You are on page 1of 13

B.

Ruang Lingkup PenulisanPenulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang pembangunan daerah tertinggal dengan topik disebutkan diatas bahwa kami tetap pada topic yang telah ditentukan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yaitu MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA namun ruang lingkup dari pada kajian dan penulisan karya tulis ini pada pembangunan daerah tertingggal di papua terhadap rospek pemberdayaan desa di provinsi papua melalui implementasi otonomi khusus bagi papua,maka lingkup kajiannya adalah : 1.Pembangunan Desa di Daerah Tertinggal 2.Provinsi Papua sebagai obyek kajian dari pada penulisankarya tulis. 3.Implementasi pembangunan di PapuaBeberapa lingkup kajian dimaksudkan diatas dapat membantu penulis untuk mempermudah prosespenyusunan karya tulis agar benar-benar memahami sebuah fakta yangnantinya dijadikan sebagai acuan dalam rangka pengembangan konsep ilmiahdan kajiannya terfokus pada sasaran pembangunan. C.Pembatasan Masalah Berdasarkan ruang lingkup dari pada penulisan karya tulis diatas,maka pada bagian ini penulis dapat memberikan pembatasan masalah-masalahyang akan diangkat dalam tulisan ini meliputi: 1.PenyelenggaraanKebijakan Pembangunan Yang tidak Berpihak kepada masyarakatdesa. 2.Implementasi Otonomi Khusus yang selama ini tidak memberi dampakdan manfaat seluas-luasnya bagi pembanguan dan kemajuan desa di Papuasecara menyeluruh. 3.Kehidupan Keterbelakang, Kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan menjadi indicator adanya perencanaan pembangunan bagidesa 4.Masalah-masalah yang telah diabaikan dalam pembangunan bagi rakyatdi papua. D.Sistemtaika PenulisanUntuk mempermudah proses pengakjian danpenulisan karya tulis. Maka sistematikapenulisan ini kami dapat disusundengan sistematika sebagai berikut : BAB.I.PENDAHULUANA. A.Latar-belakang B.Maksud Penulisan C.Tujuan Penulisan D.ManfaatPenulisan E.Identifikasi Masalah BAB.II.RUANG LINGKUP A.JudulPenulisan B.Ruang Lingkup Kajian

C.Pembatasan Masalah D.SistematikaPenulisanE.Pemecahan Masalah BAB.III.POKOK PEMBAHASAN A.Konsep Umum MenujuDesa Tumbuh Sejahtera B.Perencanaan Pembangunan Bagi Desa diPapua C.Kebijakan dan Implementasi Pembangunan D.Gambaran Umum E.OtonomiKhusus dan Tantangan Dalam Pembangunan Desa F.Peningkatan Sumberdaya BAB.IV.ANALISIS KAJIAN A.Analisis Kajian B.Masalah C.StrategiPerencanaan Desa D.Presentasi Implementasi Pembangunan Desa BAB.V. PENUTUP A.Kesimpulan B.Saran-saranE.Pemecahan Masalah BAB.III.KONSEP PEMBANGUNANMENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA A.Konsep Umum Menuju Desa Tumbuh Sejahtera Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagaipilarutama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa,mitigasi bencana, lingkungan hidup.Tata ruang desa :rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tataruang desa melalui konsolidasi lahan. Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun2005.Perekonomian Desa : meningkatkan penghidupan masyarakat danpembangunansarana ekonomi berbasis potensi lokal, pengembangan usahamikro, kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan sumber daya manusia.Sosial Budaya Desa : pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita.Mitigasi bencana : penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana.Lingkungan hidup :penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukan juga terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk

perkebunan,perikanan,kehutanan untuk meminimalisir ketidak seimbangan ekosistem.Desa di papua termasuk dalam wilayah pengembangan yang diarahkan pada kawasan kerajinan kayu/meubel yang termasuk rawan gempa. Secara umum provinsi papua merupakan kawasan yang meliputi kawasan pertanian lahan basah,lahan kering dan peternakan dan Industri. Arah pengembangan / startegi desa di papua khususnya kawasan yang ada di wilayah pantai dan pegunungan dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada.Pengembangan industri kerajinan, pertanian basah, lahan kering dan lainlain.Sesuai dengan Visi pembangunan daerah tertinggal adalah program pemberdayaan desa di papua, Sejahtera, Rukun dengan hingga kepada beberapa dekade. Tanpa perencanaan, pengembangan sumber ekonomi kerakyatan akan mengalami siklus tumbuh maju,dan hanya meninggalkan kesempatankesempatan yang sudah merosot. Apa yang seharusnya dilakukan oleh kelompok masyarakat papua yang ada di desa setelah menyerbu temuan emas tersebut? Ekploitasi sumber daya mineral mungkin dapat berlangsung hingga beberapa dekade. Selama periode ini,sangat penting untuk melakukan investasi yang menciptakan mata pencaharian setelah kandungan tersebut habis dikuras. Tambang Freeportdi Papua adalah suatu studi kasus yang menarik dalam upaya investor swasta dan sektor publik untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan dari suatu usaha kesejahteraan ekonomi. Hutan pada umumnya lebih cepat habis. Sebagai perbandingan, tambang atau kandungan hidrokarbon sebanyak beberapa ratus kilometer persegi dapat menciptakan penghasilan selama bertahun-tahun sebelum habis. Sedangkan, puluhan ribu kilometer persegi hutan dapat dibabat habis dalam jangka waktu satu generasi saja. Antara tahun 1982 hingga 2005, menurut Departemen Kehutanan Indonesia, sekitar 34 juta hektar hutan telah dibabat, dengan kata lain dalam jangka waktu 23 tahun ini, hutan Indonesia ditebangi dengan kecepatan 40 kilometer persegi per hari (kira-kira 30 km2/hari setelah tahun 2000). Hutan pada dasarnya bukan takterbarukan. Saat ini sudah ada teknologi kehutanan berkelanjutan, yang melibatkan eksploitasi selektif, penanaman kembali,dan pengelolaan aktif hutan-hutan yang masih ada. Sayangnya, teknologi kehutanan berdampak rendah semacam itu terkadang disebut kehutanan berpenghasilan rendah, karena untuk jangka pendek, membabat habis hutan akan menciptakan penghasilan bersih yang jauh lebih besar daripada menggunakan teknik-teknik praktek berkelanjutan. Dalam sejarah belakangan ini,sebagian besar eksploitasi hutan ternyata tidak berkelanjutan. Kesalahan perencanaan, penyusunan program, dan pembuatan anggaran yang dipraktekkan saat ini terletak pada pemilihan proyek-proyek dengan tujuan menyebarkannya ke banyak kelompok masyarakat sekaligus, bukanberdasarkan kebutuhan dan permintaan transportasi. Pada pelaksanaannya,ini semakin diperparah karena dana disebarkan untuk membiayai banyak kontrak kecil yang terus bertambah secara bertahap, yang sering merupakan bagian dari rencana yang lebih besar uamg dapat merugikan rakyat.263.Air dan Sanitasi Di Papua pada umumnya air

melimpah, tetapi hanya sedikit rumah tangga yang menikmati fasilitas air pipa,dan tidak ada yang menikmati fasilitas air pipa yang layak diminum.Terbengkalainya pemeliharaan kapasitas terpasang merupakan masalah kronis, dan berhubungan dengan kegagalan menagih biaya penyediaan air kepada pengguna. Separuh dari air yang masuk ke dalam sistem tersebut hilang karena alasan teknis maupun administratif. Namun demikian, biaya untuk merehabilitasi sistemair pipa yang ada maupun untuk perluasan penyediaan air pipa sama sekali bukan merupakan penghalang yang terlalu besar. Investasi pada air bersih relatif berbiaya rendah. Pada tahun 2020 diharapkan penambahan 95.000 sambungan perkotaan dan261.000 sambungan kawasan kawasan desa (109.000 dari jumlahini ada di datarantinggi), dalam rangka mencapai sasaran layanan air minum pipa sebesar 80% untuk perkotaan dan 60% untuk pedesaan. Total biaya untuk itu adalah sekitar US$ 250 juta (Rp 2,5 triliun). Untuklebih jelas memahami biaya tersebut, jumlah ini kurang lebih sama denganbiaya yang disediakan bagi pembangunan desa. yang dibutuhkan untukmembangun 250 kilometer jalan yang bermutu, atau sekitar sepersepuluhdari total transfer yang diterima oleh pemerintah Papua dan dari pusatpada tahun2008. Kondisi infrastruktur sanitasi di Papua sangatmemprihatinkan. Limbah padat dibuang di tempat yang bisa membahayakanair tanah dan kemungkinan besar limbah tersebut akan menyebar setelahhujan deras. Peraturan bangunan mengenai pembuangan limbah tidakditegakkan. Sekarang kotoran tersebut dibuang tanpa diolah sehinggamerembes ke dalam aliran air maupun air tanah, dan menyebarkan penyakitmelalui aliran air tersebut. Di lokasi-lokasi lain, tidak ada layanansanitasi. Investasi pada sanitasi lebih murah daripada investasi padaair bersih. Penyediaan air dan sanitasi harus dikelola dengan lebihbaik. Lebih dramatis bila dibandingkan dengan infrastruktur lainnya,rintangan terhadap peningkatan infrastrukturair dan sanitasi bukanlahbiaya ataupun teknologi.4.TelekomunikasiTelekomunikasi memberikankesempatan untuk melakukan pembangunan dengan cara yang cepat. Investasipada infrastruktur telekomunikasi menawarkan kesempatan untukmeloncatlangsung memasuki beberapa teknologi terbaru di planet ini, yangakanmenghubungkan antara desa,dan daerah perkotaan secara intern maupunke dunia luar dengan lebih baik. Kira-kira separuh dari penduduk yangada di desa sekarang bisa mengakses jaringan telepon genggam, dan cakupannya sudah menjangkau semua pusat pemukiman penduduk desa antara pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakanpembangunan desaguna mendukung Otonomi Khusus. Hal ini penting dilakukanmengingat pemberian Otonomi Khusus harus dievaluasi dan merubah kebijakannya ternyata sampai saat inibelum mampu meningkatkankesejahteraan masayarakat desa menjadi maju.2. Permasalahan Strategikyang Belum TerpecahkanSalah satu alasan masyarakat Papua menuntutkemerdekaan dari Republik Indonesia karena selama puluhan tahun merekadiperlakukan tidak adil oleh Pemerintah Pusat, baik dalam

kehidupanpolitik, ekonomi, hukum, dan hak asasi manusia.Masyarakat Papua merasatidak mendapatkan hak-hak politiknya (politicalrights),tidak mendapatkan persamaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, tidakterlibat langsung dalam proses pembangunan, serta tidak mendapatkankeamanan dan ketentraman. Mereka juga merasa dianggap sebagai warganegara kelas dua, baik dalam proses pembangunan nasional secarakeseluruhan maupun dalam proses pembangunan di daerahnya sendiri.Disinilah pentingnya Wawasan Nusantara dimana segenap komponen bangsaseiring, sejalan, harmoni, dan bersamasama membangun NKRI.Melaluipemahaman Wawasan Nusantara yang komprehensif integral,masyarakat Papua akan tetap menjadi bagian dari NKRI.Demikian pula,hasil pembangunan yang belum memberikan manfaat maksimal bagi masyarakatPapua selama puluhan tahun sangat mengecewakan masyarakat Papua.Ungkapan kekecewaan itu disalurkan dalam bentuk tuntutankemerdekaan ataumemisahkan diri dari NKRI. Masyarakat Papua memiliki kesempatanuntukmenyampaikan aspirasi itu secara terbuka setelah pemerintahan Orde Baru jatuh dan muncul era reformasi. Secara umum, permasalahan strategik ditanah Papua yang belum terpecahkan sampai saat ini, antara lain: a)Belumterbangunnya hubungan sistematik antara Pemerintah pusat, PemerintahDaerah Provinsi Papua dalam menjalankan program otonomi khusus bagipemberdayaan desa/kampung di Papua untuk mewujudkan desa mandiri, maju,dan sejahtera. b)Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa diprovinsi Papuabelum meningkat, akses pelayanan kesehatan dan pendidikanbagi masyarakat desa sukar diperoleh dengan mudah. c)Sumber daya manusiadi desa masih kurang dengan mimimnya anggota masyarakatterdidik. d)Infrastruktur yang tidak memadai sehingga tidak dapatmenunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat desa meningkatmaju. e)Penyelenggaraan Pemerintahan dan Percepatan Pembangunan desabelum berjalan baik. f)Sumber kekayaan alam belum dikelola dandimanfaatkan secara optimal bagisebesar-besarnya kesejahteraanmasyarakat yang ada di desa di Papua. g)Masih adanya gerakan separatisyang akan memisahkan Papua dari NKRI sehingga keutuhan NKRI tetapmenjadi ancaman.3.Perubahan Terhadap Realitas KehidupanBerkembangnyademokrasi; penghormatan terhadap hak asasi manusia; perhatian terhadappeningkatan kesejahteraan, peningkatan ekonomi, pelayanan dasardanpembangunan infrastruktur; serta perhatian terhadap pentingnyapelestarianlingkungan hidup merupakan nilai-nilai universal yang membukapeluang bagi Indonesia menjadi negara yang demokratis yang menjunjungnilai-nilai Hak Asasi manusia, dan meningkatkan kesejahteraan bagirakyat. Bagi masyarakat desa di papua, hal

ini memberikan peluang yangsangat baik bagi peningkatan kesejahteraan, ekonomi, infrastruktur, dan penegakkan HAM. Apalagi, Pemerintah telah mengambil kebijakan OtonomiKhusus bagi Percepatan Pembangunan desa di Papua pendekatan asimetrisdilakukan untukmengakomodasikan perbedaan yang tajam antara Papua dengandaerah lainnya. Denganpendekatan kebijakan itu, kekhususan daerah dapatdiakomodasikan tanpa harus menciptakan separatisme dalam bentukpemisahan diri dari negara Indonesia. Dengandemikian, pendekatandesentralisasi di Papua pada hakikatnya tetap dimaksudkan untuk mencapaitujuan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah itu sendiri.OtonomiKhusus yang diberlakukan bagi Papua pada dasarnya adalah pemberiankewenangan yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah dan rakyat Papua untukmengatur danmengurus dirinya sendiri dalam kerangka NKRI.Secara garisbesar, terdapat empat hal mendasar di dalam Undang-Undang Nomor 21Tahun2001 tentang Penyelenggaraan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua,yaitu: 1.Pengaturan kewenangan antara Pemerintah (Pusat) denganPemerintah Provinsi Papua serta penerapan kewenangan itu di Papua yangdilakukan dengan kekhususan. 2.Pengakuan dan penghormatan hak-hak dasarorang asli Papua serta pemberdayaannya secara strategis danmendasar. 3.Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, denganbercirikan; a.Partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan,pelaksanaan, danpengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan sertapelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama,dan kaum perempuan. b.Pelaksanaan pembangunan yang diarahkansebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli Papua padakhususnya dan penduduk Papua pada umumnya. c.Penyelenggaraan pemerintahandan pelaksanaan pembangunan yang transparandan bertanggung jawab kepada kedudukan, hak, dan kewajiban sebagai warga Negara 4.Bahwa telah lahirkesadaran baru di kalangan masyarakat Papua untuk memperjuangkan secaradamai dan konstitusional pengakuan terhadap hakhak dasar serta adanyatuntutan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelanggaran danperlindungan Hak Asasi manusia penduduk asli Papua. 5.Bahwa perkembangansituasi dan kondisi daerah Irian Jaya, khususnya menyangkut aspirasimasyarakat menghendaki pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papuasebagaimana tertuang dalam Keputusan DPRD Provinsi Irian Jaya Nomor7/DPRD/2000 tanggal 16 Agustus 2000 tentang pengembalian nama Irian Jayamenjadi Papua 6.Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, b, c,d, e, f, g, h, i,j, dan k dipandang perlu memberikan Otonomi Khusus bagiProvinsi Papua yang

ditetapkan dengan undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi.Beberapa instruksi Presiden untukmempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat antara lain: - Pertama. mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas,fungsi,dan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunanProvinsi Papua - Kedua. melakukan pendekatan kebijakan baru bagi ProvinsiPapua dalam hal pembangunan kampong atau desa di papua dengan prioritassebagai berikut: 1.Pemantapan ketahanan pangan dan pengurangankemiskinan 2.Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan 3.Peningkatankualitas pelayanan kesehatan 4.Peningkatan infrastruktur dasar gunameningkatkan aksesibilitas di wilayah terpencil, pedalaman, danperbatasan Negara 5.Perlakuan khusus (affirmative action) bagipengembangan kualitas sumberdaya manusia putra-putri asli Papua. - Ketiga untuk mempercepat pembangunan Desa di Papua diperlukan upaya khususmelalui pembangunan infrastruktur transportasi yang dilaksanakan berdasarkan rencanaaksi yang disusun berdasarkan Rencana IndukPercepatan Pembangunan kampong/desa.Beberapa Skenario Kebijakan 1.Di eraotonomi daerah, Pembangunan Desa sebagai bagian integral daripembangunan nasional, pada hakikatnya adalah upaya terencana untukmeningkatkan kapasitas pemerintahan desa sehingga tercipta suatukemampuan yang andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat desa, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomimasyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuanperekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat. 2.Pembangunan desa dipapua dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturansumber daya yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tatapemerintahan desa yang baik. Pembangunan daerah tertinggal bagi programpemberdayaan desa juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat diseluruh daerahdaerah terpencil sehingga tercipta suatu lingkungan yangmemungkinkan masyarakatuntuk menikmati kualitas kehidupan yang lebihbaik, maju, tenteram, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapatdilakukan masyarakat desa bagi peningkatan harkat, martabat, dan hargadiri, sebagaimana yang diutamakan dalam pembangunan daerah di tanahPapua. 3.Melalui pemberlakuan Otonomi Khusus, diharapkan masyarakat danPemerintah Daerah Provinsi Papua Kabupaten/Kota memiliki kewenangan yangsangat luas. Untuk mengatur segala sesuatu bagi peningkatankesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat berdasarkan

peraturan daerahyang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Otonomi Khusus. Melalui kebijakan Otonomi Khusus, juga diharapkan penyelenggaraankerjasamadibidang ekonomi, perdagangan, investasi, kebudayaan, dan ilmupengetahuan terbuka lebar dengan pihak lain. Sumber keuangan, baikbantuan Otonomi Khusus dari Pemerintah Pusat maupun Pendapatan Asli Daerah akan menjadi lebih besar, termasuk di dalamnya pembagian keuanganmenjadi 80 % untuk daerah berbanding 20 % untuk Pemerintah Pusat 4.Padatataran kebijakan politik, Pemerintah telah memberlakukan kebijakanyangberbeda terhadap pembangunan desa/kampung di Papua dibandingkan denganprovinsi lainnya. Melalui Undang-Undang Otonomi Khusus dan InstruksiPresiden tentang percepatan pembangunan provinsi Papua, maka pemerintahdaerah dan masyarakatdesa harus mengamankan dan menjalankan kebijakanpolitik itu. 5.Keragaman masyarakat dan budaya Indonesia termasuk Papuamerupakan potensi kekayaan yang harus dioptimalkan sehingga terasamanfaatnya. Potensi itu diwujudkan menjadi kekuataan riil sehingga mampumenjawab berbagai tantangan yang ditunjukkan dengan melemahnya ketahananbudaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan nasional. Untuk itu,sinergi segenap komponen bangsa, terutama hubungan antara pemerintahpusat dan pemerintah daerah dalam mendukung program otonomikhusus bagipemberdayaan desa perlu terus dilakukan untuk mewujudkan tjuanpembanguan menuju desa tumbuh sejahtera, mandiri, maju, dansejahtera. 6.Beberapa skenario kebijakan yang dapat dilaksanakan secarasistemik antara pemerintah daerah dan desa antara lain:a.Membangun hubungan sistemikantara Pemerintah desa dan Pemerintah DaerahPapua diperlukan untuk ransparan dan ketidakadilan dalam proses evaluasi kebutuhan danperencanaan anggaran pembangunan desa. Sistem Dukungan Terpadumenargetkan sistem administrasi daerah yang baik untuk menanggulangikemiskinan di desa, dengan menyediakan pelayanan sanitasi, kesehatan,kesejahteraan, dan usaha rakyat dengan mengajak partisipasi aktif masyarakat desa. Masyarakat secara berkelompok menyusun rencana kegiatandengan didampingi fasilitator dan melalui serangkaian peninjauan daribadan pemberdayaan kampung dapat menyusun rencana yang mudah(realistis), jelas, dan berskala kecil untuk diimplementasikan ditingkat desa.Dengan sistem ini, kerjasama antara Pemerintah Daerahdengan masyarakat desa dalam mengalokasi penggunaan sumber daya danpengambilan keputusan tampak lebih jelas. Masyarakat merasa dihargai danmerasa bertanggung jawab atas sebagian biayadan kegiatan dari rencanayang

diajukan oleh kelompoknya di tingkat desa. Partisipasi masyarakatdan keterbukaan Pemerintah Daerah dalam proses penganggaran kegiatanpembangunan terbukti dapat mengefektifkan upaya penanggulangankemiskinan. Upaya penanggulangan kemiskinan dengan menerapkan sistemdukungan terpadu tidak hanya menyangkut aspek pembiayaan kegiatan tetapi juga dapat memperkuat pelembagaan modal social dalam masyarakat desa.Dengan demikian diharapkan berbagai kegiatan pembangunan desa dapatberkelanjutan dan mandiri. Jadi, Sistem Dukungan Terpadu harusdireplikasi oleh Pemerintah Daerah provinsi papua merupakanprogrampemberdayaan masyarakat mandiri, jaminan akan keberlanjutanprogram penanggulangan kemiskinan dalam skema ini adalah terjadinyaperubahan sikap mental para pamong desa, kecamatan dan pejabat Pemerintah Daerah pada tingkat Kabupaten/provinsi untuk selalu membukadialog dan menciptakan mekanisme koordinasi antara pihakyang terkait,termasuk sistem pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penyediaan airbersih bagi kelompok masyarakat desa. B.MasalahBerdasarkan denganpejelasan dari latar belakang dan pembahasan penulisan karya tulis ini,bahwa penulis mengulas tentang pembangunan daerah tertinggaldan programpemberdayaan desa di papua menjadi isu sentral dari berbagaimasalahsosial dalam pembangunan seperti kemiskinan, kebodohan,keterbelakangan dan ketertinggalan masyarakat desa menjadi hal yangperlu diangkat bersama, karena dengan mempertahankan pandangan yangtidak memberi dampak merupakan penghalang dalamproses pembangunan desadapat berjalan secara lamban, hal senada juga disebabkan oleh beberapafenomena mendasar yang berdampak pada kemajuan yang tidak bercerminsesuai tujuan penyelenggaraan pada akhirnya pembangunan bagi desa dipapua tidak mencapai target yang diidamkan oleh masyarakatsepenuhnya.Pada kesempatan ini berdasarkan hasil kajian, maka penulisdapat mengidentifikasikan berbagai masalahmasalah yang harus disikapibersama seluruh komponen masyarakat tentang realita kehidupan masyarakatdesa di papua yang dapat mempengaruhiterjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosil dalam pembangunan selamaini, identifikasi masalah tersebut adalah: 1.Pembangunan Basis EkonomiMasyarakatMeningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, serta tidakadanya tingkat kepedulian terhadap penanggulangan masalah kehidupanrakyat desa diabaikan hingga tidak dapat mengembangkan sektor-sektorusaha ekonomi kerakyatan secara mandiri. 2.Pembangunan Bidang SosialkemasyarakatanMenurunnya kemampuan pemerintah dalam meningkatkanpelayanan sosial dasar ( Pendidikan dan pelatihan ketrampilanmasyarakat, peningkatan terhadap pelayanan

kesehatan dan gizi tidaktangani secara serius, sehingga angka kematian,kurang gizidan penderitapenyakit semakin meningkat. 3.Pembangunan Saran dan Prasarana DesaTerbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar daerah, desadan kabupaten tidak tersedia dan terbangun, sehingga hasil bumi dansumber pengelolaan potensi daerah tidak dapat didistribusikan untukdipasarkan sebagai upaya pendapatan keluarga dan masyarakat.Kapasitas pemerintah desa dalam pengaturan dan pengelolaan infrastrukturpembangunan tidak tersedia sejak dini.Tidak tersedianya kapasitas dan ketersediaan sumber daya tenaga listrik, jaraingan telekomunikasi dan membangun pusat informasi tentangperkembangan desa dan program berkelanjutannya. 4.Pembanguan BidagPengelolan Sumber Daya alamPotensi Daerah dibidang pertanian, kehutanan, perikanan, perkebunan danpeternakan didesa menjadi salah satu potensi desa tidak dapat dikeloladan dikembangkanmelalui proyek-proyek kerja bersama bagi kemajuan daerah.Meningkatnya masalah kelangkaan air bershi dan air minu merencanaan Pembangunan DesaAdapun, dalam perencanaannya, desa berfungsisebagai : a.Penuntun arah kebijakan pembangunan desa b.Minimalisasiketidakkepastian masyarakat dalam pembangunan. c.Minimalisasi inefesiensisumber daya d.Penetapan standard an kualitas pembangunan desa. 3.KegagalamDalam PerencanaanMasalah kegagalan ini menjadi salah satu masalah yangsering terjadi dan membawadampak yang tidak memberi keuntungan bagibanyak orang seperti sebagaimana yangdiharapkannya, penyebab terjadinyakegagalan pada base perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan desa initerjadi akibat factor internal (Kelompok Masyarakat) tidak dapatmeresponi kebijakan pemerintah tentang prospek pembangunan yangdirencanakan, selain tidak tersedianya sumber daya, Tidak membangunakses perhubungan serta ada faktor eksternal juga ikut mempengaruhi,yaitu ; masalah kebijakanpemerintah yang tidak berpihak, dan tidakadanya dukungan financial, semua haldisebutkan diatas menjadi factorterjadinya kegagalan dalam sebuah perencanaan pembanguan desa.Selaindari berbagai persoalan mendasar disebutkan diatas, maka secara umumkegagalam yang terjadi dalam pembangunan yaitu: a.Penyusunan perencanaandesa tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap. b.Metodeperencanaan dan pola pemberdayaan desa belum dikuasai secarabaik. c.Perencanaannya tidak realities sehingga tidak mungkin bisahterlaksana.

d.Pengaruh politik terlalu besar sehinggapertimbangan-pertimbangan teknikperencanaan bagi pembangunan desadiabaikan. e.Perencanaan yang baik, tetapi pelaksanaannya tidak sepertiseharusnya. f. Kegagalan terjai karena tidak ada kaitan perencanaandengan pelaksananya. g.Aparat pelaksana tidak siap atau berkompeten. h.Masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehinggatidak mendukung. i. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata sesuaidengan kondisi danperkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar di daerahtertinggal. j. Tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsaindividu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secarasepenuhnya. 4.Sistem Perencanaan Yang BerhasilDalam proses perencanaanpembangunan desa perlu didoorng oleh beberapa petunjukdasar yang turutmemberi gambaran secara umum pola pembangunan yang menuju sukses adalah: a.Sistem pembangunan yang mendorong berkembangnya mekanisme kemajuandan peran serta masyarakat menjadi daya saing dalam rangka meningkatkankemajuan desa. b.Dalam system perencanaan dan pengembangan desa,selayaknya menetapkan sasaran-sasaran secara garis besar, baik dibidangsosila budaya, ekonomi, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusiasemuanya menjadi isu sentral yang harusdiperjuangkan mencapaikeberhasilan dalam pembangunan. 5.Perencanaan Desa yang idealPerencanaanidelal dimaksud pada bagian ini adalah sebuah fakus perencanaan desayang telah ditetapkan menjadi target berdasarkan pada konsepideologyyang ideal dan fleksibel atas prinsip-prinsip utama yang harusditerapkan bagipembangunan desa menjadi terukur, yaitu: a.PrinsipPartisipatifMasyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaanpembangunan desa, harusturut serta dalam prosesnya. b.PrinsipBerkesinambunganPerencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap, tetapiharus erlanjut sehinggamenjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan dan jangan sampai terjadi kemunduran dankegagalan. c.Prinsip HolistikMasalah dalam perencanaan pembangunan desadi papua tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (Sektor), tetapi harusdilihat dari berbagai aspek dan dalam keutuhan konsep pembangunan desasecara keseluruhan. d.Mengandung Sistem pembangunan yang dapat berkembangmaju, tumbuh sejahtera. e.Pembangunan yang bersifat terbuka dandemokratis.

6.Evaluasi PerencanaanUntuk menilai, proses pencapian darisebuah pembanguan bagi desa, maka perlu mengadakan evaluasi ditingkatdesa, kegiatan evaluasi diselenggarakan dengan maksud: a.Memberikan umpanbalik terhadap berbagai kebijakan, program dan kegiatan b.Menjadikankebijakan, program dan kegiatan untuk mempertanggung jawabkanpenggunaandana publik di tingkat desa. c.Menentukan skala prioritas dan tingkatkemajuan serta mengatasi masalahuntuk mencari alternative dalam rangkamelihat hasilnya. d.Membantu stakeholders belajar lebih banyak mengenaikebijakan program. 7.Monitoring Perencanaan Pembangunan DesaSistemmonitoring dilakukan demi pengawasan dan evaluasi program pembangunandesa tentang kegiatan rutin, mengumpulkan informasi hambatan, tantanganatau masalah melalui pendekatan control sosial dalam pembangunan untukmengukur dan menuntun badan-badan pelaksana. 8.Indikator KinerjaMerupakangambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatukegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, penampilan atauhasil karya, olehkarena itu indikator kinerja desa merupakan bentukpelaksanaan yang multi dimensional sehingga cara mengukurnya sangatbervariasi tergantung pada banyaknya factor, untuk mengukur danmemperjelas tentang Apa (What), Bagaimana (How), Siapa (Who), dan Kapan obyektif, sarana dan prasarana telah terpenuhi dan pelayananpelayanandisektoral lain semakin meningkatdan dapat teratasi berbagaimasalah-masalah yang timbul di kalanan masyarakat. 9.Penataanstrukturisasi kelembagaan desa, sehingga dapat menjalankan fungsipemerintahan desa bagi pembangunan berjalan baik danmenyeluruh. 10.Membanguna system evaluasi an monitoring yang dilakukanguna menilai danmengukur tingkat kinerja desa dalam rangka membagun danmemajukkan desa serta proses kelanjutannya. 11.Transparansi financial danproses pembiayaannya dapat mensukseskan pembangunan dan memberi dampakpositif bagi kemajuan desa.Seluruh komponen bangsa menjadi bagianpenting yang telah melihat dan merasakanterhadap sebuah faktapembangunan desa di papua dilakukan secara tidak adil danmerata selamadalam berpuluhan tahun yang silam, fakta ini menarik perhatian dari kitasemua untuk menoleh kebelakang dan memandang sebuah sejarahketerbelakangan, ketertinggalan, kobodohan dan kemiskinan yang telahmembungkusi kehidupan masyarakat desa di papua selama ini dan haksebagai anak bangsa

telah diabaikan, sehingga menjadi korban dari prosespembangunan itu sendiri, maka pada kesempatanini, mari bersamasamamenyatuhkan vvisi/misi dan persepsi serta mendukung sepenuh dengansegala potensi yang dimilikinya agar ikut berperan serta dalampembangunan dan memberi respon terhadap arah kebijakan pembangunan yangsedang direncanakan bagi kemajuan papua, agar sebuah harapan pembangunandesa pada masa depanmenjadi nyata.B.Saran-saranSesuai dengan penjelasandari pada penutup dan kesimpulan dalam penulisan karya tulis ini dengan sebuah topik MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA guna menunjanglomba penulisan Karya Tulis tingkat Nasinonal yang diselenggarakan olehKementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) , seharusnyakami dapat menyusun secara lengkap dan terinci, namun kami menulisdengan secara garis besar dan penuh kekurangan dari sebuah. Kami sadaribahwa dalam penyusunan Karya Tulis initerdapat berbagai kesalahan dankekurangan dalam bentuk kata, kalimat dalam bentuk tulisan, data maupunfakta penuh kekurangan dari kesempurnaan, untuk itu dimohon kritik,saran (Masukan) dari berbagai pihak demi perbaikan dan kemajuanpembangunan desa di papua kedepan yang lebih maju.Pada kesempatan ini,saran penulis melalui hasil kajian dan penulisan karya tulis inidiharapkan kepada : 1.Pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan masyarakatagar dalam perencanaannya dapat mengarah kepada kebijakan yang bersifatsegera memberi dampak pada percepatan dan pertumbuhan ekonomirakyat. 2.Untuk mempercepat proses pembangunan desa, maka diharapkandukungan danpartisipasi langsung pada program. 3.Mengharapkan kontribusi,ide, daya, dana dan upaya mendukung proses pembangunan bagi desa dapatberjalan sesuai tujuan yang hendak dicapai.Kiranya, Penulis memohonkritik dan saran demi kemajuan, agar secara bersama-sama mendukung program yang berpihak, dan masyarakat dapatmenikmati hasilpembangunan yang dicita-citakan pada masa depan menjadisebuah fakta yang membawa rakyat kepada kemajuan dan perbaikan.Jakarta,09 NovemberPenulisKarya TulisWesley C.MirinDaftar KepustakaanDaftar Lampiran KARYA TULIS ILMIAH PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

You might also like