You are on page 1of 13

Ternyata banyak sekali kasus perkosaan yang terjadi setelah menonton video porno atau membaca buku porno.

Korbannya ada Balita umur 4 tahun, bocah 6 tahun, hingga gadis cacat mental. Ada 9 halaman sudah yang saya copy paste. Sisanya masih banyak yang kalau saya ambil juga mungkin sebagian milis tidak mampu memuatnya karena kebesaran ukurannya. Oleh sebab itu, saya mendukung pemberantasan pornografi karena pornografi meski sepintas membela perempuan, ternyata bukan hanya mengeksploitasi wanita, tapi juga merangsang birahi para pria yang membaca/menontonnya dan sebagian dari mereka akhirnya memperkosa wanita yang tidak berdosa. Termasuk Balita umur 4 tahun! Oleh karena itu saya mendukung upaya pemerintah dan DPR untuk memberantas pornografi. Kalau mau telanjang atau beradegan ranjang, silahkan di rumah sendiri. Jangan mempertontonkan ke depan umum apalagi di depan anak kecil atau orang dewasa yang bisa memperkosa! Kompas: Seperti dilansir Bpost, diduga akibat terpengaruh tontonan VCD porno, Ed akhirnya memperkosa bocah anak tetangganya, sebut saja Melati (4), Selasa (26/2) lalu. SCTV: Liputan6.com, Pontianak: Seorang penghuni Panti Asuhan Pepabri, Kota Baru, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (23/4) terpaksa berurusan dengan polisi. Dia diduga memperkosa tiga bocah perempuan penghuni panti lainnya. Mustohirsebut saja demikiantak tahan menahan nafsu lantaran keseringan membaca novel porno. http://www.liputan6.com/view/0,76721,1,0,1139995932.html Suara Merdeka: Ketiganya dituduh telah memerkosa Bunga (nama samasaran, 12), pelajar SD kelas V. Pemerkosaan itu dilakukan bersama-sama pada awal November, dan sampai kasus tersebut terbongkar, sudah berlangsung empat kali. Miftaturahman mengaku melakukan perbuatan itu setelah menonton VCD porno.

Indosiar: Aksi bejat Ris tersebut diakuinya telah dilakukan puluhan kali sejak tahun 2002. Ris mengaku dirinya tidak kuat menahan nafsunya setelah menonton film porno di rumah temannya. Pikiran Rakyat: Gara-gara terangsang menyaksikan blue film, seorang pedagang krupuk, Imr (20), warga Gang Rulita RT 1 RW 7 Kelurahan Harjasari Kec. Bogor Selatan Kota Bogor diduga mencabuli gadis kecil, NH (8), warga setempat, Kamis (20/2). Bali Post: Dari kasus-kasus yang terjadi, hampir seluruhnya bersumber pada rangsangan seksual akibat pelaku menonton tayangan porno. Ada anak yang mengaku hal itu dilakukan setelah menonton film India, ada juga karena nonton tayangan seperti goyang ngebor dan VCD porno yang beredar secara bebas. TV7: Memperkosa Karena VCD Porno VCD porno kembali memakan korban, seorang remaja tanggung, Selasa kemarin tega mencabuli sepupunya sendiri, yang berusia 5 tahun. Tersangka mengaku terangsang melihat bocah yang masih belia tersebut setelah menonton VCD porno. SCTV: Tersangka akhirnya mengakui memperkosa remaja berusia 14 tahun itu lantaran tak kuasa menahan berahi setelah menonton film porno. SCTV: Tersangka Zaini menggauli paksa keponakannya lantaran tak kuasa menahan berahi setelah menonton film porno. Ilyas Efendi memperkosa gadis cacat mental setelah melihat pemain figuran di Film Warkop. Siswa Pemerkosa Akan Diberhentikan Banjarmasin, BPost Oknum siswa SMK5, Ed (17), warga PM Noor, Jalan Tunas Baru RT80, Banjarmasin Barat yang diduga memperkosa

balita anak tetangganyasebut saja Melati (4) terancam akan diberhentikan. Hal tersebut diungkapkan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaaan SMK 5 Banjarmasin, Robin Hood, Senin (4/3). Dengan adanya kasus ini Ed nantinya akan diberhentikan karena melanggar peraturan sekolah, paparnya. Diakui, Robin, selama ini Ed termasuk siswa yang tidak pernah bermasalah didalam artian tidak pernah berbuat macam-macam seperti membolos atau masalah lainnya. Bahkan paparnya, di dalam administrasi Ed juga tidak pernah lalai seperti membayar SPP dan lainnya. Meski begitu pihak sekolah sangat menyangkan terjadinya kejadian pemerkosaan. Meski diakuinya sebelum tertangkapnya Ed, siswa kelas I-I teknologi pengerjaan mesin ini, pihak aparat ada datang ke sekolah menanyakan keberadaan tersangka. Tetapi karena Ed tidak masuk ke sekolah maka pihaknya tidak dapat menyerahkan Ed. Kami cukup terkejut setelah membaca berita ternyata Ed terlihat kasus pemerkosaan, ungkapnya. Berita itu juga membuat pihak sekolah sangat menyanyangkan serta terpukul. Padahal pengawasan pihak sekolah sudah sangat ketat tapi ungkapnya entahlah di luar sekolah. Terpisah, Humas SMKN 5 Banjarmasin H Haris Fadillah menyatakan ancaman diberhentikannya Ed dari bangku sekolah ini, tentu saja menunggu hasil penyidikan polisi dan vonis pengadilan. Kalau memang terbukti ia telah melakukan tindakan amoral seperti dilansir beberapa media di kota ini, kami dari pihak sekolah akan langsung memberhentikannya, tuturnya. Meski mengakui kalau anak didiknya telah dituduh melakukan tindakan itu, namun Haris berharap agar masyarakat tidak mencap hal tersebut akibat tidak becusnya pendidikan yang mereka lakukan.

Menurutnya, para pendidik di sekolah manapun tentu tidak menginginkan anak didiknya melakukan kesalahan, tapi hal tersebut tentu tidak bisa dihindari. Sebagus-bagusnya sekolah melakukan pendidikan, pasti ada anak didikanya yang melakukan kesalahan, terangnya sambil menambahkan pihaknya telah mendidik para siswanya dengan sebaik-baiknya. Masih menurutnya, kepada para siswa SMKN 5 lainnya, telah pula diminta agar tidak melakukan tindakan yang bisa membuat malu nama sekolah. Seperti dilansir Bpost, diduga akibat terpengaruh tontonan VCD porno, Ed akhirnya memperkosa bocah anak tetangganya, sebut saja Melati (4), Selasa (26/2) lalu. Kelakuan bejat Ed, berstatus siswa SMK 5 Banjarmasin (dulu STM, Red) jurusan mesin itu, baru diketahui orangtua korban secara tak sengaja pada Kamis (28/2).dwi/may http://www.kompas.com/business/news/0109/26/07.htm

JAKARTA, KOMPAS.com Globalisasi informasi ibarat dua sisi mata uang. Ada dampak positif dan ada pula dampak negatifnya. Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Masayu S Hanim, mengingatkan para orangtua untuk memantau tayangan dan informasi yang diakses putra-putrinya sejak anak-anak hingga menginjak usia remaja. Berdasarkan penelitian LIPI pada 2005-2007 di sejumlah kota di Indonesia, menyaksikan atau mengakses konten porno bisa menimbulkan addiction alias ketagihan. Ia memaparkan, dari hasil penelitian di Palembang dan Semarang, sebanyak 51 persen dan 42 persen responden mengaku ketagihan setelah menyaksikan tayangan pornografi. "Kalau untuk anak-anak dan remaja, ini kan bahaya sekali. Apalagi sekarang akses internet yang luas

membuka peluang menikmati tayangan ini menjadi semakin besar. Perlu pantauan orangtua terhadap anak-anaknya," kata Masayu dalam sarasehan "Pornografi Anak" di Gedung LIPI, Jakarta Selatan, Rabu (24/3/2010). Aktivitas yang dilakukan untuk mengakses konten pornografi, di antaranya, dilakukan melalui film atau DVD/VCD porno dan membaca majalah/buku porno yang kemudian mendorong untuk melakukan hubungan seks di luar pernikahan. Selain ketagihan, dampak tayangan pornografi juga akan menimbulkan escalation atau hasrat untuk melakukan tindakan seksual dan membangkitkan kecenderungan untuk melakukan serta meniru. "Kita juga harus kritis terhadap tayangan di televisi. Iklan juga secara tidak sadar ada yang memuat konten pornografi dan terkadang luput dari perhatian kita, tetapi bisa dicontoh oleh anak-anak," katanya. Sementara itu, Kepala Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewo Broto mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk meminimalisasi akses ke situs-situs porno. Orangtua juga bisa melakukan filter sendiri dengan memblok situs-situs yang dinilai membahayakan bagi anak-anaknya. "Bisa diakses di internetsehat.org. Orangtua atau kita bisa memilih, situs-situs apa saja yang akan diblok sehingga tidak bisa diakses anak-anak," ujar Gatot.

ABSTRAK Media merupakan sarana untuk menyampaikan berita dan informasi yang efektif dan efisien kapada masyarakat. Media selain dijadikan pusat informasi oleh masyarakat juga dijadikan sarana hiburan yang murah dan terjangkau, sehingga perlombaan antara pengelola media tak terelakkan, terkadang dilakukan dengan cara-cara tidak terpuji dengan menyajikan gambar maupun film yang mempertontonkan tayangan pornografi. Tayangan pornografi tersebut banyak beredar tidak lepas karena terjadi pro-kontra terhadap batasan pornografi itu sendiri. Tokoh agama menganggap tayangan pornografi sangat merusak moral bangsa, sementara seniman dan

sebagian tokoh agama menganggap sebagai karya seni yang bernilai tinggi. Peraturan perundang-undangan Negara sudah banyak mengatur pembuatan, peredaran dan penggunaan media, baik dalam KUHP maupun Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peraturan ini membatasi terhadap tayangan yang berbau pornografi. Namun ternyata tayangan yang pornografis masih saja banyak dijumpai baik di televisi, VCD, HP dan di internet. Menurut para ulama, sering menonton tayangan pornografi dapat mengurangi kecerdasan, malas, menghilangkan hafalan, dan merusak agama seseorang, selain itu juga pelecehan seksual, pemerkosaan, pembunuhan bahkan perceraian dan juga penyimpangan seksual seperti onani, masturbasi, ketagihan (Voyeurisme) dan homo/lesbian (suka sejenis). Meskipun pornografi dianggap sebagai bentuk penyimpangan, sebagian besar masyarakat menilai buruk, namun ia tetap ada dan bahkan memiliki banyak penggemar. Hal ini dikarenakan banyak orang yang kurang memahami tentang bahaya pornografi, bahkan sebagian masyarakat masih bingung mengenai kriteria dan bentuk-bentuk pornografi. Dalam skripsi ini dijelaskan: pertama, tentang apakah definisi pornografi dan kriterianya? dan kedua, tentang bagaimana pandangan Ulama Maguwoharjo tentang tayangan pornografi? Penulis meneliti permasalahan ini dengan menggunakan pendekatan normative dalam hal ini Hukum Islam. Pornografi adalah gambar, foto, film, video, kaset, pertunjukan, pementasan dan kata-kata yang disajian secara terisoler dengan maksud merangsang nafsu birahi, dan berdasarkan metode yang digunakan terungkap bahwa menurut Ulama Maguwoharjo menonton pornografi ini adalah haram kecuali bagi mereka yang dalam keadaan terpaksa (dlarurat) asalkan tidak berlebihan, seperti membayangkan (fatansi) dengan orang lain selain istrinya dan selama dalam proses penyembuhan, artinya ia harus berobat guna menghilangkan penyakit/kelainan ini. Hasil dari penelitian ini merupakan sebagai bahan pertimbangan dalam menemukan sebuah pemecahan dan menemukan hukum atas permasalahan yang diangkat oleh penulis.

Pornografi (dari bahasa Yunani pornographia secara harafiah tulisan tentang atau gambar tentang pelacur) (kadang kala juga disingkat menjadi "porn," "pr0n," atau "porno") adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual). Pornografi berbeda dari erotika. Dapat dikatakan, pornografi adalah bentuk ekstrem/vulgar dari erotika. Erotika sendiri adalah penjabaran fisik dari konsep-konsep erotisme. Kalangan industri pornografi kerap kali menggunakan istilah erotika dengan motif eufemisme namun mengakibatkan kekacauan pemahaman di kalangan masyarakat umum. Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang

diucapkan dan/atau suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut porno.

Istilah

Dalam pengertian aslinya, pornografi secara harafiah berarti "tulisan tentang pelacur", dari akar kata Yunani klasik dan . ????? mulanya adalah sebuah eufemisme dan secara harafiah berarti '(sesuatu yang) dijual.' Kata ini berkaitan dengan kata kerja ??????? yang artinya menjual. Kata ini berasal dari dari istilah Yunani untuk orang-orang yang mencatat "pornoai", atau pelacur-pelacur terkenal atau yang mempunyai kecakapan tertentu dari Yunani kuno. Pada masa modern, istilah ini diambil oleh para ilmuwan sosial untuk menggambarkan pekerjaan orang-orang seperti Nicholas Restif dan William Acton, yang pada abad ke-18 dan 19 menerbitkan risalat-risalat yang mempelajari pelacuran dan mengajukan usul-usul untuk mengaturnya. Istilah ini tetap digunakan dengan makna ini dalam Oxford English Dictionary hingga 1905. Belakangan istilah digunakan untuk publikasi segala sesuatu yang bersifat seksual, khususnya yang dianggap berselera rendah atau tidak bermoral, apabila pembuatan, penyajian atau konsumsi bahan tersebut dimaksudkan hanya untuk membangkitkan rangsangan seksual. Sekarang istilah ini digunakan untuk merujuk secara seksual segala jenis bahan tertulis maupun grafis. Istilah "pornografi" seringkali mengandung konotasi negatif dan bernilai seni yang rendahan, dibandingkan dengan erotika yang sifatnya lebih terhormat. Istilah eufemistis seperti misalnya film dewasa dan video dewasa biasanya lebih disukai oleh kalangan yang memproduksi materi-materi ini. Meskipun demikian, definisi pornografi sangat subyektif sifatnya. Karya-karya yang umumnya diakui sebagai seni seperti misalnya patung "Daud" karya Michelangelo dianggap porno oleh sebagian pihak. Kadang-kadang orang juga membedakan antara pornografi ringan dengan pornografi berat. Pornografi ringan umumnya merujuk kepada bahan-bahan yang menampilkan ketelanjangan, adegan-adegan yang secara sugestif bersifat seksual, atau menirukan adegan seks, sementara pornografi berat mengandung gambar-gambar alat kelamin dalam keadaan terangsang dan kegiatan seksual termasuk penetrasi. Di dalam industrinya sendiri dilakukan klasifikasi lebih jauh secara informal. Pembedaan-pembedaan ini mungkin tampaknya tidak berarti bagi banyak orang, namun definisi hukum yang tidak pasti dan standar yang berbeda-beda pada penyalurpenyalur yang berbeda pula menyebabkan produser membuat pengambilan gambar dan penyuntingannya dengan cara yang berbeda-beda pula. Mereka pun terlebih dulu mengkonsultasikan film-film mereka dalam versi yang berbeda-beda kepada tim hukum mereka.

Di beberapa wilayah hukum di Amerika penampilan gambar atau film tentang orang yang sedang membuang hajat ikut dimasukkan dalam definisi pornografi (lih. misalnya UndangUndang Kriminal Arizona

ARTIKEL

Pornografi
Bagikan Penulis : RP Borrong Kata pornografi, berasal dari dua kata Yunani, porneia (porneia) yang berarti seksualitas yang tak bermoral atau tak beretika (sexual immorality) atau yang popular disebut sebagai zinah; dan kata ????? grafe yang berarti kitab atau tulisan. Kata kerja porneuw (porneo) berarti melakukan tindakan seksual tak bermoral (berzinah = commit sexual immorality) dan kata benda pornh (porne) berarti perzinahan atau juga prostitusi. Rupanya dalam dunia Yunani kuno, kaum lakilaki yang melakukan perzinahan, maka muncul istilah pornoz yang artinya laki-laki yang melakukan praktik seksual yang tak bermoral. Tidak ada bentuk kata feminin untuk porno. Kata grafh (grafe) pada mulanya diartikan sebagai kitab suci, tetapi kemudian hanya berarti kitab atau tulisan. Ketika kata itu dirangkai dengan kata porno menjadi pornografi, maka yang dimaksudkannya adalah tulisan atau penggambaran tentang seksualitas yang tak bermoral, baik secara tertulis maupun secara lisan. Maka sering anak-anak muda yang mengucapkan kata-kata berbau seks disebut sebagai porno. Dengan sendirinya tulisan yang memakai kata-kata yang bersangkut dengan seksualitas dan memakai gambar-gambar yang memunculkan alat kelamin atau hubungan kelamin adalah pornografi.

Artikel Terkait

8 Dusta Pornografi 6 Kiat Sukses versi Salomo Beda antara Cinta dan Cocok Memahami Perceraian dengan Duka yang Dalam Bangkitlah dan Angkatlah Mukamu Seksualitas yang Seharusnya Bagaimana Allah Menyembuhkan Luka Emosi Kita

Pornografi umumnya dikaitkan dengan tulisan dan penggambaran, karena cara seperti itulah yang paling banyak ditemukan dalam mengekspos masalah seksualitas. Akhir-akhir ini dalam masyarakat kita ada istilah baru yaitu porno aksi. Yang dimaksudkan kiranya adalah penampilan seseorang yang sedikit banyak menonjolkan hal-hal seksual, misalnya gerakan-gerakan yang merangsang atau cara berpakaian minim yang menyingkap sedikit atau banyak bagian-bagian yang terkait dengan alat kelamin, misalnya bagian dari paha. Tetapi tidak semua penonjolan atau penyingkapan itu dapat disebut sebagai porno aksi, sebab di kolam renang misalnya, memang "halal" bagi siapapun untuk berpakaian mini, bahkan memang dengan hanya berbusana bikini (pakaian renang yang hanya menutup alat kelamin). Jadi soal porno aksi itu sangat relatif, tergantung motivasi manusianya. Tulisan ini hanya akan menoroti masalah pornografi, yang akhir-akhir ini cukup ramai diperbincangkan dalam masyarakat, terutama saat-saat seperti sekarang ketika sebagian besar masyarakat kita sedang melaksanakan ibadah puasa. Pornografi diartikan sebagai:

1. tulisan, gambar/rekaman tentang seksualitas yang tidak bermoral,

2. bahan/materi yang menonjolkan seksualitas secara eksplisit terang-terangan dengan maksud utama membangkitkan gairah seksual,

3. tulisan atau gambar yang dimaksudkan untuk membangkitkan nafsu birahi orang yang melihat atau membaca,

4. tulisan atau penggambaran mengenai pelacuran, dan

5. penggambaran hal-hal cabul melalui tulisan, gambar atau tontonan yang bertujuan mengeksploitasi seksualitas.

Kriteria Berdasarkan definisi tersebut, maka kriteria porno dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. sengaja membangkitkan nafsu birahi orang lain,

2. bertujuan merangsang birahi orang lain/khalayak,

3. tidak mengandung nilai (estetika, ilmiah, pendidikan),

4. tidak pantas menurut tata krama dan norma etis masyarakat setempat, dan

5. bersifat mengeksploitasi untuk kepentingan ekonomi, kesenangan pribadi, dan kelompok.

Dari pengertian dan kriteria di atas, dapatlah disebutkan jenis-jenis pornografi yang menonjol akhir-akhir ini yaitu:

1. tulisan berupa majalah, buku, koran dan bentuk tulisan lain-liannya,

2. produk elektronik misalnya kaset video, VCD, DVD, laser disc,

3. gambar-gambar bergerak (misalnya "hard-r"),

4. program TV dan TV cable,

5. cyber-porno melalui internet,

6. audio-porno misalnya berporno melalui telepon yang juga sedang marak diiklankan di koran-koran maupun tabloid akhir-akhir ini. Ternyata bahwa semua jenis ini sangat kental terkait dengan bisnis. Maka dapat dikatakan bahwa pornografi akhir-akhir ini lebih cocok disebut sebagai porno-bisnis atau dagang porno dan bukan sekadar sebagai pornografi.

Karena pornografi terkait dengan bisnis, maka dampaknya bagi masyarakat sangat luas, baik psikologis, sosial, etis maupun teologis. Secara psikologis, pornografi membawa beberapa dampak. Antara lain, timbulnya sikap dan perilaku antisosial. Selain itu kaum pria menjadi lebih agresif terhadap kaum perempuan. Yang lebih parah lagi bahwa manusia pada umumnya menjadi kurang responsif terhadap penderitaan, kekerasan dan tindakan-tindakan perkosaan. Akhirnya, pornografi akan menimbulkan kecenderungan yang lebih tinggi pada penggunaan kekerasan sebagai bagian dari seks. Dampak psikologis ini bisa menghinggapi semua orang, dan dapat pula berjangkit menjadi penyakit psikologis yang parah dan menjadi ancaman yang membawa bencana bagi kemanusiaan. Dilihat dampak sosialnya, dapat disebutkan beberapa contoh, misalnya meningkatnya tindak kriminal di bidang seksual, baik kuantitas maupun jenisnya. Misalnya sekarang kekerasan sodomi mulai menonjol dalam masyarakat, atau semakin meningkatnya kekerasan seksual dalam rumah tangga. Contoh lain ialah eksploitasi seksual untuk kepentingan ekonomi yang semakin marak dan cenderung dianggap sebagai bisnis yang paling menguntungkan. Selain itu, pornografi akan mengakibatkan semakin maraknya patologi sosial seperti misalnya penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Dapat ditambahkan bahwa secara umum pornografi akan merusak masa depan generasi muda sehingga mereka tidak lagi menghargai hakikat seksual, perkawinan dan rumah tangga. Dari segi etika atau moral, pornografi akan merusak tatanan norma-norma dalam masyarakat, merusak keserasian hidup dan keluarga dan masyarakat pada umumnya dan merusak nilai-nilai luhur dalam kehidupan manusia seperti nilai kasih, kesetiaan, cinta, keadilan, dan kejujuran. Nilai-nilai tersebut sangat dibutuhkan masyarakat sehingga tercipta dan terjamin hubungan yang sehat dalam masyarakat. Masyarakat yang sakit dalam nilai-nilai dan norma-norma, akan mengalami kemerosotan kultural dan akhirnya akan runtuh dan khaos. Selain itu, secara rohani dan teologis dapat dikatakan bahwa pornografi akan merusak harkat dan martabat manusia sebagai citra sang Pencipta/Khalik yang telah menciptakan manusia dengan keluhuran seksualitas sebagai alat Pencipta untuk meneruskan generasi manusia dari waktu ke waktu dengan sehat dan terhormat. Dampak Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pornografi membawa dampak sangat buruk bagi kehidupan manusia. Maka tidak bisa lain, harus ada usaha bersama seluruh masyarakat melawan pornografi supaya tidak semakin jauh menjerumuskan kita kepada pengingkaran akan hakikat kita sebagai manusia yang dikaruniai segala sesuatu oleh sang Pencipta, termasuk

seksualitas untuk tugas dan tujuan mulia, yaitu menciptakan generasi manusia secara berkelanjutan dengan keadaan sehat jasmani dan rohani, jiwa dan raga. Pornografi pastilah merusak kehidupan umat manusia pada umumnya, kini dan di masa yang akan datang. Maka sangat diperlukan adanya usaha bersama melawan pornografi secara efisien. Yang pertama-tama, adalah pendidikan seks dalam keluarga dan institusi agama. Bagaimanapun pornografi tidak akan mungkin lagi terbendung. Maka pertahanan yang seharusnya diperkuat, yaitu pendidikan terhadap generasi muda dan orang dewasa supaya pengaruh kuat pornografi tidak menjerumuskan. Kedua, rasanya pemerintah memang harus menertibkan media dan pelaku pornografi melalui konstitusi dan kesadaran produsen. Kiranya media perlu mawas diri supaya tidak mendukung arus pornografi. Usaha lain yang penting adalah pemblokiran cyber-porno melalui kebijakan konstitusi negara, atau usaha pribadi, khususnya keluarga. Cyber-porno merupakan tekanan pornografi yang paling kuat dan paling mudah bagi mereka yang punya saluran internet. Tetapi yang paling penting adalah pengendalian diri konsumen terhadap informasi yang terkait dengan pornografi. Tanpa pengendalian diri ini, upaya konstitusi apapun rasanya taka akan bermanfaat. Akhirnya dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk menyiasati pornografi. Mungkin kita tidak harus menjadi munafik dengan kondisi masyarakat modern yang memang sangat terbuka. Saya kira kita tidak bisa menutup-nutupi kenyataan kuatnya pengaruh pornografi dalam masyarakat kita. Pastilah bukan usaha-usah penghancuran yang menjadi jalan terbaik menyiasati pengaruh pornografi. Yang terutama adalah kesadaran bahwa membiarkan pornografi merusak fisik, jiwa dan rohani kehidupan kita karena mengeksploitasi seksualitas yang seharusnya kita hargai dan muliakan sebagai anugerah yang sangat penting dari sang Pencipta. Sumber: Suara Pembaruan Daily

Pencegahan
Anak-anak adalah mangsa yang paling empuk bagi orang-orang jahat yang ingin menyebarkan materi yang berbau pornografi dan pornoaksi. Untuk itulah diperlukan peran aktif orang tua atau wali dari anak untuk terlibat dalam melakukan sensor serta pengawasan anak. Tidak kalah penting disertai dengan pemberian bimbingan langsung pada anak tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Untuk Menyaring dan Menangkal Pornografi Anak Di Media Cetak : 1. Beri penyuluhan anak dalam perbincangan sehari-hari. 2. Memeriksa dan membaca bacaan anak sebelum membeli.

3. Rajin mencari informasi buku yang baik dan buruk di internet atau media massa serta sumber lainnya. 4. Ajak anak diskusi setelah membaca bacaan yang dibacanya. 5. Periksa kamar anak secara diam-diam secara rutin. 6. Hindari membeli majalah, tabloid dan media cetak lain yang memuat tulisan dan atau foto yang vulgar menantang. 7. Pisahkan mana bacaan yang layak dibaca dan tidak layak dibaca anak-anak. Simpan di tempat yang tidak terjangkau anak kita. 8. Pilih bacaan yang mendidik anak sesuai usia/umur anak, kurangi bacaan yang menghibur seperti komik. Sekian terima kasih, jika ada tambahan silahkan ditambahkan.

You might also like