ ed Cum Prob

C.

Uji Hiteroskedastisitas
Scatterplot Dependent Variable: Y
3

-1

-2 -3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

51

D.

Uji Regresi

Regression
b Model Summ ary

Change Statistics Model 1 R R Square .870 a .757 Adjusted R Square .751 Std. Error of the Estimate .68770 R Square Change .757 F Change 124.931 df1 1 df2 40 Sig. F Change .000

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y


ANOVAb Sum of Squares 59.083 18.917 78.000

Model 1

df 1 40 41

Regression Residual Total

Mean Square 59.083 .473

F 124.931

Sig. .000 a

a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y


a Coe fficients

Model 1

(Cons tant) X

Unstandardiz ed Coef f icients B Std. Error 6.276 .965 .695 .062

Standardized Coef f icients Beta .870

t 6.501 11.177

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: Y

You might also like